0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD oleh mahasiswa bernama Lailatul Fathonah. Jawaban tersebut mencakup penjelasan tentang pentingnya pengembangan kurikulum agar sejalan dengan perkembangan zaman, peran guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, serta spesifikasi asumsi dan identifikasi kompetensi yang mendasari penyusunan rencana pembelajaran.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
bjt_umum_tmk2 PDGK4502_Pengemb. Kur. & Pembel. di SD 2
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD oleh mahasiswa bernama Lailatul Fathonah. Jawaban tersebut mencakup penjelasan tentang pentingnya pengembangan kurikulum agar sejalan dengan perkembangan zaman, peran guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, serta spesifikasi asumsi dan identifikasi kompetensi yang mendasari penyusunan rencana pembelajaran.
Dokumen tersebut berisi jawaban tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD oleh mahasiswa bernama Lailatul Fathonah. Jawaban tersebut mencakup penjelasan tentang pentingnya pengembangan kurikulum agar sejalan dengan perkembangan zaman, peran guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, serta spesifikasi asumsi dan identifikasi kompetensi yang mendasari penyusunan rencana pembelajaran.
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4502/Pengemb. Kur. & Pembel. di SD
Kode/Nama UPBJJ : 12 / MEDAN
Masa Ujian : 2021/22.2 (2022.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA JAWABAN 1. Kurikulum perlu di kembangkan agar ada perkembangan penddidikan. Kurikulum perlu dikembangkan karena harus sejalan dengan perkembangan zaman maka perlu diubah agar proses kgiatan pndidikan berjalan dengan baik sesuai tuntutan zaman. Agar tidak ketertinggalan zaman. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara Pendidikan. Kurikulum berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang Pendidikan. Fungsi Kurikulum Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan dalam pendidikan. ... Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar. 2. Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah harus mampu menterjemahkan, menjabarkan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum kepada anak didik. Dalam pengembangan kurikulum, guru dapat melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum agar dapat menghasilkan kurikulum yang baik. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa. Pelaksanaan peran ini dapat di lihat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal sebagai bagian dari struktur KTSP. 3. cara menghadapinya adalah mengatur/memperbataskan siswa-siswinya untuk mengurangi penggunaan teknologi seperti sekarang,dan menghimbau orang tua siswa untuk melakukan aturan tegas terkait penggunaan teknologi. Boleh menggunakan teknologi untuk mencari tau informasi tetapi di gunakan yang benar,dan jika benar-benar tidak tau jawaban atau cara. 4. Menurut saya, tetap yang pertama adalah kebutuhan pendidikan agama dan etika, karena sepintar apapun kamu semua akan kosong tanpa adanya manfaat bagi manusia lainya Yang kedua adalah kemampuan pengembangan diri sendiri, ini penting sekali ketika kamu punya tujuan maka kamu sendiri adalah jembatan yang mengantarkanya ke imipian kamu. 5. (1) Pancasila sebagai Dasar Negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis- pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila. Perubahan tersebut didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran PKn menjadi PPKn yang mengemuka dalam lima tahun terakhir, antara lain : (1) secara substansial, PKn terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan nilai dan moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional; (2) secara metodologis, ada kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan ranah sikap (afektif), ranah pengetahuan (kognitif), dan pengembangan ranah keterampilan (psikomotorik) belum dikembangkan secara optimal dan utuh (koheren). Selain itu, melalui penyempurnaan PKn menjadi PPKn tersebut terkandung gagasan dan harapan untuk menjadikan PPKn sebagai salah satu mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas berbagai krisis yang melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn sebagai mata pelajaran memiliki misi mengembangkan keadaban Pancasila, diharapkan mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab. Dalam konteks kehidupan global, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan selain harus meneguhkan keadaban Pancasila juga harus membekali peserta didik untuk hidup dalam kancah global sebagai warga dunia (global citizenship). Oleh karena itu, substansi dan pembelajaran PPKn perlu diorientasikan untuk membekali warga negara Indonesia agar mampu hidup dan berkontribusi secara optimal pada dinamika kehidupan abad ke-21. Untuk itu, pembelajaran PPKn selain mengembangkan nilai dan moral Pancasila, juga mengembangkan semua visi dan keterampilan abad ke-21 sebagaimana telah menjadi komitmen global. Lebih dari itu, sebagai landasan filosofis, empat konsensus kebangsaan telah menjiwai lahirnya kurikulum 2013. Empat konsensus kebangsaan tersebut adalah: (1) Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan pandangan hidup; (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai komitmen terhadap bentuk final Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia; (4) dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud kesadaran atas keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang utuh dan kohesif secara nasional dan harmonis dalam pergaulan antarbangsa. Empat konsensus bernegara tersebut secara eksplisit juga diajarkan dalam struktur kurikulum mata pelajaran PPKn, di setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK). Artinya, pada tiap bab materi atau sederhananya disebut Kompetensi Dasar (KD) dan dalam Kompetensi Isi (KI) pada PPKn, harus memuat 4 konsensus bernegara secara eksplisit dalam pembelajaran. Tidak hanya memuat aspek pengetahuan (kognitif), tetapi juga mancakup aspek sikap dan keterampilan. Inilah yang membedakan secara tegas mata pelajaran PPKn dalam struktur Kurikulum 2013, dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam struktur Kurikulum 2006. Materi Pancasila dalam Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan Menengah Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah, Kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari PPKn untuk ruang lingkup Pancasila adalah: Menghayati dan bersikap penuh tanggung jawab sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; Menganalisis dan menerapkan keputusan bersama berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mensyukuri dan mendukung perwujudan Pancasila sebagai dasar Negara; Menganalisis dan mendemonstrasikan langkah-langkah untuk mewujudkan Pancasila sebagai Dasar Negara. Menghayati dan menghargai nilai-nilai yang melekat dalam pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; Menganalisis dan menyaji nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran 6. Spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar. Maksudnya program pembelajaran harus didasarkan pada asumsi yang jelas. Mengidentifikasi kompetensi. Artinya dalam menyusun rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan ke dalaman cakupan kemampuan dasar, dapat digunakan jaringan topik/ tema/ konsep. Menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi. Maksudnya kompetensi-kompetensi ditentukan lebih diperkhusus.