Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II

INJEKSI INTRA VENA (IV)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kebutuhan Dasar Manusia II

Dosen Pengampu Ns. Ester sylvia, M.Kep., Sp.MB

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

DEBORA KARTIKA SARI (PO. 62. 20. 1. 15. 117)

DIAN ANA MUTRIQAH (PO. 62. 20. 1. 15. 118)

DINA AULIANA (PO. 62. 20. 1. 15. 120)

NI KADEK AYU D L (PO. 62. 20. 1. 15. 133)

PUTRI DAMAI YANTI (PO. 62. 20. 1. 15. 136)

YAYANG SAVITA (PO. 62. 20. 1. 15. 145)

Program Studi D IV Reguler II Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palangkaraya

Tahun Akademik 2015/ 2016

Pemberian intravena. Perawat memberikan obat intravena dengan mengikuti metode


berikut ini :
1. Sebagai campuran dalam cairan intravena yang banyak
2. Dengan menyuntikan bolus atau sedikit volume obat melalui jalur infus intravena yang
sudah ada atau akses intravena sementara (kunci heparin atau saline)
3. Dengan infus “piggyback” cairan yang mengandung obat dan sedikit cairan intravena
melalui selang infus yang sudah tersedia.

Dari tiga metode yang ada, klien telah memiliki jalur infus intravena yang telah ada atau
akses sementara infus intermiten (dikenal dengan heparin atau saline lock). Disebagian besar
institusi, aturan dan prosedur mengatur siapa saja yang berhak memberikan obat intravena,
dan dalam situasi seperti apa mereka berhak memerikan obat. Aturan ini berdasarkan jenis
obat, kemampuan dan ketersedian staf, seperti tipe alat pemantauan yang tersedia.
Bab 41 menggambarkan teknik untuk melakukan fungsi vena (vena punvture) dan
membuat infus intravena yang baik. Pemberian obat adalah salah satu alasan penggunaan
cairan intravena. Terapi cairan intravena digunakan sebagai pengganti cairan tubuh pada klien
yang tidak bisa mengkonsumsi cairan melalui mulut sekaligus menyediakan elektrolit dan
nutrien lain.
Saat menggunakan metode pemberian obat intravena manapun, perhatikan kondisi klien
dengan cermat terhadap gejala efek samping obat. Setelah obat mencapai peredaran darah,
obat akan bekerja dengan segera dan tidak mungkin menghentikannya. Oleh karena itu,
perhatian khusus perlu dilakukan agar tidak melakukan kesalahan dalam perhitungan dosis
dan persiapan obat. Ikuti secara hati-hati enam hal yang benar dalam pemberian obat yang
aman, periksa kembali perhitungan obat oleh perawat lain, dan ketahuilah efek kerja obat
yang diharapkan dan efek samping setiap obat yang anda berikan. Jika obat memiliki antidot
pastikan antidot tersedia selama pemberian obat. Saat memberikan obat poten, periksalah
tanda vital sebelum, selama, dan setelah pemerian.
Pemberian obat dengan jalur intravena memiliki beberapa keuntungan. Seringkali perawat
memberikan obat intravena pada keadaan darurat saat obat kerja cepat harus segera diberikan.
Jalur intravena juga sangatbaik diperlukan dosis terapeutik obat dalam darah yang konstan.
Beberapa obat bersifat basa sehingga iritatif terhadap otot atau jaringan subkutan. Obat-obat
ini tidak terlalu menyebabkan nyeri jika diberikan secara intravena.

Infus volume besar. Diantara tiga metode pemberian obat intravena, mencampur obat
dalam cairan bervolume besar merupakan yang teraman dan termudah. Obat dicairkan dalam
volume besar (500 atau 100 ml) cairan intravena yang cocok seperti saline atau ringer laktat
(keterampilan 36-6). Pada kebanyakan institusi, apoteker menambahkan obat pada kemasan
cairan intravena untuk memastikan sepsis dan untuk mengurangi kejadian kesalahan medis.
Karena obat tidak berada dalam bentuk konsentrat, risiko efek samping atau reaksi obat yang
fatal sangat jarang. Namun demikian, infus harus diberikan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Vitamin da kalium klorida merupakan oat yang sering ditamahkan pada cairan
intravena. Namun, terhadap bahaya dengan pemberian infus secara terus-menerus, yaitu jika
cairan intravena terlalu cepat diberikan, klien memiliki risiko untuk kelebihan cairan
(overload).

Bolus intravena. Bolus intravena adalah pemasukan dosis konsentrat seuah obat langsung
pada sirkulasi darah sistemik (keterampilan 35-7) karena bolus memerlukan hanya sedikit
jumlah cairan untuk menghantarkan obat, maka cara ini memiliki keuntungan pada klien
yang mempunyai keterbatasan pemasukan cairan. Bolus intravena atau “dorong” merupakan
cara paling bahaya dalam

Kotak 35-27 saran untuk pencegahan kecelakaan jarum suntik


 Hindari penggunaan jarum jika sistem tanpa jarum atau sharps with engineered sharps
injury protection (SESIP) tersedia diinstitusi.
 Jangan menutup kembali jarum yang sudah digunakan.
 Rencanakan penggunaan dan pemuangan jarum yang aman sebelum memulai prosedur.
 Segera buang jarum, sistem tanpa jarum, dan SESIP ketempat pembuangan khusus.
 Catat kejadian kecelakaan jarum suntik seperti berikut :
 Tipe dan merek alat yang terkait dalam kecelakaan
 Lokasi kejadiaan (contoh departemen atau ruang kerja)
 Deskripsi kejadiaan kecelakaan
 Pertahankan privasi pekerja yang mengalami kecelakaan jarum suntik
Data dari occupational safety and healty administration : toxic and hazardous subtances:
bloodborne pathogens, federal register, cfr 29, bagian 1910.1030. april 3, 2006,
www.osha.gov/pls/oshawed/owadisp.show_document?p_table=STANDARDS&p_id=10051

Keterampilan 35-6 menambahkan obat kewdah cairan intravena


Pertimbangan pendelegasian
Keterampilan ini tidak dapat didelegasikan. (pada beberapa institusi, hanya apoteker yang
berhak menambahkan obat kedalam IV untuk menjamin pemberian obat yang aman dan
menjamin asepsis).

Peralatan
 Vial atau ampul obat
 Tabung suntik dengan ukuran yang sesuai (5-20 ml)
 Jarum steril (1-11/2 inci, 19-21G) dengan filter khusus yang jika dibutuhkan
 Pengencer yang sesuai jika diindikasikan (misalnya air steril, normal saline)
 Wadah cairan IV steril (kantung atau botol 25-1000 ml)
 Kapas alkhol atau antiseptik
 Label untuk dilekatkan kekantong/ botol IV
 MAR (rekam medis) atau cetakan komputer

Langkah

1. Periksa kelengkapan MAR atau cetakan komputer dengan instruksi pengobatan yang
diresepkan. Periksa nama klien dan nama obat, dosis, jalur, dan waktu pemberian. Salin
dan cetak kembali bagian MAR yang sulit dibaca.
2. Periksa riwayat medis klien
3. Kumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk pemberian obat yang aman, termasuk aksi,
tujuan, efek samping, dosis normal, onset, dan implikasi keperawatan.
4. Saat menambahkan lebih dari satu obat kedalam larutan IV periksa kompatibilitas obat
5. Periksa keseimbangan cairan sistemik yaitu dari hidrasi turgor kulit, pulpasi, serta tekanan
darah
6. Periksa riwayat alergi obat pada klien
7. Lakukan hygiene tangan
8. Periksa lokasi intervensi IV untuk tanda infiltrasi atau flebitis, dan periksa patensi saluran
IV yang ada (lihat bab 41)
9. Periksa pemahaman klien dengan tujuan pengobatan
Siapkan obat secara asepsis (lihat keterampilan 35-4). Periksa label obat dengan MAR
dua kali saat mempersiapkan obat.
10. Lakukan hygiene tangan
11. Bandingkan label obat dan kantung cairan IV dengan MAR

rasional
lembaran instruksi merupakan sumber yang paling terpercaya dan satu-satunya rekaman
pengobatan klien yang sah. Pastikan klien menerima obat yang tepat. MAR yang tidak
terbaca merupakan sumber kesalahan pengobatan.
Memperlihatkan kebutuhan akan pengobatan
Memungkinkan perawat memberikan obat dengan aman dan monitor respons klien terhadap
terapi.
Obat sering tidak kompatibel saat dicampur. Reaksi kimia yang terjadi dapat menimbulkan
keristalisasi cairan IV . perksa kebijakan agensi untuk daftar komtabilitas obat.
Bahaya dari infus IV yang kontinu adalah cairan yang sering berjalan terlalu cepat,
menimbulkan beban sirkulasi, terutama pada anak dan lansia (Ebersole et al., 2004:
hockenerry dan wilson, 2007).
Pemberian IV menimbulkan efek yang cepat. Respons alergi sering timbul segera.
Mengurangi transfer mikroorganisme.
Lokasi yang berfungsi tepat memastikan obat diberikan dengan aman.
Memperhatikan kebutuhan akan edukasi.
Memastikan obat tetap steril. Memastikan obat yang tepat disiapkan untuk klien yang tepat.
Mengurangi transfer mikroorganisme.
Memastikan obat yang tepat diinjeksikan kedalam cairan yang tepat.

13. Tambahkan obat ke wadah baru (biasanya Lokasi injeksi obat biasanya bersifat
dilakukan diruang pengobatan atau kereta menutup sendiri sehingga mencegah
dorong obat) : masuknya mikroorganisme setelah
penggunaan berulang.
a. Larutkan dalam kantung : cari bagian
injeksi obat pada kantung larutan IV plastik
(bagian tersebt memiliki segel karet kecil).
Jangan pilih bagian untuk insersi selang IV
atau ventilasi udara.
b. Larutkan dalam botol : cari lokasi injeksi Injeksi obat melalui ventilasi udara atau tube
pada botol larutan IV ang ditutupi oleh utama dapat mengubah tekanan di dalam
penutup metal atau plastik. botol dan menyebabkan kebocoran
c. Bersihkan lokasi injeksi dengan alkohol Mengurangi risiko masuknya
atau antiseptik mikroorganisme ke dalam kantung selama
insersi spuit.
d. Buka penutup spuit dan masukkan melalui Injeksi spuit ke bagian samping dapat
bagian tengah lokasi injeks; lalu injeksikan menyebabkan kebocoran dan
obat mengontaminasi cairan

e. Tarik tabung suntik dari kantung atau botol Saat tabung suntik ditarik, bagian injeksi
akan menutup sendiri dan mencegah
masuknya mikroorganisme.
f. Campur obat dan larutan IV dengan Memungkinkan distibusi obat yang merata
memegang kantung/botol dan memutarnya
perlahan dari ujung ke ujung.
g. Lengkapi label obat dengan nama klien, Label mudah dibaca selama infus larutan.
nama dan dosis obat, tanggal, waktu, dan Informasikan penyelenggara kesehatan
inisial perawat. tempatkan pada tentang kandung kantung atau botol.
botol/kantung.
h. Jika dibutuhkan selang baru, tusuk kantung
atau botol dengan selang IV dan primer.

14. Bawa alat yang telah disusun ke sisi Pengorganisasian dapat mengurangi
tempat tidur klien pada saat yang tepat. kesehatan.

15. Identifikasi klien dengan setidaknya dua Sesuai dengan syarat TJC (2008) dan
alat pengenal. Bandingkan nama klien dan meningkatkan keamanan pengobatan. Pada
pengenal lainnya (contohnya nomor sebagian besar lingkungan pelayanan akut,
identifikasi rumah sakit) pada MAR, cetakan nama dan nomor identiikasi klien pada
komputer, atau lyar komputer dengan gelang dan MAR digunakan untuk
informasi pada gelang identifikasi klien. Jika mengidentifikasi klien. Gelang identifikasi
mungkin, minta klien untuk menyebutkan dibuat saat klien masuk kerumah sakit dan
namanya sebagai pengenal ketiga. merupakan sumber identifikasi yang paling
terpercaya. Nomor kamar klien bukan
merupakan pengenal yang baik.
16. Jelaskan bahwa obat akan diberikan Sebagian besar obat IV tidak menimbulkan
melalui selang IV atau akan dimulai. ketidaknyamanan saat diencerkan. Namun,
Jelaskan bahwa klien tidak akan merasakan kalium klorida dapat menimbulkan iritasi.
selama infus. Dorong klien untuk melaporkan Nyeri pada lokasi insersi merupakan indikasi
gejala yang tidak nyaman. infiltrasi.
17. Hubungkan selang infus baru, atau tusuk Mencegah infus cairan yang terlalu cepat.
adah dengan selang yang ada. Atur infus
sesuai kecepatan yang diinstruksikan.
Pengambilan Keputusan Penting : Beberapa obat (seperti kalium klorida) menimbulkan
reaksi yang tidak diinginkan seperti disritma jantung atal. Obat ini harus diberikan dengan
pompa IV. Periksa pedoman institusi mengenai obat IV ang harus diberikan dengan pompa
IV.
1. Tambahkan obat ke wadah yang telah ada.
Pengambilan Keputusan Penting : Tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti sisa cairan
pada wadah IV, sehingga konsentrasi obat yang tepat dalam larutan tersebut tidak dapat
diketahui. Oleh karena itu, tamahkan obat ke wadah cairan IV baru jika mungkin.
a. Siapkan botol atau kantung plastik IV
terventilasi :
a) Periksa volume larutan yang tersisa di Volume minimal yang tepat dibutuhkan
botol/ kantung untuk mengencerkan obat dengan adekuat.
b) Tutup klem infus IV
Mencegah obat memasuki sirkulasi langsung
c) Bersihkan lokasi injeksi obat dengan saat diinjeksi ke dalam kantung/botol.
kapas alkohol/antiseptik Menghilangkan mikroorganisme secara
mekanis yang memasuki wadah saat insersi
d) Lepaskan penutup dari tabung suntik;
spuit.
masukkan spuit ke lokasi injeksi, dan
Lokasi injeksi bersifat menutup sendiri dan
injeksikan obat
e) Tarik tabungsuntik dari mencegah kebocoran cairan
kantung/botol.
Lokasi injeksi obat akan menutup sendiri
f) Turunkan kantung/ botol dari tiang
inus dan campur perlahan. Gantung
kembali.
Memastikan distribusi obat yang merata.
b. Lengkapi labe obat dan tempelkan ke
kantung atau botol
c. Atur kecepatan infus sesuai instruksi.
Menginformasikan kandungan kantung/botol
Gunakan pompa IV jika diindiksikan.
kepada perawat dan dokter.
Mencegah infus yang terlalu cepat.
19. Buang perlengkapan sesuai prosedurnya. Pembuangan jarum yang tepat akan
Jangan menutup jarum. Buang jarum yang mencegah cedera perawat dan klien. Penutup
terbungkus khususnya sebagai satu unit jarum dapat meningkatkan risiko cedera
dengan jarum tertutup. akibat jarum.
20. Lakukan hygiene tangan. Mengurangi transfer mikroorganisme
21. Perhatikan tanda atau gejala reaksi obat Obat IV menyebabkan efek yang cepat.
pada klien.
22. Amati tanda dan gejala bebean volume Infus yang terlalu cepat menimbulkan beban
cairan yang berlebihan. sirkulasi.
23. Kembalilah ke kamar klien secara Lokasi IV dapat mengalami infiltrasi atau
periodik untuk memeriksa lokasi insersi IV perpindahan posisi jarum atau perubahan
dan kecepatan infus. kecepatan menurut posisi klien atau volume
yang tersisa di wadah.
24. Amati tanda atau gejala infiltrasi IV. Obat yang teriniltrasi dapat mencederai
jaringan.
25. Minta klien untuk menjelaskan tujuan Memperlihatkan pembelajaran.
dan eek obat.
Hasil yang Tidak Diharapkan dan Intervensi yang Berhubungan
1. Klien mengalami reaksi alergi atau yang tidak diinginkan terhadap obat.
a) Ikuti kebijakan institusi untuk respons yang tepat dan pelaporan reaksi obat yang
tidak diinginkan.
b) Beritahukan penyelenggara kesehatan segera
c) Tambahkan informasi aleri kepada rekam medis klien
2. Klien mengalami tanda beban volume berlebihan (misalnya suara napas abnormal, sesak
napas, asupan yang lebih besar daripada keluaran).
a) Periksa akan adanya gangguan regulasi sirkulasi.
b) Hentikan infus IV
c) Beritahukan penyelenggara kesehatan klien segera
3. Lokasi IV menjadi bengkak, hangat, merah dan nyer, mengindikasi flebilitis.
a) Hentikan infus IV
b) Perlakukan lokasi IV sesuai kebijakan institusi.
c) Masukkan jalur IV yang baru jika terapi IV masih terus diindikasikan.
4. Lokasi IV menjadi dingin, pucat, dan bengkak, mengindikasikan infiltrasi.
a) Beberapa obat IV sangat berbahaya terhadap jaringan subkutan.
b) Berikan perawatan ekstravasasi IV (misalnya injeksikan phentolamine di sekitar
lokasi infiltrasi IV) sesuai indikasi kebijakan institusi, gunakan manual reerensi obat,
atau konsultasikan dengan apoteker untuk menentukan pelayanan tindak lanjut yang
tepat.
Pencatatan dan Pelaporan
 Catat larutan dan obat yang ditambahkan ke cairan parenteral pada formulir yang
tepat.
 Laporkan efek yang tidak diinginkan kepada penyelenggara kesehatan klien dan
dokumentasikan efek tersebut sesuai kebijakan institusi.

Pertimbangan Pendelegasian

Keterampilan ini tidak dapat didelegasikan. Perawat menginstruksikanpersonel pembantu

keperawatan untuk melaporkan efek samping pengobatan, ketidaknyamananan pada lokasi

infus, dan tanda vital yang dibutuhkan kepada perawat.

Peralatan

 Jam tangan dengan jarum detik


 MAR (rekam medis) atau cetakan komputer
 Sarung tangan bersih
 Kasa dan/atau kapas antiseptik
 Vial atau ampul obat
 Tabung suntik untuk menyiapkan obat
 Spuit steril atau alat tanpa jarum (21-25 G)
 Kunci intravena; vial berisikan larutan pencuci yang tepat (normal saline, heparin;

jika menggunakan heparin, konsentrasi yang paling umum adalah 10-100 unit;

periksa kebijakan agensi).

Langkah Rasional
1. Periksa kelengkapan MAR atau Lembaran instruksi merupakan sumber
cetakan komputer dengan instruksi yang paling terpercaya dan satu-satunya

pengobatan yang diresepkan. Periksa rekaman pengobatan klien yang sah.

nama klien dan nama obat, dosis, Pastikan klien menerima obat yang tepat

jalur dan waktu pemberian. Salin MAR yang tidak dapat terbaca merupakan

atau cetak kembali bagian MAR yang sumber kesalahan pengobatan.

sulit di baca.
2. Kumpulkan informasi yang Memungkinkan perawat memberikan obat

dibutuhkan untuk memberikan obat denga aman dan memonitor respons klien

dengan aman termasuk aksi, tujuan, terhadap terapi.

efek samping, dosis normal, onset,

kecepatan pemberian obat, dan

implikasi keperawatan seperti

kebutuhan untuk mengencerkan

obat atau memberikannya melalui

filter.
3. Jika memberikan obat melalui jalur Obat intravena terkadang tidak kompatibel

IV, tentukan kompatibilitas obat dengan larutan dan/atau zat tambahan IV.

dengan cairan IV dan zat tambahan

di dalam larutan IV.


4. Lakukan higiene tangan. Periksa Mengonfirmasi penempatan kateter IV dan

lokasi kunci insersi IV atau normal integritas jaringan sekitar memastikan

saline (heparin) untuk tanda bahwa obat diberikan dengan aman.

infiltrasi atau flebitis.


5. Periksa riwayat medis dan alergi Bolus intravena menyampaikan obat dengan

pada klien. cepat. Reaksi alergi dapat bersifat fatal.


6. Periksa tanggal kadaluwarsa pada Potensi obat dapat meningkat atau menurun

vial atau ampul obat. jika telah kedaluwarsa.


7. Periksa pemahaman klien tentang Memperlihatkan kebutuhan akan

tujuan pengobatan. pengajaran.


8. Siapkan obat secara asepsis dari Mengikuti rutinitas yang sama saat

ampul atau vial (lihat keterampilan mempersiapkan obat, menghilangkan

35-4). Periksa label obat dengan pengalih perhatian, dan memeriksa label

MAR dua kali saat mempersiapkan obat dengan resep akan mengurangi

obat. kesalahan (Pape et al., 2005).


9. Berikan obat pada klien pada saat Berikan obat dalam 30 menit sebelum atau

yang tepat. setelah waktu yang ditentukan untuk

memastikan efek terapeutik. Berikan obat

STAT segera atau obat tunggal pada waktu

yang diperintahkan. Higiene tangan akan

mengurangi transmisi mikroorganisme.


10. Identifikasi klien dengan setidaknya Sesuai dengan syarat TJC (2008) dan

dua alat pengenal. Bandingkan nama meningkatkan keamanan pengobatan. Pada

klien dan pengenal lainnya (contoh sebagian besar lingkungan pelayanan akut,

nomor identifikasi rumah sakit) pada nama dan nomor identifikasi klien pada

MAR, cetakan komputer, atau layar gelang dan MAR digunakan untuk

komputer dengan informasi pada mengidentifikasi klien. Gelang identifikasi

gelang identifikasi klien. Minta klien dibuat saat klien masuk ke rumah sakit dan

menyebutkan namanya jika mungkin merupakan sumber identifikasi yang paling

sebagai pengenal ketiga. terpercaya. Nomor kamar klien bukan

merupakan pengenal yang baik.


11. Bandingkan label medikasi dengan Pemeriksaan terakhir pada label obat

M di sisi tempat tidur klien. dengan MAR di sisi klien akan mengurangi

kesalahan pemberian obat.


12. Jelaskan prosedur kepada klien. Memastikan keterlibatan klien. Membantu
Dorong klien untuk melaporkan identifikasi kemungkinan infiltrasi dini.

gejala ketidaknyamanan pada lokasi

IV.
13. Lakukan higiene tangan. Kenakan Mengurangi transmisi mikroorganisme.

sarung tangan bersih. Selama pemberian bolus IV, terdapat risiko

pajanan darah (OSHA, 2006).


14. Berikan obat dengan dorongan IV

(jalur yang telah ada):


a. Pilih port injeksi tube IV yang
Mengikuti peraturan Needle Safety and
terdekat pada klien. Jika
Prevention Act of 2001 (OSHA, 2006).
mungkin, port injeksi harus

menerima tabung suntik tanpa

spuit. Gunakan filter IV sesuai

referensi medis.
Mencegah masuknya mikroorganisme saat
b. Bersihkan port injeksi dengan
memasukkan spuit.
kapas antiseptik. Biarkan kering.
c. Hubungkan tabung suntik Mencegah kerusakan diafragma port dan

dengan jalur IV. Masukkan ujung kebocoran.

tanpa jarum atau spuit ukuran

kecil yang mengandung obat

melalui bagian tengah port

injeksi. Pemeriksaan terakhir bahwa obat sedang


d. Tutup jalur IV dengan menekuk
disampaikan ke dalam aliran darah.
selang tepat di atas port injeksi.

Tarik perlahan alat penarik

tabung suntik untuk


Memastikan infus obat yang aman. Injeksi
mengaspirasi darah.
obat iv yang terlalu cepat dapat berakibat
e. Lepaskan selang dan injeksi obat
dalam waktu yang disarankan fatal. Membiarkan cairan IV berjalan saat

kebijakan institusi, apoteker, atau mendorong obat IV memungkinkan obat

petunjuk medis. Gunakan jam disampaikan sesuai dengan kecepatan yang

tangan untuk mengukur waktu diresepkan.

pemberian. Jalur intravena

terkadang dijepit saat mendorong

obat dan dilepas saat tidak

mendorong obat. Biarkan caira

IV berjalan saat sedang tidak

mendorong obat.
f. Setelah menginjeksikan obat,
Injeksi bolus mengubah kecepatan infus
lepaskan selang, tarik tabung
cairan. Infus yang terlalu cepat
suntik dan periksa kembali
menyebabakan beban sirkulasi
kecepatan infus cairan.
15. Pemberian obat dengan dorongan IIV

(sistem kunci IV atau tanpa jarum)


A. Persiapkan larutan pencuci

menurut kebijakan institusi.


(1) Metode cucian normal saline
Normal saline sangat efektif dalam menjaga
(metode pilihan):
a. Siapkan dua tabung patensi kunci IV dan kompatibel dengan

suntik dengan 23 ml berbagai obat.

nirmal saline (0,9%)

dalam tabung suntik.


(2) Metode cucian heparin

(metode tradisional):
a. Siapkan satu tabung

suntik dengan larutan


heparin yang kadarnya

telah diresepkan.
b. Siapkan dua tabung

suntik dengan 2-3 ml

normal saline.

MEMBERIKAN OBAT MELALUI TUBUH BOLUS INTRAVENA-lanjutan

LANGKAH RASIONAL
B. Berikan obat :
1) Bersihkan port injeksi dengan Mencegah masuknya mikroorganisme selama
kapas antiseptik pemasukkan spuit
2) Masukkan tabung suntik yang
mengandung normal saline ke
dalam port injeksi
3) Tarik alat penarik tabung suntik Menentukkan apakah kateter atau jarum IV telah
perlahan dan lihat aliran balik berada dalam vena
darah
Pengambilan keputusan penting : Terkadang darah tidak diaspirasi walaupun kunci paten. Jika
lokasi IV tidak menunjukkan tanda infiltrasi dan lokasi IV dapat dicuci tanpa kesulitan, teruskan
dorongan IV.
4) Cuci kunci IV dengan normal Membersihkan kunci IV dari darah
saline dengan mendorong alat
penarik perlahan
Pengambilan keputusan penting : Amati dengan teliti area kulit diatas kateter IV. Lihat adanya
pembengkakan saat kunci IV dicuci, yang mengindikasi infiltrasi vena. Ini mengharuskan pelepasan
kateter.
5) Lepaskan tabung suntik yang
berisi normal saline
6) Bersihkan port injeksi dengan Mencegah transmisi infeksi
kapas antiseptik
7) Masukkan tabung suntik yang
berisikan obat ke dalam port
injeksi IV
8) Injeksikan bobat sesuai waktu Injeksi IV yang terlalu cepat dapat menyebabkan
yang disarankan institusi, kematian. Mengikuti pedoman kecepatan dorongan
apoteker, atau referensi medis. IV memastikan keselamatan klien (Karch dan
Gunakan jam tangan untuk Karch,2003)
mengukur waktu pemberian
9) Setelah memberikan bolus,
tarik tabung suntik
10) Bersihkan port injeksi dengan
kapas antiseptik Mencegah transmisi mikroorganisme
11) Hubungkan tabung suntik yang
berisi normal saline dan Irigasi dengan normal saline mencegah oklusi alat
injeksikan dengan kecepatan IV dan memastikan semua obat tersampaikan,
yang sama dengan obat pencucian lokasi IV dengan kecepatan yang sama
dengan obat memastikan bahwa obat yang tersisa
di dalam jarum IV disampaikan dengan kecepatan
12) Opsi cucian heparin : yang benar
Masukkan jarum melalui
diafragma. Injeksikan heparin Mempertahankan potensi jarum dengan
perlahan dan lepaskan tabung menghambat pembentukan bekuan. Metode
suntik SASH : Saline, Administration of medication,
Saline , Heparin (Normal saline, pemberian obat,
16. Buang jarum yang tidak tertutup dan normal saline, heparin).
tabung suntik ke wadah yang anti-bocor
17. Lepaskan dan buang sarung tangan. Mengurangi kecelakaan akibat jarum (OSHA,
Lakukan higiene tangan 2006)
18. Amati adanya reaksi yang tidak
diinginkan pada klien saat obat diberikan Mengurangi transmisi mikroorganisme
dan beberapa menit setelahnya
19. Amati lokasi IV selama injeksi untuk Obat IV bekerja dengan cepat
melihat pembengkakan mendadak
20. Periksa status klien setelah pemberian
obat untuk mengevaluasi efektivitas
pengobatan Pembengkakan mengindikasi infiltrasi ke dalam
jaringan sekitar vena
Obat bolus IV sering menimbulkan perubahan
cepat pada status fisiologis klien. Beberapa obat
membutuhkan pengawasan ketat dan terkadang
pemeriksaan laboratorium (misalnya: vasopressor
membutuhkan pengawasan tekanan darah dan
21. Minta klien menjelaskan tujuan dan efek frekuensi jantung dilantin membutuhkan
samping obat pemeriksaan laboratorium untuk memastikan ia
telah mencapai kadar teraupetik)
Mengevaluasi pembelajaran
Hasil yang tidak diharapkan dan intervensi yang berhubungan
a. Klien mengalami reaksi obat yang tidak diinginkan.
b. Hentikan segera pemberian obat dan ikuti kebijakan institusi untuk respons yang tepat
dan pelaporan reaksi obat yang tidak diinginkan
c. Beritahukan penyelenggara kesehatan klien segera
d. Tambahkan informasi alergi ke rekam medis klien
2. Lokasi IV memperlihatkan gejala infiltrasi atau flebitis
a. Lihat intervensi yang berhubungan pada keterampilan 35-6
Pencatatan dan pelaporan
 Catat obat, dosis, waktu, jalur dan waktu pemberian
 Laporkan segera efek yang tidak diinginkan ke penyelenggara kesehatan karena
bersifat mengancam nyawa. Respons klien mengindikasi kebutuhan akan terapi medis
tambahan
 Catat respons klien terhadap obat di dalam catatan perawat
Memberikan obat, karena tidak ada waktu untuk mengoreksi kesalahan. Sebagai tambahan,
bolus dapat menyebabkan iritasi langsung pada pembuluh darah. Sebelum memberikan bolus,
betulkan letak selang infus. Hal ini dapat dipastikan dengan adanya aliran darah balik melalui
selang infus atau jarum. Jika tidak terdapat aliran darah balik, maka di duga jarum atau selang
berada dalam jaringan atau tidak masuk ke pembuluh darah. Jangan pernah memberikan obat
intravena jika area di sekitarnya terlihat bengkak atau jika obat sulit dikeluarkan dari spuit
karena adanya tahanan. Injeksi yang tidak terduga pada jaringan di sekitar vena dapat
menyebabkan rasa nyeri, kulit melepuh, dan abses, tergantung pada komposisi obat.

Infus volume kontrol. Cara lain pemberian obat intravena adalah melalui cairan intravena
yang berjumlah tidak besar (50 sampai 100ml). Cairan disimpan pada kantong lain selain
kantong aslinya. Kantong tersebut terhubung langsung pada selang intravena primer atau
terhubung pada selang lain yang menempel pada selang infus utama. Tiga tipe kantung adalah
set pemberian volume terkontrol (contoh: volutrol atau pediatrol). Piggyback dan/atau set
tandem, dan miniinfusor. Beberapa keuntungan menggunakan infus volume terkontrol
adalah:
 Mengurangi resiko yang mungkin terjadi pada pemberian bolus
 Obat dicairkan dan diberikan dalam waktu yang relatif lebih panjang (30 sampai 60
menit)
 Bisa digunakan untuk pemberian obat (seperti antibiotik) yang stabil dalam waktu
terbatas jika dicairkan dalam cairan
 Bisa mengontrol pemasukan cairan intravena

Piggyback. Piggyback adalah kantung atau botol intravena berukuran kecil (25 sampai 250
ml) yang terhubung pada tabung selang pendek dan terhubung ke pintu Y atas selang infus
utama atau akses vena intermiten. Tabung piggyback adalah sistem tetes mikro atau tetes
makro. Perangkat tersebut disebut dengan piggyback karena kantung atau botol lebih tinggi
dari pada kantung atau botol infus utama. Pada perangkat piggyback, selang utama tidak akan
menetes jika obat yang ada di piggyback sedang menetes. Pintu pada selang intravena utama
memiliki katup balik yanga akan secara otomatis menghentikan tetesan jika obat pada
piggyback berjalan. Setelah cairan pada piggyback menetes dan cairan pada selang infus
utama, maka katup akan terbuka dan cairan pada selang utama akan menetes lagi.

Tandem. Perangkat tandem adalah kantung intravena yang berukuran kecil (25-100ml) yang
terhubung dengan selang tabung pendek ke pintu Y dari selang infus utama atau ke akses
vena intermiten. Letakkan perangkat tendem, selang tandem dan selang utama menetes secara
bersamaan. Observasi perangkat tandem dengan ketat. Jika perangkat tandem tidak dijepit
saat cairan habis, maka cairan dari selang u8tama akan masuk ke perangkat tandem.

Pemberian kontrol volume. Alat untuk pemberian kontrol volume (volutrol, buretrol, atau
pediatrol) adalah botol berukuran kecil (50-150 ml) yang dipasang tepat dibawah botol atau
kantung infus utama. Perangkat dipasang dan diisi menggunakan cara yang sama dengan
infus yang biasa. Namun, pengisian pertama agak berbeda, tergantung tipe penyaring (katup
atau membran) yang terdapat dalam perangkat tersebut. Ikuti petunjuk penggunaan saat
pertama kali dipasang.

Pompa miniinfus. Pompa miniinfus dioperasikan menggunakan baterai dan bisa digunakan
untuk pemberian obat dalam dosis sangat kecil (5-60 ml) dengan kontrol waktu tetesan
menggunakan spuit standar.

Akses vena intermiten. Aksesvena intermiten (biasanya disebut heparin lock atau saline
lock) adalah kateter intrevena dengan ruang kecil dikelilingi oleh diafragma karet atau tutup
khusus. Tutup karet khusus tersebut biasanya menerima alat jarum aman. Keuntungan akses
intrevena intermiten adalah :
 Murah karena tidak harus membeli perangkat intravena kontinu
 Nyaman bagi perawat karena tidak harus mengobservasi laju tetesan
 Memperbaiki mobilitas, keamanan, dan kenyaman klien
Sebelum memberikan obat secara bolus intravena atau piggyback, periksa kelancaran dan
letak saluran intravena. Setelah obat diberikan melalui akses vena intermiten, akses tersebut
harus dibilas dengan cairan agar tetap lancar. Secara umum, cairan saline normal efektif
untuk membilas kateter perifer. Beberapa rumah sakit mengharuskan penggunaan heparin.
Perawat perlu mengecek dan mengikuti peraturan dirumah sakit berkenaan dengan perawatan
saluran intravena.
Pemberian terapi intravena dirumah. Kadang - kadang klien dipulangkan dari rumah sakit
dan menerukan terapi intravena dirumah. Pengobatan seperti antibiotik, kemoterapi, nutrisi
parenteral total, obat nyeri, dan transfusi darah dapat diberikan dirumah. Kebanyakan klien
yang memerlukan terapi intravena dirumah telah dipasang kateter intravena sebelum pulang
kerumah. Sebagai tambahan, klien yang memerlukan terapi intravena dirumah mempunyai
perawatan khusus yang membantu manajemen terapi intavena.

Lakukan pengkajian klien dan keluargannya dengan hati – hati untuk kemampuan mereka
untuk menentukan kemampuan mereka untuk menghadapi terapi ini diruamh. Sediakan
informasi mengenai terapi intravena saat klien masih dirumah sakit. Klien dan keluarga harus
mengetahui bagaimana mengenali adanya masalah dan apa yang harus dilakukan jika
masalah tersebut muncu. sangat penting

Keterampilan 35 – 8 memberikan obat intravena melalui piggy back. Akses vena intermiten,
pompa miniinfus
Pertimbangan pendegelasian
Keterampilan memberikan obat – obatan IV dengan piggy back, perangkat infus intravena
intermiten dan pompa miinfus tidak dapat didelegasikan. Berikan instruksi pada asisten
perawat untuk memberikan laporan secepat mungkin jika terjadi reaksi obat yang tidak
diiinginkan dan rasa tidak nyaman didaerah pemasangan infus.
Peralatan :
 Plester
 Kapas
 MAR (Rekam Medis)
 Piggyback, tamdem, atau pompa miniinfus
- Obat disiapkan dalam 5 – 250 ml botol infus atau spuit
- Perangkat tabung tetesan mikro pendek atau tetesan makro untuk piggyback (lebih
baik jika tersedia sistem tanpa jarum)
 Alat tanpa jarum atau stopcocks, jika tersedia
 Jarum (21 atau 23 gauge, hanya jika stopcocks atau metode tanpa jarum
tidak tersedia)
 Pompa miniinfus jika diperlukan
 Perangkat kontrol volume
- Voluntrol atau buretrol
- Selang infus (jika mungkin yang memiliki sistem tanpa jarum)
- Spuit (1 – 20ml)
- Vial atau ampul obat yang diresapkan
Langkah : Rasional :
1. Periksa kembali kelengkapan dan 1. Resep obat asli adalah sumber yang
akurasi masing – masing MAR paling terpercaya dan satu – satunya
dengan resep asli. Cocokkan nama catatan obat yang legal untuk
klien, dosis, rute dan waktu pemberian obat pada klien. Pastikan
pemberian klien menerima obat yang benar. MAR
2. Ketahuilah riwayat pengobatan klien yang tidak jelas merupakan merupakan
3. Kumpulkan informasi yang sumber kesalahan pemeberian obat.
diperlukan untuk pemberian obat 2. Tentukan tipe cairan IV yang sesuai
secara aman, termasuk cara kerja, dan pastikan pemberian obat yang
efek samping, dosis normal, waktu aman dan akurat
yang dibutuhkan untuk mencapai 3. Perawat dapat memberikan obat secara
konsentrasi puncak, dan implikasi aman dan dapat mengawasi dan akurat
keperawatan Perawat yang dapat memberikan obat
4. Kaji apakah obat dapat diberikan secara aman dan dapat mengawasi
melalui cairan infus intravena yang respons klien terhadap pengobatan
telah terpasang 4. Obat yang tidak cocok dengan cairan
IV sering menyebabkan kristalisasi
cairan diselang, yang dapat
membahayakan klien
Pengambilan keputusan penting: jangan pernah memberikan obat IV melalui selang yang
sedang meneteskan darah, produk darah, atau nutrisi parenteral

5. Periksa kelancaran selang infus yang 5. Selang IV harus meneteskan dengan


telah terpasang dengan melihat laju mudah agar obat cepat mencapai
tetesan selang infus primer. sirkulasi vena secara efektif

Pengambilan keputusan penting: jika klien menggunakan saline locked, bersihkan lubang
dengan alkohol dan periksalah kelancaran selang IV dengan membilas menggunakan 2 – 3 ml
cairan steril saline normal. Sambungkan selang IV ke saline locked dan berikan obat melalui
piggyback, tandem, miniinfus atau perangkat kontrol volume. Jika pemberian obat telah
selesai, lepaskan selang, bersihkan lubang dengan alkohol, dan bilas selang IV dengan 2 -3
ml cairan saline normal. Pertahankan sterilitas selang IV antara infus intermiten .
6. Cuci tangan. Periksa area insersi 6. Konfirmasi kedudukan jarum dan
jalur IV apakah terdapat tanda – selang IV dengan integritas jaringan di
tanda infiltrasi atau flebitis, yaitu: sekelilingnya untuk memastikan
kemerahan, bengkak, dan nyeri pemberian obat yang aman
pada palpasi 7. Efek obat akan cepat terjadi pada
7. Periksa kembali apakah klien pemberian melalui IV. Waspada
memiliki riwayat alergi obat terhadap klien yang beresiko
8. Lakukan pengkajian apakah klien 8. Mengetahui apakah klien memerlukan
telah mengerti tujuan pemberian edukasi lebih lanjut
obat

Memberikan obat intravena melalui piggyback, akses vena intermiten, dan pompa miniinfus-
lanjutan

LANGKAH RASIONAL
5) Setelah obat telah habis, lihat kembali Katup pada piggyback akan menghentikan
pengaturan tetesan pada infus primer. Infus tetesan pada infus primer sampai obat cairan
primer akan menetes kembali setelah cairan di dalam piggyback habis. Tandem cairan di
pada piggyback atau tendem kosong. dalam tandem kosong. Periksa kembali laju
tetesan agar pemberian obat tepat.

6) Atur kembali tetesan pada infus primer Tetesan piggyback terkadang terganggu oleh
sesuai kebutuhan. tetesan infus primer

7) Biarkan botol piggyback dan selangnya Pembuatan jalur sekunder akan menciptakan
tetap ditempatnya untuk pemberian jalur untuk masuknya mikroorganisme ke
berikutnya, atau simpan di tempat yang jalur primer. Perubahan selang yang
khusus. berulang-ulang akan meningatkan risiko
transmisi infeksi (periksa kembali aturan
institusi)

8. Perangkat Kontrol Volume (contoh:


Volutrol)

1) Isi Volutrol dengan jumlah cairan Cairan dalam jumlah sedikit aka melarutkan
yang diinginkan (50-100 ml) dengan obat IV dan mengurangi risiko pemberian
cara membuka klem antara volutrol obat yang terlalu cepat.
dan selang infus primer.

2) Tutup klem, dan pastikan klem pada Mencegah kebocoran cairan ke dalam
ruang udara dalam volutrol terbuka. Voluntrol. Ruang udara akan membuat cairan
dalam Voluntrol keluar dengan laju yang
teratur.
3) Bersihkan lubang injeksi di ujung atas Mencegah masuknya mikroorganisme selama
Voluntrol dengan alkohol. pemasukan obat

4) Pindahkan tutup jarum atau sarung Mencampurkan obat dengan cairan dalam
spuit, dan masukkan spuit melalui Volutrol agar merata
lubang, kemudian suntikkan obat.
Putarlah Vontrol di antara telapak
dengan lembut.

5) Atur laju tetesan infus agar obat Untuk efek terapeutik yang optimal, obat
masuk sesuai dengan waktu yang harus diteteskan sesuai instruksi obat.
telah direkomendasikan oleh institusi,
apoteker, atau panduan obat

6) Beri nama Volutrol dengan nama Akan mengingatkan perawat tentang obat
obat, dosis, total volume termasuk yang diberikan. Mencegah pemberian obat
pelarut, dan waktu pemberian lain ke dalam volutrol

7) Buang jarum pada tempat yang telah Mencegah kecelakaan jarum suntik (OSHA,
disediakan 2006)
8) Bereskan peralatan pada tempatnya,
dan lakukan cuci tangan Mencegah transmisi mikroorganisme

C. Pemberian Miniinfus

1) Hubungkan spuit yang belum terisi ke Tabung khusus dibuat untuk spuit yang dapat
tabung miniinfus menghantarkan obat ke selang infus primer

2) Doronglah pendorong spuit dengan Memastikan tabung tidak terisi gelembung


hati-hati, sehingga tabung terisi obat udara untuk mencegah emboli udara

3) Letakkan tabung pada pompa


miniinfus (ikuti petunjuk produk).
Yakinkan spuit berada di tempatnya.

4) Hubungkan tabung miniinfus ke Stopcock mengurangi kebutuhan akan jarum


selang infus primer
a. Stopcock: bersihkan lubang
stopcock dengan alkohol, dan
hubungkan dengan selang. Putar
stopcock sehingga dalam posisi
terbuka.

b. Sistem tanpa jarum : bersihkan Gunakan penghubung tanpa jarum untuk


lubang tanpa jarum, dan mencegah terjadinya kecelakaan jarum
masukkan ujung selang piggyback suntik. Buatkan jalur untuk memasukkan
atau tandem obat melalui jalur IV primer

c. Lubang jarum: hubungkan jarum Langkah ini hanya digunakan jika sistem
steril ke ujung selang piggyback tanpa jarum tidak tersedia. Menjaga agar
atau tandem, buka penutup, mikroorganisme tidak masuk saat insersi
bersihkan lubang injeksi pada jarum.
selang infus primer dan masukkan
jarum melalui bagian tengah
lubang. Amankan dengan
memberi selotip pada daerah
penghubung tersebut

5) Gantungkan pompa infus dengan Pompa secara otomatis akan menghantarkan


spuit di samping kantung IV. Atur obat secara aman, dengan laju yang konstan
agar pompa mengeluarkan obat sesuai sesuai volume yang terdapat pada spuit.
dengan waktu yang (alarm digunakan jika obat dimasukkan ke
direkomendasikan oleh aturan dalam heparin/ saline lock)
institusi, apoteker, atau panduan obat.
Tekan tombol pada pompa untuk
memulai tetesan.

6) Setelah tetesan obat habis, periksa Mempertahankan patensi selang infus primer
regulator aliran pada selang infus
primer. Tetesan seharusnya mulai
menetes secara otomatis setelah
seharusnya mulai menetes secara
otomatis setelah pompa berhenti.
Aturlah laju tetesan pada selang infus
primer sesuai kebutuhan (catatan: jika
menggunakan stopcock, matikan
selang miniinfus)

15. Perhatikan apakah klien mengalami tanda Obat IV bekerja dengan cepat.
dari efek samping obat.

16. Selama penetasan, periksa kembali secara IV harus tetap lancar agar pemberian obat
periodik laju dan daerah infus lancar. Jika terjadi infiltrasi, maka pemberian
obat melalui IV terkadang harus dihentikan.

17. Mintalah klien untuk menjelaskan tujuan Mengevaluasi pengertian klien terhadap
dan efek samping obat pengobatan

Hasil yang tidak diharapkan dan Pencatatan dan Pelaporan


intervensi yang dilakukan

1. Klien mengalami efek samping obat  Catat nama obat, jalur, dan waktu
a. Hentikan penetasan obat segera pemberian obat pada MAR
b. Ikuti aturan institusi atau panduan  Catat volume cairan dalam botol obat
yang sesuai untuk mengatasi dan atau Volutrol pada formulir
melaporkan efek samping obat. pemasukan dan pengeluaran
c. Catatlah alergi obat dalam rekam  Laporan semua efek samping pada
medis klien. rumah sakit

2. Obat tidak menetes sesuai dengan Pertimbangan Perawatan Rumah


diinginkan.
a. Tentukan penyebabnya (contoh:  Ajari klien dan pemberi perawatan
kesalahan penghitungan laju untuk membuang jarum dan alat yang
tetesan, posisi jarum infus yang telah terkontaminasi pada tempat
salah pada daerah insersi, atau khusus yang tidak bisa tertusuk
infiltrasi). (contoh: botol kopi).
b. Ambil tindakan yang sesuai  Perintahkan keluarga untuk
dengan indikasi. menghubungi lembaga masyarakat
3. Daerah IV menunjukkan flebitis atau untuk mendapatkan peralatan.
infiltrasi
a. Lihat intervensi yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA

Potter & perry.2009. Fundamental Keperawatan :buku 2 edisi 7.Jakarta: Salemba


Medika

Anda mungkin juga menyukai