Oleh :
__________________________________________
Pembimbing Klinik ,
.......................................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktek
VI. MEDIA
1. Leaflet (terlampir)
VII. EVALUASI
Evaluasi dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai manajemen
diabetes dengan gaya hidup sehat.
A. Evaluasi Proses
1. Audiensi antusias terhadap materi penyuluhan
2. Audiensi tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3. Audiensi mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
penyuluh
4. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan dengan
suasana rileks
B. Evaluasi Hasil
Audiensi dapat menjelaskan menjelaskan pengertian, manfaat senam, dan prosedur
tindakan senam DM.
LAMPIRAN MATERI
A. Senam DM
1. Pengertian
Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik
dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000). Penggunaan
olah raga dalam pengobatan diabetes mellitus sudah bukan hal yang baru, dan justru
dipergunakan sebelum ditemukannya insulin pada tahun 1921. WHO (1985) dalam
laporannya mengenai mellitus mengatakan bahwa aktivitas fisik yang dirancang menurut
usia dan status fisik merupakan bagian penting dalam pengobatan diabetes mellitus.
Senam mempunyai efek menaikkan aksi insulin di jaringan, sehingga kebutuhan akan
insulin menurun.
2. Manfaat Senam DM
a) Jantung
Otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung bertambah besar, sehingga denyutan
kuat dan daya tampung besar. Kedua hal ini akan meningkatkan efisiensi kerja jantung.
Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu berdenyut terlalu sering (Strauss,
b) Pembuluh darah
Elastisitas pembuluh darah akan bertambah, karena berkurangnya timbunan lemak dan
yang tinggi akan memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi
c) Paru-paru
d) Otot
Kekuatan, kelentukan dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini disebabkan oleh
bertambah besarnya serabut otot dan meningkatnya sistem penyediaan energi di otot
e) Tulang
Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatkan kekuatan, kepadatan dan
besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang (Fox, 1988 dalam Kushartanti,
2007).
Untuk meminimalisir risiko, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum
melakukan senam diabetes atau latihan lainnya, antara lain:
a) Periksa gula darah sebelum dan sesudah berbagai senam diabetes atau latihan lainnya
untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap latihan yang di lakukan.
b) Bagi pasien diabetes tipe I dan II, pastikan kadar gula darah di angka kurang dari 250
mg/dl sebelum berolah raga. Karena berolah raga dengan kadar gula darah lebih dari
250 mg/dl berisiko ketoasidosis yang dapat mengancam nyawa lantaran kurangnya
insulin dalam darah.
c) Lakukan pemanasan dan pendinginan masing-masing selama lima menit.
d) Minum banyak air sebelum, selama dan sesudah berolahraga untuk mencegah dehidrasi.
e) Untuk menghindari kadar gula terlalu rendah, siapkan sesuatu yang dapat dengan cepat
menaikan kadar gula darah Anda, seperti permen, tablet glukosa, ataupun jus.
f) Gunakan sepatu dan kaos kaki yang nyaman dan menutupi kaki.
g) Hentikan aktivitas olahraga ketika merasa pusing atau sesak napas secara tiba-tiba.
4. Tahap-tahap Senam DM
a) Pemanasan 1
Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan keatas seluruh bahu. Kedua tangan bertautan.
Lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.
b) Pemanasan 2
Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu. Kemudian,
gerakkan kedua jari seperti hendak meremas. Lalu, buka lebar. Lakukan secara
bergantian, namun tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga lurus bahu.
c) Inti 1
Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki kiri tetap di tempat.
Tangan kanan diangkat diangkat ke kanan tubuh selurus bahu. Sedangkan tangan kiri
ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.
d) Inti 2
Posisi berdiri tegap. Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis bentuk sudut 90 derajat.
Kaki kiri tetap ditempat. Tangan kanan diangkat kekanan tubuh selurus bahu.
Sedangkan tangan kiri di tekuk hingga telapak tagan mendekati dada. Lakukan secara
bergantian.
e) Pendinginan 1
Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus kedepan selurus bahu.
Tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian.
f) Pendinginan 2
Posisi kaki bentuk hurut V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas dengan
membentuk huruf V.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Rifka Kumala. 2014. Diabetes Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta : FMedia
Soegondo, Sidartawan. Dkk. 2014. Diabetes Melitus Pelaksanaan Terpadu. Jakata : FKUI
Asdie, A.H. 2015. Patogenesis dan Terapi Diabetes Melitus Tipe 2. Yogyakarta: Medika