Anda di halaman 1dari 12

PAPER GIZI KEBUTUHAN KHUSUS

“DIET HIPERTENSI”

Semester 114

Disusun Oleh :

Tommy Nurfianto 1514618024

Giesta Putri Pertiwi 1514618038

Joy Chandra 1514618039

Dinda Puspita S 1514617084

Dosen Pengampu :

Dr. Rusilanti, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah dalam tubuh
seseorang mencapai lebih dari 120/80 mmHg untuk waktu yang lama.
Menurut Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever (2012) Hipertensi merupakan
faktor resiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis, gagal jantung, stroke,
dan gagal ginjal ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg , berdasarkan pada
dua kali pengukuran atau lebih.

Lalu, menurut Sudarta (2013) Tekanan darah sistolik 150 – 155


mmHg dianggap masih normal pada lansia. Sistolik adalah tekanan darah
pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (jantung
mengkerut). Selain sistolik, ada juga tekanan darah yang dinamakan
diastolik, yaitu tekanan darah pada saat jantung mengembang dan
menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis dan kosong). Jika
tekanan darah meningkat, pembuluh – pembuluh darah menjadi tidak
elastis , mengeras , dan menebal sehingga mudah terjadi nya penyumbatan.

B. Etiologi Hipertensi
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Hipertensi yang belum diketahui penyebab pastinya, genetik dan ras
menjadi bagian penyebab nya (Triyanto, 2014).

b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang disebabkan karena penyakit lain seperti Kelainan
pembuluh darah ginjal (Buss & Labuss, 2013).

Faktor yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi esensial/primer


antara lain faktor genetik, stres dan psikologi, serta faktor lingkungan dan
diet, sedangkan hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh kelainan ginjal
seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, dan sebagainya (Andra &
Yessie, 2013).
C. Penyebab Hipertensi
1. Bertambahnya Usia
Bertambah usia seseorang dapat menyebabkan terjadinya
pengaturan metabolisme terutama zat kapur atau kalsium terganggu.
Ini ditunjukkan oleh banyaknya zat kapur atau kalsium yang beredar
bersama darah. Apabila sudah demikian, darah akan menjadi lebih
padat sehingga tekanan darahnya juga ikut meningkat. Selain itu, jika
kalsium nya mengendap di dinding pembuluh darah, maka dapat
menyebabkan adanya penyempitan pembuluh darah. Akibatnya,
terganggunya aliran darah yang menjadikan tekanan darah ikut
meningkat. Biasanya terjadi pada pria diatas 31 tahun , dan wanita 45
tahun.

2. Diet
Melakukan diet yang tinggi garam dan tinggi gula. Diet tinggi
garam adalah asupan garam harian yang mencapai lebih dari 6 gram
dalam sehari.

3. Berat Badan Berlebih atau Obesitas


Pola makan yang salah atau tidak terkendali, dapat menyebabkan
seseorang memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas. Penyebab
terjadinya obesitas antara lain: faktor genetis, faktor lingkungan, faktor
psikis, faktor kesehatan, dan lain sebagainya. Obesitas merupakan
faktor peningkat terjadinya risiko hipertensi dan serangan jantung.
Untuk mengatasi obesitas atau pengaturan berat badan, maka yang
terpenting dilakukan adalah pembatasan asupan kalori dan peningkatan
aktivitas fisik.

4. Kebiasaan Merokok
5. Kurang Aktivitas Fisik / Olahraga yang berkaitan dengan jantung dan
pernapasan
6. Konsumsi minuman keras
7. Kelainan Ginjal

D. Pencegahan Hipertensi
Berikut beberapa cara untuk mencegah terjadinya hipertensi :
1. Olahraga yang Cukup
Untuk mencegah terjadinya hipertensi, seseorang sangat dianjurkan
untuk melakukan olahraga yang cukup. Olahraga yang dapat
dilakukan antara lain :
- Aerobik. Seperti jalan, jogging, lari, bersepeda, dan renang;
- Yoga;
- Meditasi.

Olahraga tersebut harus dilakukan secara teratur agar tubuh menjadi


sehat. Dengan olahraga secara teratur, peradaran darah yang ada di
tubuh pun menjadi lancar. Olahraga juga dapat membakar lemak
penyebab dari kelebihan berat badan.

2. Tidak Merokok
Tidak merokok itu baik bagi kesehatan. Namun, apabila sudah
mempunyai kebiasaan merokok, maka seseorang akan sulit
menghentikannya. Meskipun demikian, seorang individu masih
mempunyai peluang untuk berhenti merokok atau setidaknya
mengurangi kebiasaan merokok secara perlahan – lahan. Dalam hal
ini, keberhasilannya tidak atau bahkan berhenti merokok sama sekali
tergantung dari kesungguhan niat seseorang.
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko kerusakan
pembuluh darah dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh
darah jantung koroner. Karena itu, jantung akan bekerja lebih keras.
Beberapa cara untuk menghindari pengaruh rokok, yaitu :
- Menghindari atau menjauhi daerah/ ruangan yang terkena asap
rokok. Tutuplah hidung jika terpaksa melintasi daerah/ ruangan
tersebut.
- Bagi perokok dapat mengurangi atau membatasi konsumsi rokok.
Misalnya, dengan membatasi jumlah batang rokok dengan
mengurangi waktu dan banyaknya isapan rokok.
- Bagi yang pernah merokok, cobalah untuk berhenti merokok
sama sekali dengan didasari kesungguhan niat dari seseorang
tersebut.

3. Tidak Meminum Alkohol


Tidak meminum alkohol baik yang di produksi oleh pabrik
maupun tradisional, dapat mencegah terjadinya hipertensi. Karena,
alkohol akan membahayakan kesehatan bagi penderita hipertensi.
Alkohol juga terkandung dalam air tape dan brem. Oleh sebab itu,
bagi penderita hipertensi sebaiknya tidak mencoba meminum alkohol.
Atau, bagi yang pernah meminum alkohol, sebaiknya segera berhenti
demi kesehatan tubuh individu.

4. Mengatur Pola Makan


Pola makan yang dianjurkan yaitu sedikit – sedikit tetapi sering,
bukan makan banyak tetapi jarang. Hal yang terpenting adalah
memperhatikan kandungan zat gizi dalam menu makanan. Selain itu,
harus memperbanyak minum air putih.

5. Istirahat yang Cukup


Istirahat yang cukup dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan
otot dalam bekerja. Dengan istirahat yang cukup, tubuh menjadi lebih
sehat dan pikiran pun menjadi lebih segar. Istirahat yang baik adalah
dengan tidur yang cukup. Karena itu, penderita hipertensi harus
mengusahakan istirahat setelah melakukan banyak aktivitas.

6. Pencegahan secara Medis


Pencegahan hipertensi secara medis melibatkan penanganan dari
dokter dan juga tenaga medis lainnya. Orang yang memiliki risiko
terkena hipertensi dapat melakukan pemeriksaan ke dokter secara
berkala. Pengobatan hipertensi juga harus sesuai dengan petunjuk
yang diberikan oleh dokter. Apabila meminum obat yang tidak
mengikuti aturan yang diberikan oleh dokter, kemungkinan dapat
menyebabkan timbulnya kekebalan terhadap obat yang dikonsumsi
dan bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal.

7. Pencegahan secara Tradisional


Selain pencegahan secara medis, ada pula pencegahan secara
tradisional yang menjadi pilihan beberapa orang untuk mengatasi
hipertensi. Salah satu nya adalah dengan melakukan terapi herbal yang
telah diakui oleh kalangan medis untuk mengobati gangguan
hipertensi. Terapi tersebut menggunakan tanaman yang telah terbukti
secara medis memiliki kandungan obat herbal sebagai obat anti
hipertensi. Dengan pemakaian yang tepat dan benar, kandungan obat
herbal dalam tanaman dapat membantu proses pengendalian tekanan
darah. Beberapa tanaman herbal yang mempunyai khasiat untuk
menurunkan hipertensi yaitu :
a. Bawang putih
Bagian yang digunakan untuk herbal adalah umbi nya. Yang
paling terkenal dari bawang putih adalah aktivitasnya sebagai
antikolesterol dan antitrombotik. Umbi bawang putih berkhasiat
meredakan tekanana darah tinggi, nyeri kepala dan juga maag.
Cara untuk mengolah bawang putih untuk hipertensi adalah
dengan merebus bersamaan dengan seledri dan meminum ramuan
tersebut setiap hari.

b. Seledri
Bagian yang digunakan untuk herbal adalah daun, buah, dan akar.
Seledri berkhasiat sebagai antirematik, antiseptik, dan bisa juga
membantu pengeluaran asam urat dari tubuh, pembersih darah,
dan menghentikan pendarahan serta menurunkan tekanan darah.
Seledri telah terbukti berhasil menurunkan tekanan darah tinggi
karena senyawa aktifnya bekerja pada reseptor pembuluh darah
yang akhirnya memberi efek relaksasi. Karena, pada pasien yang
menderita hipertensi tekanan darah nya menjadi naik dan
pembuluh darahnya akan mengencang/menegang. Padahal,
normalnya hanya berdenyut saja. Cara mengolah seledri untuk
hipertensi adalah dengan merebus batang seledri dan
meminumnya 2 kali sehari bersama dengan ampasnya.

c. Mengkudu
Kandungan yang terdapat pada buah ini mampu menurunkan
tekanana darah tinggi. Cara mengolah mengkudu untuk hipertensi
adalah dengan memarut halus kemudian diperas menggunakan
kain kasa bersih dan diambil airnya. Minum secara teratur.

d. Bawang merah
Minyak esensial pada bawang merah dianggap paling efektif
untuk menurunkan tekanan darah.

e. Mentimun
Mentimun terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Karena
kandungan airnya yang mencapai 90% di dalam mentimun, akan
mengeluarkan garam dari tubuh. cara mengolah mentimun untuk
hipertensi adalah dengan membuat jus mentimun sebanyak 300
gram.

Semua bahan tersebut mudah ditemukan di pasar – pasar tradional,


atau pun supermarket. Harganya pun relatif murah. Dengan
mengkonsumsi salah satu bahan tersebut secara teratur, hipertensi
dapat diturunkan. Apabila tekanan darah sudah normal, maka
konsumsi terhadap bahan tersebut dapat dihentikan. Karena jika
mengkonsumsi terlalu berlebihan, dapat menurunkan tekanan darah di
bawah normal. Selain itu, ada juga dengan terapi yang berupa
pijat/refleksi dan akupuntur pada tempat tertentu untuk pengobatan
secara tradisional.

E. Dampak Hipertensi
Beberapa penyakit yang ditimbulkan/dampak dari hipertensi adalah :
1. Sakit kepala, pegal – pegal, perasaan tidak nyaman dari tengkuk,
detak jantung cepat dan telinga berdenging.
2. Gagal jantung; karena jantung bekerja lebih keras sehingga otot
jantung membesar.
3. Menumpuk atau berkembangnya plak lemak dalam dinding
pembuluh darah (atherosclerosis) dan plak garam – garaman
(arteriosclerosis).
4. Pecahnya pembuluh darah kapiler di otak yang menyebabkan
pendarahan. Sehingga, sel – sel saraf menjadi tidak berfungsi
dengan baik. Penyakit ini dikenal dengan nama stroke pendarahan
(stroke hemorogik) dan sering menimbulkan kematian mendadak.
5. Pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan beberapa organ
terjadi kelumpuhan.
6. Pecahnya pembuluh darah ginjal penyebab pendarahan pada
ginjal dan terjadinya gagal ginjal.
7. Pecahnya pembuluh darah retina penyebab penglihatan kabur dan
bahkan bisa menjadi buta.
8. Terjadinya sumbatan aliran darah dan berpotensi pada kebocoran
pembuluh darah. Sumbatan di pembuluh nadi leher dapat
menyebabkan suplai oksigen ke sel – sel otak menjadi berkurang.
Apabila keadaan nya seperti itu, dapat menimbulkan tidak
berfungsinya sel – sel saraf otak (stroke iskhemik), rematik, dan
meningkatkan kadar lemak (hyperlipidemia).
F. Menu Diet Hipertensi

Menu Sarapan

Nama Makanan Jumlah Energi Lemak Protein Karbohidrat


Nasi Merah 100 gr 110 kkal 0,9 gr 2,6 gr 23 gr
Tempe Kukus 147,4 kkal 7 gr 9,9 gr 13,8 gr
Cabai Hijau
Tumis Ikan 98,6 kkal 5,5 gr 12 gr 00 gr
Tongkol
Sari Buah Segar 155,1 kkal 0,8 gr 2 gr 37,7 gr

Menu Makan Siang

Nama Makanan Jumlah Energi Lemak Protein Karbohidrat


Nasi 100 gr 178 kkal 0,10 gr 3 gr 40,60 gr
Oseng Tahu 138,8 kkal 5,3 gr 5,1 gr 19,2 gr
Tomat
Ayam Woku 11,1 kkal 5,1 gr 16,2 gr 0,6 gr
Jus Belimbing 269,1 kkal 1 gr 1,1 gr 48 gr
Asam Segar

Snack

Nama Makanan Jumlah Energi Lemak Protein Karbohidrat


Sandwich Tuna 100 gr 181,3 kkal 1,3 gr 14,4 gr 28 gr
Panggang
Pudding Tahu 26,61 kkal 10,5 gr 16,88 gr 24,8 gr
Susu Jahe
Asinan 165,3 kkal 0,7 gr 2,5 gr 40,7 gr
Bengkuang
Nanas
Jus Pepaya Kayu 141,7 kkal 0,3 gr 2 gr 36,6 gr
Manis

Menu Makan Malam

Nama Makanan Jumlah Energi Lemak Protein Karbohidrat


Nasi Merah 100 gr 110 kkal 0,9 gr 2,6 gr 23 gr
Bening Bayam 59,9 kkal 5,9 gr 4,7 gr 10,8 gr
Taoge
Makaroni Bumbu 230,7 kkal 1,1 gr 6,3 gr 38 gr
Merah
Jus Mentimun 102,2 kkal 0,59 gr 2,1 gr 25 gr
Jambu

Perhitungan Kalori

Seorang wanita berusia 52 tahun memiliki berat badan 62 kg dengan tinggi


148 cm. Kegiatan sehari-harinya adalah ibu rumah tangga, suka berkebun
dan jarang berolahraga, maka perhitungan kalorinya adalah sebagai
berikut:

A) Kebutuhan Basal
655.096 + (9.563 x 62) + (1.850 x 148) + (4.676 x 52) = 655.096 +
592,906 + 273,800 + 243,152 = 1.765 kkal

B) Aktivitas Fisik
30% x 1.765 = 524,486kkal

C) Koreksi Usia
5% x 1.765 = 88,248kkal

D) Total Kalori yang di butuhkan dalam sehari


TK = KB + AF – KU
TK = 1.765+ 524,486 – 88,248
TK = 2.201,238 kkal

DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G., Hinkle, J. L. & Cheever, K.H. 2012.
Brunner & Sudderth’s Textbook of Medical Surgical Nursing. 1st
Edition. Philadelphia: Lippincont Williams dan Wilkins.
2. Sudarta, I. W. 2013. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Cardiovaskuler. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
3. Buss, J. S., & Labus, D. 2013. Buku Saku Patofisiologi Menjadi
Sangat Mudah edisi 2. Diterjemahkan oleh Huriawati Hartanto.
Jakarta.
4. Andra & Yessie. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan. Dewasa).Yogyakarta : Nuha Medika.
5. Triyanto E. 2014 . Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita
Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
6. Nurrahmani, Ulfah. 2015. Stop! Hipertensi. Yogyakarta: Familia.
7. Trisnawan, Adi. 2019. Mengenal Hipertensi. Semarang: Mutiara
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai