Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Nur Hidayah, M.Pd

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Biologi

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Anggi Tri Tunggal Dewi (Npm 2111060007)

Aydellia Nazira (Npm 2111060013)

Nur Huda (Npm 2111060134)

Khoirul Ma’rub (Npm 2111060123)

Yulia Anggraeni (Npm 2111060160)

Kelas 5A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami diberi kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“STANDAR PROSES PEMBELAJARAN” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan berbagai
pihak, maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Nur Hidayah, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang telah memberi bimbingan, saran, dan kritik. Kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun sedikit
harapan semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca sehingga dapat
memperkaya dan memberi inspirasi untuk penyusunan makalah lebih lanjut.

Bandar Lampung, 15 September 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Standar Proses 2

2.2. Proses Pembelajaran

2.3. Komponen-komponen

2.4 Faktor-faktor

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar menurut bahasa adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Secara etimologi kata
standar bisa dipahami sebagai patokan atau sebagai standar baku. Standar juga bias dikatakan sebagai
sesuatu yang digunakan sebagai ukuran, norma, atau model dalam evaluasi komparatif (Oxford
Dictionary). Standar dapat dijadikan acuan, untuk melakukan proses kerja agar mencapai hasil yang
sudah ditetapkan sebelumnya dan melakukan penilaian. Proses adalah serangkaian langkah sistematis,
atau tahapan yang jelas yang dapat ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasil yang diinginkan . Jika
ditempuh, setiap tahapamn itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan. Standar Proses
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat
secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan.Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013, Standar Proses dijabarkan sebagai suatu
kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan. Sebuah proses pendidikan, baik tingakatan nasional maupun tingkatan kelas akan dianggap
sukses apabila kompetensi lulusan yang ditargetkan dapat tercapai dengan sempurna. Oleh sebab itu,
diperlukan beberapa tahapan-tahapan dan serangkai strategi yang nantinya dijadikan pedoman untuk
mencapai target tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu standar proses?
2. Apa itu proses pembelajaran?
3. Apa saja komponen-komponen Pembelajaran?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui standar proses
2. Mengetahui proses pembelajaran
3. Mengetahui komponen-komponen pembelajaran
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Proses

Menurut Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, proses
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus bersifat fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar.
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotivasi peseta didik untuk berpartisipatif aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan amanat peraturan pemerintah no 19 tahun 2015 tentang
standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria
minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum
Negara kesatuan Republik Indonesia.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,


penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar Kompetensi (SK),
Kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar dan sumber
belajar.

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru
secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di
bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan
untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk
MI, MTs, MA, dan MAK.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru
merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan jadwal disatuan
pendidikan.komponen RPP adalah:

1. Identitas Mata pelajaran

2. Standar Kompetensi

3. Kompetensi Dasar

4. Indikator Pencapaian Kompetensi


5. Tujuan Pembelajaran

6. Materi Ajar

7. Alokasi Waktu

8. Metode pembelajaran

9. Kegiatan Pembelajaran.

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal daam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD, kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan
kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan
ini secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk perangkuman atau kesimpulan, penilaian, umpan balik, refleksi dan
tindak lanjut.

10. Penilaian Hasil Belajar

11. Sumber Belajar

Beberapa prinsip penyusunan RPP yang perlu diperhatikan:

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

5. Keterkaitan dan keterpaduan

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.


Prinsip penyusunan RPP

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan


perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian,
dan semangat belajar.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk


mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

5. Keterkaitan dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP
disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

B. Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik
antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik. Oleh karena itu, proses pembelajaran
musik yang tepat di ekstrakurikuler band sangat dibutuhkan dalam kegiatan berkesenian untuk
menghasilkan sebuah karya musik (lagu) melalui aransemen yang pada akhirnya lagu tersebut
terkesan baru dan siswa mampu untuk membawakan musik dengan baik. Untuk melakukan sebuah
proses pembelajaran, terlebih dahulu harus dipahami pengertian dari kata pembelajaran.

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa
dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan.
Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa
dapat tercapai secara optimal. pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar
mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien”. Sejalan dengan
itu pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau
berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan karakteristik-karakteristik dari perubahan
aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli,
kematangan atau perubahan-perubahan sementara.

Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang
dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi
kemampuan mereka. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif(kemampuan
intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh
pendapat Blomm yang membagi tiga kategori dalam tujuan pembelajaran yaitu: 1) Kognitif, 2)
Afektif, 3) Psikomotorik.

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitarnya yang meliputi
perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang
disebut juga perkembangan moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut
perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa mengalami
perkembangan yang maju dan positif.

Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai
dan dimiliki siswa atau peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran.
Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat bagi siswa dan
sesuai dengan karakteristik siswa supaya tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal.

C. Komponen-komponen

Pengajaran adalah suatu sistem artinya keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara keseluruhan untuk mencapai tujuan pengajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki
peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Jadi, komponen
pendidikan adalah bagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang menentukan berhasil atau
tidaknya proses pendidikan.

Adapun komponen-komponen tersebut meliputi:

1. Tujuan pendidikan
2. Peserta didik
3. Pendidik
4. Bahan atau materi pelajaran
5. Pendekatan dan metode
6. Media atau alat
7. Sumber belajar
8. Evaluasi

Semua komponen dalam sistem pengajaran saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pengajaran. Pada dasarnya, proses pengajaran dapat terselenggara secara lancar, efisien,
dan efektif berkat adanya interaksi yang positif, konstruktif, dan produktif antara berbagai komponen
yang terkandung di dalam sistem pengajaran tersebut.

1.Komponen Peserta Didik

Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pengajaran, di samping faktor pendidik, tujuan, dan
metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa peserta didik adalah
komponen yang terpenting diantara kelompok lainnya. Pada dasarnya peserta didik adalah unsur penentu
dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akan terjadi proses
pengajaran. Sebab peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran dan bukan pendidik, pendidik hanya
berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada peserta didik. Tanpa adanya peserta didik, pendidik tak
akan mungkin mengajar. Sehingga peserta didik adalah komponen yang penting dalam hubungan proses
belajar mengajar ini.

2.Komponen Pendidik

Sebelum memulai tugasnya, pendidik harus terlebih dahulu mempelajari kurikulum sekolah itu dan
memahami program pendidikan yang sedang dilaksanakan. Setiap akan mengajar, pendidik perlu
membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana
tahunan. Karena itu harus memahami benar tentang tujuan pengajaran, cara merumuskan tujuan
mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan menggunakan berbagai sumber, cara
memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan
pengetahuan tentang alat-alat evaluasi lainnya.

Dengan melaksanakan tugasnya, ia perlu mengadakan kerja sama dengan orang tua peserta didik, dengan
badan-badan kemasyarakatan dan sekali-sekali membawa peserta didik mengunjungi objek-objek yang
kiranya perlu diketahui peserta didik.

A. Peranan pendidik

Pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh Adams dan Dickey bahwa peran pendidik
sesungguhnya sangat luas, meliputi:

1). Pendidik sebagai pengajar

Pendidik bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas. Ia menyampaikan pelajaran agar peserta didik
memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu ia juga berusaha agar
terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui
pengajaran yang diberikannya.

2). Pendidik sebagai pembimbing

Pendidik berkewajiban memberikan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu menemukan
masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal dirinya sendiri, dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pendidik perlu memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok,
penyuluhan individual, teknik mengumpulkan keterangan, teknik evaluasi, statistik penelitian, psikologi
kepribadian, dan psikologi belajar.

3). Pendidik sebagai pemimpin

Pendidik berkewajiban mengadakan supervisi atas kegiatan belajar peserta didik, membuat rencana
pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manajemen kelas,
mengatur disiplin kelas secara demokratis. Pendidik harus punya jiwa kepemimpinan yang baik, seperti
hubungan sosial, kemampuan berkomunikasi, ketenagaan, ketabahan, humor, tegas, dan bijaksana.
4). Pendidik sebagai ilmuwan

Pendidik dipandang sebagai orang yang berpengetahuan. Dia bukan saja berkewajiban menyampaikan
pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik, tetapi juga berkewajiban mengembangkan
pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya.

5). Pendidik sebagai pribadi

Sebagai pribadi setiap pendidik harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh peserta didiknya, oleh
orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pengajaran
secara efektif.

6). Pendidik sebagai penghubung

Sekolah berdiri diantara dua lapangan, yakni satu pihak mengemban tugas menyampaikan dan
mewariskan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus menerus berkembang dengan lajunya, dan di
pihak lain bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakat. Di antara
kedua lapangan inilah pendidik memegang peranannya sebagai pelaksana.

7). Pendidik sebagai pembaharu

Pendidik memegang peranan sebagai pembaharu, oleh karena melalui kegiatan pendidik penyampaian
ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-lain maka akan menanamkan jiwa pembaruan di
kalangan peserta didik.

8). Pendidik sebagai pembangunan

Sekolah turut serta memperbaiki masyarakat dengan jalan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
oleh masyarakat dan dengan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan
oleh masyarakat itu. Pendidik baik secara pribadi dan professional dapat menggunakan setiap kesempatan
yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat. Partisipasinya di dalam
masyarakat akan turut mendorong masyarakat lebih bergairah untuk membangun.

B.Tanggung Jawab Pendidik

1). Pendidik harus membantu peserta didik belajar

Tanggung jawab pendidik yang terpenting ialah merencanakan dan membantu peserta didik melakukan
kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Pendidik
harus membimbing peserta didik agar mereka memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman,
perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan perkembangan sikap yang
serasi.

2). Turut serta membina kurikulum sekolah

Sesungguhnya pendidik merupakan seorang key person yang paling mengetahui tentang kebutuhan
kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karena itu, sewajarnya apabila dia
turut aktif dalam pembinaan kurikulum di sekolahnya. Akan lebih baik pula apabila pendidik melakukan
langkah-langkah tertentu dalam penilaian terhadap buku-buku pelajaran yang sedang digunakan.
3). Melakukan pembinaan terhadap diri peserta didik (kepribadian, watak dan jasmaniah)

Mengembangkan watak dan kepribadian peserta didik sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap, cita-
cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggungjawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas
dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung jawab pendidik agar aspek-aspek
kepribadian ini dapat berkembang maka pendidik perlu menyediakan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengalami, menghayati situasi-situasi yang hidup dan nyata. Selain itu, kepribadian, watak, dan
tingkah laku pendidik sendiri akan menjadi contoh konkret bagi peserta didik.

4). Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar

Pendidik bertanggung jawab menyesuaikan semua situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan
kematangan peserta didik. Juga bertanggung jawab mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar dan
kemajuan belajar serta melakukan diagnosis dengan cermat terhadap kesulitan dan kebutuhan peserta
didik.

5). Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif

Pendidik tak mungkin melaksanakan pekerjaannya secara efektif, jika ia tidak mengenal masyarakat
seutuhnya dan secara lengkap. Harus dipahami dengan baik tentang pola kehidupan, kebudayaan, minat
dan kebutuhan masyarakat, karena perkembangan sikap, minat, aspirasi anak sangat banyak dipengaruhi
oleh masyarakat sekitarnya. Ini berarti bahwa dengan mengenal masyarakat, pendidik dapat mengenal
peserta didik dan menyesuaikan pelajarannya secara efektif. Pendidik sebaiknya turut aktif dalam
kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat. Apabila hal ini dikerjakan maka pendidik akan mendapat
peluang yang baik untuk menjelaskan tentang keadaan sekolah kepada masyarakat itu, sehingga
mendorong masyarakat untuk turut memikirkan kemajuan pendidikan anak-anak mereka.

6). Turut menyukseskan pembangunan

Pembangunan adalah cara yang paling tepat guna membawa masyarakat ke arah kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa. Pembangunan itu meliputi pembangunan dalam bidang mental spiritual dan bidang
fisik materiil. Turut serta dalam kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung di dalam
masyarakat termasuk tanggung jawab pendidik yang efektif.

7). Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional pendidik

Tanpa adanya kecakapan yang maksimal yang dimiliki oleh pendidik, maka kiranya sulit bagi pendidik
tersebut mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara yang sebaik-baiknya.
Peningkatan kemampuan itu meliputi kemampuan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas di dalam sekolah dan kemampuan yang diperlukan untuk merealisasikan
tanggung jawabnya di luar sekolah. Kemampuan itu harus dipupuk dalam diri pribadi pendidik sejak ia
mengikuti pendidikan pendidik sampai ia bekerja.

3.Komponen Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu
kegiatan yang diprogamkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian
dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa. Sebagai unsur penting untuk suatu kegiatan,
maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak bisa diabaikan. Demikian juga halnya dalam kegiatan belajar
mengajar, tujuan adalah suatu cita-cita yang dicapai dalam kegiatannya. Tujuan merupakan komponen
yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti: bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, pemilihan metode, alat, sumber dan evaluasi. Semua komponen itu harus bersesuaian dan
didayagunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Bila salah satu komponen tidak
sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

Tujuan memiliki nilai yang sangat penting di dalam pengajaran. Bahkan barangkali dapat dikatakan
bahwa tujuan merupakan faktor yang terpenting dalam kegiatan dan proses belajar mengajar. Nilai-nilai
tujuan dalam pengajaran diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan pendidik dan peserta didik dalam
proses pengajaran;
b. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada pendidik dan peserta didik;
c. Tujuan pendidikan memberikan pedoman dan petunjuk kepada pendidik dalam rangka memilih
dan menentukan metode mengajar atau menyediakan lingkungan belajar bagi peserta didik;
d. Tujuan pendidikan penting maknanya dalam rangka memilih dan menentukan alat peraga
pendidikan yang akan digunakan; dan
e. Tujuan pendidikan penting dalam menentukan alat/ teknik penilaian pendidik terhadap hasil
beajar peserta didik.

Ada bermacam-macam tujuan pendidikan menurut M. J. Langeveld , yaitu:

1.Tujuan umum

Tujuan umum adalah tujuan paling akhir dan merupakan keseluruhan/ kebulatan tujuan yang ingin
dicapai oleh pendidikan. Bagi Langeveld tujuan umum atau tujuan akhir, akhirnya adalah kedewasaan,
yang salah asatu cirinya adalah tetap hidup dengan pribadi mandiri. Dan menurut Hoogveld (Soekarlan,
1969: 29) mendidik itu berarti membantu manusia agar mampu menunaikan tugas hidupnya secara berdiri
sendiri.

2.Tujuan khusus

Tujuan khusus adalah pengkhususan tujuan umum atas dasar berbagai hal. Misalnya usia, jenis kelamin,
intelegensi, bakat, minat, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap perkembangan, tuntutan persyaratan
pekerjaan dan sebagainya.

3.Tujuan tak lengkap

Tujuan tak lengkap adalah tujuan yang hanya menyangkut sebagian aspek kehidupan manusia. Misalnya
aspek psikologis, biologis, sosiologis saja. Salah satu aspek psikologis misalnya hanya mengembangkan
emosi dan pikiran saja.

4.Tujuan sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang hanya dimaksudkan untuk sementara saja, sedangkan kalau tujuan
sementara itu sudah tercapai maka ditinggalkan dan diganti dengan tujuan yang lain. Misalnya: orang tua
ingin agar anaknya berhenti merokok, dengan dikurangi uang sakunya. Kalau sudah tidak merokok, lalu
ditingalkan dan diganti dengan tujuan lain misalnya agar tidak suka begadang.

5.Tujuan intermedier

Tujuan intermedier yaitu tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok. Misalnya: anak yang
dibiasakan untuk menyapu halaman, maksudnya agar klak ia mempunyai rasa tanggung jawab.
Membiasakan mmbagi-bagi tugas pada anak satu dngan lainnya juga berarti melatih tanggung jawab
dengan maksud agar kelak mereka memiliki rasa tanggung jawab.

6.Tujuan insidental

Tujuan insidental yaitu tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, seketika atau spontan. Misalnya:
pendidik menegur anak yang bermain kasar ketika bermain sepak bola. Selain itu, orang tua yang
menegur anaknya untuk duduk dengan sopan.

4. Komponen Bahan/ Materi

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan
pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, pendidik yang akan mengajar pasti
memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua persoalan
dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran
pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang
pendidik sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau
penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang pendidik agar dalam mengajar
dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang terlepas
dari disiplin keilmuan pendidik, tetapi dapat digunakan sebagai penunjang dalam penyampaian bahan
pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran
pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik.

Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang
bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai olek anak didik. Karena itu, pendidik khususnya
atau pengembang kurikulum umumnya, tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan
yang topiknya tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan anak didik pada usia tertentu dan dalam
lingkungan tertentu pula. Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan
kebutuhan anak didik. Maslow berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait
dengan kebutuhannya. Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi
anak didik dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang
tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses beajar mengajar yang akan
disampaikan kepada anak didik.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi situs pembelajaran

A. Faktor Guru

Guru adalah komponen yang sangat tentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Guru tidak
hanya berperaan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagaSaya pengehaha
pembelajaran. Oleh karena itu, berhasilsuatu proses pembelajaran sangatditentukan oleh kualitas atau
kemampuan guru.

Guru adalah Sebuah profesi. pelaksanaan tugas guru harus profesional. Walaupun guru sebagai seorang
individu yang memiliki kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan tersendiri sebagai pribadi, namun guru
mengemban tugas menyampaikan anak didiknya mencapai tujuan. Untuk itu guru harus menguasai

gabungan kemampuan yang disebut dengan kompetensi guru. Oleh karena diakamu, tidak semua
baiklahng bisa menjadi guru yang profesional. Kompetensi guru itu mencakup kemampuan menguasai
siswa, menguasai tujuan, menguasai metode pembelajaran, menguasi materi, menguasai cara
mengevaluasi, menguasai alat pembelajaran, dan menguasai lingkungan belajar.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses belastoples mengajar. ada empat peran guru
dalam pembelajaran, yaitu:

(1) sebagaidemonstran, doseneh (pengajar),

(2) sebagai pengelola kelas, (3) sebagai mediator dan fasilitator, dan

(4) sebagai motivator.

B. Faktor Siswa

Teori didaktik metodik telah bermenggeser dalam menempatkan siswa sebagai komponen proses belajar
mengajar (PBM). Siswa yang semula dipandang sebagai objek pendidikan menjadirgeser sebagai Subjek
pendidikan. Sebagai subjek, kakakwa adalah kunci dari semua pelaksanaan pendidikan. Tiada pendidikan
tanpa anak didik. Untuk itu siswa harus dipahami dan dilayani sesuai dengan benar dan tanggung
jawabnya sebagai siswa.

Siswa adalah atauganisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Jenis
kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal kakakwa, tingkat sosial ekonomi, keluarga yaswa
merupakan aspek belakang yang mempengaruhi proses pembelajaran. Selain itu itu, sikap dan
penampilan siswa di kelas juga dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran.

C. Faktor Sarana dan Prasarana

Kelengkapan sarana dan prasarana aliasN sangat membantu guru dalam menyelenggarakan pembelajaran,
dengan demikian sarana dan prasarana berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu
pemerintah seharusnya lebih memperhatikan lagi faktor ini, karena pada kenyataannya bantuan yang
diberikan oleh pemerintah belum merata ke keseluruhan sekolaH yang membutuhkan. Justru sekolah-
sekolah yang sudah maju dengan yang jumlah siswa banyak yang mendapatkan bantuan sarana dan
prasarana. Sedangkan sekolah-sekolah dengan siswa sedikit yang berada di pelosok daerah mendapat
bantuan yangminimal, karena dalam pemberian bantuan sering digunakan dengan prosentase jumlah
siswa.

D. Faktor Lingkungan
Mengelola lingkungan pembelajaran baik di kelsebagai maupun di luarkelas bukan merupakan tugas yang
ringan. Oleh karenanya guru harus banyak belajar. hal-hal yang menyebabkan pengelolaan kelas
mempunyai beberapa dimensi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh emersen, Everston dan Anderson
(1980), peristiwa yang terjadi pada waktu awal-awal sekolah banyak berpengaruh terhadap pengelolaan
kelas pada tingkat-tingkat berikutnya Dilihat yari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis.

Atauganisasi kelas yang terlau besar akan kurang efektif untuk Sayancapai tujuan pembelajaran.
perbatasan (2001) menyarankan agar-agar setiap anak mempunyai ruang geraksedikitnyatiga
meterpersegi. MadrasahJenderal Sudirmanmemilikiruang kelas yang cukupperwakilanyaitudenganukuran
6X8 meterpersegi. Namun demikian, semuanya tergantung kepada niat guru dan siswa. serupa yang
dilakukan oleh RA. Kartini yang mampu mengangkat derajat wanitsebuah Indonesia.

Iklim sosial-psikologis dapat terjadi secara intern dan eksternal. Diharapkan semua yang terlibat dalam
Sitem pembelajaran dapat berinteraksi dengan baiklah, agar-agar tujuan proyaitu pembelajaran dapat
tercapai sesuai yang diharapkan. Faktor lingkungan sebenarnya tidakterlalu berpengaruhbesar,karena
semuanya kembali kepada individu masing-masing
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotivasi peseta didik untuk berpartisipatif aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa.
3. Komponen- komponen pembelajaran meliputi :
Tujuan pendidikan, Peserta didik, Pendidik, Bahan atau materi pelajaran, Pendekatan dan
metode, Media atau alat, Sumber belajar, Evaluasi
4. Faktor faktor yang mempengaruhi situs pembelajaran yaitu fakor guru, faktor siswa, faktor
sarana dan prasarana, faktor lingkungan

3.2 Saran

Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna tentunya banyak sekali
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
kemampuan kami. Oleh karena itu, saya selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Kusuma, and Pemerintah telah menetapkan peraturan tentang Standar. "Standar proses
Pembelajaran." Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial: Universitas Negeri Malang (2019).

Junaedi, I. (2019). Proses pembelajaran yang efektif. JISAMAR (Journal of Information System, Applied,
Management, Accounting and Research), 3(2), 19-25.

Sutikno, M. S. (2021). Strategi Pembelajaran. Penerbit Adab.

Dolong, J. (2016). Teknik analisis dalam komponen pembelajaran. Inspiratif Pendidikan, 5(2), 293-300.

Darman, R. A. (2020). Belajar dan pembelajaran. Guepedia.

Anda mungkin juga menyukai