Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

“Tatalaksana Medikamentosa pada Penyakit Saluran Cerna Lambung”

Dosen Pengampu :
Dra.Anna Juniar, M.Si

DISUSUN OLEH :

MELI SARTIKA SILABAN (4181131030)

KELAS :
KIMIA DIK C 2018

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan karunia-Nya tugas Critical Journal Review ini dapat terselesaikan
tepat waktu untuk memenuhi mata kuliah ‘Kimia Farmasi.

Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan tugas ini masih terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun demi
perbaikan tugas ini untuk kedepannya.

Semoga apa yang disampaikan dalam tugas ini tak hanya bermanfaat bagi
kami selaku penyusun tetapi juga para pembaca. Kami mohon maaf jikalau terdapat
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, baik dari segi penulisan ataupun materi
yang mungkin kurang dipahami. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Medan 20 oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I IDENTITAS JURNAL .................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4

2.1 Uraian Jurnal ..................................................................................................4

BAB III PENILAIAN JURNAL..............................................................................4

3.1 Kelebihan Jurnal Pertama ...............................................................................8

3.2 Kelebihan Jurnal Kedua .................................................................................8

3.3 KELEMAHAN JURNAL ..............................................................................9

BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12


BAB I
IDENTITAS JURNAL
1.1 Jurnal Pertama
Pengarang Jurnal : Handre putra, Yusri Dianne, Yorva Sayoeti
Judul Jurnal : Tatalaksana Medikamentosa pada Penyakit Saluran Cerna
Lambung
Nama Jurnal : Jurnal kesehatan Andalas
Terbit : 2019
Halaman : 407- 419

1.2 Jurnal Kedua


Pengarang Jurnal : Novi Yana Santika*, Rise Desnita, Muhammad Akib Yuswar
Judul Jurnal : Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik pada Pasien Tukak
Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUD Sultan Syarif Mohamad
Nama Jurnal : Jurnal Farmaseutik
Terbit : 2020
Volume :5
Nomor :1
Halaman : 94-105

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uraian Jurnal Pertama


Pengeluaran isi lambung menuju esophagus (gastroesofageal reflux/GER)
merupakan proses fisiologis normal pada bayi sehat, anak dan remaja. Episode
singkat, tidak menimbulkan gejala, kerusakan esophagus atau komplikasi lainnya.
Gastroesofageal reflux disease (GERD) adalah bila episode tersebut disertai gejala
dan kompikasi. Beberapa pilihan terapi bertujuan mengontrol gejala dan mencegah
komplikasi pada anak dengan GERD tergantung usia, tipe dan derajat beratnya
gejala serta respon terapi. Abdominal pain adalah sindrom episodik pada masa
kanak-kanak ditandai beberapa episode nyeri perut dan gejala vasomotor, mual dan
muntah. Konstipasi fungsional sering terjadi pada anak usia prasekolah yang harus
ditatalaksana secara adekuat untuk mencegah semakin beratnya konstipasi dan
menimbulkan beban psikososial. Functional abdominal pain disorders (FAPDs)
merupakan penyebab nyeri abdomen kronik pada anak dan remaja yang melibatkan
interaksi antara faktor regulasi dalam sistem saraf enterik dan pusat yang bersifat
menetap sehingga memiliki efek buruk pada gejala psikologik. Perdarahan saluran
cerna disebut sebagai perdarahan saluran cerna atas bila berasal dari bagian
proksimal ligamentum Treitz, dan perdarahan saluran cerna bawah bila berada di
bagian distalnya. Kelima penyakit saluran cerna ini memiliki insiden yang cukup
tinggi pada anak, dan akan dibahas mengenai tatalaksana medikamentosa terkini
pada kelima penyakit tersebut.
• Antasid
Antasid sesuai untuk mengatasi keluhan rasa nyeri ulu hati jangka pendek pada anak
besar, remaja atau dewasa dengan gejala jarang (kurang dari 1 kali seminggu).
Antasid dapat mengatasi rasa nyeri pada ulu hati dalam waktu 5 menit tetapi dengan
masa kerja yang pendek yaitu 30-60 menit. Antasid bekerja dengan menetralisir pH
lambung sehingga mengurangi paparan mukosa esofagus terhadap asam lambung
selama episode refluks. Antasid mengandung kombinasi magnesium, aluminium
hidroksida dan kalsium karbonat. Penggunaan antasid pada bayi dapat
menyebabkan meningkatnya kadar aluminium plasma sehingga menyebabkan
osteopenia, anemia mikrositik, dan neurotoksisitas sehingga penggunaannya hanya
terbatas pada anak besar dan remaja.
Surface agents
Surface agents bekerja dengan menciptakan pertahanan yang menghalangi
cedera pada mukosa yang diakibatkan oleh asam lambung. Hanya dua yang telah

4
dievaluasi sebagai terapi pada pasien GERD yaitu sodium alginate dan sukralfat.
Sukralfat (aluminium sucrose sulfat) memberikan kesembuhan mukosa dan
melindungi kerusakan selanjutnya akibat asam lambung
Prokinetik
Peran prokinetik dalam tatalaksana GERD masih terbatas karena alasan keamanan
dan mamfaat, seperti metoklopramid, cisapride atau domperidon dan eritromisin.
Baclofen merupakan antagonis reseptor gamma-aminobutyric acid B (GABA-B)
yang menghambat relaksasi transien dari sfingter bawah esophagus. Beberapa
penelitian menunjukkan baclofen akan mengurangi gejala refluks, mengurangi
frekuensi relaksasi sfingter esophagus dan paparan asam lambung terhadap
esophagus, serta mempercepat pengosongan lambung. Efek samping baclofen
seperti dyspepsia, mengantuk, dan mengurangi ambang kejang sehingga
penggunaan baclofen jarang pada anak kecuali dengan adanya
penyakit dasar neurologis.

Abdominal Migraine
Abdominal migrain merupakan kelainan fungsional dalam arti yang luas (suatu
kelainan tanpa diketahui abnormalitas struktural atau biokimianya). Nyeri datang
bersama gejala migrain seperti gangguan sensori (fotofobia, fonofobia), anoreksia,
mual, muntah dan pucat. Pasien sehat dan bebas gejala antara episode serangan
dengan pemeriksaan fisik normal dan indeks massa tubuh yang stabil dan
perkembangan sesuai dengan milestone.9
Pendekatan umum dan psikososial
Kemampuan menerangkan diagnosis dan kondisi penyakit kepada pasien dan
keluarganya merupakan hal yang penting. Abdominal migrain yang secara medis
tidak bisa diterangkan atau disebut juga nyeri psikogenik dapat menimbulkan
depresi dan kegelisahan pada anak dan orang tuanya. Model biopsikososial nyeri
dan manajemen gejala menekankan pandangan holistik tentang kehidupan pasien.
Terapi perilaku kognitif dapat memperbaiki nyeri pada nyeri abdomen fungsional
tetapi tidak terdapat data spesifik mengenai abdominal migrain. Memahami dan
menghindari faktor pencetus (seperti stres emosional, terlambat makan, dan kurang
tidur) sangat membantu mengurangi gejala. Gejala akut membaik pada >80%

5
pasien yang beristirahat diruangan gelap dan sunyi dan pemberian analgetik
sederhana seperti paracetamol 15 mg/kg atau ibuprofen 10 mg/kg. Sumatriptan
dengan dosis 10 mg intranasal (triptan, agonis serotonin) direkomendasikan untuk
pemakaian akut.

RINGKASAN JURNAL II
Tukak peptik merupakan gangguan pada saluran gastrointestinal atas yang
disebabkan sekresi asam dan pepsin yang berlebihan oleh mukosa lambung.
Penyakit tukak peptik dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu seperti merokok,
makanan yang cepat saji, minuman beralkohol, NSAID dan Helycobacter pylori.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi obat yang digunakan
dan kerasionalan terapi penggunaan obat pada pasien tukak peptik. Penelitian
ini menggunakan metode observasional dengan rancangan penelitian yang
digunakan adalah studi potong lintang (cross sectional) yang bersifat deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, yaitu dengan melakukan
penelusuran catatan pengobatan pasien tukak peptik yang terdapat dalam rekam
medis di Instalasi Rawat Inap RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak
periode Januari-Desember 2017. Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 34 dari 44
pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelitian jenis obat yang
digunakan untuk pasien tukak peptik adalah omeprazol sebesar 2,94 %, pantoprazol
73,53 %, lansoprazol 26,47 %, ranitidin 5,89%, antasida 58,82 % dan sukralfat
85,29% hasil evaluasi rasionalitas diperoleh tepat indikasi 100 %, tepat obat 55,88
%, tepat pasien 97,06%, dan tepat dosis 61,76%. Secara keseluruhan pengobatan
yang memenuhi keempat kriteria pengobatan yang rasional adalah sebesar 78,68 %.
Tukak peptik merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas mukosa
yang meluas di bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, submukosa
hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung berhubungan
dengan cairan lambung asam/pepsin (Sanusi, 2011). Setiap tahun 4 juta orang
menderita ulkus peptikum di seluruh dunia, sekitar 10%20% terjadi komplikasi
dan sebanyak 2%14% didapatkan ulkus peptikum perforasi. Perforasi ulkus
peptikum relatif kecil tetapi dapat mengancam kehidupan dengan angka kematian
yang bervariasi dari 10% - 40%. Lebih dari setengah kasus adalah perempuan dan
biasanya mengenai usia lanjut yang mempunyai lebih banyak risiko komorbiditas
daripada laki-laki. Penyebab utama adalah penggunaan Non-Steroidal Anti-
Inflammatory Drugs (NSAIDs), steroids, merokok, Helicobacter pylori dan diet
tinggi garam (Saverio et al, 2014).

6
Pengobatan tukak peptik ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien, menghilangkan keluhan, menyembuhkan tukak, mencegah kekambuhan
dan komplikasi (Sanusi, 2011). Pilihan pengobatan yang paling tepat untuk
penyakit tukak peptik tergantung pada penyebabnya. Penggunaan obat yang tidak
rasional masih sering dijumpai di pusat kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan
puskesmas. Ketidaktepatan indikasi, obat, pasien, dan dosis dapat menyebabkan
kegagalan terapi. Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, pasien
rawat inap yang terdiagnosa tukak peptik di RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie kota Pontianak selama tahun 2017 adalah 43 pasien, dengan angka
kejadian sebanyak 0,88% dari total pasien yang dirawat inap selama satu tahun
Memang tidak banyak pasien yang menderita penyakit ini, akan tetapi penyakit
tukak peptik tidak bisa dianggap remeh, karena jika dibiarkan dapat menyebabkan
kekambuhan dan komplikasi yang lebih parah seperti kanker lambung, perdarahan,
bahkan kematian (Sanusi, 2011).
Belum banyaknya penelitian tentang tukak peptik ini mendorong penulis
melakukan penelitian evaluasi penggunaan obat tukak peptik yang ditinjau dari
aspek tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis, dimana pemilihan obat
(first line dan second line therapy) disesuaikan dengan Pharmacotheraphy
Handbook Ninth Edition tahun 2012, dan informasi obat (indikasi, kontraindikasi,
dosis dan frekuensi pemberian) disesuaikan dengan Britis National Formulary 73
tahun 2017.

7
BAB III
KEUNGGULAN JURNAL

3.1 Kelebihan Jurnal Pertama


1. Kedalaman atau kelengkapan materi
Kedalaman dan kelengkapan materi pada jurnal konsep Obat Lambung ini
lengkap dan lebih kompleks.
2. Keterkaitan antar konsepnya
Materi yang satu dengan yang lain saling terkait dan didukung dengan
gambar serta grafik yang sesuai dengan hasil penelitian yang akurat. Ketersediaan
gambar dan grafik sudah menjadi nilai pendukung yang baik untuk materi jurnal
tersebut dengan data- data yang dihasilkan akurat sesuai hasil tes dan perhitungan
dengan penggunaan Bahasa dan penjelasan setiap data teratur dan mudah
dimengerti
3. Kemuktahiran uraian materi dan referensinya
Menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dalam
penelitiannya secara lengkap seperti pemberian data percobaan yang akurat dengan
Penggunaan referensi yang diambil cukup terpercaya karena banyak menggunakan
jurnal terkini atau terbaru juga dan didukung dengan sumber jurnal lama serta buku
yang terkait dengan materi penelitian. Keakuratan materi yang didapat sangat bisa
dipertimbangkan melihat bagaimana banyaknya sumber yang digunakan oleh
penulis jurnal. Sumber tinjauan teoritis dan penganalisisan datanya jelas dan jurnal
ini telah mendapatkan pengakuan secara nasional dan sudah divalidkan sesuai
persyaratan.

3.2 Kelebihan Jurnal Kedua


1. Kedalaman atau kelengkapan materi
Kedalaman dan kelengkapan materi pada jurnal cukup baik dan saling
terhubung. Penyusunan bahasa dalam menyajikan materi juga mendukung jurnal
untuk mudah dipahami.

8
2. Keterkaitan antar konsepnya

Materi yang satu dengan yang lain saling terkait dan didukung dengan
gambar serta grafik yang sesuai dengan hasil penelitian yang akurat. Ketersediaan
gambar dan grafik sudah menjadi nilai pendukung yang baik untuk materi jurnal
tersebut.

3. Kemuktahiran uraian materi dan referensinya

Penggunaan referensi yang diambil cukup terpercaya karena banyak


menggunakan jurnal terkini atau terbaru juga dan didukung dengan sumber jurnal
lama serta buku yang terkait dengan materi penelitian. Keakuratan materi yang
didapat sangat bisa dipertimbangkan melihat bagaimana banyaknya sumber yang
digunakan oleh penulis jurnal.

3.3 KELEMAHAN JURNAL


Kelemahan Jurnal Pertama

1. Kedalaman atau kelengkapan materi


Masih terdapat beberapa teori pendukung yang kurang dicantumkan dalam
jurnal, sehingga isinya lebih membahas inti untuk penelitian saja. Hal itu akan
membuat pembaca harus menyediakan referensi untuk mendalami materi tersebut.
Hal ini dikarenakan Waktu yang diperlukan dalam penelitian terbatas sehingga
sipeneliti tidak masimal menuntaskan penelitiannya lebih dalam lagi dikarenakan
kurun waktu yang tersedia dalam penyusunan terbatas sesuai kurun waktu yang
ditentukan.
3. Kemuktahiran uraian materi dan referensinya
Meski memiliki banyak kelebihan, tetapi kelemahannya adalah masih
banyak sumber jurnal yang diterbitkan di atas sepuluh tahun dibandingkan dengan
jurnal lima tahun terakhir.

9
Kelemahan Jurnal Kedua

1. Kedalaman atau kelengkapan materi

Meskipun kelengkapan materi cukup baik, tetapi masih ada beberapa teori
pendukung yang kurang dicantumkan dalam jurnal, sehingga isinya lebih
membahas inti untuk penelitian saja. Hal itu akan membuat pembaca merasa kurang
referensi untuk mendalami materi tersebut.

2. Keterkaitan antar konsepnya

Satu sama lain materi sudah saling terkait meskipun masih ada yang kurang
lengkap dalam pembahasannya.

3. Kemuktahiran uraian materi dan referensinya

Meski memiliki banyak kelebihan, tetapi kelemahannya adalah masih


banyak sumber jurnal yang diterbitkan di atas sepuluh tahun dibandingkan dengan
jurnal lima tahun terakhir.

10
BAB IV
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Traktus gastrointestinal memiliki fungsi untuk memperoleh molekulmolekul


yang diperlukan dari makanan untuk pertahanan, pertumbuhan, dan kebutuhan
energi tubuh. Kanker kolorektal merupakan tumor ganas pada mukosa kolon dan
rektum (bagian dari traktus gastrointestinal) yang merupakan keganasan tersering
keempat di dunia dengan perkiraan kasus baru 1.023.000 dan kematian lebih dari
600.0000 tiap tahun. Kanker yang paling banyak ditemukan di negara maju inii
perlahan menjadi salah satu kanker tersering di negara berkembang termasuk
Indonesia. Pada orang-orang yang berisiko kanker kolorektal biasanya dianjurkan
kolektomi kolorektal yang dapat menimbulkan sejumlah implikasi. Inflamasi
memegang peranan penting dalam karsinogenesis kanker kolorektal sporadis pada
orang Indonesia. Kadar prostaglandin yang meningkat akibat peningkatan aktivitas
enzim siklooksigenase (COX) dapat menginduksi karsinogenesis. Kadar enzim
COX-2 dan prostaglandin ditemukan dalam konsentrasi yang berlebih pada
penderita kanker kolorektal. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) bekerja
melalui penghambatan enzim siklooksigenase (COX) sehingga menurunkan
sintesis prostaglandin. OAINS diklasifikasikan menjadi COX non-selektif, COX-2
preferensial dan COX-2 selektif. Sehingga beberapa OAINS dari golongan tertentu
dapat digunakan sebagai kemoprofilaksis kanker kolorektal.

5.2 Saran
Sangat diperlukan masukan kritik dan saran agar tugas Critical Journal Review ini
agar diperbaiki.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kalady MF, Church JM. Prophylactic colectomy: rationale, indications, and


approach. J Surg Oncol. 2015; 111(1):112-17.
Sherwood L, editor. Human physiology from cells to systems. Edisi ke-77.
Singapore: Cengage Learning; 2010.
Vane JR. Inhibition of prostaglandin synthesis as amechanism of action for aspirin-
like drugs. Nat New Biol 1971; 231: 237e9
Oates JA. The 1982 Nobel prize in physiology or medicine. Science 1982; 218:
765e8
Rosen GD, Birkenmeier TM, Raz A, Holtzman MJ. Identification of a
cyclooxygenase-related gene and its potential role in prostaglandin
formati

12

Anda mungkin juga menyukai