Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : LAILATUL FATHONAH

Nomor Induk Mahasiswa : 837705842

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA di SD


Kode/Nama UPBJJ : 12/Medan

Masa Ujian : 2021/21.2 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. A. Tujuan tercapai : 33

Tujuan belum tercapai : 17

Pada penguasaan nomor 3 siswa hanya menguasai 3 dan jumlah yang tidak
menguasai mencapai 7 .

Dan upaya kita sebagai guru adalah memberikan pengajaran perbaikan


(remidial), memberikan kegiatan pengulangan bahan materi (pengayaan),
memberikan motivasi belajar, mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik.

b. Keguanaan Analisis Konteks

Untuk dapat menyusun KTSP dengan baik, satuan pendidikan harus


memahami betul kondisi internal maupun eksternal sekolahnya. Selain itu
satuan pendidikan harus mengetahui posisi sekolahnya dalam pencapaian
standar nasional pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
dalam penyusunan  KTSP  perlu  terlebih  dahulu  dilakukan  analisis 
konteks  yang
mencakup analisis:

Delapan  SNP  sebagai  acuan  dalam  penyusunan  KTSP  (Standar  Isi, 


Standar Kompetensi  Lulusan,  Standar  Proses,  Standar  Penilaian, 
Standar  Pengelolaan, Standar Ketenagaan, Standar, Standar Sarana
Prasarana dan Standar Pembiayaan;

Kondisi yang ada di  satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-
program;

Kondisi lingkungan satuan pendidikan (eksternal) misalnya: komite


sekolah, dewan pendidikan,  dinas  pendidikan,  asosiasi    profesi,  dunia 
industri  dan  dunia  kerja, sumber daya alam dan sosial budaya;

Selain sebagai acuan dalam penyusunan KTSP, analisis konteks juga


dimanfaatkan dalam pembelajaran, penilaian dan penyusunan Rencana
Kerja Sekolah (RKS)
2. Hubungan Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi
seperti yang sudah dikemukakan di atas. Namun semuanya tak dapat
dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan
yang erat.

Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Tes merupakan alat
utama yang digunakan untuk melalui proses pengukuran penilaian dan
evaluasi. Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua proses yang
bekesinambungan. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang
menhasilkan skor dan dari hasil pengukuran kita dapat melaksanakan
penilaian. Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan
yaitu  keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai
sesuatu, disamping itu juga alat yang digunakan untuk mengumpulkan
datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Pada
hakikatnya keduanya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang
nilai suatu objek. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan
pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya
terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar.
Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang
lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu
sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak
eksternal. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi
pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument)
pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat
kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan
evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak
hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil
pengamatan dan wawancara.

3. Syarat hasil belajar IPA di SD

Sistem evaluasi perlu dikembangkan sesuai dengan teknik pembelajaran


yang selaras dengan tujuan pendidikan IPA itu sendiri. Pengembangan
pertama yang terpenting adalah bahwa evaluasi pembelajaran IPA tidak
cukup hanya mengevaluasi aspek produk IPA yang berupa pemahaman
terhadap konsep, prinsip, teori, dan hukum IPA saja. Evaluasi pembelajaran
IPA hendaknya mencakup ketiga aspek yang ada pada IPA yaitu produk,
proses, dan sikap.

Dalam penilaian hasil belajar terdapat beberapa istilah yaitu evaluasi,


pengukuran, tes, dan asesmen. Evaluasi yang sering diartikan penilaian
adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan instrumen tes maupun nontes.

Alat Evaluasi Proses Belajar IPA di SD

Untuk menentukan keberhasilan suatu proses memerlukan alat ukur.


Seharusnya alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang baku agar hasil
pengukurannya dapat dipercayai. Namun karena alat ukur yang baku
tersebut belum banyak dikembangkan di Indonesia, maka guru yang
berpengalaman dalam mengajar diharapkan dapat membuat alat ukur
pengganti yang baku.

Alat evaluasi proses pembelajaran IPA yang diperlukan terdiri dari alat
evaluasi untuk mengukur kognitif, alat evaluasi untuk menentukan kualitas
hati nurani, dan alat untuk mengukur kemampuan keterampilan.

a. Alat evaluasi untuk mengukur kognitif

Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran


dapat ditentukan dengan menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Tes tersebut bentuknya objektif atau uraian (esai).
Untuk memilih yang mana di antara kedua bentuk ini yang paling cocok
untuk digunakan sangat tergantung pada berbagai hal di antaranya, waktu
yang tersedia, proses berpikir yang diukur sifat materi yang akan ditanyakan
dan banyaknya peserta didik dalam satu kelas.

. b. Alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani

Dalam Kegiatan Belajar 1 telah dikemukakan bahwa ketiga ranah menurut


taksonomi Bloom masing-masing ada jenjang yang harus dilalui untuk
mencapai jenjang tertinggi. Pengembangan afektif dimulai dari jenjang
terendah yaitu dapat menerima suatu sikap hidup misalnya: disiplin
diperlukan dalam hidup dan kehidupan, contoh operasional adalah disiplin
diperlukan dalam lalu lintas.

c. Alat evaluasi yang akan mengukur keterampilan

Seperti pada proses pembelajaran kognitif dan afektif, juga proses


pembelajaran keterampilan pada dasarnya sama yaitu melatih agar peserta
didik terampil menggunakan pancainderanya dalam pembelajaran IPA di
SD, melalui demonstrasi, percobaan, kujungan lapangan dan sebagainya.
Pelajaran IPA melatihkan peserta didik menggunakan tangan, indera
penglihatan, indera pendengaran, indera pengecap, dan indera pencium,
serta peraba, tetapi tidak terlalu banyak melatih kaki.

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah


sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP
secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan


Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI
dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan
pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP
sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari
Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan
KTSP selain melibatkan guru, dan karyawan juga melibatkan komite
sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan
keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang
disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi, dan kondisi
lingkungan, dan kebutuhan masyarakat.
5. Evaluasi pembelajaran IPA hendaknya mencakup ketiga aspek yang ada
pada IPA yaitu produk, proses, dan sikap.

Dalam penilaian hasil belajar terdapat beberapa istilah yaitu evaluasi,


pengukuran, tes, dan asesmen. Evaluasi yang sering diartikan penilaian
adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan instrumen tes maupun nontes.

Tes dapat diidentifikasikan sebagai suatu pernyataan atau tugas atau


seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul dan
Nasution, 1993:2).

Asesmen, Istilah asesmen berasal dari kata assess yang berarti


menempatkan sesuatu atau membantu penilaian. Dalam konteks evaluasi,
assessment berarti proses pengambilan data dan membuat data tersebut ke
dalam suatu bentuk yang dapat diinterprestasikan, keputusan atau
pertimbangan dapat dibuat berdasarkan asesmen ini. Asesmen adalah
kegiatan mengevaluasi pendidikan dengan cara mengumpulkan informasi
mengenai siswa untuk menentukan strategi pengajaran yang tepat (Wallace
& Larsen, 1979).

Guru Sebagai Pemegang Otoritas, Guru secara langsung melakukan


penilaian untuk mengukur apa yang telah dipelajari siswa dan apa yang
dirasakan siswa. Guru adalah pengendali sistem penilaian yang dapat
menentukan keefektifan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai