Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

N USIA 34 TAHUN DIAGNOSA


GASTRITIS DI RUMAH SAKIT IMELDA PEKERJA INDONESIA (IPI)
MEDAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
RUT MESRA ZEBUA
1714201026

Dosen Pengampuh: Eka Nugraha Naibaho S.Kep.,Ns.,M.Kep


Preseptor RS: Satriani, S.Kep.,Ns

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, dan
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal
Bedah II (KMB II) s1 keperawatan Imelda medan. Adapun judul laporan
kasus ini adalah “ Asuhan Keperawatan Pada Ny. N usia 34 tahun dengan
Diagnosa Gastritis di RS Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan.”
Saya menyadari penyusunan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi, maupun penyusunannya. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Terwujudnya laporan kasus ini tidak terlepas dari bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. H. Raja Imran Ritonga, MSc selaku ketua Yayasan Imelda Medan
2. Dr, dr. Imelda Liana Ritonga, S.Kp, MPd, MN selaku Retor Universitas
Imelda Medan
3. Rostinah M anurung, S.kep, Ns, M.Kes selaku Ka.Prodi S1 Keperawatan
Imelda Medan
4. Eka Nugraha Naibaho S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing dan
selaku Kepala Departemen (Kadep) matakuliah (KMB)
5. Satriani , S.Kep.,Ns selaku preceptor klinik RSU Imelda Pekerja Indonesia
( IPI) Medan

Akhir kata kami saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan laporan kasus ini. Dan semoga laporan
kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 11 Februari 2021
Hormat Saya

( Rut Mesra Zebua )

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ....................................................................................................3
2.2 Etiologi.....................................................................................................4
2.3 Anatomi fisiologi......................................................................................4
2.4 Patofisiologi ............................................................................................8
2.5 Tanda dan gejala.......................................................................................9
2.6 Pemeriksaan penunjang............................................................................9
2.7 komplikasi ...............................................................................................11
2.8 Penatalaksanaan .......................................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian................................................................................................14
3.2 Analisis Data............................................................................................17
3.3 Diagnosa Data..........................................................................................17
3.4 Intervensi Keperawatan............................................................................18
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
4.1 Kesimpulan...............................................................................................25
4.2 Saran.........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama
dalammempertahankan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salah satu
system yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat
pentingdalam proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel di
tubuh.Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya
adalah lambung.

Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapankarbohidrat dan


lapisan mukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yangdalam kadar
normalnya fungsinya sangat penting.Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan
seperti peradangan padadinding lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola
makan dan diet yang tidak normal atau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa
mengakibatkan gastritis atau mag.

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa


lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local. Gastritis merupakan
salah satu yang penyakit banyak di jumpai di klinik atau ruang penyakit dalam
pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun ini dan
menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Secara garis besar Gastritis
dapat di bagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis.
Berdasarkan pada manifestasi klinik, Gastritis dapat di bagi menjadi akutdan
kronik. Masalah yang sering timbul pada gastritis umumnya mengalami masalah
keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami


danmemberikan peran dan asuhan yang tepat seperti halnya pada klien dengan
gangguan system pencernaan : Gastritis.

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi gastritis ?


2. Apa etiologi gastritis ?
3. Apa anatomi fisiologi gangguan sistem pencernaan ?
4. Apa patofisiologi gastritis ?
5. Apa tanda dan gejala gastritis ?
6. Apa komplikasi gastritis ?
7. Apa Penatalaksanaan medis ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny.N dengan gangguan sistem
pencernaan : gastritis ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi gastritis
2. Untuk mengetahui etiologi gastritis
3. Untuk mengetahui anatomi fisiologi gangguan sistem pencernaan
4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala gastritis
6. Untuk komplikasi gastritis
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan medis
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ny.N dengan gangguan
sistem pencernaan : gastritis

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Medis

2.1.1 Definisi

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.Gastritis adalah segala


radang mukosa lambung. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau
perdarahan mukosalambung yang dapat bersifat akut, kronis, local.
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.. Gastritis adalah peradangan lokal
atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri.
Jadi gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akutdengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian
mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis
hemoragik.Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi
yang berartihilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.
Gastritis dibagimenjadi 2 yaitu :
1. Gastritis akut

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritisakut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung
yangakut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan
yangterjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa


lambungyang menahun. Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yangdisebabkan baik oleh
ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri.

3
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut :
1. Gastritis akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirinyang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat
antiinflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikro
sirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis.
2. Gastritis kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,dan
merokok.

2.1.3 Anatomi sistem pencernaan

Pencernaan makanan (sistem pencernaan)

Semua makluk hidup memerlukan makanan untuk menghasilkan energi.


Makanan yang dimakan kemudian harus dicerna agar dapat diserap oleh tubuh.
Proses pengelolahan makanan agar makanan dapat diserap tubuh disebut sebagai
proses makanan. Sistem pencernaan terdiri dari suatu saluran panjang yaitu
saluran cerna dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang
berhubungan seperti kelenjar liur, hati dan prancreas yang letaknya diluar saluran
akan tetapi menghasilkan sekret yang dicurahkan pada saluran tersebut.

Fungsi dari sistem pencernaan adalah memproses makanan menjadi zat


yang mampu diserap dalam peredaran darah. proses pencernaan dalam tubuh
manusia ada dua yaitu;

1. Pencernaan secara mekanis (gerakan), terjadi dimulut. Makanan pada


mulanya dijadikan bagian yang kecil dengan cara dikunyah kemudian
dihaluskan lebih lanjut oleh asam klorida dan enzim-enzim yang lain.

4
Seperti pada pencernaan karbohidrat oleh mulut yangdibantuoleh gigi dan
dicampur dengan enzim ptyalin bersama air ludah.
2. Pencernaan secara kimia yaitu pencernaan makanan secara kimiawi terjadi
dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat
kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang
kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil.
Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening
(limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara lain
adalah :
a. Mulut
Mulut merupakan rongga pada permulaan saluran cerna terdiri dari
Vestibula yang berada diantara bibir dan gusi serta rongga mulut yang merupakan
ruangan yang berada dibagian dalam yang dibatasi oleh tulang maksila dan semua
gigi. Proses yang pertama kali terjadi di mulut merupakan proses mekanis dan
khemis. Proses mekanis yang terjadi adalah pengunyahan menggunakan
ototmasater, otot temporalis, otot pteregoid lateral dan medial dibantu dengan
ludah, gigi dan lidah. Pada cavum oris (rongga mulut) mulai dihaluskan oleh
geligi kita dan enzim Ptyaline yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.kelenjar lidah
ada 3 yaitu 1). kelenjar parotis 2). kelenjar submandibularis, dan 3). kelenjar
sublingualis. Fungsi kelenjar ludah ialah mengeluarkan saliva yang merupakan

5
cairan pertama yang mencerna makanan. Deras aliran saliva diransang oleh
adanya makanan dalam mulut. Saliva merupakan cairan yang bersifat alkali yang
mengandung musin dan ptyalin.

b. Kerongkongan (esofagus).
Merupakan tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm diatas dimulai dari
faring sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Makanan berjalan dalam
esophagus karena kerja paristaltic, lingkaran serabut otot didepan makanan
mengendor dan yang dibelakang makanan berkontraksi sehingga makanan dapat
terdorong ke bawah. 
c. Lambung (Gaster atau Ventrikel).
Lambung merupakan bagian saluran cerna yang memiliki kapasitas
mengembang yang paling banyak. Lambung dapat menampung 2-3 liter makanan
dan cairan. lambung terletak di tengah epigastrik dan terdiri dari kardia, fundus,
corpus dan pylorus.
Fungsi lambung adalah menerima makanan dari esofagus, menampungnya
dan berperan dalam proses pencernaan karbohidrat, protein dan lemak. Kelenjar
dalam lapisan mukosa lambung mengeluarkan sekret yaitu cairan pencerna
penting yang berupa getah lambung (HCl). Getah ini adalah cairan yang tidak
berwarna, getah lambung mengandung 0,4% asam klorida yang mengasamkan
makanan. Enzim yang berada pada getah lambung terdiri dari pepsin, rennin dan
lipase.

6
d. Hati
Adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak dibagian atas rongga
abdomen disebelah kanan dan dibawah diafragma. Fungsi dihati berkaitan dengan
metabolisme dan proses detoktifikasi. Proses metabolisme yang diperankan oleh
hati antara lain sintesis protein,penyimpanan glukosa dalam bentukglikogen serta
proses pengolahan fraksi-fraksi lemak.
Fungsi hati : 

1. Tempat pembentukan empedu


2. Tempat penyimpanan glikogen
3. Metabolisme lemak,
4. Membentuk protein plasma,
5. Memproses beberapa hormon steroid dan vitamin D,
6. Detoktifikasi.

7
e. Empedu

Dihasilkan oleh hati,kemudian dibawa ke kantong empedu untuk


dipekatkan. Bila memakan makanan yang mengandung lemak, empedu akan
dikeluarkan untuk membantu proses pencernaan lemak..

2.1.4 Patofisiologi

Patofisiologi gastritis dimulai dari infeksi atau inflamasi pada lapisan


mukosa lambung. Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung, dan enzim pepsin. Asam lambung bertugas memecah
makanan, dan enzim pepsin mencerna protein. Lapisan mukosa lambung diliputi
oleh lapisan tebal mukus yang melindunginya dari cairan asam lambung yang
dapat melumerkan dan mengikis jaringan lambung di dalamnya.

Inflamasi Mukosa

Ketika lapisan mukosa mengalami inflamasi, produksi asam lambung, enzim


pepsin, dan zat-zat pelindung lainnya menjadi berkurang. Awalnya, pada fase
akut, infeksi atau inflamasi yang terjadi adalah sub-klinik pada kebanyakan
penderita. Pada fase ini terjadi erosi superfisial, di mana permukaan mukosa
lambung menampakkan eritema dan edema. Umumnya, gastritis fase ini beronset
akut, dan cepat berakhir. Inflamasi dapat menyeluruh (pan gastritis), atau sebagian
lambung saja (antral gastritis). Inflamasi dapat berupa nodul-nodul kecil, sebagai
tanda akut atau subakut gastritis, yang asal muasalnya belum jelas. Nodul
inflamasi ini diperkirakan merupakan gambaran erosi yang telah berepitelialisasi
atau menyembuh, namun masih mungkin terjadi edema.

Gastritis Reaktif

Gastritis yang disebabkan oleh zat-zat dari luar, seperti NSAID, atau alkohol,
akan menginflamasi bagian bawah lambung daerah kurvatura mayor, hal ini
dikarenakan oleh gaya gravitasi. Efek jangka panjang zat-zat erosif eksternal
tersebut akan menyebabkan fibrosis dan striktur pada lambung, menyebabkan

8
gastritis menjadi kronis. Namun, mekanisme terbesar terhadap inflamasi lambung
ini adalah penurunan sintesa prostaglandin.

Prostaglandin adalah zat kimia yang bertanggungjawab untuk mempertahankan


mekanisme proteksi mukosa terhadap efek erosif internal asam lambung.
Selanjutnya, kerusakan pada lapisan mukosa lambung akan memudahkan
seseorang yang menderita kondisi ini mengalami gastritis reaktif, atau gastropati
reaktif.

Gastritis reaktif dapat akut, kronik, erosif, dengan sedikit atau tidak terjadi
inflamasi. Pemicu terjadinya gastritis reaktif ini adalah obat NSAID seperti
ketoprofen, diklofena, ibuprofen; alkohol, kokain, paparan radiasi, refluks empedu
dari usus kecil kembali ke lambung, reaksi stress. Gastritis reaktif yang terjadi
sebagai reaksi terhadap stres disebut sebagai Gastritis stres.

2.1.5 Tanda dan gejala

Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan


tanda-tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala
tersebut antara lain :

 Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi
lebih baik atau lebih buruk ketika makan
 Nyeri tekan ringan di epigastrium
 Mual kadang disertai muntah
 Kehilangan selera makan
 Kembung dan terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan
 Kadang bisa disertai perdarahan saluran cerna berupa hematomesis dan
melena

2.1.6 Pemeriksaan penunjang

Bila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan


dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
Pemeriksaan tersebut meliputi :

9
 Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi
H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu
tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung akibat gastritis.
 Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien
terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.
 Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin
tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan
sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke
dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan
untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada
jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan
mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu
kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan
waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek
dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak
ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak
nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
 Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-
tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan
ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
ronsen. (www.indofarma.co.id).

10
2.1.7 Komplikasi

Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic


ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat
meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus
menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada


sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat
infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori
adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini
berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding
lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.
(www.indofarma.co.id).

2.1.8 Penatalaksanaan medis

a. Diet lunak, diberikan sedikit-sedikit tapi sering, hindari bahan-bahan yang


merangsang seperti alkohol bumbu dapur dll.
b. Berikan antasida, kecuali pada gastritis hipotropi dan etropi gaster karna
terjadi proses autoimun cukup hanya diberikan kortikosteroid dan viot B12.
c. Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasida, berikan okstosin tablet 15 menit
sebelum makan.

11
d. Berikan obat antikoligernik bila sekresi asam lambung berlebihan.

2.2 Konsep dasar keperawatan

2.1.1 Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat
Gejala :
- Kelemahan kelelahan, malaise, cepat lelah
- Insomnia
- Ansietas
c. Sirkulasi

Tanda :

- Takirkadia (respon terhadap demam, dehidrasi proses inflamasi dan nyeri


- TD : hipotensi
d. Integritas ego
Gejala :
- Ansietas, perasaan tak berdaya
- Menolak, depresi, eliminasi
e. Makanan/ cairan
Gejala :
- Anorexsia, mual/muntah
- Penurunan berat badan
- Tidak toleran terhadap diet/sensitif misal buah segar/sayur, produk susu,
makananberlemak
f. Higiene
Tanda :
- Mampu mempertahankan perawatan diri
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
- Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah

12
- Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (artritis)
Tanda :
- Nyeri tekan abdomen

h. Keamanan

Gejala :

- Peningkatan suhu 38,6ᴼ C


i. Interaksi sosial
Gejala :
- Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi
- Ketidak mampuan aktif dalam lingkungan

2.1.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan gastritis adalah :

1. Nyeri Akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung ditandai


dengan nyeri abdomen, nyeri menyebar.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi
nutrien.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan klien sulit melakukan aktivitas.

13
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Pengkajian

Ny.N, umur 34 tahun jenis kelamin perempuan, agama islam, suku jawa,
pendidikan SMP, pekerjaan IRT, sudah menikah, dengan alamat Jln.Prajurit.
Klien masuk rumah sakit Imelda Pekerja Indonesia pada tanggal 05 febuari 2021,
dengan keluhan nyeri ulu hati, mual, muntah, badan lemas. Riwayat masa lalu
Apendik, tindakan yang dilakukan operasi dan pernah dirawat ± 8 hari.

Pada pemeriksaan fisik dijumpai TD : 110/70 mmHg, RR : 20 x/menit, HR


: 80x/m, T : 37,5ºC, TB : 155 cm, sebelum sakit : 55 kg,sesudah sakit 50 keadaan
umumlemah. Pada pemeriksaan abdomen di temukan tanda-tanda nyeri tekan
pada abdomen kiri atas, tekanan dan nafsu makan berkurang,porsi makan 1/2 dari
porsi yang di sajikan.pada pemeriksaan perkemihan,nilai ROM atas 4,ROM
bawah 4.Intensitas seperti di tusuk-tusuk,jenis nyeri sedang. Pola kebiasaan saat
ini, pola makan 3x/hari,makanan yang di sukai bakso,jenis diet MII, nafsu makan
menurun,pola minum 2500 cc/hari,±5 gelas/hari,minuman yang di sukai air
hangat.

Pola istirahat,tidur siang ±1 jam/hari,tidur malam 3 jam/hari,klien sukar


tidur karena adanya nyeri pada ulu hati.Tindakan mengatasinya mengatur posisi
yang nyaman, kebiasaan pengantar tidur menonton TV.
Aktivitas klien di tolong dengan bantuan minimum karena adanya nyeri pada ulu
hati, mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari,cuci rambut 2x/hari,klien sulit dalam
pergerakantubuh, klien tidak mengerti tentang penyakit dan pengobatanya,klien
sering bertanya pada perawat.

14
Hasil pemeriksaan diagnostik penunjang

A. Laboratorium

Tanggal: 09 febuari 2021

Jam : 10 wib.

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


. Diagnostik
1 Leukosit 9,51.103 m/l 4,00-10.00
2 Eritrosit 5,39.106m/l 3,50-5,50
3 Hemoglobin 14,3 g/dl 11,0-16,0
4 Hemotokrit 42,8% 37,0-50,0
5 Volumekorpuskular 79,4 80,0-50,0
6 MCH 26,5 pg 27,0-100,0
7 MCHC 33,0 g/dm 32,0-31,0
8 RDW 12,9% 1,5-36,0
9 PLT 207.103m/l 150-450
10 MPV 7,0 fl 7,0-11,0
11 PDW 16,1 15,0-17,0

15
3.2 Analisa

No
DATA Etiologi Masalah
.
1. DS : Klien mengatakan ulu Iritasi pada Nyeri Akut
hatinya terasa panas seperti lambung
terbakar dan terasa nyeri
DO : - Klien tampak meringis
kesakitan
- Skala nyeri 4
- Nyeri tekan abdomen (+)
(PALPASI)
- Klien tampak memegang
ulu hatinya
- Vital sign TD : 120/80
mmHg, HR :
78 x/menit, RR : 20
x/menit, Temp :
38ᴼC
- Hasil perkusi : perut
kembung

2. DS : Klien mengatakan nafsu Peningkatan asam Gangguan


makan menurun dan ada perasaan lambung pemenuhan nutrisi
mual kurang dari
DO : - Diet yang disediakan kebutuhan tubuh.
hanya habis 1/2
Porsi saja
- Klien tampak muntah, 1
x/hari
- klien tampak lemah
- BB sebelum sakit : 55 kg

16
- BB sesudah sakit 50 kg
- Pada saat makan sering
terlihat mual
- Hasil perkusi : perut
kembung

3. DS : Klien mengatakan tidak Kelemahan fisik Intoleransi


mampu aktivitas
memenuhi kebutuhannya berhubungan
secara dengan kelemahan
mandiri. fisik.
DO : - Sebagian aktivitas klien
dibantu oleh
Perawat yaitu makan, BAB,
BAK dan personal hygien
- Klien tampak lemah

3.3 Prioritas masalah keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi gasteritis dengan skala nyeri “4”.
2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan asam lambung.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

17
3.4 Intervensi Keperawatan

DX.
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut Rasa nyeri hilang  Kaji skala nyeri  Untuk menentukan  Melakukan pengkajian S: Klien mengatakan
berhubungan dengan atau berkurang yang dialami tindakan yang akan terhadap rasa nyeri yang nyeri pada bagian
inflamasi gaster Dengan kriteria hasil pasien dibuat selanjutnya dirasakan klien yaitu 4 uluhatinya sudah
ditandai dengan klien  Klien tidak  Lakukan kompres  Meningkatkan jenis nyeri sedang mulai berkurang
mengatakan dengan meringis hangat pada daerah mekanisme koping  Membantu klien O: - Klie tidak lagi
pada uluhatinya terasa kesakitan lambung individu melakukan tehnik meringis
panas seperti terbakar,  Ekspresi wajah  Anjurkan klien  Memberikan rasa relaksasi pernafasan kesakitan
skala nyeri 4. ceria minum dengan air nyaman pada klien dengan menarik nafas - Skala nyeri 1-3,
hangat  Diharapkan dapat dalam dan jenis nyeri
 Atur posisi klien mengurangi rasa melepaskannya perlahan ringan
senyaman mungkin nyeri yang di  Mengatur posisi klien A: Gangguan rasa
 Ukur tanda vital rasakan. semi fowler nyaman nyeri
setiap 8 jam  Mengkolaborasidengan mulai
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian teratasi
Dokter dalam obat anti penghilng nyeri P: Intervensi
pemberian antacida dilanjutkan oleh
dan penetral asam perawat ruangan
lambung
 Alihkan perhatian
klien

2. Kekurangan nutrsi Kebutuhan nutrisi Anjurkan klien  Untuk menetralkan  Menganjurkan klien S: klien mengatakan
kurang dari kebutuhan terpenuhi dengan minum air hangat asam lambung. minum air hangat nafsu makan mulai
tubuh berhubungan kriteria hasil : sebelum makan ± 2  Membantu dalam sebelum makan ± 2 bertambah
dengan peningkatan  Nafsu makan teguk pemenuhan nutrisi. teguk O: Diet yang
asam lambung kembali normal  Anjurkan klien  Meningkatkan  Memberikan klien dissediakan
ditandai dengan diet  Diet yang makan dalam porsi keinginan untuk makan dalam porsi kecil hanya bersisa
diet yang di sediakan disajikan habis kecil tapi sering makan. tapi sering dan tetap sedikit
18
hanya habis ½ porsi,  Mual, muntah dan dalam keadaan  Mengurangi dalam keadaan hangat A: Kebutuhan nutrisi
klien muntah 1x/hari, hilang hangat peningkatan asam  Memberikan klien mulai terpenuhi
klien tampak lemah  Beri klien lambung. makanan yang bervariasi P: intervensi
vital sign : TD : makanan yang  Mencegah dan tidak monoton. dilanjutkan
120/80 mmHg, HR : bervariasi dan pemasukan zat-zat  Menganjurkan klien oleh perawat
78x/I, RR : 20 x/I, tidak monoton yang mengandung mengkonsumsi makanan ruangan
Temp : 36ᴼC, BB  Anjurkan klien asam. yang tidak mengandung
sebelum sakit : 50 kg, mengkonsumsi  Meningkatkan asam.
BB sesudah sakit 56 makanan yang nafsu makan  Mengkolaborasi dengan
kg tidak mengandung ahli gizi dalam
asam dan gas pemberian makanan
 Kolaborasi dengan yang tidak mengandung
ahli gizi dalam asam.
pemberian  Mengkolaborasi dengan
makanan yang dokter dalam pemberian
tidak mengandung vitamin penambah nafsu
asam. makan.
3. Intoleransi aktivitas Aktivias klien  Pantau aktivitas  Mengetahui tingkat  Memantau aktivitas yang S : Klien mengatakan
sehari-hari sehari-hari dapat yang dapat kemampuan klien dapat dilakukan klien. tubuhnya masih
berhubungan dengan dilakukan sendiri dilakukan klien. dalam melakukan  Membantu klien dalam lemah
kelemahan fisik dengan kriteria  Bantu klien dalam aktivitas. beraktivitas yaitu O : Aktivitas ringan
ditandai dengan hasil : beraktivitas  Mengurangi beban menemani klien kekamar dapat dilakukan
aktivitas dibantu oleh  Makan sendiri  Ajarkan klien kliendalam mandi untuk bak dan sendiri seperti
oleh perawat seperti  Ke WC sendiri dalam melakukan beraktivitas. bab, membantu klien makan
makan, mandi,  Mandi sendiri aktivitasnya secara  Melatih pergerakan membersihkan diri, A : Aktivitas klien
berjalan, dan klien  Berjalan sendiri perlahan dan klien. membantu klien dalam sehari
tampak lemas, serta  Keadaan umum bertahap  Menurunkan kerja pemenuhan nutrisi hari mulai terpeuhi
klien mengalami baik.  Tingkatkan dan metabolisme  Mengajarkan klien P : Intervensi
kebutuhan. istirahat dan batasi oksigen dalam melakukan dilanjutkan oleh
aktivitas klien. aktivitasnya. perawat ruangan.
 Meningkatkan istirahat

19
dan batasi aktivitas klien.

CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA : Ny.N DIAGNOSA : GASTRITIS

UMUR : 34 TAHUN RUANG : SAKURA


Hari/Tanggal No. Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
Rabu I 08.15  Melakukan S : klien mengatakan nyeri
05 febuari 2021 WIB pengkajian terhadap pada ulu hatinya
rasa nyeri yang
dirasakan klien yaitu O : Klien tampak meringis
bersekala nyeri 4 kesakitan sambil
(sedang) memegangi perutnya
 Skala nyeri 4
08.15
 Membantu klien  Intensitas seperti ditusuk-
WIB
melakukan tekhnik tusuk
relaksasi pernafasan  Tanda-tanda vital sign :
dengan menarik nafas - TD : 110/70 mmHg
dan melepaskannya - Pols : 80x/menit
secara perlahan - RR : 20x/menit
08.30 - Tem : 37,5ᴼ
WIB  Mengatur posisi tidur  Inj ranitidine diberikan jam :
klien dengan popsisi 09.00 wib
semi fowler  Klien tampak lemah
08.40
WIB  Mengkolaborasikan A:Masalah belum teratasi
dengan dokter dalam
pemberian obat P:Intervensi dilanjutkan

20
analgetik : injeksi - Kaji tingkat nyeri
ranitidine 1amp/8 jam, klien
inj caterolax 1 amp/8 - Kaji tanda-tanda vital
jam, antasida syr 3x1 sign anjurkan klien
08.45 2cth untuk melakukan
WIB tekhnik relaksasi
 Mengkaji tanda-tanda -Jelaskan pada klien
vital sign tentang penyakit yang
dialami
Rabu II 11.35  Menberikan S:Klien mengatakan sudah
11 febuari 2021 WIB makananyang banyak 5 hari tak BAB
serat yaitu buah.
Buah : pepaya O: - Perut klien tampak
membesar
 Memberi therapy -Jika di palpasi perut
minum pada klien terasa keras
- Klien tampak cemas
 Memberikan terapi
obat sesuai hasil A:Masalah belum teratasi
kolaborasi dokter
untuk anti konstipasi P: - Intervensi dilanjutkan
yaitu doicolax supp - memberikan makanan
1x1/hari/12 jam yang banyak serat
Berikan klien banyak
minum
- Berikan terapi obat
sesuai dengan anjuran
dokter

Kamis III 09.10  Mengkaji pemasukan S:Klien mengatakan tidak


06 febuari 2021 WIB diet setiap hari dengan selera makan
melihat perkembangn
porsi yang disajikan O:-Diet yang disajikan ¼
hanya ¼ porsi yang porsiyang harus
habis -Klien tampak lemah
09.20
21
WIB  Perkembangan porsi A:Masalah belum teratasi
yang disajikan hanya
¼ prsi yang habis P:Intervensi dilanjutkan
11.30  Kaji pemenuhan nutrisi klien
WIB  Memberi klien minum  Anjurkan klien makan dalam
air hangat sebelum porsi kecil tapi sering
makan ± 2 teguk  Berikan klien makan yang
bervariasi dan tidak monoton
 Memberikan klien  Beritahu klien agar tidak
11.50 makan dalam porsi mengkonsumsi makanan
WIB kecil tapi sering dan yang banyak mengandung
tetap dalam keadaan asam dan gas
hangat dengan diet  Kolaborasi dengan ahli gizi
12.30 TKTP maka di berikan diet M2
WIB menyajikan dalam keadaan
 Memberi klien makan hangat porsi kecil tapi sering
yang bervariasi dan
14.00 tidak monoton
WIB
 Memberitahu klien
agar tidak
mengkonsumsi
makanan yang banyak
mengandung asam
dan gas

 Berkolaborasi dengan
ahli gizi maka
diberikan diet M5,
menyajikan dalam
keadaan hangat porsi
kecil tetapi sering

III 08.25  Membantu klien S : Klien mengatakan


07febuari 2021 WIB dalam beraktivitas badannya sangat lemah
yaitu menemani klien dan tidak berdaya
22
kekamar mandi untuk
BAB / BAK dan O : Klien tampak lemah
personal hygiene - Sebagian aktivitas
klien dibantu oleh
08.30  Mengajarkan klien keluarga dan perawat
WIB dalam melakukan - Vital sign :
aktivitasnya secara TD : 120/80 mmhg
bertahap HR : 80x/i
RR : 20x/i
08.50
 Mengajarkan keluarga TEMP : 37,5ᴼC
WIB
klien agar turut
terlibat dalam A : Masalah teratsi
pemenuhan aktivitas
klien dan memberikan P : Intervensi
motivasi / dukungan dilanjutkan
yang positif  Pantau aktivitas yang
dapat dilakukan klien
 Melibatkan keluarga klien
untuk pemenuhan
aktivitasnya

23
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosi karena terlukanya hanya pada
bagian mukosa. Bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive
atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat
dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada
beberapa tempat.
Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu : Gastritis akut dan gastritis kronik.
Gastritis penyebabnya adalah stres,banyak mengkonsumsi alkohol dan obat-
obatan dan juga diet yang tidak baik, gastritis akut bisa berkembang menjadi
kronik jika pola makan yang tidak teratur dan jika ini dibiarkan maka tidak
tertutup dan juga dapat kemungkinan bisa berkembang menjadi Ca gater (kanker
lambung.
4.2 Saran
Gastritis adalah penyakit yang lazim atau sering diderita, umumnya adalah
mahasiswa karena kesibukan membuat tugas dan mahasiswa juga rentan
stres.Selain itu diet yang salah juga pemicu terjadi gastritis untuk itu pendidikan
untuk meperbaik persepsi yang salah terhadap diet perlu dilakukan.

25
DAFTAR PUSTAKA
Billota, K. A. J. (2012). Nurses Quick Check: Diseases (2nd ed.). (terjemahan
Barrarah Bariid). Jakarta: EGC
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. (terjemahan Made Sumarwati & Nike Subekti). Jakarta: EGC
Jhonson, L., & Leny, R. (2010). Keperawatan Keluarga: plus contoh askep
keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

Rahma, M., Ansar, J., Rismayanti. (2012). Faktor Risiko Kejadian Gastritis Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampili Kabupaten Gowa.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5489/JURNAL%2
0MKMI.pdf?sequence=1, diunduh 8 Juni 2014.

Ratu, A. R., & Adwan, G. M. (2013). Penyakit Hati, Lambung, Usus dan
Ambeien. Yogyakarta: Nuha Medika.

26
27

Anda mungkin juga menyukai