Anda di halaman 1dari 12

PELAKSANAAN SUPERVISI PERSIAPAN AKREDITASI

DI MADRASAH ALIYAH

Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu :

Bpk. Taufik Satria Mukti, M.Pd

Oleh:
Dinda Anggraini_200108110049
Icha Aprillia Risdayati_200108110001
Nuris Afifudin_200108110026
Umi Lailatus Sa’adah_200108110039

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG
2020
Jl. Gajayana No.50 Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur 65144
Email:@uin-malang.ac.id Telepon: 0341 551354

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan “Pelaksanaan Supervisi Persiapan
Akreditasi Di Madrasah Aliyah” tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang yakni addinul islam, dan semoga kita mendapat syafa’at beliau diakhirat
kelak, amin yarabbal’alamin.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Taufiq Satria Mukti M,Pd pada  mata kuliah pengelolaan pendidikan. Selain itu,laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang  bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Taufiq, selaku dosen mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan laporan
ini.

Malang, 24 Februari 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….........2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………...……4


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akreditasi. ………………………………………………………………...6


2.2 Tujuan Akreditasi……………………………………………………………………...7
2.3 Komponen Yang Dinilai Dalam Akreditasi…………………………………………...7
2.4 Proses Persiapan Akreditasi…………………………………………………………...8
2.5 Hubungan Supervisi Dengan Akreditasi………………………………………………9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..10
3.2 Saran…………………………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat mendengar kata akreditasi mungkin kita langsung membayangkan sebuah huruf, entah
itu A, B, atau yang lainnya. Hal ini sangat wajar karena memang akreditasi itu berwujud sebuah
penilaian. Penilaiannya berupa huruf alfabet, bukan angka atau huruf Romawi. Masyarakat
menilai sebuah akreditasi sebagai patokan bagus tidaknya suatu lembaga atau institusi.

Misalnya saja ada dua universitas yang mana salah satunya memiliki akreditasi A dan yang
lainnya adalah B. Hampir semua orang langsung menilai atau mengatakan universitas dengan
akreditasi A lebih baik dibanding yang B.

Memang wajar namun bukan berarti 100% universitas yang berakreditasi A ini lebih baik
dibanding yang B. Sebab dalam pemberian akreditasi ini ada beberapa indikator yang dipakai.
Lembaga yang mendapat akreditasi A lebih baik dibanding yang berakreditasi B dari beberapa
indikator untuk menilainya.

Bisa saja lembaga yang berakreditasi B lebih baik dari yang berakreditasi A, karena ada
indikator yang tidak digunakan dalam pemberian akreditasi ini. Agar akreditasi yang dilakukan
mendapat nilai yang bagus, maka diperlukan sebuah persiapan dengan cara pembentukan panitia
dan lain sebagainya yang didalamnya terdapat kegiatan supervisi.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan akreditasi ?

2. Apa tujuan akreditasi ?

3. Apa saja komponen yang dinilai dalam akreditasi ?

4. Bagaimanakah proses pelaksanaan akreditasi ?

5. Apa hubungan supervisi dengan pelaksanaan akreditasi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan akreditasi.

2. Mengetahui tujuan dilakukannya akreditasi.

3. Mengetahui proses persiapan akreditasi.

5. Mengetahui hubungan supervise dan akreditasi.

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akreditasi


Akreditasi adalah proses penilaian dengan indikator tertentu berbasis fakta. Asesor
melakukan pengamatan dan penilaian sesuai realitas, tanpa ada manipulasi. Menurut
Prof.Dr.M.Mastuhu,M.Ed, akreditasi merupakan kebalikan arah evaluasi diri.Yang dimaksud
dengan evaluasi diri disini adalah penilaian dari pihak luar dalam rangka memberikan pengakuan
terhadap mutu pendidikan yang diselenggarakan.Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahwa
akreditasi adalah penilaian jenjang kualifikasi mutu sekolah swasta oleh pemerintah.Pengakuan
tersebut hasil dari akreditasi mempunyai konsekuensi pengakuan terhadap kedudukan sekolah
swasta sebagai “Terdaftar” (kurang), ”Diakui” (baik), dan “Disamakan” (sangat baik). Seiring
dengan perkembangan dunia pendidikan yang menuntut kualitas pendidikan yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat, maka pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan tercermin melalui keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No.087/U/2012 pada tanggal 4 Juni 2002 telah diterbitkan ketetapan mengenai akreditasi sekolah
yang baru.Kalau dulu hanya sekolah swasta saja yang harus diakreditasi atau yang terkena
peraturan tersebut, sedangkan sekarang sekolah negeri pun harus terakreditasi pula.
Dalam buku pedoman akreditasi madrasah, akreditasi ditafsirkan sebagai suatu proses
penilaian kualifikasi dengan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan dan bersifat
terbuka.Jika proses penilaian kualitas madrasah, baik madrasah negeri maupun madrasah swasta
dengan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga
akreditasi, hasil penelitian tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk memelihara dan
meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan pelayanan lembaga yang bersangkutan.
Hasil penilitian akreditasi dinyatakan dalam bentuk pengakuan terakreditasi dan tidak
terakreditasi.Sedangkan sekolah terakreditasi dapat diperingkatkan menjadi 3 klasifikasi yaitu
sangat baik (A), baik (B), dan cukup (C).

2.2 Tujuan Akreditasi

6
Akreditasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran keadaan kinerja madrasah
dalam menyelenggarkan pendidikan, sebagai dasar yang dapat digunakan sebagai alat pembinaan
dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di madrasah.
Untuk Indonesia akreditasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Mendapatkan bahan-bahan bagi usaha-usaha perencanaan pemberian bantuan dalam rangka
pembinaan sekolah yang bersangkutan.
b. Mendorong dan menjaga agar mutu pendidikan sesuai dengan ketentuan kurikulum yang
berlaku.
c. Mendorong dan menjaga mutu tenaga kependidikan.
d. Mendorong tersedianya prasarana atau sarana pendidikan yang baik.
e. Mendorong terciptanya dan menjaga terpeliharanya ketahanan sekolah dalam pengembangan
sekolah sebagai pusat kebudayaan.
f. Melindungi masyarakat dari usaha pendidikan yang kurang bertanggung jawab.
g. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan suatu sekolah.
h. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa dari sekolah ke satu ke sekulah yang lain

2.3 Komponen Yang Dinilai Dalam Akreditasi


Dalam akreditasi sendiri tentunya terdapat komponen-komponen yang harus dievaluasi (dinilai)
dalam akreditasi sekolah meliputi:
a. Standar Isi
b. Standar Proses
c. Standar Kompetensi Lulusan
d. Standar Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan
e. Standar Sarana Dan Prasarana
f. Standar Pengelolaan
g. Standar Pembiayaan
h. Standar Penilaian Pendidikan

2.4 Proses Persiapan Akreditasi


a. Proses pembentukan tim akreditasi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

7
1) Kepala sekolah menunjuk guru untuk dijadikan sebagai ketua tim akreditasi sekolah.
Penunjukan tersebut didasarkan pada kemampuan dan pengalaman,
2) Kepala sekolah membuat draft SK yang berisi struktur tim akreditasi. Kepala sekolah
membuat susunan nama sesuai struktur yang nantinya bertanggung jawab pada
posisinya. Posisi yang harus ditempati yaitu wakil ketua, sekertaris, bendahara,
koordinator dan anggota setiap 8 standar. Penempatan didasarkan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing personil.
3) Melakukan rapat menyampaikan struktur tim akreditasi untuk disepakati secara bersama.
4) Membuat SK tim berdasarkan hasil kesepakatan pada rapat.
b. Pelaksanaan Pengisian Instrumen Akreditasi dan Bukti Fisik
Pelaksanaan pengisian instrumen akreditasi dan bukti fisik di Madrasah Aliyah Darul Ulum
dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
1) Mengikuti sosialisasi akreditasi sekolah yang diadakan oleh pengawas dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Banyuwangi. Pada saat sosialisasi tersebut sekolah diberikan
instrumen akreditasi serta diberikan penjelasan dari setiap poin yang ada di 8 standar,
2) Melakukan checklist pada instrumen akreditasi yang diberikan oleh pengawas. Pengisian
atau checklist instrumen dilakukan sesuai target tinggi yang dimiliki sekolah serta
disesuaikan melalui data Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
3) Melakukan persiapan data yang dijadikan sebagai bukti fisik. Data atau dokumen yang
digunakan untuk akreditasi ada yang disiapkan jauh-jauh hari sebelum akreditasi dan ada
juga yang disiapkan menjelang akreditasi.
4) Melaksanakan pemenuhan bukti fisik sesuai poin yang ada di instrumen akreditasi. Bukti
fisik yang digunakan untuk melengkapi setiap poin dalam instrumen bisa berupa
dokumen serta berupa foto.
c. Melakukan Gladi Bersih
Sebelumnya dilaksanakan akreditasi, untuk mengantisipasi adanya kesalahan dan agar
pelaksanaan akreditasi berjalan lancar maka dilakukan gladi bersih. Dalam pelaksanaan gladi
bersih panitia berkumpul dalam sebuah ruangan yang telah ditentukan kemudian ketua panitia
disitu bertindak sebagai asesor yang menanyai dan menilai dari setiap 8 standar.

2.5 Hubungan Supervisi Dengan Akreditasi

8
Pelaksanaan akreditasi sekolah akan memberi warna tersendiri bagi suatu sekolah. Sekolah
yang terakreditasi amat baik idealnya lebih berkualitas jika dibandingkan dengan sekolah yang
berakreditasi cukup. Namun demikian akreditasi sekolah perlu dibarengi dengan langkah dan
tindakan nyata sekolah dalam rangka untuk menunjukkan kesesuaian peringkat akreditasi dengan
proses dilapangan. Untuk memperoleh akreditasi yang amat baik atau memuaskan seluruh
stakeholder pendidikan maka perlu adanya pembinaan yang intensif oleh kepala sekolah. Dalam
konteks pembinaan, kepala sekolah dapat melakukan fungsinya sebagai supervisor. Pelaksanaan
supervisi yang dilakukan kepala sekolah secara terprogram dan sistematis dimungkinkan akan
berdampak pada pengembangan kualitas sekolah yang lebih baik. Kegiatan supervisi dipandang
perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dan membawa dampak
meningkatnya kualitas sekolah. Karena sejatinya tujuan supervisi pendidikan yaitu membantu
guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan program satuan pembelajaran.
Oleh karena itu, supervisi sangat lekat hubungannya dengan adanya akreditasi yang kinerjanya
sama sama untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Dampak supervisi pendidikan di sekolah menurut Makawimbang (2011) adalah sebagai berikut:
1.) Meningkatkan mutu kinerja guru;

2.) Meningkatkan keefektifan kurikulum;

3.) Meningkatkan keefektifan dan keefisienan sarana dan prasarana;

4.) Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah; dan

5.) Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah.

Selain itu fungsi supervisi menurut Hanief (2016) antara lain yaitu: fungsi penelitian,
fungsi penilaian, fungsi perbaikan, dan fungsi peningkatan. Merujuk pendapat tersebut dapat
dijelaskan bahwa supervisi mempunyai peran penting dalam rangka untuk menilai, memperbaiki,
dan meningkatkan kualitas sekolah.

BAB III

9
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Akreditasi adalah suatu proses penlaian dengan indikator tertentu yang berbasis fakta
dalam rangka memberikan pengakuan mutu pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu
lembaga pendidikan.
2. Tujuan akreditasi yang dilaksanakan di Indonesia adalah :
a. Mendapatkan bahan bagi usaha perencanaan pemberian bantuan dalam rangka
pembinaan sekolah.
b. Mendorong dan menjaga mutu pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
c. Mendorong dan menjaga mutu tenaga pendidik.
d. Mendorong tersedianya sarana dan prasarana sekolah.
e. Mendorong dan menjadi ketahan sekolah.
f. Melindungi masyarakat dari usaha pendidikan ang kurang bertanggung jawab.
g. Memberikan nformasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan suatu sekolah.
h. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa.
3. 8 Komponen yang dinilai dalam akreditasi, berupa : standart isi, standart proses, standart
kompetensi lulusan, standart pendidikan dan tenaga pendidik, standart sarana dan
prasarana, standart pengelolaan, standart pembiyaan, dan standart penilaian pendidkan.
4. Tahapan proses akrediasi :
1. Proses pembentukan tim akredtasi.
2. Pelaksanaan pengisian instrumen akreditasi dan bukt fisik.
3. Melakukan gladi bersih.
5. Hubungan antara supervisi dan akreditasi sangatlah memberi pengaruh besar pada
kualitas sebuah sekolah. Supervisi menjadi khtiyar suatu sekolah untuk mencapai dan
memperoleh tingkat akreditasi yang tinggi. Supervisi dilaksanakan untuk memperbaki
kinerja guru dalam proses pembelajaran dan membawa dampak meningkatnya sebuah
sekolah. Sehingga dalam hal ini antara supervisi dan akreditasi keduanya memiliki satu
hal yang menjadi tujuan yaitu meningkatkan mutu pendidikan

10
3.2 Saran
Keberhasila suatu akreditasi dapat kita ketahui bagaimana seluruh warga sekolah baik kepala
sekolah, staff dan murid dapat bekerjasama memberikan kinerja terbaiknya dalam proses
akreditasi. Pembekalan bagi para guru sebagai salah satu bentuk menngkatkan mutu sangatlah
dperlukan atau kita lebh mengenal dengan supervisi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Eka Prihatin,Teori Administrasi Pendidikan,Bandung:Alfabeta,2011),cet ke-1 h.42
Depag RI,Pedoman Akreditasi Madrasah,Direktorat Jendral Kelembagaan Agama
Islam,2008,H.7
Suharsimi Arikunto,Penilaian Program Pendidikan,(Jakarta,Bina Aksara,1988)h.260

12

Anda mungkin juga menyukai