Anda di halaman 1dari 20

UJIAN AKHIR SEMESTER

STUDI KASUS TENTANG DIET KEBUTUHAN KHUSUS

“Penyakit Kanker”

Mata Kuliah : Gizi kebutuhan Khusus

Semester 114

Disusun Oleh :

Tomy Nurfiantoro (1514618024)

Dosen Pengampu :

Dr. Rusilanti, M.Si

PENDIDIKAN VOKASIONAL SENI KULINER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Gizi Kebutuhan Khusus yang berjudul
“Studi Kasus Tentang Diet Kebutuhan Khusus” dengan cukup baik walau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih terutama kepada ibu Dr. Rusilanti, M.Si.
Selaku dosen pengampu mata kuliah Gizi Kebutuhan Khusus yang telah membimbing kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami menjadikan penyusunan makalah ini sebagai bahan
pembelajaran kami dalam mempelajari Gizi Kebutuhan Khusus. Kami berharap dengan
disusunnya makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca
makalah ini.

Jakarta, 06 Juli 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diet merupakan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang cara dan sumber makanannya
diatur. Gunanya adalah untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu, diet juga
bertujuan untuk mencapai atau menjaga berat badan yang terkontrol. Meski begitu, tidak semua diet
dilakukan untuk menurunkan berat badan, beberapa orang melakukan diet atas dasar anjuran dokter
karena mengidap penyakit tertentu yang memaksanya untuk mengatur segala nutrisi yang akan masuk ke
tubuhnya.

Sedangkan Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak
terkendali, menyebabkan jaringan tubuh normal rusak. Pada dasarnya, tubuh manusia terdiri dari
triliunan sel yang tersebar di setiap organ dan bagian. Nantinya, sel-sel ini akan terus tumbuh dan
berkembang menjadi sel baru. Karena sudah tergantikan, secara alami sel-sel yang tidak sehat, tidak
berfungsi dan tua akan mati.

Sedangkan Diet penyakit kanker adalah, suatu pola makan dnegan mengonsumsi makanan yang cara
dan sumber maanannya diatur dengan menyesuaikan kondisi penderita penyakit kanker, dengan tujuan
untuk mejaga dan menyembuhkan penyakit tersebut dengan cara memilih atau mengknonsumsi nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah mencakup :
1. Apa pengertian dari Diet Penyakit kanker?
2. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan oleh penderita penyakit kanker?
3. Bagaimana Langkah-langkah membuat menu khusus penderita penyakit kanker?
4. Apa saja jenis diet untuk penderita penyakit kanker?
5. Karakteristik makanan apa saja yang baik untuk penderita penyakit kanker?
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca
tentang :

1. Untuk mengetahui pengertian Diet Penyakit kanker


2. Untuk mengetahui apa saja nutrisi yang dibutuhkan oleh penderita penyakit kanker
3. Untuk memahami Langkah-langkah membuat menu khusus penderita penyakit kanker
4. Untuk mengetahui jenis diet untuk penderita penyakit kanker
5. Untuk memahami karakteristik makanan apa saja yang baik untuk penderita penyakit kanker
BAB II
KANKER

2.1. Pengertian Kanker


Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat
dikontrol, sehingga cepat menyebar. Sel – sel ini merusak jaringan tubuh sehingga
mengganggu fungsi organ tubuh yan terkena. Kanker disebut juga Neoplasma Maligna.
Neoplasma adalah massa jaringan yang dibentuk oleh sel – sel kanker, sedangkan
Maligna berarti ganas. Nama penyakit kanker diberikan sesuai dengan tempat tubuh dan
jenis selnya. Sekarang telah diketahui ada lebih dari 40 jenis kanker.
Penyebab kanker belum diketahui dengan pasti, tapi sering dikaitkan dengan faktor
lingkungan (polusi, bahan kimia, dan virus) dan makanan yang mengandung karsinogen.
Karsinogenesis atau perkembangan kanker terjadi dalam 2 tahap, yaitu tahap inisiasi dan
promosi. Inisiasi adalah awal terjadinya perubahan sel yang disebabkan oleh interaksi
bahan – bahan kimia, radiasi, dan virus dengan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) dalam sel.
Perubahan ini terjadi dengan cepat, tapi sel yang telah berubah ini tidak aktif selama
waktu yang tidak dapat ditentukan, sehingga pada tahap ini tidak dapat dirasakan oleh
pasien. Tahap promosi adalah tahap berikutnya, yaitu aktifnya sel – sel kanker yang
menjadi matang, berkembang, dan kemudian mneyebar dengan cepat. Tahap inisiasi
hingga manifestasi klinis dapat terjadi dalam waktu 5 – 20 tahun.
Walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti, tetapi gizi diduga dapat
mengubah proses karsinogenesis, termasuk metabolisme karsinogen, pertahanan sel,
diferensiasi sel, dan pertumbuhan tumor. Sebaliknya, keadaan gizi pasien dipengaruhi
oleh pertumbuhan tumor dan pengobatan medis yang diberikan, seperti pembedahan,
radiasi, kemoterapi, dan transplantasi. Oleh sebab itu diperlukan pengertian tentang jalan
penyakit dalam memberikan terapi diet.

2.2. PenyebabPpenyakit Kanker


Sel normal dapat menjadi sel kanker bila materi genetikanya rusak atau berubah.
Kerusakan pada materi genetika atau disebut juga mutasi gen, virus, infeksi
berkepanjangan, radiasi dan sinar ultraviolet (UV), bahan – bahan kimia yaitu, zat zat
yang tidak diperlukan tubuh dan kegemukan. Berikut ini beberapa faktor resiko kanker,
yaitu :
 Virus (tidak setia pasangan)
 Faktor Lingkungan
1. Sering berganti pasangan
2. Hormonal atau stress
3. Kosmetik (hidrokinon dan merkuri)
4. Limbah pabrik
5. Polusi udara
6. Rokok dan alkohol
 Faktor Keturunan (Genotif)
1. Seseorang dengan riwayat kanker dalam keluarga cenderung akan terkena kanker.
2. Gen supresor (BRCA1, BRCA2, p53)
3. Proton oncogene (HEN2 /neu dan ras)
4. Gen DNA repair
5. Jika golongan darah keturunannya adalah A atau AB kemungkinan timbul
kanker menjadi lebih tinggi.

 Faktor Pola Makan Karsinogen dan Pro Karsinogen


1. Monosodium glutamat (penyedap rasa)
2. Sakarin atau siklammat (pemanis buatan)
3. Zat pengawet makanan (natrium benzoat)
4. Zat pengenyal makanan (formalin, borax, bleng, fizer)
5. Rhodamin B (zat pewarna)
6. Nitrosamin (makanan yang dibakar atau diasapkan)
7. Lemak - lemak jenuh dan minyak jelantah.

2.3. Gangguan Gizi Penderita


Kanker
Penderita kanker akan mengalami gangguan gizi pada tubuhnya yang disebabkan oleh beberapa
factor yaitu:
 Kurang nafsu makan yang disebabkan oleh faktor psikologik dan lost response
terhadap kanker berupa cepat kenyang atau perubahan pada indra pengecap (lidah).
 Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak
 Peningkatan pengeluaran energi.
 Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena :
1. Gangguan pada saluran cerna, dapat berupa kesulitan mengunyah, menelan, dan
penyumbatan.
2. Gangguan absorbsi zat gizi
3. Kehilangan cairan dan elektroloit karena muntah – muntah dan diare.

2.4. Syarat Diet Penyakit


Kanker
Berikut ini merupakan syarat – syarat diet penyakit kanker, yaitu :
 Energi tinggi, yaitu 36 kkal/Kg BB untuk laki – laki dan 32 kkal/Kg BB untuk
perempuan. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, maka kebutuhan
energi menjadi 40 kkal/Kg BB untuk laki – laki dan 36 kkal/Kg untuk perempuan.
 Protein tinggi, yaitu 1 – 1,5 g/Kg BB.
 Lemak sedang, yaitu 15 – 20 % dari kebutuhan energi total.
 Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
 Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C dan E. Bila perlu
ditaambah dalam bentuk suplemen.
 Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal.
 Bila imunitas menurun (leukosit < 10 ul) atau pasien akan menjalani kemoterapi
agrresif, pasien harus mendapatkan makanan yang steril.
 Porsi makan kecil dan sering diberikan.

2.5. Tujuan Diet Penyakit


Kanker
Tujuan diet penyakit kanker adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal dengan cara :
 Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya
terima pasien.
 Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan
 Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare.
 Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien
dan keluarganya.
2.6. Jenis Diet Penyakit Kanker
Jenis diet untuk pasien penyakit kanker sangat tergantung pada keadaan pasien,
perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya. Oleh sebab itu,
diet hendaknya disusun secara individual. Jenis makanan atau diet yang diberikan
hendaknya memeperhatikan nafsu makan, perubahan indra pengecap, rasa cepat kenyang,
mual, penurunan berat badan, dan akibat pengobatan. Sesuai dengan keadaan pasien,
makanan dapat diberikan secara oral, enteral, maupun parenteral. Makanan dapat
diberikan dalam bentuk makanan padat, makanan cair, atau kombinasi. Untuk makanan
padat dapat berbentuk makanan biasa, makanan lunak atau makanan lumat.

2.7. Bahan Makanan


Bahan makanan yang dianjurkan, adalah bahan makanan yang mengandung
antioksidan (antiradikal bebas dan antikarsinogen) yaitu :
 Kacang – kacangan, seperti kacang hijau, kacang merah dan kacang kedelai.
 Sayur – sayuran hijau, seperti kembang kol, pare, kubis, brokoli, tomat, wortel,
kacang panjang, daun pepaya, dan oyong.
 Buah – buahan seperti anggur merah, apel, pear, jeruk, pepaya, melon, semangka,
stoberi, sirsak, jambu biji merah, jeruk nipis dan nanas.
 Umbi – umbian, seperti bit dan waluh kuning.
 Rempah – rempah, seperti kunyit, lengkuas, jahe, bangle, kencur, pasak bumi, temu
putih, temu lawak, bawang putih, bawang merah, bawang bombay dan daun bawang.
 Minuman teh yang mengandung polifenol yang mengeluarkan racun pemicu kanker
dari dalam tubuh
 Makanan pencuci mulut, seperti cincau hijau dan lidah buaya.
 Biji – bijian seperti jagung dan dedak padi.
 Ikan seperti ikan tuna, makarel, salmon, sarden, dan herring.
Sedangkan bahan makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita kanker yaitu:
 Minuman beralkohol.
 Makanan yang diberi pengawet, seperti acar, selai, dan lain-lain.
 Makanan dengan kadar gula tinggi karena gula mendukung pertumbuhan sel kanker.
 Makanan dengan kadar garam tinggi karena tidak hanya dapat memicu kanker, namun juga darah
tinggi dan gangguan jantung.
 Daging hasil olahan seperti sosis, ham, dan bacon karena mengandung senyawa karsinogen yang
memicu pertumbuhan sel kanker
 Suplemen vitamin dengan dosis tinggi. Semakin tinggi dosis, dapat berperan sebagai antioksidan
yang berpotensi mengganggu kemoterapi.
 Makanan dengan kadar minyak tinggi karena tidak hanya dapat memicu kanker, namun juga
ketidakseimbangan bakteri dalam tubuh, diabetes, obesitas, dan gangguan penyakit lain.
 Daging dengan teknik pengolahan digoreng, dibakar, atau dipanggang. Protein hewani jika
terkena panas tinggi dapat bersifat karsinogenik, atau zat pemicu pertumbuhan sel kanker.
Sebaiknya mengonsumsi makanan yang diolah dengan dikukus, direbus, atau ditumis.
BAB III
KANKER SERVIKS

3.1 Pengertian Kanker Seviks


Menurut Rasjidi (2010), kanker serviks merupakan tumor ganas dari sel epitel serviks. Penyakit
ini berawal dari suatu proses dispasia. Proses tersebut dimulai dari perubahan epitel di daerah
sambungan skuamokolumnar, yaitu daerah antara epitel torak dari kanalis endoserviks dengan epitel
skuamosa dari bagian porsio dan serviks.16 Menurut Kemenkes (2010) Kanker Serviks adalah
keganasan yang terjadi pada leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol
ke puncak liang senggama (vagina)

3.2 Tanda dan Gejala Kanker Seviks

Menurut Rahayu (2014) Infeksi HPV dan kanker serviks pada tahap awal berlangsung tanpa
gejala. Bila kanker sudah mengalami progresivitas atau stadium lanjut, maka gejalanya dapat
berupa1 :

o Keputihan yang semakin lama makin berbau busuk dan tidak sembuhsembuh, terkadang
tercampur darah.
o Perdarahan kontak setelah senggama merupakan gejala serviks 75-80%
o Perdarahan spontan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah dan semakin lama semakin
sering terjadi
o Perdarahan pada wanita usia menopause dan anemia
o Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan obstruksi total
o Perdarahan vagina yang tidak normal diantara periode reguler menstruasi, pada periode
menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, dan perdarahan setelah hubungan
seksual atau pemeriksaan panggul.
o Rasa nyeri saat berhubungan seksual, nyeri saat berkemih, nyeri didaerah sekitar panggul.
Apabila kanker sudah stadium III ke atas akan terjadi pembengkaan di berbagai anggota tubuh
seperti betis, paha, dan sebagainya.
3.3 Faktor dan Resiko Kanker Serviks
1) Hubungan Seksual

Menurut etiologi infeksinya, baik usia saat pertama berhubungan dan jumlah partner seksual
adalah faktor risiko kuat terjadinya kanker serviks. Berdasarkan Prawirohardjo (2014) melakukan
aktivitas seksual <16 tahun merupakan factor resiko kanker serviks

2) Karakteristik partner

Sirkumsisi pernah dipertimbangkan menjadi faktor pelindung, tapi sekarang hanya dihubunhkan
dengan penurunan farktor risiko. Studi kasus kontrol menunjukan bahwa pasien kanker serviks
lebih sering menjalin seksual aktif dengan partner yang berhubungan seksual beberapa kali.

3) Merokok

Sekarang ini ada data yang mendukung rokok sebagai penyebab kanker serviks dan hubungan
dengan kanker sel skuamosa pada serviks. Mekanisme kerja bisa langsung (aktivitas mutasi
mukus serviks telah ditunjukan pada rokok). Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogen
baik yang dihisap sebagai rokok atau sigaret yang dikunyah. Bahan yang berasal dari tembakau
yang dihisap terdapat pada getah serviks wanita perokok dan dapat menjadi karsinogen infeksi
virus. Ali dkk bahkan membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan
DNA epitel serviks sehingga dapat menyebabkan neoplasma serviks.16 Kemenkes (2010)
perempuan perokok aktif mempunyai risiko dua setengah kali lebih besar untuk menderita kanker
serviks dibandingkan dengan yang tidak merokok. Perempuan yang menjadi perokok pasif (yang
tinggal bersama keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok) akan meningkat risikonya 1,4
kali dibandingkan perempuan yang hidup dengan udara bebas.

4) Pekerjaan

Sekarang ini keterkaitan difokuskan pada pria yang pasangannya menderita kanker serviks.
Diperkirakan bahwa paparan bahan tertentu dari suatu pekerjaan : debu, logam, bahan kimia, tar,
atau oli mesin dapat menjadi faktor risiko kanker serviks.
3.4 Stadium Kanker Seviks
Stadium adalah istilah yang digunakan oleh ahli medis untuk menggambarkan tahapan kanker
serta sejauh mana kanker tersebut telah menyebar.
1) Stadium 0
Stadium ini disebut juga karsinoma in situ yang berarti kanker belum menyerang bagian yang
lain. Sel abnormal hanya ditemukan pada permukaan serviks. Ini termasuk kondisi prakanker
yang bisa diobati dengan tingkat kesembuhan mendekati 100%.
2) Stadium I
Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar kemana pun. Stadium I dibagi
menjadi Stadium IA dan IB. Dimana stadium IA pertumbuhan kanker begitu kecil sehingga
hanya bisa dilihat dengan sebuah mikroskop atau kolposkop. Stadium IB jika kanker lebih
luas, tetapi belum menyebar dalam jaringan serviks.
3) Stadium II
Pada Stadium II, kanker telah menyebar di luar leher rahim tetapi tidak ke dinding panggul
atau sepertiga bagian bawah vagina. Stadium II dibagi menjadi stadium IIA dan IIB. Stadium
IIA apabila kanker telah menyebar hingga ke vagina bagian atas. Stadium IIB dimana kanker
telah menyebar ke jaringan vagina dan serviks
4) Stadium III
Pada Stadium III, kanker serviks telah menyebar ke jaingan lunak sekitar vagina dan serviks
sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urine ke kandung kemih.
Stadium ini dibagi menjadi Stadium IIIA dan IIIB. Stadium IIIA pada kanker telah menyebar
ke sepertiga bagian bawah dari vagina, tetapi masih belum ke dinding panggul. Stadium IIIB
apabila kanker telah tumbuh sepanjang panggul atau memblokir salah satu atau kedua saluran
pembuangan ginjal.
5) Stadium IV
Kanker serviks Stadium IV adalah kanker yang paling parah. Kanker telah menyebar ke
organ-organ tubuh di luar serviks dan rahim. Stadium ini dibagi menjadi IVA dan IVB.
Stadium IVA apabila kanker telah menyebar ke organ, seperti kandung kemih dan rektum
(dubur). Stadium IVB jika kanker telah menyebar ke organ-organ tubuh yang sangat jauh,
seperti paru-paru.1
BAB IV
PENDERITA KANKER SERVIKS

4.1 Biodata Narasumber.


Nama Narasumber yaitu ibu Siti Maryam, umur ibu siti sekarang 48 tahun memiliki
tinggi badan 155 dengan berat badan 55kg. ibu siti ini tidak memiliki pekerjaan selain
mengurus rumah tangga, ibu siti mengalami penyakit kanker serviks sejak 2020 yang
mana penyakit ini sudah dialami ibu siti selama hampir 1 tahun.
ibu siti saat ini rutin melakukan pengobatan untuk menyembuhkan penyakitnya,
mulai dari Tindakan medis sampai alternatif beliau lakukan untuk menghilangkan
penyakit kanker ini. Dan selama hampir 1 tahun ini sudah cukup banyak perkembangan
yang ibu siti alami dikarenakan, ibu siti mengetahui atau mendeteksi penyakit kanker
sejak dini. Jadi masih sangat memungkinkan untuk sembuh dari penyakit ini.
Untuk diet yang dilakukan ibu siti selama ini adalah, hanya rutin memakan sayur,
kemudian tidak menggunakan MSG pada makanannya dan tidak ada makanan khusus
yang ibu siti hindari.

4.2 Perhitungan Kebutuhan Energi


 Identitas Narasumber
Nama : Siti Maryam
Usia : 48 tahun
BB : 55 Kg
TB : 155 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Profersi : Ibu Rumah Tangga
 Antropometri
Aktivitas fisik: aktivitas ditempat tidur (1,2)
Faktor stress : stress ringan (1,3)
IMT dihitung dengan Aplikasi = 22.9

Status Gizi : Berat badan normal (Normal 18.5 – 22.9)


 Perhitungan Kebutuhan Energi
BMR = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 X Umur)
= 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 155) – (4,7 X 48)
= 655 + 528 + 279 – 225.6
= 1.462 – 225.6
= 1.236,4 kkal
Total kebutuhan energi = BMR x faktor aktivitas x faktor stress
= 1.236,4 kal x 1,2 x 1,3
= 1.928.87 kalori ~ 1.930 kkal

Protein = 1,5 gram x BB


= 1,5 x 55
= 82,5 gram ~ 330 kkal
Lemak = 20 % x kebutuhan energi total
= 20 % x 1.930
= 386 kkal ~ 43 gram
Karbohidrat = total energi – (lemak + protein)
= 1930 – (386 + 330)
= 1.214 kkal ~ 303,5 gram
4.3 Menu Diet Penakit Kanker Serviks
 Menu Makan Pagi

Energi Lemak Protein Kh


No. Menu Berat (g)
(Kkal) (g) (g)
1. Nasi Tim 200 g 240 0.8 4.8 52

2. Sayur Asem 100 g 60 2.76 3.18 12.9

3. Tempe Bacem 50 gr 49 3,1 3,73 2,23

TOTAL 349 6.6 11.71 67.13

 Selingan (10.00 WIB)


Berat Energi Lemak Protein Kh
No. Menu (g)
(kkal) (g) (g)
1. Jus Alpukat 1 gls 117 0.27 0.15 28.97

TOTAL 117 0.27 0.15 28.97

 Menu Makan Siang


Energi Lemak Protein Kh (g)
No. Menu Berat
(kkal) (g) (g)
1. Nasi Putih 200 g 360 0.6 6 79,6

2. Pepes Ikan Mas 150 g 147 6,94 19,8 0,24

3. Sayur Sop 100 g 30 0,8 0,88 4,97

4. The Hijau 180 ml 2 0 0 0,36

TOTAL 539 8.34 26.68 82.17


 Selingan (16.00 WIB)
Energi Lemak Protein Kh (g)
No. Menu Berat
(kkal) (g) (g)
1. Jus alpukat 1 gelas 195 13.22 2.86 19.33

TOTAL 195 13.22 2.86 19.33

 Menu Makan Malam


Energi Lemak Protein Kh
No. Menu Berat (g)
(kkal) (g) (g)
1. Nasi Tim 200 g 240 0.8 4.8 52

2. Ayam Kecap 100 g 223 12.6 18.8 9.4

3. Sayur Asem 100 g 60 2.76 3.18 12.9

4. Pisang 100 g 51,04 0,35 0,26 13,11

TOTAL 574,04 16.51 27.04 87.41

TOTAL PERHITUNGAN MENU DIET

ENERGI LEMAK PROTEIN KARBOHIDRAT

1.780.24 kkal 42,3 gram 68,41 gram 290,19 gram


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diet merupakan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang cara dan sumber
makanannya diatur. Gunanya adalah untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Selain itu, diet juga bertujuan untuk mencapai atau menjaga berat badan yang terkontrol.
Meski begitu, tidak semua diet dilakukan untuk menurunkan berat badan, beberapa orang
melakukan diet atas dasar anjuran dokter karena mengidap penyakit tertentu yang
memaksanya untuk mengatur segala nutrisi yang akan masuk ke tubuhnya.

Sedangkan Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal
yang tidak terkendali, menyebabkan jaringan tubuh normal rusak. Pada dasarnya, tubuh
manusia terdiri dari triliunan sel yang tersebar di setiap organ dan bagian. Nantinya, sel-
sel ini akan terus tumbuh dan berkembang menjadi sel baru. Karena sudah tergantikan,
secara alami sel-sel yang tidak sehat, tidak berfungsi dan tua akan mati.

Penderita penyakit kanker pasti akan mebutuhkan suber makanan yang sesuai untuk
proses penyembuhan penyakitnya, atau bisa untuk mencegah tambah parahnya penyakit
yang mereka alami. Oleh karena itu menu diet sangat lah penting bagi semua orang tidak
hanya bagi para penderita penyakit tertentu.

3.2 Saran

Setelah mempelajari makalah tentang penyakit kanker ini, diharapkan


pembaca mampu menerapkan langkah pencegahan agar terhindar dari
penyakit kanker payudara. Para pembaca juga diharapkan mulai merubah gaya
hidup atau pola hidupnya menjadi lebih sehat, agar tetap sehat dan terhindar
dari penyakit. Biasakan memeriksakan kesehatan tubuh minimal 6 bulan
sekali, untuk mengetahui kondisi tubuh dan meminimalisir resiko terkena
suatu penyakit. Sehingga dapat melakukan pencegahan awal, sebelum
terlambat. Demikian makalah ini kami buat. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Rusilanti. 2021. PPT Materi Diet Penyakit Kanker. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.
DR. Fitrina Aprilia, 2019, “Kanker”, Jakarta : Halodoc. Diakses pada 3 Juli 2021.
https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker
dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, 2020, “Makanan untuk pasien kanker, dianjurkan dan
dihindari”, Jakarta : SmarterHealth Diakses pada 3 Juli 2021
https://www.smarterhealth.id/makanan-untuk-pasien-kanker-yang-boleh-dikonsumsi-dan-
dihindari/
Haryanto, Sri. 2009. Terapi Pengobatan Tumor-Kanker. Yogyakarta : Kanisius
LAMPIRAN

Foto penderita penyakit kanker serviks.

Anda mungkin juga menyukai