&
STANDART PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KHOLY DZIHNY
NIM 2.2021.1.0128
STANDAR PROSES
Pengertian Standar Proses
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Pasal 1 ayat 1
menyatakan bahwa standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi
lulusan.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran dibutuhkan
serangkaian proses yang sistematis dan terencana.
Sebagai salah satu upaya untuk mencapai standar kompetensi lulusan, fungsi standar proses
adalah sebagai berikut.
1. Mengendalikan proses endidikan yang berjalan melalui pembelajaran.
2. Meningkatkan mutu atau kualitas endidikan.
3. Alat untuk mencapai program yang telah direncanakan oleh tiap instansi endidikan.
4. Menjadi acuan bagi guru untuk merencanakan, membuat, dan mengimplementasikan
program-programnya.
Standar proses bisa memberikan manfaat yang cukup signifikan pada pembelajaran, yaitu
pembelajaran yang dilakukan oleh guru selalu terarah, efektif, dan efisien, sehingga peserta
didik bisa lebih mudah dalam mengimplementasikan ilmu yang didapatkannya.
Prinsip pembelajaran yang dilakukan di setiap unit satuan pendidikan haruslah mengacu pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi. Berkaitan dengan prinsip itulah, standar proses
harus mencakup beberapa komponen, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
Adapun pembahasan masing-masing komponen standar proses adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan Pembelajaran
Proses perencanaan harus dilakukan secara optimal agar kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan bisa sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Pada tahap ini, dibutuhkan beberapa komponen penting seperti silabus, RPP, KI
(kompetensi inti), KD (kompetensi dasar), materi pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang digunakan.
Untuk silabus, pengembangannya harus mengacu pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran melibatkan dua pihak utama, yaitu pendidik (guru) dan peserta
didik. Kerja sama antara kedua belah pihak akan menentukan ketercapaian kompetensi
lulusan.
Pada tahap ini, guru harus bisa memilih media mengajar yang relevan dengan
perkembangan zaman dan perkembangan peserta didik.
Pada prinsipnya, pelaksanaan pembelajaran ini merupakan bentuk nyata dari penerapan
RPP. Kegiatan yang termasuk standar proses meliputi kegiatan yang sudah dirumuskan di
dalam RPP, contohnya seperti berikut.
a. Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan cara berikut ini.
▪ Persiapan mental dan psikis peserta didik sebelum pembelajaran dimulai.
▪ Memberikan sejumlah pretest berkaitan dengan mata pelajaran yang sudah dan akan
dijalankan.
▪ Memberikan analisis singkat tujuan pembelajaran.
▪ Menyampaikan cakupan materi sesuai silabus.
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan utama, yaitu saat berlangsung pembelajaran. Tujuan
utama kegiatan inti adalah mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan. Lalu,
apa saja bentuk kegiatannya?
▪ Melibatkan peserta didik agar selalu aktif dalam pembelajaran.
▪ Memanfaatkan beragam media pembelajaran interaktif.
▪ Mengadakan kegiatan diskusi agar peserta didik terlatih untuk mengemukakan
pendapat.
▪ Mengadakan kegiatan di laboratorium untuk mata pelajaran sains.
▪ Memfasilitasi peserta didik untuk selalu kreatif melalui beragam pertunjukan, baik di
dalam maupun di luar kelas.
▪ Mengadakan beragam kompetisi di kelas pada waktu yang sesuai.
c. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dalam serangkaian proses pembelajaran.
Pada kegiatan ini, guru bisa meminta peserta didik untuk membuat rangkuman
pembelajaran, mengadakan pretest berkaitan materi yang telah disampaikan,
menyampaikan materi apa yang akan dipelajari selanjutnya, dan berdoa.
3. Penilaian hasil pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, penilaian memegang peranan penting, yaitu sebagai pengukur
keberhasilan pembelajaran. Pada tingkat satuan pendidikan, salah satu pilar penilaian yang
biasa digunakan adalah penilaian kelas.
Penilaian kelas dilakukan oleh guru dan meliputi pengumpulan data serta penggunaan
informasi untuk menilai hasil belajar peserta didik. Hal itu harus didasarkan pada
kemajuan peserta didik dan daftar kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum.
4. Pengawasan proses pembelajaran
Adapun kegiatan pengawasan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut.
a. Pemantauan
Kegiatan pemantauan meliputi diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan ini dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pihak yang berhak melakukan pemantauan
adalah kepala sekolah dan pengawas.
b. Supervisi
Supervisi hampir sama seperti pemantauan, hanya saja pada supervisi akan diadakan
latihan dan konsultasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas.
c. Evaluasi
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengontrol kualitas pembelajaran agar tetap berjalan
sesuai standar yang ada. Kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan proses
pembelajaran dengan standar proses yang ada dan menganalisis kinerja guru sesuai
kompetensinya.
d. Pelaporan
Kegiatan ini meliputi pelaporan hasil pemantauan, supervisi, dan evaluasi. Laporan
ditujukan pada pihak pemangku kepentingan.
e. Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut ini ditujukan untuk guru, baik guru yang memiliki kinerja baik
maupun sebaliknya. Bagi guru yang memiliki kinerja baik akan diberi penghargaan.
Sementara, bagi guru yang memiliki kinerja kurang baik akan diberi teguran secara
terdidik atau ikut pelatihan.
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria profesional yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik dan tenaga kependidikan, baik prajabatan maupun dalam masa jabatan.
Standar ini dibuat sebagai mekanisme seleksi agar dihasilkan pendidik dan tenaga
kependidikan yang berkualitas, profesional, dan berkompeten di bidangnya. Standar
pendidikan yang baik akan menjadi sangat baik jika didukung SDM yang baik pula. Dengan
demikian, akan tercapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah untuk mengatur kualifikasi seorang
PTK agar diperoleh SDM yang unggul di bidang pendidikan dan merata di seluruh wilayah
Indonesia.
Adapun fungsi standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut.
1. Menjadi acuan bagi unit satuan pendidikan dalam menyeleksi calon PTK.
2. Memudahkan unit satuan pendidikan dalam menetapkan kriteria pemilihan calon PTK.
3. Pedoman untuk evaluasi kinerja PTK.
Manfaat yang bisa dirasakan dengan adanya standar ini adalah pihak unit satuan pendidikan
bisa lebih mudah dalam mengambil kebijakan terkait kinerja PTK.
a. Kualifikasi umum
Adapun kualifikasi umum kepala sekolah adalah sebagai berikut.
▪ Pendidikan minimal D-IV (diploma empat) atau S1 (sarjana) dari jurusan kependidikan
maupun nonkependidikan.
▪ Jurusan tempat menempuh studi sudah terakreditasi.
▪ Berusia maksimal 56 tahun saat diangkat menjadi kepala sekolah.
▪ Pengalaman mengajar minimal 5 tahun berdasarkan jenjang sekolah masing-masing, kecuali
kepala sekolah TK/RA.
▪ Pangkat terendah III/c untuk PNS, sedangkan untuk nonPNS pangkat disesuaikan dengan
kepangkatan yayasan.
b. Kualifikasi khusus
Kualifikasi khusus berlaku untuk setiap jenjang unit satuan pendidikan, seperti berikut ini.
Kepala Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Anfal (TK/RA)
▪ Berstatus sebagai guru TK/RA.
▪ Sudah memiliki sertifikat pendidik guru TK/RA.
▪ Sudah memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah.
c. Tenaga Perpustakaan
Kualifikasi untuk tenaga perpustakaan ini adalah pendidikan minimal SMA atau sederajat yang
sudah memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah.
10. Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 43 Tahun 2009, kualifikasi untuk
tenaga administrasi pendidikan pada program Paket A, Paket B, dan Paket C adalah pendidikan
minimal SMA/SMK/MA/MAK/Paket C dan memiliki sertifikat tenaga administrasi
pendidikan kesetaraan dari lembaga pemerintah.
11. Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2009, pengelola
pendidikan pada program kesetaraan harus memiliki kualifikasi sebagai berikut.
1. Pendidikan minimal SMA/SMK/MA/Paket C.
2. Memiliki sertifikat pelatihan sebagai pengelola pendidikan pada program Paket A, paket B,
dan paket C.