Dosen Pengampu :
Novi Trilisiania S.Pd., M.Pd
Galih Pranowo M.Pd
Oleh :
Kelompok 16
KELAS A
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Novi Trilisiania S.Pd., M.Pd serta Bapak
Galih Pranowo M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Desain Sistem Pembelajaran yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Kelompok 16
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Agar asesmen dapat bermanfaat bagi murid dan guru, beberapa hal yang perlu
diperhatilan guru dalam merancang asesmen formatif di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang
untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai
rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting
lainnya.
2. Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif jika tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas proses belajar.
3. Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu
kesatuan.
4. Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan
balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
5. Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan
informasi kepada guru tentang kesiapan belajar murid. Berdasarkan asesmen ini,
guru perlu menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya
dan/atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.
6. Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan,
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk
meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi umpan balik.
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.
Setelah merancang prosedur dalam penilaian formatif Bell & Cowie, (2001)
memaparkan bahwa terdapat tiga langkah dalam pelaksanaan penilaian formatif, yaitu:
1. Pengumpulan Informasi (Elisitasi)
Pada tahap pertama penilaian formatif, yang disebut sebagai pengumpulan
informasi atau elisitasi, pendidik mengumpulkan bukti-bukti mengenai pemahaman
materi atau kompetensi oleh siswa. Ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik yang
sesuai dengan jenis kompetensi yang ingin dinilai. Selain itu, pendidik perlu
menjaga variasi dalam teknik yang digunakan dari waktu ke waktu. Harus diingat
bahwa penilaian formatif umumnya bersifat informal dan tidak menggunakan alat
ukur atau instrumen yang standar
2. Pengolahan dan Interpretasi Informasi
Agar dapat melakukan interpretasi yang tepat terhadap informasi, pendidik harus
memiliki pemahaman yang baik tentang target pencapaian kompetensi yang
diharapkan dari setiap penilaian yang dilakukan. Pendidik juga harus menentukan
pedoman penskoran untuk setiap penilaian yang dilakukan. Pedoman penskoran ini
berisi deskripsi tentang aspek-aspek apa yang diharapkan dapat dinilai dari proses
penilaian dan seberapa baik peserta didik mencapai hasil pengamatan tersebut.
3. Pengambilan Tindakan
Dalam tahap ini, pendidik memberikan respons yang mencakup informasi tentang
tingkat pemahaman peserta didik, materi yang telah dikuasai, materi yang masih
perlu diperbaiki, dan langkah-langkah selanjutnya dalam proses pembelajaran
mereka. Aspek terpenting dari tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran
yang dipandu oleh pendidik kepada peserta didik.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum Merdeka merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada
kemandirian dan kebebasan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dalam mencapai
tujuan ini, penilaian formatif memegang peran yang sangat penting dalam kurikulum
merdeka penilaian formatif mencakup beragam metode evaluasi, seperti ujian, tugas
proyek, presentasi, diskusi kelompok, dan lainnya. Pendidik berperan sebagai fasilitator
pembelajaran yang memberikan umpan balik yang informatif kepada peserta didik. Oleh
karena itu, dengan menerapkan penilaian formatif yang efektif, diharapkan peserta didik
dapat mengoptimalkan potensi belajar mereka dan mencapai hasil pembelajaran yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zainul Abidin (2016). Penilaian Formatif Dan Penilaian Sumatif. Diakses pada 5
November 2023 dari https://yudharta.ac.id/2016/11/penilaian-formatif-dan-penilaian-
sumatif/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=penilaian-formatif-dan-
penilaian-sumatif
Anggraena, Y., Ginanto, D., Felicia, N., Andiarti, A., Herutami, I., Alhapip, L., Iswoyo, S.,
Hartini, Y., & Mahardika, R. L. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. In Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. Kajian Akademik Kurikulum untuk
Pemulihan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi, 2021.
Bell, B., & Cowie, B. (2001). Formative Assessment and Science Education (Vol. 12).
https://doi.org/10.1007/0-306-47227-9
Juniardi, W. (2023). 5 Prinsip Asesmen Kurikulum Merdeka yang Harus Diketahui Guru.
Diakses pada 5 November 2023 dari
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/prinsip-asesmen/#:~:text=formatif%20dan
%20sumatif.-,Prinsip%20Asesmen%20Formatif,agar%20dapat%20memperbaiki
%20proses%20belajar.