Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2

“NYERI EPIGASTRIUM”

Oleh:
Kelompok 7
Semester 2

1. Kamila Amelia Rahman (20191880009)


2. Yustika Amalia (20191880022)
3. Rico Solida Pratama (20191880028)
4. Agatha Putra Dahana (20181880032)
5. Annisa Dewi Maharani (20191880036)
6. Nanda Sinya D.P (20191880045)
7. Arif Rachman Aryantara (20191880056)
8. Farah Sabrina (20191880057)
9. Shakina Reza Waskita (20191880072)
10. Viyone Nabila Hasyalwa (20191880082)

PROGRAM STUDI S-1 KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan tutorial ini telah disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Dosen Tutor

dr. Yudith Annisa Sp. PD

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah alladzibini’ matihitahitatim musshalihat, segala puji syukur kehadirat


allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah skenario 2 ini dengan judul “nyeri epigastrium” dapat
diselesaikan dengan baik. Penulisan tugas makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi
memenuhi syarat pengumpulan tugas makalah tutorial skenario 2.

Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati yang tulus ikhlas
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua yang selalu
memberikan support secara moral maupun materi dan yang terhormat dosen pembimbing dr.
Yudith Annisa Sp.PD yang telah membimbing untuk penyelesaian makalah skenario 2 ini.
Terima kasih kepada teman-teman satu kelompok yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah membalas dengan kebaikan semua pihak
yang telah membantu penulis menyadari bahwa makalah scenario ini masih jauh dari
sempurna, namun demikian makalah ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga tugas makalah
ini memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk tugas atau
penelitian selanjutnya.

Surabaya, 4 Maret 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................1
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................5
1.1 latar belakang..........................................................................................5
1.2 Skenario...................................................................................................5
1.3 Learning Objective..................................................................................5
1.4 Tujuan pembelajaran...............................................................................6
1.5 We Dont know (WDK).............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................7
2.1 Mengidentifikasi Masalah Utama Pasien................................................7
2.2 Menjelaskan Definisi Gastritis................................................................7
2.3 Menyebutkan Gejala-Gejala Yang Timbul Akibat Gastritis...................7
2.4 Menjelaskan Anatomi Lambung.............................................................8
2.5 Menjelaskan Histologi Lambung...........................................................13
2.6 Menjelaskan Fungsi Lambung dan Mekanismenya...............................15
2.7 Menyebutkan Komplikasi dari Gastritis..................................................17
2.8 Menyebutkan Faktor Resiko Gastrits .....................................................18
2.9 Menjelaskan Patofisiologi Dasar Terjadinya Gastritis............................19
2.10 Menjelaskan Kedokteran Islam.............................................................22
BAB III FINAL CONCEPT MAP...................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................25
BAB V PENUTUP.............................................................................................26
5.1 Kesimpulan dan Saran.............................................................................26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................27

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung.
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit
dalam pada umumnya (Slamet Suyono, 2001:127).

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling
sering terjadi. Sekitar 10% orang yang datang ke unit gawat darurat pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya nyeri tekan di daerah epigastrium. Hal ini mengarahkan para
dokter kepada suatu diagnosa gastritis, dimana untuk memastikannya dibutuhkan suatu
pemeriksaan penunjang lainnya seperti endoscopi.

Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau sakit ulu
hati ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lender lambung.

1.2 Skenario

Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang ke IGD RS Siti Khodijh diantar keluarganya
dengan keluhan nyeri perut bagian kiri atas, nyeri dirasakan sampai ke ulu hati dan terasa
panas, ia berada dalam konidisi stress terkait pekerjaannya dan telah mengobati dirinya
dengan antasida yang melebihi dosis dan ada sedikit perbaikan.

1.3 Learning Objective


1. Mahasiswa Mampu Mengidentifikasi Masalah Yang Ada di Skenario
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Definisi Gastritis
3. Mahasiswa Mampu Menyebutkan Gejala-Gejala Yang Timbul Akibat Gastritis
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Anatomi Lambung
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Histologi Lambung
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Fungsi Lambung dan MekanismenyaMenyebutkan
Komplikasi dari Gastritis
7. Mahasiswa Mampu Menyebutkan Komplikasi dari Gastritis
8. Mahasiswa Mampu Menyebutkan Faktor Resiko Timbulnya Gastrits
5
9. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Patofisiologi Dasar Terjadinya Gastritis
10. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Kedokteran Islam

1.4 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami anatomi pada Lambung
2. Mahasiwa dapat mengetahui histologi pada Lambung
3. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme lambung
4. Mahasiswa dapat memahami penyakit gastritis
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kedokteran islam terkait scenario

1.5 We Don’t Know


 Antasida

Antasida merupakan obat yang umum yang paling banyak digunakan


dalam terapi penyakit gastritis, meskipun sebenarnya bukanlah merupakan
obat penyebuh tukak yang ada, namun hanya befungsi sebagai pengurang rasa
nyeri.

 Lien

Merupakan nama lain dari Limfa. kelenjar tanpa saluran (ductless)


yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi sebagai
penghancur sel darah merah tua. Limpa termasuk salah satu organ sistem
limfoid, selain timus, tonsil dan kelenjar limfe.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengidentifikasi Masalah di Skenario

• Laki laki berumur 42 tahun

• Nyeri perut di bagian atas

• Nyerinya di rasakan sampai ke ulu hati dan terasa panas

• Kondisinya tampak stress

• Rasa nyerinya terus menerus, waktu belum makan dan sesudah makan

• Rasa sakitnya sudah satu minggu

• Pasien tidak pernah mengonsumsi minuman beralkohol, merokok, dan makanan pedas

• Di sertai gejala mual

2.2 Menjelaskan Definisi Gastritis

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa
dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan
infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersebut (Hirlan, 2009). Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau
peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis
gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Price dan Wilson, 2005).

2.3 Menyebutkan Gejala-Gejala yang Timbul Akibat Gastritis

Seseorang penderita penyakit gastritis akan mengalami keluhan nyeri pada lambung,
mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nyeri pada ulu hati, tidak ada nafsu makan,
wajah pucat, suhu badan naik,keringat dingin, pusing atau bersendawa serta dapat juga terjadi
perdarahan saluran cerna (Mansyoer, 2001). Manifestasi klinis bervariasi dari tanpa gejala,

7
gejala ringan dengan manifestasi tersering dispepsia, heartburn, abdominal
discomfort, dan nausea; hingga gejala berat seperti tukak peptik, perdarahan dan perforasi.
Keluhan lain yang biasa dirasakan pasien adalah mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas, berupa nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut,
mual, muntah dan bersendawa. Jika telah terjadi pendarahan aktif dapat bermanifestasi
hematemesis dan melena (Vaanipriya, 2015). Jika seseorang menderita gastritis erosif hingga
menyebabkan luka atau perdarahan pada lambung, gejala yang muncul adalah muntah darah
dan tinja berwarna hitam. Akan tetapi, tidak semua nyeri pada perut menandakan gastritis.
Berbagai penyakit juga dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan gastritis, seperti
penyakit Crohn, batu empedu, dan keracunan makanan. Oleh karena itu diagnosis untuk
menentukan penyebab terjadinya nyeri perut sangat penting untuk dilakukan.

Faktor yang dapat memengaruhi terjadinya gastritis diantaranya yaitu pengetahuan


dan perilaku untuk mencegah terjadinya gastritis. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Perilaku kesehatan
merupakan respon seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Angkow (2014) Faktor risiko gastritis adalah pola makan yang tidak teratur,
menggunakan obat aspirin atau anti-radang non steroid, infeksi kuman helicobacter pylori,
memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, memiliki kebiasaan merokok,
sering mengalami stres. mencegah terjadinya gastritis yaitu biasakan makan dengan teratur,
kunyah makanan dengan baik, jangan makan terlalu banyak, jangan berbaring setelah makan,
kurangi makanan yang pedas dan asam, kurangi menyantap makanan yang menimbulkan gas,
jangan makan makanan yang terlalu dingin dan panas, mengurangi makanan yang digoreng,
kurangi konsumsi cokelat. Selain itu kurangi stress dan hindari makanan yang memicu
timbulnya gastritis.(Ratu & Adwan, 2013). Dampak dari penyakit gastritis dapat menggangu
keadaan gizi atau status gizi(Ali & Wulan, 2018). Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang,
baik atau normal atau gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan penyakit
berupa penyakit defisiensi. Bilah kekurangan dalam batas marginal menimbulkan gangguan
yang sifatnya lebih ringan atau menurunya kemampuan fungsional

2.4 Menjelaskan Anatomi Lambung

Gaster adalah sebuah organ yang berbentuk huruf J yang terletak dalam traktus
gastrointestinal yang berfungsi untuk mencerna makanan oleh enzim dan cairan gaster lalu
akhirnya makanan dari gaster akan dikeluarkan ke duodenum (Floch et al., 2010). Letak
gaster di antara traktus esofagus dan duodenum, pada region hipokondrium sinistra. Volume
isi gaster kurang lebih 1500 mL pada orang dewasa. Gaster terdiri dari beberapa bagian besar,
antara lain fundus, corpus, pilorus antrum dan antrum (Standring, 2008).

Gaster memiliki dua permukaan yaitu permukaan ventral dan permukaan dorsal. Gaster juga
memiliki dua batas yaitu curvature mayor yang ada pada batas kiri dan curvature minor yang ada pada
batas kanan (Floch et al., 2010). Gaster memiliki dinding anterior dan posterior dengan curvatura
minor terletak di sisi kanan, sedangkan curvatura major di sisi kiri. Dinding gaster terdiri atas tiga

8
tunika muskularis namun tidak ditemukan secara konsisten di semua regio gaster. Lapisan
longitudinal eksterna berbatasan dengan lapisan sirkular. Sedangkan lapisan yang paling dalam terdiri
atas serat otot oblik yang semakin menghilang menuju curvatura minor. Dinding gaster terdiri dari
tunika mucosa yang dipisahkan dari lapisan tunica muscularis oleh lapisan tela submucosa . Gaster
adalah organ intraperitoneal yang permukaan luarnya ditutupi oleh peritoneum viscerale sehingga
membentuk tunika serosa (Paulsen dan Waschke, 2010).

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/mohon-bantuan-untuk-interpretasi-hasil-endoskopi

Gaster terbagi atas 5 daerah secara anatomik (gambar 1.), yaitu : pars cardiaca, bagian gaster
yang berhubungan dengan esofagus dimana didalamnya terdapat ostium cardiacum. Fundus gaster,
bagian yang berbentuk seperti kubah yang berlokasi pada bagian kiri dari kardia dan meluas ke
superior melebihi tinggi pada bagian gastroesofageal junction. Korpus gaster, merupakan 2/3 bagian
dari lambung dan berada di bawah fundus sampai ke bagian paling bawah yang melengkung ke kanan
membentuk huruf J. Pars pilori, terdiri dari dua bangunan yaitu anthrum pyloricum dan pylorus.
Didalam antrum pyloricum terdapat canalis pyloricus dan didalam pylorus terdapat ostium pyloricum
yang dikelilingi M. sphincter pyloricus. Dari luar M. sphincter pylorus ini ditandai adanya V.
prepylorica (Mayo).

9
https://www.pinterest.com/pin/736268239066256845/

Perdarahan lambung berasal dari arteri gastrica sinistra yang berasal dari truncus
coeliacus, arteri gastric dekstra yang dilepaskan dari arteri hepatica, arteri gastroepiploica
cabang dari arteri gastricaduodenalis, arteri gastroepiploica cabang dari arteri
gastricaduodenalis, arteri gastro-omentalis yang berasal dari arteri splenica, dan arteri gastrica
breves berasal dari distal arteri splenica (Moore et al., 2010).

Arteri-arteri gaster (Moore et al., 2010).

10
Vena-vena lambung mengikuti arteri-arteri yang sesuai dalam hal letak dan lintasan.
Vena gastrica dekstra dan vena-vena gastrica sinistra mencurahkan isinya ke dalam vena
porta hepatis, dan vena gastrica breves dan vena gastro-omentalis membawa isinya ke vena
splenica yang bersatu dengan vena mesentrika superior untuk membentuk vena porta hepatis.
Vena gastro-omentalis dekstra bermuara dalam vena mesentrica superior (Moore et al.,
2010).

Penyaluran vena-vena gaster (Moore et al., 2010)

Pembuluh limfe lambung mengikuti arteri sepanjang curvatura mayor dan curvatura
gastric minor. Pembuluh-pembuluh ini menyalurkan limfe dari permukaan ventral dan
permukaan dorsal lambung kedua curvatura tersebut utuk dicurahkan ke dalam nodi
lymphoidei gastroepiploici yang tersebar ditempat tersebut. Pembuluh eferen dari kelenjar
limfe ini mengikuti arteri besar ke nodi lymphoidei coeliaci (Moore et al., 2010). Persarafan
lambung parasimpatis berasal dari truncus vagalis anterior dan truncus vagalis posterior serta
cabangnya. Persarapan simpatis berasal dari segmen medula spinalis T6-T9 melalui plexus
coeliacus dan disebarkan melalui plexus sekeliling arteria gastrica dan arteria gastro-
omentalis (Moore et al., 2010).

11
Sobotta atlas of human anatomy one edition (2005)

https://docplayer.info/54234466-Efek-minuman-keras-oplosan-terhadap-perubahan-
histopatologi-lambung-tikus-wistar-jantan.html

12
2.5 Menjelaskan Histologi Lambung

Histologi Lambung

Lapisan-Lapisan Lambung

1. Tunika Mukosa

Dilapisi oleh epitel selapis silindris pucat yang disebut Surfac epithelium atau
Mucous Cap Cells yang berfungsi untuk perlindungan terhadap HCl lambung.

2. Lamina Propria

Dipenuhi oleh kelenjar yang bermuara didasar gastric pits.

3. MuskularisMukosa

Terdiri atas tiga lapis otot polos dengan arah circ-long- circ.

4. Tunika Submukosa

Tidak ada kelenjar pada lapisan ini.

5. Tunika Muskularis Eksterna

Terdiri atas tiga lapis otot polos dengan arah obliq-circ-long.

6. Tunika Adventitia Lapisan ini terdiri atas serosa. (Airlangga, 2016)

Pembagian Lambung:

Lambung Cardia

Gastric Pits seperti huruf V, dangkal. Kelenjar terpotong bulat atau


lonjong dan tidak seberapa rapat, disebut cardiac gland. Berupa tubules bercabang
berganda terutama dibagian atas kelenjar.

13
Lambung Fundus / Corpus

Gastric pits dangka ldan berbentuk seperti huruf U. Di dalam lamina propria
dipenuhi oleh kelenjar yang disebut Fundic Gland, yaitu berupa tubulus dan
tersusun rapatsaling sejajar, tegak lurus permukaan.

Pada kelenjar Fundus, banyak ditemukan sel-sel yaitu:

a. Chief Cells / Sel Utama / Zymogenic Cells / Peptic Cells /

Vacuolated Cells

Banyak ditemukan dibagian bawah kelenjar dan mempunyai butir-butir zymogen.


Sel ini menghasilkan pepsinogen yang oleh HCl akan di ubah menjadi pepsin.

b. Mucous Neck Cells

Banyak ditemukan dibagian tengah kelenjar. Sel ini menghasilkan mucous dan
sulit dibedakan dengan sel utama/ chief cells.

c. Sel Parietal / Axyntic Cells.

14
Tersebar di antara sel utama dan mucous neck cells. Sel ini besar menonjol pada
lumen. Sel ini menghasilkan HCl bebas dan juga menghasilkan gastric intrinsic
factor ialah suatu glycoprotein yang mengikat vitamin B12 dan mempermudah
absorbsi vitamin B12 di ileum.

d. SelArgentafin / SelEnteroendokrin / SelArgyrofil /

Selenterochromsfi

Terletak diagian kelenjar. Merupakan sel endokrin yang menghasilkan histamine,


serotonin (menyebabkan kontraksi otot polos), gastrin (menstimulimotilitas
lambung dan menstimulis ekresi asam lambung), entero glucagon (meningkatkan
glukosa darah) dan somatostatin.

Lambung Pylorus

Gastric pits berupa cekunga yang sangat dalam bahkan dapat mencapai lamina
propria. Di dalam lamina propria terdapat pyloric gland ialah suatu kelenjar yang
bagian bawahnya menggelembung dan bergulung sehingga tidak pernah terpotong
longitudinal. Muskulus sirkularis menunjukkan penebalan, disebut Sphyncter
Pylori, yang diikuti pula oleh penebalan mukosa dan sub mukosa

2.6 Menyebutkan Fungsi dan Mekanisme Lambung


Lambung adalah salah satu dari bagian sistem pencernaan. Sistem pencernaan sendiri
terbagi ke dalam dua jenis, yakni sistem pencernaan mekanik dan sistem pencernaan kimiawi.

15
Lambung termasuk ke dalam sistem pencernaan kimiawi, proses dimana makanan yang
semula berupa zat kompleks berubah menjadi zat sederhana oleh bantuan enzim. Enzim
merupakan zat kimia yang ada di dalam tubuh, yang berfungsi dalam mempercepat reaksi-
reaksi kimia di dalam tubuh.

Lambung memiliki tiga fungsi penting dalam sistem pencernaan manusia, antara lain:

a. Tempat penyimpanan makanan sementara, setidaknya selama dua jam atau lebih
sebelum disalurkan ke organ pencernaan selanjutnya. Makanan yang sudah dicerna
ditampung di dalam antrum.
b. Memecah dan mengaduk-aduk makanan lewat gerak peristaltik yang dipicu oleh kerja
lapisan otot lambung.
c. Mencerna dan menghancurkan makanan dengan bantuan enzim lambung.
Mekanisme sistem pencernaan pada lambung di mulai dari Kardiak yang berfungsi
sebagai pintu masuk makanan yang berasal dari kerongkongan. Setelah masuk ke Kardiak,
makanan disalurkan menuju Fundus. Di dalam Fundus makanan mulai mengalami proses
pencernaan makanan. Perlu diketahui bahwa waktu mencerna berbeda-beda untuk tiap
makanan, makanan yang padat memerlukan waktu lebih lama daripada zat cair. Maka dari itu
dianjurkan untuk mengunyah makanan sebanyak 32 kali untuk meringankan lambung dalam
melumatkan makanan.

Makanan yang masuk ke dalam lambung akan bertahan selama 2-5 jam, untuk jenis
makanan lemak dan sayur hijau akan lebih lama berada di dalam lambung. Di dalam proses
kimiawi yang terjadi di dalam lambung, makanan mengalami serangkaian proses kimiawi
oleh getah lambung, sekitar 1-2 liter yang dihasilkan oleh 35 juta kelenjar, antara lain HCl,
enzim pepsin, enzim renin, lipase, mucus (lendir), dan factor intrinsik.

Enzim pepsin akan memecah molekul protein menjadi peptida, enzim renin akan
mencerna protein susu menjadi kasein, sedangkan enzim lipase akan mengemulsikan lemak
dalam makanan. Selain mendapat perlakuan kimiawi dari enzim, dalam proses pencernaan
makanan juga dibantu oleh HCl yang memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a. Membunuh kuman pada makanan yang dimakan.


b. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
c. Mempercepat reaksi antara air, protein, dan pepsin.
d. Mengendorkan pilorus, karena HCl bersifat asam dengan pH kurang lebih 1-3.

Mukus (lendir) berfungsi sebagai lapisan pelindung yang dapat melindungi lambung
dari asam lambung. Sedangkan faktor intrinsik berfungsi untuk menghasilkan vitamin B12
yang diperlukan untuk membentuk sel-sel darah dan membantu saraf berfungsi dengan baik.
Dengan adanya faktor intrinsik ini pula, maka vitamin B12 di dalam lambung dilindungi dari
asam lambung sehingga tidak rusak.

Setelah mendapatkan perlakuan tersebut, makanan kemudian bercampur dengan getah


lambung membentuk khim seperti bubur yang lembut. Kemudian khim sedikit demi sedikit
dikeluarkan menuju usus dua belas jari. Khim keluar dari lambung melalui Pilorus yang

16
bekerja atas pengaruh pH makanan. Apabila pH makanan asam, maka otot-otot pilorus
mengendor sehingga menyebabkan pintu pilorus terbuka dan sebaliknya jika makanan basa,
maka otot-otot pylorus akan berkontraksi yang menyebabkan pilorus menutup.

2.7 Menyebutkan Komplikasi dari Gastritis

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa lambung yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa yang dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Ode,
2015). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut dan kronik (Price dan Wilson, 2006 dalam Nurarif dan Kusuma 2015).
Upaya untuk meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan
kesadaran masyarakat tentang hal- hal yang dapat menyebabkan penyakit gastritis,
misalnya makan makanan pedas dan asam, stres, mengkonsumsi alkohol dan kopi
berlebihan, merokok, mengkonsumsi obat penghilang nyeri dalam jangka panjang .
Meskipun kekambuhan dapat dicegah dengan obat namun dengan mengurangi faktor
penyebabnya dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kekambuhan. Mengkonsumsi
makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah buahan membantu melancarkan kerja
pencernaan. Makan dalam jumlah kecil tetapi sering, dan minum air putih untuk membantu
menetralkan asam lambung. Dengan upaya tersebut diharapkan prosentase gastritis
menurun.
Gastritis akut merupakan suatu peradangan permukaan mukosa lambung dengan
kerusakan pada superfisial sedangkan gastritis kronis merupakan peradangan permukaan
mukosa lambung yang bersifat menahun, resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang
dikatakan meningkat setelah 10 tahun gaatritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi setelah
satu episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronis (Deden,
2010). Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan sehingga
menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Salah satu penyebab kekambuhan
gastritis adalah karena minimnya pengetahuan pasien dalam mencegah kekambuhan
gastritis
Komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.
Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas berupa
hematemesis dan melena. Komplikasi ini dapat berakhir syok hemoragik. Gastritis kronik

17
komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia
(Mansjoer, 2001).

Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:


1.  Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2.  Ulkus, jika prosesnya hebat
3.  Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

2.8 Menyebutkan Faktor Resiko Timbulnya Gastritis


Faktor Resiko dari timbulnya gastritis ada 4, antara lain :
 Usia
Penyakit gastritis dapat timbul atau menyerang segala usia, mulai anakanak hingga
usia tua Ronald H. Sitorus, 1996:30). Walaupun gastritis dapat menyerang segala
usia tapi mencapai puncaknya pada usia lebih dari 40 tahun (Sujono Hadi, 2002:157).

 Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, wanita lebih sering terkena penyakit gastritis. Hal ini
disebabkan karena wanita sering diet terlalu ketat, karena takut gemuk, makan tidak
beraturan, disamping itu wanita lebih emosional dibandingkan pria (Ronald H.
Sitorus, 1996:30)
 Makanan
Penyimpangan kebiasaan makan, cara makan dan apa yang dikonsumsi yang tidak
sehat dapat menyebabkan gastritis akut, faktor penyimpangan makanan merupakan
titik awal yang mempengaruhi terjadinya perubahan dinding lambung

18
 Sosial Ekonomi
Bakteri Helicobakter Pylori ialah penyebab atau paling sedikit penyebab utama,
suatu bentuk gastritis yang disebut gastritis kronik aktif. H. Pylori aktif pada 100%
pasien (Ahmad H. Asdie, 2000:1550)
Makin rendah tingkat sosial ekonominya, makin tinggi tingkat pravelensi infeksinya.

 Faktor Psikologi
Stres dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung dan gerakan
peristaltik lambung. Stres juga akan mendorong gesekan antara makanan dan
dinding lambung menjadi bertambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
peradangan di lambung (Vera Uripi, 2001:19).

2.9 Menjelaskan Patofisiologi Gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga
Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisi hal 749). Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal
422). Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster
(Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada
mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung
yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau
peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi
yaitu perut terasa perih dan mulas.

1. Gastritis Akut.
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh stress, zat kimia obat-obatan dan alkohol,
makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang mengalami strees akan
terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan
produksi asam klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah
dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel
epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut
tercerna respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa

19
nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster.
Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan.
Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya
pendarahan.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung
akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan
berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari
penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung
meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
nutrisi cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi
hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik.

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H. pylory ). Infeksi
bakteri merupakan salah satu penyebab gastritis yang cukup sering terjadi, terutama di
daerah dengan kebersihan lingkungan yang kurang baik. Bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi pada lambung dan menimbulkan gastritis, cukup banyak
jenisnya. Namun, yang paling sering adalah bakteri Helicobacter pylori. Selain
dipengaruhi faktor kebersihan lingkungan, infeksi bakteri ini juga dipengaruhi oleh
pola hidup dan pola makan.

Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A (sering


disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis) mempengaruhi antrum dan pylorus ujung
bawah lambung dekat duodenum) ini dihubungkan dengan bakteri Pylory. (Smeltzer
dan Bare, 2001)

Komplikasi

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:


 Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.

20
 Ulkus, jika prosesnya hebat. Ulkus merupakan kerusakan jaringan epitel
yang sering berdampak cekungan.
 Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik
 Gangguan penyerapan vitamin B12, akibat kurang penyerapan vitamin B12
menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus.
 Gastritis akut yang berulang, sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang
berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan
fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi
tipis serta mukosanya rata.

GASTRITIS

GASTRITIS GASTRITIS
AKUT KORONIS

TIPE A TIPE B
STRESS

ALKOHOL INFEKSI
BAKTERI

OBAT-OBATAN

MAKANAN

KOMPLIKASI
PENYAKIT LAIN

21
2.10 Menjelaskan Kedokteran Islam

"Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami


benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan
sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-
sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta
rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” ( Qs
Abasa : 24-32) dalam ayat di atas memerintahkan setiap manusia untuk melihat apa
yang dia makan, apa yang masuk ke dalam perutnya.

Jauh-jauh sebelumnya Allah telah memberikan petunjuk kepada umat Islam di dalam firman-
Nya agar seorang muslim tidak stress dan tertekan batinnya dalam keadaan apapun juga.

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu
bertakwa “.( Qs Yunus : 62-63 )
Tekanan batin dan kecemasan serta kesedihan akan menyebabkan kadar asam lambung
meningkat tajam dan ini berujung pada maag dan perih pada lambung. Begitu juga, ketakutan
dan kekhawatiran yang berlebihan.

22
BAB III

FINAL CONCEPT MAP

IKD: Faktor Risiko


Etiologi: Pasien laki-laki berusia 42 tahun dating dengan keluhan
Anatomi nyeri perut kiri bagian atas sampai ulu hati dan terasa panas, - Usia
Histologi pasien nampak stress dan telah mengobati dirinya dengan antasida - Jenis kelamin
Patofisiologi yang melebihi dosis dan sedikit perbaikan. - Makanan
KDI - Sosial ekonomi
Hipotesis: Gastritis
PEMERIKSAAN FISIK
PATOFISIOLOGI GASTRITIS
Definisi: proses inflamasi pada mukosa dan 1 Kesadaran
1. Gastritis akut submukosa lambung atau gangguan 2 Keadaan umum
- stress kesehatan yang disebabkan oleh faktor 3 BB/TB
- alkohol iritasi dan infeksi. 4 Thorax
- obat-obatan
5 Abdomen
- makanan
Extremitas
2. Gastritis Kronis, dibagi GEJALA
menjadi dua tipe: PEMERIKSAAN TANDA VITAL
- Tipe A Nyeri lambung, nyeri ulu hati, mual,
- Tipe B  infeksi bakteri muntah, kembung, sesak, keringat 1 Tekanan darah
dingin, pusing. 2 Respiratory rate

3 Suhu
ANATOMI LAMBUNG (GASTER) 4 Nadi
Komplikasi penyakit lain
5 Daerah Gaster Secara Anatomik:
HISTOLOGI LAMBUNG (GASTER) PEMERIKSAAN LAB
- Pars cardiaca
Lapisan lambung: - Fundus gaster 1 Darah
- Korpus gaster 2 Urine
- Tunika mukosa
- Antrum pyloricum
- Lamina propria PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pylorus  M. Sphincter
- Muskularis mukosa
pyloricus 1 Rontgen thorax
- Tunika submukosa
- Tunika muskularis Arteri Vena: 2 USG abdomen
externa
- Tunika adventitia - a. gastrica sinistra
MEKANISME PENCERNAAN DI
- truncus coeliacus
- a. gastrica dextra LAMBUNG (GASTER)
FUNGSI LAMBUNG (GASTER)
- a. hepatica
1. Masuk melalui kardiak
- Tempat menyimpan - a. gastroepiploica
2. Mengalami proses
makanan sementara - a. gastricaduodenalis
pencernaan kimiari di
- Memecah dan - a. gastro-omentalis
Fundus
mengaduk makanan - a. splenica
- enzim pepsin
- a. gastrica breves
- Mencerna dan protein  peptida
menghancurkan - v. gastrica dextra
- enzim renin
- v. gastrica sinistra
makanan susu  kasein
- v. porta-hepatis
- enzim lipase
- v. gastro-omentalis dextra 23
mengemulsi lemak
- v. mesentrica superior
- v. oepiploici
Limfonodi: - HCL
membunuh kuman,
- lnn. gastroepiploici pepsinogen  pepsin,
KDI: mempercepat reaksi air-
protein-pepsin,
- Qs.Yunus (62-66) mengendorkan pylorus
Nervus:
- Qs. Abasa (24-32)
- - Truncus vagalis interior - mukus
- Truncus vagalis posterior melindungi lambung
- Plexus coeliacus dari asam lambung
- faktor intrinsik
menghasilkan B12

3. Keluar melalui pilorus

24
BAB IV
PEMBAHASAN

Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang ke IGD RS Siti Khodijah dengan keluhan nyeri
perut bagian kiri atas, rasa nyeri dirasakan sampai ke ulu hati dan terasa panas. Pasien dalam
keadaan stress dengan pekerjaan. Sebelumnya sudah mengobati dengan meminum antasida
yang melebihi dosis. Dari pemeriksaan fisik kesadaran pasien compos mentis keadaan umum
pasien tampak sakit ringan. Dari hasil vital sign normal, kepala dan leher dalam batas normal,
pada thorax dalam batas normal dan tidak ada suara tambahan paru dan jantung, pada
abdomn flat nyeri tekan pada epigastrium. Dan pada saat meraba hepar dan lien tidak teraba.
Pada pemeriksaan laboratorium dalam pemeriksaan darah Hemogoblin nya rendah untuk
laki-laki karena laki-laki normalnya adalah 13Hb, leukositnya normal, trombositnya juga
normal dan ada pemeriksaan urine tampak normal. Pada pemeriksaan penunjang foto thorax
dalam batas normal. Dan ada pemeriksaan USG abdomen dalam batas normal.

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan maka pasien terdiagnosa gastritis. Gastritis merupakan
penyakit pada lambung yang terjadi akibat peradangan dinding lambung. Pada dinding
lambung atau lapisan mukosa lambung ini terdapat kelenjar yang menghasilkan asam
lambung dan enzim pencernaan yang bernama pepsin. Untuk melindungi lapisan mukosa
lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh
lendir (mukus) yang tebal. Apabila mukus tersebut rusak, dinding lambung rentan
mengalami peradangan. Di dalam gastritis dibagi menjadi dua yaitu gatritis akut dan gastritis
kronis. Dalam kelompok kami, kami memilih gatritis akut, karena si pasien dalam keadaan
stress, dirasakan sampai ke ulu hati, dan ini hanya bersifat sementara.

25
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan dan saran

Pada skenario dua dari blok 4 ini, membahas tentang nyeri di bagian ulu hati pada
epigastrium ( gastritis ) membahas tentang definisi dan gejala komplikasi yang dialami
pasien, anatomi dari gastra, histologi dari gastra, menjelaskan mekanisme terjadinya fungsi
lambung, menjelaskan komplikasi epigastrium,menjelaskan faktor resiko dan hingga
menjelaskannya sesuai dengan kedokteran dalam islam. Kesimpulan yang bisa diambil
penyakit gastritis ini dapat menyerang siapa saja dengan berbagai faktor. Dengan mengubah
ke pola hidup yang lebih sehat akan meminimalisir terkena penyakit gastritis.menagatur pola
hidup ini seperti makan tepat waktu,tidak memakan-makanan berpedas, dan jangan terlalu
stress terhadap perkejaan. Untuk dapat penanganan yang tepat maka diperlukan pemeriksaan
penunjang namun diperlukan pengetahuan anatomi dan histologi agar lebih mengetahui
kondisi pasien. Hal ini sangatlah penting dalam memola hidup pribadi yang baik.

26
DAFTAR PUSTAKA

Hirlan. 2009. Gastritis dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol.2. Jakarta: EGC.

Standring, S. (2008) Gray’s Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice. 40th
Edition, Churchill Livingstone Elsevier, London. 

Paulsen F, Waschke J. Sobotta : Atlas Anatomi Manusia Jilid 3: Kepala, Leher, dan
Neuroanatomi. 23rd ed. Jakarta: Elsevier. 2010. 233.

Moore, K. L. (2010). Clinically Oriented Anatomy. Philadelphia: Lippincott Williams &


Wilkins.

Ratna Yunita, 2009, Hubungan Antara Karakteristik Responden, Kebiasaan Makan dan
Minum, serta Pemakaian NSAID dengan Terjadinya Gastritis Pada Mahasiswa
Kedokteran (Studi Di Klinik Keluarga Fakultas Kedokteran UNAIR), FKM UNAIR
Surabaya.

Arif Mansjoer, dkk, 2001, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua, Jakarta:
Media Aesculapius .

:DIGILIB.UNILA.AC.ID

STIKESMUKLA.AC.ID

http://repository.unair.ac.id/65711/1/FV.TA.PT.44.17%20.%20Hid.p%20-%20SEC.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-hadiharton-6743-2-babii.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/512/3/BAB%20II.pdf

https://stikesmukla.ac.id/downloads/makalah/ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PASIEN
%20dengan%20GASTRITIS.pdf

https://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/311/al-quran-dan-penyakit-maag/

Suryono,dkk. 2016. PENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG PENCEGAHAN


KEKAMBUHAN GASTRITIS. Kediri. Akademi Keperawatan Pamenang.

27
28

Anda mungkin juga menyukai