Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI KURIKULUM

Dosen Pengampu : NASRULLAH, S.Pd, M.Pd


Kelompok 3
Amirah A.S Nuku A40120126
Anak Agung Ade Putra A40120132
Asti Agita A40120102
Lisdalifa Simatupang A40120122
Magfira A40120113
Nurfajri A40120372
Rahmadani A40120125
Rohmiatun A40120105
Suriani A40120097
Ummi Kalsum A40120362
Winda Pebriana Larasati A40120096
Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah kumpulan pelajaran yang diberikan kepada peserta didik


secara teoretis maupun praktik selama mengikuti suatu proses pendidikan.
Kurikulum lebih bersifat pragmatis karena hanya menyediakan bekal
pengetahuan dan keterampilan agar peserta didik dapat melanjutkan ke
jenjang berikutnya.

Arti lain kurikulum ialah semua pengalaman yang diberikan lembaga


pendidikan kepada peserta didik. Hal ini mencakup teknis yang diatur dalam
lingkungan pendidikan, yang dinilai mendukung kelulusan peserta didik
secara optimal. Contohnya, pakaian seragam, penyediaan laboratorium,
hingga penerapan penghargaan dan sanksi.
Pengertian Evaluasi Kurikulum

Kurikulum adalah suatu tindakan penilaian, penjaminan dan penetapan mutu


kurikulum, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk
akuntabilitas pengembang kurikulum dalam rangka menentukan keefektifan kurikulum.
Evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses mempertimbangkan untuk
memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi, hasil pembelajaran yang menyeluruh dan
saling keterkaitan, di mana hal ini diusahakan oleh satuan pendidikan yang dirancang
untuk peserta didik baik di dalam kelas, sekolah maupun di luar sekolah.
Tujuan Evaluasi Kurikulum

Tujuan evaluasi kurikulum yaitu mengungkapkan proses pelaksanaan kurikulum


secara keseluruhan, ditinjau dari berbagai aspek. Adapun indikator kinerja yang
dievaluasi adalah evektivitas, efisiensi, relevansi, dan kelayakan program. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan acuan dan gambaran program 6 kedepan.
Fungsi Evaluasi Kurikulum
Sebagai pengembang kurikulum, evaluasi dapat memberikan informasi untuk perencanaan
perbaikan kurikulum yang akan ditetapkan dan dimasukkan ke dalam sistem. Berikut ini
beberapa fungsi evaluasi kurikulum :
- Sebagai umpan balik bagi peserta didik.
- Sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian peserta didik mencapai tujuan yang telah
dietapkan.
- Memberi informasi dan acuan untuk pengembangan program kurikulum.
- Sebaga dasar peserta didik secara individual untuk memutuskan masa depan
sehubungan dengan bidang pekerjaan dan pengembangan karir.
- Untuk pengembang kurikulum dalam khusus yang ingin dicapai.
- Sebagai umpan balik semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di sekolah,
seperti; orang tua, tenaga pendidik, pengembang kurikulum, untuk perguruan tinggi,
pemakai lulusan, untuk orang yang mengambil kebijakan pendidikan termasuk juga
untuk masyarakat.
Pendekatan Evaluasi Kurikulum
Cronbach menyebutkan ada dua pendekatan dasar evaluasi kurikulum, yaitu pendekatan
scintistic ideal dan pendekatan humanistic ideal. Pendekatan scintistic ideal yang menjadi
pusat adalah siswa/mahasiswa. Bentuk skor test menjadi bagian yang penting sebagai data
yang dikumpulkan, tujuannya untuk memperbandingkan prestasi siswa/mahasiswa dalam
situasi berbeda dan bersifat kuantitatif sehingga bersifat objektif, sedangkan pada
pendekatan humanistic ideal menurut Borisch dan Jemelka (1982) adalah secara teori berisi
tentang serangkaian observasi yang diarahkan secara bergantian pada discovery dan
verivikasi dan bersifat subjektif.
Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum
Dalam melakukan evaluasi kurikulum perlu memegang beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Evaluasi mengacu kepada tujuan.
2. Evaluasi bersifat komprehensif atau menyeluruh.
3. Evaluasi dilaksanakan secara obyektif.
Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan evaluasi dalam kurikulum berkenaan dengan tiga hal, yaitu:
a) Evaluasi Sebagai Moral Judgement. Salah satu peranan evaluasi kurikulum adalah sebagi
moral judgement yang akan digunakan untuk pengambilan dan tindakan selanjutnya.
Dalam hal ini mengandung dua hal, yaitu: Evaluasi berisi suatu skala nilai moral dan
Evaluasi berisi suatu perangkat criteria kritis.
b) Evaluasi Sebagai Penentuan Keputusan. Evaluasi kurikulum memiliki peran sebagai
penentu keputusan pendidikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti; guru, murid,
orang tua, kepala sekolah, para inspektur, pengembang kurikulum dan lain sebagainya.
Dengan menggunakan prinsip, setiap individu di atas menentukan keputusannya sesuai
dengan posisinya. Yang mana besar kecilnya peranan keputusan yang diambil seseorang
sesuai lingkup tanggung jawabnya. Serta lingkup masalah yang dihadapinya pada suatu
saat.
c) Evaluasi Sebagai Konsensus Nilai. Evaluasi sebagai tradisi test mental serta eksperiman,
yang mana konsesus ini berupa kerangka kerja yang penilannya dipusatkan pada
tujuantujuan khusus, yang bersifat behavioral, penggunaan analisis statistic dari pre test
dan post test dan lainnya.
Bentuk Pelaksanaan Evaluasi
Dilihat dari pelaksanaan dan tujuannya, evaluasi kurikulum dapat dibedakan ke dalam
dua macam, yaitu:
a) Evaluasi formatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan selama kurikulum itu
digunakan dengan tujuan untuk menjadi dasar dalam perbaikan. Evaluasi formatif
ini bisa dilakukan terhadap masing-masing mata pelajaran atau masing-masing
program kurikulum keseluruhan.
b) Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan kurikulum, adapun evaluasi dilaksanakan di akhir pelaksanaan
kurikulum, jika pada tingkatan SD dilaksanakan setelah selesai
Model Evaluasi Kurikulum
Di bawah ini akan disebutkan beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya:

a) Evaluasi Model Penelitian. Model evaluasi kurikulum mengacu pada teori dan
menggunakan metode tes psikologis dan eksperimen lapangan.
- Tes psikologis atau tes psikomotorik, yang pada umumnya memiliki dua bentuk tes yakni
tes intelijensi dan tes hasil belajar.
- Eksperimen lapangan, metode ini sudah sejak tahun 1930 yang biasanya digunakan dalam
penelitian botani pertanian. Meskipun demikian, penelitian model ini dapat digunakan
dalam pendidikan.

b) Evaluasi Model Objektif. Dalam penelitian obyektif, ada bebrapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya:
1. Adanya kesepakan tentang tujuan kurikulum.
2. Merumuskan tujuan tersebut dalam perbuatan peserta didik.
3. Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.
4. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
c) Evaluasi Model Campuran Multivariasi. Setiap evaluasi kurikulum diukur dengan kriteria
masing-masing kurikulum, Model ini menyatakan unsur–unsur dari kedua pendekatan
tersebut, memungkinkan perbansingan lebih dari satu kurikulum.

Selain model yang disebutkan di atas, evaluasi kurikulum juga memiliki model lainnya,
diantaranya:

1) Model Measurement.

2) Model Congruence.

3) Illumination.

4) Educational System.
Teknik-teknik Pelaksanaan Evaluasi
Pelakasanaan evaluasi kurikulum dapat menggunakan dua macam teknik, yaitu:
1) Teknik bukan tes
Bukan tes alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku
termasuk sikap, minat dan motivasi, ada beberapa jenis teknik bukan tes seperti:
- Wawancara atau interview. Teknik wawancara ini dilakukan dengan mengadakan
tanya jawab, baik secara langsung maupun menggunakan media. Alat yang
digunakan adalah pedoman wawancara. Tentu saja pedoman mengacu pada
tujuan yang ditetapkan.
- Angket. Angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis. Prinsip
penggunaan dan penyusunan alat sama dengan wawancara.
- Pegamatan atau observasi. Dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
terhadap kegiatan baik langsung maupun tidak langsung.
2) Teknis tes
Tes merupakan teknik yang biasa digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan
siswa dalam mencapai kompetensi tertentu, yang mana 14 hasil penilaian berbentuk
angka (kuantitatif). Selanjutnya ditafsirkan tingkat penguasaan kompetensi siswa.
Selain hal tersebut, Teknik tes biasanya digunakan untuk menilai hasil atau produk
kurikulum, yang berupa hasil belajar siswa. Tes dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
tes lisan, tes tulis, dan tes perbuatan.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai