Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Administrasi Pendidikan


(Volume 4 Tahun 2013)

STUDI EVALUATIF TENTANG KUALITAS


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DI SMP NEGERI 3 DENPASAR

Pt.Cahayani1,Nym Dantes 2 IGK A. Sunu3


1,2,3
Program Studi Management Pendidikan, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {putu.cahayani, nyoman.dantes,


arya.sunu}@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pembelajaran di
SMP Negeri 3 Denpasar ditinjau dari variabel konteks, masukan, proses dan
produk. Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif kuantitatif. Dalam penelitian
ini menganalisis efektivitas program dengan model CIPP. Jumlah anggota
sampel sebanyak 60 orang yang terdiri dari seluruh guru yang ada di SMP
Negeri 3 Denpasar. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Skor mentah yang diperoleh
dalam penelitian ditransformasikan ke dalam T-skor kemudian diverifikasi ke
dalam prototype Glickman.Hasil analisis menemukan bahwa kualitas
pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 3 Denpasar dapat dikategori efektif
dilihat dari variabel konteks, input, proses dan produk.Hal ini disebabkan
evaluasi CIPP yang digunakan mengacu pada standar proses. Untuk itu
disarankan kepada: (1) Kepada Kepala Sekolah diharapkan dapat melakukan
pengembangan sumber daya manusia di lingkungan sekolah (2) guru SMP
Negeri 3 Denpasar hendaknya selalu meningkatkan kompetensi dan sumber
daya yang dimiliki melalui kegiatan pelatihan.

Kata kunci: Kualitas, Pembelajaran, Studi Evaluatif

Abstrac
This research aimed to determine the quality of learning at SMP 3 Denpasar
based on context variable, inputs, processes, and product. This research was a
quantitative evaluative analysis. This experiment tried to analyze the program
effectively using CIPP model. The number of samples that had been used in this
research was about 60 people consisted of all teachers at SMP 3 Denpasar.
Data was collected with questioners and analyzed by descriptive analysis. Raw
score that found out in this research was transformed into T-score and then was
verified to Glickman prototype. The analysis results show that the quality of
learning process at SMP 3 Denpasar can be categorized as effective that can be
seen from process standard, inputs, processes and products. This is as a result
of CIPP implementation refers to process standard. It can be suggested for (1)
principal of the school to do development in human resources at school
environment, (2) SMP 3 teachers should increase the competence and human
resources development through training.

Keywords: Evaluative Studies, Learning, Quality


e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

PENDAHULUAN pengawasan pendidikan dalam rangka


Berdasarkan fungsi dan tujuan mewujudkan pendidikan nasional yang
pendidikan nasional, jelas bahwa bermutu. Standar Nasional Pendidikan
pendidikan di setiap jenjang, termasuk bertujuan menjamin mutu pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus nasional dalam rangka mencerdaskan
diselenggarakan secara sistematis guna kehidupan bangsa dan membentuk watak
mencapai tujuan tersebut. Kegiatan serta peradaban bangsa yang
pembelajaran tidak terlepas dari peranan bermartabat. Standar Nasional Pendidikan
guru. Pemerintah dalam usaha meliputi Standar isi, Standar Kompetensi
meningkatkan kualitas pendidikan telah Lulusan, Standar Penilaian, Standar
menetapkan Standar Nasional Pendidikan Proses, Standar Sarana Prasarana, dan
sebagai ukuran yang menjadikan dasar Standar Pembiayaan.
penilaian minimal tentang sistem Standar pelaksanaan proses
pendidikan diseluruh wilayah Negara pembelajaran didasarkan pada prinsip
kesatuan Republik Indonesia yang terjadinya interaksi secara optimal antara
dijabarkan ke dalam delapan standar yaitu peserta didik dengan pendidik, antar
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, peserta didik sendiri, serta peserta didik
Standar Pengelolaan, Standar Proses, dengan aneka sumber belajar termasuk
Standar Sarana Prasarana, Standar lingkungan. Untuk itu perlu diperhatikan
Pendidik dan Tenaga kependidikan, jumlah maksimal peserta didik dalam
Standar Pembiayaan dan Standar setiap kelas agar dapat berlangsung
Penilaian. SMP N 3 Denpasar dalam interaksi yang efektif. Disamping itu juga
proses pembelajaran yang berlangsung perlu diperhatikan beban pembelajaran
melibatkan siswa sepenuhnya .Menurut maksimal per pendidik dalam satuan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang pendidikan dan ketersediaan buku teks
disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat pelajaran bagi setiap peserta didik.
Satuan Pendidikan bahwa setiap individu Standar penilaian hasil pembelajaran
mempunyai potensi yang harus ditentukan dengan menggunakan
dikembangkan, maka proses berbagai teknik penilaian sesuai dengan
pembelajaran yang cocok adalah yang kompetensi dasar yang harus dikuasai
menggali potensi anak untuk selalu kreatif oleh peserta didik. Teknik penilaian
dan berkembang. Namun kenyataan di tersebut dapat berupa tes tertulis,
lapangan belum menunjukkan ke arah observasi, tes praktik, dan penugasan
pembelajaran yang bermakna. Para perseorangan atau kelompok. Penilaian
pendidik masih perlu penyesuaian dengan secara individual melalui observasi
KTSP, para guru sendiri belum siap dilakukan sekurang-kurangnya sekali
dengan kondisi yang sedemikian plural dalam satu semester. Untuk memantau
sehingga un tu k mendesain proses dan kemajuan belajar serta
pembelajaran yang bermakna masih memperbaiki hasil belajar peserta didik
kesulitan. dapat juga digunakan teknik penilaian
Berdasarkan pemaparan diatas portofolio. Secara umum penilaian
maka kualitas pelaksanaan pembelajaran dilakukan atas segala aspek
peserta didik di SMP N 3 Denpasar yang perkembangan peserta didik yang
belum maksimal merupakan hambatan mencakup pengetahaun, sikap, dan
dari pencapaian kualitas proses keterampilan.
pembelajaran untuk mendapatkan peserta Standar pengawasan proses
didik yang berkualitas. pembelajaran merupakan upaya
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 penjaminan mutu pembelajaran bagi
tentang Sistem Pendidikan Nasional terwujudnya proses pembelajaran yang
mengamanatkan perlunya Standar efektif dan efisien kearah tercapainya
Nasional Pendidikan. Standar Nasional kompetensi yang ditetapkan. Pengawasan
Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perlu didasarkan pada prinsip-prinsip
perencanaan, pelaksanaan, dan tanggung jawab dan kewenangan,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

periodik, demokratis, terbuka, dan sebenarnya sesuai fakta. Model Evaluasi


berkelanjutan. Pengawasan meliputi yang digunakan pada penelitian ini
pemantauan, supervisi, evaluasi, adalaah Model Evaluasi CIPP. Model ini
pelaporan, dan pengambilan langkah adalah model yang paling banyak dikenal
tindak lanjut yang diperlukan. dan digunakan oleh para evaluator. Model
Evaluasi program dilakukan baik CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk
terhadap program-program yang sifatnya (1967) merupakan singkatan dari Context
temporal maupun rutin yang terjadi di Input Process Product. Yang menjadi
lingkungan sekolah. Menurut Marhaeni sasaran dalam evaluasi CIPP adalah
(2006), pada hakikatnya evaluasi model evaluasi yang memandang program
pendidikan dibedakan menjadi evaluasi yang dievaluasi sebagai sebuah sistem.
belajar dan evaluasi program pendidikan. Evaluasi konteks adalah upaya untuk
evaluasi belajar mencangkup proses dari menggambarkan dan merinci lingkungan
hasil belajar siswa, seperti yang rutin kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi
dilakukan, baik dalam skala sekolah dan sampel yang dilayani dan tujuan
(formatif dan sumatif) maupun nasional proyek. Evaluasi input atau masukan
(misalnya UN). Evaluasi program adalah adalah kemampuan awal dari sebuah
evaluasi yang dilakukan untuk melihat program. Evaluasi proses menunjuk pada
efektivitas suatu program..Dengan apa kegiatan yang dilakukan dalam
demikian dapat di definisikan bahwa program, siapa yang terlibat, kapan
evaluasi program merupakan suatu proses dilaksanakan dan selesainya.
yang sistematis untuk memperoleh
informasi tentang kualitas pelaksanaan METODE
suatu program. Hasil dari suatu evaluasi Data yang diperoleh dalam penelitian ini
program dapat dijadikan sebagai bahan berupa data utama yang diperoleh dari
kajian oleh penentu kebijakan dalam kuesioner, dan data pelengkap diperoleh
mengambil Keputusan terhadap program dari metode wawancara, dokumentasi,
tersebut. dan observasi. Berdasarkan hal tersebut,
Banyak permasalahan dalam bidang dalam studi evaluasi ini pengumpulan data
pendidikan memerlukan evaluasi program. dilakukan dengan cara: (1) Metode
Misalnya pelaksanaan program-program kuesioner, (2) Metode dokumentasi (3)
pendidikan di suatu sekolah, pengkajian Metode wawancara (4) Metode observasi.
kebijakan-kebijakan yang diberlakukan Pada evaluasi program ini, penggunaan
oleh dinas pendidikan keempat metode tersebut dilakukan
kecamatan/kabupaten/kota pada era secara saling melengkapi. Misalnya,
otonomi daerah, dan kebjakan-kebijakan metode wawancara diarahkan untuk
pemerintahan pusat dalam hal ini dinas mendalami dan melakukan cek ulang
pendidikan dalam upaya meningkatkan terhadap pendapat warga sekolah yang
mutu pendidikan.Evaluasi juga merupakan dituangkan ke dalam isian kuesioner.
kegiatan pengumpulan informasi untuk Demikian pula metode observasi
menetapkan apakah tujuan pelaksanaan diharapkan dapat melengkapi atau cek
kegiatan telah tercapai sesuai dengan ulang dari data yang diperoleh dari data
tujuan yang ditetapkan ((Lili dokumen atau sebaliknya. Data variable
Nurlaili,2003:16).). pernyataan ini yang akan diteliti tersebut adalah: Data
mengandung makna bahwa berdasarkan tentang konteks atau latar pendukung
pada data dan informasi yang diperoleh yang meliputi data mengenai pengetahuan
seseorang memberi Keputusan terhadap guru tentang visi sekolah,misi sekolah dan
objek yang dinilai. tujuan pelaksnaaan standar proses,data
Pengumpulan informasi dan bukti tentang masuka atau daya dukung kualitas
ketercapaian tujuan dapat dilakukan guru SMP negeri 3 Denpasar dalam
dengan berbagai cara baik dalam suasana melaksanakan standar proses yang
situasi foral maupun informal sehingga meliputi perserta didik,pendidik dan
memungkinkan tergalinya informasi yang kurikulm dan yang terakhir data tentang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

proses implementasi standar proses yang diambil serta menganalisa hasil evaluasi
menyangkut kemampuan guru dalam internal yang telah dilakukan.
mebuat rencana pelaksanaan Teknik pengambilan sampel yang
pembelajaran,melaksanakan proses digunakan adalah teknik sensus studi,
pembelajaran dan penilaian hasil yaitu Penelitian yang menggunakan
pembelarajan di kelas serta pengawasan seluruh anggota populasi disebut sampel
proses pembelajaran. total atau sensus (Arikunto, 1995). Pada
Penelitian ini merupakan studi peneletian semacam ini, Dantes (dalam
evaluatif yang memfokuskan pada Kartana, 2009:103) juga menyebutkan
pelaksanaan standar proses pembelajaran sebagai penelitian sensus atau studi
di SMP N 3 Denpasar. Penelitian sensus, sebab penelitian ini meneliti
menggunakan pendekatan empiric (ex- seluruh subjek yang menjadi anggota
post facto). Penelitian ini memiliki variabel- populasi, yang didasarkan atas
variabel bebas yang telah terjadi ketika pertimbangan-pertimbangan. Penelitian
peneliti mulai dengan pengamatan yang mengkaji tentang proses
variable terikat dalam suatu penelitian pembelajaran di tinjau dari stándar proses
(Sukardi,2004). Pendekatan yang dilaksanakan kepada seluruh guru bidang
digunakan ada dua, pertama, kuantitatif studi di SMP N 3 Denpasar. Jadi populasi
dengan mengacu pada Pedoman dan sampelnya adalah seluruh pendidik di
Efektivitas Program dari Depdiknas untuk SMP N 3 Denpasar yang berjumlah 60
mengetahui empat factor dalam standar orang.
proses yaitu perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, pengawasan. Sedangkan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua yaitu pendekatan kualitatif dengan Studi evaluatif ini secara
metode Focus Group Discussion (FGD) keseluruhan dilakukan terhadap 60
untuk menemukan hambatan yang responden yang ada di SMP Negeri 3
ditemukan oleh para guru dan cara yang Denpasar, yakni semua guru yang
digunakan untuk mengatasi hambatan mengajar di lingkungan SMP Negeri 3
tersebut. Pendekatan pengumpulan data Denpasar dengan mengukur variabel
menggunakan pendekatan objektivisme konteks yang meliputi: visi sekolah, misi
dan subjektivisme, karena selain sekolah dan tujuan pelaksanaan standar
berpedoman pada hasil yang telah proses. Variabel input, meliputi: pendidik,
dicapai, data yang telah tersedia dalam peserta didik, dan kurikulum. Variabel
suatu dokumen yang telah disusun secara proses, meliputi: perencanaan
sistematis dan ilmiah, juga berdasarkan pembelajaran, pelaksanaan KBM,
hasil wawancara terencana dan penilaian hasil pembelajaran, dan
terprogram serta kuesioner kepada subjek pengawasan proses pembelajaran.
penelitian mengenai persepsi dan Sedangkan varaibel produk meliputi:
masalah-masalah yang timbul, solusi yang prestasi siswa.

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Variabel Konteks, Input, Proses dan Hasil Secara Bersamaan

Frekuensi
No. Variabel Keterangan
f+ f- Hasil
1. Konteks 34 26 + Positif
2. Input 35 25 + Positif
3. Proses 35 25 + Positif
4. Hasil 35 25 + Positif
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

++ Positif, Positif,
Hasil
++ Positif, Positif
Berdasarkan Tabel di atas tampak bahwa memecahkan berbagai persoalan
pada variabel konteks, (+) < (-) pendidikan dengan mempersiapkan
sehingga menghasilkan + (efektif), untuk peserta didik melalui perencanaan,
variabel input (+) > (-) sehingga pelaksanaan, dan evaluasi terhadap
menghasilkan + (efektif), untuk variabel sistem pendidikan secara efektif, efisien,
proses (+) > (-) sehingga menghasilkan dan berhasil guna.Pemerintah dalam
- (efektif), dan untuk variabel hasil (+) > usaha meningkatkan kualitas pendidikan
(-) sehingga menghasilkan (efektif). Jadi telah menetapkan Standar Nasional
secara keseluruhan menghasilkan (+ + + Pendidikan sebagai ukuran yang
+).Sejalan dengan tuntutan peningkatan menjadikan dasar penilaian minimal
kualitas pendidikan, maka saat ini tentang sistem pendidikan diseluruh
paradigma pendidikan telah mengalami wilayah Negara kesatuan Republik
perubahan dari pengelolaan yang bersifat Indonesia yang dijabarkan ke dalam
sentralistik menuju desentralistik, dari sisi delapan standar yaitu Standar Kompetensi
pendekatan parsial-sektoral ke Lulusan, Standar Isi, Standar Pengelolaan,
pendekatan holistik-intersektoral, dari Standar Proses, Standar Sarana
penyelenggaraan pembelajaran yang Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga
berorientasi teacher centered menuju kependidikan, Standar Pembiayaan dan
student centered, dari mutu pendidikan Standar Penilaian.Untuk meningkatkan
yang berorientasi pada wawasan lokal kualitas pembelajaran, pemerintah telah
menuju mutu pendidikan yang bertaraf menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan
internasional. KTSP disusun sebagai Nasional (Permendiknas) Nomor 41 tahun
pedoman penyelenggaraan kegiatan 2007 tentang Standar Proses. “Standar
pembelajaran untuk mencapai tujuan proses adalah standar nasional
pendidikan di tingkat satuan pendidikan pendidikan yang berkaitan dengan
(Depdiknas, 2006:1). Pelaksanaan KTSP pelaksanaan pembelajaran pada satuan
diharapkan mampu memecahkan berbagai pendidikan untuk mencapai kompetisi
persoalan pendidikan dengan lulusan. Dalam pasal 1 ayat (1) dijelaskan
mempersiapkan peserta didik melalui bahwa standar proses untuk satuan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dasar dan menengah
terhadap sistem pendidikan secara efektif, mencakup perencanaan proses
efisien, dan berhasil guna.KTSP adalah pembelajaran, pelaksanaan proses
kurikulum operasional yang disusun dan pembelajaran, penilaian hasil
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pembelajaran, dan pengawasan proses
pendidikan sesuai dengan karakteristik, pembelajaran. Guru telah memiliki
kondisi, dan potensi daerah, sekolah dan pedoman pelaksanaan pembelajaran
peserta didik masing-masing satuan untuk mencapai hasil pembelajaran secara
pendidikan, dengan mengacu pada optimal sesuai dengan kondisi dari siswa
Standar Isi (SI), Standar Kompetensi dan sekolah masing-masing. Tugas guru
Lulusan (SKL), dan Panduan Penyusunan dalam proses belajar mengajar sesuai
KTSP yang disusun oleh Badan Standar dengan tugas profesi guru meliputi tugas
Nasional Pendidikan (BSNP) dengan mengajar, mendidik, dan melatih. Standar
harapan dapat membekali peserta didik Proses adalah standar nasional
dengan berbagai kemampuan yang sesuai pendidikan yang berkaitan dengan
dengan tuntutan zaman. KTSP disusun pelaksanaan pembelajaran pada satuan
sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai lulusan.
kegiatan pembelajaran untuk mencapai Standar proses meliputi perencanaan
tujuan pendidikan di tingkat satuan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pendidikan (Depdiknas, 2006:1). pembelajaran, penilaian pembelajaran,
Pelaksanaan KTSP diharapkan mampu dan pengawasan proses pembelajaran
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

untuk terlaksananya proses pembelajaran interaksi yang efektif. Disamping itu juga
yang efeketif dan efisien. (Mendiknas, perlu diperhatikan beban pembelajaran
2008: 425). maksimal per pendidik dalam satuan
pendidikan dan ketersediaan buku teks
Secara umum tujuan penyusunan
pelajaran bagi setiap peserta didik. Namun
standar proses untuk satuan pendidikan
bila kondisi riil belum memungkinkan perlu
dasar dan menengah adalah dalam
ditentukan rasio maksimal yang dapat
rangka menjamin mutu proses
digunakan bersama oleh peserta didik.
pembelajaran pada setiap satuan
Mengingat bahwa proses pembelajaran
pendidikan dasar dan menengah, agar
bukan hanya sekedar menyampaikan
terlaksana proses pembelajaran yang
ajaran, melainkan juga pembentukan
efektif dan efisien untuk mencapai standar
pribadi peserta didik yang memerlukan
kompetensi lulusan. Manfaat
perhatian penuh dari pendidik, maka
ditetapkannya standar proses untuk
diperlukan ketentuan tentang rasio
satuan pendidikan dasar dan menengah
maksimal jumlah peserta didik.
adalah agar dapat dijadikan sebagai:
Standar penilaian hasil pembelajaran
Pertama, pedoman umum bagi para
ditentukan dengan menggunakan
pendidik dalam menyelenggarakan
berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kegiatan pembelajaran di setiap satuan
kompetensi dasar yang harus dikuasai
pendidikan dasar dan menengah. Kedua,
oleh peserta didik. Teknik penilaian
dasar bagi pemerintah dan pemerintah
tersebut dapat berupa tes tertulis,
daerah dalam mengarahkan,
observasi, tes praktik, dan penugasan
membimbing, membantu, dan mengawasi
perseorangan atau kelompok. Penilaian
penyelenggaraan pembelajaran di setiap
secara individual melalui observasi
satuan pendidikan dasar dan menengah.
dilakukan sekurang-kurangnya sekali
Ketiga, petunjuk bagi masyarakat atas
dalam satu semester. Untuk memantau
peran sertanya dalam perencanaan,
proses dan kemajuan belajar serta
pelaksanaan, evaluasi, dan pengawasan
memperbaiki hasil belajar peserta didik
program pembelajaran di setiap satuan
dapat juga digunakan teknik penilaian
pendidikan dasar dan menengah
portofolio. Secara umum penilaian
(Depdiknas, 2007).
dilakukan atas segala aspek
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
perkembangan peserta didik yang
Nomor 19 tahun 2005, standar proses
mencakup pengetahaun, sikap, dan
pembelajaran meliputi perencanaan
keterampilan.
proses pembelajaran, pelaksanaan proses
Standar pengawasan proses
pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran merupakan upaya
pembelajaran, dan pengawasan proses
penjaminan mutu pembelajaran bagi
pembelajaran untuk terlaksananya proses
terwujudnya proses pembelajaran yang
pembelajaran yang efektif dan efisien.
efektif dan efisien kearah tercapainya
Perencanaan proses pembelajaran
kompetensi yang ditetapkan. Pengawasan
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
perlu didasarkan pada prinsip-prinsip
pembelajaran yang memuat sekurang-
tanggung jawab dan kewenangan,
kurangnya tujuan pembelajaran, materi
periodik, demokratis, terbuka, dan
ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
berkelanjutan. Pengawasan meliputi
dan penilaian hasil belajar.
pemantauan, supervisi, evaluasi,
Standar pelaksanaan proses
pelaporan, dan pengambilan langkah
pembelajaran didasarkan pada prinsip
tindak lanjut yang diperlukan.
terjadinya interaksi secara optimal antara
Di dalam pelaksanaannya, proses
peserta didik dengan pendidik, antar
pembelajaran mendapat sorotan antara
peserta didik sendiri, serta peserta didik
lain masih banyak guru beranggapan
dengan aneka sumber belajar termasuk
bahwa menyusun rencana proses
lingkungan. Untuk itu perlu diperhatikan
pembelajaran adalah hal yang kurang
jumlah maksimal peserta didik dalam
penting. Dalam hal ini pendidik
setiap kelas agar dapat berlangsung
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

beranggapan bahwa, dengan membuat pada: pendidik, peserta didik, dan


rencana pembelajaran hanya membuang kurikulum. Pada variabel proses kualitas
waktu dan biaya, kalaupun sudah pelaksanaan pembelajaran pada SMP
menyusun perencanaan pembelajaran Negeri 3 Denpasar dapat dilihat dari
kadang-kadang hanya dijadikan sebagai efektifnya perencanaan pembelajaran,
pelengkap administrasi saja dan pelaksanaan KBM, penilaian hasil
pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa pembelajaran, dan pengawasan proses
yang direncanakan termasuk penggunaan pembelajaran. Untuk menyakinkan bahwa
metode pembelajaran. Strategi, metode SMP Negeri 3 Denpasar efektif
dan pendekatan yang dipilih oleh guru mengimplementasikan pelaksanaan
dalam proses belajar mengajar adalah standar proses pada SMP Negeri 3
strategi yang dianggap paling mudah Denpasar dapat dilihat dari kualitas hasil.
dilaksanakan, sehingga kegiatan Apabila hasilnya tidak sesuai dengan
pembelajaran masih bersifat konvensional indikator keberhasilan program, berarti
dan tidak memperhatikan keadaan individu sekolah tersebut tidak tidak efektif dalam
peserta didik. Proses pembelajaran belum mengimplemntasikan pelaksanaan standar
dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, proses pada SMP Negeri 3 Denpasar.
menantang dan menyenangkan. Dengan demikian efektivitas pelaksanaan
Pembelajaran yang bermakna akan standar proses pada SMP Negeri 3
membawa siswa pada pengalaman Denpasar dikatakan efektif, berarti harus
belajar yang mengesankan. Pengalaman memiliki unsur-unsur konteks, input,
yang diperoleh siswa akan semakin proses dan produk sama-sama efektif (+ +
berkesan apabila proses pembelajaran + +).Berdasarkan hasil penelitian
yang diperolehnya merupakan hasil ditemukan bahwa kualitas pelaksanaan
dari pemahaman dan penemuannya pembelajaran pada SMP Negeri 3
sendiri. Dalam konteks ini siswa Denpasar ternyata siap (+ + + +). Temuan
mengalami dan melakukannya sendiri. studi evaluatif bahwa kualitas pelaksanaan
Proses pembelajaran yang berlangsung pembelajaran pada SMP Negeri 3
melibatkan siswa sepenuhnya untuk Denpasar ternyata efektif, itu dikarenakan
merumuskan sendiri suatu konsep. variabel konteks ditemukan pada kategori
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi efektif (+), variabel input efektif (+),
yang disempurnakan dalamKurikulum variabel proses efektif (+), dan variabel
Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap hasil efektif (+). Jadi pada dasarnya
individu mempunyai potensi yang harus semua komponen siap. Hasil penelitian ini
dikembangkan, maka proses sesuai dengan penelitian sebelumnya
pembelajaran yang cocok adalah yang yaitu penelitian yang dilakukan oleh
menggali potensi anak untuk selalu kreatif Nyoman Aryawan pada tahun 2007,
dan berkembang. dengan judul, ‘Implementasi Standar
Efektivitas suatu program (termasuk Proses dalam kaitannya dengan Proses
program kesiapan pelaksanaan standar Pembelajaran dan Prestasi Belajar Fisika
proses pada SMP Negeri 3 Denpasar) Siswa SMP Negeri 3 Singaraja’. Pada
dapat dilihat dari berfungsinya secara hakikatnya menggunakan teori standar
efektif variabel konteks, input, proses dan proses yang tercantum pada
hasil yang semuanya mengacu tujuan Permendiknas No.41 tahun 2007, teori
program standar proses pada SMP Negeri tentang proses pembelajaran mengacu
3 Denpasar. Pada variabel konteks pada proses pembelajaran yang
kualitas pelaksanaan pembelajaran pada dikemukakan oleh Roestiyah tahun 2003
SMP Negeri 3 Denpasar dapat dilihat dan teori prestasi yang mengacu pada
pada: visi sekolah, misi sekolah dan tujuan teori yang diungkapkan oleh Hamalik
pelaksanaan standar proses. Pada tahun 2000.Analisi data yang digunakan
komponen input yaitu kualitas adalah analisi data desktiptif kuantitatif.
pelaksanaan pembelajaran pada SMP Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Negeri 3 Denpasar sangat tergantung kualitas pembelajaran meningkat 8 poin
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

dari siklus pertama ke siklus kedua dan mendukung efektivitas kesiapan


prestasi belajar siswa meningkat 12 poin pelaksanaan standar proses pada SMP
dari siklus pertama ke siklus kedua.Oleh Negeri 3 Denpasar dilihat dari variabel
karena itu dapat disimpulkan bahwa produk.(5) Kendala-kendala yang dihadapi
penerapan standar proses dalam proses dalam standar prosespada SMP Negeri 3
pembelajaran bidang studi fisika dapat Denpasar terdapat komponen input dan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil komponen proses, yakni pada komponen
penelitian ini sangat relevan dengan tesis input meliputi input peserta didik
yang sedang ditulis, terutama hal sedangkan komponen proses yaitu
implementasi standar proses dalam masalah pelaksanaan KBM dan penilaian
proses pembelajaran. hasil pembelajaran.Bila dianalisis secara
bersama-sama berdasarkan temuan di
atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
SIMPULAN DAN SARAN
pelaksanaan pembelajaran pada SMP
Berdasarkan analisis data dan
Negeri 3 Denpasar tergolong dalam
temuan penelitian, dapat disimpulkan
kategori efektif dilihat dari variabel
sebagai berikut.(1) Kualitas pelaksanaan
konteks, input, proses dan produk dengan
pembelajaran pada SMP Negeri 3
hasil (+ + + +). Dengan demikian, seluruh
Denpasar dilihat dari variabel konteks
variabel dilibatkan sudah efektif.
tergolong dalam kategori efektif. Dari tiga
Berdasarkan kesimpulan yang telah
dimensi yang dilibatkan dalam variabel
dikemukakan di atas, maka dapat diajukan
konteks ternyata: semua komponen
bebeberapa saran sebagai berikut.
variabel konteks mendukung kualitas
Pertama, kepada Pemerintah
pelaksanaan pembelajaran pada SMP
Provinsi Bali melalui Dinas Pendidikan
Negeri 3 Denpasar. Ini dapat dilihat dari
Pemuda dan Olahraga agar
hasil analisis menunjukkan efektif (+).(2)
mengembangkan pelaksanaan standar
Kualitas pelaksanaan pembelajaran pada
proses di dalam kurikulum dengan
SMP Negeri 3 Denpasar dilihat dari
melibatkan para pakar yang kompeten
variabel input tergolong dalam kategori
dalam bidangnya. Setelah adanya
efektif. Dari tiga dimensi yang dilibatkan
kurikulum yang jelas diharapkan
dalam variabel input, yakni: pendidik,
pemberlakuannya disertai dengan
peserta didik, dan kurikulum hanya
peraturan yang jelas.
dimensi peserta didik belum mendukung
Kedua, kepada Pemerintah
kualitas pelaksanaan pembelajaran pada
Kabupaten/Kota agar memberikan
SMP Negeri 3 Denpasar. (3) Kualitas
bantuan berupa sarana dan prasarana
pelaksanaan pembelajaran pada SMP
yang mendukung pelaksaan standar
Negeri 3 Denpasar dilihat dari variabel
proses sehingga secara bertahap
proses tergolong dalam kategori efektif.
prasarana sekolah untuk melaksanakan
Dari empat dimensi yang dilibatkan dalam
standar proses semakin siap dan lengkap.
pengukuran variabel proses, yakni:
Ketiga, kepada Kepala Sekolah
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
diharapkan dapat memotivasi guru – guru
KBM, penilaian hasil pembelajaran, dan
yang belum memiliki kwalifikasi atau
pengawasan proses pembelajaran. Dari
ketrampilan, dengan cara memberikan
empat dimensi dua dimensi yaitu
pelatihan – pelatihan, serta kerja sama
pelaksanaan KBM dan penilaian hasil
dengan komite atau stiak order yang
pembelajaran belum mendukung kualitas
peduli dengan pendidikan. Sehingga akan
pelaksanaan pembelajaran pada SMP
terjalin hubungan try patried yang
Negeri 3 Denpasar dilihat dari variabel
harmonis.
proses.(4) Kualitas pelaksanaan
Keempat, kepada ketua komite agar
pembelajaran pada SMP Negeri 3
dapat membantu baik moril maupun
Denpasar dilihat dari variabel produk/hasil
materiil untuk mendukung sepenuhnya
tergolong dalam kategori efektif. Dari dua
melalui rapat pleno orang tua siswa,
dimensi yang dilibatkan dalam pengukuran
dengan cara mensosialisasikan atau
variabel produk, ternyata semunya efektif
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

pemaparan program dalam rapat tahunan, ……….. 2006. Permendiknas Nomor 23


sehingga program sekolah berjalan tahun 2006 tentang Standar
lancar. Dengan demikian pendidikan Kompetensi lulusan. Jakarta:
informal, formal, dan non formal dapat Depdiknas.
berjalan seiring dan seirama sesuai
dengan perkembangan jaman dan ……….. 2006. Permendiknas Nomor 24
tehnologi. tahun 2006 tentang Implementasi
Kelima, kepada guru SMP Negeri 3 Standar Isi dan Standar Kompetensi
Denpasar hendaknya selalu Lulusan. Jakarta: Depdiknas.
meningkatkan kompetensi dan sumber
……….. 2007. Permendiknas Nomor 41
daya yang dimiliki melalui kegiatan
tentang Standar Proses untuk
pelatihan, workshop, serta kursus.
Satuan Pendidikan Dasar dan
Diharapkan ada daya dukung berupa
Menengah. Jakarta: Depdiknas.
pelaksanaan visi, misi, sasaran, tujuan,
dan program sekolah serta sumber daya ……….. 2007. Permendiknas Nomor 19
yang memadai dari para guru untuk tahun 2007 tentang Standar
melaksanakan standar proses sehingga Pengelolaan. Jakarta: Depdiknas.
program ini dapat terlaksana secara ……….. 2007. Permendiknas Nomor 20
efektif. tahun 2007 tentang Standar
Keenam, untuk kesempurnaan Penilaian. Jakarta: Depdiknas.
penelitian ini, disarankan kepada peneliti
lain untuk mengadakan penelitian lanjutan ……….. 2009. Panduan Implementasi
dengan melibatkan lebih banyak indikator- Standar Proses untuk Satuan
indikator dalam model CIPP, seperti: Pendidikan Dasar dan Menengah.
karakteristik siswa, budaya sekolah, Jakarta: Depdiknas.
budaya belajar siswa, kondisi masyarakat, Dewey, John. Democracy in Education.
serta menambah jumlah populasi, sampel New York: The Macmillan Co., 1964.
dan waktu pelaksanaan penelitian.
Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and
DAFTAR RUJUKAN Measurement. Jakarta: National
Education Planning, Evaluation and
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Curriculum Development.
Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Guilford, J.P. 1959. Psychometric
Methods. New York: McGraw Hill
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Saifrudin, Book.
Abdul Jabar. 2007. Evaluasi
Program Pendidikan (Pedoman Hamalik, Oemar. 2005. Evaluasi
Teoritis Praktis Bagi Praktisi Kurikulum. Bandung. Remaja
Pendidikan), Jakarta: bumi Aksara. Rosdakarya.
Dantes, Nyoman,1986, Variabel Penelitian Heininch, Robert, Michael and Jame
dan Perumusan Hipotesis, Russell. Instructional Media and
Singaraja: Jurusan Ilmu Penidikan the New Tecnologies of
FKIP Universitas Udayana Instruction. New York: Macmillan
Dantes, Nyoman. 2010. Menakar Kualitas Publishing Co., 1989.
Pendidikan, suatu tinjauan Hergenhahn, B.R. dan Olson, Matthew
diskrepansi kualitatif. Makalah,
H. olson. 2008. Theories of
disampaikan dalam forum seminar
tentang kajian persekolahan di Learning. Jakarta: Kencana.
Undiksha Singaraja. Januzowski, Allan. Educational Tecnology:
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor The Development of a Concept.
22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Englewood, NJ: Libraries Unlimited
Jakarta: Depdiknas. Inc., 2001.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

Madjid, Nurcholis. 2001. Pengantar


Langkah Strategis Mempersiapkan
SDM Berkualitas, dalam Pengantar
Menuju Masyarakat Belajar-
Indradjati Sidi, Jakarta: Paramadina
dan LOGOS.
Marhaeni, AAIN. 2007, Evaluasi Program
pendidikan, Singaraja: Undiksha.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. 2005.
Jakarta: Depdiknas.
Popham W. James. 1998, Educational
Evaluation, New Jersey.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta:
Prenanda Media Group.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sidi, Indradjati. 2001. Citra Baru Guru di
Era Reformasi dalam Buku Menuju
Masyarakat Belajar. Jakarta:
Paramadina-LOGOS.
Stufflebeam, David L and Shinkfield,
Anthony J. 1986. Systematic
Evaluation. USA: Kluwer-Nijhoff
Publishing.
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung Alfabeta.
Tilaar, H.A.R. 2002. Standarisasi
Pendidikan Nasional. Jakarta:
Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. 2003.
Jakarta: Depdiknas.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. 2005. Jakarta:
Depdiknas.
Walpole, Ronald. E., & Raymond H.
Myers, Probability and Statistics for
Engineers and Scientist. macmillan
Publishing Co. Inc., Ney York, 1972.

Anda mungkin juga menyukai