Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia”


Matakuliah : Perencanaan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampuh : Justam Wahab, S.Pd.,M.Pd

Oleh:
Nama/NPM : Tirsa Palihema (03052111063)
Semester/Kelas : 3/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat serta rahmatnya
kita masih diberikan kesempatan hidup sampai saat ini dengan segala kemurahannya dan saya
bias menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kriteria Ketuntasan Mengajar di Sekolah”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampuh mata kuliah
bersangkutan dan juga bisa menambah wawasan kepada kita semua sebagai orang-orang yang
membaca makalah ini.
Adapun sumber materi dalam pembuatan makalah ini yang kami dapatkan dari media internet,
saya selaku penyusun makalah ini sangat berterimakasih kepada penyedia materi walau tidak
dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Saya menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan untuk itu saya memohon maaf
dan saya sangat mengharapkan adanya kritikan serta saran dari para pembaca agar saya bisa
lebih terlatih dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya.

Ternate, Januari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..........................................................5
B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..................................................................5
C. Komponen Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..........................................................6
D. Rambu-rambu dalam Penetapan KKM...........................................................................7
E. Prinsip Penetapan KKM....................................................................................................7
F. Penetapan KKM.................................................................................................................8
G. Analisis Pencapaian KKM Peserta Didik.......................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketuntasan belajar merupakan pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah
ditetapkan guru dalam tujuan pembelajaran setiap satuan pelajaran. Tuntas tidak tuntasnya
suatu penilaian hasil belajar ditentukan oleh standar ukuran pencapaian nilai minimal yang
harus dicapai oleh seorang siswa. Ukuran pencapaian nilai minimal dikenal dengan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal).
Namun, dalam kenyataannya tidak jarang ditemui KKM yang ditetapkan itu tidak dapat
dipenuhi karena penyusunan dan penerapannya kurang tepat dan kurang berpedoman pada
ketentuan yang ada. Dengan demikian proses serta hasil belajar dan membelajarkan di
sekolah tidak mencapai mutu seperti yang direncanakan. Oleh karena itu, diperlukan
panduan yang dapat memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal
yang dilakukan di satuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ?
2. Apa sajakah fungsi KKM ?
3. Apa sajakah komponen KKM ?
4. Apa sajakah rambu- rambu yang perlu diperhatikan dalam merumuskan KKM ?
5. Bagaimana Prinsip penetapan KKM ?
6. Bagaimana menetapkan KKM ?
7. Bagaimana menganalisis pencapaian KKM peserta didik ?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari KKM
b. Mengetahui fungsi dari KKM
c. Mengetahui komponen-komponen KKM
d. Menjelaskan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam merumuskan KKM
e. Mengetahui prinsip penerapan KKM
f. Menjelaskan penetapan KKM
g. Menjelaskan cara menganalisis pencapaian KKM peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai tolak ukur atau standar.
Kriteria, tolak ukur, standar adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas
minimal untuk sesuatu yang diukur. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu prinsip
penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan adalah nilai yangpaling rendah
untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal biasanya
menggunakan sepuluh jenjang penilaian yaitu dari 1 sampai 10 atau dari 1 sampai 100.
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan
pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah :
1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui
ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan
respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian
layanan remedial atau layanan pengayaan;
2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan
diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal
tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas
dan perlu perbaikan;
3. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil
program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok
ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang
mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan
sarana-prasarana belajar di sekolah;
4. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan
pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya
yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan
pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan
memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya
pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan
tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan
memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan
penilaian di sekolah;
5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui
KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok
ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan
pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab
dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
C. Komponen Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Kompleksitas
Kompleksitas juga menunjukan kesesuaian suatu kompetensi dengan tahap
kematangan siswa. Semakin komplek suatu materi semakin rendah pula relevansi tingkat
kematangan siswa. Indikator Tingkat Kompleksitas suatu kompetensi diantaranya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 SDM
- Memahami Kompetensi yang harus dicapai siswa
- Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran
- SDM guru yang kreatif dan inovatif dengan metode yang bervariasi
- SDM guru yang baik dalam pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan
- SDM siswa dengan kemampuan penalaran tinggi
- Dibutuhkan kecermatan siswa untuk mempraktikan
- SDM siswa yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan
- Latihan khusus dengan bantuan orang lain/teman bicara
 WAKTU
- cukup lama karena perlu pengulangan
- Penalaran dan Kecermatan siswa yang tinggi
2. Kemampuan rata-rata peserta didik (Intake)
- KKM Kelas X didasarkan pada hasil seleksi PSB, NUN, Rapor kelas 3 SMP, test
seleksi masuk atau psikotes
- KKM Kelas XI dan XII didasarkan pada tingkat pencapaian KKM siswa pada
semester atau kelas sebelumnya
3. Daya Dukung Sarana
Dalam PP 19/2005 disebutkan, “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang
meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”. Beberapa indikator ketersediaan
daya dukung sarana, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Sarana dan prasarana seperti VCD,Kaset, dan lCD
- Sumber bahan/referensi yang cukup memadai
- Alat pembelajaran seperti: karton, spidol, gambar, kertas, lem, gunting
- Latihan khusus dengan bantuan orang lain atau teman bicara
D. Rambu-rambu dalam Penetapan KKM
1. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran oleh siswa per mata pelajaran
2. Nilai KKM (kognitif dan psikomotor) dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan
rentang 0-100
3. Nilai KKM maksimum 100
4. Sekolah dapat menetapkan standar ketuntasan belajar minimum dibawah nilai
ketuntasan belajar maksimum (100), namun sekolah harus merencanakan target dalam
waktu tertentu untuk mencapai nilai ketuntasan belajar maksimum
5. Nilai KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran untuk setiap mata pelajaran mulai dari
kelas X, XI,XII, dan dievaluasi ketercapaiannya pada setiap semester
6. Penetapan KKM dilakukan oleh forum guru baik yang berada dilingkungan sekolah
yang bersangkutan maupun dengan sekolah lain yang terdekat (yang telah
melaksanakan Kurikulum 2004) atau forum MGMP setempat
7. Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimum pada
setiap Kompetensi Dasar (KD)
8. Penetapan nilai KKM setiap KD dimaksud, dilakukan melalui analisis Indikator
Pencapaian (IP) pada KD yang terkait
9. Nilai KKM setiap KD merupakan rata-rata nilai setiap indicator
E. Prinsip Penetapan KKM
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui
professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbang kan kemampuan
akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya.
Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai
dengan penetapan kriteria yang ditentukan.
2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi.
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari
indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan
telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah
mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada
KD tersebut.
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata
KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-
SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan
dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik.
6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan,
baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah, Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir
Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan atau
menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak
perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan , karena semuanya memiliki hasil
yang setara.
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan
nilai ketuntasan minimal.
F. Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:
Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan
tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitasdaya dukung, dan intake peserta didik dengan skema
sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;
1. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala
sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
2. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
3. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.
Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal atau
sering disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal tersebut
berkaitan erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai kompetensi di setiap
mata pelajaran. Hal tersebut antara lain: tingkat kesukaran materi, sarana yang tersedia dan
kemampuan siswa. Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM):
1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan kemampuan
masing-masing aspek.
3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah, dan
semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya pendukung maka
nilainya semakin tinggi.
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin
tinggi pula.
6. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap
KD.
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Berikut  contoh tabelnya:
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100
Daya dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65
Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan


Aspek yang dianalisis Kriteria Penskoran
Kompleksitas Tinggi (1) Sedang (2) Rendah (3)
Daya dukung Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
Intake siswa Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
Dalam penetapan KKM paling tidak, ada 2 format yang dapat kita pergunakan secara teknis.

1. Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan:


Criteria kategori skor keterangan
Tinggi 1
Kompleksitas Cukup 2
Rendah 3
Sangat lengkap 3
Daya dukung sarana Lengkap 2
Tidak lengkap 1
Tinggi 3
Intaks Cukup 2
Rendah 1
Skor maksimum 9

Untuk penetapan KKM gunakan rumus berikut:


∑Skor Hasil Perhitungan / ∑SkorMaksimum X 100 = KKM
Contoh penerapan:
Jika indikator memiliki Kriteria: Essensialitas Tinggi, Kompleksitas Rendah, Daya Dukung
Tinggi dan Intake Siswa sedang nilainya adalah:
( 3 + 3 + 2)  
= 88
         9
2. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:
Kriteria Kategori Rentang Skor
Kompleksitas Tinggi 50-64
Cukup 65-80
Rendah 81-100
Daya Dukung Sarana Sangat Lengkap 81-100
Lengkap 65-80
Tidak Lengkap 50-64
Intaks Tinggi 81-100
Cukup 65-80
Rendah 50-64
Sekedar mengelompokkan indicator ke dalam criteria yang ada, guru menetapkan skor
berdasar rentang yang ada.
Jika indicator memiliki criteria : Essensialitas tinggi, Kompleksitas sedang, Daya dukung
tinggi dan Intake sedang, nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari criteria yang kita tentukan.
75  +  85  +  75    = 78
            3

Contoh:
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan Kriteria Ketuntasan Minimal
Dasar/Indikator belajar siswa (KD/indicator)
Kompleksi Daya
intake KD Mapel
tas dukung
A.    Mengidentifikasi sifat
larutan non elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan
1.      menyimpulkan gejala- Rendah Tinggi Sedang 77
gejala hantaran arus (80) (80) (70)
listrik dalam berbagai
larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
mengelompokkan Tinggi Sedang 73
larutan ke dalam Sedang (80) (70)
larutan elektrolit dan (70)
non elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
menjelaskan penye- Tinggi Rendah 65
bab kemampuan laru- (80) (65)
tan elektrolit meng- Tinggi (65)
hantarkan arus listrik.
4.      menjelaskan bahwa Tinggi Rendah 70
larutan elektrolit dapat (80) (65)
berupa senyawa ion Tinggi (65)
dan senyawa kovalen
polar
Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD
     ∑bobot soal
       3
a.       80+80+70 =76,6
            3
b.      70+80+70=73,3
3
c.       65+80+65 = 70
3
d.      65+80+65 =70
3
Mencari nilai KKM Mapel:
 ∑KKM KD
  ∑KD/indikator
77+73+70+70 =   290      =  72,5
4                4
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan menjadi 73

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:

1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/ kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat
kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu
dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
a) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta
didik.
b) Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi.
c) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan.
d) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi.
e) Peserta didik yang cakap/ terampil menerapkan konsep.
f) Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/ pekerjaan.
g) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat
kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya
memerlukan pengulangan/ latihan.
h) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat
mencapai ketuntasan belajar.
2. Daya dukung, yaitu kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan
pembelajaran pada masing-masing sekolah atau madrasah.
Yang dimaksudkan dengan daya dukung yaitu :
a) Tenaga pengajar (guru) yang memenuhi kualifikasi minimal S1/ D4 yang selalu siap
melaksanakan pembelajaran.
b) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus
dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, ruangan kelas dan alat/ bahan
untuk proses pembelajaran.
c) Manajemen sekolah yang mampu mendukung kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dengan baik.
d) Kepedulian pemangku kepentingan (stakesholder) sekolah (Pengurus, Orang tua siswa,
guru, dan karyawan). Keempat jenis daya dukung itu diharapkan tersedia dalam jumlah,
kualitas dan waktu yang tepat.
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan, yaitu
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik pada sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
Intake siswa atau tingkat kemampuan rata-rata siswa dapat ditentukan sebagai berikut. Untuk
siswa kelas 1 SD atau kelas 7 SMP atau kelas 10 SMA/ SMK, penentuan intake siswa
berdasarkan rata-rata hasil seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), atau menggunakan STTB/
Ijazah, atau LHBS/ Rapor tingkat kelas sebelumnya. Bagi SD yang tidak melaksanakan
seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), penetapan langsung KKM berdasarkan KKM tahun
pelajaran sebelumnya, atau ditetapkan berdasarkan keputusan rapat forum warga sekolah.
Siswa kelas 2-6 SD atau kelas 8-9 SMP atau kelas 11-12 SMA/ SMK, penetapan intake siswa
berdasarkan tingkat kemampuan rata-rata siswa yang dicapai dalam LHBS atau Rapor
semester sebelumnya.
Lebih lengkap lagi perhatikan tabel di bawah ini:

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian


Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
< 65 65-79 80-100
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
80-100 65-79 <65
Tinggi Sedang Rendah
Intake siswa
80-100 65-79 <65

G. Analisis Pencapaian KKM Peserta Didik


Analisis pencapaian KKM dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian
peserta didik terhadap KKM yang telahditetapkan pada setiap mata pelajaran.
Melalui analisis dimaksud, diharapkan akan diperoleh data antara lain tentang:
a) KD yang dapat dicapai oleh 75%-100% dari jumlah peserta didik.
b) KD yang dapat dicapai oleh 50%-74% dari jumlah peserta didik.
c) KD yang hanya dapat dicapai oleh £49% dari jumlah peserta didik.

Manfaat hasil analisis sebagai dasar untuk meningkatkan KKM pada setiap semester atau
tahun berikutnya dalam rangka mencapai kriteria KKM.
Mekanisme pelaksaan analisa pencapaian standar ketuntasan belajar
a) Analisis pencapaian KKM dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai
setiap peserta didik per mata pelajaran saat yang bersangkutan mengikuti pelajaran.
b) Hasil pengkajian yang dimaksud, dianalisis dan direkap
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan
hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan
yang memiliki karakteristik yang hampir sama. KKM berfungsi sebagai panduan, baik bagi
tenaga pendidik maupun peserta didik dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran.
Sasaran yang akan dicapai adalah ketuntasan pembelajaran dengan tolak ukur KKM. Dalam
KKM terdapat faktor-faktor dalam penetapan KKM seperti kompleksitas, daya dukung, dan
intake siswa.
Rambu-rambu yang diperhatikan dalam merumuskan KKM yaitu : nilai KKM dinyatakan
dalam bentuk bilangan bulat, nilai KKM maksimal adalah 100, nilai KKM ditetapkan pada
awal tahun pelajaran, penetapan KKM dilakukan oleh forum guru, penetapan KKM
dilakukan melalui analisis ketuntasan meinimum pada setiap kompetensi dasar, penetapan
nilai KKM dilakukan melalui analisis indikator pencapaian dan KD yang terkait, nilai
KKM setiap KD merupakan rata-rata nilai setiap indikator, setiap KD dan IP dimungkinkan
adanya perbedaan nilai KKM dan nilai KKM tersebut dicantumkan dalam raport.
Beberapa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan KKM adalah kompleksitas,
daya dukung, dan intake. Langkah-langkah menetapkan KKM yaitu Guru atau kelompok
guru menetapkan KKM mata pelajaran, hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah,
KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan kemudian
KKM dicantumkan dalam raport.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


http://repository.iainpekalongan.ac.id/54/3/BAB%20II%2C%20skripsi.pdf
Arifin. 2011. Penetapan KKM.
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PenetapanKKM_Arifin,S.Pd_10604.pdf
Rumiyanti. 2013. Makala Penetapan KKM.
https://rumiyanti.files.wordpress.com/2013/23/07/makalah-penetapan-kkm/
Sudrajat. A. 2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penetapan-kkm.pdf

Anda mungkin juga menyukai