Anda di halaman 1dari 17

Makalah

PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Oleh

KELOMPOK VI

Muh. Asriadi AM/ 20600114027

Armita Cahyani/ 20600114100

Mardiati Binti Didaktus/ 20600114084

Waode Melyani Ilmadz/ 20600114093

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2016

1
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb.

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Etika Profesi Keguruan ini sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Taklupa pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan
kita semua, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Makalah Evaluasi Pembelajaran yang telah kami buat berjudul Penetapan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Makalah ini dapat hadir seperti sekarang
ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar besar buat mereka yang telah
berjasama membantu penulis selama proses pembuatan makalah ini dari awal
hingga akhir. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang
belum sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang
digunakan maupun dari teknik penyajiannya.
Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan
makalah ini kedepannya. Akhirnya, besar harapan penulis agar kehadiran makalah
Evaluasi Pembelajaran ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para
pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu
pengetahuan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Alauddin, 10 November 2016

KELOMPOK 6

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu kebijakan pemerintah di bidang pendidikan adalah
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan
(SNP) meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana-prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Rambu-rambu pemenuhan setiap standar nasional
pendidikan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2007 disebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah beracuan kriteria. Hal ini
berarti bahwa penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, satuan pendidikan
harus menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata
pelajaran sebagai dasar dalam menilai pencapaian kompetensi peserta
didik. Penetapan kriteria ketuntasan minimal belajar merupakan
tahapan awal pelaksanaan penilaian proses pembelajaran dan penilaian
hasil belajar.
Tahun Ajaran 2014/2015 di seluruh sekolah per tingkatan
menerapkan pembelajaran Kurikulum 2013. Dengan diterapkannya
Kurikulum baru, maka maka sistem perangkat pembelajaran juga
tersentral terutama silabus. Untuk RPP juga berbeda dengan model KTSP
karena pembelajaran pada kurikulum menggunakan Pendekatan saintifik.
Untuk tingkatan SMK dan SMA/MA/MAK dilaksanakan pada kelas X

3
dan XI. Bagi guru seluruh jenjang secara bertahap juga dilakukan
pembimbing implementasi kurikulum 2013.
Permendikbud nomor 53 tahun 2015, memiliki cara baru penilaian
untuk kurikulum 2013 atau kurikulum nasional, dari jenjang SD,SMP,
SMA dan SMK Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang
bertujuan memfasilitasi siswa memperoleh sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Hal ini berimplikasi pada penilaian yang harus meliputi
sikap, pengetahuan,dan keterampilan baik selama proses (formatif)
maupun pada akhir periode pembeajaran (sumatif).
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan KKM?
2. Bagaimana rambu-rambu penetapan KKM?
3. Bagaimana langkah-langkah penetapan KKM
4. Bagaimana kriteria penetapan KKM
5. Bagaimana contoh penetapan KKM?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal)


Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM
adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan
pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karekteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. KKM harus ditetapkan sebelum
awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik
yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan
pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan
kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat
terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang
belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui
kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan
atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir
sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik,
peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk
mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang
tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan
Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta
didik.

5
Ketuntasan Minimal diperlukan guru untuk mengetahui
kompetensi yang sudah dikuasai secara tuntas agar guru mengetahui sedini
mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang
kurang optimal dapat segera diperbaiki. Penentuan ketuntasan minimal
ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah antara guru,
kepala sekolah, dan stakeholder lainnya. Ketuntasan minimal ditetapkan
oleh satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan:
1. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)
Intake adalah kemampuan awal peserta didik, bisa dilihat dari hasil
sebelumnya atau pre test. Semakin tinggi rata-rata kemampuan awal
peserta didik maka nilainya semakin tinggi. Kemampuan ( intake )
rata-rata peserta didik atau kompetensi awal peserta didik yang dapat
dimanfaatkan dalam mencapai kompetensi dasar (KD) dan Standar
Kompetensi (SK) yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
Untuk kelas X, kemampuan rata-rata peserta didik dapat didasarkan
pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, nilai
ujian nasional, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes;
Sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan
kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya dengan selalu
mempertimbangkan keterkaitan antara indikator dengan indikator
sebelumnya yang telah dicapai oleh peserta didik.
2. Kompleksitas
Mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi
dasar, kesulitan & Kerumitan setiap KD yang harus dicapai siswa.
Tingkat Kompleksitas Tinggi, bila dalam pelaksanaannya menuntut :
o SDM (Siswa memahami Kompetensi yang harus dicapai dan
kreatifitas serta inovatif dalam melaksanakan pembelajaran)
o WAKTU (cukup lama karena perlu pengulangan)
o PENALARAN dan KECERMATAN siswa yang tinggi.

6
3. Kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar)
Daya dukung adalah segala sumber daya dan potensi yang dapat
mendukung penyelenggaraan pembelajaran seperti sarana dan
prasarana meliputi perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan
untuk proses pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan, manajemen sekolah, dan kepedulian
stakeholders sekolah Kemampuan daya dukung (berorientasi pada
sumber belajar). Semakin tinggi sumber daya pendukung maka
nilainya semakin tinggi, sebaliknya jika sumber daya pendukung
seperti sarana dan prasarana tidak mendukung nilainya semakin
rendah.
Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Fungsi kriteria ketuntasan minimal:
1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi
dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.
Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan
pengayaan.
2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator
ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak
bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas
dan perlu perbaikan.
3. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi
keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari
keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil
pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk

7
mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang
mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun
pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah.
4. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian
KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik,
peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik
melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses
pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian
KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan
tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu
dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya
dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan
berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.
5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin
untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM
merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM
yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi
tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
Prinsip Penetapan KKM
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan
beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif
dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik
mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif

8
dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
kriteria yang ditentukan.
2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan
rata- rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.
Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD
tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan
rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB/Rapor) peserta didik.
6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-
soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS)
maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-
tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator
yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan
pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang
setara.
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.

9
B. Rambu-rambu Penetapan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Rambu-rambu penetapan KKM:
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan
pendidikan.
Sekolah dapat menetapkan KKM untuk pengetahuan dan
keterampilan adalah 2,66 dan dan berupaya secara bertahap
meningkatkan untuk mencapai ketuntasan maksimal.
Program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya
dibawah ketuntasan.
Program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi
ketuntasan.
C. Langkah-langkah penetapan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Langkah-langkah penetapan KKM:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu karakteristik KD, daya
dukung, dan karakteristik peserta didik dengan skema sebagai berikut:

KKM

Indikator Pengetahuan dan Keterampilan

KKM
KKM
Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelejaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian.

10
3. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan.
D. Kriteria Penetapan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Kriteria Ketuntasan Minimal:
o Kompleksitas (Kesulitan & Kerumitan)
Tingkat kompleksitas kesulitan dan kerumitan setiap KD atau
indikator yang harus dicapai oleh peserta didik.

- Tinggi =1

- Sedang =2

- Rendah =3

o Daya dukung
Ketersediaan tenaga, saran dan prasarana pendidikan yang
diperlukan.

- Tinggi =3

- Sedang =2

- Rendah =1

o Intake siswa
Intake adalah kemampuan awal peserta didik, bisa dilihat dari hasil
sebelumnya atau pre test. Semakin tinggi rata-rata kemampuan
awal peserta didik maka nilainya semakin tinggi.
- Tinggi =3

- Sedang =2

- Rendah =1

E. Contoh penentuan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)


Untuk memudahkan setiap analisis indikator, perlu dibuat skala
penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:

11
Aspek yang Kriteria dan skala penilaian
dianalisis
Kompleksitas Rendah (< 65) Sedang (65 79) Tinggi (80 100)
Daya dukung Rendah (< 65) Sedang (65 79) Tinggi (80 100)
Intake siswa Rendah (< 65) Sedang (65 79) Tinggi (80 100)

CONTOH:

PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL PER KD DAN


INDIKATOR
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/semester : X/2
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan
elektrolit, sertareaksi oksidasi-reduksi

Kompetensi dasar/ indikator Kriteria pencapaian ketuntasan Kriteria ketuntasan


belajar (KD/Indikator) minimum

Komplek Daya Intake Pegetahuan Praktek


-sitas dukung
3.1. Mengidentifikasi sifat 72 72
larutan nonelektrolit
dan elektrolit berdasarkan
data hasil percobaan
a. Menyimpulkan gejala-gejala Rendah Tinggi Sedang 76,6
hantaran arus listrik dalam (80) (80) (70)
berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
b. Mengelompokkan larutan Sedang Tinggi Sedang 73,3
kedalam larutan elektrolit dan (70) (80) (70)
non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
c. Menjelaskan penyebab Tinggi Tinggi Rendah 70
kemampuan larutan elektrolit (65) (80) (65)
menghantarkan arus listrik.
d. Menjelaskan bahwa larutan Tinggi Tinggi Rendah 70
elektrolit dapat berupa senyawa (65) (80) (65)
ion dan senyawa kovalen polar

12
Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,47 dibulatkan
menjadi 72.

Aspek yang Kriteria dan skala penilaian


dianalisis
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
1 2 3
Daya dukung Tinggi Sedang Rendah
3 2 1
Intake siswa Tinggi Sedang Rendah
3 2 1

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi


dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

1+3+2
x 100 = 66,7
9

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

CONTOH

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/semester : X/2
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan
elektrolit, sertareaksi oksidasi-reduksi

Kriteria pencapaian ketuntasan Kriteria ketuntasan


belajar (KD/Indikator) minimum
Kompetensi dasar/ indikator
Komplek Daya Intake Pegetahuan Praktek
-sitas dukung
3.1. Mengidentifikasi sifat 75 75
larutan nonelektrolit
dan elektrolit berdasarkan
data hasil percobaan
a. Menyimpulkan gejala-gejala Rendah Tinggi Sedang 88,9
hantaran arus listrik dalam (3) (3) (2)
berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.

13
b. Mengelompokkan larutan Sedang Tinggi Sedang 77,8
kedalam larutan elektrolit dan (2) (3) (2)
non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
c. Menjelaskan penyebab Tinggi Tinggi Rendah 66,7
kemampuan larutan elektrolit (1) (3) (2)
menghantarkan arus listrik.
d. Menjelaskan bahwa larutan Tinggi Tinggi Rendah 66,7
elektrolit dapat berupa senyawa (1) (3) (2)
ion dan senyawa kovalen polar

Catatan: hasil rata-rata dari indikator merupakan nilai KKM untuk KD

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM
adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan
pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan,
dengan mempertimbangkan karekteristik peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
2. Rambu-rambu penetapan KKM: KKM ditetapkan pada awal tahun
pelajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru
mata pelajaran disatuan pendidikan, Sekolah dapat menetapkan KKM
untuk pengetahuan dan keterampilan adalah 2,66 dan dan berupaya
secara bertahap meningkatkan untuk mencapai ketuntasan maksimal,
Program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya
dibawah ketuntasan, Program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi ketuntasan.
3. Langkah-langkah penetapan KKM: Guru atau kelompok guru
menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga
aspek kriteria, yaitu karakteristik KD, daya dukung, dan karakteristik
peserta didik, Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru
mata pelejaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan
guru dalam melakukan penilaian.
4. Kriteria penetapan katuntasan minimal mengacu pada: Kompleksitas,
Intake, Dan daya dukung.

15
DAFTAR PUSTAKA

EVALUASI PENDIDIKAN/Cara Menentukan _ Menetapkan KKM (Kriteria


Ketuntasan Minimal) SD, SMP, SMA_SMK _ Edukasi PPKn.htm
(diakses tanggal 02 November 2016)

EVALUASI PENDIDIKAN/KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL (KKM)


PADA KURIKULUM 2013 _ PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN.htm (diakses tanggal 02 November 2016).

EVALUASI PENDIDIKAN/KETUNTASAN BELAJAR MINIMUM (KKM)


PADA KURIKULUM 2013 - post info.htm (diakses tanggal 02
November 2016).

Fren, Fren. 2016. Penetapan KKM (Jurnal). Sumatra Barat: Widyaiswara LPMP.

16
PERTANYAAN DISKUSI

Kelompok 1

Sabriana: Bagaiman langkah-langkah penentuan KKM setiap indikator?

Kelompok 2

Astianinsi: dasar-dasar pembagian intake pada kelas X, XI, XII!

Kelompok 3

Jumalia Purnamasari: apakah setiap kkm mata pelajaran itu sama?

Kelompok 4

Jum Haprilianti: mengapa kompleksitas termasuk golongan yang rendah?

Kelompok 5

Arham Jurdah Budiman: - Perbedaan penentuan KKM K13 dan KTSP!

- Penjelasan skema penentuan KKM!


Kelompok 7

Irmalasari: Perbedaan penentuan KKM dirapor dan diulangan!

Kelompok 8

Muslimin B: Langkah-langkah penentuan KKM untuk setiap indikator!

17

Anda mungkin juga menyukai