Oleh:
Nama/NPM : Tirsa Palihema (03052111063)
Semester/Kelas : 3/B
Puji syukur patut kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat serta rahmatnya
kita masih diberikan kesempatan hidup sampai saat ini dengan segala kemurahannya dan saya
bias menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kriteria Ketuntasan Mengajar di Sekolah”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampuh mata kuliah
bersangkutan dan juga bisa menambah wawasan kepada kita semua sebagai orang-orang yang
membaca makalah ini.
Adapun sumber materi dalam pembuatan makalah ini yang kami dapatkan dari media internet,
saya selaku penyusun makalah ini sangat berterimakasih kepada penyedia materi walau tidak
dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Saya menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan untuk itu saya memohon maaf
dan saya sangat mengharapkan adanya kritikan serta saran dari para pembaca agar saya bisa
lebih terlatih dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya.
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..........................................................5
B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..................................................................5
C. Komponen Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..........................................................6
D. Rambu-rambu dalam Penetapan KKM...........................................................................7
E. Prinsip Penetapan KKM....................................................................................................7
F. Penetapan KKM.................................................................................................................8
G. Analisis Pencapaian KKM Peserta Didik.......................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketuntasan belajar merupakan pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah
ditetapkan guru dalam tujuan pembelajaran setiap satuan pelajaran. Tuntas tidak tuntasnya
suatu penilaian hasil belajar ditentukan oleh standar ukuran pencapaian nilai minimal yang
harus dicapai oleh seorang siswa. Ukuran pencapaian nilai minimal dikenal dengan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal).
Namun, dalam kenyataannya tidak jarang ditemui KKM yang ditetapkan itu tidak dapat
dipenuhi karena penyusunan dan penerapannya kurang tepat dan kurang berpedoman pada
ketentuan yang ada. Dengan demikian proses serta hasil belajar dan membelajarkan di
sekolah tidak mencapai mutu seperti yang direncanakan. Oleh karena itu, diperlukan
panduan yang dapat memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal
yang dilakukan di satuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ?
2. Apa sajakah fungsi KKM ?
3. Apa sajakah komponen KKM ?
4. Apa sajakah rambu- rambu yang perlu diperhatikan dalam merumuskan KKM ?
5. Bagaimana Prinsip penetapan KKM ?
6. Bagaimana menetapkan KKM ?
7. Bagaimana menganalisis pencapaian KKM peserta didik ?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari KKM
b. Mengetahui fungsi dari KKM
c. Mengetahui komponen-komponen KKM
d. Menjelaskan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam merumuskan KKM
e. Mengetahui prinsip penerapan KKM
f. Menjelaskan penetapan KKM
g. Menjelaskan cara menganalisis pencapaian KKM peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;
1. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala
sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
2. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
3. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.
Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal atau
sering disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal tersebut
berkaitan erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai kompetensi di setiap
mata pelajaran. Hal tersebut antara lain: tingkat kesukaran materi, sarana yang tersedia dan
kemampuan siswa. Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM):
1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan kemampuan
masing-masing aspek.
3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah, dan
semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya pendukung maka
nilainya semakin tinggi.
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin
tinggi pula.
6. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap
KD.
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Berikut contoh tabelnya:
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100
Daya dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65
Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65
Contoh:
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan Kriteria Ketuntasan Minimal
Dasar/Indikator belajar siswa (KD/indicator)
Kompleksi Daya
intake KD Mapel
tas dukung
A. Mengidentifikasi sifat
larutan non elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan
1. menyimpulkan gejala- Rendah Tinggi Sedang 77
gejala hantaran arus (80) (80) (70)
listrik dalam berbagai
larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
mengelompokkan Tinggi Sedang 73
larutan ke dalam Sedang (80) (70)
larutan elektrolit dan (70)
non elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
menjelaskan penye- Tinggi Rendah 65
bab kemampuan laru- (80) (65)
tan elektrolit meng- Tinggi (65)
hantarkan arus listrik.
4. menjelaskan bahwa Tinggi Rendah 70
larutan elektrolit dapat (80) (65)
berupa senyawa ion Tinggi (65)
dan senyawa kovalen
polar
Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD
∑bobot soal
3
a. 80+80+70 =76,6
3
b. 70+80+70=73,3
3
c. 65+80+65 = 70
3
d. 65+80+65 =70
3
Mencari nilai KKM Mapel:
∑KKM KD
∑KD/indikator
77+73+70+70 = 290 = 72,5
4 4
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan menjadi 73
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/ kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat
kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu
dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
a) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta
didik.
b) Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi.
c) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan.
d) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi.
e) Peserta didik yang cakap/ terampil menerapkan konsep.
f) Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/ pekerjaan.
g) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat
kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya
memerlukan pengulangan/ latihan.
h) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat
mencapai ketuntasan belajar.
2. Daya dukung, yaitu kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan
pembelajaran pada masing-masing sekolah atau madrasah.
Yang dimaksudkan dengan daya dukung yaitu :
a) Tenaga pengajar (guru) yang memenuhi kualifikasi minimal S1/ D4 yang selalu siap
melaksanakan pembelajaran.
b) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus
dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, ruangan kelas dan alat/ bahan
untuk proses pembelajaran.
c) Manajemen sekolah yang mampu mendukung kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dengan baik.
d) Kepedulian pemangku kepentingan (stakesholder) sekolah (Pengurus, Orang tua siswa,
guru, dan karyawan). Keempat jenis daya dukung itu diharapkan tersedia dalam jumlah,
kualitas dan waktu yang tepat.
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan, yaitu
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik pada sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
Intake siswa atau tingkat kemampuan rata-rata siswa dapat ditentukan sebagai berikut. Untuk
siswa kelas 1 SD atau kelas 7 SMP atau kelas 10 SMA/ SMK, penentuan intake siswa
berdasarkan rata-rata hasil seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), atau menggunakan STTB/
Ijazah, atau LHBS/ Rapor tingkat kelas sebelumnya. Bagi SD yang tidak melaksanakan
seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), penetapan langsung KKM berdasarkan KKM tahun
pelajaran sebelumnya, atau ditetapkan berdasarkan keputusan rapat forum warga sekolah.
Siswa kelas 2-6 SD atau kelas 8-9 SMP atau kelas 11-12 SMA/ SMK, penetapan intake siswa
berdasarkan tingkat kemampuan rata-rata siswa yang dicapai dalam LHBS atau Rapor
semester sebelumnya.
Lebih lengkap lagi perhatikan tabel di bawah ini:
Manfaat hasil analisis sebagai dasar untuk meningkatkan KKM pada setiap semester atau
tahun berikutnya dalam rangka mencapai kriteria KKM.
Mekanisme pelaksaan analisa pencapaian standar ketuntasan belajar
a) Analisis pencapaian KKM dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai
setiap peserta didik per mata pelajaran saat yang bersangkutan mengikuti pelajaran.
b) Hasil pengkajian yang dimaksud, dianalisis dan direkap
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan
hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan
yang memiliki karakteristik yang hampir sama. KKM berfungsi sebagai panduan, baik bagi
tenaga pendidik maupun peserta didik dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran.
Sasaran yang akan dicapai adalah ketuntasan pembelajaran dengan tolak ukur KKM. Dalam
KKM terdapat faktor-faktor dalam penetapan KKM seperti kompleksitas, daya dukung, dan
intake siswa.
Rambu-rambu yang diperhatikan dalam merumuskan KKM yaitu : nilai KKM dinyatakan
dalam bentuk bilangan bulat, nilai KKM maksimal adalah 100, nilai KKM ditetapkan pada
awal tahun pelajaran, penetapan KKM dilakukan oleh forum guru, penetapan KKM
dilakukan melalui analisis ketuntasan meinimum pada setiap kompetensi dasar, penetapan
nilai KKM dilakukan melalui analisis indikator pencapaian dan KD yang terkait, nilai
KKM setiap KD merupakan rata-rata nilai setiap indikator, setiap KD dan IP dimungkinkan
adanya perbedaan nilai KKM dan nilai KKM tersebut dicantumkan dalam raport.
Beberapa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan KKM adalah kompleksitas,
daya dukung, dan intake. Langkah-langkah menetapkan KKM yaitu Guru atau kelompok
guru menetapkan KKM mata pelajaran, hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah,
KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan kemudian
KKM dicantumkan dalam raport.
DAFTAR PUSTAKA