Anda di halaman 1dari 10

STANDAR PROSES PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi capaian Mata Kuliah Kajian Praktik Lapangan


dibimbing Oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan Dr. Abdul Ghofur, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 6 – Offering A

Baiq Khandra Mulya NIM. 170341864579


Hanifah Rahmawati NIM. 170341864568
Ulya Ruwaida NIM. 170341864555

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2018
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Standar Proses


Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan (PP No 32 tahun 2013). Mendikbud (2016) menyatakan bahwa standar
proses dapat dimaknai sebagai kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Proses pembelajaran
seharusnya dilakukan secara inspiratif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
baik prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Menurut Kemenristekdikti (2015), standar proses
pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada
program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan.

1.2. Perlunya Standar Proses


Berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan
potensi dirinya dalam mengembangkan kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan guna menjadi kepribadian
yang unggul di masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu Standar yang harus
dikembangkan adalah standar proses. Standar proses merupakan standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun sistem kredit
semester.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sasaran proses pendidikan
bukan sekedar pengembangan intelektualitas peserta didik dengan memberikan pengajaran
atas pengetahuan, pendidikan merupakan proses pemberian pengertian, pemahaman, dan
penghayatan sampai pada pengalaman dari ilmu yang diajarkan (Ramdhani, 2014).
Pemberlakuan standar proses pada satuan pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan pengelolaan manajemen kurikulum yang pada akhirnya mampu
meningkatkan efektivitas pembelajaran di sekolah, meskipun penetapan standar masih
terkait pada tiga masalah utama yang melekat pada sistem pengelolaan pendidikan yakni,
kualitas guru yang masih rendah, kualitas kurikulum yang belum standar, dan kualitas
infrastruktur yang belum memadai (Allejar, 2017).
Pada dasarnya dalam melaksanakan kebijakan standar proses pendidikan telah
ditetapkan standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan kebijakan. Pengetahuan dan
pemahaman akan standar, sasaran, ukuran, dan tujuan kebijakan menjadi landasan kegiatan
telah dipersiapkan dengan tujuan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.
Kemampuan dan kecukupan sumber daya manusia, dalam hal ini adalah guru yang
memberikan pengaruh terhadap berjalannya pelaksanaan kebijakan. Kemudian kecukupan
dan tersedianya anggaran dan fasilitas guna melaksanakan kebijakan ini merupakan faktor
yang mutlak harus dipenuhi. Berdasarkan penelitian Allejar (2017) menjelaskan bahwa
efektivitas pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh implementasi kebijakan standar
proses saja, melainkan juga dipengaruhi oleh Manajemen Kurikulum, diamna faktor
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sangat diperlukan untuk
mewujudkan manejemen kurikulum yang optimal. Kemudian implementasi kebijakan
standar proses pendidikan memberikan pengaruh nyata dan positif terhadap efektivitas
pembelajaran, begitu pula dengan manjemen kurikulum yang baik akan memberikan
dampak yang nyata terhadap efektivitas pembelajaran.
Menurut Listiyaningrum (2016) dari hasil penelitiannya bahwa kualitas pendidik
menjadi upaya pertama yang harus dilakukan dalam rangka mencapai standar proses
pendidikan agar sesuai dengan harapan. Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan
mata pelajaran, akan tetapi suatu proses mengubah perilaku suswa sesuai dengan adab dan
sopan santun di masyarakat. Sehingga seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang
dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang cocok sesuai dengan minat
dan bakat dengan taraf perkembangan siswa.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar,
dan sumber belajar, kemudian juga adanya pengawasan proses pembelajaran yang meliputi
kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan
berkelanjutan.

1.3. Fungsi Standar Proses


Fungsi standar proses (SPP) secara umum, standar proses pendidikan sebagai
standar minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses
pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran. Dan diantara fungsi
dari standar proses menurut Sanjaya (2010) , antara lain.
1.3.1. Fungsi Standar Proses Pendidikan dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang harus dicapai. Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai
pendidikan, yakni kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtisar pendidikan.
Berkaitan dengan hal itu, standar proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan serta program yang harus dilaksanakan oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut.
1.3.2. Fungsi Standar Proses Pendidikan bagi guru Standar proses pendidikan badi guru
berfungsi sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran,
baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian dan
sebagai pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan.
Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menghayati prinsip- prinsip standar
proses pendidikan.
1.3.3. Fungsi Standar Proses Pendidikan bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah
orang yang secara struktural bertanggung jawab dalam pengendalian mutu
pendidikan secara langsung. Dengan demikian, bagi kepala sekolah standar proses
pendidikan berfungsi: 1) Sebagai barometer atau alat pengukur keberhasilan
program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. 2). Sebagai sumber utama dalam
merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan
mengusahakan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.
1.3.4. Fungsi Standar Proses Pendidikan bagi para pengawas, standar proses pendidikan
berfungsi sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan bagian mana
yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap guru dalam pengelolaan
proses pembelajaran. Dengan demikian, para pengawas perlu memahami dengan
benar hakikat standar proses pendidikan. Karena dengan pemahaman itu
selanjutnya pengawas dapat memberikan masukan dan bimbingan kepada para
guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
1.3.5. Fungsi Standar Proses Pendidikan bagi dewan sekolah dan dewan pendidikan
Fungsi utama dewan sekolah dan dewan pendidikan adalah fungsi perencanaan dan
pengawasan. Fungsi ini amat penting untuk menjaga kualitas pendidikan. Melalui
pemahaman standar proses pendidikan, maka lembaga ini dapat melaksanakan
fungsinya dalam:
1) Menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang berhubungan
dengan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh sekolah atau guru
untuk pengelolaan proses pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal.
2) Memberikan saran- saran, usul, atau ide kepada sekolah, khususnya guru dalam
pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal.
3) Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses pembelajaran khususnya
yang dilakukan oleh para guru.

1.4. Keterkaitan Standar Proses dengan Standar Lainnya


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Pendidikan Nasional dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal
tentang system pendidikan di seluruh wilayah hokum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1). Selanjutnya, selain standar proses
pendidikan ada beberapa standar lain yang ditetapkan yaitu standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Hubungan standar proses
dan standar lainnya digambarkan dalam bagan berikut ini :

Gambar 1.4. Bagan hubungan standar proses dengan strandar lainnya


Bagan di atas menggambarkan:
1) Standar proses pendidikan ditentukan oleh Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi.
2) Efektivitas dan kelancaran SPP dapat dipengaruhi atau tergantung kepada tenaga
pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana.
3) Efektivitas standar proses selanjutnya akan diukur oleh standar penilaian.
4) Keberhasilan pencapaian standar minimal pendidikansangat bergantung pada
pembiayaan dan pengelolaan yang dilakukan pada setiap jenjang atau satuan
pendidikan.
Standar proses pendidikan merupakan jantung dalam sistem pendidikan
bagaimanapun bagusnya standar yang lain apabila tidak diimplementasikan dalam standar
proses tidak akan berarti apa-apa. Guru mempunyai peran penting dalam implementasi
SPP karena guru harus memahami dan merencanakan program pendidikan. Kemudian
pemahaman dalam disain dan implementasi strategi pembelajaran dan memahami tentang
evaluasi.

1.5. Analisis Kesenjangan Standar Proses di Sekolah Berdasarkan Jurnal Penelitian


Lemahnya proses pendidikan merupakan salah satu yang dihadapi dunia
pendidikan di Indonesia. Novera (2004) menuliskan bahwa sekolah menengah di Indonesia
mempunyai tipe pembelajaran di kelas yang didominasi oleh guru, hal tersebut memiliki
dampak negatif jangka panjang bagi siswa dalam merumuskan pertanyaan dan berpikir
kritis. Masalah lain pada pendidikan Indonesia termasuk kesiapan guru, sumber belajar,
infrastruktur dan fasilitas, namun yang terpenting adalah kesiapan guru mengajar dengan
lebih banyak melibatkan peserta didik (Rustandi, 2013).
Standar tersebut saling mempengaruhi dan berhubungan dengan standar lainnya,
namun demikian standar proses merupakan jantung dalam sistem pendidikan. Idealnya
standar kompetensi lulusan yang baik serta lengkapnya standar isi yang ditetapkan, namun
tanpa implementasi ke dalam proses pendidikan, maka semuanya tidak berarti (Sanjaya,
2014). Berdasarkan penelitian (Atika, dkk, 2017) dari hasil observasi yang dilakukan di
Sekolah Menengah se-Kabupaten Kendal diperoleh informasi bahwa dalam hal
perencanaan, beberapa sekolah membuat RPP hanya untuk memenuhi kewajiban
administrasi, bukan sebagai acuan melaksanakan pembelajaran di kelas. Akibatnya
pembelajaran relatif tidak terencana. Permasalahan lain yang ditemukan adalah fenomena
guru mengajar hanya sebagai kegiatan rutinitas tanpa adanya inovasi pengembangan materi
maupun strategi dalam mengajar, karena tidak dilakukan supervisi secara berkala.
Akibatnya sekolah tidak berkembang karena tidak mengetahui kekurangan yang harus
diperbaiki.
Kesenjangan dalam hal perencanaan pembelajaran terjadi karena tidak adanya
pedoman yang menjadi perhatian guru dalam perencanaan pembelajaran, guru sedikit
mengabaikan kegiatan perencanaan karena tidak adanya punishment, guru lebih fokus pada
pembelajaran yang harus dicapai dan diselesaikan dalam satu semester. Sudaryo (2007)
menegaskan bahwa perencanaan pembelajaran sangat penting yang harus disadari
sepenuhnya oleh guru sehingga dapat menciptkan proses pembelajaran yang
mencerdaskan. Permendikbud telah menetapkan standar yang seharusnya diikuti oleh
sekolah, salah satunya standar proses yang tertuang dalam Permendikbud No 65 tahun
2013, dimana disebutkan bahwa penyusunan perencanaan dibutuhkan pedoman sehingga
perencanaan proses pembelajaran berfungsi sebagaimana mestinya.

1.6. Analisis Praktik Standar Proses di Kelas Struktur Perkembangan Hewan II sebagai
Kelas KPL
Menurut Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang (2017), Standar Proses
Pembelajaran UM diatur dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 12
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang Tahun
Akademik 2017/2018 Bab XIII dan XIV pasal 96-105. Standar proses tersebut
mencakup hal-hal sebagai berikut.
a. Perencanaan perkuliahan
Setiap awal semester dosen wajib menyusun/mengembangkan Rencana
Perkuliahan Semester (RPS). RPS dikembangkan oleh dosen/sekelompok dosen dan
ditetapkan oleh ketua kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi. Penyusunan RPS harus mempertimbangkan tingkat partisipasi mahasiswa,
penerapan teknologi informasi dan komunikasi, keterkaitan dan keterpaduan antarmateri,
umpan balik, dan tindak lanjut. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan dosen harus
menyiapkan sumber belajar yang terdiri dari buku wajib, akses atas informasi, dan hasil
penelitian/karya.
b. Jadwal kuliah
Jadwal kuliah sekurang-kurangnya berisi keterangan mengenai nama matakuliah,
sandi, offering, dan angka sks matakuliah, matakuliah yang menjadi prasyarat, hari, jam,
ruang/gedung kuliah, sandi dan nama dosen/pengajar. Kegiatan perkuliahan dilakukan
pada rentangan pukul 07.00 sampai dengan pukul 11.20 WIB. Masa perkuliahan tersebut
dibagi menjadi 16 pertemuan dengan diselingi 2 kali tes tulis. Jam kuliah setiap hari terdiri
dari 3 jam perkuliahan masing-masing 50 menit sesuai pada Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Kuliah
Hari Jam kuliah reguler Kegiatan Ruang
Senin 09.35-11.20 Teori O5 210
Selasa 07.00-09.35 Praktikum O5 212

c. Penyelenggaran perkuliahan
Kegiatan studi mahasiswa dapat dilakukan dalam bentuk kuliah teori dan
praktikum. Perkuliahan teori bertujuan untuk mengkaji dan mengupayakan penguasaan
mahasiswa atas teori, prinsip, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan materi studi.
Perkuliahan praktikum bertujuan untuk mengaplikasikan teori dalam kondisi dan situasi
terbatas. Kedua bentuk perkuliahan tersebut dapat dilakukan lewat kegiatan tatap muka
(komunikasi langsung dosen mahasiswa), terstruktur (tugas terbimbing), dan kegiatan
belajar mandiri.
Pada setiap awal semester dosen wajib menyampaikan Rencana Perkuliahan
Semester (RPS) kepada jurusan/program studi, fakultas, dan mahasiswa. Pada setiap
kegiatan perkuliahan, dosen wajib melaksanakan presensi mahasiswa dengan
menggunakan DHK. DHK diserahkan kepada Kasubag Akademik fakultas/Kasubag Tata
Usaha atau kepada petugas yang ditunjuk untuk direkapitulasi ke DHK online yang
pengaturannya di bawah koordinasi Wakil Dekan BidangAkademik, atau Wakil Direktur
Bidang Akademik. Mahasiswa yang tidak hadir pada suatu perkuliahan wajib
menyampaikan surat pemberitahuan kepada dosen yang bersangkutan tentang alasan
ketidakhadirannya. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh perkuliahan dalam semester yang
bersangkutan. Jika kegiatan perkuliahan tidak dapat dilaksanakan menurut jadwal, dosen
wajib memberitahukan kepada mahasiswa dan wajib mengganti perkuliahan pada waktu
lain. Mahasiswa yang namanya tidak tercantum dalam DHK tidak diperkenankan
mengikuti kuliah. Mahasiswa ikut membantu dalam peningkatan mutu dan pemeliharaan
tata tertib perkuliahan, antara lain dengan cara mengisi instrumen balikan mahasiswa
secara objektif dan cermat pada setiap akhir semester.
1.7. Kesimpulan
1. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
2. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya
dalam mengembangkan kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan guna menjadi kepribadian yang
unggul di masyarakat, bangsa, dan Negara.
3. Fungsi Standar Proses dapat disimpulkan standar proses pendidikan sebagai standar
minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan
untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran.
4. Hubungan standar proses pendidikan dengan standar lainnya saling berkaitan dan saling
melengkapi satu sama lain.
5. Beberapa sekolah membuat RPP sebagai salah satu komponen standar proses hanya
untuk memenuhi kewajiban administrasi, bukan sebagai acuan melaksanakan
pembelajaran di kelas.
6. Pada setiap awal semester dosen wajib menyampaikan Rencana Perkuliahan Semester
(RPS) kepada jurusan/program studi, fakultas, dan mahasiswa. Pada setiap kegiatan
perkuliahan, dosen wajib melaksanakan presensi mahasiswa dengan menggunakan
DHK. DHK diserahkan kepada Kasubag Akademik fakultas/Kasubag Tata Usaha atau
kepada petugas yang ditunjuk untuk direkapitulasi ke DHK online yang pengaturannya
di bawah koordinasi Wakil Dekan BidangAkademik, atau Wakil Direktur Bidang
Akademik.

DAFTAR REFERENSI
Allejar, M. 2017. Pengaruh Implementasi Kebijakan Standar Proses Pendidikan terhadap
Manjemen Kurikulum untuk Mewujudkan Efektivitas Pembelajaran. Khazanah
Akademia, Program Studi Magister Administrasi Publik, Universitas Garut, 1
(1), 39-48.
Atika, dkk. 2017. Analisis Kesesnjangan Pelaksanaan Standar Proses pada Pembelajaran
Produktif di Sekolah Menengah. Journal of Vocational and Career Education.
Universitas Negeri Semarang, 2 (1), 9-14.
Kemenristekdikti. 2015. Salinan Peraturan Menteri, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi.
Listiyaningrum, A. 2016. Akuntabilitas Implementasi Standar Proses, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, dan Standar Penilaian di Sekolah Dasar Negeri
Purwobinangun Kabupaten Sleman. Jurnal Kebijakan Pendidikan, 3 (5), 304-
313.
Mendikbud. 2016. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Novera, A. I. 2004. Indonesian Postgraduate Students Studying in Australia and Examination
of their academic, Social and Culture Experiences. International Education
Journal. 5 (4).
Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2017. Pedoman Pendidikan Tahun Akademik
2016/2017. Malang: BAKPIK Universitas Negeri Malang. Peraturan Rektor
Universitas Negeri Malang Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pendidikan
Universitas Negeri Malang Tahun Akademik 2017/2018.
Peraturan Pemerintah No. 13 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: 2013
Peraturan Pemerintah No. 65 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013
Ramdhani, A., Ramdhani, M.A. 2014. Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi
Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 8 (1), 27-36.
R.I. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2009 tentang Standar Proses Pendidikan.
R.I. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Rustandi, A. 2013. Meaning Negotiation Between Teacher and Students in a Fledgling
International Standardized School. International Journal of English and
Education Essay. 2, 2278-4012.
Salinan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Preanada Media Group.
Sanjaya,W. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Anda mungkin juga menyukai