Anda di halaman 1dari 22

Mengembangkan dan merakit tes alternatif

Dari kelompok 3

Ahmad Baihaki (858293847)


Rini Herlina (858293546)
Jumiati (858293094)
Husnul Hatimah (858293062)
Maria Olpah (858293102)
Herdawati (858293317)
A. Latar belakang

Pada penggunaan asesmen alternatif hanya menggunakan tes tertulis (paper and pencil test) Test

tertulis  hanya dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif  dan ketrampilan

sederhan namun tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks. Namun dalam kenyataannya tes

ini dilakukan tanpa memperhatikan proses pembelajaran.


Yang membuat tes ini tidak hanya guru asli tetapi dapat dilakukan oleh guru lain asalkan

guru tersebut mengetahui kompetensi dasar yang akan dicapai dan menguasai materi.

Didalam tes ini berorientasi pada pencapaia hasil belajar siswa bukan pada proses belajar.

Kelemahan yang timbul dalam proses tes ini dalam pembelajaran yang dikenal dengan

asesmen alternatif
B. Konsep Dasar asesmen alternatif

Penilaian asesmen merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan

sistem pendidikan secara keseluruhan. Ada beberapa istilah dalam asasmen yaitu traditional

assesment , performance assesment , authentic assesment , potofolio assesment ,

achievement assesment dan alternative assesment .

a.  Traditional assesment mengacu pada tes tulis

b. Performance assesment yaitu siswa diminta untuk kinerja nyata dalam

dalam penyelesaian tugas. Authentic Assesment yaitu penerepan siswa diluar sekolah

berdasarkan  kemampuannya.
d.    Portofolio assesment yaitu kumpulan hasil karya siswa.

e.    Achivement assesment tes yaitu tulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa.

f. Alternative assesment tes yang tidak hanya dengan tes tulis namun merupakan alternatif dari

asesmen traditional.
C. Landasan psikologiS

Assesment alternatif tidak hanya menilai hasil/produk belajar saja namun menilai proses

belajarnya juga. Assesment alternatif juga mengacu dari beberapa teori diantaranya adalah

sebagai berikut :

1.    Teori Fleksibilitas Koqnitif dari R.Spiro (1990)

     Teori ini menyatakan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur.

2.    Teori Belajar Bruner (1996)

     Mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses aktif dilakukan siswa dengan cara

mengkontruksi sendiri gagasan baru ,pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Dalam teori

ini diharapkan siswa dapat menerapkan kempuannya kedalam hal yang lebih luas.
3.  Generative Learning Model dari Obsorne dan Ittrock (1983)
     Menjelaskan bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif membentuk dan
menginterpretasikan sesuatu.Lebih ke fungsi otak beserta fungsinya.

4.  Experiental learning theory dari C.Rogers (1969)


     Teori yang membedakan dua jenis belajar yaitu cognitive learning (pengetahuan) dan experiental
learning (pengalaman).
5.  Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)

    Suatu kemampuan seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah atau kemampuan untuk
menunjukkan suatu produk yang dihargai oleh suatu budaya.
D.    KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN
ALTERNATIF
1. Keunggulan asesmen alternatif : .  Kelemahan asesmen alternatif :2
a. Dapat menilai hasil belajar yang a.  Membutuhkan banyak waktu
kompleks b. Adanya unsur subyektif dalam penilaian
b. . Meningkatkan motivasi siswa c.   Ketetapan penskoran rendah
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi d.  Tidak tepat untuk kelas besar
yang nyata.
e. Siswa mampu mengevaluasi diri sendiri
terhadap hasil karyanya sendiri.
Kegiatan Belajar 2    : Asesmen Kinerja

Struktur Asesmen kinerja Terdiri dari tugas (Task) dan kinerja penilaian (Rubric). Informasi kinerja

siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis tugas atau tagihan antara laincomputer adaptive testing , tes

uraian , tugas individu , tugas kelompok , dan sebagainya.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah :

1. Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka

mengerjakan tugas tersebut.


2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam

berpikir dan ketrampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasaan yang sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa.

3. Menetapkan kriteria keberhasilan. Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru

selanjutnya adalah menetapkan kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan untuk

menilai kinerja siswa.Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya secara rinci sehingga dapat

menilai setiap kinerja yang diharapkan.


Kegiatan Belajar 3    : Asesmen Portofolio

A.    Pengertian Dan Tujuan Portofolio

Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukkan
upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.

Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah sebagai berikut:

1.Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa.

·  Menunjukkan perkembangan atau perubahan kinerja siswa

·  Membantu mengembangkan proses keterampilan seperti self evaluation (evaluasi diri) dan
perumusan tujuan
2. Menunjukkan kemampuan siswa

  Menunjukkan kinerja siswa pada akhir semester dan akhir tahun

  Menyiapkan hasil kerja terbaik untuk ditunjukkan kepada orang lain

3. Menilai keseluruhan hasil belajar siswa

  Menyiapakan karya siswa untuk memperoleh nilai akhir

 Menyimpan perkembangan karya siswa untuk mencapai kriteria yang telah ditetapkan
B. Perencanaan Portofolio

Menurut Shaklee (1997) delapa pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan

portofolio adalah:

1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.

2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat

diamati. Kriteria atau standar tersebut harus sesuai dengan umur, kelas dan materi yang

akan dinilai

3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam


4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan portofolio
siswa. Stakeholders yang terpenting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa, teman sekelas
dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat
membandingkan
Pengumpulan Bukti Portofolio

Beberapa guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk setiap siswa. Satu

portofolio disimpan sebagai bukti akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi digunakan

sebagai portofolio yang terus dikembangakan oleh siswa. Setiap satu minggu sekali atau dua

minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa kemudian memperbaikinya. Setelah itu

guru dan siswa menyeleksi atau memilih hasil perbaikan pekkerjaan untk dikumpulkan dan

disimpan ke dalam folder sebagai bukti perkembangan karya siswa.


Tahap penilaian
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan
siswa pada awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada perubahan atau ada
persepsi yang berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut maka masalah tersebut harus dibicarakan
bersama – sama antara guru dengan murid pada waktu pertemuan berkala yang telah dirancang.
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan.
Kegiatan Belajar 4    : Penilaian Ranah Afektif
A.    Konsep dasar
Kemampuan efektif meruapakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi
afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan
merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil
pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini tetapi belum banyak
tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif
terhadap mata pelajaran. Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih di dominasi pada
pengembangan ranah kognitif. 
Menurut Krathwohl (dalam Groundlund and Linn, 1990), ranah fektif terdiri atas 5 level yaitu:
1. Receiving

2. Responding

3. Valuing

4. Organization

5. Characterization
B.     Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif

Menurut Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara:

1. Pengamatan langasung

Yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap sesuatu,

benda, orang, gambar atau kejadian.

2.  Wawancara

Dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.


3.  Angket atau kuisioner

Merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan jawaban baik

berupa pilihan petanyaan atau pilihan bentuk angka

4. Teknik proyektil

Merupakan tugas atau pekerjaan yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa diminta untuk

mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannnya.

5. Pengukuran terselubung.

Merupakan pengamatan tentag sikap dan tingkah laku sesorang dimana yang diamati tidak tahu

bahwa ia sedang diamati.


C.    Langkah – Langkah Pengembangan Instrumen Afektif

Sama seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada umumnya, pengembangan alat ukur
afektif dimulai dengan:

1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif


2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur

3. Menentukan definisi operasioan dari setiap afektif yang akan diukur


4. Menjabarkan definisi operasioan variabel sesuai dengan jumlah indikator

5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pertanyaan dalam instrumen


6. Mengukir kembali setiap butir pertanyaan

7. Melakukan uji coba


KESIMPULAN
Penggunaan asesmen altinatif dalam produk hasil belajar siswa merupakan jawaban atas
adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunkan tes tertulis (kertas dan
pensil uji). tertulis hanya mampuukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dan keterampilan
sederhana.

Dengan menggunakan asesmen alternatif, akan mampu ukurtotal hasil belajar siswa, tidak
hanya ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Asesmen alternatif juga mampu
mengukir proses pembelajaran.
Seperti bagaimanapun alat ukur yang lain, asesmen alternatif seperti kinerja penilaian,
autentik penilaian dan portofolio penilaian , mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Anda mungkin juga menyukai