DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII
1
Kata Pengantar
Dengan ini, kami panjatkan puji syukur atas rahmat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas kasih karunia –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Gizi yang
membahas tentang Terapi Diet Pada Pasien Kanker.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata ajar Ilmu Gizi. Makalah ini
berisikan materi tentang pembahasan mengenai Terapi Diet Pada Pasien Kanker. .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepannya.
Kelompok VII
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………....1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...3
B. Tujuan………………………………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………………...…17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Malnutrisi adalah hilangnya/ penurunan berat badan diatas 10% atau berat badan
kurang dari 80% BB ideal, dalam kurun waktu 3 bulan (Suastika, 1992; Waller, 1996;
Strasser, 2002, Trujillo, 2005). Ketika seseorang didiagnosis menderita kanker, maka
nutrisi merupakan bagian dari terapi. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita kanker
adalah mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi sehingga dapat memperkecil
terjadinya komplikasi meningkatkan efektivitas terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi)
kualitas hidup dan survival penderita.
B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami :
1. Definisi nutrisi pada pasien kanker
2. Tujuan pemberian terapi nutrisi pada pasien kanker
3. Efek kanker dan efek pada status nutrisi
4. Macam-macam terapi nutrisi pada pasien kanker
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kanker terjadi dampak perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme
pengaturan normal. Kanker sendiri adalah istilah yang menggambarkan keadaan penyakit
yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal yaitu
multiplikasi & menyebar. Multiplikasi sel adalah keadaan normal pada masa
pertumbuhan / proses regenerasi. Tetapi, jika faktor yang mengontrol pembelahan sel
tidak lagi berfungsi dengan normal maka keadaan ini yang dijuluki penyakit kanker.
Penderita kanker kerap kali diikuti adanya cachexia yaitu suatu sindroma yang
ditandai dengan gejala-gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap,
penurunan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohidrat, protein & lemak.
Keadaan ini adalah dampak dari kanker baik lokal maupun sistemik dan juga adalah
komplikasi dari obat anti kanker.
6
C. Efek Kanker Pada Status Nutrisi
Pasien kanker biasanya memiliki nafsu makan yang buruk, metabolisme yang
berubah, dan peningkatan katabolisme akibat efek tumor langsung dan tidak langsung,
serta akibat faktor terapi dan psikologi (seperti cemas dan depresi).
Perubahan rasa juga sering terjadi pada pasien kanker. Banyak yang melaporkan
bahwa makanan terasa pahit atau seperti logam atau tidak cukup manis atau asin.
Biasanya pasien kanker mengonsumsi lebih sedikit dan menghabiskan lebih banyak
kalori. Penurunan berat badan sangat sering berkembang menjadi kakheksia, sindrom
penyusutan yang ditandai dengan kecepatan metabolik maladaptive, anoreksi,
penyusutan otot, penurunan berat badan hebat, dan debilitas umum. Kaheksia
mengganggu penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi lain.
Kaheksia dikaitkan dengan kualitas hidup yang buruk dan angka harapan hidup yang
lebih pendek. Sebenarnya, kakheksia menyebabkan lebih banyak kematian dari pada
kanker itu sendiri.
1) Efek Lokal
Tumor itu sendiri dapat secara langsung mengenai atau memengaruhi fungsi saluran
gastrointestinal, menyebabkan disfagia (kesulitan menelan), obstruksi, mual, muntah,
dan malabsorpsi. Kanker ovarium, hepar, dan genitourinaria dapat menyebabkan
asites, yang mengganggu asupan oral dengan menyebabkan kekenyangan awal. Di
lain pihak, kanker otak dapat mengubah status mental pasien hingga menyebabkan
penurunan asupan oral yang nyata secara berkepanjangan.
2) Efek Sistemik
Berbagai perubahan metabolik dapat menganggu status nutrisi pasien. Perubahan ini
meliputi :
7
Peningkatan kecepatan metabolik (khususnya kanker paru dan lambung dan
sarkoma)
Peningkatan katabolisme protein
Resistensi insulin perifer, mungkin disebabkan sitokin dan faktor nekrosis
Tumor
Peningkatan oksidasi lemak.
Terapi kanker dan efek sampingnya menyebabkan masalah yang mengacaukan status
nutrisi pasien.
1. Pembedahan
Efek pembedahan kanker terhadap nutrisi bervariasi berdasarkan tempat pembedahan:
Pembedahan kepala dan leher dapat mengubah kemampuan mengunyah dan menelan.
Pembedahan kanker esofagus mengangkat lambung menjadi lebih tinggi dalam dada.
Hal ini membatasi jumlah makanan yang dapat dikonsumsi pasien dalam satu waktu
dan meningkatkan risiko diare dan refluks.
Pascagastrektomi, pasien harus mengonsumsi makanan dalam porsi sedikit tapi
sering, dan dapat mengalami diare hebat atau sindrom dumping (mual, lemah,
berkeringat, palpitasi, siknkop) setelah makan.
Operasi pankreas dapat mengubah absorpsi, pengosongan lambung, dan kadar
glukosa darah.
Potensi efek samping lainnya dari operasi juga dapat memengaruhi nutrisi contohnya,
infeksi, fistula, dan sindrom usus-pendek (malabsorpsi setelah pengangkatan bagian dari
usus halus). Untuk membantu memastikan asupan yang adekuat selama periode
pascaoperasi, banyak pasien yang menggunakan slang makanan yang ditempatkan selama
operasi.
2. Terapi Radiasi
Seperti kanker itu sendiri, radiasi dapat mengubah persepsi rasa pasien. Pasien
biasanya mengeluh bahwa rasa makanan lebih pahit dan bahwa tidak dapat membedakan
manis dari asin.
Konsekuensi radiasi
8
Efek samping lain radiasi bergantung pada dosis radiasi dan tempatnya. Contohnya,
radiasi di abdomen merusak sel-sel lapisan saluran cerna, menyebabkan mual,
muntah, dan diare. Ketika kerusakan tersebut berlangsung dan peradangan usus
menjadi kronik, kondisi ini disebut enterititis radiasi. Lapisan usus dapat tetap
meradang sampai 10 tqhun setelah terapi radiasi. Selain muntah dan diare , enterititis
dan obstruksi usus. Radiasi pada kepala,leher atau esofagus dapat menyebabkan nyeri
tenggorokan,mukeositis dan perubahan rasa,menyebabkan anorekai dan mual. Radiasi
ke dada dapat menyebabkan esophagitis.
3. Kemoterapi
Obat kemoterapi sangat beracun dan tidak hanya merusak sel kanker tetapi juga sel-
sel yang sehat. Pertumbuhan sel saluran cerna, sumsum tulang, dan rambut yang cepat
sangat mudah diserang.
Di Tepian
Mual dan muntah adalah efek samping kemoterapi yang paling sering menyulitkan.
Namun, tidak semua regimen kemoterapi menyebabkan masalah ini. Mual dan
muntah lebih sering terjadi pada penggunaan obat tertentu dan sering dapat dicegah
atau diminimalkan dengan pemberian antiemetik sebelum sesi kemoterapi.
4. Imunoterapi
Imunoterapi (disebut juga biologic response modifier therapy) menggunakan
pertahanan alami tubuh untuk melawan kanker. Imunoterapi yang melibatkan sitokin dan
antibodi tertentu telah menjadi bagian terapi kanker standar. Tipe lain imunoterapi masih
dalam penelitian. Interferon merupakan pemodifikasi respons biologi yang paling dikenal
dan banyak digunakan.
9
penurunan berat badan. Terapi ini juga dapat meningkatkan kebutuhan kalori dan protein
pasien.
Kebutuhan kalori dan protein bervariasi menurut jenis dan stadium kanker, adanya
metastasis, pengobatan yang diberikan, dan status nutrisi pasien. Sewaktu menentukan
kebutuhan kalori dan protein spesifik yang dibutuhkan, perhatikan faktor-faktor seperti:
10
1. Kalori
Pasien kanker yang tidak mengalami penurunan berat badan yang nyata memerlukan
25 sampai 35 kal/kg/hari untuk mempertahankan berat badan. Jika pasien perlu
menambah berat badan, ia membutuhkan kadar kalori yang lebih tinggi. Pasien
malnutrisi dapat memerlukan 35 sampai 40 kal/kg/hari.
Ingat bahwa pasien kanker payudara biasanya tidak memerlukan kalori yang tinggi.
Faktanya, penambahan berat badan relatif umum terjadi pada pasien ini.
2. Protein
Untuk membangun jaringan, pasien kanker memerlukan nitrogen dan asam amino
esensial, yang meningkatkan penyembuhan dan menghentikan pemecahan jaringan.
Pasien harus mendapat rasio protein terhadap kalori yang optimal.
Kebutuhan protein spesifik bergantung pada status nutrisi. Pasien yang memiliki
status nutrisi yang baik, secara kasar memerlukan 0,8 sampai 1,2 g/kg/hari protein
berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan. Pasien malnutrisi
memerlukan 1,2 sampai 1,5 g/kg/hari untuk melawan kekurangan dan memperoleh
kembali keseimbangan nitrogen yang positif.
3. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral tertentu membantu mengatur metabolisme protein dan energi.
Pasien kanker harus mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang optimal
setidaknya sesuai dengan Recommended Dietary Allowance (RDA), tetapi mungkin
lebih tinggi.
Setiap kebutuhan vitamin dan mineral pasien harus dinilai secara perorangan. Faktor
yang dapat memengaruhi kebutuhan meliputi jenis stadium kanker, status nutrisi,
pengobatan, dan adanya komplikasi saluran cerna tertentu seperti malabsorpsi, diare,
dan muntah.
4. Cairan
Asupan cairan yang cukup adalah hal yang sangat penting terutama jika pasien
mengalami muntah, diare, demam atau infeksi. Selain untuk menggantikan cairan
yang hilang, asupan cairan sebanyak 2 qt/hari (2 L/hari) atau lebih membantu ginjal
mengeiminasi produk pemecahan metabolik dari obat kemoterapi toksin dan sel
kanker yang telah dihancurkan.
Agen kemoterapi tertentu meningkatkan kebutuhan cairan lebih lanjut. Contohnya,
pasien yang mendapat siklofosfamid (Cytoxan) atau ifosfamid (Ifex) mungkin perlu 3
11
qt/hari (3 L/hari) cairan untuk menghindari sintisis hemoragik (perdarahan dari
kandung kemih).
Penilaian nutrisi pada pasien kanker.
Ketika menilai status nutrisi dari seorang pasien, pastikan anda mendapat :
Riwayat berat badan yang rinci
Gejala pada saluran cerna (seperti mual, muntah, diare, anoreksia, yang berlangsung
lebih dari 2 minggu.
Kapasitasa fungsional (apakah pasien dapat berfungsi normal, rawat jalan atau tirah
baring)
Riwayat makanan, termasuk pilihan makanan jika pasien mendapat asupan oral)
Terapi yang telah dijadwalkan (seperti pembedahan, radiasi, atau kemoterapi)
Penggunaan obat-obatan
Jenis kanker
Status emosional
12
Rencana cadangan
Pasien yang tidak mampu mendapat cukup asupan oral untuk jangka waktu lama
memerlukan dukungan nutrisi. Jika saluran cerna berfungsi, nutrisi enteral lebih
disukai daripada makanan parenteral karena lebih aman, memelihara fungsi saluran
cerna, dan lebih murah.
Jika saluran cerna tidak dapat diakses atau tidak berfungsi, nutrisi parenteral dapat
diberikan. Walaupun beresiko, NPT dapat mengubah status metabolik pasien dari
katabolisme menjadi anabolisme dan membantu mencegah kaheksia kanker.
Memperbaiki Asupan
Jika asupan oral pasien dibatasi oleh anoreksia, mual, dan muntah, stomatitis, dan
masalah lain, ambil tindakan untuk membantunya mengatasi rintangan ini.
Perang makanan
Anoreksia—Penyebab malnutrisi yang paling sering pada pasien kanker—dapat
berasal dari:
Zat-zat kimia yang diproduksi tumor
Nyeri
Kekenyangan awal
Depresi
Luka di mulut
Mual dan muntah
Peubahan rasa.
13
NutriTips (Mengatasi Anoreksia)
Untuk membantu pasien anoreksia Anda mempertahankan asupan oral yang
adekuat setelah keluar dari rumah sakit, berikan saran-saran berikut pada pasien
dan keluarganya.
Makanlah makanan atau makanan kecil dalam jumlah sedikit tapi sering
(setiap 1 sampai 2 jam)
Makan makanan tinggi-protein, tinggi-kalori. Hindari makanan rendah- kalori.
Coba untuk makan saat perasaan pasien baik. Diwaktu lain, gunakan suplemen
nutrisi Ensure atau Boost.
Tambahkan protein dan kalori ekstra ke dalam makanan dengan
menyiapkannya dengan mentega, margarin, madu, gula, atau susu bubuk
kering.
Buat lingkungan makan senyaman mungkin
Coba resep-resep yang berbeda, makanan dengan konsistensi berbumbu dan
berasa
Untuk menghindari makanan dengan bau yang kuat, yang dapat menyebabkan
mual, biarkan orang lain yang menyiapkan makanan, memasak di luar pada
pemanggang, makanan-makanan dingin daripada yang panas, pesan makanan
untuk dibawa pulang, dan lepas penutup baki lebih awal.
Untuk membantu pasien Anda melawan anoreksia ingatlah Food Never Goes
Away. Sarankan :
Muntah
Mual dan muntah dapat disebabkan oleh kanker itu sendiri, pengobatan kanker,
nyeri, atau pengobatan nyeri tertentu. Jika pasien menjalani kemoterapi,
intruksikan padanya untuk menggunakan obat antiemetic 6 jam sebelum dimulai
kemoterapi (jika diperbolehkan) dan tetap menggunakannya sesuai resep.
14
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Sarankan pasien untuk makan secara perlahan.
Sediakan cairan untuk diminum di antara makan, dan sarankan padanya untuk
tidak minum cairan dengan makanan.
Sediakan minuman dingin atau yang diberi es.
Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang berlemak, berminyak,
digoreng, dan berbumbu, serta makanan dengan bau yang kuat.
Sarankan makanan rendah-lemak, yang lebih cepat dicerna dan sedikit
tertinggal dilambung.
Dorong pasien untuk makan makanan lunak, seperti roti panggang, biscuit,
pretzel, kue beras, sereal panas, sherbet, popsicles, dan buah kalengan.
Jika pasien anda muntah, intruksikan padanya untuk tidak makan atau minum.
Jika muntah teratasi , sarankan padanya untuk mencoba minum cairan bening
dalam jumlah sedikit, dimuali dengan 1 sendok the setiap 10 menit dan jumlahnya
ditingkatkan secara bertahap sesuai toleransi pasien .
Jika pasien mampu menoleransi cairan bening, intruksikan padanya untuk makan
makanan rendah lemak, makanan tidak berbumbu, seperti sereal panas, biscuit,
pudding, dan buah kalengan. Sarankan ia untuk melanjutka makan dalam jumlah
sedikit selama mungkin. Sarankan padanya untuk menambahkan makanan baru
secara bertahap.
Mengatasi Kelelahan
Kelelahan dapat disebabkan oleh kanker itu sendiri atau akibat radiasi, kemoterapi,
depresi, nutrisi yang buruk, atau dehidrasi. Untuk melawan kelelahan ini, sarankan
pasien untuk:
15
Makan makanan dalam porsi kecil tapi sering
Gunakan makanan yang disukai dan suplemen nutrisi untuk mengurangi
permintaan energi
Minum cairan dalam jumlah banyak
Tidur dan istirahat dengan cukup
Lakukan olahraga ringan jika memungkinkan
Subjek Luka
Terapi kanker dapat menyebabkan stomatitis (luka dalam mulut dan tenggorokan),
yang dapat diperburuk dengan makanan tertentu. Untuk membuat makan kurang
menyakitkan, instruksikan pada pasien untuk memilih makanan secara cermat dan
menjaga kesehatan oral yang baik. Untuk mengurangi ketidaknyamanan, sarankan
padanya untuk menggunakan anestesi lokal.
Pasien stomatitis dapat mengalami nyeri hebat ketika ia mencoba makan. Berikan saran
berikut ini untuk membantunya mempertahankan asupan yang adekuat:
Makan makanan dan minum yang lembut, ringan, seperti saus apel, pisang, buah
kalengan, keju cottage, fla, puding, telur orak-arik, sereal panas, sayuran yang
ditumbuk atau dihaluskan, dan daging giling.
Konsumsi makanan dan minuman padat-nutrien, seperti sup krim dan susu.
Hindari makanan yang mengiritasi mulut, termasuk buah dan jus sitrus, makanan
berbumbu atau asin, dan makanan yang keras, kasar, atau kering.
Campur makanan dengan mentega, kuah daging, atau saus.
Gunakan sedotan untuk minum.
Makan makanan dingin atau pada suhu ruangan. Makanan dingin memiliki efek baal,
sedangkan makanan panas atau hangat dapat mengiritasi luka di mulut.
Biasakan hygiene oral yang baik untuk menghilangkan makanan dan bakteri dan
meningkatkan penyembuhan. Jika perlu, gunakan pembersih mulut antiseptik
16
Perubahan Rasa
Terapi kemoterapi, radiasi, atau kanker itu sendiri dapat mengubah persepsi rasa.
Beberapa pasien mengeluh rasa yang lebih pahit, rasa logam ketika makan makanan
tinggi-protein. Pasien lainnya menjadi sensitif terhadap makanan manisdan lebih
menyukai makanan dan minuman yang tidak manis. Dengan terapi radiasi, perubahan
rasa biasanya terjadi pada minggu ketiga dan menghilang dalam 1 tahun setelah terapi
selesai.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penderita kanker kerap kali diikuti adanya cachexia yaitu suatu sindroma yang
ditandai dengan gejala-gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap,
penurunan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohidrat, protein & lemak.
Keadaan ini adalah dampak dari kanker baik lokal maupun sistemik dan juga adalah
komplikasi dari obat anti kanker.
Menurut Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet pada kanker adalah:
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.
Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya
terima pasien.
Mencegah atau menghambat penurunan BB secara berlebihan.
Mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan
keluarganya.
Kebutuhan Nutrisi pada pasien kanker meliputi pemenuhan kebutuhan Kalori,
Protein, Vitamin & Mineral, dan Cairan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Dwijayanthi, Linda. Niko Santoso. Aryandhito Widhi Nugroho. 2008. Ilmu Gizi Menjadi
Sangat Mudah Edisi 2. Jakarta: EGC
19