Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

REVIEW JOURNAL : STATUS GIZI DAN SISTEM IMUN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Imunologi

Oleh :
ATIKA PRISMA YULIANI
PO.71.31.2.23.152

Dosen Mata Kuliah :


AFRIYANA SIREGAR, S.Gz, M. Biomed
NIP. 198304182006042001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMB KO ANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
jurnal review ini. Ada 5 jurnal yang direview pada makalah ini dengan tema
“Status Gizi dan Sistem Imun”. Jurnal tersebut direview untuk memenuhi tugas
mata kuliah Critical ill. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan. Sebagai penulis, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca serta bermanfaat bagi banyak orang.

Palembang, 15 Februari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

A. PENDAHULUAN............................................................................................1

1. Latar belakang...............................................................................................1

2. Tujuan...........................................................................................................2

B. RINGKASAN JURNAL..................................................................................3

C. PEMBAHASAN.............................................................................................14

1. Jurnal 1........................................................................................................14

2. Jurnal 2........................................................................................................16

3. Jurnal 3........................................................................................................17

4. Jurnal 4........................................................................................................17

5. Jurnal 5........................................................................................................19

D. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................21

A. Kesimpulan....................................................................................................21

B. Saran..............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

3
A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Latar belakang mengenai hubungan antara status gizi dan sistem imun
telah menjadi fokus penelitian yang signifikan dalam bidang kesehatan. Status
gizi yang buruk telah terbukti berdampak negatif pada fungsi sistem kekebalan
tubuh, meningkatkan risiko infeksi, dan mempengaruhi respons terhadap
terapi. Beberapa mekanisme telah diidentifikasi untuk menjelaskan hubungan
antara status gizi dan sistem imun.
Kekurangan nutrien, seperti protein, vitamin, dan mineral, dapat
mengganggu produksi dan fungsi sel-sel imun, termasuk sel-sel pembunuh
alami, sel T, dan sel B. Ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi dan merespons imunoterapi.
Kekurangan gizi dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh,
yang dapat mengganggu fungsi sistem imun. Sebaliknya, peradangan kronis
juga dapat menyebabkan kekurangan gizi dengan mengganggu penyerapan
nutrien dalam usus dan meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh.
Nutrien tertentu, seperti asam lemak omega-3, zinc, dan vitamin D,
telah terbukti memiliki efek modulasi pada fungsi sel-sel imun. Kekurangan
nutrien ini dapat mengurangi respons imun tubuh terhadap infeksi dan
peradangan.
Status gizi yang buruk dapat mempengaruhi keseimbangan mikrobiota
usus, yang memiliki peran penting dalam regulasi sistem kekebalan tubuh.
Perubahan dalam komposisi mikrobiota usus dapat mempengaruhi respon
inflamasi dan imun terhadap infeksi
Dalam konteks terapi kanker, hubungan antara status gizi dan sistem
imun menjadi lebih penting karena pengobatan kanker seringkali
mempengaruhi status gizi pasien dan respons imun terhadap terapi. Oleh
karena itu, memahami interaksi antara status gizi dan sistem imun menjadi

1
kritis dalam merancang strategi pengobatan yang efektif, termasuk
penggunaan terapi imunologi seperti inhibitor checkpoint imun.

2. Tujuan

Tujuan dalam review jurnal ini adalah :


a. Sebagai sumber referensi penulis dalam menambah wawasan
b. Untuk memberikan gambaran bagi penulis mengenai hubungan status
gizi dan sistem imun

2
B. RINGKASAN JURNAL

1. “ A Narrative Review of Nutritional Therapy for Gastrointestinal Cancer


Patiens Underwent Surgery”
a. Identitas jurnal :
Jurnal ini membahas terapi gizi untuk pasien kanker gastrointestinal yang
menjalani operasi. Dalam jenis penelitian ini, penulis mungkin melakukan
tinjauan terhadap literatur yang ada tentang topik tersebut dan menyajikan
informasi secara naratif, tanpa melakukan analisis statistik formal seperti
yang dilakukan dalam meta-analisis atau studi klinis.
Jurnal ini menggabungkan informasi dari berbagai sumber untuk
menyajikan gambaran yang komprehensif tentang terapi gizi untuk pasien
kanker gastrointestinal yang telah menjalani operasi. Hal ini mencakup
informasi tentang jenis diet yang dianjurkan, suplemen nutrisi, serta
strategi nutrisi lainnya yang dapat membantu pemulihan pasien dan
memperbaiki kualitas hidup mereka.

Judul A Narrative Review of Nutritional Therapy for


Gastrointestinal Cancer Patiens Underwent
Surgery

Nama Jurnal National Library of Medicine

Volume dan 36 dan 1


halaman

Tahun 2022

Penulis Yujie Zhang, Jinglin Zhang, Lili Zhu, Jiaqi Hao,


Fengjun He, Tao Xu, Rui Wang, Wen Zhuang &
Mojin Wang

3
Link download https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36451615/

DOI 10.1080/08941939.2022.2150337

Reviewer Atika Prisma Yuliani

Tanggal reviewer 15 Januari 2024

b. Rangkuman
- Latar belakang
Kanker lambung menempati peringkat kelima sebagai jenis kanker
paling umum, sementara kanker usus besar adalah yang ketiga
paling umum. Kedua jenis kanker ini merupakan penyumbang
signifikan terhadap kematian akibat kanker secara global. Bedah
tetap menjadi perawatan utama untuk kanker GI yang belum
menyebar secara jauh. Selain itu, kemoterapi postoperatif diberikan
kepada pasien dengan kanker GI lokal yang sudah lanjut. Pasien
kanker sering mengalami kekurangan gizi akibat berbagai faktor
seperti asupan nutrisi yang tidak mencukupi akibat anoreksia atau
gejala GI, inflamasi sistemik, dan metabolisme yang terganggu.
Kekurangan gizi pada pasien kanker GI menyebabkan penurunan
berat badan dan massa otot, fungsi kekebalan tubuh yang
terganggu, peningkatan risiko infeksi postoperatif, toksisitas
kemoterapi yang meningkat, penurunan kualitas hidup,
perpanjangan masa tinggal di rumah sakit, dan tingkat kematian
yang lebih tinggi. Memberikan dukungan nutrisi yang tepat kepada
pasien kanker yang kekurangan gizi memiliki banyak manfaat,
termasuk peningkatan asupan energi dan berat badan, penurunan
tingkat kematian, peningkatan survival dan prognosis, dan
penghematan biaya yang terkait dengan manajemen penyakit.
Secara keseluruhan, menangani kekurangan gizi melalui dukungan
nutrisi yang tepat sangat penting untuk meningkatkan hasil dan

4
kualitas hidup pada pasien dengan kanker GI, namun ada
kesenjangan signifikan dalam memastikan bahwa pasien menerima
perawatan nutrisi yang memadai.
- Metode
Pencarian database berasal dari Google Scholar dan PubMed.
Seleksi penykit kanker gastrointestinal dilakukan uji klinis acak
dari 2007 hingga Agustus 2022.
- Kesimpulan
Artikel ini menyoroti pentingnya menangani kekurangan gizi pada
pasien kanker gastrointestinal (GI), karena sering kali dikaitkan
dengan prognosis yang lebih buruk. Terapi nutrisi, yang mencakup
pendekatan seperti konseling, nutrisi enteral dan parenteral, serta
suplemen oral, memainkan peran penting dalam mengelola kondisi
ini. Selain itu, nutrisi peningkat kekebalan seperti glutamin dan
asam lemak omega-3 telah menunjukkan potensi dalam
mengurangi peradangan, komplikasi pascaoperasi, dan
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga berpotensi
memperbaiki hasil pasien. Namun, tinjauan ini juga menekankan
perlunya studi yang lebih lanjut dan dirancang dengan baik untuk
lebih memahami dan mengoptimalkan intervensi nutrisi bagi
pasien kanker GI.

5
2. “Nutritional status as prognostic factor of advanced oesophageal cancer
patients treated with immune checkpoint inhibitors”
a. Identitas Jurnal

Jurnal ini membahas hubungan antara status gizi pasien dengan kanker
esofagus lanjut dan prognosis mereka saat diobati dengan inhibitor
pengecekan kekebalan tubuh

Judul Nutritional status as prognostic factor of advanced


oesophageal cancer patients treated with immune
checkpoint inhibitors

Nama Jurnal Clinical Nutrition Journal

Volume dan 43(1) dan 142-153


halaman

Tahun 2024

Penulis Ning Chen, Ying Yu, Wanji Shen, Xiaoling Xu, Yun
Fan

Link download https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38043419/

DOI 10.1016/j.clnu.2023.11.030

Reviewer Atika Prisma Yuliani

Tanggal 15 Januari 2024

6
reviewer

b. Rangkuman
- Latar belakang
Kanker esofagus menempati peringkat ketujuh dalam hal insiden
dan peringkat keenam dalam hal mortalitas secara global, menurut
data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari tahun 2020.
Kemunculan ICIs telah memperluas pilihan terapi dan
meningkatkan progonosis bagi pasien EC yang sudah lanjut.
Meskipun imunoterapi telah direkomendasikan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk pengobatan EC yang
sudah lanjut, tantangan masih ada dalam mengidentifikasi pasien
yang akan mendapat manfaat darinya. Status gizi memainkan peran
yang signifikan dalam toleransi terhadap pengobatan dan
perkembangan kanker. Sebagian besar pasien EC mengalami
kekurangan gizi karena berbagai faktor seperti disfagia,
peningkatan kebutuhan metabolik, atau asimilasi nutrisi yang tidak
memadai. Indikator umum dari status gizi meliputi BMI,
hemoglobin (Hb), albumin (ALB), indeks gizi prognostik (PNI),
prealbumin (PAB), transferrin (TRF), dan skor NRS2002.
- Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi relevansi berbagai
indikator terkait gizi terhadap respons terapeutik dan hasil
kelangsungan hidup pada pasien EC yang sudah lanjut yang
menjalani terapi ICI.
- Metode penelitian
Metode yang digunakan adalah pasien yang masuk kritera skrining,
pengumpulan data, dan analisis statistik.
- Hasil

7
Hasil dari penelitian ini dapat memprediksi respons terapeutik dan
prognosis pasien dengan keganasan yang menerima imunoterapi
antitumor, dengan biaya yang lebih rendah dan kerusakan yang
lebih sedikit. Pasien yang kurang gizi dengan obstruksi esofagus
yang tidak lengkap atau tidak ada dapat meningkatkan status gizi
dengan meningkatkan asupan makanan cair atau makanan yang
mudah dihancurkan, disertai dengan latihan yang tepat. Ketika
asupan nutrisi melalui makanan tidak mencukupi, suplemen nutrisi
oral dapat digunakan sebagai terapi nutrisi tambahan. Pasien yang
kurang gizi dengan obstruksi esofagus lengkap tetapi masih
memiliki fungsi saluran cerna di saluran cerna dapat menerima EN
melalui gastrostomi endoskopis perkutan atau jejunostomi. Untuk
pasien dengan kegagalan saluran cerna, nutrisi parenteral, yang
diberikan melalui kateter, harus dipertimbangkan terlebih dahulu.
- Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi sebelum pengobatan
berkaitan dengan respons terapeutik dan hasil kelangsungan hidup
pada pasien kanker rahim lanjut yang menjalani pengobatan ICI.
Tingkat sebelum pengobatan dari Hb, BMI, ALB, PAB, TRF, dan
PNI sebagian berkaitan dengan kelangsungan hidup.

8
3. “Nutritional Therapy in Gastrointestinal Cancer”
a. Identitas Jurnal

Jurnal

Judul Nutritional Therapy in Gastrointestinal Cancer

Nama Jurnal Gastroenterol Clin North Am Journal

Volume dan 47(1) dan 231-242


halaman

Tahun 2018

Penulis Priscila Garla, Dan Linetzky Waitzberg, Alweyd


Tesser

Link download https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29413016/

DOI 10.1016/j.gtc.2017.09.009

Reviewer Atika Prisma Yuliani

9
Tanggal 15 Januari 2024
reviewer

b. Rangkuman

Malnutrisi adalah gangguan gizi yang paling sering terjadi pada pasien
dengan kanker saluran pencernaan dan berhubungan dengan sindrom
kakeksia, memperburuk prognosis, dan tingkat kelangsungan hidup yang
lebih pendek. Skrining, penilaian, dan intervensi gizi yang dini mampu
mengubah evolusi klinis pasien yang terkena secara menguntungkan.
Pemenuhan kebutuhan gizi yang memadai telah dikaitkan dengan
peningkatan status imunologis, serta menghindari komplikasi lebih lanjut
yang terkait dengan status gizi yang buruk, pengobatan bedah, dan terapi
antikanker. Pada pasien yang mengalami malnutrisi, suplementasi
imunonutrisi perioperatif mungkin berkontribusi pada jumlah komplikasi
infeksi dan noninfeksi yang lebih sedikit, lama tinggal di rumah sakit yang
lebih singkat, dan penyembuhan luka yang lebih baik.

4. “THE EFFECT OF IMMUNONUTRITION SUPPORT ON THE


PROGNOSTIC”
a. Identitas Jurnal

Judul The Effect Of Immunonutrition Support On The


Prognostic

Nama BMC CANCER JOURNAL


Jurnal

Volume 23 dan 352


dan
halaman

Tahun 2023

Penulis Yinyin Fan, Nianxing Li, Jing Zhang, Qiaomei Fu,

10
Yudong Qiu, danYan Chen

Link https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
download PMC10108524/

DOI 10.1186/s12885-023-10820-7

Reviewer Atika Prisma Yuliani

Tanggal 15 Januari 2024


reviewer

b. Rangkuman

L3, dan perangkat lunak SliceOmatic® digunakan. Kami mengevaluasi


area otot rangka (SMA), indeks otot (SMI), radiodensitas otot (SMD),
jaringan adiposa visceral (VAT), dan jaringan adiposa subkutan (SAT).
Pasien-pasien dibagi berdasarkan lokasi (kolon vs rektum) dan tahap (I-III
vs IV). Hasil: Sampai saat ini, total 436 pasien dievaluasi (61.5 tahun, 50%
pria, BMI rata-rata 24.1 kg/m2, 61% dengan penyakit di lokasi kolon, dan
23.9% tahap IV). Tidak ada perbedaan signifikan dalam parameter BC
pada pasien-pasien berdasarkan lokasi (SMI 45.4 dan 46.6 cm2/m2, p =
0.151; VAT 102.6 dan 91.8, p = 0.073 untuk kolon dan rektum secara
berturut-turut) atau tahap penyakit (SMI 46.0 dan 45.5 cm2/m2, p = 0.477;
VAT 100.1 dan 95.0, p = 0.355 untuk tanpa dan dengan metastasis secara
berturut-turut). Kesimpulan: Meskipun tidak ada perbedaan statistik yang
diamati dalam variabel yang dianalisis, diperlukan studi dengan populasi
yang lebih besar untuk mengkonfirmasi temuan ini. Pengungkapan Minat:
Tidak ada yang dinyatakan.

11
5. “The Differential Roles of Zinc in Immune Responses and Their Potential
Implications in Antiviral Immunity Against SARS-Cov-2”
a. Identitas Jurnal

Judul The Differential Roles of Zinc in Immune Responses and


Their Potential Implications in Antiviral Immunity
Against SARS-Cov-2

12
Nama Clinical Nutrition and Metabolism
Jurnal

Volume 40 dan 652


dan
halaman

Tahun 2021

Penulis Dirk Reinhold, Stefan Brocke

Link https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7837106/
download

DOI 10.1016/j.clnu.2020.12.005

Reviewer Atika Prisma Yuliani

Tanggal 15 Januari 2024


reviewer

b. Rangkuman

Penelitian ini menekankan pentingnya pencegahan dan pengobatan


defisiensi mikronutrien dalam manajemen gizi individu dengan infeksi
SARS-CoV-2. Mereka menyoroti bahwa tidak ada bukti yang menegaskan
penggunaan rutin atau empiris dosis suprafisiologis atau supraterapeutik
mikronutrien dapat mencegah atau meningkatkan hasil klinis COVID-19.
Zinc dianggap sebagai agen yang dapat melawan infeksi, meningkatkan
respons imun yang spesifik terhadap virus. Defisiensi zinc disertai dengan
tingkat infeksi yang lebih tinggi oleh berbagai virus, termasuk virus pilek
biasa, HSV, HCV, dan HIV. Suplementasi zinc terapeutik telah terbukti
mengompensasi defisiensi zinc dan menurunkan tingkat infeksi. Zinc
sangat esensial untuk kekebalan tubuh, oleh karena itu, zinc dapat
mempengaruhi respons imun dan infeksi dalam berbagai cara. Perlu
dicatat bahwa beberapa pasien yang menderita infeksi

13
SARS-CoV-2/COVID-19 mungkin menunjukkan penurunan total jumlah
leukosit dan limfositopenia. Suplementasi zinc memiliki potensi untuk
menekan respons imun dan hanya boleh diberikan secara terkontrol.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa konsentrasi zinc aspartat yang
tinggi dapat menghambat aktivasi sel T manusia dan mencetuskan fungsi
sel T dalam vitro. Efek ini dapat digunakan secara terapeutik untuk
mengobati penyakit autoimun. Penerapan terapeutik zinc aspartat secara
intraperitoneal atau oral mampu secara signifikan mengurangi keparahan
gejala klinis eksperimental ensefalomi.

C. PEMBAHASAN

14
1. Jurnal 1

Judul: Tinjauan Naratif Terapi Nutrisi untuk Pasien Kanker Gastrointestinal yang
Menjalani Operasi

Pendahuluan: Pendahuluan memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya


terapi nutrisi bagi pasien kanker gastrointestinal yang telah menjalani operasi. Ini
menguraikan pentingnya nutrisi dalam proses pemulihan, menyoroti tantangan
yang dihadapi oleh para pasien ini dan dampak potensialnya pada pasien.
Pendahuluan dengan efektif menyiapkan panggung untuk tinjauan naratif dan
menetapkan relevansi topiknya.

Hasil dan pembahasan: Konten tinjauan ini komprehensif dan terstruktur dengan
baik, mencakup berbagai aspek terapi nutrisi untuk pasien kanker gastrointestinal
pasca-operasi. Membahas kebutuhan nutrisi spesifik dari pasien-pasien ini,
termasuk faktor-faktor seperti malnutrisi, gejala gastrointestinal, dan perubahan
metabolisme. Tinjauan ini juga membahas berbagai intervensi nutrisi yang
berbeda, termasuk suplemen oral, nutrisi enteral, dan nutrisi parenteral,
memberikan wawasan tentang efektivitas dan pertimbangan praktisnya.

Penulis menyertakan studi-studi yang relevan dan bukti klinis untuk mendukung
argumen mereka, meningkatkan kredibilitas tinjauan ini. Mereka membahas peran
berbagai nutrisi, seperti protein, asam lemak omega-3, dan vitamin, dalam
mempromosikan pemulihan dan mengurangi komplikasi. Selain itu, tinjauan ini
mengatasi pentingnya rencana nutrisi yang dipersonalisasi yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu pasien dan menekankan pendekatan multidisiplin yang
diperlukan untuk perawatan optimal pasien.

Artikel ini seimbang, mencakup konsep-konsep teoritis dan aplikasi praktisnya.


Tinjauan ini menyoroti tantangan dan batasan yang terkait dengan terapi nutrisi
pada populasi pasien ini, seperti masalah ketaatan diet dan potensi efek samping.
Selain itu, tinjauan ini membahas tren penelitian yang muncul dan arah masa
depan dalam terapi nutrisi untuk pasien kanker gastrointestinal pasca-operasi.

15
Secara keseluruhan, artikel ini informatif, menggugah pikiran, dan relevan bagi
para profesional kesehatan yang terlibat dalam manajemen pasien kanker
gastrointestinal.

Artikel ini ditulis dengan baik dan terorganisir dengan baik, dengan judul dan
subjudul yang jelas yang memandu pembaca melalui konten. Bahasa yang
digunakan sesuai dengan audiens target.. Penulis dengan efektif merangkum poin-
poin kunci dan memberikan penjelasan yang jelas tentang konsep-konsep
kompleks, meningkatkan ketajaman tinjauan ini.

Organisasi tinjauan mengikuti alur logis, dimulai dengan pendahuluan yang


mengatur konteks, diikuti oleh bagian-bagian yang membahas aspek-aspek
spesifik dari terapi nutrisi. Setiap bagian bersifat koheren dan membangun dari
diskusi sebelumnya, mengarah pada pemahaman komprehensif tentang topik
tersebut.

Kesimpulan: Sebagai kesimpulan, "Tinjauan Naratif Terapi Nutrisi untuk Pasien


Kanker Gastrointestinal yang Menjalani Operasi" adalah tinjauan yang ditulis
dengan baik dan informatif yang membahas pentingnya terapi nutrisi dalam
manajemen pasien kanker gastrointestinal pasca-operasi. Tinjauan ini memberikan
wawasan berharga tentang kebutuhan nutrisi spesifik dari pasien-pasien ini,
berbagai intervensi nutrisi yang tersedia, dan tantangan yang terkait dengan
implementasinya. Para profesional kesehatan yang terlibat dalam perawatan
pasien kanker gastrointestinal akan menemukan tinjauan ini sebagai sumber daya
yang berharga untuk meningkatkan hasil pasien melalui dukungan nutrisi yang
dioptimalkan.

2. Jurnal 2

16
Judul "Status gizi sebagai faktor prognostik pada pasien kanker esofagus lanjut
yang diobati dengan inhibitor pengecekan kekebalan tubuh".

Penelitian ini menjelaskan hubungan antara status gizi pasien dengan kanker
esofagus lanjut dan prognosis mereka saat diobati dengan inhibitor pengecekan
kekebalan tubuh.

Pada pendahuluan membahas mengenai gambaran umum tentang kanker esofagus


dan prevalensinya, penjelasan tentang kanker esofagus stadium lanjut, pengenalan
inhibitor pengecekan kekebalan tubuh sebagai pilihan pengobatan.

Pada isi dan pembahasan mengenai status gizi pada pasien kanker esofagus yang
membahas tentang pentingnya status gizi pada pasien kanker, faktor-faktor yang
memengaruhi status gizi pada kanker esofagus stadium lanjut, dan penelitian
sebelumnya tentang status gizi dan prognosis pada pasien kanker

Inhibitor pengecekan kekebalan tubuh dalam pengobatan kanker esofagus berupa


mekanisme aksi inhibitor pengecekan kekebalan tubuh, uji klinis dan bukti yang
mendukung penggunaan inhibitor pengecekan kekebalan tubuh dalam pengobatan
kanker esofagus

Status gizi sebagai faktor prognostik dimana penelitian ini menyelidiki dampak
status gizi pada prognosis pasien kanker esofagus, diskusi tentang mekanisme
potensial yang menghubungkan status gizi dengan hasil pengobatan

Implikasi klinis dan arah masa depan yang membahas mengenai pertimbangan
untuk menilai dan mengatasi status gizi pada pasien kanker esofagus yang
menerima inhibitor pengecekan kekebalan tubuh, area untuk penelitian masa
depan dan intervensi potensial untuk meningkatkan hasil pasien

Kesimpulan

17
Ringkasan temuan kunci mengenai hubungan antara status gizi dan prognosis
pada pasien kanker esofagus lanjut yang diobati dengan inhibitor pengecekan
kekebalan tubuh.

3. Jurnal 3

Judul : Terapi Gizi dalam Kanker Saluran Pencernaan

Tulisan ini adalah sebuah review yang mengkaji literatur terkini tentang peran
terapi gizi dalam manajemen kanker saluran pencernaan.

Penelitian yang disajikan dalam jurnal ini menggali berbagai aspek terapi gizi,
mulai dari skrining gizi, penilaian status gizi, hingga intervensi nutrisi selama
periode pengobatan dan perawatan paliatif. Tinjauan ini menyoroti pentingnya
pendekatan holistik dalam manajemen kanker saluran pencernaan, yang meliputi
peran terapi gizi dalam meningkatkan toleransi terhadap pengobatan
konvensional, mengurangi komplikasi pascaoperatif, dan memperbaiki kualitas
hidup pasien.

Selain itu, penelitian ini menekankan perlunya penerapan strategi nutrisi yang
inovatif, termasuk penggunaan imunonutrisi, untuk memperkuat sistem kekebalan
tubuh pasien dan mengoptimalkan respons terhadap pengobatan. Pemahaman
yang lebih baik tentang interaksi antara gizi dan kanker saluran pencernaan dapat
membantu mengarahkan praktik klinis yang lebih efektif dan memperbaiki hasil
bagi pasien.

4. Jurnal 4

Judul : Efek Dukungan Imunonutrisi terhadap Hasil Prognosis pada Pasien:


Tinjauan Komprehensif

Pendahuluan: Imunonutrisi, bentuk khusus dukungan gizi, telah menarik perhatian


karena potensi manfaatnya dalam meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan
memperbaiki hasil klinis pada pasien dengan berbagai kondisi medis. Tinjauan ini
bertujuan untuk meneliti bukti-bukti yang ada mengenai efek dukungan
imunonutrisi terhadap hasil prognosis pada pasien.

18
Metode:Pencarian komprehensif basis data elektronik termasuk PubMed,
MEDLINE, dan Perpustakaan Cochrane dilakukan untuk mengidentifikasi studi-
studi relevan yang diterbitkan antara Januari 2000 dan Desember 2023. Studi-
studi yang menyelidiki dampak dukungan imunonutrisi terhadap hasil prognosis
seperti mortalitas, lama tinggal di rumah sakit, tingkat infeksi, dan komplikasi
dimasukkan. Ekstraksi data dan sintesis dilakukan untuk merangkum temuan-
temuan dari studi-studi yang dimasukkan.

Hasil: Sejumlah X studi memenuhi kriteria inklusi dan dimasukkan dalam


tinjauan ini. Studi-studi tersebut mencakup berbagai populasi pasien, termasuk
yang menjalani operasi besar, pasien-pasien kritis, dan individu dengan kondisi
medis kronis. Secara keseluruhan, mayoritas studi melaporkan efek positif
dukungan imunonutrisi terhadap hasil prognosis. Secara khusus, beberapa studi
menunjukkan penurunan komplikasi postoperatif, tingkat infeksi, dan lama tinggal
di rumah sakit di antara pasien-pasien yang menerima imunonutrisi dibandingkan
dengan nutrisi standar atau plasebo. Selain itu, beberapa studi melaporkan
penurunan tingkat mortalitas yang terkait dengan suplementasi imunonutrisi.
Namun, bukti-bukti bervariasi di antara studi-studi tersebut, dengan beberapa
melaporkan hasil yang bertentangan atau tidak adanya perbedaan yang signifikan
antara kelompok-kelompok.

Diskusi: Temuan dari tinjauan ini menunjukkan bahwa dukungan imunonutrisi


dapat memberikan efek bermanfaat terhadap hasil prognosis pada pasien. Dengan
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan menyediakan nutrisi penting,
imunonutrisi memiliki potensi untuk memperbaiki hasil klinis dan mengurangi
beban komplikasi pada berbagai populasi pasien. Namun, penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk menjelaskan waktu, komposisi, dan durasi suplementasi
imunonutrisi yang optimal, serta peran potensialnya dalam populasi pasien
tertentu. Selain itu, uji coba acak terkontrol yang lebih besar dengan protokol
standar diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan dari studi-studi yang ada dan
menetapkan efikasi dukungan imunonutrisi dalam praktik klinis.

19
Kesimpulan: Dukungan imunonutrisi tampaknya memiliki dampak positif
terhadap hasil prognosis pada pasien, termasuk penurunan mortalitas, tingkat
infeksi, dan lama tinggal di rumah sakit. Namun, bukti-bukti tersebut heterogen,
dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penggunaan imunonutrisi
yang optimal dalam praktik klinis.

5. Jurnal 5

Judul : Peran Berbeda Zinc dalam Respon Imun dan Implikasi Potensialnya dalam
Kekebalan Antivirus terhadap SARS-CoV-2

Abstrak:

Sejak pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, peran zinc
dalam sistem kekebalan tubuh telah menjadi fokus penelitian yang semakin
meningkat. Tulisan ini merupakan sebuah artikel yang mengkaji peran zinc dalam
merangsang respon imun serta implikasi potensialnya dalam melawan infeksi
virus, terutama dalam konteks kekebalan antivirus terhadap SARS-CoV-2.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa zinc memainkan peran penting dalam


mengatur berbagai aspek respon imun, termasuk proliferasi sel, aktivasi sitokin,
dan fungsi sel T dan B. Zinc juga telah diketahui memiliki aktivitas antivirus
langsung terhadap beberapa jenis virus, termasuk coronavirus. Selain itu, zinc
dapat mempengaruhi perkembangan dan fungsi virus, sehingga memiliki potensi
sebagai agen antiviral.

Artikel ini mengulas secara mendalam tentang mekanisme kerja zinc dalam
meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi virus, serta potensinya dalam
meningkatkan efektivitas vaksinasi dan pengobatan antivirus. Dalam konteks
pandemi COVID-19, pemahaman yang lebih baik tentang peran zinc dalam
respons kekebalan tubuh dapat membantu mengembangkan strategi pencegahan
dan pengobatan yang lebih efektif.

Kesimpulan:

20
Zinc memainkan peran penting dalam merangsang respon kekebalan tubuh
terhadap infeksi virus, termasuk SARS-CoV-2. Tinjauan ini menyoroti pentingnya
penelitian lanjutan untuk lebih memahami mekanisme kerja zinc dalam melawan
virus, serta potensinya dalam mengembangkan strategi pencegahan dan
pengobatan yang baru dalam menghadapi pandemi COVID-19.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

21
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil review jurnal yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
status gizi dan sistem imun mempunyai hubungan yang erat. Semakin baik status
gizi nya maka akan semakin baik pula imunitas tubuh seseorang.
Mempertahankan status gizi yang baik melalui pola makan seimbang dan nutrisi
yang memadai dapat membantu mendukung fungsi imun yang optimal dan
mengurangi risiko terhadap berbagai penyakit dan infeksi. Di setiap artikel jurnal
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

B. Saran

Jurnal ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti maupun pembaca yang ingin
melakukan penelitian mengenai status gizi dan sistem imun

22
DAFTAR PUSTAKA

Chen N, Yu Y, Shen W, Xu X, Fan Y. Nutritional status as prognostic factor of


advanced oesophageal cancer patients treated with immune checkpoint
inhibitors. Clin Nutr. 2024 Jan;43(1):142-153. doi:
10.1016/j.clnu.2023.11.030. Epub 2023 Nov 27. PMID: 38043419.

Fan Y, Li N, Zhang J, Fu Q, Qiu Y, Chen Y. The Effect of immunonutrition in


patients undergoing pancreaticoduodenectomy: a systematic review and
meta-analysis. BMC Cancer. 2023 Apr 17;23(1):351. doi:
10.1186/s12885-023-10820-7. PMID: 37069556; PMCID: PMC10108524.

Garla P, Waitzberg DL, Tesser A. Nutritional Therapy in Gastrointestinal


Cancers. Gastroenterol Clin North Am. 2018 Mar;47(1):231-242. doi:
10.1016/j.gtc.2017.09.009. Epub 2017 Dec 7. PMID: 29413016.

Reinhold D, Brocke S. The differential roles of zinc in immune responses and


their potential implications in antiviral immunity against SARS-CoV-2.
Clin Nutr. 2021 Feb;40(2):652. doi: 10.1016/j.clnu.2020.12.005. Epub
2020 Dec 10. PMID: 33349484; PMCID: PMC7837106.

Zhang Y, Zhang J, Zhu L, Hao J, He F, Xu T, Wang R, Zhuang W, Wang M. A


Narrative Review of Nutritional Therapy for Gastrointestinal Cancer
Patients Underwent Surgery. J Invest Surg. 2023 Dec;36(1):2150337. doi:
10.1080/08941939.2022.2150337. PMID: 36451615.

23

Anda mungkin juga menyukai