Kelompok 7 :
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini, Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menentukan dan melihat keberhasilan peserta didik maka dapat ditunjau dari
kemampuan peserta didik terhadap KKM. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria
paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Penetapan kriteria
minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar
sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan
pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolak ukur
pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan
informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kriteria ketuntasan minimal adalah Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang
tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan trehadap penilaian di
sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria
ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH) sebagai acuan dalam
menyikapi hasil belajar peserta didik (Depdiknas, 2008) .
2
a. Tingkat kompleksitas (kerumutan dan kesulitan) setiap indikator, KD dan SK per mata
pelajaran yang harus dicapai siswa. Tingkat kompleksitas tinggi maka akan menuntut
kemampuan berfikir tingkat tinggi, penalaran dan kecermatan siswa. Semakin tinggi
tingkat kompleksitas mata pelajaran maka semakin sulit untuk dicapai, sehingga rata-rata
nilainya sangat rendah. Semakin rendah tingkat kompleksitas mata pelajaran maka
semakin mudah untuk dicapai sehingga rata-rata nilainya semakin tinggi.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah/madrasah yang bersangkutan.
Kondisi rata-rata kemampuan peserta didik dijadikan acuan standar keberhasilan
pembelajaran. Semakin tinggi rata-rata kemampuan peserta didik, maka semakin mudah
untuk mencapai hasil belajar sehingga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah rata-rata
kemampuan peserta didik maka semakin sulit untuk dapat mencapai sehingga nilai rata-
ratanya sangat rendah.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masig-
msaing sekolah/madrasah. Semakin tercukupi sumber daya baik yang berupa sumber daya
manusia maupun yang lainnya, semakin tinggi tingkat keefektifan pembelajaran. Semakin
tinggi tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka semakin
mudah mencapai hasil belajar sehngga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah tingkat
ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka semakin sulit untuk
mencapai hasil belajar yang ditetapkan sehingga rata-rata nilainya sangat rendah.
d. Mulyasa juga menegaskan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
telah mencapai 75% dari jumlah kompetensi yang disampaikan. Peserta didik harus terlibat
secara aktif baik dalam fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, serta
menunjukkan semangat belajar yang besar dan percaya pada diri sendiri.
3
(seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara
nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria
ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan
tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, Daya Dukung dan Intake siswa. Hasil penetapan
KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala
sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali
peserta didik.
Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal atau sering
disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal tersebut berkaitan erat
dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai kompetensi di setiap mata pelajaran. Hal
tersebut antara lain: tingkat kesukaran materi, sarana yang tersedia dan kemampuan siswa.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM):
1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan kemampuan
masing-masing aspek.
3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah, dan
semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya pendukung maka
nilainya semakin tinggi.
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin
tinggi pula.
6. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap
KD.
4
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Berikut contoh tabelnya:
Contoh:
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
Kriteria
Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan belajar siswa
Ketuntasan
Dasar/Indikator (KD/indicator)
Minimal
Daya
Kompleksitas intake KD Mapel
dukung
5
A. Mengidentifikas
i sifat larutan non
elektrolit berdasarkan
data hasil percobaan
1. menyimpulkan
gejala-gejala
hantaran arus listrik
dalam berbagai Rendah (80) Tinggi (80) Sedang (70) 77
larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
2. mengelompokk
an larutan ke dalam Sedang (70)
Tinggi (80) Sedang (70) 73
larutan elektrolit dan
non elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
3. menjelaskan
penye-bab 65
kemampuan laru-tan Tinggi (65) Tinggi (80) Rendah (65)
elektrolit meng-
hantarkan arus listrik.
4. menjelaskan
bahwa larutan
elektrolit dapat Tinggi (65) Rendah (65) 70
berupa senyawa ion Tinggi (80)
dan senyawa kovalen
polar
Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD :
∑bobot soal
3
a. = 80+80+70
3
= 76,6
b. =70+80+70
3
=73,3
c. = 65+80+65
3
= 70
6
d. = 65+80+65
3
=70
∑KKM KD
∑KD/indikator
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan menjadi 73
7
Dalam memilih tehnik penilaian, harus memeperhatikan ciri indikator.
Contoh:
a. Apabila tuntutan indikator melakuan sesuatu, maka tehnik penilaiannya adalah unjuk
kerja.
b. Apabila tuntutan indikatorny berkaitan dengan pemahaman konsep, maka tehnik
penilaiannya adalah tertulis.
c. Apabila tuntutan indikatornya memuat unsur penyelidikan, maka tehnik penilaiannya
adalah proyek.
8
4. Pengolahan dan Analisis Data. Analisis ini dilakukan untuk memberikan makna
terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Tehnik yang
digunakan dalam analisis data ini bisa berupa tehnik statistik dan non-statistik,
tergantung pada data yang diolah dan dianalisis.
5. Penafsiran Data. Penafsiran data ini merupakan verbalisasi dari makna yang
terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan yang
pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-
kesimpulan ini harus mengacu pada tujuan dilakukannya evaluasi.
6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi. Tindakan evaluasi harus senantiasa diikuti dengan
adanya tindak lanjut yang yang konkret untuk memperbaiki kegiatan dan hasil
belajar yang kurang memuaskan. Hasil pengukuran memiliki fungsi utama untuk
memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum
dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan instruksional, menentukan
kebutuhan peserta didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu
proses pembelajaran.
7. Laporan Hasil Evaluasi. Laporan ini memberikan bukti sejauh mana tujuan
pendidikan yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua dapat
tercapai. Laporan hasil belajar siswa ini disampaikan oleh wali kelas kepada orang
tua siswa yang memuat didalamnya prestasi siswa (pencapaian kompetensi). Selain
itu wali kelas juga menyampaikan laporan hasil evaluasi itu kepada sekolah tentang
pencapaian kompetensi siswa dan hambatan yang dihadapinya selama mengajar.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa
satuan pendidikan yang hampir sama. KKM berfungsi sebagai panduan, baik bagi tenaga
pendidik maupun peserta didik dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran. Sasaran
yang akan dicapai adalah ketuntasan pembelajaan dengan tolak ukur KKM. Dalam KKM
terdapat factor-faktor dalam penetapan KKM seperti kompleksitas, daya dukung, dan
intake siswa.
3.2 Saran
Sebaiknya seorang guru mata pelajaran harus memiliki pengertahuan, keahlian dan
keterampilan secara professional tentang KKM sebeb tanpa memilki keahlian ini
bagaimana seoang guru dapat menyatakan bahwa seorang siswa setelah mengikuti proses
kegiatan pembelajaran telah tuntas atau belum tuntas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mansur Muslich, KTSP seri SNP Pembalajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. IV,h, 36
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010),
cet. III, h, 119
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), cet.
III, 59-62
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. VI, 162
11