A. JUDUL JURNAL
Hasil Telaah :
Judul jurnal penelitian tidak lebih dari 14 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata
dalam bahasa Inggris , namun pada jurnal penelitian ini terdapat 10 kata dalam bahasa
indonesia dan 9 kata dalam bahasa inggris (sudah sesuai dengan penulisan kaidah penulisan
jurnal yang baik yaitu tidak lebih 14 kata dalam bahasa indonesia dan 10 kata dalam bahasa
inggris) (LIPI, 2013). Judul jurnal tidak mengerucut kebawah, seharusnya judul jurnal
mengurucut kebawah seprti piramida (LIPI, 2013).
Nama penulis jurnal dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan dibawah
judul jurnal. Penulis harus mencamtumkan institusi asal dan alamat email (bagi penulis
utama) untuk memudahkan komunikasi. Nama penulis utama berada urutan paling depan
(LIPI, 2013). Pada jurnal ini penulis nama sudah sesuai dengan kaidah penulisan jurnal yang
baik karena sudah mencamtumkan alamat penulis utama, dan nama dibuat tanpa
menggunakan gelar.
B. ABSTRAK
Hasil Telaah
Abstrak dibuat dalam dua bahasa (indonesia dan inggris), tidak melebihi 250 kata,
ditempatkan sebelum pendahuluan, diketik dengan jarak 1 (satu) spasi (Fakultas Keperawatan
UNAND, 2012). Pada jurnal ini sudah terdapat dua bahasa yaitu bahasa indonesia 202 kata
dan bahasa inggris 235 kata, maka dari itu penulisan jurnal ini sudah sesuai dengan kaidah
penulisan jurnal yang baik.
Abstrak dalam penelitian jurnal setidaknya memuat lima hal pokok yaitu
pendahuluan yang terdiri dari : metode, hasil, Analisis, pembahasan, dan kesimpulan berserat
saran. Pada jurnal ini terdapat lima hal pokok dalam abstrak. Adapun poin-poin yang dimuat
dalam abstrak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Metode
Untuk setiap kasus dipilih empat kontrol secara random dari kabupaten yang
sama dengan asal kasus. Dilakukan matching berdasarkan kabupaten supaya adat istiadat
(kebiasaan) kasus dan kontrol setidaknya sama.
provinsi yang tidak ditemukan kasus seperti Provinsi Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara,
Papua Barat dan Papua.
3. Analisis
yang teridiri dari Analisis dasar (Pada analisis ini diperlihatkan karakteristik serta
komparabilitas kasus dan kontrol. Jumlah responden yang dianalisis berbeda untuk variabel
yang berbeda karena ada data yang tidak lengkap (missing) pada variabel tertentu),
Analisis Rasio Odds (Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya serta berapa besar
risiko tumor/ kanker rongga mulut dari variabel independen maupun dari setiap variabel yang
dianggap perancu), Analisis Multivariat (Variabel yang nilai p < 0,25 pada uji bivariat adalah
sebagi kandidat variabel pada analisis multivariat (regresi logistik), dalam hal ini adalah
kelompok umur, merokok dan kebersihan mulut. Semua variabel kandidat dimasukkan secara
bersama-sama ke regressi logistik kemudian diperiksa apakah ada perancu dan interaksi).
4. Pembahasan
Penyakit tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan salah satu dari Penyakit
Tidak Menular yang penanggulangan/pengendaliannya belum mendapat prioritas dari
pemerintah. analisis Riskesdas 2007 ditemukan prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan
tenggorokan sekitar 0,2. Menurut Simanjuntak kasus kanker rongga mulut di Indonesia
berkisar 3-4% dari seluruh kanker yang terjadi7. Di India khususnya Kerala kejadian kanker
rongga mulut sekitar 20% dari seluruh kanker 6. Hasil penelitian ini jauh lebih rendah dari
temuan-temuan di atas karena penelitian ini dilakukan pada masyarakat (populasi) sedang
penelitian di atas dilakukan di rumah sakit. Analisis ini memperlihatkan bahwa kebanyakan
kasus pada mereka yang tinggal di perdesaan, berbeda dengan Simanjuntak dalam laporannya
yang menyatakan bahwa kanker rongga mulut kebanyakan pada wanita dari kota kecil yang
memiliki kebiasaan menyirih.7 Ditinjau dari kelompok umur, nampak bahwa banyak
ditemukan pada kelompok umur muda, pada hal secara umum kanker termasuk kanker
rongga mulut maupun tenggorokan atau laring kebanyakan pada umur yang sudah lanjut.
Perbedaan umur ini mungkin karena kuesioner pada Riskesdas hanya melalui wawancara
dengan pertanyaan ada tidaknya tumor/benjolan /kanker di daerah mulut maupun
tenggorokan. Mungkin benjolan seperti amandel atau gondongan (limfadenitis) yang biasa
terjadi pada umur muda dianggap jadi tumor/kanker rongga mulut oleh responden. Sedang
pada beberapa peneliti seperti Simanjuntak benar-benar dari hasil laboratorium patologi
anatomi..
5. kesimpulan
Ditemukan prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan 0,2. Penyakit ini
ditemukan paling banyak di Provinsi Jawa Tengah dan tidak ditemukan kasus di 5 provinsi
yaitu Provinsi Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Faktor risiko
yang berhubungan dengan penyakit ini adalah umur, merokok/menyirih dan kebersihan
mulut.
6. Saran
Dianjurkan kepada seluruh masyarakat agar menghindari asap rokok, dan bagi yang masih
merokok diminta agar diusahakan untuk berhenti merokok, jika masih merokok agar ditempat
yang sudah ditentukan agar asap rokoknya tidak menggangu orang lain. Di samping itu
periksakan kondisi gigi dan mulut ke dokter gigi secara rutin setidaknya setiap enam bulan
sekali dan meminta untuk dilakukan skrining kanker mulut agar dapat mendeteksi kanker
sejak dini.
7. kata Kunci
prevalensi, tumor/ kanker, rongga mulut dan tenggorokan, Riskesdas 2007.
prevalence, cancer, oral and naso- pharingeal. Basic Health Research 2007.
penulisan kata kunci dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris), ditempatkan di bawah
abstrak, terdiri dari dua sampai lima kata yang berfungsi untuk memudahkan pencarian jurnal
ini secara elektronik (LIPI, 2013). Berdasarkan uraian diatas, isi abstrak sudah sesuai dengan
syarat kaidah penulisan jurnal jurnal yang baik.
C. PENDAHULUAN
Pendahuluan tidak boleh terlalu panjang, tidak boleh melebihi 2 halaman ketik
(Fakultas Keperawatan UNAND, 2012). Itulah sebabnya, kalimat pada pendahuluan ini harus
padat dan berisi. Pembahasan dalam pendahuluan suda sesuai dengan kaidah penulisan jurnal
yang baik yaitu tidak lebih dari 2 halaman ketik.
pendahuluan memuat tiga hal pokok, yaitu: latar belakang, tinjauan pustaka, dan
tujuan penelitian. Alinea berikutnya dari paparan pendahuluan dibuat menjorok ke dalam
sesuai dengan penulisan alinia baru pada umunya (LIPI, 2013). Jurnal ini telah mencangkup
tiga hal pokok tersebut dan setiap alinia baru di jorokan.
nyeri tukak atau borok. Pada hal bila sudah ada keluhan maka penyakit sudah dalam stadium
lanjut akibatnya prognosa dari kanker tenggorokan maupun rongga mulut relatif buruk. Suatu
kenyataan yang kurang menyenangkan di mana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh
diagnosa dan perawatan yang terlambat.12 Faktorfaktor yang dapat menimbulkan
keterlambatan ini antara lain kanker pada tahap awal seringkali tidak menimbulkan keluhan
(ketidaktahuan penderita), rasa takut berobat dan tidak ada biaya untuk berobat. Di samping
itu dokter yang memeriksa tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gambaran
klinis keganasan mulut, sehingga terlambat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Analisa kanker kerongkongan dengan sistim pencernaan
Apa hubungan nya penelitian kanker korongkongan ini dengan sistim pencernaan?
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh
selaput
lendir. Kerongkongan
menghubungkan
tenggorokan
dengan
lambung.
Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang
kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik, sehingga jika terganggu
akan mempengaruhi sistim pencernaan lain. Karna sistim pencernaan itu pada dasarnya saling
berkaitan (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
anus/rektum
D. PERNYATAAN MASALAH PENILITIAN
Apakah faktor resiko tumor/ kanker rongga mulut dan tenggorokan di indonesia?
Hasil Telaah
Pada jurnal ini telah di cantumkan tentang faktor resiko apa-apa saja yang mempengaruhi
terjadinya kanker rongga mulut. sehingga sudah dapat menggambarkan kriteria standarisasi
dari masalah penelitian.
Hipotesis pada penelitian ini sudah dicantumkan tentang faktor apa apa saja yang
mempengaruhi kanker rongga mulut.
H. METODOLOGI
Desain Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survey dengan metode
penghitungan serta cara penarikan sampel identik dengan Susenas 2007, yaitu two-stage
sampling. Populasi adalah seluruh rumah tangga di Indonesia. Sampel Riskesdas 2007
berasal dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan diambil
secara probability proportional to size (PPS). Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nested case-control yang diambil dari data Riskesdas 2007 dan data dari Kor Susenas
2007. Kasus adalah semua responden yang telah/sedang mengalami tumor/kanker rongga
mulut dan tenggorokan. Pada penelitian ini tidak dipisahkan tumor/ kanker rongga mulut
maupun tumor/kanker tenggorokan, karena pada kuesioner digabung menjadi satu variabel.
Kontrol adalah semua responden yang tidak pernah menderita tumor/kanker. Untuk setiap
kasus dipilih empat kontrol secara random dari kabupaten yang sama dengan asal kasus.
Dilakukan matching berdasarkan kabupaten supaya adat istiadat (kebiasaan) kasus dan
kontrol setidaknya sama.
Hasil telaah
Pada paragraf terakhir di bagian ini biasanya kita temukan kalimat yang berhubungan
dengan kesimpulan dan saran. Kalimat ini kadang dibuat tidak secara eksplisit namun
memberikan informasi kepada pembaca apa kesimpulan Yang tidak ditarik oleh tim peneliti
terhadap penelitian yang Telah dilakukan. Ini tentu merujuk pada hasil dan pembahasan yang
telah dilakukan sebelumnya. Saran dikemukakan juga dalam bentuk yang sangat singkat.
Biasanya semuanya dalam bentuk satu paragraph. Namun demikian, pada beberapa jurnal
ilmiah, bagian ini disendirikan. Pada keadaan demikian, kita bisa memberikan kesimpulan
dan saran dalam beberapa kalimat. Pembahasan dalam jurnal ini sudah mencakup
pembahasan masing-masing variabel dan pembahasan hasil analisis bivariatnya.
Analisa Isi jurnal
Penyakit tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan merupakan salah satu dari Penyakit
Tidak Menular yang penanggulangan/pengendaliannya belum mendapat prioritas dari
pemerintah. Bila dilihat dari pekerjaan responden, ditemukan yang paling banyak adalah
yang bekerja sebagai buruh (buruh tani) termasuk nelayan. Beberapa peneliti menyebutkan
paparan sinar matahari yang mengandung komponen ultraviolet merupakan risiko terjadinya
kanker pada bibir. Kanker bibir selalu dihubungkan dengan orang-orang yang memiliki
aktivitas di luar seperti nelayan dan petani. 14 Kira-kira 30% pasien menderita kanker bibir
merupakan pekerja yang banyak terpapar pada sinar matahari, misalnya petani dan
nelayan.15 Merokok/menyirih dengan menggunakan tembakau merupakan faktor risiko
terpenting menjadi penyebab kanker tenggorokan karena dapat merusak sel-sel dalam rongga
mulut dan bagian dalam tenggorokan. Dikatakan 90% pasien kanker rongga mulut
disebabkan oleh pengguna tembakau.16 Orang yang merokok dengan tembakau mempunyai
enam kali lebih besar terkena kanker rongga mulut dari pada yang tidak merokok 17. Berbeda
dengan hasil analisis ini, yang menunjukkan bahwa merokok mempunyai risiko hanya
sebesar 1,6 kali menderita tumor/kanker rongga mulut dibanding yang tidak merokok.
Kebersihan rongga mulut yang tidak terjaga pun ikut ambil peranan memicu timbulnya
kanker rongga mulut. Analisis ini memperlihatkan bahwa kebersihan mulut yang jelek
mempunyai risiko 2,3 kali menjadi tumor/kanker rongga mulut dibanding yang kebersihan
mulut baik. Ada juga kanker rongga mulut yang bermula dari gigi yang tidak dirawat atau
luka kronis pada mulut akibat gigi palsu yang posisinya tidak pas. Iritasi yang berulang
karena tepi yang tajam dari gigi yang patah, tambalan gigi palsu dapat merupakan risiko
tambahan untuk terjadinya tumor ganas di rongga mulut.
M. KESIMPULAN/DISKUSI
Hasil telaah :
Bagian ini adalah yang kadang ditampilkan dalam teks dan kadang pula dicantumkan secara
tidak langsung pada bagian akhir dari pembahasan. Patut diingat, bahwa yang disampaikan
dalam bagian ini adalah kesimpulan yang diputuskan oleh peneliti setelah melihat hasil yang
diperoleh dan pembahasan yang mempertimbangkan semua aspek yang terkait dengan apa
yang ada dalam penelitian tersebut. Kesimpulan harus menjawab pertanyaan penelitian yang
dinyatakan dalam sub-bab pendahuluan. Saran mengikuti kesimpulan yang umumnya
mengemukakan rekomendasi kepada pihak pengambil kebijakan dalam menanggulangi
masalah yang di teliti serta saran untuk penelitian berikutnya. Kesimpulan dan saran disusun
dalam beberapa kalimat dan umumnya hanya satu paragraph (LIPI, 2013).
Kesimpulan dalam jurnal ini dibuat dalam satu paragraf, sehinggasudah sesuai
dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.
N. IMPILIKASI PENGGUNAAN HASIL PENELITIAN
Hasil telaah
Penelitian ini sangat penting diketahui dan dipahami masyarkat agar tidak
terlalu meremehkan penyakit ini.
O. DAFTAR PUSTAKA
Hasil telaah
1. Daftar Pustaka harusnya tersusun berdasarkan abjad, namun dalam jurnal ini tidak tersusun
berdasarkan abjad.
2. Daftar Pustaka dari internet harusnya dibuat nama penulis, kalau tidak ada nama penulis
dibuat anonim. Alamat website yang ditampilkan dalam sumber internet tidak lengkap dan
tidak ada tanggal dan waktu mengakses. Jenis sumber internet yang ada juga tidak diketahui
apakah jurnal ilmiah atau artikel.
3. judul buku atau artikel dalam daftar pustaka tidak dicetak miring, seharusnya dicetak
miring.
REFERENSI
Fakaultas keperawatan UNAND. (2012). Jurnal Ners. Di akses pada tanggal 8 September
2013 dari http://www.unand.ac.id
LIPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Diakses pada tanggal 8 September 2013
dari http://www. Pusbindiklat.lipi.go.id
Nursalam.
(2011).
Konsep
dan
Keperawatan.Surabaya: Salemba Medika.
Penerapan Metodologi
Penelitian
Ilmu