Oleh Kelompok 1:
1. M. Uwais Al Qarany
2. Arief Ramadhan
3. Meysi
4. Nanda Febriana
5. Rahmad Ramadhani
6. Yuda Puspita Ningrum
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Gangguan
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak,
tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Konsep Masalah Keperawatan Gastroenteritis.............................................3
2.1.1 Definisi Ulkus Peptikum....................................................................3
2.1.2 Etiologi...............................................................................................3
2.1.3 Tanda dan Gejala...............................................................................4
2.2 Masalah Keperawatan pada Klien Gangguan Kebutuhan Nutrisi Patologis
Sistem Pencernaan dan Metabolic Endokrin.................................................5
2.2.1 Masalah keperawatan/Diagnosa Medis..............................................5
2.2.2 Intervensi............................................................................................6
2.2.3 Implementasi Keperawatan................................................................7
2.2.4 Evaluasi..............................................................................................8
2.2.5 Praktik Anamnesa............................................................................10
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 mahasiswa
Mahasiswa bisa mengetahui bagaimana Konsep Ulkus
Peptikum, diagnose, intervensi, implementasi, evaluasi, dan
praktek anamnesa pada klien dengan gangguan kebutuhan
nutrisi.
1.3.2 Dosen
Makalah ini bisa bermanfaat untuk arsip laporan dosen
mengenai tugas mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Etiologi
Penyebab umum dari ulserasi peptikum adalah
ketidakseimbangan antara sekresi cairan lambung dan derajat
perlindungan yang diberikan sawar mukosa gastroduodenal dan
netralisasi asam lambung oleh cairan deudenum (Arif Mutaqqin,
2011). Dan bisa disebabkan oleh factor lain yang menyebabkan
ulkus peptikum : Genetik, merokok, alcohol, kafein, obat-obatan
(NSAID), kuman Helicobacter Pylori.
2.1.3 Tanda dan Gejala
Berikut tanda dan gejala menurut Mansjoer, yaitu:
2.1.3.1 Nyeri
Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri
tumpul, seperti tertusuk atau sensai terbakar di epigastrium
tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri
terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum
meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf
yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi
dengan asam merangsang mekanisme reflex local yang
memulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya
hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam
atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung
telah kosong atau alkali tidak digunakan, nyeri kembali
timbul.
2.1.3.2 Pirosis (nyeri ulu hati)
Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus dan lambung yang naik ke mulut, kadang-
kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa umum
terjadi bila lambung pasien kosong.
2.1.3.3 Muntah
Meskipun jarang pada usus duodenal tak
terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus
peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan
jaringan parut atau pembengkakan akut dari membrane
mukosa yang mengalami inflamasi disekitarnya pada ulkus
akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh maul,
biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi
kandungan asam lambung.
2.1.3.4 Konstipasi dan Perdarahan
Konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan.
Pasien dapat juga dating dengan perdarahan gastrointestinal
sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut.
Sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka,
menunjukkan gejala setelahnya.
No Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d peningkatan asam
lambung
DS: px mengatakan perutnya seperti terbakar di epigastrium
DO:
1. Keadaan umum px kurang
2. GCS 4-4-4
3. Skala nyeri berada pada skala nyeri 10
4. Nadi 107x/menit
2 Gangguan kebutuhan nutrisi b.d anoreksia
DS: px mengatakan mual dan muntah lebih dari 3x
DO:
1. Keadaan umum px kurang
2. GCS 4-4-4
3. Makanan px tidak pernah habis
4. BB awal: 58kg
BB MRS: 54kg
3 Resiko infeksi b.d perforasi lambung
DS: -
DO: penonjolan besar berbentuk nodular pada kurtavura
minor lambung melalui pemeriksaan radiogram dengan
barium
2.2.2 Intervensi
2.2.4 Evaluasi
no Waktu evaluasi
1 Hari Pertama S: px merasa nyeri perut sedikit berkurang
P: Intervensi dilanjutkan:
1. Motivasi px untuk makan dan
minum cukup
2. Observasi TTV
3. Kolaborasi dengan tim dokter.
O:
1. keadaan umum cukup
2. mukosa bibir kering
3 Hari ke-3 S:
1. px mengatakan mual dan muntah
sudah berkurang
2. px mengatakan nyeri perut sebelah
kanan atas
O:
1. Keadaan umum cukup
2. Pembesaran hepar
3. Sclera mata dan wajah icterus
4. Urine seperti the
TTV:
TD: 130/80
S: 36 C
N: 80x/menit
RR: 20x/menit
P: intervensi dilanjutkan:
1. Motivasi px untuk makan dan
minum cukup
2. Observasi TTV
3. Kolaborasi dengan tim dokter
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
3.1.1 Pada klien Ny. W menunjukkan diagnose keperawatan:
3.1.1.1 Gangguan rasa nyama (nyeri) b.d peningkatan asam lambung
3.1.1.2 Gangguan kebutuhan nutrisi b.d anoreksia
3.1.1.3 Resiko infeksi b.d perforasi lambung
3.1.2 Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny. W sesuai dengan
diagnosa yang ditegakkan
3.1.3 Implementasi keperawatan pada Ny. W dilakukan sesuai rencana
keperawatan
3.1.4 Evaluasi keperawatan pada catatan perkembangan mengalami
kemajuan yang signifikan, serta menunjukkan penyembuhan dengan
ditandai dengan nyeri berkurang serta mual dan muntah berkurang.
3.2 Saran
mahasiswa sebaiknya mempelajari sungguh-sungguh tentang gangguan
kebutuhan nutrisi akibat patologis system pencernaan dan metabolic
endokrin: Ulkus peptikum
DAFTAR PUSTAKA