DISUSUN OLEH:
AGUS TRIONO
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
KEGIATAN BELAJAR 1 : PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF
A. LATAR BELAKANG
Pada penggunaan asesmen alternatif hanya menggunakan tes tertulis (paper and pencil
test) Test tertulis hanya dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan
ketrampilan sederhan namun tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks. Namun dalam
kenyataannya tes ini dilakukan tanpa memperhatikan proses pembelajaran . Yang membuat tes
ini tidak hanya guru asli tetapi dapat dilakukan oleh guru lain asalkan guru tersebut mengethui
kompetensi dasar yang akan dicapai dan menguasai materi. Didalam tes ini berorientasi pada
pencapaia hasil belajar siswa bukan pada proses belajar. Kelemahan yang timbul dalam proses
tes ini dalam pembelajaran yang dikenal dengan asesmen alternatif.
C. LANDASAN PSIKOLOGIS
Assesment alternatif tidak hanya menilai hasil/produk belajar saja namun menilai proses
belajarnya juga. Assesment alternatif juga mengacu dari beberapa teori diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Teori Fleksibilitas Koqnitif dari R.Spiro (1990)
Teori ini menyatakan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur.
2. Teori Belajar Bruner (1996)
Mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses aktif dilakukan siswa dengan cara
mengkontruksi sendiri gagasan baru ,pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Dalam
teori ini diharapkan siswa dapat menerapkan kempuannya kedalam hal yang lebih luas.
3. Generative Learning Model dari Obsorne dan Ittrock (1983)
Menjelaskan bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif membentuk dan
menginterpretasikan sesuatu.Lebih ke fungsi otak beserta fungsinya.
4. Experiental learning theory dari C.Rogers (1969)
Teori yang membedakan dua jenis belajar yaitu cognitive learning (pengetahuan) dan
experiental learning (pengalaman).
5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)
Suatu kemampuan seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah atau
kemampuan untuk menunjukkan suatu produk yang dihargai oleh suatu budaya.
Struktur Asesmen kinerja Terdiri dari tugas (Task) dan kinerja penilaian (Rubric). Informasi
kinerja siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis tugas atau tagihan antara laincomputer adaptive
testing , tes uraian , tugas individu , tugas kelompok , dan sebagainya.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah :
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka
mengerjakan tugas tersebut.
2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam
berpikir dan ketrampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasaan yang
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan. Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru
selanjutnya adalah menetapkan kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan
untuk menilai kinerja siswa.Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya secara rinci sehingga
dapat menilai setiap kinerja yang diharapkan. Kriteria tersebut diperlukan agar guru dapat
memberikan penilaian yang obyektif.Sebelum tugas dan rubrik digunakan , kita perlu menilai
kualitas rubrik dan tugas yang telah kita buat.
Berdasarkan jenisnya ribrik dibedakan menjadi dua yaitu , holistic rubric dan analytic rubric.
Hoslistic rubric merupakan rubrik yang dimensi atau aspek yang akan dinilai serta
deskripsinya dibuat secara umum. Karena sifatnya seperti itu,holistic rubric dapat digunakan
untuk menilai berbagai jenis kinerja. Sedangkan analitic rubric merupakan rubric yang dimensi
atau aspek kinerjanya serta deskripsi setiap aspeknya dibuat lebih rinci. Karena sifatnya yang
seperti itu , analythic rubric hanya dapat digunakan untuk menilai kinerja tertentu.
KEGIATAN BELAJAR 3 : ASESMEN PORTOFOLIO
Sedangkan asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara
murid dengan guru. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa yang
terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu untuk dimasukkan ke
dalam kumpulan hasil karya. Kumpulan hasil karya tersebut digunakan oleh siswa untuk
melakukan refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang
dihasilkan.
B. Perencanaan Portofolio
Menurut Shaklee (1997) delapa pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan
portofolio adalah:
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat
diamati. Kriteria atau standar tersebut harus sesuai dengan umur, kelas dan materi yang
akan dinilai
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan portofolio
siswa. Stakeholders yang terpenting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa, teman
sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti
yang dikumpulkan
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat
membandingkan.
Pelaksanaan Portofilo
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas guru
kemudian adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah:
1. Mendorong dan memotivasi siswa.
Memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan karya terbaik.
Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan kondisi yang nyata pada
kehidupan siswa.
2. Memonitor pelaksanaan tugas
Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan permasalahan
yang dihadapi siswa. Berilah komentar terhadap karya siswa. Mintalah juga siswa untuk
memberi komentar terhadap hasil karyanya sendiri. Komentar yang diberikan oleh siswa
sendiri terhadap hasil karyanya diharapkan dapat digunakan utuk memperbaiki kelemahan
dan hambatan yang dialami siswa. Hasil monitoring yang dilakukan oleh guru akan dapat
dijadikan sebagai bahan bagi pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh gambaran
yang utuh mengenai kemampuan siswa, guru perlu juga mengadakan pertemuan dengan
orang tua siswa. Guru dapat meminta siswa masukkan dari orang tua siswa tentang aktivitas
siswa di rumah. Orang tua daoat memberikan masukkan tersebut secara lisan atau tertulis.
3. Memberikan umpan balik.
Umpan balik dapat berupa komentar terhadap karya sswa yang bersifat kritis dengan tujuan
untuk memperbaiaki atau meningkatkan kemampuan siswa.
4. Memamerkan hasil portofolio siswa
Pamerkanlah hasil karya siswa yang mengundang stakeholders yang berhubungan langsung
dengan fortofolio.
Tahap peilaian
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara
guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada perubahan
atau ada persepsi yang berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut maka masalah
tersebut harus dibicarakan bersama – sama antara guru dengan murid pada waktu
pertemuan berkala yang telah dirancang.
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan.
KEGIATAN BELAJAR 4 : PENILAIAN RANAH AFEKTIF
A. Konsep dasar
Kemampuan efektif meruapakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi
afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa
senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil
pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini tetapi belum banyak tindakan
yang dilakukan guru untuk meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif terhadap
mata pelajaran. Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih di dominasi pada
pengembangan ranah kognitif. Menurut Krathwohl (dalam Groundlund and Linn, 1990), ranah
fektif terdiri atas 5 level yaitu:
1. Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus
misalnya aktifvitas dalam kelas, buku atau musik.
2. Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.
Hasil pembelajaran pada level ini menekankan pada perolahan respon, leinginan
memberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon.
3. Valuing merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai, keyakinan atau sikap
dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization merupakankemampuan anaka untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan yang lain dan konflik antar nilai internal dan konsisten.
5. Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa
sudah memiliki sistem sudah memiliki sistem nilai yang mampu mengendalikan perilaku
sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
1. Sikap
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap
siswa dari sikap negatif menjadi sikap positif.
2. Minat
Menurut Getzel, minat adalahsuatu disposisi yang terorganisir melaluipegalaman yang
mendorong sesorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan memperoleh sesuatu.
3. Konsep diri
Dengan mengetahui informasi konsep diri setiap siswa, sekolah diharapkan mampu
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif serta memotivasi siswa dengan tepat.
4. Nilai
Sekolah perlu membantu siswa untuk menentukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi
siswa agar siswa mampu mencapai kebahagiaan diri dan mampu memberikan hal yang positif
bagi masyarakat.