KE - 3
2. Bahwa untuk menilai proses pembelajaran yang berkenaan dengan ranah kognitif digunakan
alat ukur berbentuk tes objektif dan atau tes bentuk uraian objektif. Dengan menggunakan
kedua bentuk ini dapat diketahui materi yang telah dan belum dikuasai begitu juga dapat
diketahui, jenjang berpikir yang sudah atau belum dikuasai. Peserta didik paling tidak tetap
menguasai 6 (enam) kemampuan kognitif satu di antaranya dapat mengetahui nama-nama
gas yang ada di udara. Untuk mengetahui bahwa kemampuan ini benar-benar telah dikuasai
oleh peserta didik, guru dapat bertanya secara lisan maupun dalam bentuk tertulis misalya
dengan menggunakan tes objektif misalnya pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.
Contoh soal:
Gas yang paling banyak volumenya di udara adalah:
a) Hidrogen
b) Helium
c) Oksigen
d) Nitrogen
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan
menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan
Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Salah satu perubahan yang menonjol pada KTSP dibanding dengan kurikulum sebelumnya
adalah KTSP bersifat desentralistik. Artinya, segala tata aturan yang dicantumkan dalam
kurikulum, yang sebelumnya dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam KTSP
sebagian tata aturan dalam kurikulum diserahkan untuk dikembangkan dan diputuskan oleh
pihak di daerah atau sekolah. Meski terdapat kebebasan untuk melakukan pengembangan
pada tingkat satuan pendidikan, namun pengembangan kurikulum harus mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Ketetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23
tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan
KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi, dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang memuat:
• kerangka dasar, dan struktur kurikulum,
• beban belajar,
• kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan,
dan
• kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok
mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh
kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain,
pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi
dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain
melibatkan guru, dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari
perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP
maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi, dan kondisi
lingkungan, dan kebutuhan masyarakat.
3.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan.
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali
terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum.
Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada
pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum. Padahal jauh lebih penting adalah
perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam
pengembangan kurikulum. Sedangakan komponen-komponen KTSP:
1. Visi dan misi satuan pendidikan
2. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3. Menyusun Kalender Pendidikan
4. Struktur Muatan KTSP
5. Silabus
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6. Bagi suatu organisasi visi memiliki peranan yang penting dalam menentukan arah kebijakan
dan karakteristik organisasi tersebut.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merumuskan sebuah visi antara lain:
Rumusan visi sekolah yang baik seharusnya memberikan isyarat:
1. Visi sekolah berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama (bila perlu dibuat
jangka waktunya).
2. Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan
masyarakat.
3. Visi sekolah harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin di capai.
4. Visi sekolah harus mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat
dan komitmen bagi stakeholder.
5. Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah
kearah yang lebih baik.
6. Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah.
7. Dalam merumuskan visi harus disertai indikator pencapaian visi.