Kompleks sitokrom disusun atas tujuh jenis protein integral membran, termasuk dua
sitokrom dan protein iron-sulfur (Becker). Sitokrom adalah protein yang mengandung gugus
heme prostetik yang berfungsi sebagai salah satu pembawa elektron. Heme yang terlibat dalam
satu transfer elektron ini melibatkan oksidasi Fe2+ dan Fe3+. Sitokrom diberi nama sesuai dengan
spektrum penyerapan mereka yang tergantung pada struktur porfirin. Dua sitokrom yang terdapat
pada kompleks ini adalah sitokrom b dan sitokrom f. Protein yang terlibat selama proses transfer
elektron disini adalah: 1) Plastosianin, yaitu protein yang mengandung unsur tembaga (Copper)
yang berperan sebagai pembawa elektron, 2) Plastoskuinon, yaitu protein membran peripheral
yang berperan sebagai pembawa elektron, 3) Feredoxin, yaitu protein iron-sulfur yang ditemukan
pada stroma. Feredoxin berperan dalam asimilasi nitrogen dan sulfur dan 4) Enzim Ferredoxin-
NADP+ Reduktase (FNR), yaitu protein membran peripheral yang ditemukan di membran
tilakoid yang menghadap ke sisi stroma. Berperan dalam reduksi dan asimilasi karbon.
Tahap selanjutnya adalah elekton menuju QA (sebuah plastoquinone yang berikatan kuat
dengan protein D2). Plastoquinone mirip dengan koenzin Q, komponen sistem transfer elekton
pada mitokondria. Plastoquinone lain (QB) menerima dua elekton dari QA dan mengikat dua
proton dari stroma sehingga tereduksi membentuk plastoquinol (QBH2). QBH2 kemudian dapat
melepaskan 2 elektron dan 2 proton menuju sitokrom b6 yang akan teroksidasi kembali menjadi
QB. Karena satu molekul klorofil memindahkan satu electron per proton yang diserap, maka
pembentukan satu molekul plastoquinol tergantung pada dua urutan fotoreaksi pada pusat reaksi
yang sama sehingga dapat dituliskan:
3 photon + QB + 2H+ + 2e- menjadi QBH2
Gambar 7. Proses Pemecahan air pada OEC (Nelson dan Cox, 2005)
Proton yang terakumulasi pada lumen tilakoid menyebabkan gradient proton elektrokimia
melewati membrane tilakoid dan molekul oksigen akan berdifusi keluar dari kloroplas. Oleh
karena oksidasi lengkap dari dua molekul air menjadi molekul air tergantung pada empat
fotoreaksi, reaksi yang dikatalisasi oleh empat fotoeksitasi PSII dapat disubtitusi menjadi reaksi
berikut.
4 photon + 2H2O + 2QB + 4H+ stroma menjadi O2 + 2QBH2 + 4H+lumen
Proton yang dipindahkan dari stroma menuju lumen tilakoid sebenarnya masih menjadi
bagian dari QBH2, sementara itu proton yang ditambahkan ke lumen pada tahap ini berasal dari
oksidasi air.
2.2.2 Transfer Elekron dari Plastoquinol ke Plastocyanin
Electron yang dibawa oleh QBH2 mengalir melalui sebuah kompleks sistem transfer
electron (ETS) yang tergabung ke pompa proton searah melewati membrane tilakoid kedalam
lumen. Mekanisme ini terjadi dengan kompleks sitokrom b6 atau f kompleks, yang tersusun atas
tujuh protein integral yang berbeda termasuk dua sitokrom dan sebuah protein besi-sulfur.
QBH2 mendonorkan dua electron yang diterima dari PSII, satu demi satu melalui sitokrom
b6 dan protein besi-sulfur menuju sitokrom f. Oksidasi masing-masing QBH2 melepaskan dua
proton ke dalam membrane tilakoid dan memungkinkan QB kembali ke plastoquione pool,
dimana ini tersedia untuk menerima lebih electron dari PSII dan lebih proton dari stroma.
Penelitian terkini mendukung model yang menjelaskan penambahan proton dapat dipompa
dari stroma kedalam lumen dengan melibatkan siklus Q kloroplas. Pada model ini, setiap empat
electron yang ditransferkan dari QBH2 ke plastocyanin (PC), satu electron dari QBH2 digunakan
dalam siklus Q untuk mereduksi molekul QB yang kedua yang terasosiasi dengan sitokrom b6.
Pada saat QB tereduksi menjadi QBH2, penambahan proton dari stoma diambil dan dilepaskan
ke dalam lumen setiap kali QBH2 direoksidasi.
Inti dari pusat reaksi di fotosistem II adalah homolog dengan pusat reaksi
bakteri dan juga menghasilkan elektron donor yang kuat dalam bentuk molekul
kuinon yang dilarutkan dalam lapisan membran lipid bilayer. Kuinon melewatkan
elektron ke pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f-kompleks, yang menyerupai
sitokrom b-c1 kompleks dalam rantai respirasi pada mitokondria. Sitokrom b6-f-
kompleks memompa H+ ke dalam ruang tilakoid melintasi membran tilakoid (atau
keluar dari sitosol melintasi membran plasma dalam cyanobacteria), dan
menghasilkan gradien elektrokimia yang mendorong sinthesis ATP oleh ATP sintase.
Akseptor elektron terakhir dalam rantai transpor elektron adalah fotosistem
tahap kedua, yaitu fotosistem I, yang menerima elektron ke dalam lubang
kekurangan elektron yang diciptakan oleh cahaya dalam molekul klorofil pada pusat
reaksinya. Setiap elektron yang masuk fotosistem I akhirnya didorong ke level energi
sangat tinggi yang memungkinkan untuk diteruskan ke pusat sulfur-besi dalam
ferredoxin dan kemudian ke NADP+ untuk menghasilkan NADPH.
Gambar. Aliran electron selama fotosintesis pada membrane thylakoid (Sumber Alberts,
2008).
Sebuah kuantum tunggal cahaya tampak tidak memiliki energi yang cukup
untuk memindahkan elektron sepanjang jalan dari dasar fotosistemII ke atas
fotosistem I, yang perubahan energinya dibutuhkan untuk melewatkan elektron
secara efisien dari air ke NADP+. Penggunaan dua fotosistem secara terpisah
membuat energi dari kuanta cahaya tersedia untuk hal ini. Selain itu, ada cukup
energi tersisa untuk mengaktifkan rantai elektron transportasi yang menghubungkan
dua fotosistem untuk memompa H+ melintasi membran tilakoid (atau membran
plasma cyanobacteria), sehingga sintase ATP dapat memanfaatkan beberapa energi
cahaya yang diturunkan untuk produksi ATP.