Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. Ukuran sel
bermacam-macam dan bentuk sel juga bermacam-macam, meskipun ukuran sel
sangat kecil, strukturnya sangat rumit dan masing-masing bagian sel memiliki
fungsi khusus. misalnya, mitokondria yang terdapat di dalam sel berfungsi sebagai
penghasil energi, sedangkan lisosom berfungsi sebagai organel pencerna.
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup karena sudah tidak bisa
dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri namun dapat
melaksanakan kehidupan. Sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan
respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap
rangsangan. Sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Sel juga disebut sebagai
satuan fungsional akhluk hidup. Perkembangbiakan sel dilakukan melalui
pembelahan sel, pembelahan sel dilakukan oleh organisme bersel satu mengadakan
pembelahan secara langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak
mengalami pembelahan secara mitosis. Sel mengandung materi genetik, yaitu materi
penentu sifat-sifat makhluk. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup
dapat diwariskan kepada keturunannya. (Campbell, 2008)

B. Struktur Sel
Sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Kedua jenis sel tersebut samasama mempunyai perintang selektif atau
membran plasma dan sitoplasma. Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat
organel sel berada. Semua sel mengandung kromosom yang membawa gen dalam
bentuk DNA dan ribosom yang membuat protein dengan instruksi dari gen. DNA
pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran ganda.
Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran yang disebut
nukleoid. Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel
prokariot tidak.
Struktur sel dibagi menjadi struktuk sel prokariotik dan eukariotik.
1. Struktur sel prokariotik
Istilah prokariotik, berasal dari kata yunani pro dan karyon. Pro artinya
sebelum dan karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti sebelum
inti. Bagian dalam sel prokariot disebut sitoplasmaSel prokariotik tidak
memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di dalam
sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti. Materi genetiknya
(DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi tidak
ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell,
2008)
Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding
sel eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering
terlihat dalam rantai, atau kelompok sel yang berjumlah ratusan. Contoh sel
prokariotik adalah bakteri Echerichiacoli. (Albert, 2002)

Gambar 2.1 Sel Prokariot

Gambar. 2.1 Sel Prokariotik


(Sumber: Campbell, 2008)

a. Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding
sel terdiri dari: peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat
kaku), lipid (lemak), dan protein. Fungsi dari dinding sel ialah: memberi
bentuk sel yang tetap karena sifatnya yang kaku,sebagai pelindung, terdapat
poti-pori jalan keluar masuknya molekul-molekul, dan mengatur pertukaran
zat serta reproduksi (Champbel, 2008)
d. Membran plasma
Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma. Struktur
membran plasma yaitu terdiri atas molekul lemak protein berfungsi sebagai
pelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar dan mengatur
transportasi air serta zat-zat terlarutdari luar dan kedalam sel (Champbel,
2008)
e. Nukleoid
Merupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak
terselubung membran) (Champbel, 2008).
f. Organel
Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang
tersusun dari RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat
berlangsungnya sintesa protein (Champbel, 2008).
g. Flagela
Merupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri
(Champbel, 2008).
h. Pili(fimbriae)
Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota.
Berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat
melekatkan diri pada jaringan hewan ataupun tumbuhan (Champbel, 2008).
2. Sel Eukariotik
Eukariotik adalah termasuk golongan memiliki struktur lebih maju yaitu
sama dengan sel tumbuhan dan binatang. Eukariotik adalah kelompok
organisme yang sel- selnya mengandung nukleus yang dikelilingi oleh membran
nukleus, kromosom terdiri dari asam deoksiribo nukleat yang membentuk
kompleks dengan sejumlah protein dan jumlah protein lebih dari satu.
Kelompok mikroorganisme ini mempunyai nukleus sejati.
Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan
dinding sel prokariot. Salah satu grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya
terdiri dari lelulosa, kecuali pada dua grup ganggang yaitu diatom dan krisofita.
Satu grup ganggang lainnya yaitu kokolitofora (coccolithophores) dinding selnya
mengandung lapisan tipis selulosa dan sisik-sisik yang terdiri dari kalsium
karbonat. Dinding sel eukariot yang terdiri dari senyawa-senyawa anorganik
seperti pada diatom dan kokolitifora disebut frustula.
Gambar. 2.2 Sel Eukariotik
(Sumber: Campbell, 2008)

C. Gambar dan Tabel Perbandingan Sel Prokariot dan Eukariot

Gambar. 2.3 Perbandingan Sel Prokariot dan eukariot


(Sumber: Campbell, 2008)

Tabel 2.1 Perbandingan antara Sel Prokariot dan Eukariot


Sel Prokariot Eukariot
Contoh Bakteri dan ganggang hijau Protista, fungi, tumbuhan dan
organismenya biru hewan
Ukuran sel Umumnya 1-5 m Umumnya 10-100 m
Metabolisme Anaerobik dan aerobik Aerobik
Organela Sedikit atau tidak ada Nukleus, mitokondria, kloroplas,
retikulum endoplasma, dll.
DNA Sirkular, dalam sitoplasma Sangat panjang terdapat dalam inti
sel.
Sitoplasma Tidak ada sitoskeleton Sitoskeleton tersusun dari filamen
protein
Pembelahan sel Kromosom memisahkan diri Kromosom memisah melalui
oleh adanya pemisahan gelendong pembelahan
membran plasma
Organisasi seluler Umumnya uniseluler Umumnya multiseluler
(Diadaptasi: Campbell. 2008)

D. Bagian-bagian Sel

1. Dinding sel
Dinding adalah struktur ekstraseluler sel yang hanya terdapat pada sel
tumbuhan. Dinding sel berperan untuk melindungi sel tumbuhan, mempertahankan
bentuknya, dan mencegah pengambilan air secara berlebihan. Dinding sel terdiri dari
mikrofibril yang terbuat dari polisakarida selulosa disintesis oleh enzim lulosa sintase
dan disekresika ke ruang ekstraseluler. Selulosa yang kuat yang dapat memberikan
sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat lubang pada
dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu, sebagai
pelindung, pemberi bentuk tetap dan memiliki pori-pori sebagai jalan keluar
masuknya molekul-molekul (Champbel, 2008).

Gambar. 2.4 Dinding Sel pada Tumbuhan


(Sumber: Campbell, 2008)
2. Membran Sel
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan
alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid dan protein
(fosfolipid bilayer) dan bersifat amphifatik yang artinya memiliki wilayah hidrofilik
dan hidrofobik. Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phospholipid,
protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Fungsi dari membran sel ialah sebagai berikut: sebagai lalu lintas molekul dan
ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah
molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol).
Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa),
ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke
dalam sel; pelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar; mengatur lalu intas
molekul dan ion-ion dari dan kedalam tubuh.
Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif
untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan
transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. (Campbell,
2008)

Gambar. 2.5 Membran sel


(Sumber: Campbell, 2008)

3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang berada di bawah membran sel yang dipenuhi
oleh partikel-parikel dan organel-organel berukuran besar dan kecil yang tersebar
didalamnya. Bagian cairan bening dari sitoplasma yang merupakan tempat dimana
partikel-partikel itu tersebar disebut sitosol, yang terutama terdiri atas protein yang
larut, elektrolit, dan glukosa serta sejumlah kecil senyawa lipid.

Gambar. 2.6 Sitoplasma


(Sumber: Campbell, 2008)

4. Nukleus
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul
DNA linear panjang yang membentuk kromosom. Fungsi utama nukleus adalah untuk
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga
berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi
mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana
ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

5. Sentriol (Sentrosom)
Sentrosom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol yang masing-
masing terdiri dari sembilan set triplet mikrotubulus yang tersusun membentuk
cincin. Sebelum sel hewan membelah, sentriol bereplikasi (Champbel, 2008).
6. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum Endoplasma (RE) adalah jejaring panjang yang menyusun hampir
separuh dari sel eukariot. Kata endoplasma berarti di dalam sitoplasma, sedangkan
reticulum berasal dari kata latin yang berarti jaring kecil. RE terdiri dari jaring
tubulus dan kantung bermembran yang disebut sisterna atau dalam bahasa latin
cisterna yang berarti penampung cairan. Membran internal RE dipisahkan oleh
lumen (rongga) atau ruang sisterna. Terdapat dua jenis retikulum endoplasma, yaitu
retikulum endoplasma halus dan retikulum endoplasma kasar. RE halus adalah RE
yang tidak terdapat ribosom dipermukaan luarnya, sedangkan pada RE kasar terdapat
ribosom dipermukaan luarnya sehingga menyebabkan RE ini tampak kasar. Ribosom
yang melekat pada RE kasar akan mensintesi protein yang nantinya akan di
sekresikan keluar sel dengan bantuan vesikel transpor. (Campbell, 2008)

Gambar. 2.7 Retikulum Endoplasma halus dan kasar


(Sumber: Kemdikbud, 2014)

7. Ribosom
Ribosom adalah organela sel yang tersusun atas RNA ribosom dan protein
yang berfungsi untuk mensintesis protein. Di dalam sel terdapat ribosom terikat dan
ribosom bebas. Ribosom terikat melekat pada sisi luar retikulum endoplasma,
sedangkan ribosom bebas tersebar bebas di dalam sitosol. Kedua ribosom ini identik
secara struktural. Ribosom bebas mensintesis sebagian besar protein yang berfungsi
di dalam sel, sedangkan ribosom bebas mensintesis protein yang nantinya akan
disekresikan keluar sel dalam lisosom. Sel-sel yang mensekresikan protein adalah
sel-sel pankreas (Campbell, 2008).

8. Kompleks Golgi
Kompleks golgi atau aparatus golgi adalah kantong-kantong pipih bermembran yang
tampak seperti roti. Sebuah sel dapat memiliki ratusan tumpukan seperti ini. Aparatus golgi
dapat dianggap sebagai penggudangan, pemilahan, dan pengiriman produk-produk RE,
misalnya protein. Disimpan untuk kemudian dikirimkan ke berbagai tujuan. Kedua kutub
tumpuka golgi disebut sebagai sisi cis dan sisi trans. Sisi cis bekerja sebagai bagian
penerimaan, sedangkan sisi trans berperan sebagai bagian pengiriman pada aparatus golgi.
Sisi cis biasanya terletak di dekat ER. Vesikel transpor menggerakan materi dari ER menuju
aparatus golgi. Suatu vesikel yang bertunas dapat menambahkan membrannya dan isi
lumennya ke sisi cis dengan cara berfusi (bergabung) dengan membran golgi. Sisi trans
memunculkan vesikel, yang terlepas dan berpindah ke tempat lain. Sebelum melepaskan
produknya melalui pertunasan vesikel dari sisi trans, tumpukan golgi memilah milah produk
dan menentukan tujuan atau targetnya (Campbell, 2008).

Gambar. 2.8 Kompleks golgi


(Sumber: Campbell, 2008)

9. Lisosom
Lisosom adalah organel sel yang merupakan kantong bermembran yang berisi
enzim hidrolitik yang berguna untuk proses pencernaan intraseluler. Lisosom
melakukan proses pencernaa intraseluler seperti pada Amoeba dan banyak protista
yang menelan makannya dengan cara fagositosis. Sehingga terbentuklah vakuola
makanan yang kemudian berfusi dengan lisosom yang mengandung enzim-enzim
pencerna makanan. Lisosom juga menggunakan enzim hidrolitiknya untuk mendaur
ulang materi organik milik sel itu sendiri yang disebut autofagi. Materi organik ini
akan diselubungi oleh vesikel yang kemudian akan berfusi dengan lisosom. Enzim-
enzim lisosom akan menguraikan materi tersebut lalu akan dikembalikan ke sitosol
untuk digunakan kembali. Proses ini berguna pada sel hati yang mendaur ulang
separuh makromolekulnya setiap minggu (Campbell, 2008).

Gambar. 2.9 Lisosom


(Sumber: Campbell, 2008)
10. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat respirasi selular, proese metabolik yang
menghasilkan ATP dengan cara mengambil energi dari lemak dan gula dengan
bantuan oksigen. Mitokondria diselubungi oleh dua membran yang masing-masing
merupakan lapisan ganda fosfolipid. Membran luar bertekstur mulus, namun
membran dalam berlipat-lipat dengan pelipatan kedalam yang disebut krista. Sebagai
permukaan yang berlipat-lipat, krista memberikan luas permukaan yang amat besar
pada membran dalam mitokondria sehingga meningkatkan produktivitas respirasi
selular. Membran dalam membagi mitokondria menjadi 2 bagian internal. Yang
pertama adalah ruang antarmembran (ruang antara membran dalam dan membran
luar), ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran
dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti
siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi -oksidasi asam lemak, dan
yang kedua adalah matriks mitokondria. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat
materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP,
ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium. Enzim-
enzim dalam matriks mengkatalisis beberapa respirasi selular (Champbel, 2008).

Gambar. 2.10 Mitokondria


(Sumber: Campbell, 2008)

11. Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan penyokong sel yang berfungsi memberikan sokongan
mekanis pada sel dan mempertahankan bentuknya. Terdapat tiga tipe utama serat
penyusun sitoskeleton, yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen inetrmediet.
Mikrotubulus merupakan serat yang paling tebal di antara ketiga serat, mikrofilamen
atau disebut juga filamen aktin adalah serat yang paling tipis, dan filamen intermediet
adalah serat dengan diameter pada kisaran tengah (Champbel, 2008).

12. Vakuola
Vakuola merupakan vesikel yang dibatasi membran yang memiliki fungsi berbeda-
beda. Terdapat vakuola makanan yang terbentuk akibat proses fagositosis. Vakuloa
kontraktil yang banyak dimiliki oleh protista air tawar yang berfungsi memompa kelebihan
air keluar sel sehingga mempertahankan konsentrasi ion dan molekul. Pada tumbuhan
terdapat vakuola sentral yang berukuran besar. Vakuola sentral ini terbentuk dari
penggabungan vakuola-vauola kecil. Vakuola sentral pada tumbuhan merupakan bagian yang
dapat menyimpan cadangan senyawa organik yang penting, misalnya protein yang
memberikan warna pada sel, misalnya pigmen merah dan biru pada kelopak bunga
(Champbel, 2008).

13. Silia atau Flagella


Pada permukaan sel terkadang dijumpai silia dan flagela, yaitu struktur
menonjol seperti rambut yang berfungsi sebagai alat gerak. Flagela (cambuk getar)
lebih panjang dibandingkan dengan silia, rata-rata tiap sel mempunyai 1-2 flagela.
Tonjolan sel tersebut dapat bergerak ke segala arah. Flagela bisa di temukan pada
Protozoa (Flagellata), Porifera (bunga karang) dan Coelenterata (hewan karang).
(Champbel, 2008).
DAFTAR RUJUKAN

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: Biology.
5th. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan, Jilid I.
Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai