PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia merupakan ilmu yang termasuk kedalam rumpun IPA yang tidak hanya
mempelajari produk pengetahuan yang meliputi fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
teori yang ditemukan oleh para ahli, tetapi juga mempelajari kimia sebagai proses dan
sikap ilmiah. Kimia sebagai proses lebih mengarahkan kepada kerja ilmiah, sehingga
dan sikap ilmiah, seperti sikap ingin tahu, kerja sama, berpikir kritis, dan lain-lain.
keterampilan berpikir. Pembelajaran kimia sebagai proses, sikap, dan produk harus
disajikan secara utuh untuk menghasilkan siswa yang terampil, ini sangat relevan
Proses Sains (KPS) merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik
kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep,
prinsip atau teori, mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk
1
KPS perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung sebagai pengalaman
proses atau kegiatan yang sedang dilakukan (Rustaman, 2005). Keterampilan proses
terdiri dari keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi (integrated
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut tentang kemampuannya, daya serap
2
materi pembelajarannya, kurikulumnya, program pembelajarannya, keadaan sekolah
maupun kebijakan sekolahnya, sehingga asesmen merupakan suatu proses yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur dalam pembelajaran. Larutan elektrolit dan non
elektrolit salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada materi di kelas X
semester genap pada KD. Menganalisis sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan daya hantar listriknya. KPS siswa di Indonesia masih rendah, slah satu
siswa untuk menghafal dan tidak menilai KPS siswa. Hal ini di dukung oleh
penelitian dari Arifin (2009 dalam Apriyani, 2017 ) mengungkapkan bahwa banyak
melatih kemampuan sains siswa. Fakta tersebut juga diperkuat dengan hasil studi
Salah satu masalah dalam pembelajaran pada pendidikan di sekolah dewasa ini
adalah masih rendahnya keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa sedangkan
proses dan produk ilmiah berupa keterampilan sains dan hasil belajar Siswa. Tetapi
pada kenyataannya hal demikian masih kurang, khususnya di MAN I Negeri Kota
Bima yang belum mencapai target kurikulum yang diharapkan dan banyak siswa
yang melakukan remedial tiap diadakan ulangan harian. Berdasarkan informasi dan
observasi dengan guru mata pelajaran kimia bahwa kesulitan belajar materi larutan
3
elektrolit dan non elektrolit masih sering dialami pada siswa kelas X MAN I Negeri
Kota Bima. Hal ini mengakibatkan minimnya nilai kimia siswa pada materi pokok
tersebut terdapat 60% siswa yang belum tuntas. Hal ini disebabkan pada prakteknya
pembelajaran IPA sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala. disebabkan
oleh beberapa masalah dalam proses pembelajaran,yaitu: 1) siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran, (2) para siswa jarang mengajukan pertanyaan, (3) keaktifan
siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan dalam proses pembelajaran masih kurang,
instrument asesmen yang dapat mengukur keterampilan proses sains siswa pada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
3. Mengetahui rubrik indicator asesmen berbasis keterampilan proses sains pada
D. Manfaat Penelitian
1. Siswa
2. Guru
3. Sekolah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asesmen
Asesmen merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian
hasil belajar siswa. Sudaryono (2012 dalam Apriyani, 2017) dalam bukunya
menjelaskan bahwa asesmen merupakan istilah umum yang mencakup semua metode
yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa. Jadi Asesmen juga diartikan
untuk mengungkap kemajuan siswa secara individu untuk menentukan hasil belajar
a) Formatif, yaitu merupakan umpan balik bagi pendidik sebagai dasar untuk
6
b) Sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran, menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan
siswa.
c) Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis fisik dan
d) Seleksi dan penempatan, yaitu dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan
Buchori dalam Unodan Koni (2012), terdapat dua tujuan dalam mengadakan
penilaian, yaitu:
untuk mengetahui kemajuan anak atau murid setelah murid tersebut menyadari
penilaian Depdikbud dalam Jihad dan Haris (2012), dinyatakan bahwa tujuan
dan peningkatan kegiatan belajar siswa sekaligus memberi umpan balik bagi
dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuh.
7
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah
pelaksanaannya
penilaian sebagai cermin diri; (c) melakukan berbagai strategi penilaian di dalam
program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar
banyak keterampilan kepada siswa. Salah satu keterampilan yang perlu diasah oleh
8
Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan
manual, dan sosial. Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2002) mengungkapkan
bahwa:
3. KPS dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu
kesimpulan. KPS perlu dilatihkan agar seseorang dapat mendefinisikan masalah yang
9
a) Perkembangan IPTEK yang semakin cepat sehingga tidak memungkinkan guru
b) Siswa lebih memahami konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh
yang konkret
Selain itu, menurut Tawil dan Liliasari (2014), menyatakan bahwa penerapan
sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teoriteori. Untuk
belajar yang optimal. Ini berarti kegiatan pembelajaran yang mampu memberi
4) Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran Ilmu Hal
ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara pemprosesan dan pemerolehan
kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan. Hal ini akan mengarahkan siswa
10
dibandingkan dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Keterampilan proses sains terdiri dari keterampilan proses sains dasar (basic
yaitu :
b. Pembuatan hipotesis
c. Perencanaan penelitian/eksperimen
d. Pengendalian variable
e. Interpretasi data
g. Meramalkan
h. Menerapkan
i. Mengomunikasikan.
11
Beberapa keterampilan proses sains dan indikator menurut Tawil dan Liliasari
(2014),
12
Menggunakan a. Memakai alat/bahan
alat/bahan/sumber b. Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat atau bahan/sumber
c. Mengetahui bagaimana menggunakan alat atau bahan/sumber
Menerapkan konsep a. Menggunakan konsep yang telah dipelajari pada situasi baru
b. Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa
yang sedang terjadi
Melaksanakan
percobaan/bereksperimen
1. Mengamati
mencicipi, dan meraba. Hal-hal yang diamati dapat berupa gambar atau benda-benda
yang diberikan kepada anak pada waktu itu diuji kemudian anak diminta untuk
dan memprediksi.
dalam mempelajari sains dan akan menuntut mereka pada pemahaman yang lebih
13
dalam tentang isinya (content), yang akhirnya akan membawa mereka lebih dalam
3. Meramalkan (prediksi)
Prediksi atau meramalkan dalam sains dibuat atas dasar observasi dan
inferensi yang tersusun menjadi suatu hubungan antara peristiwa-peristiwa atau fakta-
suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada, dan didasarkan atas hubungan logis
4. Mengomunikasikan
berapa bentuk yang dapat dimengerti oleh orang lain. Kegiatan ini melibatkan
14
1. Kinerja/Praktik
dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian
ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan
b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati.
sebagai berikut:
15
1) Daftar cek
nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
16
Aspek Skor
yang dinilai
1 2 3
Merancang
percobaan Alat cukup Alat cukup Alat cukup
Bahan cukup Bahan cukup Bahan cukup
Tujuan belum Tujuan ada Tujuan ada
dirumuskan Langkah kerja Langkah kerja
Langkah kerja ada ada
belum ada Hipotesis Hipotesis ada
Hipotesis belum ada
belum ada
17
Mempresentasikan menggunakan menggunakan menggunakan
hasil rancangan bahasa bahasa bahasa
dan laporan hasil Indonesia yang Indonesia yang Indonesia yang
percobaan kurang baik, baik, baik,
sederhana, dan sederhana, dan sederhana, dan
mudah mudah mudah
dimengerti dimengerti dimengerti
laporan laporan laporan
disajikan disajikan secara disajikan secara
secara sistematik sistematik
sistematik lancar berbicara lancer berbicara
kurang lancar tapi kurang dan santun
berbicara dan santun menghargai
kurang santun kurang pendapat orang
kurang menghargai lain
menghargai pendapat orang percaya diri
pendapat orang lain
lain kurang percaya
kurang percaya diri
diri
Total skor maksimum =15
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan mengomunikasikan
B. Saran
untuk itu saran yang produktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia
Syahputra, Adi. 2016. Analisis perkembangan aspek keterampilan proses sains kimia
siswa melalui pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi di SMA
Muhammadiyah 11Padangsidimpuan. Jurnal eksakta Volume 2 nomor 1.
Wijaya, I., Suastr, I., dan Maderawa, I. 2014. pengaruh model pembelajaran
generatif terhadap keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses
sains. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 4).
20