Anda di halaman 1dari 11

STANDAR PROSES

&
STANDART PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KHOLY DZIHNY
NIM 2.2021.1.0128
STANDAR PROSES
Pengertian Standar Proses

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Pasal 1 ayat 1
menyatakan bahwa standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi
lulusan.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran dibutuhkan
serangkaian proses yang sistematis dan terencana.

Tujuan Standar Proses

Adapun tujuan standar proses adalah sebagai berikut.


1. Memudahkan guru dalam membuat perencanaan di sekolah, baik perencanaan semester
atau tahunan.
2. Memudahkan kepala sekolah dalam memantau keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah.
3. Mengarahkan proses belajar peserta didik agar mengacu pada tujuan akhir yang hendak
dicapai, yaitu standar kompetensi lulusan.

Fungsi Standar Proses

Sebagai salah satu upaya untuk mencapai standar kompetensi lulusan, fungsi standar proses
adalah sebagai berikut.
1. Mengendalikan proses endidikan yang berjalan melalui pembelajaran.
2. Meningkatkan mutu atau kualitas endidikan.
3. Alat untuk mencapai program yang telah direncanakan oleh tiap instansi endidikan.
4. Menjadi acuan bagi guru untuk merencanakan, membuat, dan mengimplementasikan
program-programnya.

Manfaat Standar Proses

Standar proses bisa memberikan manfaat yang cukup signifikan pada pembelajaran, yaitu
pembelajaran yang dilakukan oleh guru selalu terarah, efektif, dan efisien, sehingga peserta
didik bisa lebih mudah dalam mengimplementasikan ilmu yang didapatkannya.

Komponen Standar Proses

Prinsip pembelajaran yang dilakukan di setiap unit satuan pendidikan haruslah mengacu pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi. Berkaitan dengan prinsip itulah, standar proses
harus mencakup beberapa komponen, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
Adapun pembahasan masing-masing komponen standar proses adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan Pembelajaran
Proses perencanaan harus dilakukan secara optimal agar kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan bisa sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Pada tahap ini, dibutuhkan beberapa komponen penting seperti silabus, RPP, KI
(kompetensi inti), KD (kompetensi dasar), materi pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang digunakan.
Untuk silabus, pengembangannya harus mengacu pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran melibatkan dua pihak utama, yaitu pendidik (guru) dan peserta
didik. Kerja sama antara kedua belah pihak akan menentukan ketercapaian kompetensi
lulusan.
Pada tahap ini, guru harus bisa memilih media mengajar yang relevan dengan
perkembangan zaman dan perkembangan peserta didik.
Pada prinsipnya, pelaksanaan pembelajaran ini merupakan bentuk nyata dari penerapan
RPP. Kegiatan yang termasuk standar proses meliputi kegiatan yang sudah dirumuskan di
dalam RPP, contohnya seperti berikut.
a. Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan cara berikut ini.
▪ Persiapan mental dan psikis peserta didik sebelum pembelajaran dimulai.
▪ Memberikan sejumlah pretest berkaitan dengan mata pelajaran yang sudah dan akan
dijalankan.
▪ Memberikan analisis singkat tujuan pembelajaran.
▪ Menyampaikan cakupan materi sesuai silabus.
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan utama, yaitu saat berlangsung pembelajaran. Tujuan
utama kegiatan inti adalah mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan. Lalu,
apa saja bentuk kegiatannya?
▪ Melibatkan peserta didik agar selalu aktif dalam pembelajaran.
▪ Memanfaatkan beragam media pembelajaran interaktif.
▪ Mengadakan kegiatan diskusi agar peserta didik terlatih untuk mengemukakan
pendapat.
▪ Mengadakan kegiatan di laboratorium untuk mata pelajaran sains.
▪ Memfasilitasi peserta didik untuk selalu kreatif melalui beragam pertunjukan, baik di
dalam maupun di luar kelas.
▪ Mengadakan beragam kompetisi di kelas pada waktu yang sesuai.
c. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dalam serangkaian proses pembelajaran.
Pada kegiatan ini, guru bisa meminta peserta didik untuk membuat rangkuman
pembelajaran, mengadakan pretest berkaitan materi yang telah disampaikan,
menyampaikan materi apa yang akan dipelajari selanjutnya, dan berdoa.
3. Penilaian hasil pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, penilaian memegang peranan penting, yaitu sebagai pengukur
keberhasilan pembelajaran. Pada tingkat satuan pendidikan, salah satu pilar penilaian yang
biasa digunakan adalah penilaian kelas.
Penilaian kelas dilakukan oleh guru dan meliputi pengumpulan data serta penggunaan
informasi untuk menilai hasil belajar peserta didik. Hal itu harus didasarkan pada
kemajuan peserta didik dan daftar kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum.
4. Pengawasan proses pembelajaran
Adapun kegiatan pengawasan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut.
a. Pemantauan
Kegiatan pemantauan meliputi diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan ini dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pihak yang berhak melakukan pemantauan
adalah kepala sekolah dan pengawas.
b. Supervisi
Supervisi hampir sama seperti pemantauan, hanya saja pada supervisi akan diadakan
latihan dan konsultasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas.
c. Evaluasi
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengontrol kualitas pembelajaran agar tetap berjalan
sesuai standar yang ada. Kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan proses
pembelajaran dengan standar proses yang ada dan menganalisis kinerja guru sesuai
kompetensinya.
d. Pelaporan
Kegiatan ini meliputi pelaporan hasil pemantauan, supervisi, dan evaluasi. Laporan
ditujukan pada pihak pemangku kepentingan.
e. Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut ini ditujukan untuk guru, baik guru yang memiliki kinerja baik
maupun sebaliknya. Bagi guru yang memiliki kinerja baik akan diberi penghargaan.
Sementara, bagi guru yang memiliki kinerja kurang baik akan diberi teguran secara
terdidik atau ikut pelatihan.
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Pengertian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria profesional yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik dan tenaga kependidikan, baik prajabatan maupun dalam masa jabatan.
Standar ini dibuat sebagai mekanisme seleksi agar dihasilkan pendidik dan tenaga
kependidikan yang berkualitas, profesional, dan berkompeten di bidangnya. Standar
pendidikan yang baik akan menjadi sangat baik jika didukung SDM yang baik pula. Dengan
demikian, akan tercapai tujuan pendidikan nasional.

Tujuan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tujuan standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah untuk mengatur kualifikasi seorang
PTK agar diperoleh SDM yang unggul di bidang pendidikan dan merata di seluruh wilayah
Indonesia.

Fungsi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Adapun fungsi standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut.
1. Menjadi acuan bagi unit satuan pendidikan dalam menyeleksi calon PTK.
2. Memudahkan unit satuan pendidikan dalam menetapkan kriteria pemilihan calon PTK.
3. Pedoman untuk evaluasi kinerja PTK.

Manfaat Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Manfaat yang bisa dirasakan dengan adanya standar ini adalah pihak unit satuan pendidikan
bisa lebih mudah dalam mengambil kebijakan terkait kinerja PTK.

Komponen Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Standar pendidik dan tenaga kependidikan terdiri dari dua komponen, yaitu pendidik dan
tenaga kependidikan. Lalu apa perbedaan antara keduanya?
▪ Pendidik adalah seseorang yang bertugas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, dan sebagainya pada para peserta didik.
▪ Tenaga kependidikan adalah seseorang yang ikut berperan dalam kesuksesan pendidikan di
suatu instansi pendidikan, meskipun tidak berinteraksi langsung dengan peserta didik di kelas.
Misalnya, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tata usaha,
laboran, dan sebagainya.
Kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sudah dirumuskan dalam
beberapa Permendikbud, yaitu sebagai berikut.
1. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru Pasal 1 ayat 1 menyatakan setiap guru wajib memenuhi
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional.
Adapun kualifikasi akademik guru sesuai Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 adalah sebagai
berikut.
a. Kualifikasi guru melalui pendidikan formal
Kualifikasi akademik guru PAUD/TK/RA
Adapun kualifikasi akademik guru PAUD/TK/RA adalah sebagai berikut.

▪ Pendidikan minimum D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana).


▪ Lulusan dari Pendidikan Anak Usia Dini atau Psikologi.
▪ Jurusan tempat menempuh studi sudah terakreditasi.

Kualifikasi akademik guru SD/MI


Adapun kualifikasi yang harus dipenuhi untuk menjadi guru SD/MI adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana).
▪ Lulusan dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) atau Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
▪ Jurusan tempat menempuh studi harus sudah terakreditasi.

Kualifikasi akademik guru SMP/MTs


Adapun kualifikasi yang harus dipenuhi untuk menjadi guru SMP/MTs adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana).
▪ Berasal dari jurusan pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, misal
mengampu pelajaran Matematika maka jurusannya harus Pendidikan Matematika.
▪ Jurusan tempat menempuh studi harus sudah terakreditasi.

Kualifikasi akademik guru SMA/MA


Kualifikasi akademik untuk guru SMA/MA sama adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana).
▪ Berasal dari jurusan pendidikan yang linear dengan mata pelajaran yang diampu.
▪ Jurusan tempat menempuh studi harus terakreditasi.

Kualifikasi akademik guru SDLB/SMPLB/SMALB


Untuk kualifikasi guru SDLB/SMPLB/SMALB adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana).
▪ Berasal dari jurusan Pendidikan Luar Biasa atau khusus atau pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu.
▪ Jurusan tempat menempuh studi harus terakreditasi.

Kualifikasi akademik guru SMK/MAK


Adapun kualifikasi akademik guru SMK/MAK untuk kelompok mata pelajaran normatif dan
adaptif adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana).
▪ Berasal dari jurusan pendidikan yang linear dengan mata pelajaran yang diampu.
▪ Jurusan tempat menempuh studi harus terakreditasi.

b. Kualifikasi akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan


Uji kelayakan dan kesetaraan ini ditujukan untuk bidang khusus yang memang belum diajarkan
di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, bagi guru yang mengampu bidang tersebut harus
memiliki keahlian khusus yang sesuai dan nantinya akan diuji oleh Perguruan Tinggi yang
telah diberi wewenang.
2. Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Jabatan kepala sekolah tidak bisa diisi oleh orang sembarangan karena dibutuhkan kualifikasi
khusus layaknya seorang guru. Standar kepala sekolah/madrasah diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 yang mencakup kualifikasi umum dan
kualifikasi khusus.
Lalu, apa kualifikasi umum dan khususnya?

a. Kualifikasi umum
Adapun kualifikasi umum kepala sekolah adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana) dari jurusan kependidikan
maupun nonkependidikan.
▪ Jurusan tempat menempuh studi sudah terakreditasi.
▪ Berusia maksimal 56 tahun saat diangkat menjadi kepala sekolah.
▪ Pengalaman mengajar minimal 5 tahun berdasarkan jenjang sekolah masing-masing, kecuali
kepala sekolah TK/RA.
▪ Pangkat terendah III/c untuk PNS, sedangkan untuk nonPNS pangkat disesuaikan dengan
kepangkatan yayasan.

b. Kualifikasi khusus
Kualifikasi khusus berlaku untuk setiap jenjang unit satuan pendidikan, seperti berikut ini.
Kepala Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Anfal (TK/RA)
▪ Berstatus sebagai guru TK/RA.
▪ Sudah memiliki sertifikat pendidik guru TK/RA.
▪ Sudah memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.

Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)


▪ Berstatus sebagai guru SD/MI.
▪ Sudah bersertifikat pendidik sebagai guru SD/MI.
▪ Sudah bersertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.

Kepala Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)


▪ Berstatus sebagai guru SMP/MTs.
▪ Bersertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs.
▪ Bersertifikat Kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.

Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)


▪ Berstatus sebagai guru SMA/MA.
▪ Sudah memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA.
▪ Sudah memiliki sertifikat Kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)


▪ Berstatus sebagai guru SMK/MAK.
▪ Sudah memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK.
▪ Sudah memiliki sertifikat Kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.

Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah


Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB)
▪ Berstatus sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB.
▪ Sudah memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB.
▪ Sudah memiliki sertifikat Kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.

Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri


▪ Pengalaman minimal 3 tahun sebagai kepala sekolah.
▪ Sudah memiliki sertifikat pendidik sebagai guru di dalah satu unit satuan pendidikan.
▪ Sudah memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.

3. Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007, seorang
pengawas sekolah/madrasah harus memiliki kualifikasi sebagai berikut.

a. Kualifikasi Pengawas Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal dan Sekolah Dasar/Madrasah


Ibtidaiyah (SD/MI)
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana) jurusan kependidikan dari
perguruan tinggi yang sudah terakreditasi.
▪ Bagi guru TK/RA harus memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA dengan pengalaman
kerja minimal 8 tahun atau Kepala Sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimal 4 tahun.
▪ Bagi guru SD/MI, harus memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI dengan pengalaman
kerja minimal 8 tahun atau Kepala Sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimal 4 tahun.
▪ Pangkat minimal penata (golongan ruang III/c).
▪ Berusia maksimal 50 tahun sejak menjabat sebagai pengawas unit satuan pendidikan.
▪ Sudah memenuhi kompetensi sebagai pengawas.
▪ Lulus seleksi pengawas di satuan pendidikan.

b. Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),


Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Kejuruan (SMK/MAK)
▪ Pendidikan minimal S2 (magister) jurusan kependidikan dan S1 (sarjana) berasal dari rumpun
jurusan yang sama pada perguruan tinggi terakreditasi.
▪ Sudah memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs (untuk pengawas SMP/MTs),
SMA/MA (untuk pengawas SMA/MA), SMK/MAK (untuk pengawas SMK/MAK) dengan:
▪ pengalaman kerja minimal 8 tahun sebagai guru di SMP/MTs (untuk pengawas SMP/MTs),
SMA/MA (untuk pengawas SMA/MA), SMK/MAK (untuk pengawas SMK/MAK); atau
▪ pengalaman kerja minimal 4 tahun sebagai Kepala SMP/MTs (untuk pengawas SMP/MTs),
SMA/MA (untuk pengawas SMA/MA), dan SMK/MAK (untuk pengawas SMK/MAK) sesuai
mata pelajaran yang diampunya.
▪ Pangkat minimal penata (golongan ruang III/c).
▪ Berusia maksimal 50 tahun sejak menjabat sebagai pengawas di satuan pendidikan.
▪ Memenuhi kompetensi sebagai pengawas.
▪ Lulus seleksi pengawas.

4. Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah


Tenaga administrasi sekolah harus diisi oleh individu yang memenuhi kualifikasi yang telah
ditentukan. Tenaga administrasi sekolah/madrasah terdiri dari kepala tenaga administrasi,
pelaksana urusan, dan petugas layanan khusus.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008, tenaga administrasi
harus memenuhi kualifikasi berikut.
a. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB
Jabatan kepala tenaga administrasi di SD/MI/SDLB dibutuhkan jika suatu unit satuan
pendidikan memiliki lebih dari 6 rombongan belajar (rombel). Untuk kualifikasinya adalah
sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal SML atau sederajat dan program studinya relevan.
▪ Memiliki pengalaman kerja minimal 4 tahun sebagai tenaga administrasi di SD/MI/SDLB.
▪ Sudah memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi dari lembaga pemerintah.

b. Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB


Kualifikasi kepala tenaga administrasi SMP/MTs/SMPLB adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D3 (diploma tiga) atau sederajat dan program studi relevan.
▪ Pengalaman kerja minimal 4 tahun sebagai tenaga administrasi di SMP/MTs/SMPLB.
▪ Sudah memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari lembaga
pemerintah.

c. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB


Kualifikasi kepala tenaga administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana) atau D-III dari program studi yang
relevan.
▪ Pengalaman minimal 4 tahun sebagai tenaga administrasi di sekolah/madrasah untuk lulusan
S1 dan pengalaman minimal 8 tahun sebagai tenaga administrasi di sekolah/madrasah untuk
lulusan D-III.
▪ Sudah memiliki sertifikat pendidik sebagai kepala tenaga administrasi dari lembaga
pemerintah.

d. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian


Jabatan pelaksana urusan administrasi kepegawaian ini berlaku jika di unit satuan pendidikan
memiliki PTK minimal 50 orang. Kualifikasi untuk jabatan ini adalah pendidikan minimal
SMA/MA/SMK/MAK atau sederajat.

e. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan


Kualifikasi untuk pelaksana urusan administrasi keuangan adalah memiliki pendidikan
minimal SMK/MAK dengan program studi relevan atau SMA/MA dengan sertifikat relevan.

f. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana


Kualifikasi untuk jabatan ini adalah pendidikan minimal SMA/MA/SMK/MAK atau sederajat.

g. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Kualifikasi untuk jabatan ini adalah berpendidikan minimal SMA/MA/SMK/MAK atau
sederajat. Namun, pelaksana urusan administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat ini
berlaku jika suatu sekolah/madrasah minimal memiliki 9 rombongan belajar.

h. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan


Kualifikasi yang memenuhi adalah pendidikan minimal SMA/MA/SMK/MAK atau sederajat.

i. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan


Kualifikasi yang memenuhi adalah pendidikan minimal SMA/MA/SMK/MAK atau sederajat.
j. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Jabatan ini berlaku apabila suatu sekolah/madrasah memiliki jumlah minimal 12 rombel.
Kualifikasinya adalah pendidikan minimal SMA/MA/SMK/MAK atau sederajat.

k. Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB


Kualifikasinya adalah pendidikan minimal SMK/MAK/SMA/MA atau sederajat.

l. Petugas Layanan Khusus


Petugas layanan khusus meliputi tukang kebun, penjaga sekolah, tenaga pengemudi, dan
pesuruh. Kualifikasinya adalah pendidikan minimal SMP/MTs atau sederajat.

5. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah


Standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 25 Tahun 2008. Berdasarkan Permendiknas tersebut, seorang tenaga
perpustakaan sekolah/madrasah harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut.

a. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah melalui Jalur Pendidik


▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana).
▪ Sudah memiliki sertifikat pengelolaan perpustakaan dari lembaga pemerintah.
▪ Memiliki masa kerja minimal 3 tahun.

b. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah melalui Jalur Tenaga Kependidikan harus


memenuhi salah satu kualifikasi berikut.
▪ Pendidikan D-II (diploma dua) dari Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi Pustakawan yang
masa kerja minimalnya 4 tahun.
▪ Pendidikan D-II (diploma dua) dari non Ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan sertifikat
kompetensi pengelolaan perpustakaan dari lembaga pemerintah dan sudah bekerja minimal 4
tahun di perpustakaan sekolah/madrasah.

c. Tenaga Perpustakaan
Kualifikasi untuk tenaga perpustakaan ini adalah pendidikan minimal SMA atau sederajat yang
sudah memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah.

6. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor


Konselor adalah seorang tenaga pendidik profesional yang sudah selesai dalam menempuh
pendidikan akademik S1 pada jurusan Bimbingan dan Konseling dan Program Pendidikan
Profesi Konselor dari perguruan tinggi kependidikan yang sudah terakreditasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008, kualifikasi
seorang konselor adalah sebagai berikut.
1. Lulusan S1 (sarjana) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling.
2. Sudah menempuh Pendidikan Profesi Konselor.

7. Standar Penguji pada Kursus dan Pelatihan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2009, seorang penguji
kursus dan pelatihan harus memenuhi kualifikasi berikut.

a. Kualifikasi Penguji pada Kursus dan Pelatihan Berbasis Keilmuan


▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana) dari perguruan tinggi
terakreditasi.
▪ Memiliki sertifikat kompetensi keahlian di bidang yang relevan.
▪ Memiliki sertifikat penguji.

b. Kualifikasi Penguji pada Kursus dan Pelatihan Bersifat Teknis-Praktis


▪ Pendidikan minimal SMA/SMK/MA/Paket C.
▪ Pengalaman kerja minimal 3 tahun sebagai pendidik di bidangnya.
▪ Memiliki sertifikat penguji.

8. Standar Kualifikasi Pembimbing pada Kursus dan Pelatihan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Nomor 41 Tahun 2009,
kualifikasi untuk pembimbing kursus dan pelatihan adalah sebagai berikut.

a. Kursus dan Pelatihan untuk Peningkatan Penguasaan Keilmuan


▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana) dari perguruan tinggi
terakreditasi.
▪ Memiliki sertifikat kompetensi pembimbing.
▪ Sudah memiliki pengalaman kerja sebagai instruktur di bidang keahlian yang relevan.

b. Kursus dan Pelatihan untuk Peningkatan Keterampilan Praktis


▪ Pendidikan minimal SMA/SMK/MA/Paket C.
▪ Memiliki sertifikat kompetensi sebagai pembimbing.
▪ Memiliki pengalaman minimal 3 tahun di bidangnya.

9. Standar Pengelola Kursus dan Pelatihan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 42 Tahun 2009, kualifikasi untuk
seorang pengelola kursus dan pelatihan adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan minimal SMA/MA/SMK atau sederajat.
2. Memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun di lembaga kursus dan pelatihan.
3. Memiliki sertifikat pengelola kursus dan pelatihan dari lembaga pemerintah.

10. Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 43 Tahun 2009, kualifikasi untuk
tenaga administrasi pendidikan pada program Paket A, Paket B, dan Paket C adalah pendidikan
minimal SMA/SMK/MA/MAK/Paket C dan memiliki sertifikat tenaga administrasi
pendidikan kesetaraan dari lembaga pemerintah.

11. Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2009, pengelola
pendidikan pada program kesetaraan harus memiliki kualifikasi sebagai berikut.
1. Pendidikan minimal SMA/SMK/MA/Paket C.
2. Memiliki sertifikat pelatihan sebagai pengelola pendidikan pada program Paket A, paket B,
dan paket C.

Anda mungkin juga menyukai