Anda di halaman 1dari 14

PENILAIAN FORMATIF DALAM KURIKULUM MERDEKA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Desain Sistem Pembelajaran

Dosen Pengampu :
Novi Trilisiania S.Pd., M.Pd
Galih Pranowo M.Pd

Oleh :
Kelompok 16

Ezra Destiana Arbi 22105241023


Dika Puspita 22105241038

KELAS A
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Novi Trilisiania S.Pd., M.Pd serta Bapak
Galih Pranowo M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Desain Sistem Pembelajaran yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Yogyakarta, 5 November 2023

Kelompok 16
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum Merdeka adalah suatu pendekatan pendidikan yang mengutamakan kemandirian
dan kebebasan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dalam kerangka ini, peserta
didik menjadi subjek utama dalam pembelajaran, dengan peran aktif dalam menentukan
tujuan belajar, memilih metode pembelajaran, dan menilai kemajuan belajar mereka sendiri.
Penilaian formatif memiliki peran sentral dalam mencapai tujuan ini dalam Konteks
Kurikulum Merdeka. Penilaian formatif dalam Kurikulum Merdeka melibatkan sejumlah cara dan
alat yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan pencapaian mereka dalam hal
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang telah diperoleh. Metode Penilaiani ini bisa
termasuk berbagai jenis penilaian seperti ujian, proyek tugas, presentasi, kelompok diskusi, dan lain
sebagainya. Selain itu, dalam konteks evaluasi formatif, guru berperan sebagai fasilitator
pembelajaran yang memberikan umpan balik konstruktif kepada peserta didik.

Penilaian Formatif dalam implementasi kurikulum merdeka membutuhkan peran guru


sebagai fasilitator yang efektif dalam memberikan umpan balik yang konstruktif dan
memfasilitasi refleksi diri peserta didik. Selain itu, penilaian formatif juga membutuhkan
instrumen penilaian yang memadai dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari penilaian formatif serta apakah manfaat penilaian formatif?
2. Apakah manfaat penilaian formatif bagi kurikulum merdeka?
3. Bagaimana prinsip-prinsip penilaian formatif dalam kurikulum merdeka?
4. Bagaimana merancang dan pelaksanaan penilaian formatif dalam kurikulum
merdeka?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian penilaian formatif serta manfaat penilaian formtaif.
2. Memahami manfaat penilaian formatif bagi kurikulum merdeka.
3. Mengetahui bagaimana prinsip-prinsip penilaian formatif dalam kurikulum
merdeka.
4. Mengetahui cara merancangdan bagaimana pelaksanaan penilaian formatif dalam
kurikulum merdeka.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penilaian Formatif dan Manfaat Penilaian Formatif


Penilaian formatif merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan pembelajaran telah tercapai sehingga dapat memberikan umpan balik bagi
pendidik untuk memperbaiki proses pembelajaran (Anggraena et al, 2022). Penilaian
formatif merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran, dilakukan selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung yang merupakan bagian dari praktik keseharian
pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar di kelas.

Penilaian formatif yang dilakukan pendidik tidak hanya penilaian untuk


pembelajaran (assessment for learning) tetapi juga penilaian sebagai pembelajaran
(assessment as learning). Penilaian sebagai pembelajaran yaitu proses penilaian yang
dilakukan pendidik yang memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuan
belajarnya untuk menentukan target belajar, misalnya dalam bentuk penilaian diri atau
penilaian antarteman.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, penilaian formatif memiliki peran yang


penting. Kurikulum merdeka menitikberatkan proses penilaian pembelajaran pada
asesmen formatif dimana hasil asesmen akan digunakan untuk merancang
pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik (Badan Standard et all, 2021). Dengan
demikian, Kurikulum merdeka tidak hanya menekankan pada hasil akhir dari
pembelajaran, tetapi juga pada proses pembelajaran itu sendiri, yang diharapkan dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan efektif bagi peserta didik.

Penilaian formatif dalam Konteks Kurikulum Merdeka memiliki beberapa manfaat


yang signifikan, seperti berikut:

1. Pemantauan Progres Belajar:


Penilaian formatif memungkinkan peserta didik untuk terus-menerus memantau
perkembangan belajar mereka. Melalui umpan balik yang mereka terima dari guru
dan teman sebaya, peserta didik dapat menilai sejauh mana mereka mencapai tujuan
pembelajaran dan mengidentifikasi poin-poin kuat dan lemah dalam pemahaman
mereka. Ini membantu mereka menentukan langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan.
2. Pengembangan Kemampuan Refleksi Diri:
Penilaian formatif mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
refleksi diri. Dengan berpartisipasi aktif dalam proses penilaian, peserta didik diajak
untuk merenungkan dan menilai pemahaman mereka, keterampilan, dan sikap
mereka terhadap pembelajaran. Kemampuan ini membantu mereka meningkatkan
dan mengembangkan diri mereka sendiri.
3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran:
Penilaian formatif memungkinkan peserta didik untuk berkontribusi dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan menyadari kekuatan dan kelemahan
mereka, peserta didik dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan
mengambil tindakan untuk memperdalam pemahaman mereka. Dalam konteks
Kurikulum Merdeka, penilaian formatif mendorong peserta didik untuk mengambil
tanggung jawab pribadi dalam mengelola proses pembelajaran mereka.
4. Motivasi dan Keterlibatan Peserta Didik:
Penilaian formatif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Dengan memberikan umpan balik yang positif, guru
dapat memberikan dorongan kepada peserta didik, mengakui prestasi mereka, dan
memberikan arahan untuk perbaikan lebih lanjut. Hal ini membangun rasa percaya
diri dan mendorong peserta didik untuk terus berusaha mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Pengembangan Kemampuan Metakognisi:
Penilaian formatif dalam Kerangka Kurikulum Merdeka juga mendorong
perkembangan kemampuan metakognisi peserta didik. Melalui evaluasi yang
berkelanjutan, peserta didik belajar mengenali strategi belajar yang efektif,
memantau pemahaman mereka sendiri, dan mengatur waktu dan upaya belajar
mereka dengan lebih efisien. Kemampuan metakognisi ini membantu peserta didik
menjadi pembelajar mandiri yang lebih terampil.

2.2 Tujuan Penilaian Formatif dalam Kurikulum Merdeka


Menurut pemaparan Abidin, (2016) mengenai tujuan pembelajaran penilaian formatif
terdapat faktor kunci dalam meningkatkan pembelajaran melalui penilaian formatif,
yakni sebagai berikut:

1. Menyediakan Umpan Balik yang Efektif Bagi Peserta Didik.


Memberikan umpan balik yang informatif dan sesuai, peserta didik memiliki
kesempatan untuk mengevaluasi sejauh mana mereka telah mencapai target
pembelajaran dan mengidentifikasi langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Umpan balik ini memberikan wawasan yang bernilai bagi peserta didik untuk
meningkatkan pemahaman mereka, mengembangkan keterampilan, serta
memperbaiki sikap dan perilaku mereka.
2. Aktif Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran.
Penilaian formatif dalam Kurikulum Merdeka bertujuan untuk merangsang
partisipasi aktif peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Dengan melibatkan
peserta didik dalam penilaian, mereka menjadi lebih bertanggung jawab atas proses
pembelajaran pribadi mereka. Peserta didik didorong untuk mengawasi
perkembangan mereka sendiri, mengenali poin kuat dan kelemahan mereka, dan
mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Hal ini mendorong
keterlibatan peserta didik dalam memperkuat pemahaman mereka dan
meningkatkan mutu pendidikan yang mereka terima.
3. Mengatur pembelajaran yang memungkinkan siswa memperoleh nilai baik
ketika dilakukan penilaian.
Penilaian formatif dimaksudkan untuk melakukan pemantauan berkelanjutan
terhadap perkembangan belajar peserta didik. Pendidik menggunakan berbagai alat
dan metode penilaian untuk mengumpulkan data tentang kemajuan belajar peserta
didik. Dengan melakukan pemantauan ini, peserta didik dapat mendapatkan
wawasan yang lebih mendalam mengenai pencapaian mereka dan mengidentifikasi
aspek-aspek yang perlu diperbaiki.
4. Memperkenalkan Pengaruh Besar Penilaian Terhadap Motivasi
Penilaian yang memberikan umpan balik yang positif dan mengakui pencapaian
peserta didik memiliki kecenderungan untuk meningkatkan motivasi mereka. Ketika
peserta didik diberikan penghargaan, apresiasi, atau pengakuan atas kemajuan atau
prestasi mereka, hal ini membuat mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk
terus meningkatkan kinerja mereka.
5. Mempertimbangkan Kebutuhan Peserta Didik untuk Menilai Dirinya Sendiri
dan untuk Memahami Bagaimana Cara Meningkatkan Hasil Belajar.
Peserta didik diberikan peluang untuk merefleksikan mengenai pemahaman mereka,
mengenali aspek positif dan negatif, serta merancang strategi perbaikan. Ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh wawasan yang
lebih mendalam tentang diri mereka sebagai individu yang sedang belajar.

2.3 Prinsip-Prinsip Penilaian Formatif dalam Kurikulum Merdeka


Adapun prinsip-prinsip dalam asesmen formatif dalam kurikulum merdeka, antara
lain (Juniardi W, 2023) :
1. Terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Merupakan bagian dari rencana pembelajaran.
3. Fokus pada proses belajar siswa, termasuk motivasi, gaya, dan strategi belajarnya.
4. Melibatkan siswa dalam pelaksanaannya.
5. Mengenal tujuan belajar dan kriterianya.
6. Membantu siswa untuk memperbaiki diri.
7. Mengembangkan kemampuan menilai diri dan teman.
8. Melihat setiap pencapaian tujuan belajar.

Agar asesmen dapat bermanfaat bagi murid dan guru, beberapa hal yang perlu
diperhatilan guru dalam merancang asesmen formatif di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang
untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai
rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting
lainnya.
2. Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif jika tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas proses belajar.
3. Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu
kesatuan.
4. Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan
balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
5. Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan
informasi kepada guru tentang kesiapan belajar murid. Berdasarkan asesmen ini,
guru perlu menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya
dan/atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.
6. Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan,
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk
meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi umpan balik.
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.

2.4 Merancang dan Pelaksanaan Penilaian Formatif dalam Kurikulum Merdeka


Penilaian formatif sebagai tugas yang dikerjakan oleh peserta didik selama proses
pembelajaran bertujuan agar mereka mendapatkan umpan balik dari pendidik, yang
dapat membantu mereka meningkatkan pencapaian belajar mereka, terlepas dari
apakah hasil pekerjaan peserta didik tersebut dinilai atau tidak.

Penilaian formatif, yang sering disebut sebagai "assessment for learning,"


merupakan proses pengumpulan informasi atau bukti yang mengukur sejauh mana
peserta didik telah mencapai kompetensi, kemudian data ini diinterpretasikan untuk
menentukan aktivitas pembelajaran yang paling efektif bagi peserta didik, sehingga
mereka dapat memahami materi atau kompetensi secara optimal.

Dalam merancang penilaian pembelajaran terdapat proseder yang harus


diperhatikan dalam penilaian formatif, yakni sebagai berikut:

1. Identifikasi Materi Pengajaran:


Pendidik harus menentukan materi pengajaran yang akan diajarkan selama tahun
akademik. Sebaiknya, materi ini diorganisir berdasarkan tingkat kompleksitas.
Sebelum melanjutkan ke materi berikutnya, Pendidik perlu melakukan ujian
formatif untuk menilai pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
2. Tentukan Aspek dan Tingkat Penguasaan:
Pendidik harus mengidentifikasi aspek-aspek khusus dari setiap materi pengajaran
yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Setelah aspek-aspek ini ditetapkan, pendidik
juga perlu menentukan tingkat pemahaman yang diharapkan dari siswa terkait
dengan aspek-aspek tersebut..
3. Kaitkan Komponen Materi Pengajaran:
Pendidik perlu mengorganisir komponen-komponen yang ada dalam setiap materi
pengajaran berdasarkan tingkat kesulitannya atau taksonomi pengajaran yang
sesuai.
4. Membuat Soal Ujian:
Pendidik perlu menyusun kisi soal ujian berdasarkan materi yang telah diajarkan
kepada peserta didik.\
5. Persiapkan Tindak Lanjut:
Apabila peserta didik masih kesulitan dalam memahami materi tertentu, langkah
tindak lanjut perlu dipersiapkan. pendidik dapat mengulang materi yang diajarkan
atau mengubah pendekatan pengajaran agar siswa dapat lebih baik memahami
materi tersebut.

Setelah merancang prosedur dalam penilaian formatif Bell & Cowie, (2001)
memaparkan bahwa terdapat tiga langkah dalam pelaksanaan penilaian formatif, yaitu:
1. Pengumpulan Informasi (Elisitasi)
Pada tahap pertama penilaian formatif, yang disebut sebagai pengumpulan
informasi atau elisitasi, pendidik mengumpulkan bukti-bukti mengenai pemahaman
materi atau kompetensi oleh siswa. Ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik yang
sesuai dengan jenis kompetensi yang ingin dinilai. Selain itu, pendidik perlu
menjaga variasi dalam teknik yang digunakan dari waktu ke waktu. Harus diingat
bahwa penilaian formatif umumnya bersifat informal dan tidak menggunakan alat
ukur atau instrumen yang standar
2. Pengolahan dan Interpretasi Informasi
Agar dapat melakukan interpretasi yang tepat terhadap informasi, pendidik harus
memiliki pemahaman yang baik tentang target pencapaian kompetensi yang
diharapkan dari setiap penilaian yang dilakukan. Pendidik juga harus menentukan
pedoman penskoran untuk setiap penilaian yang dilakukan. Pedoman penskoran ini
berisi deskripsi tentang aspek-aspek apa yang diharapkan dapat dinilai dari proses
penilaian dan seberapa baik peserta didik mencapai hasil pengamatan tersebut.
3. Pengambilan Tindakan
Dalam tahap ini, pendidik memberikan respons yang mencakup informasi tentang
tingkat pemahaman peserta didik, materi yang telah dikuasai, materi yang masih
perlu diperbaiki, dan langkah-langkah selanjutnya dalam proses pembelajaran
mereka. Aspek terpenting dari tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran
yang dipandu oleh pendidik kepada peserta didik.

Setelah memperhatikan prosedur serta melakukan pelaksanaan penilaian formatif


dalam kurikulum merdeka penilaian formatif dapat diimplementasikan melalui
pertanyaan terbuka, tugas proyek, portofolio, diskusi kelompok, dan lain sebagainya
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum Merdeka merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada
kemandirian dan kebebasan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dalam mencapai
tujuan ini, penilaian formatif memegang peran yang sangat penting dalam kurikulum
merdeka penilaian formatif mencakup beragam metode evaluasi, seperti ujian, tugas
proyek, presentasi, diskusi kelompok, dan lainnya. Pendidik berperan sebagai fasilitator
pembelajaran yang memberikan umpan balik yang informatif kepada peserta didik. Oleh
karena itu, dengan menerapkan penilaian formatif yang efektif, diharapkan peserta didik
dapat mengoptimalkan potensi belajar mereka dan mencapai hasil pembelajaran yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zainul Abidin (2016). Penilaian Formatif Dan Penilaian Sumatif. Diakses pada 5
November 2023 dari https://yudharta.ac.id/2016/11/penilaian-formatif-dan-penilaian-
sumatif/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=penilaian-formatif-dan-
penilaian-sumatif

Anggraena, Y., Ginanto, D., Felicia, N., Andiarti, A., Herutami, I., Alhapip, L., Iswoyo, S.,
Hartini, Y., & Mahardika, R. L. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. In Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia.

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. Kajian Akademik Kurikulum untuk
Pemulihan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi, 2021.

Bell, B., & Cowie, B. (2001). Formative Assessment and Science Education (Vol. 12).
https://doi.org/10.1007/0-306-47227-9

Juniardi, W. (2023). 5 Prinsip Asesmen Kurikulum Merdeka yang Harus Diketahui Guru.
Diakses pada 5 November 2023 dari
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/prinsip-asesmen/#:~:text=formatif%20dan
%20sumatif.-,Prinsip%20Asesmen%20Formatif,agar%20dapat%20memperbaiki
%20proses%20belajar.

Anda mungkin juga menyukai