Anda di halaman 1dari 6

TAMBAHAN ASESMEN KETERAMPILAN PROSES IPA

Rustaman (2003:23) menjelaskan bahwa keterampilan proses adalah


keterampilan yang dalam pembelajarannya melibatkan keterampilan kognitif,
manual dan sosial. Dalam pembelajaran IPA macam-macam keterampilan ini
dapat diaktualisasikan dalam berbagai hal, misalnya siswa menggunakan
kemampuan berpikir dalam melakukan keterampilan proses, keterampilan manual
berhubungan dengan penggunaan alat atau media, pola interaksi siswa dalam
berdiskusi hasil pengamatan sebagai bentuk keterampilan sosial. Dalam
pendidikan, kriteria keberhasilan pendidikan dibagi menjadi 2, yaitu kognitif dan
non-kognitif. Keterampilan proses IPA akan selalu berhubungan dengan penilaian
hasil akhir. Namun, guru cenderung berpatok pada hasil akhir dari segi produk
yang dihasilkan bukan dari segi proses. Hal ini membuat motivasi dan antusianme
siswa dalam pembelajaran IPA berkurang.

Salah satu teknik penilaian yang dapat digunakan dalam keterampilan


proses IPA yaitu dengan asesmen. Asesmen adalah suatu kegiatan yang dilakukan
secara sistematis dan berkelanjutan sebagai pengukuran hasil akhir kegiatan
siswa. Asesmen merupakan umpan balik kemajuan belajar untuk siswa. men.
Pengumpulan yang dilakukan pada asesmen biasa digunakan untuk evaluai.
Tujuan utama asesmen adalah membantu guru dan siswa untuk memperbaiki
pembelajaran. Asesmen digunakan karena dapat melakukan penilaian terhadap
proses perolehan, penerapan, dan keterampilan siswa melalui kemampuan siswa
proses maupun produk (Usman Samatowa, 2006:184).

Srini M Iskandar (1997: 92) berdasarkan fungsi asesmen dalam


pembelajaran, dibagi menajdi 4, yaitu :

1. Sebagai rancangan, penyelenggaraan, dan memperluas pengetahuan


pembelajaran IPA siswa.
2. Sebagai alat komunikasi dengan siswa, guru, dan orang tua tentang
pentingnya belajar IPA.
3. Sebagai detektor hasil pembelajaran IPA dan evaluasi pembelajaran.
4. Sebagai alat untuk memperbaiki kurikulum, pembelajaran, dan pengajaran
IPA.

Menurut tujuannya, jenis-jenis asesmen dibagi menjadi 3, antara lain :

1. Asesmen diagnostik
Asesmen diagnostik adalah bentuk penilaian yang dilakukan sebelum
mengeksplorasi topik guna mengetahui pengetahuan dan pemahaman apa
yang dimiliki siswa tentang IPA. Selain itu, pada asesmen ini guru harus
tau tujuan, target, dan output apa yang didapat dari pembelajaran yang
dilakukan.
2. Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah bentuk penilaian untuk mendapatkan umpan
balik dari siswa. Kemudian, umpan balik tersebut akan digunakan untuk
memperbaiki pembelajaran sebagai bentuk evaluasi. Asesmen formatif
meliputi pengumpulan, penafsiran, dan tindakan terhadap informasi.
3. Asesmen sumatif
Asesmen sumatif adalah bentuk penilaian yang dilakukan setelah
pembelajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menilai ketercapaian tujuan
pembelajaran yang dinilai berdasarkan data siswa sebelum pembelajaran,
ketika pembelajaran, dan sesudah pembelajaran.

Keunggulan asesmen yaitu mampu memberikan penilaian berdasarkan


aspek kinerja siswa yang positif karena guru berpacu pada acuan pedagogis yang
membantu mengembangkan teknik atau metode pembelajaran agar lebih efektif.
Selain itu, penilaian ini memberikan informasi terkait progres kemampuan siswa.
Besarnya peran dan manfaat asesmen ini, diharapkan guru mampu memahami,
menyusun rancangan, serta mengimplementasikan penilaian keterampilan proses
IPA dalam pembelajarannya.

Pada dasarnya, asesmen keterampilan proses IPA dimaksudkan untuk


memperoleh informasi sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan dengan
cara menemukan dan memecahkan masalah, melalukan penelitian terhadap
hipotesis yang ada, dan mengkomunikasikan hasil penelitian. Untuk menghasilkan
pembelajaran yang berstandar tinggi, maka proses asesmen juga harus sesuai
dengan keadaan di lapangan dan sesuai standar pembelajaran yang telah
ditetapkan. Popham Harun Rasyid dan Mansur, 2009: 108) mengungkapan
terdapat 7 kriteria utama asesmen keterampilan proses IPA yang menjadi tolak
ukur berkualitas atau tidaknya asesmen, antara lain :

1) Generability,
2) Auhenticity, kesesuaian tugas yang diberikan kepada siswa dengan
fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
3) Multiple foci, tugas yang diberikan kepada siswa harus mencakup lebih
dari satu kemampuan.
4) Teachability, tugas yang diberikan guru dalam penilaian keterampilan
harus sesuai dengan apa yang diajarkan ketika pembelajaran.
5) Fairness, tugas dalam penilaian keterampilan harus adil dan tidak boleh
memihak atau condong kepada satu atau beberapa murid saja.
6) Feasibility, kesesuaian penilaian keterampilan yang dilaksanakan dengan
berdasarkan faktor biaya, tempat, waktu, dan peralatan.
7) Scorbility, penskoran penilaian keterampilan dapat dibuktikan
keakuratannya.

Penilaian ini dilakukan untuk menilai aspek kinerja dari masing-masing


siswa dan penilaian ini berdasarkan karakteristik proses IPA.

Implementasi asesmen keterampilan proses IPA dapat dilakukan dalam


bentuk observasi penelitian. Saat melakukan penelitian, siswa diberikan lembar
observasi yang berisi format pengamatan kinerja siswa. Kegiatan ini dilakukan
untuk menarik antusiasme siswa, membantu siswa memahami bentuk konkret
materi pembelajaran, serta melatih keaktifan siswa dalam pembelajaran
keterampilan proses IPA. Asesmen keterampilan proses IPA juga dapat
dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis. Tes tertulis dapat dilakukan menggunakan
2 cara, yakni tes obyektif (pilihan ganda) dan uraian. Pada tes obyektif, siswa
dituntut untuk memilih jawaban yang benar bedasarkan alasan pertanyaan yang
sesuai. Melalui kegiatan ini guru dapat mengetahui kompetensi siswanya karena
dalam proses pengerjaannya siswa akan diuji terkait kemampuan pemahaman
konsep, kemampuan berpikir dalam memilih jawaban yang sesuai, atau siswa
hanya menebak pilihan asal-asalan. Metode-metode yang dapat dilakukan dalam
penilaian kinerja siswa, yaitu observasi, wawancara, portofolio, penilaian essay,
ujian praktek, penilaian proyek, paper, kuesioner, daftar cek, penilaian oleh
teman, penilaian diskusi dan penilaian keterampilan kerja ilmiah(Wulan, 2010:4).

Penilaian keterampila proses IPA pada siswa harus dilakukan secara obyektif dan
subjektif dengan memperhatikan langkah-langkah asesmen, sebagai berikut :

1) Identifikasi dan tetapkan keterampilan apa yang akan dinilai.


2) Buatlah kriteria kinerja spesifik yang akan menjadi bahan pertimbangan
terpenuhi atau tidaknya standar pekerjaan siswa.
3) Buatlah pekerjaan yang mencakup semua kriteria yang ditentukan.
Usahakan pekerjaan dan kriteria yang diberikan kepada siswa sesuai
dengan kemampuan rata-rata siswa.
4) Uraikan semua keperluan yang dibutuhkan siswa dalam penilaian,
misalnya alat, gambar, dan lain sebagainya.
5) Berikan panduan tertulis atau urutan kriteria penilaian pada siswa.
6) Pemberian hasil penilaian dalam bentuk angka (penskoran).

Pada dasarnya, asesmen keterampilan proses IPA dimaksudkan untuk


memperoleh informasi sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan dengan
cara menemukan dan memecahkan masalah, melakukan penelitian terhadap
hipotesis yang ada, dan mengkomunikasikan hasil penelitian. Untuk menghasilkan
pembelajaran yang berstandar tinggi, maka proses asesmen juga harus sesuai
dengan keadaan di lapangan dan sesuai standar pembelajaran yang telah
ditetapkan. Terlepas dari tujuan dan manfaatnya, asesmen memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri.

Kelebihan :
a) Siswa dapat memperagakan suatu keterampilan proses secara
langsung.
b) Memudahkan guru mendapat informasi kemampuan siswa,
sehingga guru lebih tau tindakan apa yang akan dilakukan
selanjutnya.
c) Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengimplementasikan
pembelajaran pada kehidupan sehari-hari.
d) Memudahkan menilai keterampilan hasil pembelajaran yang
kompleks.

Kekurangan :

a) Memiliki keterbatasan waktu dan tempat.


b) Tingkat kekonsistenan hasil penilaian yang rendah.
c) Penskoran bersifat subyektif.

Sumber :

Mahmudah Laely.2016.PENTINGNYA PENDEKATAN KETERAMPILAN


PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA DI MADRASAH.Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar.Vol.4(1), hal167-169.

Supadmiyati.2013.PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA DENGAN


PERFORMANCE ASSESMENT PADA SISWA KELAS 2 SDN
ADISUCIPTO 1 DEPOK.Skripsi.Yogyakarta:Universitas Negeri
Yogyakarta.

M. Ernawati.2018.PENGGUNAAN METODE PENDEKATAN


KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR. Jurnal
Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Vol.7(1),hal 76-
79.

Fatoni Andi.2019. ANALISIS KEMAMPUAN DASAR KETERAMPILAN


PROSES SAINS SISWA KELAS IV MELALUI METODE
PRAKTIKUM PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI MATHLA`UL
ANWAR. Skripsi.Lampung:Universitas Ialam Negeri Raden Intan
Lampung

Anda mungkin juga menyukai