Anda di halaman 1dari 21

TUGAS SGD

SKENARIO 1

Disusun Oleh:
Novita Damayanti
NPM: 18700002

Tutor Pembimbing:
DR. dr. Candra Rini HP, M.kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah hasil diskusi SGD ini dapat
diselesaikan tepat pada waktu.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
SGD Skenario 1. Dalam makalah ini dibahas mengenai kata kunci untuk
menentukan diagnosa suatu penyakit hingga prognosis dan komplikasinya.
Kami mendapat banyak bimbingan dan pelajaran baru ketika menyusun
makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini kurang
dari sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran sangat diharapkan utnuk perbaikan.
Akhir kata dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 27 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. ii


Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I SKENARIO 1 .................................................................................... 1
BAB II KATA KUNCI ................................................................................. 2
BAB III PROBLEM ..................................................................................... 3
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 4
4.1 Batasan ....................................................................................... 4
4.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan .................................. 5
4.3 Jenis-Jenis Penyakit Yang Berhubungan ..................................... 7
4.4 Gejala Klinis/Pemeriksaan Klinis/Pemeriksaan Penunjang .......... 7
BAB V HIPOTESIS AWAL ......................................................................... 10
BAB VI ANALISIS DIFFERENTIAL DIAGNOSIS .................................... 11
6.1 Anamnesis .................................................................................. 11
6.2 Gejala Klinis ............................................................................... 11
6.3 Pemeriksaan Fisik ....................................................................... 11
6.4 Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 12
BAB VII DIAGNOSA AKHIR ..................................................................... 13
BAB VII MEKANISME DIAGNOSA .......................................................... 14
BAB IX STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH ............................... 16
BAB X PROGNOSIS ................................................................................... 16
10.1 Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien .............................. 17
10.2 Peran Pasien/Keluarga Untuk Penyembuhan ............................... 17
10.3 Pencegahan Penyakit .................................................................. 17
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................. 18
...................................................................................................

iii
BAB I
SKENARIO 1

Dimas, seorang anak laki-laki berusia 4 tahun, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
karena diare.

1
BAB II
KATA KUNCI

1. Anak laki-laki berusia 4 tahun


2. Diare

2
BAB III
PROBLEM

1. Apa yang menyebabkan diare?


2. Bagaimana patofisiologi diare?
3. Bagaimana cara menegakkan diagnosanya?
4. Bagaimana penatalaksanaannya?
5. Bagaimana prognosis pada kasus tersebut?
6. Bagaiman cara pencegahannya?

3
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Batasan
Menurut Kemenkes RI (2011), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-
tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih
dalam sehari.
Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan, bertambah cairan,
atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat
relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari
satu minggu. Apabila diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka
dikatakan diare yang berkepanjangan (Soegijanto, 2016).
Kemenkes RI (2011), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat
kelompok yaitu:
1. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari
(umumnya kurang dari tujuh hari),
2. Disentri: yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya
3. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari
secara terus menerus
4. Diare dengan masalah lain: anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan
gizi atau penyakit lainnya.
Diare akut dapat mengakibatkan (Soegijanto, 2016):
1. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan
dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia
2. Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai
akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah
3. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare
dan muntah

4
4.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
Saluran cerna atau traktus digestifus merupakan sistem organ yang berfungsi
untuk mengambil berbagai zat dari luar tubuh (air, mineral, nutrien, vitamin),
memecah partikel-partikel besar menjadi partikel kecil, dan mentransfer
partikelpartikel tersebut dari lingkungan luar ke dalam darah, untuk selanjutnya
digunakan atau disimpan dalam sel. Secara umum, struktur anatomi sistem
pencernaan terdiri atas saluran yang berkesinambungan dan terhubung satu sama
lain (rongga mulut, faring, esofagus, lambung/gaster, usus besar, usus halus, anus)
serta organorgan aksesoris, yaitu kelenjar ludah, liver, pankreas, serta kelenjar
empedu (Juffrie., dkk, 2018).

Gambar 4.1 Fisiologi saluran cerna


Sumber: http://www.healthhype.com
Secara mikroskopis atau histologis, dinding saluran cerna terdiri dari empat
lapisan, yaitu (Juffrie., dkk, 2018):
1. Tunika mukosa, terdiri dari lapisan epitel yang membatasi lumen saluran
cerna, lamina propria, dan tunika muskularis mukosa yang memisahkan
mukosa dengan submukosa.
2. Lapisan submukosa yang terdiri dari jaringan ikat elastis serta pembuluh
darah dan limfa.
3. Tunika muskularis yang tersusun dari jaringan otot polos sirkuler dan
longitudinal.

5
4. Tunika serosa, yaitu jaringan ikat terluar yang menghasilkan cairan serous.

Gambar 4.2 Struktur histologis saluran cerna


Sumber: histology-group28.wikispaces.com

Meskipun memiliki struktur umum yang serupa, masing-masing segmen


saluran cerna memiliki karakteristik histologis tersendiri sesuai dengan fungsinya
pada proses digestif, yaitu fungsi motilitas (pergerakan makanan melalui traktus
digestifus), sekresi (pelepasan zat tertentu untuk membantu proses pencernaan
makanan), digesti (pemecahan makanan secara fisik maupun kimia), atau absorpsi
(pemindahan berbagai zat ke lingkungan dalam tubuh).
Fungsi motilitas melibatkan kontraksi otot polos yang bertujuan untuk
mendorong makanan melalui saluran cerna dan mencampur makanan dengan jus
digesti guna memfasilitasi proses digesti serta absorpsi.
Sekresi saluran cerna, disebut juga dengan jus digestif, terdiri atas enzim,
garam empedu, mukus, cairan, serta elektrolit yang dihasilkan dan dilepaskan oleh
kelenjar eksokrin ke dalam saluran cerna. Pada umumnya, molekul makanan terlalu
besar untuk diserap secara langsung sehingga perlu diuraikan dengan bantuan
enzim.

6
Proses digesti adalah pemecahan atau penguraian nutrien secara fisik dan
kimia menjadi bentuk atau unit yang dapat diserap. Digesti secara fisik mencakup
proses pengunyahann dan pencampuran, sedangkan digesti kimia adalah
penguraian makanan dengan bantuan atau katalisasi enzim.
Proses digesti akan dilanjutkan dengan absorpsi, yaitu proses pemindahan
atau transfer zat makanan terdigesti dari lumen usus melalui epitel untuk
selanjutnya masuk ke dalam pembuluh darah dan limfa.

4.3 Jenis-Jenis Penyakit Yang Berhubungan


o Diare akut
o Gangguan pencernaan
o Gangguan penyerapan nutrisi

4.4 Gejala Klinis/Pemeriksaan Klinis/Pemeriksaan Penunjang


1. Diare akut
Gejala :
 Tinja encer atau bahkan berdarah
 Mengalami dehidrasi
 Pusing, lemas, kulit kering
Pemeriksaan Fisik:
 Kesadaran
 Status gizi
 Tekanan darah, suhu, frekuensi nadi
Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk mengidentifikasi
infeksi yang terjadi pada pengidap.
 Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.
 Pemeriksaan tambahan seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika
terdapat dugaan penyakit yang lebih serius.

7
Penyebab :
Penyebab diare umumnya adalah infeksi virus pada usus besar. selain
infeksi virus, dapat juga disebabkan infeksi parasit, alergi makanan,
psikologis, Intoleransi fruktosa maupun laktosa, efek samping obat-
obatan contohnya : obat antibiotik (karena antibiotik dapat membunuh
bakteri baik).
2. Gangguan pencernaan
Gejala:
 Sulit menelan
 Mual, muntah
 Perut kembung, diare
 BAB berdarah
 Berat badan naik atau malah turun
Pemeriksaan Fisik:
 Pemeriksaan suhu tubuh
 Pemeriksaan tekanan darah
 Pemeriksaan berat badan
Pemeriksaan Penunjang :
 Pengambilan sampel darah dan feses
 Endoskopi
 Uji pencitraan (USG, CT Scan)
Penyebab:
Penyebab gangguan penceraan sangat banyak, diantaranya adalah
Penyakit refluks asam lambung, gastritis, penyakit batu empedu hingga
stress.
3. Gangguan penyerapan nutrisi
Gejala:
 Kembung dan rasa tidak nyaman di perut
 Diare yang terus menerus
 Tinja berwarna terang, berminyak, berbau busuk, lengket
 Berat badan turun, kulit kering, rambut rontok

8
Pemeriksaan Fisik:
 Pemeriksaan kondisi fisik, apakah pasien lemah
 Pemeriksaan tekanan darah
 Pemeriksaan keadaan kulit (kering/tidak)
Pemeriksaan Penunjang:
Tes darah lengkap, tes pernapasan, tes tinja, CT Scan, Biopsi
Penyebab:
Sindrom malabsorpsi, menderita penyakit pankreas, menderita penyakit
pada usus halus, menderita penyakit infeksi cacing.

9
BAB V
HIPOTESIS AWAL

Berdasarkan gejala klinis pasien didapat hipotesis awal yang terdiri dari 3
kemungkinan penyakit pada pasien yaitu:
o Diare akut
o Gangguan pencernaan
o Gangguan penyerapan nutrisi

10
BAB VI
ANALISIS DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

6.1 Anamnesis
Nama : An. Dimas
Usia : 4 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Pacar Kembang no.50, Surabaya
Pekerjaan orang tua : Tidak ada data
Keluhan Utama : Mencret dan muntah
Riwayat penyakit sekarang :
- Mencret dan muntah sejak kemarin malam
- Mencret 5x, tinjanya encer, darah (-), lendir (-)
- Muntah 2x, air saja, darah (-)
- Haus terus
- Menangis terus menerus
- Kondisi anak sedikit panas
Riwayat penyakit dahulu : - Pernah mencret
Riwayat penyakit keluarga : - Tidak ada yang mengalami gejala yang sama
Riwayat pengobatan : - Tidak ada
Riwayat sosial : - Kadang jajan di luar

6.2 Gejala Klinis


Pasien mengalami diare rata-rata 6-8 kali/hari, feses cair dan berlendir serta
sedikit berbuih. Perut bagian bawah mulas melilit, demam selama 3 hari
namun tidak muntah.

6.3 Pemeriksaan Fisik


Kesadaran umum : compos mentis
Keadaan umum : tampak sakit dan lemah
Berat badan : 11 kg
Tinggi badan : 96 cm

11
Vital sign :
Tekanan darah : ( tidak ada manset untuk anak-anak )
Denyut nadi : 96x/menit reguler
RR : 30x/menit
Suhu : 380 C

Kepala dan leher


Kepala
- A/I/C/D = -/-/-/-/
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
THT : DBN
Thorax : DBN
Abdomen : Bising usus meningkat, meteorismus, turgor kulit
menurun, lain-lain dalam batas normal.
Pemeriksaan di luar abdomen dalam batas normal

6.4 Pemeriksaan Penunjang


Darah Lengkap : Hb : 12 g/Dl (normal, n = 12.0 – 14.0 g/dL)
HCT : 36% (normal, n = 36 – 44%)
Hitung jenis : 4/1/20/45/2/3 (eosinofilia)
Feses lengkap : cair, merah kecoklatan, lender (+), darah samar (+),
lekosit (+), eritrosit (++), ditemukan trophozoit amoeba
motil.

12
BAB VII
DIAGNOSA AKHIR

Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka penyakit An. Dimas dapat di diagnosa
sebagai penyakit Diare akut.

13
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSA

Adapun mekanisme diagnosis sehingga an. Dimas yang didiagnosa Diare akut

Anamnesis Diare akut Gangguan Gangguan


Pencernaan Penyerapan
Nutrisi
Gejala Klinis
 BAB encer √
 Mual √
 Dehidrasi √
 Kulit kering √ √
 Lemas √

Anamnesis  Tinja encer atau  Sulit menelan  Kembung


bahkan  Mual, muntah dan rasa tidak
berdarah  Perut nyaman di
 Mengalami kembung, perut
dehidrasi diare  Diare yang
 Pusing, lemas,  BAB berdarah terus
kulit kering Berat badan menerus
naik atau  Tinja
malah turun berwarna
terang,
berminyak,
berbau
busuk,
lengket
 Berat badan
turun, kulit
kering,
rambut
rontok

14
Pemeriksaan fisik  Kesadaran  Pemeriksaan  Pemeriksaan
 Status gizi suhu tubuh kondisi fisik,
Tekanan darah,  Pemeriksaan apakah pasien
suhu, frekuensi tekanan darah lemah
nadi  Pemeriksaan  Pemeriksaan
berat badan tekanan darah
Pemeriksaan
keadaan kulit
(kering/tidak)

Pemeriksaan  Pemeriksaan  Pengambilan  Tes darah


penunjang sampel feses sampel darah  Tes
 Pemeriksaan dan feses pernapasan
darah  Endoskopi  Tes feses
 Uji pencitraan  CT Scan
(USG, CT  Biopsi
Scan)

15
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

9.1 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kasus ini ialah:
a. Pengobatan farmakologi:
Memberikan larutan rehidrasi oral, antibiotik, antidiare, probiotik, obat
pereda demam, karbon aktif, dan suplemen Zinc.
b. Pengobatan Non farmakologis:
Mengedukasi pasien agar melakukan diet lunak, hindari makanan berserat
tinggi, tirah baring bila keluhan berat, intake cairan yang cukup.
c. Penyuluhan mengenai kebersihan pribadi kepada masyarakat khususnya
bagi orang tua. Rajin mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
BAB/BAK.

16
BAB X
PROGNOSIS

10.1 Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien


Pasien menderita diare akut, untuk menghindarkan dari dehidrasi, usahakan
untuk selalu memberikan asupan cairan, seperti air putih, maupun minuman
rehidrasi oral atau minuman yang mengandung elektrolit khusus anak seperti
pedialyte atau oralit. Selain memeriksa keadaan kulit dan fisik anak (apakah badan
lemas/kulit kering), dokter dapat menyampaikan pada keluarganya untuk selalu
menjaga kebersihan tangan dan alat-alat makan.

10.2 Peran Pasien/Keluarga Untuk Penyembuhan


Pasien masih berusia 4 tahun sehingga harus selalu waspada mengenai
jajanan yang dikonsumsi anak baik selama diare maupun setelah diare.

10.3 Pencegahan Penyakit


Pencegahan diare dapat dilakukan dengan menjaga hygiene dan sanitasi
lingkungan. Pendidikan kesehatan terutama menyangkut kebersihan, baik hygiene
perorangan maupun sanitasi lingkungan meliputi sumber air, pembuangan sampah,
tinja dan sebagainya. Pengawasan sanitasi makanan, air, tempat hidup/ kerja,
sampah, pembuangan tinja. Pemberantasan lalat, kecoa yang dapat memindahkan
kista pada makanan/ minuman, bertindak sebagai vektor mekanik (Natadisastra,
2009)

17
DAFTAR PUSTAKA

Digestive system diagram: Gut anatomy [picture] Retrieved from:


http://www.healthhype.com/. [27 September 2020].
Juffrie, M., Basrowi, R.W., & Chairunita. (2018). Saluran Cerna yang Sehat:
Anatomi dan Fisiologi. Retrieved from:
https://www.researchgate.net/publication/325986943. [27 September 2020].
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Situasi Diare di Indonesia.
Jakarta: Kemenkes RI.
Natadisastra, D. (2009). Parasitologi Kedokteran: Ditinjau Dari Organ Tubuh
Yang Diserang. Jakarta: EGC.
Soegijanto, S. (2016). Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia. Jilid 4. Surabaya:
Airlangga University Press.

18

Anda mungkin juga menyukai