Oleh :
ATIKA PRISMA YULIANI
PO.71.31.2.23.152
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
jurnal review ini. Ada 5 jurnal yang direview pada makalah ini dengan tema
“Status Gizi dan Sistem Imun”. Jurnal tersebut direview untuk memenuhi tugas
mata kuliah Critical ill. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan. Sebagai penulis, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca serta bermanfaat bagi banyak orang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
A. PENDAHULUAN............................................................................................1
1. Latar belakang...............................................................................................1
2. Tujuan...........................................................................................................2
B. RINGKASAN JURNAL..................................................................................3
C. PEMBAHASAN.............................................................................................14
1. Jurnal 1........................................................................................................14
2. Jurnal 2........................................................................................................16
3. Jurnal 3........................................................................................................17
4. Jurnal 4........................................................................................................17
5. Jurnal 5........................................................................................................19
A. Kesimpulan....................................................................................................21
B. Saran..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
3
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Latar belakang mengenai hubungan antara status gizi dan sistem imun
telah menjadi fokus penelitian yang signifikan dalam bidang kesehatan. Status
gizi yang buruk telah terbukti berdampak negatif pada fungsi sistem kekebalan
tubuh, meningkatkan risiko infeksi, dan mempengaruhi respons terhadap
terapi. Beberapa mekanisme telah diidentifikasi untuk menjelaskan hubungan
antara status gizi dan sistem imun.
Kekurangan nutrien, seperti protein, vitamin, dan mineral, dapat
mengganggu produksi dan fungsi sel-sel imun, termasuk sel-sel pembunuh
alami, sel T, dan sel B. Ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi dan merespons imunoterapi.
Kekurangan gizi dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh,
yang dapat mengganggu fungsi sistem imun. Sebaliknya, peradangan kronis
juga dapat menyebabkan kekurangan gizi dengan mengganggu penyerapan
nutrien dalam usus dan meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh.
Nutrien tertentu, seperti asam lemak omega-3, zinc, dan vitamin D,
telah terbukti memiliki efek modulasi pada fungsi sel-sel imun. Kekurangan
nutrien ini dapat mengurangi respons imun tubuh terhadap infeksi dan
peradangan.
Status gizi yang buruk dapat mempengaruhi keseimbangan mikrobiota
usus, yang memiliki peran penting dalam regulasi sistem kekebalan tubuh.
Perubahan dalam komposisi mikrobiota usus dapat mempengaruhi respon
inflamasi dan imun terhadap infeksi
Dalam konteks terapi kanker, hubungan antara status gizi dan sistem
imun menjadi lebih penting karena pengobatan kanker seringkali
mempengaruhi status gizi pasien dan respons imun terhadap terapi. Oleh
karena itu, memahami interaksi antara status gizi dan sistem imun menjadi
1
kritis dalam merancang strategi pengobatan yang efektif, termasuk
penggunaan terapi imunologi seperti inhibitor checkpoint imun.
2. Tujuan
2
B. RINGKASAN JURNAL
Tahun 2022
3
Link download https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36451615/
DOI 10.1080/08941939.2022.2150337
b. Rangkuman
- Latar belakang
Kanker lambung menempati peringkat kelima sebagai jenis kanker
paling umum, sementara kanker usus besar adalah yang ketiga
paling umum. Kedua jenis kanker ini merupakan penyumbang
signifikan terhadap kematian akibat kanker secara global. Bedah
tetap menjadi perawatan utama untuk kanker GI yang belum
menyebar secara jauh. Selain itu, kemoterapi postoperatif diberikan
kepada pasien dengan kanker GI lokal yang sudah lanjut. Pasien
kanker sering mengalami kekurangan gizi akibat berbagai faktor
seperti asupan nutrisi yang tidak mencukupi akibat anoreksia atau
gejala GI, inflamasi sistemik, dan metabolisme yang terganggu.
Kekurangan gizi pada pasien kanker GI menyebabkan penurunan
berat badan dan massa otot, fungsi kekebalan tubuh yang
terganggu, peningkatan risiko infeksi postoperatif, toksisitas
kemoterapi yang meningkat, penurunan kualitas hidup,
perpanjangan masa tinggal di rumah sakit, dan tingkat kematian
yang lebih tinggi. Memberikan dukungan nutrisi yang tepat kepada
pasien kanker yang kekurangan gizi memiliki banyak manfaat,
termasuk peningkatan asupan energi dan berat badan, penurunan
tingkat kematian, peningkatan survival dan prognosis, dan
penghematan biaya yang terkait dengan manajemen penyakit.
Secara keseluruhan, menangani kekurangan gizi melalui dukungan
nutrisi yang tepat sangat penting untuk meningkatkan hasil dan
4
kualitas hidup pada pasien dengan kanker GI, namun ada
kesenjangan signifikan dalam memastikan bahwa pasien menerima
perawatan nutrisi yang memadai.
- Metode
Pencarian database berasal dari Google Scholar dan PubMed.
Seleksi penykit kanker gastrointestinal dilakukan uji klinis acak
dari 2007 hingga Agustus 2022.
- Kesimpulan
Artikel ini menyoroti pentingnya menangani kekurangan gizi pada
pasien kanker gastrointestinal (GI), karena sering kali dikaitkan
dengan prognosis yang lebih buruk. Terapi nutrisi, yang mencakup
pendekatan seperti konseling, nutrisi enteral dan parenteral, serta
suplemen oral, memainkan peran penting dalam mengelola kondisi
ini. Selain itu, nutrisi peningkat kekebalan seperti glutamin dan
asam lemak omega-3 telah menunjukkan potensi dalam
mengurangi peradangan, komplikasi pascaoperasi, dan
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga berpotensi
memperbaiki hasil pasien. Namun, tinjauan ini juga menekankan
perlunya studi yang lebih lanjut dan dirancang dengan baik untuk
lebih memahami dan mengoptimalkan intervensi nutrisi bagi
pasien kanker GI.
5
2. “Nutritional status as prognostic factor of advanced oesophageal cancer
patients treated with immune checkpoint inhibitors”
a. Identitas Jurnal
Jurnal ini membahas hubungan antara status gizi pasien dengan kanker
esofagus lanjut dan prognosis mereka saat diobati dengan inhibitor
pengecekan kekebalan tubuh
Tahun 2024
Penulis Ning Chen, Ying Yu, Wanji Shen, Xiaoling Xu, Yun
Fan
DOI 10.1016/j.clnu.2023.11.030
6
reviewer
b. Rangkuman
- Latar belakang
Kanker esofagus menempati peringkat ketujuh dalam hal insiden
dan peringkat keenam dalam hal mortalitas secara global, menurut
data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari tahun 2020.
Kemunculan ICIs telah memperluas pilihan terapi dan
meningkatkan progonosis bagi pasien EC yang sudah lanjut.
Meskipun imunoterapi telah direkomendasikan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk pengobatan EC yang
sudah lanjut, tantangan masih ada dalam mengidentifikasi pasien
yang akan mendapat manfaat darinya. Status gizi memainkan peran
yang signifikan dalam toleransi terhadap pengobatan dan
perkembangan kanker. Sebagian besar pasien EC mengalami
kekurangan gizi karena berbagai faktor seperti disfagia,
peningkatan kebutuhan metabolik, atau asimilasi nutrisi yang tidak
memadai. Indikator umum dari status gizi meliputi BMI,
hemoglobin (Hb), albumin (ALB), indeks gizi prognostik (PNI),
prealbumin (PAB), transferrin (TRF), dan skor NRS2002.
- Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi relevansi berbagai
indikator terkait gizi terhadap respons terapeutik dan hasil
kelangsungan hidup pada pasien EC yang sudah lanjut yang
menjalani terapi ICI.
- Metode penelitian
Metode yang digunakan adalah pasien yang masuk kritera skrining,
pengumpulan data, dan analisis statistik.
- Hasil
7
Hasil dari penelitian ini dapat memprediksi respons terapeutik dan
prognosis pasien dengan keganasan yang menerima imunoterapi
antitumor, dengan biaya yang lebih rendah dan kerusakan yang
lebih sedikit. Pasien yang kurang gizi dengan obstruksi esofagus
yang tidak lengkap atau tidak ada dapat meningkatkan status gizi
dengan meningkatkan asupan makanan cair atau makanan yang
mudah dihancurkan, disertai dengan latihan yang tepat. Ketika
asupan nutrisi melalui makanan tidak mencukupi, suplemen nutrisi
oral dapat digunakan sebagai terapi nutrisi tambahan. Pasien yang
kurang gizi dengan obstruksi esofagus lengkap tetapi masih
memiliki fungsi saluran cerna di saluran cerna dapat menerima EN
melalui gastrostomi endoskopis perkutan atau jejunostomi. Untuk
pasien dengan kegagalan saluran cerna, nutrisi parenteral, yang
diberikan melalui kateter, harus dipertimbangkan terlebih dahulu.
- Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi sebelum pengobatan
berkaitan dengan respons terapeutik dan hasil kelangsungan hidup
pada pasien kanker rahim lanjut yang menjalani pengobatan ICI.
Tingkat sebelum pengobatan dari Hb, BMI, ALB, PAB, TRF, dan
PNI sebagian berkaitan dengan kelangsungan hidup.
8
3. “Nutritional Therapy in Gastrointestinal Cancer”
a. Identitas Jurnal
Jurnal
Tahun 2018
DOI 10.1016/j.gtc.2017.09.009
9
Tanggal 15 Januari 2024
reviewer
b. Rangkuman
Malnutrisi adalah gangguan gizi yang paling sering terjadi pada pasien
dengan kanker saluran pencernaan dan berhubungan dengan sindrom
kakeksia, memperburuk prognosis, dan tingkat kelangsungan hidup yang
lebih pendek. Skrining, penilaian, dan intervensi gizi yang dini mampu
mengubah evolusi klinis pasien yang terkena secara menguntungkan.
Pemenuhan kebutuhan gizi yang memadai telah dikaitkan dengan
peningkatan status imunologis, serta menghindari komplikasi lebih lanjut
yang terkait dengan status gizi yang buruk, pengobatan bedah, dan terapi
antikanker. Pada pasien yang mengalami malnutrisi, suplementasi
imunonutrisi perioperatif mungkin berkontribusi pada jumlah komplikasi
infeksi dan noninfeksi yang lebih sedikit, lama tinggal di rumah sakit yang
lebih singkat, dan penyembuhan luka yang lebih baik.
Tahun 2023
10
Yudong Qiu, danYan Chen
Link https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
download PMC10108524/
DOI 10.1186/s12885-023-10820-7
b. Rangkuman
11
5. “The Differential Roles of Zinc in Immune Responses and Their Potential
Implications in Antiviral Immunity Against SARS-Cov-2”
a. Identitas Jurnal
12
Nama Clinical Nutrition and Metabolism
Jurnal
Tahun 2021
Link https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7837106/
download
DOI 10.1016/j.clnu.2020.12.005
b. Rangkuman
13
SARS-CoV-2/COVID-19 mungkin menunjukkan penurunan total jumlah
leukosit dan limfositopenia. Suplementasi zinc memiliki potensi untuk
menekan respons imun dan hanya boleh diberikan secara terkontrol.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa konsentrasi zinc aspartat yang
tinggi dapat menghambat aktivasi sel T manusia dan mencetuskan fungsi
sel T dalam vitro. Efek ini dapat digunakan secara terapeutik untuk
mengobati penyakit autoimun. Penerapan terapeutik zinc aspartat secara
intraperitoneal atau oral mampu secara signifikan mengurangi keparahan
gejala klinis eksperimental ensefalomi.
C. PEMBAHASAN
14
1. Jurnal 1
Judul: Tinjauan Naratif Terapi Nutrisi untuk Pasien Kanker Gastrointestinal yang
Menjalani Operasi
Hasil dan pembahasan: Konten tinjauan ini komprehensif dan terstruktur dengan
baik, mencakup berbagai aspek terapi nutrisi untuk pasien kanker gastrointestinal
pasca-operasi. Membahas kebutuhan nutrisi spesifik dari pasien-pasien ini,
termasuk faktor-faktor seperti malnutrisi, gejala gastrointestinal, dan perubahan
metabolisme. Tinjauan ini juga membahas berbagai intervensi nutrisi yang
berbeda, termasuk suplemen oral, nutrisi enteral, dan nutrisi parenteral,
memberikan wawasan tentang efektivitas dan pertimbangan praktisnya.
Penulis menyertakan studi-studi yang relevan dan bukti klinis untuk mendukung
argumen mereka, meningkatkan kredibilitas tinjauan ini. Mereka membahas peran
berbagai nutrisi, seperti protein, asam lemak omega-3, dan vitamin, dalam
mempromosikan pemulihan dan mengurangi komplikasi. Selain itu, tinjauan ini
mengatasi pentingnya rencana nutrisi yang dipersonalisasi yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu pasien dan menekankan pendekatan multidisiplin yang
diperlukan untuk perawatan optimal pasien.
15
Secara keseluruhan, artikel ini informatif, menggugah pikiran, dan relevan bagi
para profesional kesehatan yang terlibat dalam manajemen pasien kanker
gastrointestinal.
Artikel ini ditulis dengan baik dan terorganisir dengan baik, dengan judul dan
subjudul yang jelas yang memandu pembaca melalui konten. Bahasa yang
digunakan sesuai dengan audiens target.. Penulis dengan efektif merangkum poin-
poin kunci dan memberikan penjelasan yang jelas tentang konsep-konsep
kompleks, meningkatkan ketajaman tinjauan ini.
2. Jurnal 2
16
Judul "Status gizi sebagai faktor prognostik pada pasien kanker esofagus lanjut
yang diobati dengan inhibitor pengecekan kekebalan tubuh".
Penelitian ini menjelaskan hubungan antara status gizi pasien dengan kanker
esofagus lanjut dan prognosis mereka saat diobati dengan inhibitor pengecekan
kekebalan tubuh.
Pada isi dan pembahasan mengenai status gizi pada pasien kanker esofagus yang
membahas tentang pentingnya status gizi pada pasien kanker, faktor-faktor yang
memengaruhi status gizi pada kanker esofagus stadium lanjut, dan penelitian
sebelumnya tentang status gizi dan prognosis pada pasien kanker
Status gizi sebagai faktor prognostik dimana penelitian ini menyelidiki dampak
status gizi pada prognosis pasien kanker esofagus, diskusi tentang mekanisme
potensial yang menghubungkan status gizi dengan hasil pengobatan
Implikasi klinis dan arah masa depan yang membahas mengenai pertimbangan
untuk menilai dan mengatasi status gizi pada pasien kanker esofagus yang
menerima inhibitor pengecekan kekebalan tubuh, area untuk penelitian masa
depan dan intervensi potensial untuk meningkatkan hasil pasien
Kesimpulan
17
Ringkasan temuan kunci mengenai hubungan antara status gizi dan prognosis
pada pasien kanker esofagus lanjut yang diobati dengan inhibitor pengecekan
kekebalan tubuh.
3. Jurnal 3
Tulisan ini adalah sebuah review yang mengkaji literatur terkini tentang peran
terapi gizi dalam manajemen kanker saluran pencernaan.
Penelitian yang disajikan dalam jurnal ini menggali berbagai aspek terapi gizi,
mulai dari skrining gizi, penilaian status gizi, hingga intervensi nutrisi selama
periode pengobatan dan perawatan paliatif. Tinjauan ini menyoroti pentingnya
pendekatan holistik dalam manajemen kanker saluran pencernaan, yang meliputi
peran terapi gizi dalam meningkatkan toleransi terhadap pengobatan
konvensional, mengurangi komplikasi pascaoperatif, dan memperbaiki kualitas
hidup pasien.
Selain itu, penelitian ini menekankan perlunya penerapan strategi nutrisi yang
inovatif, termasuk penggunaan imunonutrisi, untuk memperkuat sistem kekebalan
tubuh pasien dan mengoptimalkan respons terhadap pengobatan. Pemahaman
yang lebih baik tentang interaksi antara gizi dan kanker saluran pencernaan dapat
membantu mengarahkan praktik klinis yang lebih efektif dan memperbaiki hasil
bagi pasien.
4. Jurnal 4
18
Metode:Pencarian komprehensif basis data elektronik termasuk PubMed,
MEDLINE, dan Perpustakaan Cochrane dilakukan untuk mengidentifikasi studi-
studi relevan yang diterbitkan antara Januari 2000 dan Desember 2023. Studi-
studi yang menyelidiki dampak dukungan imunonutrisi terhadap hasil prognosis
seperti mortalitas, lama tinggal di rumah sakit, tingkat infeksi, dan komplikasi
dimasukkan. Ekstraksi data dan sintesis dilakukan untuk merangkum temuan-
temuan dari studi-studi yang dimasukkan.
19
Kesimpulan: Dukungan imunonutrisi tampaknya memiliki dampak positif
terhadap hasil prognosis pada pasien, termasuk penurunan mortalitas, tingkat
infeksi, dan lama tinggal di rumah sakit. Namun, bukti-bukti tersebut heterogen,
dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penggunaan imunonutrisi
yang optimal dalam praktik klinis.
5. Jurnal 5
Judul : Peran Berbeda Zinc dalam Respon Imun dan Implikasi Potensialnya dalam
Kekebalan Antivirus terhadap SARS-CoV-2
Abstrak:
Sejak pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, peran zinc
dalam sistem kekebalan tubuh telah menjadi fokus penelitian yang semakin
meningkat. Tulisan ini merupakan sebuah artikel yang mengkaji peran zinc dalam
merangsang respon imun serta implikasi potensialnya dalam melawan infeksi
virus, terutama dalam konteks kekebalan antivirus terhadap SARS-CoV-2.
Artikel ini mengulas secara mendalam tentang mekanisme kerja zinc dalam
meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi virus, serta potensinya dalam
meningkatkan efektivitas vaksinasi dan pengobatan antivirus. Dalam konteks
pandemi COVID-19, pemahaman yang lebih baik tentang peran zinc dalam
respons kekebalan tubuh dapat membantu mengembangkan strategi pencegahan
dan pengobatan yang lebih efektif.
Kesimpulan:
20
Zinc memainkan peran penting dalam merangsang respon kekebalan tubuh
terhadap infeksi virus, termasuk SARS-CoV-2. Tinjauan ini menyoroti pentingnya
penelitian lanjutan untuk lebih memahami mekanisme kerja zinc dalam melawan
virus, serta potensinya dalam mengembangkan strategi pencegahan dan
pengobatan yang baru dalam menghadapi pandemi COVID-19.
21
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil review jurnal yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
status gizi dan sistem imun mempunyai hubungan yang erat. Semakin baik status
gizi nya maka akan semakin baik pula imunitas tubuh seseorang.
Mempertahankan status gizi yang baik melalui pola makan seimbang dan nutrisi
yang memadai dapat membantu mendukung fungsi imun yang optimal dan
mengurangi risiko terhadap berbagai penyakit dan infeksi. Di setiap artikel jurnal
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
B. Saran
Jurnal ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti maupun pembaca yang ingin
melakukan penelitian mengenai status gizi dan sistem imun
22
DAFTAR PUSTAKA
23