AKREDITASI
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
KELAS C
MALANG
2022
Kata Pengantar
Tiada kata yang patut diungkapkan selain Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Akreditasi” tepat pada waktuya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengelolaan Pendidikan yang membahas tentang akreditasi sekolah.
Kami selaku penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Ruma Mubarak, M. Pd. I selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
yang telah membimbing kami serta kepada rekan-rekan kami kelas PAI C yang selalu
memberikan motivasi dan tak lupa terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam penulisan makalah ini.
Kami sebagai penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan
dan pengetahuan untuk semua. Tentunya makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Akreditasi ..................................................................................... 3
2.1.1 Ruang Lingkup Akreditasi ..................................................................3
2.1.2 Tujuan Akreditasi Sekolah ..................................................................3
2.1.3 Manfaat Akreditasi Sekolah ................................................................ 4
2.1.4 Prinsip dalam Kegiatan Akreditasi Sekolah ....................................... 5
2.1.5 Komponen Penilaian Akreditasi Sekolah ........................................... 6
2.2 Mekanisme Akreditasi Sekolah ...................................................................... 6
2.3 Persiapan Sekolah dalam Akreditasi .............................................................. 8
2.4 Menetapkan Hasil Akreditasi ......................................................................... 9
2.5 Peranan Akreditasi dalam Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan ................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan
yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria
tertentu. Akreditasi juga merupakan suatu usaha tuntutan pembaharuan sistem pendidikan untuk
mencapai sekolah yang berkualitas. Diantaranya pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi
kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis
pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang
berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat, penyusunan standar
kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara professional,
penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip
pemerataan dan keadilan, dan pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah, serta
penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna. (UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional)
Adanya suatu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini adalah
rendahnhya kualitas pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, khusunya pendidikan dasar dan
menengah. Beberapa usaha telah dilakukan untuk mengembangkan mutu pendidikan nasional,
misalnya dengan pengembangan kurikulum, peningkatan mutu pengajar, perbaikan sarana
pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana sekolah, serta peningkatan mutu manajemen
madrasah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan
peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah atau madrasah memang telah menunjukkan
peningkatan mutu pendidikan yang cukup mengembirakan, namun pada umumnya, sebagian
besar lainnya masih memprihatinkan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa
(SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).
4
- Membimbing calon pesrta didik, orang tua dan masyarakat untuk mengidentifikasi
sekolah bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan individu terhadap pendidikan
termasuk mengidentifikasi sekolah yang memiliki prestasi dala suatu bidang tertentu
- Memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah yang dapat digunakan sebagai alat
penbinaan, pengembangan dan peningkatan mutu.
- Menentukan tingkat kelayakan dan kinerja suatu sekolah dalam penyelenggaraan
pelayanan Pendidikan.1
a. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu Sekolah/Madrasah dan
rencana pengembangan Sekolah/Madrasah.2
b. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, nasional bahkan regional dan internasional.
c. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja
warga Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, dan program Sekolah/Madrasah.
d. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program dalam rangka pemberian
bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.
e. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat belajar untuk
meningkatkan dukungan dari pemerintah, masy, maupun sektor swasta dalam hal
profesionalisme, moral, tenaga, dan dana.
f. Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang
saling menguntungkan
Penilaian akreditasi juga bisa berdampak negatif jika warga sekolah hanya berusaha
untuk memperoleh nilai dan status, akan tetapi memperolehnya dengan cara melakukan
rekayasa data. Akibatnya setelah penilaian akreditasi sekolah selesai akan kembali seperti
semula dan baru akan tumbuh semangatnya kembali saat akan diakreditasi lagi.3
1
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hal 35.
2
Ibid, hal 40.
3
Mukhtar Mukhneri, Pengawasan Pendidikan, (Jakarta: BPJM Press, 2013) hal. 77.
5
sebenarnya untuk dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan maka dalam
prosesnya digunakan indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang
ditetapkan.
b. Komprehensif, dalam pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah, fokus penilaian
tidak hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai
komponen pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian hasil yang
diperoleh dapat menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan Sekolah/Madrasah
tersebut.
c. Adil, dalam melaksanakan akreditasi, semua Sekolah/Madrasah harus diperlakukan
sama dengan tidak membedakan S/M atas dasar kultur, keyakinan, sosial budaya, dan
tidak memandang status Sekolah/Madrasah baik negeri ataupun swasta.
Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara
adil dan/atau tidak diskriminatif.
d. Transparan, data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi S/M
seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem penilaian akreditasi dan lainnya
harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang
memerlukannya.
e. Akuntabel, pelaksanaan akreditasi S/M harus dapat dipertanggungjawabkan baik dari
sisi penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
f. Memandirikan, sekolah dapat berupaya meningkatkan mutu dengan bercermin pada
evaluasi diri, dan
g. Keharusan (mandatori), akreditasi dilakukan untuk setiap sekolah sesuai dengan
kesiapan sekolah.
6
dalam Instrumen Evaluasi Diri dan Instrumen Visitasi.4 Adapun pihak-pihak yang terlibat
dalam system akreditasi meliputi:
4
M. Jhon Owen, Program Evaluation: Form and Approaches, (Singapore: Allen & Unwin), hal.
87.
7
Sekolah/Madrasah mengirimkan Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung dan
mengajukan permohonan untuk diakreditasi kepada BAPS/M melalui UPA-S/M Kab/Kota,
atau langsung ke BAP-S/M bagi Kab/Kota yang tidak memiliki UPA-S/M, dengan tembusan
ke Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Kankemenag. Pengajuan akreditasi oleh
Sekolah/Madrasah harus dilengkapi dengan surat pernyataan Kepala Sekolah/Madrasah
tentang Keabsahan Data dalam Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung.
7. Penentuan Kelayakan Visitasi
BAP-S/M menentukan kelayakan visitasi berdasarkan hasil evaluasi diri. Apabila
pemeriksaan hasil evaluasi diri dinyatakan layak untuk divisitasi, maka BAP-S/M
menugaskan asesor untuk melaksanakan visitasi ke Sekolah/Madrasah. Namun apabila hasil
pemeriksaan tersebut dinyatakan tidak layak, maka BAP-S/M membuat surat kepada
Sekolah/Madrasah yang berisi tentang penjelasan agar Sekolah/Madrasah yang bersangkutan
melakukan perbaikan.
8. Penugasan Tim Asesor
BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi ke
Sekolah/Madrasah.
9. Pelaksanaan Visitasi
Asesor melaksanakan visitasi dengan jalan melakukan klarifikasi, verifikasi dan validasi data
evaluasi diri Sekolah/Madrasah sesuai dengan kondisi yang ada. Setelah itu tim asesor
melaporkan hasil visitasi tersebut kepada BAP-S/M.
10. Verifikasi Hasil Visitasi Asesor
BAP-S/M melakukan verifikasi terhadap hasil visitasi asesor terutama untuk butir-butir
esensial.
11. Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah
BAP-S/M menetapkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah melalui rapat pleno. Rapat pleno
penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari 50%
jumlah anggota BAP-S/M. Keputusan penetapan hasil akreditasi ditetapkan melalui
musyawarah untuk mufakat. Hasil rapat pleno BAP-S/M tentang penetapan hasil akreditasi
dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan BAP-S/M.
12. Penerbitan Sertifikat
Berdasarkan hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno, BAP-S/M sesuai dengan
kewenangannya akan menerbitkan sertifikat akreditasi S/M sesuai dengan format dan blanko
yang dikeluarkan oleh BAN-S/M.
13. Pelaporan Hasil Akreditasi
Hasil akreditasi sekolah/madrasah tersebut akan dilaporkan ke berbagai pihak sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut.
14. BAN-S/M melaporkan kegiatan akreditasi Sekolah/Madrasah kepada Mendiknas.
15. BAP-S/M melaporkan kegiatan akreditasi Sekolah/Madrasah kepada Gubernur dengan
tembusan kepada BAN-S/M, Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Kemenag, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Kankemenag dan LPMP.
8
16. Laporan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah juga dapat diakses oleh berbagai pihak yang
terkait dan berkepentingan dengan peningkatan mutu pendidikan. Seluruh hasil akreditasi
secara nasional diumumkan melalui website BAN-S/M dengan alamat situs di www.ban-
sm.or.id . Kemdiknas, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Kemenag,
Dinas Pendidikan Kab/Kota, Kankemenag dan penyelenggara melakukan pembinaan
terhadap Sekolah/Madrasah berdasarkan hasil akreditasi sesuai dengan kewenangannya.
Secara garis besar mekanisme akreditasi sekolah/madrasah seperti ditunjukkan pada gambar
di samping ini.
Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar sekolah dapat mengikuti akreditasi
adalah:
9
kinerja sekolah terhadap komponen-komponen sekolah berdasarkan standar yang ditetapkan
BAN-SM untuk jenjang pendidikan tertentu.
b) Profil sekolah, kekuatan dan kelemahan, serta rekomendasi.
Laporan tim asesor yang memuat hasil visitasi, catatan verifikasi, dan rumusan saran
bersama dengan hasil evaluasi diri akan diolah oleh BAN-SM untuk menetapkan nilai akhir
dan peringkat akreditasi sekolah sesuai dengan kondisi nyata di sekolah, Penetapan nilai
akhir dan peringkat akreditasi dilakukan melalui rapat pleno BAN-SM sesuai dengan
kewenangannya. Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya lima puluh persen ditambah satu (50% + 1) anggota BAN-SM. Nilai akhir dari
peringkat akreditasi juga dilengkapi dengan penjelasan tentang kekuatan dan kelemahan
masing-masing komponen dan aspek akreditasi, termasuk saran-saran tindak lanjut bagi
sekolah, Dinas Pendidikan, maupun departemen pendidikan nasional dalam rangka
peningkatan kelayakan dan kinerja sekolah di masa mendatang. Penjelasan kualitatif dan
saran-saran harus merujuk pada hasil temuan dan bersifat spesifik agar mempermudah pihak
sekolah untuk melakukan pengembangan, perbaikan internal dan pihak terkait (pemerintah
daerah dan dinas pendidikan) melakukan pemberdayaan dan pembinaan lebih lanjut terhadap
sekolah.5
5
Wahyu Sri, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya Utama,
2007), hal. 105.
10
- Tindak Lanjut Hasil Akreditasi
Hasil akreditasi ditindaklanjuti oleh Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan penyelenggaran sekolah guna
kepentingan peningkatan mutu sekolah.
Permasalahan mutu pendidikan pada satuan pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait
dalam satu sistem yang saling mempengaruhi. Hasil keluaran pendidikan dipengaruhi oleh mutu
masukan dan mutu proses belajar mengajar. Dalam proses pendidikan masing-masing sub unsur
saling mempengaruhi satu dengan yang lain.6 Faktor masukan yakni anak didik yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, demikian juga proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh berbagai faktor
sehingga akan memengaruhi hasil atau keluaran dari pendidikan itu sendiri. Hasil dari akreditasi
yang merupakan hasil penilaian kelayakan satuan atau program pendidikan secara menyeluruh
yang mengacu pada SNP.
Masukan dari pihak eksternal dan hasil akreditasi yang merupakan hasil kelayakan satuan
bermanfaat bagi satuan pendidikan dan instansi yang membantu satuan pendidikan dalam
pemenuhan standar nasional pendidikan berupa pencapaian hasil evaluasi lainnya yang 152
dilakukan oleh pihak ekstrenal terhadap sekolah/madarasah. Mutu pada satuan pendidikan
mempunyai makna menghasilkan dan memberikan yang terbaik, karena dalam PP no.19 Tahun
2009 pasal 91 disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib melaksanakan penjaminan mutu
pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi atau jika perlu melampaui
standar nasioal pendidikan yang telah ditetapkan. Komponen-komponen yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan mutu dan yang harus di evaluasi adalah masukan, proses, hasil belajar, dan
manfaat hasilnya nanti. Input dalam hal ini para pelajar/siswa dipengaruhi oleh latar belakang
kognitif siswa, keadaan sosial ekonomi, keadaan lingkungan tempat tinggal siswa itu sendiri.
Proses belajar mengajar, disamping guru yang memegang peranan, juga dipengaruhi
faktor biaya penyelenggaraan sekolah serta kelengkapan sarana dan prasarana belajar. Kegiatan
pembelajaran dipengaruhi oleh sistem kurikum, sistem pelayanan dan administrasi, sistem
penyajian atau metode pembelajaran, dan sistem evaluasi. Dari proses pembelajaran akan
menghasilkan siswa yang memiliki ilmu pengetahuan, memiliki sikap kepribadian yang bermoral
Pancasila, dan memiliki keterampilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan nantinya.7
Dengan demikian betapa pentingnya proses pembelajaran dengan semua aspek lainnya
agar tercapai hasil pembelajaran yang baik, dan tercapai standar yang telah ditetapkan. Jika hasil
pendidikan ini bermanfaat dan dapat diterima oleh semua pihak atau pelanggan merasa puas,
6
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 69.
7
Sugiono, Metode Penelitian Adminitrasi, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal 111.
11
maka akan dikatakan sekolah itu bermutu. Akreditasi adalah salah satu alat yang digunakan oleh
pemerintah dalam menjaminkan mutu pendidikan dan sekolah di Indonesia.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan
yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria
tertentu. Akreditasi juga merupakan suatu Usaha tuntutan pembaharuan sistem pendidikan untuk
mencapai sekolah yang berkualitas. Jadi, dalam proses akreditasi terdapat beberapa kriteria
penilaian. Dengan adanya akreditasi, sekolah akan memacu sekolah untuk terus melakukan
perbaikan terus menerus baik sekolah yang telah terakreditasi baik maupun yang masih rendah,
perbaikan tersebuat meliputi semua aspek antara lain kurikulum, administrasi, pembiayaan,
sarana dan prasarana, hasil belajar peserta didik dan lain- lain. Dengan demikian apa yang
diharapkan olah sekolah dapat terwujud dan dapat meningkatnya mutu pendidikan disekolah
tersebut dan mencapai tujuan pendidikan nasional indonesia.
Adapun prinsip-prinsip yang perlu dipegang dalam proses akreditasi sekolah adalah
objektif, komprehensif, adil, transparan, akuntabel, memandirikan serta keharusan (mandatori).
Tidak hanya itu banyak sekali komponen-komponen yang harus supaya sekolah tersebut
memenuhi kriteria akreditasi, yaitu: kurikulum dan proses belajar mengajar, administrasi dan
manajemen sekolah, organisasi dan kelembagaan sekolah, sarana prasarana, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, pembiayaan, peserta didik, peran serta masyarakat, serta lingkungan dan
kultur sekolah
Hasil dari akreditasi yang merupakan hasil penilaian kelayakan satuan atau program
pendidikan secara menyeluruh yang mengacu pada SNP. Masukan dari pihak eksternal dan hasil
akreditasi yang merupakan hasil kelayakan yang sangat bermanfaat bagi satuan pendidikan dan
instansi yang membantu satuan pendidikan dalam pemenuhan standar nasional pendidikan
berupa pencapaian hasil evaluasi lainnya yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap
sekolah/madarasah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (XIX). Sistem Penjaminan Mutu dalam Menejemen Mutu Pendidikan. Jurnal Mimbar
Pendidikan, 28 - 30 .
Imron. (2012). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Owen, M. J. (n.d.). Program Evaluation: Form and Approaches. Singapore: Allen & Unwin.
Sri, W. (2007). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Utama.
Tola, B. (1999). Akuntabilitas dan Perbaikan Sekolah. Jakarta: Pusisjian Balitbang Dikbud.
14