PENDAHULUAN
A. Latar belakang
guru yang bertanggung jawab untuk menjadikan siswa yang tangguh dan cerdas.
difasilitasi oleh seorang guru profesional sehingga siswa dengan potensi yang
potensi yang dimiliki agar terampil berkembang menjadi pribadi yang cerdas
dan tangguh, berkepribadian inovatif dan berjiwa mulia seperti tercermin dalam
peserta didik dan pembelajaran di kelas, tidak hanya dalam proses pembelajaran
saja namun juga harus di dukung dalam proses penilaian yang bermutu. Dalam
1
tengah semester yang baru saja dilaksanakan pada pertengahan bulan Maret
2020, dimana masih ditemukan persyaratan instrumen soal yang tidak standar.
Hal tersebut secara tidak langsung berakibat pada tidak terpenuhinya validasi
mengajar.
Hal ini membuat kondisi peserta didik tidak dalam keadaan siap ketika
soal pada instrumen penilaian sulit dipahami oleh siswa atau menimbulkan soal
yang tidak mengacu pada tujuan pembelajaran. Realita yang peneliti temukan di
orang guru yang melakukan penilaian di kelas, dengan hasil perolehan nilai hasil
belajar siswa mencapai nilai tuntas, sedangkan rata- rata nilai hasil belajar siswa
yang terampil diperoleh oleh guru dari hasil nilai penyusunan instrumen
2
penilaian sebesar 63,80 masih jauh dari nilai hasil belajar rata-rata yang
ditetapkan sebagai batas nilai maksimal tuntas yakni 70. Berdasarkan hasil survei
kesulitan atau kurang memahami dalam menyusun instrumen yang sesuai dengan
B. Rumusan Masalah
yang efektif bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen tingkat
3
SD kota Palangka Raya agar memahami prosedur standar penilaian
C. Tujuan Penelitian.
oleh peneliti diharapkan Guru PAK pada wilayah binaan kota Palangkaraya
pembelajaran.
teknik pembinaan yang efektif Guru PAK pada wilayah binaan kota
D. Manfaat Penilaian
4
2. Sekolah, khususnya Sekolah Dasar yang menyelenggarakan Pendidikan
berkesinambungan.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Penilaian
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Untuk mendapatkan data dan
informasi menganai pencapaian hasil belajar yang tepat maka penilaian harus
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan
6
dibutuhkan penyusunan instrumen penilaian yang memperhatikan kesesuaian
antara indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan hasil analisis
sebagai fungsi sumatif saat ini dikenal dengan istilah penilaian atas
learning).
a) Lingkup Penilaian
aspek keterampilan.
b) Teknik Penilaian
7
Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi
sebagai berikut;
peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan
juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina
a) Sikap Spiritual
b) Sikap Sosial
antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
8
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan
negara.
atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
9
pengetahuan merefleksikan konsep- konsep keilmuan yang harus dikuasi
oleh peserta didik melalui poses belajar mengajar. (Kunandar, 2013: 159).
penugasan.
a) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis,
langkah berikut:
penulisan soal.
b) Tes Lisan
10
Membuat pertanyaan atau perintah.
c) Penugasan
Dasar, 2016:11-12)
dan deskripsi.
11
a) Penilaian Kinerja
b) Penilaian Proyek
c) Penilaian Portofolio
12
3. Prinsip-Prinsip Penilaian
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
berkepentingan.
13
i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
a. Pengertian FGD
orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
Dalam proses belajar mengajar, diskusi dijadikan salah satu metode untuk
kelompok, ada tiga istilah yang perlu dimengerti terlebih dahulu, yaitu:
14
oleh narasumber atau fasilitator untuk mendapatkan respon lisan dari peserta
sehingga dapat menggali pengetahuan pada diri peserta, atau bertanya kepada
teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka secara
tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi narasumber berusaha mengajak peserta
kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban, atau mungkin terdapat banyak
metode diskusi, agar memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam pemakaian
tidak hanya dituntut untuk memahami dan menguasai jenis, teknik dan
suasana belajar yang aman dan menyenangkan, dan guru di dalam kelas akan
15
pengamat dan turut serta belajar saat mereka berinteraksi dengan para siswa,
fasilitator untuk murid belajar, dan (5) memberikan kepada untuk umpan
dirumuskan oleh kelas terhadap suatu masalah selama diskusi pemimpin atau
Hal manakah yang telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan,
Diskusi demikian dirancang untuk menggali persepsi tentang suatu hal dalam
keuntungan:
16
2) Observasi, peneliti akan dapat langsung mengamati diskusi serta
responden.
3) Biaya dan waktu, DKT dapat diselesaikan lebih cepat dan biasanya lebih
Delphi method, brain storming dan nominal group biasanya bertujuan untuk
semua pihak.
peserta. Oleh karena itu dalam DKT digunakan pertanyaan yang terbuka yang
induktif.
17
Dari uraian tersebut di atas yang mendapatkan penekanan dalam
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan
penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).
“segala pelajar, tua dan muda memasuki persekutuan iman yang hidup
dengan Tuhan sendiri dan oleh dan dalam Dia mereka terhisap pula pada
18
persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan nama-Nya di
Kudus agar dapat memahami Kasih Allah dalam Roh Kudus. Pendidikan
semua pelajar, muda dan tua memasuki persekutuan iman yang hidup dengan
Tuhan sendiri, oleh dan dalam Dia terhisap pula pada persekutuan Jemaat-
lain. Semuanya itu untuk memperoleh hikmat yang dari Allah sendiri (Robert
kepada Tuhan untuk terlibat dalam persekutuan iman sebagai bentuk dari
19
Agama Kristen adalah pendidikan yang menyadarkan setiap orang akan Allah
dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar dapat mengetahui diri mereka yang
2011: 35).
Pendidikan Agama Kristen merupakan salah satu dari tugas gereja yang
sangat penting di lapangan pendidikan (di lingkungan sekolah dan gereja) dan
sambilan saja, tetapi pekerjaan ini sebagai amanat dari Allah yang harus
utama untuk: (1) Meterampilkan anak didik memahami kasih dan karya
Tuhan dalam hidup sehari-hari, dan (2) Membantu anak didik dalam
20
sebagian besar guru mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen tingkat SD
kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun pelajaran 2017-
2018 kurang trampil dalam menyusun instumen penilaian yang sesuai dengan
yang dimaksud dalam Peremendikbud Nomor 23 Tahun 2016 dan atau Buku
Dasar tahun 2016, 2) rata-rata guru kurang memahami tata cara menyusun
pendidikan yang sudah dilakukan selama ini kurang memotivasi guru untuk
sikap, dan keterampilan yang diperoleh melalui proses dialog yang edukatif.
21
sampai pada kesimpulan bersama. Dan kelebihan dari FGD tidak hanya
Siklus I
Supervisi Akademik
dengan menerapkan
Pengawas FGD dan Tugas
menerapkan FGD Individu
Tindakan dalam Supervisi
Akademik
Siklus II
Supervisi Akademik
dengan menerapkan
FGD dan Tugas
Diduga melalui penerapan Kelompok
FGD dapat meningkatkan
Ketrampilan Guru PAK
tingkat SD kota Palangka
Raya menyusun Instrumen
Kondisi Penilaian sesuai karakteristik
Gambar 2.1 Skema Alur Kerangka Berpikir
kompetensi Penelitian
pembelajaran
Akhir
tahun 2020
22
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang berjudul :
guru PAK SD dalam pembelajaran online berbasis ITE pada wilayah binaan
kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah 2018 yang disusun oleh
Sugianto, M.Pd
23
BAB III
METODE PENELITIAN
di SDN 4 Menteng Jl. MH Thamrin No.19, Kec. Jekan Raya di kota Palangka
sampai dengan bulan Juni 2020. Pada penelitian tindakan kepengawasan ini,
muka terbatas bersama 20 orang guru agama PAK pada wilayah binaan
kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Sekolah ini
dipilih sebagai lokasi penelitian tindakan sebab lokasi sekolah juga strategis
berada di pusat kota Palangka Raya yang mudah dijangkau oleh guru dari
sekolah binaan lainnya yang mengikuti pelatihan dalam rangka PTKp ini.
24
SDN 4 Menteng merupakan sekolah dasar negeri yang memiliki
bulan maret 2020, siswa SDN 4 Menteng memperoleh juara 1 dan 2 dalam
lomba story telling. Demikian sekilas tentang SDN 4 Menteng yang dipimpin
tindakan, yang dalam satu siklusnya akan dilakukan minimal dua kali
pertemuan.
25
Gambar 3.2 Penyerahan piala juara 1 dan 2 story telling siswa SDN 4 Menteng
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian yaitu Guru yang masih aktif bertugas, baik yang
puluh) orang dan semua berstatus PNS. Alasan atau kriteria yang
tersebut adalah mereka masih memiliki masa kerja yang cukup panjang
dalam artian tidak sedang dalam menunggu masa pensiun serta guru yang
26
melalui FGD (Focused Group Discussion) pada wilayah binaan kota
C. Prosedur Penelitian
memperoleh hasil kerja yang lebih baik atau lebih optimal. Sedangkan
menemukan metode kerja artinya mecari dan mencobakan metode kerja baru
27
Gambar 3.3, Alur Penelitian Tindakan dari Kemmis dan McTaggart, 1982
sebagai berikut.
1. Perencanaan
28
dalam menyusun instrument penilaian yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi pembelajaran.
penilaian.
2. Pelaksanaan
setting dalam 2 siklus tindakan, yaitu siklus I dan siklus II. Kegiatan
29
- Pengawas mengkondisikan guru memasuki langkah-langkah FGD
mengucapkan salam.
3. Observasi
telah dibuat dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak ada penyimpangan
30
4. Analisis dan Refleksi
yang diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi selama
sebagai pertimbangan untuk perbaikan pada siklus II. Hasil analisis dan
Kepengawasan ini.
capaian ketuntasan nilai dan rerata nilai yang berhasil diperoleh guru dalam
31
menyusun instrumen penilaian. Sedang teknik analisis deskriptif refleksif
refleksi.
hasil belajar PAK dan lembar obervasi produk penyusunan instrumen hasil
instrumen hasil belajar PAK akan dibuat menggunakan skala Likert dan
secara kuantitatif berdasarkan skala likert dan penilaian skor dengan rentang
skor 0-100, namun berdasarkan data kuantitatif tersebut data akan dianalisis
Berikut adalah contoh format penilaian diri yang akan disebarkan dan
diisi oleh setiap peserta atau guru binaan yang mengikuti pelatihan, untuk
dalam keadaan kondisi awal atau pra siklus dan setiap siklus tindakan dalam
penelitian ini :
32
Tabel 3.1 Format Instrumen Penilaian diri
33
No Pernyataan Skala Likert
12 Rumusan soal
menggunakan kata- 1 2 3 4 5
kata/kalimat yang tidak Tidak memperhatikan – sangat
menimbulkan memperhatikan
penafsiran ganda atau
salah penafsiran
13 Rumusan soal
menggunakan Bahasa 1 2 3 4 5
denotatif/ bukan konotatif Tidak memperhatikan – sangat
memperhatikan
14 Rumusan soal tidak
mengandung kata-kata 1 2 3 4 5
yang dapat menyinggung Tidak memperhatikan – sangat
perasaan peserta memperhatikan
ujian/ulangan
15 Butir soal menggunakan
bahasa yang sesuai dengan 1 2 3 4 5
kaidah bahasa pada Tidak memperhatikan – sangat
mata pelajarannya memperhatikan
N Sesuai/
Indikator Bentuk Butir
KD IPK Materi Tidak
o soal Tes soal
Sesuai
1 3.1…… ……. .......... .......... .......... ..........
.
4.1 ….. ……. .......... .......... .......... ..........
.
2 3.2 ….. ……. .......... .......... .......... ..........
.
4.2 ….. ……. .......... .......... .......... ..........
.
34
Kemudian untuk mengamati dan menelaah produk instrumen penilaian
yang dibuat oleh guru dalam praktik pelatihan, peneliti membutuhkan instrumen
35
Tabel 3.4 Instrumen Telaah Penilaian Hasil Belajar Siswa
Sekolah :
Kompetensi Keahlian :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
KD :
Berilah tanda cek (v) pada kolom YA dan TIDAK sesuai pengamatan saudara.
Berikan catatan atau saran untuk perbaikan sesuai penilaian Anda.
Hasil
Catatan
No. Aspek yang Diamati TelaahTidak
Ya Tidak
Isi
1 Soal sesuai indikator
2 Ada batasan pertanyaan atau
pernyataan yang mengarah kepada
jawaban yang diharapkan
3 Pilihan jawaban homogen dan logis
4 Terdapat satu jawaban yang paling
benar
Konstruksi
5 Ada petunjuk yang jelas cara
mengerjakan soal
6 Ada pedoman penyekoran
7 Tabel gambar, grafik.peta,atau
sejenisnya disajikan jelas dan terbaca
8 Memuat pernyataan secara tepat dan
efisien
9 Pernyataan tidak ada petunjuk ke arah
jawaban
10 Tidak memiliki pernyataan negatif
ganda
11 Panjang rumusan jawaban relatif sama
12 Pilihan jawaban memuat isi materi
bukan mengulang benar semua atau
salah semua
13 Penggunaan angka dan waktu
berurutan
14 Bukan soal berangkai antar nomor
36
Hasil
Catatan
No. Aspek yang Diamati TelaahTidak
Ya Tidak
Bahasa
15 Rumusan soal menggunakan bahasa
sederhana/ komunikatif
16 Butir soal menggunakan bahasa yang
sesuai dengan kaidah bahasa pada
mata pelajarannya
17 Rumusan soal menggunakan kata-
kata/kalimat yang tidak menimbulkan
penafsiran ganda atau salah penafsiran
18 Rumusan soal tidak mengandung
kata-kata yang dapat menyinggung
perasaan peserta ujian/ulangan
19 Rumusan soal menggunakan Bahasa
denotatif/ bukan konotatif
Rekomendasi Diterima/Revisi/Ditolak *)
Catatan :
……………,
………………….
Peneliti,
( …………………….. )
Pada akhir siklus atau tindakan, peneliti akan merefleksi seluruh kegiatan
observasi berupa instrumen telaah seperti pada tabel 3.4. Seluruh data yang
37
diperoleh melalui lembar penilaian diri dan lembar observasi tersebut peneliti
kepengawasan ini.
E. Indikator Keberhasilan
2) Nilai rerata yang dihasilkan dari nilai produk penyusunan instrumen penilaian
sekurang-kurangnya 81.
F. Jadwal Penelitian
yang mencakup beberapa kegiatan yang dimulai dari kegiatan pra siklus dan
38
Semester Genap Tahun Pelj.2019/2020 Ket.
No Kegiatan Januari Februari Maret
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
persiapan wasan
Penyusunan
Proposal,
permohonan
2 √ √
ijin,
penyusunan
instrumen
Pelaksanaan
3 √ √
Siklus I
Pelaksanaan
4 √ √ Penyam-
Siklus II
Analisis paian
5 √ Laporan
Data
Penyusunan dokumen
6 √ PTKp
Laporan
Penyerahan
laporan,
7 √ √
Seminar
Publikasi
39
BAB IV
oleh guru binaan dari sekolah binaan Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka
penilaian hasil belajar siswa demi pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu,
demikian, esensi workshop itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru
Meskipun demikian, workshop tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja
40
Penelitian ini memberikan gambaran akan peran pengawas sekolah
1. Kondisi Awal
Nilai Kriteria
No Nama Guru
Capaian Nilai < 70 Nilai > 70
1 Andriluni 97,33 √
2 Anggraini Valentina, √
84,00
S.Th
3 Yenita andreiyati,S.Th 89,33 √
4 Yanti 80,00 √
5 Norenawati, S.Th 100,00 √
6 Rustini 97,33 √
7 TRISNA √
92,00
HANDAYANI, S.Th
8 Holy Ervina 36,00 √
9 Marayanie, S.Pak 42,67 √
10 Tutilina Brita, S.Pak 44,00 √
11 Netty, S.Pd.K 45,33 √
12 Seritani, S.Pd.K 36,00 √
13 Pentie, S.Pd. K 37,33 √
41
14 Linde, S.Pd 42,67 √
15 Lian, S.Th 40,00 √
16 Gimson, S.PdK 37,33 √
17 Tatae, A.Ma 37,33 √
18 Sumiete, S.Pd.K 38,67 √
19 Sripartuti, S.Th 40,00 √
20 Yeni Onawati, S.PdK 41,33 √
Rata-rata 57,93
Persentase 65% 35%
awal, terdapat 13 guru pendidikan Agama Kristen atau 65% dari keseluruhan
hasil belajar siswa, sedangkan 7 guru atau 35% dari keseluruhan guru
memperoleh nilai capaian penilaian diri lebih dari atau sama dengan 70 yang
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan hasil tersebut masih berada di
bawah kriteria keberhasilan yaitu minimal mendapat skor 70 atau lebih yang
yakni : (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) observasi dan (d) refleksi.
a. Perencanaan
sekaligus peneliti. Hal-hal yang diupayakan pada tahap ini, antara lain:
42
1) Mengidentifikasi masalah terkait dengan
instrumen;
rincian berikut:
43
3) Menetapkan kriteria keberhasilan workshop pada
b. Pelaksanaan
1. Pengawas sekolah datang sesuai hari dan tanggal serta jam kedatangan
44
2. Mengadakan pertemuan awal dengan guru pendidikan Agama Kristen
akrab, harmonis dan suasana kooperatif karena pada tahap ini langkah-
apabila kondisi guru pendidikan Agama Kristen belum tahu dan dalam
45
6. Pada observasi kelas pengawas sebagai peneliti mengidentifikasi data
memberikan penilaian hasil belajar di kelas. Hal ini berfungsi agar guru
46
instrumen penilaian. Hal tersebut berfungsi untuk memberikan
c. Observasi
Nilai Kriteria
No Nama Guru
Capaian Nilai < 70 Nilai > 70
1 Andriluni 97,33 √
2 Anggraini Valentina, √
85,33
S.Th
3 Yenita andreiyati,S.Th 90,67 √
4 Yanti 81,33 √
5 Norenawati, S.Th 100,00 √
6 Rustini 97,33 √
7 TRISNA √
92,00
HANDAYANI, S.Th
47
Nilai Kriteria
No Nama Guru
Capaian Nilai < 70 Nilai > 70
8 Holy Ervina 58,67 √
9 Marayanie, S.Pak 60,00 √
10 Tutilina Brita, S.Pak 60,00 √
11 Netty, S.Pd.K 66,67 √
12 Seritani, S.Pd.K 81,33 √
13 Pentie, S.Pd. K 84,00 √
14 Linde, S.Pd 65,33 √
15 Lian, S.Th 66,67 √
16 Gimson, S.PdK 61,33 √
17 Tatae, A.Ma 72,00 √
18 Sumiete, S.Pd.K 68,00 √
19 Sripartuti, S.Th 72,00 √
20 Yeni Onawati, S.PdK 74,67 √
Rata-rata 71,87
Persentase 40% 60%
hasil belajar siswa dengan benar, sedangkan 8 orang lainnya atau 40,00%
sekurang-kurangnya rerata nilai capaian adalah 81, karena pada siklus ini
yang lebih dari atau sama dengan 70 dalam pelatihan. Berdasarkan hasil
tersebut siklus ini akan diulang kembali pada siklus kedua. (Penilaian per
48
individu masing-masing guru pendidikan Agama Kristen dapat dilihat pada
lampiran-lampiran)
instrumen penilaian hasil belajar siswa, hasilnya akan dinilai secara objektif.
memperoleh indikator soal yang akan menjadi dasar penulisan butir soal.
d. Refleksi
mengatasi agar tidak timbul kegagalan pada hal yang sama di siklus II.
49
1) Setelah siklus I berlangsung, sedikit banyaknya keterampilan menyusun
instrumen penilaian.
Bloom.
50
indikator pencapaian kompetensi, urutan penyajian materi dan
Tentunya untuk itu perlu ada waktu. Oleh karena itu, satu minggu
diperlukan untuk itu lebih kurang 2 jam. Hal ini telah disepakati
51
analisis data. Adapun penjelasan pada siklus kedua sebagaimana diuraikan
di bawah ini.
a. Perencanaan
rincian berikut:
52
d) Pada tanggal 23 Februari 2020 dan 8 Maret 2020, workshop
diupayakan, seperti:
soal dan penulisan butir soal dan hal ini terbukti memberi
53
d) Setelah penyusunan instrumen penilaian dapat berjalan lancar
PAK.
ditetapkan;
b. Pelaksanaan
Sejak awal hingga akhir kegiatan ini berlangsung, baik peneliti maupun
sebagai berikut.
54
bersangkutan dalam memenuhi setiap komponen rencana
55
melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti
hasilnya.
hasilnya.
56
pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasilnya. Atas
Berikut ini hasil penilaian diri guru binaan setelah menjalani siklus
Nilai Kriteria
No Nama Guru
Capaian Nilai < 70 Nilai > 70
1 Andriluni 98,67 √
2 Anggraini Valentina, √
86,67
S.Th
3 Yenita andreiyati,S.Th 92,00 √
4 Yanti 82,67 √
5 Norenawati, S.Th 100,00 √
6 Rustini 98,67 √
7 TRISNA √
92,00
HANDAYANI, S.Th
8 Holy Ervina 94,67 √
9 Marayanie, S.Pak 97,33 √
10 Tutilina Brita, S.Pak 93,33 √
11 Netty, S.Pd.K 100,00 √
12 Seritani, S.Pd.K 93,33 √
13 Pentie, S.Pd. K 76,00 √
14 Linde, S.Pd 90,67 √
15 Lian, S.Th 96,00 √
16 Gimson, S.PdK 86,67 √
17 Tatae, A.Ma 73,33 √
18 Sumiete, S.Pd.K 70,67 √
57
Nilai Kriteria
No Nama Guru
Capaian Nilai < 70 Nilai > 70
19 Sripartuti, S.Th 97,33 √
20 Yeni Onawati, S.PdK 74,67 √
Rata-rata 84,80
Persentase 0% 100%
pelaksanaan siklus kedua, semua guru pendidikan Agama Kristen atau 100%
belajar siswa dengan benar. Secara klasikal peningkatan keterampilan guru dalam
adalah 84,80 dengan kriteria baik, yang artinya telah melampaui rata-rata
ketercapaian dalam indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 81. Hal ini
keberhasilan yaitu minimal mendapat nilai 70 atau lebih dengan kriteria minimal
c. Refleksi
suatu bahan refleksi untuk didiskusikan bersama para guru binaan di sekolah
58
mengalami kesulitan dalam merumuskan setiap komponen penyusunan
instrumen penilaia, dan hal ini telah memberi dampak yang positif terhadap
diharapkan berimbas pula pada proses dan hasil belajar siswa yang akan
mengalami peningkatan.
dalam proses penilaian dan kurangnya keluhan guru yang menyaakan bahwa
respon siswa dalam pembelajaran kuarang baik. Hal ini dinilai melalui
B. Hasil Penelitian
59
binaan Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Sesuai dengan rencana
Kec. Jekan Raya di kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah sebagai
pusat kegiatan. Berikut adalah hasil dari pelaksanaan tahapan siklus Penelitian
pembelajaran.
TAHAPAN KEGIATAN
SIKLUS
PRA SIKLUS/ 1. Untuk mengetahui kondisi awal keterampilan guru dalam
KONDISI menyusun instrumen penilaian sesuai karakteristik
AWAL pembelajaran dilakukan penilaian diri guru menggunakan
instrumen penilaian diri yang terdapat pada lampiran 1
2. Setelah diperoleh hasil penilaian diri, peneliti
mendeskripsikan kondisi awal guru sebelum dilakukan
tindakan dalam penelitian.
3. Pada keadaan awal ini, hanya 35% guru binaan yang
memperoleh nilai capaian 70 ke atas dengan predikat
terampil dalam penyusunan instrumen penilaian dengan
rata-rata nilai capaian 57,93.
Pertemua ke-1 4. Berdasarkan kondisi awal/ pra siklus peneliti menyusun
Siklus I rencana tindakan yaitu menerapkan FGD dalam
pembinaan/ pelatihan menyusun instrumen penilaian.
5. Materi yang dibahas dalam pertemuan ini adalah
Menerapkan FGD dalam membuat rancangan
penilaian berupa kisi-kisi dari KD-KD yang telah
disediakan (peserta dapat memilih KD sendiri).
6. Selama kegiatan FGD berlangsung peneliti sambil
melakukan observasi kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam FGD menyusun kisi-kisi instrumen penilaian.
Observasi kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dibantu
dengan instrumen lembar observasi keselarasan atau
kesesuaian KD, IPK, Materi dan Butir Soal yang terdapat
pada lampiran 2.
60
TAHAPAN KEGIATAN
SIKLUS
7. Berdasarkan hasil observasi melalui lembar observasi pada
lampiran 2, peneliti menemukan beberapa peserta
mengalami kendala atau kesulitan dalam menentukan
indikator pencapaian kompetensi, sehingga terjadi
ketidaksesuaian antara kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetesi.
8. Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti melakukan
refleksi untuk rankaian kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan 1.
Pertemuan ke-2 9. Pada pertemuan ke-2 ini, peneliti melanjutkan materi sesuai
Siklus I dengan rencana tindakan yaitu melaksanakan FGD dalam
dalam membuat rancangan penilaian berupa soal dan
kelengkapannya dari KD-KD yang telah disediakan
(peserta dapat memilih KD sendiri), meliputi:
a. Butir soal;
b. Kunci jawaban;
c. Kriteria dan rubrik penilaian;
10. Pada pertemuan ke-2 ini guru binaan lanjut melaksanakan
praktik membuat rancangan penilaian berupa soal dan
kelengkapan instrumen penilaian.
11. Peneliti melakukan observasi kembali terhadap kegiatan
guru dengan melakukan telaah instrumen kisi-kisi yang
menjadi hasil kegatan pada pertemuan ke-2 ini
menggunakan intrumen pada lampiran 3
12. Berdasarkan hasil obervasi, sebagian besar guru tidak lagi
mengalami kesulitan dalam menyelaraskan KD dan IPK
dalam praktik sebelumnya sehingga untuk materi
pembuatan kelengkapan soal pada instrumen penilaian ini
pun tidak mengalami kesulitan. Meskipun dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa kendala dalam
pembuatan pedoman penyekoran yang dijumpai oleh
beberapa guru binaan, yaitu beberapa guru kesulitan dalam
menentukan skor pada setiap butir soal bentuk soal esai,
beberapa perbedaan pendapatpun didiskusikan bersama.
Beberapa guru kurang memahami mengapa skor setiap
butir soal dapat berbeda-beda pada soal esai. Kemudian
peneliti juga mencatat kurangnya keterampilan guru dalam
membuat pedoman penyekoran bentuk soal penilaian untuk
ranah sikap relegius dan sosial yang menggunakan
deskripsi dengan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), dan
Kurang (K). Dengan menerapkan FGD kendala tersebut
dapat diatasi bersama pada pertemuan ini.
13. Pada akhir tindakan siklus kembali guru melakukan
penilaian diri menggunakan instrumen penilaian diri guru
pada lampiran 1.
61
TAHAPAN KEGIATAN
SIKLUS
14. Berdasarkan seluruh rangkaian kegiatan siklus I peneliti
menyimpulkan melalui refleksi seluruh kendala yang
terjadi pada pertemuan pertama dapat diatasi dan materi
lanjutannya pada pertemuan kedua dapat berjalan dengan
lancar, serta adanya peninngkatan keterampilan yang
dialami guru berdasarkan perbandingan penilaian diri pra
siklus dan setelah dilakukan siklus I. Peningkatan
keterampilan yang dialami guru cukup signifikan, dimana
pada pra siklus hanya 35% guru binaan yang memperoleh
nilai capaian 70 ke atas dengan predikat terampil dalam
penyusunan instrumen penilaian dan setelah siklus I
menjadi 60% guru binaan yang memperoleh nilai capaian
70 ke atas dengan predikat terampil dalam penyusunan
instrumen penilaian. Meskipun peningkatan yang terjadi
cukup signifikan, namun rata-rata nilai capaian guru binaan
pada siklus I hanya 71,87 masih belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan yaitu 81.
15. Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka penelitian
tindakan dilanjutkan kembali pada siklus II
Pertemuan ke-1 16. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka materi selanjutnya
Siklus II yang akan dibahas berdasarkan rencana tindakan untuk
siklus II ini adalah menerapkan FGD dalam melakukan
analisis kualitatif dari soal pilhan ganda yang telah
dibuat pada latihan sebelumnya.
17. Peneliti melaksanakan kegiatan bersama guru binaan
dengan menerapkan FGD dalam praktik melakukan analisis
kualitatif dari soal pilihan ganda dalam instrumen
penilaian..
18. Untuk mengamati seberapa dalam keterampilan guru dalam
menyusun instrumen penilaian dari segi isi, konstruksi dan
bahasa dalam penyusunan instrumen penilaian dan
pedoman penyekoran, maka peneliti melakukan observasi
kembali dengan melakukan telaah menggunakan lembar
instrumen yang terdapat dalam lampiran 4 terhadap hasil
produk yang mereka buat yaitu instrumen penilaian hasil
belajar siswa dan pedoman penyekoran.
19. Berdasarkan hasil telaah tersebut, seluruh aspek yang
diamati sudah terpenuhi dalam pembuatan instrumen
penilaian sesuai karakteristik pembelajaran.
20. Refleksi pada pertemuan ini adalah semua guru telah
menyusun instrumen penilaian memperhatikan aspek isi
materi, konstruksi soal dan tata bahasa yang baik dan
benar. Pada pertemuan ke-2 berikutnya dalam siklus ini
akan dibahas dengan menerapkan FGD menganalisis
masalah yang dihadapi oleh guru ketika melakukan praktik
62
TAHAPAN KEGIATAN
SIKLUS
penilaian di kelas berdasarkan pengalaman yang mereka
jumpai pada saat di kelas.
Pertemuan ke-2 21. Pada pertemuan kali ini, peneliti merencanakan materi
Siklus II penelitian yang terakhir, yaitu menerapkan FGD dalam
melakukan analisis kuantitatif dari data yang telah
disediakan baik secara manual atau mengunakan
aplikasi/program.
22. Setelah guru melakukan analisis kuantitatif dari data yang
telah disediakan, sebagian besar guru PAK lebih terbiasa
dengan analisis kuantitatif secara manual, namun ketika
mempelajari analisis kuantitatif menggunakan
aplikasi/program beberapa guru mengalami kendala atau
kesulitan karena kurangnya pemahaman dalam
mengoperasikan data menggunakan Ms. Excell. Meskipun
demikian dengan menerapkan FGD kesulitan yang dialami
beberapa guru tersebut dapat diatasi.
23. Berdasarkan hasil FGD mengenai permasalahan yang
dihadapi guru dalam praktik analisis kuantitatif secara
manual atau menggunakan aplikasi/program, peneliti
mencatat sebagian besar guru PAK lebih terbiasa dengan
analisis kuantitatif secara manual, dan mengalami kendala
atau kesulitan dalam melakukan analisis kuantitatif
menggunakan aplikasi/program karena kurangnya
pemahaman dalam mengoperasikan data menggunakan Ms.
Excell.
24. Pada akhir siklus II ini, peneliti kembali meminta guru
melakukan penilaian diri menggunakan instrumen penilaian
diri pada lampiran 1. Sehingga pada akhir siklus ini
diperoleh 100% guru binaan memperoleh nilai capaian 70
ke atas dengan predikat terampil dalam penyusunan
instrumen penilaian. Siklus kedua ini diakhiri dengan rata-
rata nilai capaian yang diperoleh guru binaan berdasarkan
penilaian diri tersebut adalah 84,80 yang artinya telah
melampaui rata-rata nilai capaian yang ditetapkan pada
indikator keberhasilan 81.
63
karakteristik pembelajaran, hal tersebut ditunjukkan melalui hasil analisis data
pada instrumen penilaian diri dan instrumen hasil observasi kegiatan. Dalam
rata capaian nilai pada setiap tahapan siklusnya terdapat peningkatan yang
siswa berdasarkan rata-rata capain nilai pada kondisi awal, siklus pertama dan
kedua.
Rata-Rata
No Siklus Capaian Analisis Deskriptif
Nilai
Hanya 35% guru binaan yang memperoleh
nilai capaian 70 ke atas dengan predikat
terampil dalam penyusunan instrumen
1 Pra siklus 57,93 penilaian
Terdapat 60% guru binaan yang
memperoleh nilai capaian 70 ke atas dengan
predikat terampil dalam penyusunan
2 Siklus I 71,87 instrumen penilaian
100% guru binaan yang memperoleh nilai
capaian 70 ke atas dengan predikat terampil
3 Siklus II 84,80 dalam penyusunan instrumen penilaian
Agar data tersebut dapat lebih mudah dipahami, dan dapat dengan jelas
64
90
80
100.00
80.00
60.00 Prasiklus
Siklus 1
Silus 2
40.00
20.00
-
G1 G3 G5 G7 G9 G1
1
G1
3
G1
5
G1
7
G1
9
pada setiap tahapan siklusnya, di mana pada kondisi awal hanya mencapai
angka rerata 57,93 dengan kriteria kurang, meningkat menjadi rerata 71,87
65
dengan kriteria cukup, dan pada siklus terakhir menjadi 84,80 dengan kriteria
baik.
Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya secara individu dapat dilihat dari
C. Pembahasan
sekolah binaan Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya dalam penyusunan
instrumen penilaian hasil belajar siswa pasca dilakukan workshop oleh kepala
66
upaya yang akurat guna meningkatkan keterampilan guru dalam
Raya.
program 2). perumusan tujuan dan sasaran program, 3). persiapan Instrumen
67
siswa. Terlebih lagi ketika masalah itu berkaitan dengan kualitas
kepala sekolah akan sangat mewarnai peran serta guru pendidikan Agama
68
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
guru pendidikan Agama Kristen di sekolah binaan Kecamatan Jekan Raya Kota
siklusnya, di mana pada kondisi awal atau pra siklus hanya mencapai angka rerata
57,93 dengan kriteria kurang, meningkat menjadi rerata 71,87 dengan kriteria
cukup, dan pada siklus terakhir menjadi 84,80 dengan kriteria baik.
guru yang diperoleh pada kondisi pra siklus sebelum diterapkan FGD, yang
pelaksanaan tindakan dimana dijumpai kendala dan kesulitan guru binaan dalam
1 dan 2 dalam siklus pertama. Hanya 35% guru binaan yang memperoleh nilai
69
penilaian pada kondisi awal atau pra siklus yang mengalami peningkatan menjadi
60% guru binaan yang memperoleh nilai capaian 70 ke atas dengan predikat
rancangan penelitian siklus pertama dilakukan kembali pada siklus kedua dengan
beberapa perbaikan dan pembahasan melalui FGD untuk mengatasi kesulitan guru
dalam instrumen penilaian. Sehingga pada siklus kedua proses kegiatan menyusun
pada siklus kedua dinyatakan 100% guru binaan yang memperoleh nilai capaian
Meskipun pada hasil akhir penilaian diri pada siklus kedua dinyatakan
100% guru binaan yang memperoleh nilai capaian 70 ke atas dengan predikat
pada akhir siklus II adalah 84,80 yang artinya meskipun masih mengalami
beberapa kendala namun seluruh guru binaan telah menguasai konsep penyusunan
oleh pengawas sebagai peneliti dan sekaligus fasilitator atau narasumber. Dengan
demikian pada pertemuan 2 dalam siklus kedua dapat dilakukan praktik penilaian
70
hasil belajar siswa di kelas menggunakan instrumen penilaian sebagai produk
akhir kegiatan pada siklus kedua. Setelah dilakukan praktik penilaian di kelas
pada pertemuan 2 dalam siklus kedua, seluruh guru binaan melaporkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar menjadi 85% siswa mencapai kriteria ketuntasan
yang efektif bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen tingkat SD
B. SARAN
1. Pengawas Sekolah
patner kerja bukan sebagai atasan dan bawahan (pengawas sekolah adalah sahabat
guru). FGD (Focused Group Discussion) dapat menjadi salah satu teknik atau
metode kerja bagi pengawas sekolah dalam upaya peningkatan keterampilan guru
71
2. Kepala Kantor Kemenag
3. Kepala Sekolah
menerus agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar.
proses pembelajaran perlu mendapat perhatian khusus dan terus dibina karena
mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kinerja guru dan prestasi belajar
siswa. Kesulitan dan kendala dalam proses pembelajaran dan penilaian hasil
belajar dapat diatasi dengan menerapkan FGD bersama rekan sejawat dan
72
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Alwi, dkk., 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbitan
Percetakan Balai Pustaka.
Nasih Munjih Ahmad, dkk., 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, Jakarta: Refika Aditama.
73
LAMPIRAN
74
Lampiran 1.
75
No Pernyataan Skala Likert
tepat dan efisien 1 2 3 4 5
Tidak penting – sangat penting
11 Rumusan soal
menggunakan bahasa 1 2 3 4 5
sederhana/ komunikatif Tidak memperhatikan – sangat
memperhatikan
12 Rumusan soal
menggunakan kata- 1 2 3 4 5
kata/kalimat yang tidak Tidak memperhatikan – sangat
menimbulkan memperhatikan
penafsiran ganda atau
salah penafsiran
13 Rumusan soal
menggunakan Bahasa 1 2 3 4 5
denotatif/ bukan konotatif Tidak memperhatikan – sangat
memperhatikan
14 Rumusan soal tidak
mengandung kata-kata 1 2 3 4 5
yang dapat menyinggung Tidak memperhatikan – sangat
perasaan peserta memperhatikan
ujian/ulangan
15 Butir soal menggunakan
bahasa yang sesuai dengan 1 2 3 4 5
kaidah bahasa pada Tidak memperhatikan – sangat
mata pelajarannya memperhatikan
……………,
………………….
GURU PAK,
( …………………….. )
76
Lampiran 2.
77
Lampiran 3.
78
Lampiran 4.
79
Hasil
Telaah Catatan
No
Aspek yang Diamati Tidak
.
Tida
Ya
k
11 Panjang rumusan jawaban
relatif sama
12 Pilihan jawaban memuat isi
materi bukan mengulang
benar semua atau salah semua
13 Penggunaan angka dan waktu
berurutan
14 Bukan soal berangkai antar
nomor
Bahasa
15 Rumusan soal menggunakan
bahasa sederhana/
komunikatif
16 Butir soal menggunakan
bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa pada mata
pelajarannya
17 Rumusan soal menggunakan
kata-kata/kalimat yang tidak
menimbulkan penafsiran
ganda atau salah penafsiran
18 Rumusan soal tidak
mengandung kata-kata yang
dapat menyinggung perasaan
peserta ujian/ulangan
19 Rumusan soal menggunakan
Bahasa denotatif/ bukan
konotatif
Rekomendasi Diterima/Revisi/Ditolak *)
Catatan :
80
……………,
………………….
Peneliti,
( ………………………….. )
81
Lampiran 5
LEMBAR KERJA :
A. Konsep
82
yang terintegrasi dengan nilai-nilai karakter, dilakukan
secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses
pembelajaran.
10. Ulangan adalah proses yang dilakukan oleh pendidik untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkelanjutan.
12. Ujian Nasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik.
83
13. Ujian Unit Kompetensi yang selanjutnya disebut UUK adalah penilaian
terhadap pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat
membentuk 1 (satu) Skema Sertifikasi Profesi, dilaksanakan setiap
tahun oleh satuan pendidikan terakreditasi. Unit Kompetensi terdiri atas
1 (satu) atau beberapa Kompetensi Dasar (KD) untuk mencapai
kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik.
15. Skills Passport adalah salah satu laporan evaluasi hasil belajar peserta
didik, berisi tentang kompetensi dasar-kompetensi dasar yang sudah
dipelajari dan diujikan serta keterangan lain yang diperlukan.
16. Skills Passport berfungsi sebagai dokumen pendukung pada saat peserta
didik mengikuti uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga
Sertifikasi Kompetensi (LSP). Kompetensi dasar yang sudah dinyatakan
lulus atau kompeten dalam dokumen ini, diharapkan menjadi
Recognition Prior Learning (RPL) dan Recognition Current Competency
(RCC) pada pelaksanaan uji kompetensi.
18. Teknik penilaian yang digunakan meliputi observasi, tes tulis, tes lisan,
penugasan, unjuk kerja, proyek, dan portofolio.
19. Pinsip penilaian hasil belajar adalah sahih, obyektif, adil, terpadu,
terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan
kriteria, akuntabel dan handal.
84
21. Penilaian berbasis High Other Thingking Skills (HOTS) adalah penilaian
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
B. Deskripsi
85
didik yang berhasil mencapai kriteria dapat diberikan
program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia, baik
secara individual maupun kelompok. Program pengayaan
merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi
yang dipelajari.
86
Observasi oleh Guru Dilakukan selama proses
Pend. Agama & Budi (jam) pembelajaran
Pekerti, dan Guru PKN
Utama
Dilaksanakan di luar jam
Observasi oleh Guru pembelajaran secara
BK dan Wali Kelas langsung maupun
selama 1 (satu) berdasarkan informasi/
Penilaian laporan yang valid
Sikap semester)
Dilaksanakan sekurang-
Penilaian antar teman kurangnya 1 (satu) kali
Penunjang
dan Penilaian Diri dalam satu semester
menjelang UAS
c. Hasil catatan singkat berupa jurnal yang dibuat guru mata pelajaran
dan guru BK dilaporkan kepada wali kelas.
5. Penilaian Karakter
87
Pancasila terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggung-jawab.
88
Kelebihan Keunikan
• Taat beribadah. • Memiliki perilaku khas
• Santun, ramah, rajin. (cium tangan guru, selalu
• Bekerja keras. membantu teman-
• Memiliki karya yang temannya).
unggul sesuai maupun • Bekerja cerdas.
tidak sesuai kompetensi • Memiliki karya yang
keahliannya. khas sesuai maupun tidak
• Juara dalam suatu sesuai kompetensi
perlombaan sesuai keahliannya.
maupun tidak sesuai • Mengerjakan hal
dengan kompetensi positif, yang tidak
keahliannya. dikerjakan peserta didik
lainnya.
• Memiliki bakat
menonjol di luar
kompetensi keahliannya.
89
No Nama Kelebihan Keunikan
tinggi. ketika bertemu.
2. Memiliki kreativitas 2. Selalu
tinggi. mengucapkan
3. Keberhasilan terima kasih
membuat mobile terhadap bantuan
wajan bolic (alat temannya.
penangkap sinyal
wireless portable)
yang telah
digunakan untuk
layanan internet
keliling desa.
2. Indira 1. Memiliki disiplin 1. Berjiwa ramah
Subangki tinggi. dan sopan.
t 2. Pekerja keras. 2. Memiliki sifat
3. Memiliki sifat jujur. suka menolong
4. Memiliki prestasi orang lain.
dalam bidang olah
raga beladiri.
ds Dst
t
90
Gambar 2.Teknik Penilaian Pengetahuan.
91
Kompetensi Indikator Bentu
Indikator (IPK) Materi Butir Soal
Dasar Soal k Tes
dalam Musa
kehidupa memimpi
n n bangsa
4. Peseta Israel
didik keluar
dapat dari
mensyuk tanah
uri mesir?
semua 3. Ceritakan
peristiwa beberapa
dalam peristiwa
kehidupa dalam
n Alkitab
sebagai
bukti
kehadira
n Allah
dalam
peristiwa
yang
tidak
menyena
ngkan.
4. Apakah
alasanm
u untuk
selalu
bersyuku
r kepada
Allah,
dan
tuliskan
contoh
ucapan
syukurm
u dalam
peristiwa
menyena
ngkan
dan tidak
menyena
ngkan.
92
Kompetensi Indikator Bentu
Indikator (IPK) Materi Butir Soal
Dasar Soal k Tes
kebesaranNya melalui peristiwa peristiwa yang hanya dapat dilakukan oleh
kebesaran Allah, sehingga di dalam Alkitab pada (Keluaran 14 : 1-4)
Melihat kejadian itu bangsa Israel menjadi takut kepada Allah dan
menghormatiNya.
3. Pada waktu Lazarus mati, Maria dan Marta sangat sedih (Yohanes 11:33-
35). Kematian anak seora ibu di Nian (Lukas 7:11-17). Pernikahan di Kana
(Yohanes 2 : 1-11), Kehidupan yusuf, kehidupan Ayub dll.
4. Dapat menyebutkan alasan yang tepat.
- Bersyukur adalah menghormati Allah.
- Allah selalu menyertai kehidupan baik dalam peristiwa menyenangkan
atau tidak menyenangkan.
- Orang percaya menerima bahwa semua peristiwa adalah keputusan
yang terbaik yang Allah ijinkan terjadi.
Dapat menuliskan doa ucapan syukur dalam peristiwa menyenangkan
dan tidak menyenangkan.
93
Gambar 3. Teknik Penilaian Keterampilan.
94
Kompeten Materi Indikator Bentuk
Indikator (IPK) Butir Soal
si Dasar Soal Tes
kan proyek
peristiwa
dan
kehidupan
melakukan
3. Peserta evaluasi
didik
dapat
melakuka
n proyek
bersyukur
secara
sederhana
atas
sebuah
peristiwa
Kriteri Penilaian Soal:
1 Membuat daftar peristiwa yang disyukuri, alasan bersyukur dan yang
kamu lakukan untuk bersyukur.
2 Membuat rancangan proyek.
- Cara melaksanakan : memberikan persembahan syukur
berupa waktu
- Waktu : Dua minggu mulai pada tanggal .... sampai ....
- Yang dilakukan : ....
- Yang didoakan : .... (tuliskan namanya)
- Permohonan kepada Tuhan
3 Pelaksanaan
- Waktu berdoa : pagi hari/ siang hari/ malam hari
- Monitoring : apakah dapat melakukan setiap hari? Apakah ada
kendala? Yakinkah kamu sudah memberikan persembahan
syukur dalam bentuk waktu berdoa? Apa yang kamu rasakan
ketika mendoakan orang lain?
- Evaluasi.
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai
Nilai 4 : jika Jawaban sesuai kriteria dan ada pengembangan
Nilai 3 : jika jawaban sesuai kriteria
Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kriteria
Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kriteria
95
Kategori
IPK
1 2 3 4
7. Ketuntasan
96
di kelompok muatan nasional (A), muatan Kewilayahan (B),
maupun muatan peminatan kejuruan (C1, C2, C3) adalah
minimal 70 (Kategori Baik) sesuai dengan Panduan Penilaian
Hasil Belajar Pada SMK yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah Tahun 2017.
Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan meliputi 3
(tiga) kategori, yaitu Kategori “Kurang/belum mencapai KKM
(<70), kategori Baik/sudah mencapai KKM (70 s.d. 85), dan
Sangat Baik/melampaui KKM (86 s.d. 100). Sedangkan
untuk sikap spiritual dan sikap sosial adalah baik (B).
Satuan pendidikan dapat menentukan nilai ketuntasan
minimal di atas nilai ketuntasan minimal yang ditentukan
pemerintah, melalui proses analisis kondisi sekolah dengan
mempertimbangkan faktor intake, tingkat
kesulitan/kompleksitas KD, dan daya dukung. Untuk
penilaian mata pelajaran kelompok C2 dan C3 (kompetensi
keahlian) selain mengacu pada ketentuan pemerintah, juga
mengacu pada tuntutan kriteria dari KD yang berlaku di
dunia kerja, yaitu minimal memuaskan (satisfaction) yang di
dalam pedoman penilaian SMK dilambangkan dengan nilai
“70”.
97
1) Instrumen penilaian yang digunakan adalah bentuk
tes dan nontes;
2) Instrumen penilaian dalam bentuk tes berupa isian,
uraian, pilihan, dan pengamatan menggunakan daftar
cek (checklist);
3) Instrumen penilaian dalam bentuk nontes berupa
penilaian sikap dan kinerja melalui pengamatan
dengan menggunakan pedoman dan/atau rubrik;
4) Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki
bukti validitas isi sesuai dengan materi pelajaran;
5) Instrumen penilaian memberikan hasil yang dapat
diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan
antartahun, dan
6) Instrumen penilaian yang digunakan secara luas
harus melalui uji coba untuk mengetahui
karakteristik dan kualitas instrumen.
98
10) Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
pembelajaran.;
11) Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
12) Menekankan konteks yang mencerminkan dunia
nyata;
13) Terkait dengan dunia kerja;
14) Menggunakan data yang diperoleh langsung dari
dunia nyata, dan
15) Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
99
6) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum
soal diujikan, baik substansi/materi, konstruksi,
maupun bahasa.
Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan
pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMK biasanya
digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan
jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu
jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya
disebut pengecoh (distractor).
1) Materi
a) Soal harus sesuai dengan indikator;
b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau
dari segi materi;
c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang
benar atau yang paling benar.
2) Konstruksi
a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan
tegas;
b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
harus merupakan pernyataan yang diperlukan
saja;
c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah
jawaban benar;
d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda;
e) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif
sama;
100
f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan,
“Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau
“Semua pilihan jawaban di atas benar”;
g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu
harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
nilai angka tersebut, atau kronologisnya;
h) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya
yangterdapat pada soal harus jelas dan berfungsi,
dan
i) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.
3) Bahasa
a) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
sesuai dengan kaidah bahasaIndonesia;
b) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah
lain atau nasional;
c) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
komunikatif, ddan
d) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase
yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
2) Konstruksi
101
a) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara
mengerjakan soal;
b) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan
kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban
terurai. Gunakanlah kata-kata: mengapa,
uraiakan, jelaskan, tafsirkan, bandingkan,
buktikan, hitunglah, dan hindari pertanyaan :
siapa, apa, bila;
c) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya
harus jelas dan berfungsi, dan
d) Ada pedoman penskoran.
3) Bahasa
a) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif;
b) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang
baku;
c) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian;
d) Tidak mengandung kata yang menyinggung
perasaan, dan
e) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku daerah
tertentu atau bahasa tabu.
102
yang direkam, dll) sebagai stimulus untuk menjawab
soal-soal HOTS;
1) Identitas
Nama Institusi
Program/Kompetensi Keahlian
Mata Pelajaran
Semeser
Tahun Pelajaran
2) Format kisi-kisi soal
103
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Materi yang akan dijadikan soal
Indikator soal
Bentuk soal
Jumlah soal
Nomor urut soal (jika diperlukan)
Kompetensi Dasar merupakan kemampuan minimal
yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari
materi pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar diambil dari
kurikulum.
104
peserta didik. Rumusan indikator harus dapat diukur
dan menggambarkan tingkat kemampuan peserta didik
dari suatu topik bahasan. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi.
105
Lembar Kerja Pertemuan 1. Buatlah rancangan penilaian berupa kisi-kisi dari KD-KD yang telah disediakan (peserta dapat
memilih KD sendiri)
KISI-KISI DAN SOAL
Sekolah :
Kelas/Semester :
Tahun Pelajara :
Mata Pelajaran :
Kompetensi Dasar :
Penilaian Pengetahuan
Kompetensi Bentuk No
IPK Materi Indikator Soal
Dasar Soal Soal
106
Lembar Kerja Pertemuan ke-2 : membuat rancangan penilaian berupa soal dan kelengkapannya dari KD-KD yang telah disediakan
(peserta dapat memilih KD sendiri), meliputi:
a. Butir soal;
b. Kunci jawaban;
c. Kriteria dan rubrik penilaian;*
Instrumen Soal Pengetahuan: (Tes tertulis : Bentuk Pilihan Ganda dan Uraian)
107
a. Penilaian Keterampilan
Kompetensi Bentuk
IPK Materi Bahasan Indikator Soal No Soal
Dasar Soal
Skor Maksimal
NK
Keterangan:
Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi
skor maksimal
NK =
∑ Skor Perolehan × Bobot
Skor Maksimal
108
Perhitungan Nilai Praktik (NP):
Persentase Bobot Komponen Penilaian Nilai Praktik(NP)
Persiapa Prose Sikap Hasi Wakt
∑ NK
n s Kerja l u
Skor
Perolehan
Skor
Maksimal
Bobot
NK
Keterangan:
Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besar persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi
keahlian. Total bobot untuk komponen penilaian adalah 100.
NK = Nilai Komponen merupakan skor perolehan dibagi dengan skor
maksimal dan dikalikan dengan bobot.
NK =
∑ Skor Perolehan × Bobot
Skor Maksimal
NP = Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK
Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, sikap kerja, hasil, dan waktu)
disesuaikan dengan karakter program keahlian.
109
Lembar Kerja Pertemuan 3 : melakukan analisis kualitatif
dari soal pilhan ganda yang telah dibuat pada latihan
sebelumnya
1) Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif adalah analisis butir soal (tes tertulis,
perbuatan, sikap) sebelum soal tersebut
digunakan/diujikan. Aspek yang diukur dalam analsisi
kualitatif adalah:
a) Materi
b) Konstruksi
c) Bahasa/Budaya
110
Lembar Kerja Pertemuan 4 : melakukan analisis kuantitatif
dari data yang telah disediakan baik secara manual atau
mengunakan aplikasi/program.
2) Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilaksanakan setelah soal diujikan.
Adapun maksud dilaksanakan analisis kuantitatif antara
lain adalah untuk mengetahui:
a) Tingkat kesukaran soal.
b) Tingkat reliabilitas
c) Daya pembeda
d) Keberfungsian distraktor
Ting . sukaran =
∑ Siswa Jawab Benar
N
b) Daya Pembeda.
Untuk mengukur daya pembeda bisa menggunakan
rumus sebagai berikut:
BA −BB
Daya Beda = 1
2
N
Keterangan:
BA: Batas Atas
BB: Batas Bawah
N: Jumlah Peserta didik
c) Tingkat reliabilitas soal
Untuk mengukur tingkar reliabilitas soal, dapat
digunakan cara sebagai berikut:
X b−X s
rpbis = √ pq
SD
Keterangan :
Xb : Rata2 Jawab Benar
Xs : Rata2 Jawab Salah
p : Proporsi Jawab Benar
111
q : 1-p
SD: Simpang Baku
112
Analisis Butir Soal
PESERTA
NO 1 2 3 ... 50 SKOR
DIDIK
1 A BBCD 45
2 B BADC 43 27% KA
3 C ACBB 41
KA 0 10 0 0 0 0
1 B 0,85 0,30
KB 1 7 1 1 0 0
KA 0 5 5 0 0 0
2 B 0,40 0,20
KB 2 3 3 1 1 0
KA 0 1 9 0 0 0
3 D 0,15 -0,30
KB 0 2 3 3 2 0
KA 1 2 3 3 1 0
50 D 0,25 0,10
KB 1 2 3 2 2 0
Keterangan:
TK1=(BA+BB): N DP1= (BA-BB):½N
= (10+7) : 20 = (10-7) : ½ x 20
= 0,85 = 0,30
KRITERIA TK: KRITERIA DAYA PEMBEDA:
0,00 – 0,30 = sukar 0,40 – 1,00 = soal baik
0,31 - 0,70 = sedang 0,30 – 0,39 = terima & perbaiki
113
0,71 – 1,00 = mudah 0,20 – 0,29 = soal diperbaiki
0,19 – 0,00 = soal ditolak
CONTOH MENGHITUNG DP DENGAN KORELASI POINT
BISERIAL (rpbis)
DAFTAR SKOR PESERTA DIDIK SOAL NOMOR 1
Keterangan:
B = skor peserta didik yang menjawab benar
S = skor peserta didik yang menjawab salah
P = proporsi jawaban benar thd semua jawaban peserta didik
q = 1-p
Meanb = 192:13 = 14,7692
Means = 200:17 = 11,7647
14,7692 – 11,7647
Rpbis = ----------------------- √ (13:30) (17:30)
3,0954
= (0,9706338) (0,4955355)
114
= 0,4809835 = 0,48
Artinya butir soal nomor 1 adalah DITERMA atau BAIK.
Soal 1 Soal 2
NO. PESERTA DIDIK
(Skor maks 6) (Skor maks 5)
1 A 6 5
2 B 5 4
3 C 3 2
4 D 3 2
5 E 2 1
Jumlah 19 14
Rata-rata 3,80 2,80
TK 0,63 0,56
DP 0,47 0,56
115
Analisis Butir Soal: Teori Klasik
116