Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pembelajaran di
SMP Negeri 3 Denpasar ditinjau dari variabel konteks, masukan, proses dan
produk. Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif kuantitatif. Dalam penelitian
ini menganalisis efektivitas program dengan model CIPP. Jumlah anggota
sampel sebanyak 60 orang yang terdiri dari seluruh guru yang ada di SMP
Negeri 3 Denpasar. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Skor mentah yang diperoleh
dalam penelitian ditransformasikan ke dalam T-skor kemudian diverifikasi ke
dalam prototype Glickman.Hasil analisis menemukan bahwa kualitas
pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 3 Denpasar dapat dikategori efektif
dilihat dari variabel konteks, input, proses dan produk.Hal ini disebabkan
evaluasi CIPP yang digunakan mengacu pada standar proses. Untuk itu
disarankan kepada: (1) Kepada Kepala Sekolah diharapkan dapat melakukan
pengembangan sumber daya manusia di lingkungan sekolah (2) guru SMP
Negeri 3 Denpasar hendaknya selalu meningkatkan kompetensi dan sumber
daya yang dimiliki melalui kegiatan pelatihan.
Abstrac
This research aimed to determine the quality of learning at SMP 3 Denpasar
based on context variable, inputs, processes, and product. This research was a
quantitative evaluative analysis. This experiment tried to analyze the program
effectively using CIPP model. The number of samples that had been used in this
research was about 60 people consisted of all teachers at SMP 3 Denpasar.
Data was collected with questioners and analyzed by descriptive analysis. Raw
score that found out in this research was transformed into T-score and then was
verified to Glickman prototype. The analysis results show that the quality of
learning process at SMP 3 Denpasar can be categorized as effective that can be
seen from process standard, inputs, processes and products. This is as a result
of CIPP implementation refers to process standard. It can be suggested for (1)
principal of the school to do development in human resources at school
environment, (2) SMP 3 teachers should increase the competence and human
resources development through training.
proses implementasi standar proses yang diambil serta menganalisa hasil evaluasi
menyangkut kemampuan guru dalam internal yang telah dilakukan.
mebuat rencana pelaksanaan Teknik pengambilan sampel yang
pembelajaran,melaksanakan proses digunakan adalah teknik sensus studi,
pembelajaran dan penilaian hasil yaitu Penelitian yang menggunakan
pembelarajan di kelas serta pengawasan seluruh anggota populasi disebut sampel
proses pembelajaran. total atau sensus (Arikunto, 1995). Pada
Penelitian ini merupakan studi peneletian semacam ini, Dantes (dalam
evaluatif yang memfokuskan pada Kartana, 2009:103) juga menyebutkan
pelaksanaan standar proses pembelajaran sebagai penelitian sensus atau studi
di SMP N 3 Denpasar. Penelitian sensus, sebab penelitian ini meneliti
menggunakan pendekatan empiric (ex- seluruh subjek yang menjadi anggota
post facto). Penelitian ini memiliki variabel- populasi, yang didasarkan atas
variabel bebas yang telah terjadi ketika pertimbangan-pertimbangan. Penelitian
peneliti mulai dengan pengamatan yang mengkaji tentang proses
variable terikat dalam suatu penelitian pembelajaran di tinjau dari stándar proses
(Sukardi,2004). Pendekatan yang dilaksanakan kepada seluruh guru bidang
digunakan ada dua, pertama, kuantitatif studi di SMP N 3 Denpasar. Jadi populasi
dengan mengacu pada Pedoman dan sampelnya adalah seluruh pendidik di
Efektivitas Program dari Depdiknas untuk SMP N 3 Denpasar yang berjumlah 60
mengetahui empat factor dalam standar orang.
proses yaitu perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, pengawasan. Sedangkan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua yaitu pendekatan kualitatif dengan Studi evaluatif ini secara
metode Focus Group Discussion (FGD) keseluruhan dilakukan terhadap 60
untuk menemukan hambatan yang responden yang ada di SMP Negeri 3
ditemukan oleh para guru dan cara yang Denpasar, yakni semua guru yang
digunakan untuk mengatasi hambatan mengajar di lingkungan SMP Negeri 3
tersebut. Pendekatan pengumpulan data Denpasar dengan mengukur variabel
menggunakan pendekatan objektivisme konteks yang meliputi: visi sekolah, misi
dan subjektivisme, karena selain sekolah dan tujuan pelaksanaan standar
berpedoman pada hasil yang telah proses. Variabel input, meliputi: pendidik,
dicapai, data yang telah tersedia dalam peserta didik, dan kurikulum. Variabel
suatu dokumen yang telah disusun secara proses, meliputi: perencanaan
sistematis dan ilmiah, juga berdasarkan pembelajaran, pelaksanaan KBM,
hasil wawancara terencana dan penilaian hasil pembelajaran, dan
terprogram serta kuesioner kepada subjek pengawasan proses pembelajaran.
penelitian mengenai persepsi dan Sedangkan varaibel produk meliputi:
masalah-masalah yang timbul, solusi yang prestasi siswa.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Variabel Konteks, Input, Proses dan Hasil Secara Bersamaan
Frekuensi
No. Variabel Keterangan
f+ f- Hasil
1. Konteks 34 26 + Positif
2. Input 35 25 + Positif
3. Proses 35 25 + Positif
4. Hasil 35 25 + Positif
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)
++ Positif, Positif,
Hasil
++ Positif, Positif
Berdasarkan Tabel di atas tampak bahwa memecahkan berbagai persoalan
pada variabel konteks, (+) < (-) pendidikan dengan mempersiapkan
sehingga menghasilkan + (efektif), untuk peserta didik melalui perencanaan,
variabel input (+) > (-) sehingga pelaksanaan, dan evaluasi terhadap
menghasilkan + (efektif), untuk variabel sistem pendidikan secara efektif, efisien,
proses (+) > (-) sehingga menghasilkan dan berhasil guna.Pemerintah dalam
- (efektif), dan untuk variabel hasil (+) > usaha meningkatkan kualitas pendidikan
(-) sehingga menghasilkan (efektif). Jadi telah menetapkan Standar Nasional
secara keseluruhan menghasilkan (+ + + Pendidikan sebagai ukuran yang
+).Sejalan dengan tuntutan peningkatan menjadikan dasar penilaian minimal
kualitas pendidikan, maka saat ini tentang sistem pendidikan diseluruh
paradigma pendidikan telah mengalami wilayah Negara kesatuan Republik
perubahan dari pengelolaan yang bersifat Indonesia yang dijabarkan ke dalam
sentralistik menuju desentralistik, dari sisi delapan standar yaitu Standar Kompetensi
pendekatan parsial-sektoral ke Lulusan, Standar Isi, Standar Pengelolaan,
pendekatan holistik-intersektoral, dari Standar Proses, Standar Sarana
penyelenggaraan pembelajaran yang Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga
berorientasi teacher centered menuju kependidikan, Standar Pembiayaan dan
student centered, dari mutu pendidikan Standar Penilaian.Untuk meningkatkan
yang berorientasi pada wawasan lokal kualitas pembelajaran, pemerintah telah
menuju mutu pendidikan yang bertaraf menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan
internasional. KTSP disusun sebagai Nasional (Permendiknas) Nomor 41 tahun
pedoman penyelenggaraan kegiatan 2007 tentang Standar Proses. “Standar
pembelajaran untuk mencapai tujuan proses adalah standar nasional
pendidikan di tingkat satuan pendidikan pendidikan yang berkaitan dengan
(Depdiknas, 2006:1). Pelaksanaan KTSP pelaksanaan pembelajaran pada satuan
diharapkan mampu memecahkan berbagai pendidikan untuk mencapai kompetisi
persoalan pendidikan dengan lulusan. Dalam pasal 1 ayat (1) dijelaskan
mempersiapkan peserta didik melalui bahwa standar proses untuk satuan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dasar dan menengah
terhadap sistem pendidikan secara efektif, mencakup perencanaan proses
efisien, dan berhasil guna.KTSP adalah pembelajaran, pelaksanaan proses
kurikulum operasional yang disusun dan pembelajaran, penilaian hasil
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pembelajaran, dan pengawasan proses
pendidikan sesuai dengan karakteristik, pembelajaran. Guru telah memiliki
kondisi, dan potensi daerah, sekolah dan pedoman pelaksanaan pembelajaran
peserta didik masing-masing satuan untuk mencapai hasil pembelajaran secara
pendidikan, dengan mengacu pada optimal sesuai dengan kondisi dari siswa
Standar Isi (SI), Standar Kompetensi dan sekolah masing-masing. Tugas guru
Lulusan (SKL), dan Panduan Penyusunan dalam proses belajar mengajar sesuai
KTSP yang disusun oleh Badan Standar dengan tugas profesi guru meliputi tugas
Nasional Pendidikan (BSNP) dengan mengajar, mendidik, dan melatih. Standar
harapan dapat membekali peserta didik Proses adalah standar nasional
dengan berbagai kemampuan yang sesuai pendidikan yang berkaitan dengan
dengan tuntutan zaman. KTSP disusun pelaksanaan pembelajaran pada satuan
sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai lulusan.
kegiatan pembelajaran untuk mencapai Standar proses meliputi perencanaan
tujuan pendidikan di tingkat satuan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pendidikan (Depdiknas, 2006:1). pembelajaran, penilaian pembelajaran,
Pelaksanaan KTSP diharapkan mampu dan pengawasan proses pembelajaran
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)
untuk terlaksananya proses pembelajaran interaksi yang efektif. Disamping itu juga
yang efeketif dan efisien. (Mendiknas, perlu diperhatikan beban pembelajaran
2008: 425). maksimal per pendidik dalam satuan
pendidikan dan ketersediaan buku teks
Secara umum tujuan penyusunan
pelajaran bagi setiap peserta didik. Namun
standar proses untuk satuan pendidikan
bila kondisi riil belum memungkinkan perlu
dasar dan menengah adalah dalam
ditentukan rasio maksimal yang dapat
rangka menjamin mutu proses
digunakan bersama oleh peserta didik.
pembelajaran pada setiap satuan
Mengingat bahwa proses pembelajaran
pendidikan dasar dan menengah, agar
bukan hanya sekedar menyampaikan
terlaksana proses pembelajaran yang
ajaran, melainkan juga pembentukan
efektif dan efisien untuk mencapai standar
pribadi peserta didik yang memerlukan
kompetensi lulusan. Manfaat
perhatian penuh dari pendidik, maka
ditetapkannya standar proses untuk
diperlukan ketentuan tentang rasio
satuan pendidikan dasar dan menengah
maksimal jumlah peserta didik.
adalah agar dapat dijadikan sebagai:
Standar penilaian hasil pembelajaran
Pertama, pedoman umum bagi para
ditentukan dengan menggunakan
pendidik dalam menyelenggarakan
berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kegiatan pembelajaran di setiap satuan
kompetensi dasar yang harus dikuasai
pendidikan dasar dan menengah. Kedua,
oleh peserta didik. Teknik penilaian
dasar bagi pemerintah dan pemerintah
tersebut dapat berupa tes tertulis,
daerah dalam mengarahkan,
observasi, tes praktik, dan penugasan
membimbing, membantu, dan mengawasi
perseorangan atau kelompok. Penilaian
penyelenggaraan pembelajaran di setiap
secara individual melalui observasi
satuan pendidikan dasar dan menengah.
dilakukan sekurang-kurangnya sekali
Ketiga, petunjuk bagi masyarakat atas
dalam satu semester. Untuk memantau
peran sertanya dalam perencanaan,
proses dan kemajuan belajar serta
pelaksanaan, evaluasi, dan pengawasan
memperbaiki hasil belajar peserta didik
program pembelajaran di setiap satuan
dapat juga digunakan teknik penilaian
pendidikan dasar dan menengah
portofolio. Secara umum penilaian
(Depdiknas, 2007).
dilakukan atas segala aspek
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
perkembangan peserta didik yang
Nomor 19 tahun 2005, standar proses
mencakup pengetahaun, sikap, dan
pembelajaran meliputi perencanaan
keterampilan.
proses pembelajaran, pelaksanaan proses
Standar pengawasan proses
pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran merupakan upaya
pembelajaran, dan pengawasan proses
penjaminan mutu pembelajaran bagi
pembelajaran untuk terlaksananya proses
terwujudnya proses pembelajaran yang
pembelajaran yang efektif dan efisien.
efektif dan efisien kearah tercapainya
Perencanaan proses pembelajaran
kompetensi yang ditetapkan. Pengawasan
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
perlu didasarkan pada prinsip-prinsip
pembelajaran yang memuat sekurang-
tanggung jawab dan kewenangan,
kurangnya tujuan pembelajaran, materi
periodik, demokratis, terbuka, dan
ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
berkelanjutan. Pengawasan meliputi
dan penilaian hasil belajar.
pemantauan, supervisi, evaluasi,
Standar pelaksanaan proses
pelaporan, dan pengambilan langkah
pembelajaran didasarkan pada prinsip
tindak lanjut yang diperlukan.
terjadinya interaksi secara optimal antara
Di dalam pelaksanaannya, proses
peserta didik dengan pendidik, antar
pembelajaran mendapat sorotan antara
peserta didik sendiri, serta peserta didik
lain masih banyak guru beranggapan
dengan aneka sumber belajar termasuk
bahwa menyusun rencana proses
lingkungan. Untuk itu perlu diperhatikan
pembelajaran adalah hal yang kurang
jumlah maksimal peserta didik dalam
penting. Dalam hal ini pendidik
setiap kelas agar dapat berlangsung
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)