Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKREDITASI SEKOLAH

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

Pemakalah :

1. Salsabila Putri Wardani 2001025133


2. Anita Lestari 2001025042
3. Agrifina Fawwaz Fadhal 2001025158
4. Anisa Nurmala 2001025024

Kelas : 5G

Dosen Pengampu : Dr. Kasriman, M.Pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul AKREDITASI SEKOLAH
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Akreditasi Sekolah
yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah
Prof.Dr.Hamka Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen BBerbasis Sekolah kami
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah ................................................................................ 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
ISI............................................................................................................................................................. 3
BAB III .................................................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akreditasi ialah Suatu kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan
kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh BAS (Badan Akreditasi Sekolah)
yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengkuan peringkat kelayakan sebagaimana diatur
dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 087/U/2002. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
tindakan menilai tingkat kelayakan setiap sekolah.Membandingkan keadaan suatu sekolah
menurut kenyataan dengan kriteria (standar) yang telah ditetapkan. Jika menurut kenyataan
lebih besar atau sama dengan standar maka dinyatakan terakreditasi.Jika menurut kenyataan
lebih kecil daripada standar yang telah ditetapkan dinyatakan tidak terakreditasi. Sekolah
yang terakreditasi dapat diperingkatkan menjadi tiga klasifikasi yaitu amat baik, baik, dan
cukup. Akreditasi sangat berguna dalam penilaian mutu pendidikan di setiap jenjang seperti
Memberikan informasi bahwa sebuah sekolah atau program telah memenuhi standar
kelayakan dan kinerja yang telah ditentukan Membantu sekolah melakukan evaluasi diri dan
menentukan kebijakan sendiri dalam upaya peningkatan mutu. Membimbing calon pesrta
didik, orang tua dan masyarakat untuk mengidentifikasi sekolah bermutu yang dapat
memenuhi kebutuhan individu terhadap pendidikan termasuk mengidentifikasi sekolah yang
memiliki prestasi dala suatu bidang tertentu .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akreditasi itu ?


2. Apa tujuan dan manfaat dari akreditas sekolah ?
3. Bagaimana Mekanisme akreditasi sekolah ?
4. Bagaimana persiapan sekolah dalam akreditasi ?
5. Apa saja ruang lingkup akreditasi ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah

1. Memahami pengertian dari akreditasi


2. Memahami tujuan dan manfaat dari adanya akreditasi sekolah
3. Mengetahui mekanisme akreditas sekolah
4. Mengetahui persiapan sekolah dalam akreditasi

1
5. Mengetahui ruang lingkup akreditasi
6. Memahami landasan hukum dalam akreditasi sekolah

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian akreditasi

Akreditasi suatu proses yang berkesinambungan dari evaluasi diri, refleksi, dan
perbaikan (“Accreditation is a continuous process of self-evaluation, reflection, and
improvement). Akreditasi dapat juga diartikan sebagai proses evaluasi dan penilaian
mutu institusi yang dilakukan oleh suatu tim pakar sejawat (tim asesor) berdasarkan
standar mutu yang telah ditetapkan, atas pengarahan suatu badan atau lembaga
akreditasi mandiri di luar institusi yang bersangkutan; hasil akreditasi merupakan
pengakuan bahwa suatu institusi telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan
itu, sehingga layak untuk beroperasai dan menyelenggarakan program-programnya.

Proses Akreditasi Sekolah menyediakan sekolah dengan kerangka kerja yang


komprehensif untuk terus meningkatkan prestasi siswa dan efektivitas sekolah (The
School Accreditation Process provides schools with a comprehensive framework for
continually improving student achievement and school effectiveness). Akreditasi
sekolah adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan
komprehensif melalui kegiatan evaluasi internal dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk
menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Akreditasi dapat dipandang sebagai
instrumen regulasi diri (self-regulation), dengan maksud agar suatu agar
Sekolah/Madrasah dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri; dan berdasarkan
atas pemahaman kekuatan dan kelemahan diri tersebut, Sekolah/Madrasah dapat
melakukan perbaikan mutu secara berkelanjutan (quality continues improvement).
Akreditasi juga dapat dipandang sebagai hasil penilaian dalam bentuk sertifikasi
formal terhadap kondisi suatu Sekolah/Madrasah yang telah memenuhi standar
layanan tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam sudut pandang ini, ada
sekolah/madrasah yang terakreditasi dan tidak, dengan peringkat A, B, C dan
seterusnya.

2.2 Sejarah Singkat Akreditasi


Paling tidak, ada 3 fase sejarah akreditasi sekolah di Indonesia. Fase pertama,
terjadi ketika Direktorat Sekolah Swasta Depdikbud melakukan akreditasi terhadap
sekolah-sekolah swasta. Pada fase ini, akreditasi sekolah hanya diperuntukkan bagi

3
sekolah swasta dan terkesan sangat diskriminatif. Terlebih dengan kriteria
pemeringkatan sebagai Terdaftar, Diakui dan Disamakan. Sekolah swasta merasa
dianggap selalu under position.

Fase kedua, terjadi ketika Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS)


melakukan akreditasi terhadap semua sekolah, baik negeri maupun swasta berdasar 9
(sembilan) komponen penyelenggaraan sekolah. Sistem akreditasi sekolah fase kedua
dianggap tidak adil, karena sifat instrumennya yang kategorik dan sangat diskrit.
Respon instrumen hanya ada dua kemungkinan jawaban, ialah antara “ya” atau
“tidak”. Jika “ya” maka diberi skor 1, sedangkan jika “tidak” diberi skor “0”. Sifatnya
yang sangat diskrit cenderung mengabaikan sisi rentang kualitatif, kuantitatif dan
kefungsian.

Fase ketiga ditandai dengan pelaksanaan akreditasi sekolah oleh Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dengan instrumen yang disusun berdasarkan
8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). Fase ketiga merupakan penyempurnaan dan
sekaligus jawaban terhadap kritik berbagai pihak atas kelemahan sistem akreditasi
sebelumnya. Hal ini terkait dengan mulai tumbuhnya kesadaran, bahwa akreditasi
bukan hanya sekadar kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di sekolah. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan untuk menunjukkan adanya akuntabilitas public di bidang
pendidikan

2.3 Tujuan Akreditasi Sekolah dan Penilaiannya

Tujuan dilakukannya akreditasi pada satuan pendidikan untuk memberikan penjaminan


mutu pendidikan. Melalui adanya akreditasi, suatu sekolah dapat memperoleh sertifikasi
formal apabila telah memenuhi standar tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Standar kelayakan sekolah yang dinilai saat akreditasi termasuk ketersediaan guru dan
pegawai sekolah, sarana dan prasarana, peserta didik, penerapan kurikulum, hingga
status kelulusan peserta didik.

Nantinya, komponen-komponen tersebut akan dinilai secara kualitatif dan kuantitatif


sehingga memperoleh nilai akhir (NA). NA inilah yang nantinya akan menentukan
status akreditasi sekolah. Semakin tinggi nilai akhir, tentu semakin baik status akreditasi
yang diterima oleh sekolah.

4
Berikut tingkatan status akreditasi sesuai dengan nilai akhir yang diterima oleh sekolah:

➢ Nilai akhir 91 - 100 artinya akreditasi sekolah A.


➢ Nilai akhir 81-90 artinya akreditasi sekolah B.
➢ Nilai akhir 71-80 artinya akreditasi sekolah C.
➢ Nilai akhir 61-70 artinya kurang dan sekolah tidak mendapatkan akreditasi.
➢ Nilai akhir 0 - 60 artinya sangat kurang dan sekolah tidak mendapatkan
akreditasi.

2.4 Manfaat Akreditasi Sekolah

1. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu


Sekolah/Madrasah dan rencana pengembangan Sekolah/Madrasah.
2. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus meningkatkan
mutu pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan regional dan internasional.
3. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan
kinerja warga Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, dan program Sekolah/Madrasah.
4. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program dalam rangka
pemberian bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk
bantuan lainnya.
5. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat belajar untuk
meningkatkan dukungan dari pemerintah, masy, maupun sektor swasta dalam
hal profesionalisme, moral, tenaga, dan dana.
6. Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan mempermudah
kepindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan
kerjasama yang saling menguntungkan.

2.5 Syarat Akreditasi Sekolah

Sekolah yang ingin memperoleh akreditasi perlu mempersiapkan beberapa


persyaratan tertentu. Persyaratan-persyaratan akreditasi dibedakan antara satuan
pendidikan umum, satuan pendidikan luar biasa (SLB), dengan Sekolah Indonesia Luar
Negeri (SILN).

5
Melansir laman resmi BANSM berikut syarat akreditasi sekolah/madrasah:

➢ memiliki surat keputusan pendirian/operasional sekolah/madrasah


➢ memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas
➢ memiliki sarana dan prasarana pendidikan
➢ memiliki pendidik dan tenaga kependidikan
➢ melaksanakan kurikulum yang berlaku
➢ telah menamatkan peserta didik.

Lalu, syarat akreditasi bagi SLB antara lain:

➢ memiliki surat keputusan pendirian/operasional sekolah/madrasah


➢ memiliki sarana dan prasarana pendidikan
➢ memiliki pendidik dan tenaga kependidikan
➢ melaksanakan kurikulum yang berlaku
➢ telah melaksanakan pendidikan dalam 3 tahun berturut-turut untuk SMPLB dan
SMALB, 6 tahun berturut-turut untuk SDLB
➢ kepemilikan dan penggunaan fasilitas dan sumber daya bersama.

Sementara, bagi sekolah-sekolah yang berstatus sebagai SILN memiliki syarat akreditasi
sebagai berikut:

➢ memiliki surat keputusan pendirian/operasional sekolah


➢ memiliki sarana dan prasarana pendidikan
➢ memiliki pendidik dan tenaga kependidikan
➢ melaksanakan kurikulum yang berlaku
➢ telah meluluskan peserta didik.

Persyaratan-persyaratan tersebut umumnya dinyatakan dalam dokumen bukti hingga


portofolio yang disusun oleh sekolah. Oleh karena itu, selama masa akreditasi, guru dan
tenaga kependidikan di satuan sekolah sering disibukkan oleh dokumen administrasi
hingga kegiatan penilaian.

2.6 Dasar hukum akreditasi sekolah utama adalah :


a. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 60 yang berbunyi :

6
(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan
jenis pendidikan.
(2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah
dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
(3) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.
(4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 yang berbunyi :

Pasal 86:

(1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan
untuk menentukan kelayakan program dan / atau satuan pendidikan
(2) Kewenangan akreditasi sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dapat pula
dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh pemerintah
untuk melakukan akreditasi
(3) Akreditasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) sebagai bentuk
akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan
komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu
pada standar Nasional Pendidikan

Pasal 87:

(1) Akreditasi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 86 ayat (1)
dilaksanakan oleh:
a. BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan pendidikan jalur
formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah;
b. BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan jenjang
pendidikan tinggi; dan
c. BAN-PNF terhadap program dan/atau satuan pendidikan jalur nonformal.
(2) Dalam melaksanakan akreditasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1),
BAN-S/M dibantu oleh badan akreditasi provinsi yang dibentuk oleh
Gubernur.
(3) Badan akreditasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.

7
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.
(5) Ketentuan mengenai badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri.
c. Surat Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002.

2.7 Adapun Lingkup Akreditasi sekolah mencakup:


➢ Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA).
➢ Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
➢ Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).
➢ Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).
➢ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
➢ Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa
(TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Luar Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).

Pelaksana akreditasi sekolah terdiri dari :

➢ Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M),


➢ Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M), dan
➢ Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota .

Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) merupakan: badan non


struktural yang secara teknis bersifat independen dan profesional yang terdiri atas
unsur-unsur masyarakat, organisasi penyelenggara pendidikan, perguruan tinggi, dan
organisasi yang relevan..yang memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan,
standar, sistem,dan perangkat akreditasi secara nasional. Badan Akreditasi Propinsi
Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) berkewenangan untuk melaksanakan kegiatan akreditasi
SMP, SMA, SMK dan SLB. Sedangkan, Unit Pelaksana Akreditasi (UPA)
Kabupaten/Kota berkewenangan melaksanakan akreditasi untuk TK dan SD.

2.8 Kriteria Status Akreditasi


Sekolah/madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut:
1. Memperoleh nilai akhir akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua nilai komponen akreditasi skala ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada nilai komponen akreditasi skala ratusan kutang dari 40.

8
Sekolah/Madrasah dinyatakan tidak terakreditasi jika sekolah/madrasah tidak
memenuhi kriteria di atas.

2.9 Prinsip yang Perlu Dipegang dalam Kegiatan Akreditasi Sekolah


1. Objektif
Akreditasi Sekolah/Madrasah pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian tentang
kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan oleh suatu
Sekolah/Madrasah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait
dengan kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar untuk memperoleh informasi
tentang kebera-daannya. Agar hasil penilaian itu dapat menggambarkan kondisi yang
sebenarnya untuk dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan maka dalam
prosesnya digunakan indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang
ditetapkan.
2. Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi Sekolah/Madrasah, fokus penilaian tidak hanya
terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai komponen
pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian hasil yang diperoleh dapat
menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan Sekolah/Madrasah tersebut.
3. Adil
Dalam melaksanakan akreditasi, semua Sekolah/Madrasah harus diperlakukan
sama dengan tidak membedakan S/M atas dasar kultur, keyakinan, sosial budaya, dan
tidak memandang status Sekolah/Madrasah baik negeri ataupun swasta.
Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara
adil dan/atau tidak diskriminatif.
4. Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi S/M seperti
kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem penilaian akreditasi dan lainnya harus
disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukannya.
5.Akuntabel
Pelaksanaan akreditasi S/M harus dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi
penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
6. Memandirikan
Sekolah dapat berupaya meningkatkan mutu dengan bercermin pada evaluasi diri, dan
7.Keharusan (mandatori)

9
Akreditasi dilakukan untuk setiap sekolah sesuai dengan kesiapan sekolah.
2.10 Komponen Penilaian Akreditasi Sekolah

Mencakup penilaian terhadap sembilan komponen sekolah, yaitu:

(a) kurikulum dan proses belajar mengajar; [Permendiknas No. 41/2007].


(b) administrasi dan manajemen sekolah;
(c) organisasi dan kelembagaan sekolah;
(d) sarana prasarana [Permendiknas 24/2007]
(e) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, [Permendiknas No. 13/2007 tentang
Kepala Sekolah, Permendiknas No. 16/2007 tentang Guru, Permendiknas No.
24/2008 tentang Tenaga Administrasi].
(f) pembiayaan; [Peraturan Pemerintah. 48/2008]
(g) peserta didik;
(h) peranserta masyarakat; dan
(i) lingkungan dan kultur sekolah. Masing-masing kompoenen dijabarkan ke dalam
beberapa aspek. Dari masing-aspek dijabarkan lagi kedalam indikator.
Berdasarkan indikator dibuat item-item yang tersusun dalam Instrumen Evaluasi
Diri dan Instrumen Visitasi.

2.11 Mekanisme Akreditasi Sekolah


Mekanisme Akreditasi Sekolah meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi Sekolah/Madrasah
BAP-S/M menyusun perencanaan jumlah dan alokasi Sekolah/Madrasah yang
akan diakreditasi dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil Depag untuk tiap
provinsi pada setiap tahunnya dan jabaran alokasi untuk setiap kabupaten/kota
2. Pengumuman Secara Terbuka kepada Sekolah/Madrasah
BAP-S/M mengumumkan secara terbuka kepada Sekolah/Madrasah pada
provinsinya masing-masing untuk menyampaikan usul akreditasi melalui Disdik
Kabupaten/Kota, Kandepag, UPA, dan media lainnya.
3. Pengusulan Daftar Sekolah/Madrasah
Disdik Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kanwil Depag, dan Kandepag mengusulkan
daftar nama dan alamat Sekolah/Madrasah yang akan diakreditasi mengacu pada
alokasi yang telah ditetapkan pada butir 1

10
4. Pengiriman Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah
BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah yang akan
diakreditasi.
5. Pengisian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung
Sebelum mengajukan permohonan akreditasi, Sekolah/Madrasah harus melakukan
evaluasi diri terlebih dahulu. Evaluasi diri ini dilakukan melalui pengisian
Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung yang telah dikirimkan oleh BAP-
S/M.
6. Pengiriman Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung
Sekolah/Madrasah mengirimkan Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pendukung
dan mengajukan permohonan untuk diakreditasi kepada BAP-S/M melalui UPA-
S/M Kab/Kota, atau langsung ke BAP-S/M bagi Kab/Kota yang tidak memiliki
UPA-S/M, dengan tembusan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Kandepag.
Pengajuan akreditasi oleh Sekolah/Madrasah harus dilengkapi dengan surat
pernyataan Kepala Sekolah/Madrasah tentang Keabsahan Data dalam Instrumen
Akreditasi dan Instrumen Pendukung.
7. Penentuan Kelayakan Visitasi
BAP-S/M menentukan kelayakan visitasi berdasarkan hasil evaluasi diri. Apabila
pemeriksaan hasil evaluasi diri dinyatakan layak untuk divisitasi, maka BAP-S/M
menugaskan asesor untuk melaksanakan visitasi ke Sekolah/Madrasah. Namun
apabila hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan tidak layak, maka BAP-S/M
membuat surat kepada Sekolah/Madrasah
8. Penugasan Tim Asesor
BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi ke
Sekolah/Madrasah.
9. Pelaksanaan Visitasi
Asesor melaksanakan visitasi dengan jalan melakukan klarifikasi, verifikasi, dan
validasi data evaluasi diri Sekolah/Madrasah sesuai dengan kondisi yang ada.
Setelah itu tim asesor melaporkan hasil visitasi tersebut kepada BAP-S/M.
10. Verifikasi Hasil Visitasi Asesor
BAP-S/M melakukan verifikasi terhadap hasil visitasi asesor terutama untuk butir-
butir esensial.
11. Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah
BAP-S/M menetapkan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah melalui rapat pleno.
11
Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya lebih dari 50% jumlah anggota BAP-S/M. Keputusan penetapan hasil
akreditasi ditetapkan melalui musyawarah untuk mufakat. Hasil rapat pleno BAP-
S/M tentang penetapan hasil akreditasi dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan
BAP-S/M
12. Penerbitan Sertifikat
Berdasarkan hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno, BAP-S/M sesuai
dengan kewenangannya akan menerbitkan sertifikat akreditasi S/M sesuai dengan
format dan blanko yang dikeluarkan oleh BAN-S/M.
13. Pelaporan Hasil Akreditasi
Hasil akreditasi Sekolah/Madrasah tersebut akan dilaporkan ke berbagai pihak
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut.

➢ BAN-S/M melaporkan kegiatan akreditasi Sekolah/Madrasah kepada


Mendiknas.
➢ BAP-S/M melaporkan kegiatan akreditasi Sekolah/Madrasah kepada Gubernur
dengan tembusan kepada BAN-S/M, Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil
Depag, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kandepag, dan LPMP.
➢ Laporan hasil akreditasi Sekolah/Madrasah juga dapat diakses oleh berbagai
pihak yang terkait dan berkepentingan dengan peningkatan mutu pendidikan.
Seluruh hasil akreditasi secara nasional diumumkan melalui website BAN-
S/M dengan alamat situs di www.ban-sm.or.id

Depdiknas, Depag, Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Depag, Dinas Pendidikan


Kab/Kota, Kandepag, dan penyelenggara melakukan pembinaan terhadap
Sekolah/Madrasah berdasarkan hasil akreditasi sesuai dengan kewenangannya.

2.12 Persiapan Sekolah dalam Akreditasi

Dalam mempersiapkan akreditasi, sekolah melakukan langkah-langkah sebagai


berikut :

a. Sekolah mengajukan permohonan akreditasi kepada Badan Akreditasi


Propinsi (BAP)-S/M untuk SLB, SMA, SMK dan SMP atau kepada Unit
Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota untuk TK dan SD Pengajuan

12
akreditasi yang dilakukan oleh sekolah harus mendapat persetujuan atau
rekomendasi dari Dinas Pendidikan;
b. Setelah menerima instrumen evaluasi diri, sekolah perlu memahami
bagaimana menggunakan instrumen dan melaksanakan evaluasi diri. Apabila
belum memahami, sekolah dapat melakukan konsultasi kepada BAN-SM
mengenai pelaksanaan dan penggunaan instrumen tersebut;
c. Mengingat jumlah data dan informasi yang diperlukan dalam proses evaluasi
diri cukup banyak, maka sebelum pengisian instrumen evaluasi diri, perlu
dilakukan pengumpulan berbagai dokumen yang diperlukan sebagai sumber
data dan informasi.

Persyaratan Sekolah agar Dapat Mengikuti Akreditasi

Sekolah dapat diikutsertakan aktreditasi apabila :

➢ memiliki surat keputusan kelembagaan (UPT);


➢ memiliki siswa pada semua tingkatan;
➢ memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
➢ memiliki tenaga kependidikan;
➢ melaksanakan kurikulum nasional; dan
➢ telah menamatkan siswa.

Hasil dari Akreditasi

Hasil akreditasi berupa :

➢ Sertifikat Akreditasi Sekolah, dan


➢ Profil Sekolah, kekuatan dan kelemahan, dan rekomendasi.

Sertifikat Akreditasi Sekolah adalah surat yang menyatakan pengakuan dan


penghargaan terhadap sekolah atas status dan kelayakan sekolah melalui proses
pengukuran dan penilaian kinerja sekolah terhadap komponen-komponen sekolah
berdasarkan standar yang ditetapkan BAN-SM untuk jenjang pendidikan tertentu.

2.13 Menetapkan Hasil Akreditasi

Laporan tim asesor yang memuat hasil visitasi, catatan verifikasi, dan rumusan saran
bersama dengan hasil evaluasi diri akan diolah oleh BAN-S/M untuk menetapkan nilai

13
akhir dan peringkat akreditasi sekolah sesuai dengan kondisi nyata di sekolah. Penetapan
nilai akhir dan peringkat akreditasi dilakukan melalui rapat pleno BAN-SM sesuai dengan
kewenangannya. Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh
sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu (50 % + 1) anggota BAN-SM Nilai
akhir dan peringkat akreditasi juga dilengkapi dengan penjelasan tentang kekuatan dan
kelemahan masing-masing komponen dan aspek akreditasi, termasuk saran-saran tindak
lanjut bagi sekolah, Dinas Pendidikan, maupun Departemen Pendidikan Nasional dalam
rangka peningkatan kelayakan dan kinerja sekolah di masa mendatang.

Penjelasan kualitatif dan saran-saran harus merujuk pada hasil temuan dan bersifat
spesifik agar mempermudah pihak sekolah untuk melakukan pengembangan dan
perbaikan internal dan pihak terkait (pemerintah daerah dan dinas pendidikan) melakukan
pemberdayaan dan pembinaan lebih lanjut terhadap sekolah.

a. Masa Berlaku Akreditasi


Masa berlaku akreditasi selama 4 tahun. Permohonan Akreditasi Ulang 6 bulan
sebelum masa berlaku habis. Akreditasi Ulang untuk perbaikan diajukan sekurang-
kurangnya 2 tahun sejak ditetapkan.
b. Pengaduan atas Hasil Akreditasi
Ketidakpuasan terhadap hasil akreditasi dapat disampaikan kepada BAN-S/M dengan
tembusan BAP-S/M /UPA Kabupaten/Kota setempat dan BAN-S/M melakukan
verifikasi dan evaluasi, menyampaikan hasilnya kepada BAP-S/M/UPA
Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti
c. Tindak Lanjut Hasil Akreditasi
Hasil akreditasi ditindaklanjuti oleh Departemen Pendidikan Nasional, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Penyelenggara sekolah
guna kepentingan peningkatan mutu sekolah.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dengan adanya akreditasi sekolah akan memacu sekolah untuk terus melakukan perbaikan
terus menerus baik sekolah yang telah terakreditasi baik maupun yang masih rendah,
perbaikan tersebuat meliputi semua aspek antara lain kurikulum, administrasi, pembiyayaan,
sarana dan prasarana, hasil belajar peserta didik dan lain- lain. Dengan demikian apa yang
diharapkan olah sekolah dapat terwujud dan dapat meningkatnya mutu pendidikan disekolah
tersebut dan mencapai tujuan pendidikan nasional indonesia.

3.2 SARAN

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan- kekurangan yang perlu diperbaiki dan diperlukan saran dan kritiknya, agar
makalah ini lebih sempurna dan sangat berguna bagi kita semua. Saran dan kritik yang
membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Pelatihan Asesor Akreditasi SMP-MTs Tahun 2009

Usman, Husaini.2006. Manajemen Tori, Praktik, dan Riset Pendidikans . Jakarta.

Dwi Nugroho. 2007. Pemikiran Kependidikan dari Filsafat ke Ruang Kelas . www.unila.ac.id

Akhmadsudrajat, 2008, Penilaian hasil belajar www.akhmadsudarjar.wordpress.com.

16
17

Anda mungkin juga menyukai