Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

Kelompok 7 :

1. Ulmy Restiyani Helda Junia 3061646009


2. Ahmad Ali 3061646004
3. Rahmah Fitriah 3061646015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP PGRI) BANJARMASIN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini, Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Banjarmasin, 15 Juni 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 1

BAB II........................................................................................................................................ 2

2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ............................................................................ 2

2.2 Fungsi KKM .................................................................................................................... 2

2.3 Ketentuan Penetapan KKM ............................................................................................ 2

2.4 Yang Berhak Menyusun KKM ...................................................................................... 3

2.5 Langkah-langkah penetapan KKM .................................................................................. 4

2.6 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penilaian Kelas ............................................................. 7

BAB III .................................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10

3.2 Saran ............................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk menentukan dan melihat keberhasilan peserta didik maka dapat ditunjau dari
kemampuan peserta didik terhadap KKM. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria
paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Penetapan kriteria
minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar
sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan
pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolak ukur
pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan
informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan KKM?


b. Apa saja fungsi KKM?.
c. Apa saja ketentuan penetapan KKM?
d. Siapa saja yang berhak dalam membuat dan menyusun KKM?
e. Apa saja langkah-langkah penetapan KKM?
f. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan penilaian kelas?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan KKM?


b. Mengetahui apa saja fungsi KKM?.
c. Mengetahui apa saja ketentuan penetapan KKM?
d. Mengetahui siapa saja yang berhak dalam membuat dan menyusun KKM?
e. Mengetahui apa saja langkah-langkah penetapan KKM?
f. Mengetahui bagaimana langkah-langkah pelaksanaan penilaian kelas?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria ketuntasan minimal adalah Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang
tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan trehadap penilaian di
sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria
ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH) sebagai acuan dalam
menyikapi hasil belajar peserta didik (Depdiknas, 2008) .

2.2 Fungsi KKM


Fungsi pembuatan KKM adalah:
a. Memudahkan evaluator (guru) dalam melakukan penilaian terhadap objek yang akan
b. dinilai karena ada patokan yang diikuti.
c. Untuk menjawab dan mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang sudah dilakukan.
d. Untuk mengekang masuknnya unsur subjektif yang ada pada diri penilai.
e. Dengan adanya KKM, maka hasil evaluasi akan sama meskipun dilakukan dalam waktu
yang berbeda dan dalam kondisi fisik penilai yang berbeda pula.
f. Memberikan arahan kepada evaluator (guru) apabila evaluatornya lebih dari satu

2.3 Ketentuan Penetapan KKM


Dalam penetapan nilai ketuntasan belajar minimum dilakukan melalui analisis ketuntasan
minimum pada setiap indikator, KD dan SK. Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator
adalah 1-100 %, dengan batas minimal ideal minimum 75 %. Dalam menetapkan KKM sekolah
harus mempertimbangkan kompleksitas, kemampuan rata-rata siswa, dan Sumber Daya
pendukung.

2
a. Tingkat kompleksitas (kerumutan dan kesulitan) setiap indikator, KD dan SK per mata
pelajaran yang harus dicapai siswa. Tingkat kompleksitas tinggi maka akan menuntut
kemampuan berfikir tingkat tinggi, penalaran dan kecermatan siswa. Semakin tinggi
tingkat kompleksitas mata pelajaran maka semakin sulit untuk dicapai, sehingga rata-rata
nilainya sangat rendah. Semakin rendah tingkat kompleksitas mata pelajaran maka
semakin mudah untuk dicapai sehingga rata-rata nilainya semakin tinggi.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah/madrasah yang bersangkutan.
Kondisi rata-rata kemampuan peserta didik dijadikan acuan standar keberhasilan
pembelajaran. Semakin tinggi rata-rata kemampuan peserta didik, maka semakin mudah
untuk mencapai hasil belajar sehingga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah rata-rata
kemampuan peserta didik maka semakin sulit untuk dapat mencapai sehingga nilai rata-
ratanya sangat rendah.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masig-
msaing sekolah/madrasah. Semakin tercukupi sumber daya baik yang berupa sumber daya
manusia maupun yang lainnya, semakin tinggi tingkat keefektifan pembelajaran. Semakin
tinggi tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka semakin
mudah mencapai hasil belajar sehngga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah tingkat
ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka semakin sulit untuk
mencapai hasil belajar yang ditetapkan sehingga rata-rata nilainya sangat rendah.
d. Mulyasa juga menegaskan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
telah mencapai 75% dari jumlah kompetensi yang disampaikan. Peserta didik harus terlibat
secara aktif baik dalam fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, serta
menunjukkan semangat belajar yang besar dan percaya pada diri sendiri.

2.4 Yang Berhak Menyusun KKM


KKM atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama dan sebaiknya dibuat oleh orang-orang
yang membutuhkannya atau menggunakannya, yaitu calon evaluator, dengan maksud agar
pada waktu menerapkannya tidak ada masalah karena mereka telah memahami, bahkan tau apa
yang melatar belakanginya.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang
memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara
akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan
persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100

3
(seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara
nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria
ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

2.5 Langkah-langkah penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan
tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, Daya Dukung dan Intake siswa. Hasil penetapan
KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala
sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali
peserta didik.
Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal atau sering
disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal tersebut berkaitan erat
dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai kompetensi di setiap mata pelajaran. Hal
tersebut antara lain: tingkat kesukaran materi, sarana yang tersedia dan kemampuan siswa.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM):
1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan kemampuan
masing-masing aspek.
3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah, dan
semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya pendukung maka
nilainya semakin tinggi.
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin
tinggi pula.
6. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap
KD.

4
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Berikut contoh tabelnya:

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian

Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65-79 Rendah80-100

Daya dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65

Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan

Aspek yang dianalisis Kriteria Penskoran

Kompleksitas Tinggi (1) Sedang (2) Rendah (3)

Daya dukung Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)

Intake siswa Tinggi (3) Sedang (2) Rendah(1)

Contoh:
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.

Kriteria
Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan belajar siswa
Ketuntasan
Dasar/Indikator (KD/indicator)
Minimal
Daya
Kompleksitas intake KD Mapel
dukung

5
A. Mengidentifikas
i sifat larutan non
elektrolit berdasarkan
data hasil percobaan
1. menyimpulkan
gejala-gejala
hantaran arus listrik
dalam berbagai Rendah (80) Tinggi (80) Sedang (70) 77
larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
2. mengelompokk
an larutan ke dalam Sedang (70)
Tinggi (80) Sedang (70) 73
larutan elektrolit dan
non elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
3. menjelaskan
penye-bab 65
kemampuan laru-tan Tinggi (65) Tinggi (80) Rendah (65)
elektrolit meng-
hantarkan arus listrik.
4. menjelaskan
bahwa larutan
elektrolit dapat Tinggi (65) Rendah (65) 70
berupa senyawa ion Tinggi (80)
dan senyawa kovalen
polar
Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD :
∑bobot soal
3
a. = 80+80+70
3
= 76,6

b. =70+80+70
3

=73,3

c. = 65+80+65
3
= 70

6
d. = 65+80+65
3
=70

Mencari nilai KKM Mapel:


Rumus :

∑KKM KD
∑KD/indikator

77+73+70+70 = 290 : 4 = 72,5

Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan menjadi 73

2.6 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penilaian Kelas


Menurut Sarwiji Suwandi dan Asep Jihad langkah-langkah penilaian adalah:
Penetapan indikator pencapaian belajar Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan,
menyimpulkan, menceritakan kembali, mendemonstrasikan, mempraktikkan, dan
mendeskripsikan. Indikator ini dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan
perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Indikator-indikator pencapaian hasil
belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan acuan untuk
melakukan penilaian.Contoh penetapan SK, KD dan indikator
SK : memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati
dalam kemajemukan keluarga.
KD : 1.1 mengidentifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat.
1.2 menceritakan pengalaman diri
Indikator :
a. siswa dapat meyebutkan identitas diri secara lisan di depan teman temannya
b. Siswa dapat menceritakan pengalamannya dalam bentuk karangan sederhana.

2. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator


Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk untuk memudahkan guru dalam
menentukan tehnik penilaian.

3. Penetapan tehnik penilaian

7
Dalam memilih tehnik penilaian, harus memeperhatikan ciri indikator.
Contoh:
a. Apabila tuntutan indikator melakuan sesuatu, maka tehnik penilaiannya adalah unjuk
kerja.
b. Apabila tuntutan indikatorny berkaitan dengan pemahaman konsep, maka tehnik
penilaiannya adalah tertulis.
c. Apabila tuntutan indikatornya memuat unsur penyelidikan, maka tehnik penilaiannya
adalah proyek.

Menurut Daryanto langkah-langkah penilaian adalah:


1. Perencanaan. Perencanaan evaluasi belajar mencakup perencanaan tujuan pelaksanaan
evaluasi, menetapkan aspek-aspek yang dinilai (kognitif, afektif dan psikomotorik),
memilih tehnik yang akan dipergunakan dalam evaluasi, menyusun alat-alat ukur yang
dipergunakan (angket, wawancara, check list dll), menentukan kriteria yang akan
dijadikan peganga atau patokan dalam evaluasi dan menentukan frekuensi dari kegiatan
evaluasi (kapan dan berapa kali evaluasi dilaksanakan).
2. Pengumpulan Data. Pengumpulan data dilaksanakan dengan melaksanakan pengukuran.
Misalnya dengan melaksanakan wawancara, tes belajar, chek list. Suatu tes belajar dapat
dikatakan sebagai tes yang baik apabila materi yang tercamtum dalam item-item tes
tersebut merupakan pilihan yang cukup representatif terhadap materi pelajaran yang
diberikan di kelas yang bersangkutan. Langkah-langkah daalam menyusun tes belajar
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun lay-out (ruang lingkup, proporsi jumlah item dari tiap-tiap sub materi,
jenis aspek yang akan diuji, dan tipe tes yang dipergunakan misalnya multiple-
chioce, essay)
b. Menulis soal, banyaknya item yang akan ditulis hendaknya lebih banyak daripada
item yang diperlukan, sehingga nanntinya dapat dipilih item-item yang baik.
c. Menata soal, pengelompokan soal-soal menurut bentuknya (kelompok soal multiple-
choice, kelompok soal essay dll)
d. Menetapkan skor. Cara menetapkan skor yang biasanya adalah 1 point untuk setiap
jawaban benar.
3. Penelitian Data (Verifikasi Data). Data yang berhasil dihimpun harus disaring lebih
dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Verifikasi ini dilakukan untuk memilih data
yang baik dan data yang kurang baik.

8
4. Pengolahan dan Analisis Data. Analisis ini dilakukan untuk memberikan makna
terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Tehnik yang
digunakan dalam analisis data ini bisa berupa tehnik statistik dan non-statistik,
tergantung pada data yang diolah dan dianalisis.
5. Penafsiran Data. Penafsiran data ini merupakan verbalisasi dari makna yang
terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan yang
pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-
kesimpulan ini harus mengacu pada tujuan dilakukannya evaluasi.
6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi. Tindakan evaluasi harus senantiasa diikuti dengan
adanya tindak lanjut yang yang konkret untuk memperbaiki kegiatan dan hasil
belajar yang kurang memuaskan. Hasil pengukuran memiliki fungsi utama untuk
memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum
dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan instruksional, menentukan
kebutuhan peserta didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu
proses pembelajaran.
7. Laporan Hasil Evaluasi. Laporan ini memberikan bukti sejauh mana tujuan
pendidikan yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua dapat
tercapai. Laporan hasil belajar siswa ini disampaikan oleh wali kelas kepada orang
tua siswa yang memuat didalamnya prestasi siswa (pencapaian kompetensi). Selain
itu wali kelas juga menyampaikan laporan hasil evaluasi itu kepada sekolah tentang
pencapaian kompetensi siswa dan hambatan yang dihadapinya selama mengajar.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa
satuan pendidikan yang hampir sama. KKM berfungsi sebagai panduan, baik bagi tenaga
pendidik maupun peserta didik dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran. Sasaran
yang akan dicapai adalah ketuntasan pembelajaan dengan tolak ukur KKM. Dalam KKM
terdapat factor-faktor dalam penetapan KKM seperti kompleksitas, daya dukung, dan
intake siswa.

3.2 Saran
Sebaiknya seorang guru mata pelajaran harus memiliki pengertahuan, keahlian dan
keterampilan secara professional tentang KKM sebeb tanpa memilki keahlian ini
bagaimana seoang guru dapat menyatakan bahwa seorang siswa setelah mengikuti proses
kegiatan pembelajaran telah tuntas atau belum tuntas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis


bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2010), cet.
IV,h. 30.

Suharsimi Arikunto, Evaluasi, Ibid, h,32.

Mansur Muslich, KTSP seri SNP Pembalajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. IV,h, 36

Muhaimin, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Sauan Pendidikan (KTSP) pada


Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),h, 97-98

E. Mulyasa, Implementasi Kurukulum 2004: Panduan Belajar KBK, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2006), cet. IV,h, 131

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010),
cet. III, h, 119

Wayan Nurkancana dan Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,


1986), cet. IV, 52-57

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), cet.
III, 59-62

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. VI, 162

Daryanto, Evaluasi Pendidika, , Ibid, h., 165

11

Anda mungkin juga menyukai