Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKREDITASI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu: Ruma Mubarak, M. Pd. I

Oleh Kelompok 12:

SYAJAROTIN ASLIN NURONIA (210101110078)

FARHAN NABIL NUR SAJIDA (210101110082)

KELAS C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2022
Kata Pengantar
Tiada kata yang patut diungkapkan selain Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Akreditasi” tepat pada waktuya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengelolaan Pendidikan yang membahas tentang akreditasi sekolah.

Kami selaku penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Ruma Mubarak, M. Pd. I selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
yang telah membimbing kami serta kepada rekan-rekan kami kelas PAI C yang selalu
memberikan motivasi dan tak lupa terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam penulisan makalah ini.

Kami sebagai penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan
dan pengetahuan untuk semua. Tentunya makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.

Atas kurang lebihnya mohon maaf dan kami sampaikan terimakasih.

Malang, 23 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Akreditasi ..................................................................................... 3
2.1.1 Ruang Lingkup Akreditasi ..................................................................3
2.1.2 Tujuan Akreditasi Sekolah ..................................................................3
2.1.3 Manfaat Akreditasi Sekolah ................................................................ 4
2.1.4 Prinsip dalam Kegiatan Akreditasi Sekolah ....................................... 5
2.1.5 Komponen Penilaian Akreditasi Sekolah ........................................... 6
2.2 Mekanisme Akreditasi Sekolah ...................................................................... 6
2.3 Persiapan Sekolah dalam Akreditasi .............................................................. 8
2.4 Menetapkan Hasil Akreditasi ......................................................................... 9
2.5 Peranan Akreditasi dalam Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan ................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan
yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria
tertentu. Akreditasi juga merupakan suatu usaha tuntutan pembaharuan sistem pendidikan untuk
mencapai sekolah yang berkualitas. Diantaranya pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi
kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis
pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang
berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat, penyusunan standar
kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara professional,
penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip
pemerataan dan keadilan, dan pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah, serta
penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna. (UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional)

Pembaharuan sistem pendidikan juga meliputi penghapusan diskriminasi antara


pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta pembedaan
antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. Pembaharuan sistem pendidikan nasional
dilakukan untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.

Adanya suatu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini adalah
rendahnhya kualitas pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, khusunya pendidikan dasar dan
menengah. Beberapa usaha telah dilakukan untuk mengembangkan mutu pendidikan nasional,
misalnya dengan pengembangan kurikulum, peningkatan mutu pengajar, perbaikan sarana
pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana sekolah, serta peningkatan mutu manajemen
madrasah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan
peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah atau madrasah memang telah menunjukkan
peningkatan mutu pendidikan yang cukup mengembirakan, namun pada umumnya, sebagian
besar lainnya masih memprihatinkan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akreditasi itu?


2. Apa tujuan dan manfaat akreditasi sekolah?
3. Bagaimana mekanisme akreditasi sekolah?
4. Bagaimana persiapan sekolah dalam akreditasi?
5. Apa saja ruang lingkup akreditasi?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian dari akreditasi


2. Memahami tujuan dan manfaat dari adanya akreditasi sekolah
3. Mengetahui mekanisme akreditasi sekolah
4. Mengetahui persiapan sekolah dalam akreditasi
5. Mengetahui ruang lingkup akreditasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akreditasi

Secara istilah akreditasi diartikan sebagai satu proses penilaiankualitas dengan


menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan dan bersifat terbuka. Dalam konteks akreditasi
sekolah, dapat diberikan pengertian sebagai suatu proses penilaian kualitas sekolah, baik
negerimaupun swasta, dengan memberikan dan menggunakan kriteria bakumutu yang ditetapkan
pemerintah atau lembaga akreditasi, dan hasildari penilaian tersebut selanjutnya dijadikan dasar
untuk memelihara dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan pelayanan
pendidikanlembaga yang bersangkutan.

Pengertian Akreditasi berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (22) adalah proses penilaian secara komprehensif
terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan dan peringkat kelayakan dalam bentuk yang diterbitkan oleh suatu lembaga yang
mandiri dan profesional. Sedangkan, menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 13 Tahun 2018 tentang Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan Badan
Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal, pasal 1, bahwa
Akreditasi adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan satuan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, dan satuan pendidikan anak usia dini dan Pendidikan nonformal berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan untuk memberikan penjaminan mutu pendidikan.
Adapun pengertian secara umum Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga
pendidikan yg diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu
memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu. Akreditasi juga merupakan suatu Usaha
tuntutan pembaharuan sistem pendidikan untuk mencapai sekolah yang berkualitas. Jadi, dalam
proses akreditasi terdapat beberapa kriteria penilaian. Jika suatu perguruan tinggi bisa
memenuhi kriteria tersebut maka kualitasnya sudah terjamin baik. Perguruan tinggi kemudian
dinilai mampu memberi layanan pendidikan yang layak. Menurut Anwar Arifin seorang ahli
yang menyampaikan pengertian akreditasi, akreditasi adalah proses penilaian kualitas dengan
menggunakan kriteria baku mutu yang telah ditetapkan dan sifatnya terbuka. Jadi penilaian
dilakukan dengan mengikuti standar baku mutu yang berisi sejumlah kriteria, dan kriteria ini
sudah ditetapkan. Misalnya oleh pemerintah suatu negara dan sifatnya tebuka, sehingga
masyarakat bisa mengakses seluruh kriteria ini karena pendidikan bisa dari pemerintah dan
juga bisa dari masyarakat.

2.1.1 Ruang Lingkup Akreditasi


1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA).
2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).

3
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa
(SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).

Sekolah/madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut:

1. Memperoleh nilai akhir akreditasi sekurang-kurangnya 56.


2. Tidak lebih dari dua nilai komponen akreditasi skala ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada nilai komponen akreditasi skala ratusan kurang dari 40.

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi. Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut :

1. Peringkat akreditasi A (sangat baik) jika sekolah/madrasah memperoleh nilai akhir


akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100 (86 < NA < 100).
2. Peringkat akreditasi B (Baik) jika sekolah/madrasah memperoleh nilai akhir
akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85 (71 < NA < 85).
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik) jika sekolah/madrasah memperoleh nilai akhir
akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70 (56 < NA < 70).

2.12 Tujuan Akreditasi Sekolah


Tujuannya adalah untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan. Tak hanya itu saja, penilaian yang dilakukan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan dilakukan secara
objektif, adil, transparan, dan komprehensif. Yakni dengan menggunakan instrumen
dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan. Hal ini sesuai dengan
pengertian akreditasi yang tercantum di dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Tidak hanya itu, supaya lebih terperinci
berikut akan kami jabarkan tujuan akreditasi sekolah:

- Memberikan informasi tentang kelayakan Sekolah/Madrasah atau program yang


dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

- Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.

- Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program


dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait.
- Memberikan informasi bahwa sebuah sekolah atau program telah memenuhi standar
kelayakan dan kinerja yang telah ditentukan

4
- Membimbing calon pesrta didik, orang tua dan masyarakat untuk mengidentifikasi
sekolah bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan individu terhadap pendidikan
termasuk mengidentifikasi sekolah yang memiliki prestasi dala suatu bidang tertentu
- Memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah yang dapat digunakan sebagai alat
penbinaan, pengembangan dan peningkatan mutu.
- Menentukan tingkat kelayakan dan kinerja suatu sekolah dalam penyelenggaraan
pelayanan Pendidikan.1

2.1.3 Manfaat Akreditasi Sekolah

a. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu Sekolah/Madrasah dan
rencana pengembangan Sekolah/Madrasah.2
b. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, nasional bahkan regional dan internasional.
c. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja
warga Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, dan program Sekolah/Madrasah.
d. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program dalam rangka pemberian
bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.
e. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat belajar untuk
meningkatkan dukungan dari pemerintah, masy, maupun sektor swasta dalam hal
profesionalisme, moral, tenaga, dan dana.
f. Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang
saling menguntungkan

Penilaian akreditasi juga bisa berdampak negatif jika warga sekolah hanya berusaha
untuk memperoleh nilai dan status, akan tetapi memperolehnya dengan cara melakukan
rekayasa data. Akibatnya setelah penilaian akreditasi sekolah selesai akan kembali seperti
semula dan baru akan tumbuh semangatnya kembali saat akan diakreditasi lagi.3

2.1.4 Prinsip yang Perlu Dipegang dalam Kegiatan Akreditasi Sekolah

a. Objektif, akreditasi Sekolah/Madrasah pada hakikatnya merupakan kegiatan


penilaian tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan oleh suatu
Sekolah/Madrasah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait
dengan kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar untuk memperoleh informasi
tentang kebera-daannya. Agar hasil penilaian itu dapat menggambarkan kondisi yang

1
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hal 35.
2
Ibid, hal 40.
3
Mukhtar Mukhneri, Pengawasan Pendidikan, (Jakarta: BPJM Press, 2013) hal. 77.

5
sebenarnya untuk dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan maka dalam
prosesnya digunakan indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang
ditetapkan.
b. Komprehensif, dalam pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah, fokus penilaian
tidak hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai
komponen pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian hasil yang
diperoleh dapat menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan Sekolah/Madrasah
tersebut.
c. Adil, dalam melaksanakan akreditasi, semua Sekolah/Madrasah harus diperlakukan
sama dengan tidak membedakan S/M atas dasar kultur, keyakinan, sosial budaya, dan
tidak memandang status Sekolah/Madrasah baik negeri ataupun swasta.
Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara
adil dan/atau tidak diskriminatif.
d. Transparan, data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi S/M
seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem penilaian akreditasi dan lainnya
harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang
memerlukannya.
e. Akuntabel, pelaksanaan akreditasi S/M harus dapat dipertanggungjawabkan baik dari
sisi penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
f. Memandirikan, sekolah dapat berupaya meningkatkan mutu dengan bercermin pada
evaluasi diri, dan
g. Keharusan (mandatori), akreditasi dilakukan untuk setiap sekolah sesuai dengan
kesiapan sekolah.

2.1.5 Komponen Penilaian Akreditasi Sekolah

a. Kurikulum dan proses belajar mengajar


b. Administrasi dan manajemen sekolah
c. Organisasi dan kelembagaan sekolah
d. Sarana prasarana
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
f. Pembiayaan
g. Peserta didik
h. Peran serta masyarakat
i. Lingkungan dan kultur sekolah

Masing-masing kompoenen dijabarkan ke dalam beberapa aspek. Dari masing-aspek


dijabarkan lagi kedalam indikator. Berdasarkan indikator dibuat item-item yang tersusun

6
dalam Instrumen Evaluasi Diri dan Instrumen Visitasi.4 Adapun pihak-pihak yang terlibat
dalam system akreditasi meliputi:

1. Badan Akreditasi Nasional Sekolah / Madrasah (BAN-S/M)


2. Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) Pelaksanaan akreditasi
pada dasarnya dilakukan pada tingkat sekolah/madrasah oleh BAN-S/M. Dalam
pelaksanaan akreditasi tersebut BAN-S/M dibantu BAP-S/M, sesuai Permendiknas
Nomor 29 Tahun 2005. Untuk keperluan tersebut, maka dibentuk BAPS/M pada
setiap provinsi.
3. Unit Pelakasana Akreditasi Sekolah / Madrasah (UPA-S/M) UPA-S/M bertugas
membantu BAP-S/M
4. Asesor, asesor adalah tenaga profesional yang telah memenuhi persyaratan untuk
diangkat dan ditugasi oleh BAN-S/M sebagai lembaga akreditasi untuk melakukan
penilaian dan visitasi di sekolah/madrasah sebagai bagian dari proses akreditasi.
5. Sekolah/Madrasah.

2.2 Mekanisme Akreditasi Sekolah

Mekanisme Akreditasi Sekolah meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:


1. Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi Sekolah/Madrasah
BAP-S/M menyusun perencanaan jumlah dan alokasi Sekolah/Madrasah yang akan
diakreditasi dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil Kemenag untuk tiap provinsi
pada setiap tahunnya dan jabatan alokasi untuk setiap kabupaten/kota.
2. Pengumuman Secara Terbuka kepada Sekolah/Madrasah
BAP-S/M mengumumkan secara terbuka kepada Sekolah/Madrasah pada provinsinya
masing-masing untuk menyampaikan usul akreditasi melalui Disdik Kabupaten/Kota,
KanKemenag, UPA dan media lainnya.
3. Pengusulan Daftar Sekolah/Madrasah
Disdik Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kanwil Kemenag dan Kankemenag mengusulkan
daftar nama dan alamat Sekolah/Madrasah yang akan diakreditasi mengacu pada alokasi
yang telah ditetapkan pada butir a.
4. Pengiriman Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah
BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah yang akan diakreditasi.
5. Pengisian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung
Sebelum mengajukan permohonan akreditasi, Sekolah/Madrasah harus melakukan evaluasi
diri terlebih dahulu. Evaluasi diri ini dilakukan melalui pengisian Instrumen Akreditasi dan
Instrumen Pendukung yang telah dikirimkan oleh BAP-S/M.
6. Pengiriman Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung

4
M. Jhon Owen, Program Evaluation: Form and Approaches, (Singapore: Allen & Unwin), hal.
87.

7
Sekolah/Madrasah mengirimkan Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung dan
mengajukan permohonan untuk diakreditasi kepada BAPS/M melalui UPA-S/M Kab/Kota,
atau langsung ke BAP-S/M bagi Kab/Kota yang tidak memiliki UPA-S/M, dengan tembusan
ke Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Kankemenag. Pengajuan akreditasi oleh
Sekolah/Madrasah harus dilengkapi dengan surat pernyataan Kepala Sekolah/Madrasah
tentang Keabsahan Data dalam Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung.
7. Penentuan Kelayakan Visitasi
BAP-S/M menentukan kelayakan visitasi berdasarkan hasil evaluasi diri. Apabila
pemeriksaan hasil evaluasi diri dinyatakan layak untuk divisitasi, maka BAP-S/M
menugaskan asesor untuk melaksanakan visitasi ke Sekolah/Madrasah. Namun apabila hasil
pemeriksaan tersebut dinyatakan tidak layak, maka BAP-S/M membuat surat kepada
Sekolah/Madrasah yang berisi tentang penjelasan agar Sekolah/Madrasah yang bersangkutan
melakukan perbaikan.
8. Penugasan Tim Asesor
BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi ke
Sekolah/Madrasah.
9. Pelaksanaan Visitasi
Asesor melaksanakan visitasi dengan jalan melakukan klarifikasi, verifikasi dan validasi data
evaluasi diri Sekolah/Madrasah sesuai dengan kondisi yang ada. Setelah itu tim asesor
melaporkan hasil visitasi tersebut kepada BAP-S/M.
10. Verifikasi Hasil Visitasi Asesor
BAP-S/M melakukan verifikasi terhadap hasil visitasi asesor terutama untuk butir-butir
esensial.
11. Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah
BAP-S/M menetapkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah melalui rapat pleno. Rapat pleno
penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari 50%
jumlah anggota BAP-S/M. Keputusan penetapan hasil akreditasi ditetapkan melalui
musyawarah untuk mufakat. Hasil rapat pleno BAP-S/M tentang penetapan hasil akreditasi
dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan BAP-S/M.
12. Penerbitan Sertifikat
Berdasarkan hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno, BAP-S/M sesuai dengan
kewenangannya akan menerbitkan sertifikat akreditasi S/M sesuai dengan format dan blanko
yang dikeluarkan oleh BAN-S/M.
13. Pelaporan Hasil Akreditasi
Hasil akreditasi sekolah/madrasah tersebut akan dilaporkan ke berbagai pihak sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut.
14. BAN-S/M melaporkan kegiatan akreditasi Sekolah/Madrasah kepada Mendiknas.
15. BAP-S/M melaporkan kegiatan akreditasi Sekolah/Madrasah kepada Gubernur dengan
tembusan kepada BAN-S/M, Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Kemenag, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Kankemenag dan LPMP.

8
16. Laporan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah juga dapat diakses oleh berbagai pihak yang
terkait dan berkepentingan dengan peningkatan mutu pendidikan. Seluruh hasil akreditasi
secara nasional diumumkan melalui website BAN-S/M dengan alamat situs di www.ban-
sm.or.id . Kemdiknas, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Kemenag,
Dinas Pendidikan Kab/Kota, Kankemenag dan penyelenggara melakukan pembinaan
terhadap Sekolah/Madrasah berdasarkan hasil akreditasi sesuai dengan kewenangannya.
Secara garis besar mekanisme akreditasi sekolah/madrasah seperti ditunjukkan pada gambar
di samping ini.

2. 3 Persiapan Sekolah dalam Akreditasi

Dalam mempersiapkan akreditasi, sekolah melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Sekolah mengajukan permohonan akreditasi kepada Badan Akreditasi Propinsi (BAP)-S/M


untuk SLB, SMA, SMK dan SMP atau kepada Unit Pelaksana Akreditasi (UPA)
Kabupaten/Kota untuk TK dan SD. Pengajuan akreditasi yang dilakukan oleh sekolah harus
mendapat persetujuan atau rekomendasi dari Dinas Pendidikan;
b) Setelah menerima instrumen evaluasi diri, sekolah perlu memahami bagaimana
menggunakan instrumen dan melaksanakan evaluasi diri. Apabila belum memahami, sekolah
dapat melakukan konsultasi kepada BAN-SM mengenai pelaksanaan dan penggunaan
instrumen tersebut;
c) Mengingat jumlah data dan informasi yang diperlukan dalam proses evaluasi diri cukup
banyak, maka sebelum pengisian instrumen evaluasi diri, perlu dilakukan pengumpulan
berbagai dokumen yang diperlukan sebagai sumber data dan informasi.

Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar sekolah dapat mengikuti akreditasi
adalah:

a) Memiliki surat keputusan kelembagaan (UPT);


b) Memiliki siswa pada semua tingkatan;
c) Memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
d) Memiliki tenaga kependidikan;
e) Melaksanakan kurikulum nasional; dan
f) Telah menamatkan siswa.

2.4 Menetapkan Hasil Akreditasi

Hasil dari pelaksanaan akreditasi tersebut berupa:

a) Sertifikat akreditasi sekolah


Sertifikat akreditasi sekolah merupakan surat yang menyatakan pengakuan dan penghargaan
terhadap sekolah ats status dan kelayakan sekolah melalui proses pengukuran dan penilaian

9
kinerja sekolah terhadap komponen-komponen sekolah berdasarkan standar yang ditetapkan
BAN-SM untuk jenjang pendidikan tertentu.
b) Profil sekolah, kekuatan dan kelemahan, serta rekomendasi.

Laporan tim asesor yang memuat hasil visitasi, catatan verifikasi, dan rumusan saran
bersama dengan hasil evaluasi diri akan diolah oleh BAN-SM untuk menetapkan nilai akhir
dan peringkat akreditasi sekolah sesuai dengan kondisi nyata di sekolah, Penetapan nilai
akhir dan peringkat akreditasi dilakukan melalui rapat pleno BAN-SM sesuai dengan
kewenangannya. Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya lima puluh persen ditambah satu (50% + 1) anggota BAN-SM. Nilai akhir dari
peringkat akreditasi juga dilengkapi dengan penjelasan tentang kekuatan dan kelemahan
masing-masing komponen dan aspek akreditasi, termasuk saran-saran tindak lanjut bagi
sekolah, Dinas Pendidikan, maupun departemen pendidikan nasional dalam rangka
peningkatan kelayakan dan kinerja sekolah di masa mendatang. Penjelasan kualitatif dan
saran-saran harus merujuk pada hasil temuan dan bersifat spesifik agar mempermudah pihak
sekolah untuk melakukan pengembangan, perbaikan internal dan pihak terkait (pemerintah
daerah dan dinas pendidikan) melakukan pemberdayaan dan pembinaan lebih lanjut terhadap
sekolah.5

- Masa Berlaku Akreditasi


Pelaksanaan akreditasi pada satuan pendidikan dilaksanakan setiap lima tahun sekali.
Pelaksanaannya dapat dilakukan kurang dari lima tahun apabila satuan pendidikan yang
bersangkutan mengajukan permohonan untuk akreditasi ulang. Satuan pendidikan wajib
mengajukan permohonan untuk akreditasi ulang. Satuan pendidikan wajib mengajukan
permohonan untuk diakreditasi kembali kepada BAN paling lambat enam bulan sebelum
masa berlaku akreditasi berakhir. Jika telah melakukan permohonan sementara belum
dilakukan akreditasi oleh BAN, tetap memiliki status terakreditasi dengan diberikan surat
keterangan perpanjangan masa berlaku akreditasinya sampai dengan adanya penetapan
status akreditasi baru oleh BAN. Jika satuan pendidikan mendirikan program baru setelah
dilakukan akreditasi, maka program baru tersebut harus diakreditasi bersamaan dengan
akreditasi ulang satuan pendidikan.

- Pengaduan atas Hasil Akreditasi


Ketidakpuasan terhadap hasil akreditasi dapat disampaikan kepada BAN-S/M dengan
tembusan BAP-S/M /UPA Kabupaten/ Kota setempat dan BAN-S/M melakukan
verifikasi dan evaluasi, menyampaikan hasilnya kepada BAP-S/M/UPA Kabupaten/ Kota
untuk ditindaklanjuti.

5
Wahyu Sri, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Utama,
2007), hal. 105.

10
- Tindak Lanjut Hasil Akreditasi
Hasil akreditasi ditindaklanjuti oleh Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan penyelenggaran sekolah guna
kepentingan peningkatan mutu sekolah.

2.5 Peranan Akreditasi dalam Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan

Permasalahan mutu pendidikan pada satuan pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait
dalam satu sistem yang saling mempengaruhi. Hasil keluaran pendidikan dipengaruhi oleh mutu
masukan dan mutu proses belajar mengajar. Dalam proses pendidikan masing-masing sub unsur
saling mempengaruhi satu dengan yang lain.6 Faktor masukan yakni anak didik yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, demikian juga proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh berbagai faktor
sehingga akan memengaruhi hasil atau keluaran dari pendidikan itu sendiri. Hasil dari akreditasi
yang merupakan hasil penilaian kelayakan satuan atau program pendidikan secara menyeluruh
yang mengacu pada SNP.

Masukan dari pihak eksternal dan hasil akreditasi yang merupakan hasil kelayakan satuan
bermanfaat bagi satuan pendidikan dan instansi yang membantu satuan pendidikan dalam
pemenuhan standar nasional pendidikan berupa pencapaian hasil evaluasi lainnya yang 152
dilakukan oleh pihak ekstrenal terhadap sekolah/madarasah. Mutu pada satuan pendidikan
mempunyai makna menghasilkan dan memberikan yang terbaik, karena dalam PP no.19 Tahun
2009 pasal 91 disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib melaksanakan penjaminan mutu
pendidikan.

Penjaminan mutu pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi atau jika perlu melampaui
standar nasioal pendidikan yang telah ditetapkan. Komponen-komponen yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan mutu dan yang harus di evaluasi adalah masukan, proses, hasil belajar, dan
manfaat hasilnya nanti. Input dalam hal ini para pelajar/siswa dipengaruhi oleh latar belakang
kognitif siswa, keadaan sosial ekonomi, keadaan lingkungan tempat tinggal siswa itu sendiri.

Proses belajar mengajar, disamping guru yang memegang peranan, juga dipengaruhi
faktor biaya penyelenggaraan sekolah serta kelengkapan sarana dan prasarana belajar. Kegiatan
pembelajaran dipengaruhi oleh sistem kurikum, sistem pelayanan dan administrasi, sistem
penyajian atau metode pembelajaran, dan sistem evaluasi. Dari proses pembelajaran akan
menghasilkan siswa yang memiliki ilmu pengetahuan, memiliki sikap kepribadian yang bermoral
Pancasila, dan memiliki keterampilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan nantinya.7

Dengan demikian betapa pentingnya proses pembelajaran dengan semua aspek lainnya
agar tercapai hasil pembelajaran yang baik, dan tercapai standar yang telah ditetapkan. Jika hasil
pendidikan ini bermanfaat dan dapat diterima oleh semua pihak atau pelanggan merasa puas,

6
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 69.
7
Sugiono, Metode Penelitian Adminitrasi, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal 111.

11
maka akan dikatakan sekolah itu bermutu. Akreditasi adalah salah satu alat yang digunakan oleh
pemerintah dalam menjaminkan mutu pendidikan dan sekolah di Indonesia.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan
yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria
tertentu. Akreditasi juga merupakan suatu Usaha tuntutan pembaharuan sistem pendidikan untuk
mencapai sekolah yang berkualitas. Jadi, dalam proses akreditasi terdapat beberapa kriteria
penilaian. Dengan adanya akreditasi, sekolah akan memacu sekolah untuk terus melakukan
perbaikan terus menerus baik sekolah yang telah terakreditasi baik maupun yang masih rendah,
perbaikan tersebuat meliputi semua aspek antara lain kurikulum, administrasi, pembiayaan,
sarana dan prasarana, hasil belajar peserta didik dan lain- lain. Dengan demikian apa yang
diharapkan olah sekolah dapat terwujud dan dapat meningkatnya mutu pendidikan disekolah
tersebut dan mencapai tujuan pendidikan nasional indonesia.

Adapun prinsip-prinsip yang perlu dipegang dalam proses akreditasi sekolah adalah
objektif, komprehensif, adil, transparan, akuntabel, memandirikan serta keharusan (mandatori).
Tidak hanya itu banyak sekali komponen-komponen yang harus supaya sekolah tersebut
memenuhi kriteria akreditasi, yaitu: kurikulum dan proses belajar mengajar, administrasi dan
manajemen sekolah, organisasi dan kelembagaan sekolah, sarana prasarana, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, pembiayaan, peserta didik, peran serta masyarakat, serta lingkungan dan
kultur sekolah

Hasil dari akreditasi yang merupakan hasil penilaian kelayakan satuan atau program
pendidikan secara menyeluruh yang mengacu pada SNP. Masukan dari pihak eksternal dan hasil
akreditasi yang merupakan hasil kelayakan yang sangat bermanfaat bagi satuan pendidikan dan
instansi yang membantu satuan pendidikan dalam pemenuhan standar nasional pendidikan
berupa pencapaian hasil evaluasi lainnya yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap
sekolah/madarasah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.

Ali, M. (XIX). Sistem Penjaminan Mutu dalam Menejemen Mutu Pendidikan. Jurnal Mimbar
Pendidikan, 28 - 30 .

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.

Hamid, D. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Durat Bahagia.

Imron. (2012). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mukhneri, M. (2013). Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM Press.

Owen, M. J. (n.d.). Program Evaluation: Form and Approaches. Singapore: Allen & Unwin.

Sri, W. (2007). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Utama.

Tilaar, H. (2002). Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Tola, B. (1999). Akuntabilitas dan Perbaikan Sekolah. Jakarta: Pusisjian Balitbang Dikbud.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

14

Anda mungkin juga menyukai