Anda di halaman 1dari 19

TERAPI DIET PADA PASIEN KANKER

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Gizi

Dosen Pengampu: Ns Fetty Rahmawaty, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VII

INDA FEBRIANA DEWI (PO.62.20.1.15.124)

IRFAN SETIAWAN (PO.62.20.1.15.126)

MUHAMMAD ALKIM (PO.62.20.1.15.131)

NABILAH AULIA SAKINAH (PO.62.20.1.15.132)


YUANANDO (PO.62.20.1.15.147)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya
Jurusan Keperawatan
Prodi DIV Keperawatan Reguler II
2016

1
Kata Pengantar

Dengan ini, kami panjatkan puji syukur atas rahmat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas kasih karunia –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Gizi yang
membahas tentang Terapi Diet Pada Pasien Kanker.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata ajar Ilmu Gizi. Makalah ini
berisikan materi tentang pembahasan mengenai Terapi Diet Pada Pasien Kanker. .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepannya.

Palangkaraya, Juni 2016

Kelompok VII

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………....1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………...3
B. Tujuan………………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Nutrisi Pada Pasien Kanker………………………………………………......5


B. Tujuan Pemberian Terapi Nutrisi Pada Pasien Kanker………………………………..5
C. Efek Kanker Pada Status Nutrisi……………………………………………….……..6
D. Efek Terapi Kanker Pada Status Nutrisi…………………………………….………...7
E. Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Kanker……………………………………………….9
F. Terapi Nutrisi Pada Pasien Kanker……………………………………………….….11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………...…17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk


membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya
fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Status nutrisi normal
menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi
(Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak
diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika,
1992).
Malnutrisi dan Cachexia sering terjadi pada penderita kanker (24% pada stadium dini
dan > 80% pada stadium lanjut), AIDS dan penyakit kronis lainnya. Malnutrisi dan
Cachexia meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta menurunkan kualitas hidup,
“survival” penderita. Penderita dengan malnutrisi sering tidak dapat mentoleransi terapi
termasuk radiasi kemoterapi dan lebih mempunyai kecenderungan mengalami “adverase
effect” terhadap terapi kanker.
Cachexia adalah keadaan malnutrisi yang ditandai dengan anorexia, penurunan berat
badan, muscle wasting, asthenia, depresi, nausea kronik dan anemia yang menyebabkan
distress psikologis, perubahan dalam komposisi tubuh, gangguan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, cairan jaringan, keseimbangan asam basa, kadar vitamin
dan elektrolit (Trujillo, 2005).
Anorexia adalah tidak adanya keinginan untuk makan dan menunjukkan bahwa
seseorang tidak mempunyai ketertarikan (interest) terhadap semua makanan.
Pengendalian terhadap asupan makanan adalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai
organ, environment dan mekanisme perifer (dinding usus berperan terhadap regulasi
apetite dan beraksi terhadap stimuli mekanis dan kemis seperti peptide yang diproduksi
diusus antara lain cholecycstokinin, somatostatin, glucagons) dan sentral (jalur
hipotalamaus: dipengaruhi oleh perciuman, rasa kecap, stimuli visual, temperature,
stimuli gastrointestinal melalui N.vagus, kadar glukosa dan asam amino dalam darah dan
pusat kortikal: dipengaruhi oleh environment, kultural, faktor ekonomi dan emosional).

4
Malnutrisi adalah hilangnya/ penurunan berat badan diatas 10% atau berat badan
kurang dari 80% BB ideal, dalam kurun waktu 3 bulan (Suastika, 1992; Waller, 1996;
Strasser, 2002, Trujillo, 2005). Ketika seseorang didiagnosis menderita kanker, maka
nutrisi merupakan bagian dari terapi. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita kanker
adalah mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi sehingga dapat memperkecil
terjadinya komplikasi meningkatkan efektivitas terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi)
kualitas hidup dan survival penderita.

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami :
1. Definisi nutrisi pada pasien kanker
2. Tujuan pemberian terapi nutrisi pada pasien kanker
3. Efek kanker dan efek pada status nutrisi
4. Macam-macam terapi nutrisi pada pasien kanker

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Nutrisi Pada Pasien Kanker

Kanker terjadi dampak perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme
pengaturan normal. Kanker sendiri adalah istilah yang menggambarkan keadaan penyakit
yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal yaitu
multiplikasi & menyebar. Multiplikasi sel adalah keadaan normal pada masa
pertumbuhan / proses regenerasi. Tetapi, jika faktor yang mengontrol pembelahan sel
tidak lagi berfungsi dengan normal maka keadaan ini yang dijuluki penyakit kanker.

Penderita kanker kerap kali diikuti adanya cachexia yaitu suatu sindroma yang
ditandai dengan gejala-gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap,
penurunan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohidrat, protein & lemak.
Keadaan ini adalah dampak dari kanker baik lokal maupun sistemik dan juga adalah
komplikasi dari obat anti kanker.

Pengobatan anti kanker seperti kemoterapi, radiasi serta pembedahan bisa


mempengaruhi status nutrisi penderita. Status gizi yang baik bisa menurunkan komplikasi
dari terapi anti kanker dan membuat penderita merasa lebih baik. Dukungan nutrisi adalah
bagian yang penting dalam menunjang terapi penderita kanker.

B. Tujuan Pemberian Terapi Nutrisi Pada Pasien Kanker


Menurut Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet pada kanker adalah:
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.
2) Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya
terima pasien.
3) Mencegah atau menghambat penurunan BB secara berlebihan.
4) Mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
5) Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan
keluarganya.

6
C. Efek Kanker Pada Status Nutrisi

Pasien kanker biasanya memiliki nafsu makan yang buruk, metabolisme yang
berubah, dan peningkatan katabolisme akibat efek tumor langsung dan tidak langsung,
serta akibat faktor terapi dan psikologi (seperti cemas dan depresi).

Banyak pasien kanker menjadi kenyang setelah makan beberapa gigitan.


Kekenyangan awal ini dapat disebabkan oleh :

 Buruknya pemahaman mengenai mekanisme yang berhubungan dengan kanker itu


sendiri
 Tekanan dari tumor diabdomen
 Asites (akumulasi cairan di abdomen)

Perubahan rasa juga sering terjadi pada pasien kanker. Banyak yang melaporkan
bahwa makanan terasa pahit atau seperti logam atau tidak cukup manis atau asin.
Biasanya pasien kanker mengonsumsi lebih sedikit dan menghabiskan lebih banyak
kalori. Penurunan berat badan sangat sering berkembang menjadi kakheksia, sindrom
penyusutan yang ditandai dengan kecepatan metabolik maladaptive, anoreksi,
penyusutan otot, penurunan berat badan hebat, dan debilitas umum. Kaheksia
mengganggu penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi lain.
Kaheksia dikaitkan dengan kualitas hidup yang buruk dan angka harapan hidup yang
lebih pendek. Sebenarnya, kakheksia menyebabkan lebih banyak kematian dari pada
kanker itu sendiri.

1) Efek Lokal
Tumor itu sendiri dapat secara langsung mengenai atau memengaruhi fungsi saluran
gastrointestinal, menyebabkan disfagia (kesulitan menelan), obstruksi, mual, muntah,
dan malabsorpsi. Kanker ovarium, hepar, dan genitourinaria dapat menyebabkan
asites, yang mengganggu asupan oral dengan menyebabkan kekenyangan awal. Di
lain pihak, kanker otak dapat mengubah status mental pasien hingga menyebabkan
penurunan asupan oral yang nyata secara berkepanjangan.
2) Efek Sistemik
Berbagai perubahan metabolik dapat menganggu status nutrisi pasien. Perubahan ini
meliputi :

7
 Peningkatan kecepatan metabolik (khususnya kanker paru dan lambung dan
sarkoma)
 Peningkatan katabolisme protein
 Resistensi insulin perifer, mungkin disebabkan sitokin dan faktor nekrosis
 Tumor
 Peningkatan oksidasi lemak.

D. Efek Terapi Kanker Pada Status Nutrisi

Terapi kanker dan efek sampingnya menyebabkan masalah yang mengacaukan status
nutrisi pasien.

1. Pembedahan
Efek pembedahan kanker terhadap nutrisi bervariasi berdasarkan tempat pembedahan:
 Pembedahan kepala dan leher dapat mengubah kemampuan mengunyah dan menelan.
 Pembedahan kanker esofagus mengangkat lambung menjadi lebih tinggi dalam dada.
Hal ini membatasi jumlah makanan yang dapat dikonsumsi pasien dalam satu waktu
dan meningkatkan risiko diare dan refluks.
 Pascagastrektomi, pasien harus mengonsumsi makanan dalam porsi sedikit tapi
sering, dan dapat mengalami diare hebat atau sindrom dumping (mual, lemah,
berkeringat, palpitasi, siknkop) setelah makan.
 Operasi pankreas dapat mengubah absorpsi, pengosongan lambung, dan kadar
glukosa darah.

Potensi efek samping lainnya dari operasi juga dapat memengaruhi nutrisi contohnya,
infeksi, fistula, dan sindrom usus-pendek (malabsorpsi setelah pengangkatan bagian dari
usus halus). Untuk membantu memastikan asupan yang adekuat selama periode
pascaoperasi, banyak pasien yang menggunakan slang makanan yang ditempatkan selama
operasi.

2. Terapi Radiasi
Seperti kanker itu sendiri, radiasi dapat mengubah persepsi rasa pasien. Pasien
biasanya mengeluh bahwa rasa makanan lebih pahit dan bahwa tidak dapat membedakan
manis dari asin.
Konsekuensi radiasi

8
Efek samping lain radiasi bergantung pada dosis radiasi dan tempatnya. Contohnya,
radiasi di abdomen merusak sel-sel lapisan saluran cerna, menyebabkan mual,
muntah, dan diare. Ketika kerusakan tersebut berlangsung dan peradangan usus
menjadi kronik, kondisi ini disebut enterititis radiasi. Lapisan usus dapat tetap
meradang sampai 10 tqhun setelah terapi radiasi. Selain muntah dan diare , enterititis
dan obstruksi usus. Radiasi pada kepala,leher atau esofagus dapat menyebabkan nyeri
tenggorokan,mukeositis dan perubahan rasa,menyebabkan anorekai dan mual. Radiasi
ke dada dapat menyebabkan esophagitis.
3. Kemoterapi
Obat kemoterapi sangat beracun dan tidak hanya merusak sel kanker tetapi juga sel-
sel yang sehat. Pertumbuhan sel saluran cerna, sumsum tulang, dan rambut yang cepat
sangat mudah diserang.
Di Tepian
Mual dan muntah adalah efek samping kemoterapi yang paling sering menyulitkan.
Namun, tidak semua regimen kemoterapi menyebabkan masalah ini. Mual dan
muntah lebih sering terjadi pada penggunaan obat tertentu dan sering dapat dicegah
atau diminimalkan dengan pemberian antiemetik sebelum sesi kemoterapi.

Kemoterapi juga dapat menyebabkan anoreksia, diare, atau konstipasi, malabsorsi,


luka dimulut (stomatis), peradangan di mulut, perubahan rasa, dan infeksi. Tanda dan
gejala yang berlangsung lebih dari 2 minggu sepertinya sangat berpengaruh terhadap
status nutrisi pasien.

Obat-obatan kemoterapi yang mengenai sumsum tulang dapat menyebabkan anemia


dan perdarahan. Beberapa obat juga menekan sistem imun, meningkatkan resiko
infeksi berat.

4. Imunoterapi
Imunoterapi (disebut juga biologic response modifier therapy) menggunakan
pertahanan alami tubuh untuk melawan kanker. Imunoterapi yang melibatkan sitokin dan
antibodi tertentu telah menjadi bagian terapi kanker standar. Tipe lain imunoterapi masih
dalam penelitian. Interferon merupakan pemodifikasi respons biologi yang paling dikenal
dan banyak digunakan.

Tergantung agen spesifik yang digunakan, imunoterapi data menyebabkan diare,


mual, muntah, kehilangan nafsu makan, nyeri abdomen, stomatitis, perubahan rasa,dan

9
penurunan berat badan. Terapi ini juga dapat meningkatkan kebutuhan kalori dan protein
pasien.

5. Transplantasi Sumsum Tulang


Pasien leukemia, limfoma, atau kanker payudara dapat menjalani transplantasi
sumsun tulang. Sebelum transplantasi, pasien mendapat kemoterapi dosis-tinggi dan
iradiasi tubuh total untuk menekan fungsi imun dan membunuh sel kanker. Terapi ini
biasanya menyebabkan mual, muntah, peradangan saluran cerna, perubahan rasa, dan
anoreksia. Transplantasi itu dapat menyebabkan mukositis, stomatitis, esofagitis, dan
kerusakan usus (menyebabkan diare hebat).
NPT Sementara
Maksimalisasi tatalaksana nyeri dan terapi antiemetik dapat memperbaiki kemampuan
pasien untuk menoleransi diet oral. Jika disfungsi saluran cerna berat mencegah
dilakukannya asupan oral atau enternal, pasien dapat menerima nutrisi parenteral total
(NPT).
Biasanya, disfungsi saluran cerna menyembuh sekitar 30 hari setelah transplantasi dan
pasien dapat memulai kembali asupan oral atau makanan dari slang (jika dibutuhkan).
Untuk mengoprimalkan keseimbangan nitrogen, pasien harus mencapai 30 sampai 35
kal/kg/hari dan 1,5 sampai 2,5 g protein per kg/hari.

E. Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Kanker


Karena hipermetabolisme dan peningkatan katabolisme, pasien kanker memilki
kebutuhan protein dan energi yang tinggi. Agar protein tetap dikhususkan untuk
pembangunan jaringan vital, pasien harus mendapatkan cukup karbohidrat dan lemak.

Kebutuhan kalori dan protein bervariasi menurut jenis dan stadium kanker, adanya
metastasis, pengobatan yang diberikan, dan status nutrisi pasien. Sewaktu menentukan
kebutuhan kalori dan protein spesifik yang dibutuhkan, perhatikan faktor-faktor seperti:

 Apakah pasien perlu mempertahankan, menambah, atau menurunkan berat badan


 Fungsi ginjal
 Adanya diabetes
 Status luka
 Kadar aktivitas pasien

10
1. Kalori
Pasien kanker yang tidak mengalami penurunan berat badan yang nyata memerlukan
25 sampai 35 kal/kg/hari untuk mempertahankan berat badan. Jika pasien perlu
menambah berat badan, ia membutuhkan kadar kalori yang lebih tinggi. Pasien
malnutrisi dapat memerlukan 35 sampai 40 kal/kg/hari.
Ingat bahwa pasien kanker payudara biasanya tidak memerlukan kalori yang tinggi.
Faktanya, penambahan berat badan relatif umum terjadi pada pasien ini.
2. Protein
Untuk membangun jaringan, pasien kanker memerlukan nitrogen dan asam amino
esensial, yang meningkatkan penyembuhan dan menghentikan pemecahan jaringan.
Pasien harus mendapat rasio protein terhadap kalori yang optimal.
Kebutuhan protein spesifik bergantung pada status nutrisi. Pasien yang memiliki
status nutrisi yang baik, secara kasar memerlukan 0,8 sampai 1,2 g/kg/hari protein
berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan. Pasien malnutrisi
memerlukan 1,2 sampai 1,5 g/kg/hari untuk melawan kekurangan dan memperoleh
kembali keseimbangan nitrogen yang positif.
3. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral tertentu membantu mengatur metabolisme protein dan energi.
Pasien kanker harus mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang optimal
setidaknya sesuai dengan Recommended Dietary Allowance (RDA), tetapi mungkin
lebih tinggi.
Setiap kebutuhan vitamin dan mineral pasien harus dinilai secara perorangan. Faktor
yang dapat memengaruhi kebutuhan meliputi jenis stadium kanker, status nutrisi,
pengobatan, dan adanya komplikasi saluran cerna tertentu seperti malabsorpsi, diare,
dan muntah.
4. Cairan
Asupan cairan yang cukup adalah hal yang sangat penting terutama jika pasien
mengalami muntah, diare, demam atau infeksi. Selain untuk menggantikan cairan
yang hilang, asupan cairan sebanyak 2 qt/hari (2 L/hari) atau lebih membantu ginjal
mengeiminasi produk pemecahan metabolik dari obat kemoterapi toksin dan sel
kanker yang telah dihancurkan.
Agen kemoterapi tertentu meningkatkan kebutuhan cairan lebih lanjut. Contohnya,
pasien yang mendapat siklofosfamid (Cytoxan) atau ifosfamid (Ifex) mungkin perlu 3

11
qt/hari (3 L/hari) cairan untuk menghindari sintisis hemoragik (perdarahan dari
kandung kemih).
Penilaian nutrisi pada pasien kanker.
Ketika menilai status nutrisi dari seorang pasien, pastikan anda mendapat :
 Riwayat berat badan yang rinci
 Gejala pada saluran cerna (seperti mual, muntah, diare, anoreksia, yang berlangsung
lebih dari 2 minggu.
 Kapasitasa fungsional (apakah pasien dapat berfungsi normal, rawat jalan atau tirah
baring)
 Riwayat makanan, termasuk pilihan makanan jika pasien mendapat asupan oral)
 Terapi yang telah dijadwalkan (seperti pembedahan, radiasi, atau kemoterapi)
 Penggunaan obat-obatan
 Jenis kanker
 Status emosional

F. Terapi Nutrisi Pada Pasien Kanker


Terapi nutrisi penting untuk melawan kanker dan memacu sistem imun. Intervensi
nutrisi awal dapat memperbaiki toleransi pasien terhadap pengobatan, dan memperbaiki
kualitas hidup.
Tujuan terapi nutrisi adalah untuk mencegah atau menyimpan katabolisme dan
membantu meredakan efek samping penyakit, dan pengobatan. Pada beberapa pasien,
suplemen nutrisi, yang kaya akan nutrien penting yang membantu metabolisme dan
pencernaan makanan, membatasi komplikasi dan memungkinkan terapi kemoterapi dan
radiasi dapat dihentikan. (Namun, pada pasien dengan penyakit stadium akhir, terapi ini
belum terbukti memperbaiki kualitas hidup atau keluarannya).
Membuat Rencana
Untuk pasien yang mendapat asupan oral, buatlah rencana makanan dengan
bekerjasama antara pasien, keluarga, dan ahli diet. Rencana makan harus
mempertimbangkan pilihan dan toleransi pasien terhadap makanan, serta setiap
masalah makanan, seperti anoreksia, mual atau muntah, atau stomatitis. Rencana
makanan harus menekankan kadar kalori yang tinggi dan kepadatan nutrien dalam
jumlah makanan yang lebih sedikit.

12
Rencana cadangan
Pasien yang tidak mampu mendapat cukup asupan oral untuk jangka waktu lama
memerlukan dukungan nutrisi. Jika saluran cerna berfungsi, nutrisi enteral lebih
disukai daripada makanan parenteral karena lebih aman, memelihara fungsi saluran
cerna, dan lebih murah.
Jika saluran cerna tidak dapat diakses atau tidak berfungsi, nutrisi parenteral dapat
diberikan. Walaupun beresiko, NPT dapat mengubah status metabolik pasien dari
katabolisme menjadi anabolisme dan membantu mencegah kaheksia kanker.
Memperbaiki Asupan
Jika asupan oral pasien dibatasi oleh anoreksia, mual, dan muntah, stomatitis, dan
masalah lain, ambil tindakan untuk membantunya mengatasi rintangan ini.
Perang makanan
Anoreksia—Penyebab malnutrisi yang paling sering pada pasien kanker—dapat
berasal dari:
 Zat-zat kimia yang diproduksi tumor
 Nyeri
 Kekenyangan awal
 Depresi
 Luka di mulut
 Mual dan muntah
 Peubahan rasa.

Anda dapat membantu pasien anda melawan anoreksia dengan :

 Memberi makanan dalam porsi kecil tapi sering


 Meningkatkan densitas nutrien pada makan—contohnya, penambhan susu bubuk
pada susu cair
 Mendorong anggota keluarga untuk makan dengan pasien atau membawakan
makanan kesukaannya dari rumah.
 Minta dokter untuk meresepkan perangsang nafsu makan, seperti megestrol asetat
(Megace), dronabinol (Marinol), atau deksametason (decadron)—jika manfaatnya
tidak tampak setelah 2 sampai 6 minggu terapi obat, pengobatan harus dihentikan.
Untuk membantu meningkatkan asupan yang adekuat setelah keluar rumah sakit,
tinjau kembali saran makan yang tepat dengan pasien dan keluarga.

13
NutriTips (Mengatasi Anoreksia)
Untuk membantu pasien anoreksia Anda mempertahankan asupan oral yang
adekuat setelah keluar dari rumah sakit, berikan saran-saran berikut pada pasien
dan keluarganya.
 Makanlah makanan atau makanan kecil dalam jumlah sedikit tapi sering
(setiap 1 sampai 2 jam)
 Makan makanan tinggi-protein, tinggi-kalori. Hindari makanan rendah- kalori.
 Coba untuk makan saat perasaan pasien baik. Diwaktu lain, gunakan suplemen
nutrisi Ensure atau Boost.
 Tambahkan protein dan kalori ekstra ke dalam makanan dengan
menyiapkannya dengan mentega, margarin, madu, gula, atau susu bubuk
kering.
 Buat lingkungan makan senyaman mungkin
 Coba resep-resep yang berbeda, makanan dengan konsistensi berbumbu dan
berasa
 Untuk menghindari makanan dengan bau yang kuat, yang dapat menyebabkan
mual, biarkan orang lain yang menyiapkan makanan, memasak di luar pada
pemanggang, makanan-makanan dingin daripada yang panas, pesan makanan
untuk dibawa pulang, dan lepas penutup baki lebih awal.

Untuk membantu pasien Anda melawan anoreksia ingatlah Food Never Goes
Away. Sarankan :

 Frequent, small meals (makan kecil dan sering)


 Nutrient-dense food (makanan padat gizi)
 Gathering family or friends for meals (makan bersama keluarga dan teman)
 Appetite stimulans (menggunakan perangsang nafsu makan)

Muntah

Mual dan muntah dapat disebabkan oleh kanker itu sendiri, pengobatan kanker,
nyeri, atau pengobatan nyeri tertentu. Jika pasien menjalani kemoterapi,
intruksikan padanya untuk menggunakan obat antiemetic 6 jam sebelum dimulai
kemoterapi (jika diperbolehkan) dan tetap menggunakannya sesuai resep.

Berikut ini saran-saran untuk meredakan mual dan muntah:

14
 Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
 Sarankan pasien untuk makan secara perlahan.
 Sediakan cairan untuk diminum di antara makan, dan sarankan padanya untuk
tidak minum cairan dengan makanan.
 Sediakan minuman dingin atau yang diberi es.
 Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang berlemak, berminyak,
digoreng, dan berbumbu, serta makanan dengan bau yang kuat.
 Sarankan makanan rendah-lemak, yang lebih cepat dicerna dan sedikit
tertinggal dilambung.
 Dorong pasien untuk makan makanan lunak, seperti roti panggang, biscuit,
pretzel, kue beras, sereal panas, sherbet, popsicles, dan buah kalengan.

Sebagian pasien merasakan keengganan untuk makan tepat sebelum mengalami


mual atau muntah. Untuk mencegah keengganan terhadap makanan, intruksikan
pasien untuk menghindari makanan kesukaannya selama 48 jam sebelum dan
sesudah terapi kemoterapi atau radiasi.

NutriTips (Melanjutkan Asupan Oral)

Jika pasien anda muntah, intruksikan padanya untuk tidak makan atau minum.
Jika muntah teratasi , sarankan padanya untuk mencoba minum cairan bening
dalam jumlah sedikit, dimuali dengan 1 sendok the setiap 10 menit dan jumlahnya
ditingkatkan secara bertahap sesuai toleransi pasien .

Jika pasien mampu menoleransi cairan bening, intruksikan padanya untuk makan
makanan rendah lemak, makanan tidak berbumbu, seperti sereal panas, biscuit,
pudding, dan buah kalengan. Sarankan ia untuk melanjutka makan dalam jumlah
sedikit selama mungkin. Sarankan padanya untuk menambahkan makanan baru
secara bertahap.

Mengatasi Kelelahan

Kelelahan dapat disebabkan oleh kanker itu sendiri atau akibat radiasi, kemoterapi,
depresi, nutrisi yang buruk, atau dehidrasi. Untuk melawan kelelahan ini, sarankan
pasien untuk:

 Memilih makanan yang sehat

15
 Makan makanan dalam porsi kecil tapi sering
 Gunakan makanan yang disukai dan suplemen nutrisi untuk mengurangi
permintaan energi
 Minum cairan dalam jumlah banyak
 Tidur dan istirahat dengan cukup
 Lakukan olahraga ringan jika memungkinkan

Subjek Luka

Terapi kanker dapat menyebabkan stomatitis (luka dalam mulut dan tenggorokan),
yang dapat diperburuk dengan makanan tertentu. Untuk membuat makan kurang
menyakitkan, instruksikan pada pasien untuk memilih makanan secara cermat dan
menjaga kesehatan oral yang baik. Untuk mengurangi ketidaknyamanan, sarankan
padanya untuk menggunakan anestesi lokal.

NutriTips (Mengatasi Stomatitis)

Pasien stomatitis dapat mengalami nyeri hebat ketika ia mencoba makan. Berikan saran
berikut ini untuk membantunya mempertahankan asupan yang adekuat:

 Makan makanan dan minum yang lembut, ringan, seperti saus apel, pisang, buah
kalengan, keju cottage, fla, puding, telur orak-arik, sereal panas, sayuran yang
ditumbuk atau dihaluskan, dan daging giling.
 Konsumsi makanan dan minuman padat-nutrien, seperti sup krim dan susu.
 Hindari makanan yang mengiritasi mulut, termasuk buah dan jus sitrus, makanan
berbumbu atau asin, dan makanan yang keras, kasar, atau kering.
 Campur makanan dengan mentega, kuah daging, atau saus.
 Gunakan sedotan untuk minum.
 Makan makanan dingin atau pada suhu ruangan. Makanan dingin memiliki efek baal,
sedangkan makanan panas atau hangat dapat mengiritasi luka di mulut.
 Biasakan hygiene oral yang baik untuk menghilangkan makanan dan bakteri dan
meningkatkan penyembuhan. Jika perlu, gunakan pembersih mulut antiseptik

16
Perubahan Rasa

Terapi kemoterapi, radiasi, atau kanker itu sendiri dapat mengubah persepsi rasa.
Beberapa pasien mengeluh rasa yang lebih pahit, rasa logam ketika makan makanan
tinggi-protein. Pasien lainnya menjadi sensitif terhadap makanan manisdan lebih
menyukai makanan dan minuman yang tidak manis. Dengan terapi radiasi, perubahan
rasa biasanya terjadi pada minggu ketiga dan menghilang dalam 1 tahun setelah terapi
selesai.

Untuk membantu pasien Anda mempertahankan asupan yang adekuat walaupun


terjadi perubahan rasa, sarankan untuk:

 Makan makanan yang terlihat dan terasa enak


 Makan ikan, ayam, kalkun, telur, produk olahan susu, atau tahu untuk protein jika
daging merah terasa tidak enak
 Gunakan sedikit bumbu, seperti basil, rosemary, atau oregano
 Makan makanan dan minuman asam, seperti jeruk, limun, dan fla limun (kecuali
pasien mengalami stomatitis)
 Minum suplemen cair yang kurang-manis, seperti Isocal atau Osmolite
 Makan makananpada suhu ruangan
 Minum cairan sepanjang hari untuk melembabkan mulut dan untuk membilas
metabolit dari tubuh
 Gunakan peralatan plastik dari pada logam untuk melawan rasa logam
 Bilas mulut sebelum makan.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penderita kanker kerap kali diikuti adanya cachexia yaitu suatu sindroma yang
ditandai dengan gejala-gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap,
penurunan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohidrat, protein & lemak.
Keadaan ini adalah dampak dari kanker baik lokal maupun sistemik dan juga adalah
komplikasi dari obat anti kanker.

Pengobatan anti kanker seperti kemoterapi, radiasi serta pembedahan bisa


mempengaruhi status nutrisi penderita. Status gizi yang baik bisa menurunkan komplikasi
dari terapi anti kanker dan membuat penderita merasa lebih baik. Dukungan nutrisi adalah
bagian yang penting dalam menunjang terapi penderita kanker.

Menurut Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet pada kanker adalah:
 Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.
 Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya
terima pasien.
 Mencegah atau menghambat penurunan BB secara berlebihan.
 Mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
 Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan
keluarganya.
Kebutuhan Nutrisi pada pasien kanker meliputi pemenuhan kebutuhan Kalori,
Protein, Vitamin & Mineral, dan Cairan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dwijayanthi, Linda. Niko Santoso. Aryandhito Widhi Nugroho. 2008. Ilmu Gizi Menjadi
Sangat Mudah Edisi 2. Jakarta: EGC

Penulis. Terapi Nutrisi Pada Penderita Kanker (online)


(http://documents.tips/documents/terapi-nutrisi-pada-penderita-kanker-
5607fe3325970.html , diakses tanggal 13 Juni 2016)

19

Anda mungkin juga menyukai