Anda di halaman 1dari 5

MODUL 12

PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD

KB 1 KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN PKN SD/MI

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu bidang kajian (Undang-Undang Sistem
Pendidikan No 20 Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara lain sebagai
pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagaimana diketahui sejak diberlakukan melalui kurikulum sekolah tahun 1975
adalah Mata Pelajaran yang berdiri sendiri yang tujuan umumnya adalah membentuk warga negara
yang baik. Kemudian, dalam perkembangannya menjadi bidang studi Pendidikan Moral Pancasila
(PMP) yang lebih menekankan pada penanaman nilai-nilai moral Pancasila yang selama ini telah
dikenal lewat Pedoman Penghayatan dan Pengamatan Pancasila (P4) dan BP7 untuk masyarakat.
Perubahan orientasi tidak hanya sampai di situ sebab nama mata pelajaran PMP tersebut berubah
lagi menjadi pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) didasarkan pada Undang-Undang
Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional, yang isinya didominasi
oleh materi P4 iersebut di atas dan melalui Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang SiStem Pendidikan Nasional, nama PPKn diubah lagi menjadi Pendidikan KeWargancagaraan
(PKn).

Penilaian mempunyai kedudukan yang strategis untuk mengemhu sampai sejauh mana seseorang
mencapai kompetensi dan Indikator yang diharapkannya. Peserta didik ingin mengetahui sampai
sejauh mana tingkat penguasaan hasil belajamya. Pendidik berkehendak mengetahui apakah peserta
didiknya telah menguasai proses pembelajaran yang dilaksanakan, orang tua ingin mengetahui
sampai sej auh mana anaknya mengalami kemajuan sebagai hasil proses pembelajaran, begitu juga
masyarakat ingin mengetahui sampai sejauh mana tingkat prestasi belajar siswa secara umum,
sehingga dapat menyimpulkan kualitas pendidikan yang ada.

Dalam dunia pendidikan, penilaian merupakan suatu kegiatan yang amat strategis. Hal ini
dikarenakan penilaian akan menentukan nasib bangsa dan anak didik kita. Prosedur dan pelaksanaan
Penilaian yang dilakukan dengan tidak mengindahkan norma-norma acuannya akan berakibat fatal
bagi nasib anak didik kita. Penilaian pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan
terhadap keberhasilan anak didik, apakah anak didik dapat dinyatakan berhasil atau gagal dalam
menguasai suatu keterampilan tertentu.

Ada tiga hal yang saling berkaitan dalam kegiatan penilaian, yaitu penilaian, pengukuran, dan tes.
Ketiga istilah itu sering disalah artikan sehingga tidak jelas makna dan kedudukannya. Gronlund
(1985) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan,
analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai
tujuan pembelajaran. Pengukuran adalah Suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-
angka mengenai tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu (siswa). Penilaian adalah
pemeriksaan secara terus-menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru,
program pendidikan dan proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan
ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan efektivitas program. Sementara itu, pengukuran
adalah suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka hasil pengamatan mengenai
beberapa ciri (atribute) tentang suatu objek, orang, atau peristiwa (Hopkins & antes, 1990).
KB 2 BERBAGAI ALAT PENILAIAN DALAM PKN SD/MI

. Pada pelaksanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar menentukan nilai dapat diperoleh
melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari penilaian itu sendiri. Secara umum, cara-cara
mengumpulkan data yang dianggap sahih adalah melalui teknik tes atau teknik bukan tes. Teknik tes
bisa berupa tes tulisan, tes lisan, atau tes perbuatan. Adapun teknik bukan tes bisa berupa
wawancara, pengamatan, studi. kasus, atau inventori. Melalui teknik-teknik tersebut dikumpulkan
data sebanyak mungkin agar informasi yang diperoleh cukup komprehensif menggambarkan
keberadaan subjek yang dinilai sehingga kita cukup beralasan menentukan nilai tentang subjek yang
bersangkutan berdasarkan kriteria yang telah kita tetapkan.

Penilaian kelas menggunakan arti penilaian sebagai assesment, yaitu kegiatan yang dilakukan
untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hash belajar siswa pada tingkat kelas
selama dan setelah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Data atau informasi selama dan penilaian
berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
suatu program pendidikan.

Pengumpulan informasi dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam
atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus untuk penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau
nontes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan belajar mengajar (di awal, tengah, dan akhjr).

Sebagaimana penilaian pada umumnya, secara umum prinsip prinsip penilaian kelas adalah
sebagai berikut:

1) Valid
2) Mendidik
3) Berorientasi pada kompetensi
4) Adil dan objektif
5) Terbuka
6) Berkesinambungan
7) Menyeluruh
8) Bermakna

A. TES TERTULIS

Penilaian bentuk tertulis dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kompleks. Dalam
pelaksanaan bentuk tertulis siswa lebih tenang dan yakin, karena merasa tidak berhadapan atau
tidak ditanya secara langsung oleh guru penguji yang bersangkutan. Selain itu penilaian dapat lebih
bersifat objektif karena tulisan merupakan bukti otentik yang dapat dijamin akuntabilitasnya.

Dalam ujian tertulis dapat digunakan soal soal berbentuk esai, objektif, atau gabungan di antara
keduanya. Terdiri atas uraian terbatas dan bebas. Nitko (1996) mengatakan bahwa tes uraian
terbatas tepat dipergunakan untuk menilai hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan-
kemampuan: menjelaskan hubungan sebab akibat; melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip;
mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan; merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat;
merumuskan asumsi-asumsi yang tepat; melukiskan keterbatasan-keterbatasan data; merumuskan
kesimpulan kesimpulan secara tepa; menjelaskan metode dan prosedu; dan hal hal sejenis yang
menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya.

Kriteria tes objektif yang baik harus memiliki dan memenuhi syarat syarat sebagai berikut:

1) Memiliki validasi yang tinggi


2) Memiliki reliabilitas yang tinggi
3) Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang menandai
4) Tingkat kesusahan tes berdasar kelompok yang akan dites
5) Mudah diadministrasikan
6) Memiliki norma atau patokan penafsiran data

B. TES PERBUATAN (PERFORMANCE T REAT)

Penilaian Perbuatan atau Performance assessment adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang
secara efektif dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan muncul dalam diri siswa (keterampilan). Alat yang
dipergunakan adalah Lembar Pengamatan. Tes perbuatan dapat dipergunakan untuk menilai mutu
suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu
pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan sesuatu pekerjaan, dan mengidentifikasikan
bagian-bagian sesuatu piranti, mesin mobil misalnya. Dengan kata lain, tes perbuatan ini tepat
dipergunakan untuk menilai perilaku seseorang atau sekelompok orang. Penilaian pada tes
perbuatan ini seyogianya dilakukan sejak persiapan, proses sampai pada produk.

C. TES LISAN

Penilaian berbentuk lisan digunakan untuk menilai hasil belajar dalam bentuk kemampuan
mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan. Bagi bidang-bidang studi yang
menuntut keterampilan-keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain, seperti pengetahuan
sosial, misalnya tes lisan masih memiliki kedudukan yang cukup penting. Untuk melaksanakan tes
lisan diperlukan alat-alat tes berupa soal-soal lisan.

D. PENILAIAN NON TES

1) observasi

2) kuesioner

3) wawancara

4) daftar cek

5) skala pilihan

6) studi kasus

7) portofolio
KB 3 MODEL MODEL ALAT PENILAIAN PKN SD/MI

A. Pengembangan alat penilaian kelas dalam PKN


B. Model model alat penilaian PKN SD/mi
C. Model penilaian catatan anekdot
D. Model penilaian daftar cocok
E. Model penilaian skala bertingkat
F. Model penilaian sosiometri
G. Model penilaian pedoman wawancara
H. Model penilaian daftar baik buruk

KB 4 PENGGUNAAN MODEL ALAT PENILAIAN PKN SD/MI BERBASIS PORTOFOLIO

Pcrbodaan Tes dan Portofolio

-Tes

Menilai siswa berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas

Yang menilai hanya guru berdasarkan masukan yang terbatas

Menilai semua siswa dengan menggunakan satu kriteria

Pmses penilaian tidak kolaboratif

Penilaian diri oleh siswa bukan merupakan sesuatu tujuan

Yang dijadikan perhatian hanya pencapaian (produk)

Terpisah antara kegiamn

pembelajatan,testing,dan o: 03.. .

-Portofolio

Menilai siswa befuasarkan seam, tugas dan hasil ken’a yang berkaitan dengan kineq'a yang dinilai
Siswa tum! sena dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas dan
perkembangan yang beriangsung selama proses pembelajaran

Menilai setiap siswa berdasarkan pencapaian masing-masing

Proses penilaian kolabomtif

Siswa menilai din'nya sendiri menjadi suatu tujuan

Yang dijadikan perhauan mew proses dalam bentuk usaha. kemajuan, dan permpaian Terkait era!
kegiatan pom Pengaiaran. dan pembdm

Anda mungkin juga menyukai