D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
RUT MESRA ZEBUA
1714201026
Akhir kata kami saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan laporan kasus ini. Dan semoga laporan
kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 11 Februari 2021
Hormat Saya
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ....................................................................................................3
2.2 Etiologi.....................................................................................................4
2.3 Anatomi fisiologi......................................................................................4
2.4 Patofisiologi ............................................................................................8
2.5 Tanda dan gejala.......................................................................................9
2.6 Pemeriksaan penunjang............................................................................9
2.7 komplikasi ...............................................................................................11
2.8 Penatalaksanaan .......................................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian................................................................................................14
3.2 Analisis Data............................................................................................17
3.3 Diagnosa Data..........................................................................................17
3.4 Intervensi Keperawatan............................................................................18
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
4.1 Kesimpulan...............................................................................................25
4.2 Saran.........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama
dalammempertahankan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salah satu
system yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat
pentingdalam proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel di
tubuh.Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya
adalah lambung.
1
1.2 Rumusan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritisakut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung
yangakut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan
yangterjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.
2. Gastritis kronis
3
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut :
1. Gastritis akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirinyang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat
antiinflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikro
sirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis.
2. Gastritis kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,dan
merokok.
4
Seperti pada pencernaan karbohidrat oleh mulut yangdibantuoleh gigi dan
dicampur dengan enzim ptyalin bersama air ludah.
2. Pencernaan secara kimia yaitu pencernaan makanan secara kimiawi terjadi
dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat
kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang
kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil.
Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening
(limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara lain
adalah :
a. Mulut
Mulut merupakan rongga pada permulaan saluran cerna terdiri dari
Vestibula yang berada diantara bibir dan gusi serta rongga mulut yang merupakan
ruangan yang berada dibagian dalam yang dibatasi oleh tulang maksila dan semua
gigi. Proses yang pertama kali terjadi di mulut merupakan proses mekanis dan
khemis. Proses mekanis yang terjadi adalah pengunyahan menggunakan
ototmasater, otot temporalis, otot pteregoid lateral dan medial dibantu dengan
ludah, gigi dan lidah. Pada cavum oris (rongga mulut) mulai dihaluskan oleh
geligi kita dan enzim Ptyaline yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.kelenjar lidah
ada 3 yaitu 1). kelenjar parotis 2). kelenjar submandibularis, dan 3). kelenjar
sublingualis. Fungsi kelenjar ludah ialah mengeluarkan saliva yang merupakan
5
cairan pertama yang mencerna makanan. Deras aliran saliva diransang oleh
adanya makanan dalam mulut. Saliva merupakan cairan yang bersifat alkali yang
mengandung musin dan ptyalin.
b. Kerongkongan (esofagus).
Merupakan tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm diatas dimulai dari
faring sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Makanan berjalan dalam
esophagus karena kerja paristaltic, lingkaran serabut otot didepan makanan
mengendor dan yang dibelakang makanan berkontraksi sehingga makanan dapat
terdorong ke bawah.
c. Lambung (Gaster atau Ventrikel).
Lambung merupakan bagian saluran cerna yang memiliki kapasitas
mengembang yang paling banyak. Lambung dapat menampung 2-3 liter makanan
dan cairan. lambung terletak di tengah epigastrik dan terdiri dari kardia, fundus,
corpus dan pylorus.
Fungsi lambung adalah menerima makanan dari esofagus, menampungnya
dan berperan dalam proses pencernaan karbohidrat, protein dan lemak. Kelenjar
dalam lapisan mukosa lambung mengeluarkan sekret yaitu cairan pencerna
penting yang berupa getah lambung (HCl). Getah ini adalah cairan yang tidak
berwarna, getah lambung mengandung 0,4% asam klorida yang mengasamkan
makanan. Enzim yang berada pada getah lambung terdiri dari pepsin, rennin dan
lipase.
6
d. Hati
Adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak dibagian atas rongga
abdomen disebelah kanan dan dibawah diafragma. Fungsi dihati berkaitan dengan
metabolisme dan proses detoktifikasi. Proses metabolisme yang diperankan oleh
hati antara lain sintesis protein,penyimpanan glukosa dalam bentukglikogen serta
proses pengolahan fraksi-fraksi lemak.
Fungsi hati :
7
e. Empedu
2.1.4 Patofisiologi
Inflamasi Mukosa
Gastritis Reaktif
Gastritis yang disebabkan oleh zat-zat dari luar, seperti NSAID, atau alkohol,
akan menginflamasi bagian bawah lambung daerah kurvatura mayor, hal ini
dikarenakan oleh gaya gravitasi. Efek jangka panjang zat-zat erosif eksternal
tersebut akan menyebabkan fibrosis dan striktur pada lambung, menyebabkan
8
gastritis menjadi kronis. Namun, mekanisme terbesar terhadap inflamasi lambung
ini adalah penurunan sintesa prostaglandin.
Gastritis reaktif dapat akut, kronik, erosif, dengan sedikit atau tidak terjadi
inflamasi. Pemicu terjadinya gastritis reaktif ini adalah obat NSAID seperti
ketoprofen, diklofena, ibuprofen; alkohol, kokain, paparan radiasi, refluks empedu
dari usus kecil kembali ke lambung, reaksi stress. Gastritis reaktif yang terjadi
sebagai reaksi terhadap stres disebut sebagai Gastritis stres.
Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi
lebih baik atau lebih buruk ketika makan
Nyeri tekan ringan di epigastrium
Mual kadang disertai muntah
Kehilangan selera makan
Kembung dan terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan
Kadang bisa disertai perdarahan saluran cerna berupa hematomesis dan
melena
9
Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi
H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu
tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung akibat gastritis.
Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien
terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.
Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin
tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan
sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke
dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan
untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada
jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan
mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu
kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan
waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek
dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak
ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak
nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-
tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan
ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
ronsen. (www.indofarma.co.id).
10
2.1.7 Komplikasi
11
d. Berikan obat antikoligernik bila sekresi asam lambung berlebihan.
2.1.1 Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat
Gejala :
- Kelemahan kelelahan, malaise, cepat lelah
- Insomnia
- Ansietas
c. Sirkulasi
Tanda :
12
- Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (artritis)
Tanda :
- Nyeri tekan abdomen
h. Keamanan
Gejala :
13
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
Ny.N, umur 34 tahun jenis kelamin perempuan, agama islam, suku jawa,
pendidikan SMP, pekerjaan IRT, sudah menikah, dengan alamat Jln.Prajurit.
Klien masuk rumah sakit Imelda Pekerja Indonesia pada tanggal 05 febuari 2021,
dengan keluhan nyeri ulu hati, mual, muntah, badan lemas. Riwayat masa lalu
Apendik, tindakan yang dilakukan operasi dan pernah dirawat ± 8 hari.
14
Hasil pemeriksaan diagnostik penunjang
A. Laboratorium
Jam : 10 wib.
15
3.2 Analisa
No
DATA Etiologi Masalah
.
1. DS : Klien mengatakan ulu Iritasi pada Nyeri Akut
hatinya terasa panas seperti lambung
terbakar dan terasa nyeri
DO : - Klien tampak meringis
kesakitan
- Skala nyeri 4
- Nyeri tekan abdomen (+)
(PALPASI)
- Klien tampak memegang
ulu hatinya
- Vital sign TD : 120/80
mmHg, HR :
78 x/menit, RR : 20
x/menit, Temp :
38ᴼC
- Hasil perkusi : perut
kembung
16
- BB sesudah sakit 50 kg
- Pada saat makan sering
terlihat mual
- Hasil perkusi : perut
kembung
1) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi gasteritis dengan skala nyeri “4”.
2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan asam lambung.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
17
3.4 Intervensi Keperawatan
DX.
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut Rasa nyeri hilang Kaji skala nyeri Untuk menentukan Melakukan pengkajian S: Klien mengatakan
berhubungan dengan atau berkurang yang dialami tindakan yang akan terhadap rasa nyeri yang nyeri pada bagian
inflamasi gaster Dengan kriteria hasil pasien dibuat selanjutnya dirasakan klien yaitu 4 uluhatinya sudah
ditandai dengan klien Klien tidak Lakukan kompres Meningkatkan jenis nyeri sedang mulai berkurang
mengatakan dengan meringis hangat pada daerah mekanisme koping Membantu klien O: - Klie tidak lagi
pada uluhatinya terasa kesakitan lambung individu melakukan tehnik meringis
panas seperti terbakar, Ekspresi wajah Anjurkan klien Memberikan rasa relaksasi pernafasan kesakitan
skala nyeri 4. ceria minum dengan air nyaman pada klien dengan menarik nafas - Skala nyeri 1-3,
hangat Diharapkan dapat dalam dan jenis nyeri
Atur posisi klien mengurangi rasa melepaskannya perlahan ringan
senyaman mungkin nyeri yang di Mengatur posisi klien A: Gangguan rasa
Ukur tanda vital rasakan. semi fowler nyaman nyeri
setiap 8 jam Mengkolaborasidengan mulai
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian teratasi
Dokter dalam obat anti penghilng nyeri P: Intervensi
pemberian antacida dilanjutkan oleh
dan penetral asam perawat ruangan
lambung
Alihkan perhatian
klien
2. Kekurangan nutrsi Kebutuhan nutrisi Anjurkan klien Untuk menetralkan Menganjurkan klien S: klien mengatakan
kurang dari kebutuhan terpenuhi dengan minum air hangat asam lambung. minum air hangat nafsu makan mulai
tubuh berhubungan kriteria hasil : sebelum makan ± 2 Membantu dalam sebelum makan ± 2 bertambah
dengan peningkatan Nafsu makan teguk pemenuhan nutrisi. teguk O: Diet yang
asam lambung kembali normal Anjurkan klien Meningkatkan Memberikan klien dissediakan
ditandai dengan diet Diet yang makan dalam porsi keinginan untuk makan dalam porsi kecil hanya bersisa
diet yang di sediakan disajikan habis kecil tapi sering makan. tapi sering dan tetap sedikit
18
hanya habis ½ porsi, Mual, muntah dan dalam keadaan Mengurangi dalam keadaan hangat A: Kebutuhan nutrisi
klien muntah 1x/hari, hilang hangat peningkatan asam Memberikan klien mulai terpenuhi
klien tampak lemah Beri klien lambung. makanan yang bervariasi P: intervensi
vital sign : TD : makanan yang Mencegah dan tidak monoton. dilanjutkan
120/80 mmHg, HR : bervariasi dan pemasukan zat-zat Menganjurkan klien oleh perawat
78x/I, RR : 20 x/I, tidak monoton yang mengandung mengkonsumsi makanan ruangan
Temp : 36ᴼC, BB Anjurkan klien asam. yang tidak mengandung
sebelum sakit : 50 kg, mengkonsumsi Meningkatkan asam.
BB sesudah sakit 56 makanan yang nafsu makan Mengkolaborasi dengan
kg tidak mengandung ahli gizi dalam
asam dan gas pemberian makanan
Kolaborasi dengan yang tidak mengandung
ahli gizi dalam asam.
pemberian Mengkolaborasi dengan
makanan yang dokter dalam pemberian
tidak mengandung vitamin penambah nafsu
asam. makan.
3. Intoleransi aktivitas Aktivias klien Pantau aktivitas Mengetahui tingkat Memantau aktivitas yang S : Klien mengatakan
sehari-hari sehari-hari dapat yang dapat kemampuan klien dapat dilakukan klien. tubuhnya masih
berhubungan dengan dilakukan sendiri dilakukan klien. dalam melakukan Membantu klien dalam lemah
kelemahan fisik dengan kriteria Bantu klien dalam aktivitas. beraktivitas yaitu O : Aktivitas ringan
ditandai dengan hasil : beraktivitas Mengurangi beban menemani klien kekamar dapat dilakukan
aktivitas dibantu oleh Makan sendiri Ajarkan klien kliendalam mandi untuk bak dan sendiri seperti
oleh perawat seperti Ke WC sendiri dalam melakukan beraktivitas. bab, membantu klien makan
makan, mandi, Mandi sendiri aktivitasnya secara Melatih pergerakan membersihkan diri, A : Aktivitas klien
berjalan, dan klien Berjalan sendiri perlahan dan klien. membantu klien dalam sehari
tampak lemas, serta Keadaan umum bertahap Menurunkan kerja pemenuhan nutrisi hari mulai terpeuhi
klien mengalami baik. Tingkatkan dan metabolisme Mengajarkan klien P : Intervensi
kebutuhan. istirahat dan batasi oksigen dalam melakukan dilanjutkan oleh
aktivitas klien. aktivitasnya. perawat ruangan.
Meningkatkan istirahat
19
dan batasi aktivitas klien.
CATATAN PERKEMBANGAN
20
analgetik : injeksi - Kaji tingkat nyeri
ranitidine 1amp/8 jam, klien
inj caterolax 1 amp/8 - Kaji tanda-tanda vital
jam, antasida syr 3x1 sign anjurkan klien
08.45 2cth untuk melakukan
WIB tekhnik relaksasi
Mengkaji tanda-tanda -Jelaskan pada klien
vital sign tentang penyakit yang
dialami
Rabu II 11.35 Menberikan S:Klien mengatakan sudah
11 febuari 2021 WIB makananyang banyak 5 hari tak BAB
serat yaitu buah.
Buah : pepaya O: - Perut klien tampak
membesar
Memberi therapy -Jika di palpasi perut
minum pada klien terasa keras
- Klien tampak cemas
Memberikan terapi
obat sesuai hasil A:Masalah belum teratasi
kolaborasi dokter
untuk anti konstipasi P: - Intervensi dilanjutkan
yaitu doicolax supp - memberikan makanan
1x1/hari/12 jam yang banyak serat
Berikan klien banyak
minum
- Berikan terapi obat
sesuai dengan anjuran
dokter
Berkolaborasi dengan
ahli gizi maka
diberikan diet M5,
menyajikan dalam
keadaan hangat porsi
kecil tetapi sering
23
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosi karena terlukanya hanya pada
bagian mukosa. Bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive
atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat
dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada
beberapa tempat.
Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu : Gastritis akut dan gastritis kronik.
Gastritis penyebabnya adalah stres,banyak mengkonsumsi alkohol dan obat-
obatan dan juga diet yang tidak baik, gastritis akut bisa berkembang menjadi
kronik jika pola makan yang tidak teratur dan jika ini dibiarkan maka tidak
tertutup dan juga dapat kemungkinan bisa berkembang menjadi Ca gater (kanker
lambung.
4.2 Saran
Gastritis adalah penyakit yang lazim atau sering diderita, umumnya adalah
mahasiswa karena kesibukan membuat tugas dan mahasiswa juga rentan
stres.Selain itu diet yang salah juga pemicu terjadi gastritis untuk itu pendidikan
untuk meperbaik persepsi yang salah terhadap diet perlu dilakukan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Billota, K. A. J. (2012). Nurses Quick Check: Diseases (2nd ed.). (terjemahan
Barrarah Bariid). Jakarta: EGC
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. (terjemahan Made Sumarwati & Nike Subekti). Jakarta: EGC
Jhonson, L., & Leny, R. (2010). Keperawatan Keluarga: plus contoh askep
keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika
Rahma, M., Ansar, J., Rismayanti. (2012). Faktor Risiko Kejadian Gastritis Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampili Kabupaten Gowa.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5489/JURNAL%2
0MKMI.pdf?sequence=1, diunduh 8 Juni 2014.
Ratu, A. R., & Adwan, G. M. (2013). Penyakit Hati, Lambung, Usus dan
Ambeien. Yogyakarta: Nuha Medika.
26
27