Anda di halaman 1dari 8

HASIL TELAAH JURNAL

A. JUDUL JURNAL
Hasil Telaah :

Judul jurnal penelitian tidak lebih dari 14 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata
dalam bahasa Inggris , namun pada jurnal penelitian ini terdapat 10 kata dalam bahasa
indonesia dan 9 kata dalam bahasa inggris (sudah sesuai dengan penulisan kaidah penulisan
jurnal yang baik yaitu tidak lebih 14 kata dalam bahasa indonesia dan 10 kata dalam bahasa
inggris) (LIPI, 2013). Judul jurnal tidak mengerucut kebawah, seharusnya judul jurnal
mengurucut kebawah seprti piramida (LIPI, 2013).

Nama penulis jurnal dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan dibawah
judul jurnal. Penulis harus mencamtumkan institusi asal dan alamat email (bagi penulis
utama) untuk memudahkan komunikasi. Nama penulis utama berada urutan paling depan
(LIPI, 2013). Pada jurnal ini penulis nama sudah sesuai dengan kaidah penulisan jurnal yang
baik karena sudah mencamtumkan alamat penulis utama, dan nama dibuat tanpa
menggunakan gelar.
B. ABSTRAK
Hasil Telaah

Abstrak dibuat dalam dua bahasa (indonesia dan inggris), tidak melebihi 250 kata,
ditempatkan sebelum pendahuluan, diketik dengan jarak 1 (satu) spasi (Fakultas Keperawatan
UNAND, 2012). Pada jurnal ini sudah terdapat dua bahasa yaitu bahasa indonesia 202 kata
dan bahasa inggris 235 kata, maka dari itu penulisan jurnal ini sudah sesuai dengan kaidah
penulisan jurnal yang baik.

Abstrak dalam penelitian jurnal setidaknya memuat lima hal pokok yaitu
pendahuluan yang terdiri dari : metode, hasil, Analisis, pembahasan, dan kesimpulan berserat
saran. Pada jurnal ini terdapat lima hal pokok dalam abstrak. Adapun poin-poin yang dimuat
dalam abstrak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Metode

Desain Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan


metode penghitungan serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu twostage sampling.

Populasi adalah seluruh rumah tangga di Indonesia.

Sampel Riskesdas 2007 berasal dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33


provinsi di Indonesia dan diambil secara probability proportional to size (PPS).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nested case-control.

Untuk setiap kasus dipilih empat kontrol secara random dari kabupaten yang
sama dengan asal kasus. Dilakukan matching berdasarkan kabupaten supaya adat istiadat
(kebiasaan) kasus dan kontrol setidaknya sama.

Instrumen yang digunakan dalam jurnali ini adalah kuesioner.


2. Hasil
Besar sampel Riskesdas 2007 adalah 986.532 orang. Dari sampel ini ditemukan 203
kasus (prevalensi 0,2%) dan diambil 812 orang kontrol ( empat kali jumlah kasus) secara
random dan di matching berdasarkan asal kabupaten kasus. Tumor ini tersebar di 28 provinsi
seperti terlihat pada grafik di bawah. Dari grafik ini terlihat bahwa prevalensi tumor/kanker
rongga mulut dan tenggorokan tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,3% ,
Provinsi Jawa Timur 9,4% dan Provinsi Nusa Tenggara Timur 8,4%, namun ada beberapa

provinsi yang tidak ditemukan kasus seperti Provinsi Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara,
Papua Barat dan Papua.
3. Analisis
yang teridiri dari Analisis dasar (Pada analisis ini diperlihatkan karakteristik serta
komparabilitas kasus dan kontrol. Jumlah responden yang dianalisis berbeda untuk variabel
yang berbeda karena ada data yang tidak lengkap (missing) pada variabel tertentu),
Analisis Rasio Odds (Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya serta berapa besar
risiko tumor/ kanker rongga mulut dari variabel independen maupun dari setiap variabel yang
dianggap perancu), Analisis Multivariat (Variabel yang nilai p < 0,25 pada uji bivariat adalah
sebagi kandidat variabel pada analisis multivariat (regresi logistik), dalam hal ini adalah
kelompok umur, merokok dan kebersihan mulut. Semua variabel kandidat dimasukkan secara
bersama-sama ke regressi logistik kemudian diperiksa apakah ada perancu dan interaksi).
4. Pembahasan
Penyakit tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan salah satu dari Penyakit
Tidak Menular yang penanggulangan/pengendaliannya belum mendapat prioritas dari
pemerintah. analisis Riskesdas 2007 ditemukan prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan
tenggorokan sekitar 0,2. Menurut Simanjuntak kasus kanker rongga mulut di Indonesia
berkisar 3-4% dari seluruh kanker yang terjadi7. Di India khususnya Kerala kejadian kanker
rongga mulut sekitar 20% dari seluruh kanker 6. Hasil penelitian ini jauh lebih rendah dari
temuan-temuan di atas karena penelitian ini dilakukan pada masyarakat (populasi) sedang
penelitian di atas dilakukan di rumah sakit. Analisis ini memperlihatkan bahwa kebanyakan
kasus pada mereka yang tinggal di perdesaan, berbeda dengan Simanjuntak dalam laporannya
yang menyatakan bahwa kanker rongga mulut kebanyakan pada wanita dari kota kecil yang
memiliki kebiasaan menyirih.7 Ditinjau dari kelompok umur, nampak bahwa banyak
ditemukan pada kelompok umur muda, pada hal secara umum kanker termasuk kanker
rongga mulut maupun tenggorokan atau laring kebanyakan pada umur yang sudah lanjut.
Perbedaan umur ini mungkin karena kuesioner pada Riskesdas hanya melalui wawancara
dengan pertanyaan ada tidaknya tumor/benjolan /kanker di daerah mulut maupun
tenggorokan. Mungkin benjolan seperti amandel atau gondongan (limfadenitis) yang biasa
terjadi pada umur muda dianggap jadi tumor/kanker rongga mulut oleh responden. Sedang
pada beberapa peneliti seperti Simanjuntak benar-benar dari hasil laboratorium patologi
anatomi..
5. kesimpulan
Ditemukan prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan 0,2. Penyakit ini
ditemukan paling banyak di Provinsi Jawa Tengah dan tidak ditemukan kasus di 5 provinsi
yaitu Provinsi Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Faktor risiko
yang berhubungan dengan penyakit ini adalah umur, merokok/menyirih dan kebersihan
mulut.
6. Saran
Dianjurkan kepada seluruh masyarakat agar menghindari asap rokok, dan bagi yang masih
merokok diminta agar diusahakan untuk berhenti merokok, jika masih merokok agar ditempat
yang sudah ditentukan agar asap rokoknya tidak menggangu orang lain. Di samping itu
periksakan kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi secara rutin setidaknya setiap enam bulan
sekali dan meminta untuk dilakukan skrining kanker mulut agar dapat mendeteksi kanker
sejak dini.

7. kata Kunci
prevalensi, tumor/ kanker, rongga mulut dan tenggorokan, Riskesdas 2007.
prevalence, cancer, oral and naso- pharingeal. Basic Health Research 2007.
penulisan kata kunci dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris), ditempatkan di bawah
abstrak, terdiri dari dua sampai lima kata yang berfungsi untuk memudahkan pencarian jurnal
ini secara elektronik (LIPI, 2013). Berdasarkan uraian diatas, isi abstrak sudah sesuai dengan
syarat kaidah penulisan jurnal jurnal yang baik.
C. PENDAHULUAN

Pendahuluan tidak boleh terlalu panjang, tidak boleh melebihi 2 halaman ketik
(Fakultas Keperawatan UNAND, 2012). Itulah sebabnya, kalimat pada pendahuluan ini harus
padat dan berisi. Pembahasan dalam pendahuluan suda sesuai dengan kaidah penulisan jurnal
yang baik yaitu tidak lebih dari 2 halaman ketik.

pendahuluan memuat tiga hal pokok, yaitu: latar belakang, tinjauan pustaka, dan
tujuan penelitian. Alinea berikutnya dari paparan pendahuluan dibuat menjorok ke dalam
sesuai dengan penulisan alinia baru pada umunya (LIPI, 2013). Jurnal ini telah mencangkup
tiga hal pokok tersebut dan setiap alinia baru di jorokan.

Dalam pendahuluan sudah terpapar jelas alasan mengapa peneliti memilih


tentang kanker rongga mulut, karena kanker rongga mulut merupakan suatu masalah yang
serius di berbagai negara dan bila digabung antara kanker rongga mulut dan tenggorokan
merupakan urutan ke-enam terbanyak dari seluruh kanker yang dilaporkan di
dunia. Diperkirakan insiden setiap tahunnya sekitar 275.000 untuk kanker rongga mulut dan
130.300 untuk kanker tenggorokan dan hampir 75% terjadi di negara sedang berkembang. Di
dunia, kanker rongga mulut menyebabkan meninggal satu orang dalam sehari. Di Amerika
satu orang meninggal dalam satu jam. Hal itu akibat kanker rongga mulut yang mudah
menyebar. Di India khususnya di Kerala kejadian kanker rongga mulut sangat tinggi yaitu
sekitar 20% dari seluruh keganasan. Di Indonesia, menurut Simanjuntak kasus kanker rongga
mulut berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker yang terjadi 7. Angka kematiannya 2-3% dari
seluruh kematian akibat keganasan.
Dalam Pendahuluan sudah terdapat studi pendahuluan yang dilakukan peneliti sendiri
pada kanker rongga mulut , pada beberapa responden untuk memperkuat alasan penelitian
dan membuktikan bahwa kanker ronggga mulut memang merupakan suatu masalah serius di
berbagai negara.

Analisa isi jurnal :

Latar belakang dari penelitian jurnal : Kanker rongga mulut merupakan


suatu masalah yang serius di berbagai negara dan bila digabung antara kanker rongga mulut
dan tenggorokan merupakan urutan ke-enam terbanyak dari seluruh kanker yang dilaporkan
di dunia.

Tinjauan pustaka : Di dunia, kanker rongga mulut menyebabkan meninggal


satu orang dalam sehari. Di Amerika satu orang meninggal dalam satu jam. Hal itu akibat
kanker rongga mulut yang mudah menyebar.

Tujuan dari penelitian jurnal ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor


yang berpengaruh terhadap kejadian tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan di
Indonesia.
Faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker tenggorokan antara lain merokok dan
mengunyah tembakau, penggunaan alkohol secara berlebihan, kurangnya kebersihan gigi,
virus HPV (human papilloma virus), makan rendah buah dan sayur, terkena serat asbes.
Umumnya penderita datang berobat sesudah ada keluhan seperti adanya benjolan di leher,

nyeri tukak atau borok. Pada hal bila sudah ada keluhan maka penyakit sudah dalam stadium
lanjut akibatnya prognosa dari kanker tenggorokan maupun rongga mulut relatif buruk. Suatu
kenyataan yang kurang menyenangkan di mana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh
diagnosa dan perawatan yang terlambat.12 Faktorfaktor yang dapat menimbulkan
keterlambatan ini antara lain kanker pada tahap awal seringkali tidak menimbulkan keluhan
(ketidaktahuan penderita), rasa takut berobat dan tidak ada biaya untuk berobat. Di samping
itu dokter yang memeriksa tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gambaran
klinis keganasan mulut, sehingga terlambat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Analisa kanker kerongkongan dengan sistim pencernaan
Apa hubungan nya penelitian kanker korongkongan ini dengan sistim pencernaan?
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh
selaput
lendir. Kerongkongan
menghubungkan
tenggorokan
dengan
lambung.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang
kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik, sehingga jika terganggu
akan mempengaruhi sistim pencernaan lain. Karna sistim pencernaan itu pada dasarnya saling
berkaitan (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
anus/rektum
D. PERNYATAAN MASALAH PENILITIAN
Apakah faktor resiko tumor/ kanker rongga mulut dan tenggorokan di indonesia?
Hasil Telaah
Pada jurnal ini telah di cantumkan tentang faktor resiko apa-apa saja yang mempengaruhi
terjadinya kanker rongga mulut. sehingga sudah dapat menggambarkan kriteria standarisasi
dari masalah penelitian.

E. STUDI LITERATUR ATAU TINJAUAN PUSTAKAAN


Hasil telaah

pada literature review sudah tergambarkan tentang tinjauan pustaka dan


petunjuk kriteria standarisasi dari tinjauan pustaka penelitian. Tinjauan pustaka terdapat pada
pendahuluan jurnal yang membantu untuk menguatkan data tentang permasalahan yang akan
diangkat.

pada jurnal ini sudah mencantumkan subjudul tentang rumusan masalah


ataupun membahas tinjauan pustaka yang seharusnya terdapat pada bagian pendahuluan.

Tinjauan pustaka sudah berisikan semua teori yang memperkuat


pembahasan tentang penelitian dan menjelaskan semua variabel yang dibahas pada penelitian
tersebut.

pembahasan yang harus dimunculkan pada studi literatur adalah:Apa-apa


saja faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker rongga mulut tersebut.
G. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Hasil telaah

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara tentang hasil akhir dari


penelitian ini (Nursalam, 2011). Apapun hasil pnelitian walaupun berbeda dengan
hipotesisnya tidak membuat penelitian menjadi kurang bermakna.

Hipotesis pada penelitian ini sudah dicantumkan tentang faktor apa apa saja yang
mempengaruhi kanker rongga mulut.
H. METODOLOGI
Desain Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan metode
penghitungan serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu two-stage

sampling. Populasi adalah seluruh rumah tangga di Indonesia. Sampel Riskesdas 2007
berasal dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan diambil
secara probability proportional to size (PPS). Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nested case-control yang diambil dari data Riskesdas 2007 dan data dari Kor Susenas
2007. Kasus adalah semua responden yang telah/sedang mengalami tumor/kanker rongga
mulut dan tenggorokan. Pada penelitian ini tidak dipisahkan tumor/ kanker rongga mulut
maupun tumor/kanker tenggorokan, karena pada kuesioner digabung menjadi satu variabel.
Kontrol adalah semua responden yang tidak pernah menderita tumor/kanker. Untuk setiap
kasus dipilih empat kontrol secara random dari kabupaten yang sama dengan asal kasus.
Dilakukan matching berdasarkan kabupaten supaya adat istiadat (kebiasaan) kasus dan
kontrol setidaknya sama.
Hasil telaah

Bagian metodologi ini umumnya terdiri dari beberapa bagian tergantung


dari besar kecilnya informasi yang akan diberikan. Pada penelitian besar dengan desain yang
agak kompleks, biasanya bagian ini agak panjang, mengingat banyak hal yang perlu
dijelaskan khususnya bagaimana penelitian dilakukan di lapangan termasuk beragai metode
pengukuran yang digunakan. Pada penlitian kecil dengan desain yang sederhana biasanya
hanya beberapa paragraf saja. Umumnya, bagian ini terdiri dari beberapa bagian seperti :
lokasi penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan analisis data.bagian-bagian
lainnya bisa ditambahkan sesuai dengan keperluan (LIPI, 2013).

Metode penilitian disesuaikan dengan jenis penilitian. Penilitian kualitatif


seperti eksperimen seperti jurnal ini yang sudah sesuai dengan jenis penelitian nya.
I. POPULASI DAN SAMPEL
Hasil telaah
Berisikan tentang siapa populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini. Perlu dikemukakan mengapa peneliti memilih sampel seperti itu. Bila peneliti
menggunakan kriteria sampel maka harus dikemukakan dengan jelas bagaimana sampel
dipilih. Penulisan pengambilan sampel sudah cukup mencamtumkan, misalnya matode
random sederhana atau metode sistematik random.
Di dalam jurnal telah terantum dan dijelaskan siapa yang menjadi subjek
penelitian yaitu dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan
diambil secara probability proportional to size (PPS). Di dalam jurnal ini juga telah
dijelaskan bagaimana teknik pengambilan sampel yang digunakan dan besarnya sampel, dan
sudah dijelaskan teknik pengambilan sampel yang digunakan dan besarnya sampel,
J. INSTRUMENT
Hasil telaah
Instrumen penilitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data.
Instrumen penilitian dapat berupa kuesioner, formulir observasi. Formulir yang berhubungan
dengan pencatatan data (Nursalam 2011). di dalam jurnal penelitian ini menggunakan
instrument kuesioner.
K. DATA ANALISIS
Hasil telaah
Pada bagian ini harus dijelaskan bagaimana data yang telah dikumpulkan di
lapangan di analisis berbentuk tabel. Program statistik apa yang digunakan dan data
analisnya sudah di tampilkan sehingga kita dapat mengetahui bagaimana cara penelitian
menganalisis hasil penelitian.

L. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil telaah
Penjelasan tabel atau gambar dalam narasi tidak boleh terlalu detail atau
panjang. Cukup memberikan keterangan singkat tentang isi dari tabel atau gambar. Dengan
demikian tidak ada pengulangan informasi dari tabel atau gambar dalam narasi (LIPI, 2013).
Usahakan jumlah tabel dan gambar tidak melibihi 5 buah. Untuk memperkecil
jumlah tabel, dalam satu tabel dapat dimuat beberapa variabel karakteristik responden yang
terdiri dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku, dan agama dalam suatu tabel.
Harus diperhatikan juga bahwa setiap tabel atau gambar harus dapat menjelaskan dirinya
sendiri. Jenis satuan, jumlah sampel, apakah berhubungan (nilai p) harus bisa terlihat pada
tabel tersebut. Tabel atau gambar yang dibuat untuk tulisan jurnal harus diletakan pada bagian
belakang dari manuskrip yang kita siapkan atau setelah daftar pustaka. Setiap satu tabel atau
gambar dimuat dalam satu halaman dan tetap dibuat dalam 2 spasi.
Bagian hasil analisis data behavariat disebutkan bahwa uji statistik yang dipakai
untuk mengetahui desain Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan
metode penghitungan serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu twostage sampling dan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nested case-control.
2. Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan memperlihatkan mengapa apa saja faktor


resiko dari tumor/ kanker rongga mulut, dan bagaimana pemahaman kebanyak orang tentang
penyakit tersebut. Kalau itu sesuatu yang bertentangan dengan pemahaman selama ini harus
pula ada penjelasan mengapa penelitian ini tidak sama dengan apa yang dipahami. Berbagai
keterbatasan perlu dikemukakan termasuk kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi karena
desain penelitian analitik di mana hasil analisis statistik tidak memperlihatkan hubungan yang
bermakna dari variabel utama yang diteliti. Ini berarti, ada faktor pengganggu yang tidak
dikontrol atau ada kekurangan dalam hal jumlah sampel atau kelemahan dalam alat ukur yang
digunakan. Semua ini harus ditelusuri dan dikemukakan dengan baik.

Pada paragraf terakhir di bagian ini biasanya kita temukan kalimat yang berhubungan
dengan kesimpulan dan saran. Kalimat ini kadang dibuat tidak secara eksplisit namun
memberikan informasi kepada pembaca apa kesimpulan Yang tidak ditarik oleh tim peneliti
terhadap penelitian yang Telah dilakukan. Ini tentu merujuk pada hasil dan pembahasan yang
telah dilakukan sebelumnya. Saran dikemukakan juga dalam bentuk yang sangat singkat.
Biasanya semuanya dalam bentuk satu paragraph. Namun demikian, pada beberapa jurnal
ilmiah, bagian ini disendirikan. Pada keadaan demikian, kita bisa memberikan kesimpulan
dan saran dalam beberapa kalimat. Pembahasan dalam jurnal ini sudah mencakup
pembahasan masing-masing variabel dan pembahasan hasil analisis bivariatnya.
Analisa Isi jurnal
Penyakit tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan salah satu dari Penyakit
Tidak Menular yang penanggulangan/pengendaliannya belum mendapat prioritas dari
pemerintah. Bila dilihat dari pekerjaan responden, ditemukan yang paling banyak adalah
yang bekerja sebagai buruh (buruh tani) termasuk nelayan. Beberapa peneliti menyebutkan
paparan sinar matahari yang mengandung komponen ultraviolet merupakan risiko terjadinya
kanker pada bibir. Kanker bibir selalu dihubungkan dengan orang-orang yang memiliki
aktivitas di luar seperti nelayan dan petani. 14 Kira-kira 30% pasien menderita kanker bibir
merupakan pekerja yang banyak terpapar pada sinar matahari, misalnya petani dan
nelayan.15 Merokok/menyirih dengan menggunakan tembakau merupakan faktor risiko
terpenting menjadi penyebab kanker tenggorokan karena dapat merusak sel-sel dalam rongga
mulut dan bagian dalam tenggorokan. Dikatakan 90% pasien kanker rongga mulut

disebabkan oleh pengguna tembakau.16 Orang yang merokok dengan tembakau mempunyai
enam kali lebih besar terkena kanker rongga mulut dari pada yang tidak merokok 17. Berbeda
dengan hasil analisis ini, yang menunjukkan bahwa merokok mempunyai risiko hanya
sebesar 1,6 kali menderita tumor/kanker rongga mulut dibanding yang tidak merokok.
Kebersihan rongga mulut yang tidak terjaga pun ikut ambil peranan memicu timbulnya
kanker rongga mulut. Analisis ini memperlihatkan bahwa kebersihan mulut yang jelek
mempunyai risiko 2,3 kali menjadi tumor/kanker rongga mulut dibanding yang kebersihan
mulut baik. Ada juga kanker rongga mulut yang bermula dari gigi yang tidak dirawat atau
luka kronis pada mulut akibat gigi palsu yang posisinya tidak pas. Iritasi yang berulang
karena tepi yang tajam dari gigi yang patah, tambalan gigi palsu dapat merupakan risiko
tambahan untuk terjadinya tumor ganas di rongga mulut.
M. KESIMPULAN/DISKUSI
Hasil telaah :
Bagian ini adalah yang kadang ditampilkan dalam teks dan kadang pula dicantumkan secara
tidak langsung pada bagian akhir dari pembahasan. Patut diingat, bahwa yang disampaikan
dalam bagian ini adalah kesimpulan yang diputuskan oleh peneliti setelah melihat hasil yang
diperoleh dan pembahasan yang mempertimbangkan semua aspek yang terkait dengan apa
yang ada dalam penelitian tersebut. Kesimpulan harus menjawab pertanyaan penelitian yang
dinyatakan dalam sub-bab pendahuluan. Saran mengikuti kesimpulan yang umumnya
mengemukakan rekomendasi kepada pihak pengambil kebijakan dalam menanggulangi
masalah yang di teliti serta saran untuk penelitian berikutnya. Kesimpulan dan saran disusun
dalam beberapa kalimat dan umumnya hanya satu paragraph (LIPI, 2013).
Kesimpulan dalam jurnal ini dibuat dalam satu paragraf, sehinggasudah sesuai
dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.
N. IMPILIKASI PENGGUNAAN HASIL PENELITIAN
Hasil telaah
Penelitian ini sangat penting diketahui dan dipahami masyarkat agar tidak
terlalu meremehkan penyakit ini.
O. DAFTAR PUSTAKA
Hasil telaah
1. Daftar Pustaka harusnya tersusun berdasarkan abjad, namun dalam jurnal ini tidak tersusun
berdasarkan abjad.
2. Daftar Pustaka dari internet harusnya dibuat nama penulis, kalau tidak ada nama penulis
dibuat anonim. Alamat website yang ditampilkan dalam sumber internet tidak lengkap dan
tidak ada tanggal dan waktu mengakses. Jenis sumber internet yang ada juga tidak diketahui
apakah jurnal ilmiah atau artikel.
3. judul buku atau artikel dalam daftar pustaka tidak dicetak miring, seharusnya dicetak
miring.
REFERENSI
Fakaultas keperawatan UNAND. (2012). Jurnal Ners. Di akses pada tanggal 8 September
2013 dari http://www.unand.ac.id

LIPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Diakses pada tanggal 8 September 2013
dari http://www. Pusbindiklat.lipi.go.id
Nursalam.
(2011).
Konsep
dan
Keperawatan.Surabaya: Salemba Medika.

Penerapan Metodologi

Penelitian

Ilmu

Anda mungkin juga menyukai