Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Pendidikan kewarganegaraan atau PKn merupakan pelajaran yang sangat


penting bagi pendidikan dasar moral anak didik terutama dibangku sekolah dasar.
Ditengah maraknya kemajuan jaman semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi ada saja masyarakat yang masih belum memahami
pendidikan terutama masyarakat pedesaan.
Keberhasilan pendidikan PKn di SD bukan hanya peran guru yang dituntut
professional dan murid yang harus belajar dan belajar. Tetapi peran orang tua dan
masyarakat sekitar yang sangat mendukung demi kemajuan negara dan bangsa yang
kita cintai ini.
Harapan penulis semoga buku ini bermanfaat bagi pendidikan PKn, terutama
di SD. Selain itu para guru dapat meningkatkan kreatifitas sesuai dengan pengalaman
dan kemampuan yang dikuasainya. Amin.

Probolinggo, 27 Maret 2011


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I HAKEKAT, FUNGSI DAN TUJUAN PKn DI SD..........................................1

1. Pendahuluan...................................................................................................1

2. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan di SD...............................................1

3. Tujuan dan Fungsi PKn di SD.......................................................................1

BAB II KARAKTERISTIK PKn SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL. 3

1. Karakteristik PKn sebagai Pendidikan dan Nilai Moral................................3

2. Konsep PKn di SD.........................................................................................3

BAB III MODEL PEMBELAJARAN PKn DI SD.......................................................5

1. Model Tematis di Kelas I, II dan III..............................................................5

2. Model Pembelajaran Berbasis Porto Folio di Kelas IV, V dan VI................6

ii
BAB I

HAKEKAT, FUNGSI DAN TUJUAN PKn DI SD

1. Pendahuluan
Tentunya bagi anda tidaklah asing terhadap istilah pendidikan
kewarganegaraan karena merupakan salah satu muatan kurikulum pendidikan
dasar dan menengah.
Pemahaman terhadap hakekat, fungsi dan tujuan pendidikan SD sangat
penting. Pengertian semua itu merupakan modal dasar dalam melaksanakan
tugas anda.

2. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan di SD


Istilah kewarganegaraan yang secara umum diartikan sebagai hal-hal
yang terkait pada status hukum (legal standing) dan karakter warganegara secara
kurikuler.
Konsep kewarganegaraan yang semula secara khusus membahas masalah
hak dan kewajiban warga negara dan konsep kewarganegaraan yang semula
secara khusus membahas masalah status politik warga negara telah berkembang
menjadi konsep kewarganegaraan dalam arti luas yang mencakup baik mengenai
hak dan kewajiban maupun status warga negara.

3. Tujuan dan Fungsi PKn di SD


Tujuan dan isi PPKn SD 1994 berkenaan dengan konsep nilai, moral dan
norma yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 45 serta penjabarannya
dalam sumber hukum di bawah UUD 45, untuk tingkat Sekolah Dasar,
kurikulum PPkn SD 1994 menjabarkan konsep, nilai moral dan norma Pancasila
dan UUD 45 itu secara “berjenjang dan berkelanjutan semakin meluas” mulai
dari kelas 1 sampai dengan kelas VI.
“Pendidikan nasional berfungsi “ mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka

1
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2
BAB II

KARAKTERISTIK PKn SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

1. Karakteristik PKn sebagai Pendidikan dan Nilai Moral


Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosial kultural yang jelas
dan mesak bagi kelangwungan kehidupan yang berkeadaban karena pada
dasarnya pewarisan nilai antar genarasi dan dalam satu generasi merupakan
wahana social psikologis dan selalu menjadi tugas dari proses peradaban.
Peranan sekolah sebagai wahana psiko pedagogis dan sosio pedagogis
yang berfungsi sebagai pendidik moral menjadi semakin penting, pada saat
dimana hanya sebagian kecil anak yang mendapat pendidikan moral dari orang
tuanya dan peranan lembaga keagamaan semakin kecil.
Pertanyaan yang selalu dihadapi baik individu maupun masyarakat
adalah pertanyaan moral. Hal ini menunjukkan bahwa secara sosiokultural
terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi terselenggaranya pendidikan
nilai di sekolah. Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan harus
dilakukan sebagai suatu keniscayaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta bermasyarakat global.

2. Konsep PKn di SD
Bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia serta memiliki
kepribadian nasional, mengandung makna kita berbesar hati, berbahagia, dan
puas secara mendalam sebagai bangsa Indonesia yang dijiwai oleh sila-sila
Pancasila diantaranya berikut ini :
1. Kebanggaan bangsa Indonesia karena memiliki Pancasila
2. Memiliki kepribadian yang khas, yaitu Kepribadian Nasional
3. Kebanggaan atas adanya Sumpah Pemuda
4. Bangga atas kebudayaan dan peradaban nenek moyang yang sudah
mempunyai nilai kebudayaan yang tinggi dan luhur.

3
5. Bangga karena memiliki keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama yang
menjadi kekyaan nasional.
6. Bangga memiliki identitas bangsa dan negara yaitu lagu kebangsaan
“Indonesia Raya”, Burung Garuda sebagai lambing Negara, dan Sang Merah
Putih sebagai bendera negara.

Sebagai bangsa pejuang yang dinamik, bangsa Indonesia sudah


sepantasnya memiliki kebanggaan tersendiri terhadap berbagai keberhasilan
yang pernah dicapai Indonesia sejak dahulu hingga kini. Beberapa hal yang
perlu dibanggakan itu adalah sebagai berikut.
1. Bangsa Indonesia mampu menyatukan penduduk yang memiliki
keanekaragaman
2. Bahasa, suku bangsa, budaya, agama dan adat istiadat
3. Bangsa Indonesia memiliki ideologi, dan bahasa nasional yang satu, yaitu
Pancasila dan Bahasa Indonesia
4. Bangsa Indonesia memiliki sitem politik yang satu, yakni system politik
yang berdasarkan Undnag-undang Dasar 1945, dengan menekankan pada
Sistem Politik Demokrasi Pancasila.

4
BAB III

MODEL PEMBELAJARAN PKn DI SD

1. Model Tematis di Kelas I, II dan III


Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan
tema tertentu sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan
berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau
beberapa mata pelajaran. Sedangkan pemeblajaran terpadu adalah proses
pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan tema atau topik yang
berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antar mata pelajaran pada suatu
kurikulum sekolah.
Karakteristik model pembelajaran terpadu adalah holistik, bermakna,
otentik, dan aktif. Oleh karena itu, pembelajaran terpadu sangat diperlukan
terutama untuk Sekolah Dasar kerena pada jenjang ini siswa dalam menghayati
pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghayati pemilahan
yang artificial.
Pemaduan dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada pertimbangan
rasional, antara lain:
1. Kebanyakan masalah dan pengalaman termasuk di dalamnya pengalaman
belajar bersifat interdisipliner;
2. Untuk memahami, mempelajari dan memecahkannya diperlukan multiskill;
3. Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam pemecahan
masalah;
4. Memudahkan siswa membuat hubungan antarskematika dan transfer
pemahaman antar konteks;
5. Demi efisiensi;
6. Adanya tuntutan keterlibatan siswa yang lebih tinggi dalam proses
pembelajaran.

5
2. Model Pembelajaran Berbasis Porto Folio di Kelas IV, V dan VI
Pembelajaran portofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran
PKn sebagai wujud nyata dan pembelajaran kontekstual. Dalam kegiatan
pembelajaran portofolio siswa dilibatkan untuk mengkaji berbagai persoalan
yang berkaitan dengan kebijakan publik secara kontekstual.
Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran portofolio guru tidak
terlibat secara panuh dalam kegiatan pembelajaran tersebut, guru hanya bersifat
membimbing dan memfasilitasi apa yang diperlukan siswa. Siswa secara
demokratis mengidentifikasi, merumuskan sampai mencari berbagai solusi
tentang kebijakan public yang ada di lingkungan hidupnya.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam
pembelajaran portofolio adalah menemukenali (mengidentifikasi) masalah yang
akan dikaji; mengumpulkan informasi; mengkaji pemecahan masalah; dan
membuat kebijakan publik kalian sendiri.
Salah satu aspek atau langkah yang sangat stategis dalam pembelajaran
portofolio adalah tahap penyajian. Pada tahap ini siswa dilatih untuk
membiasakan diri mempertanggungjawabkan apa-apa yang telah diperolehnya
dalam proses penyusunan portofolio tersebut.
Selain itu, pada tahap penyajian ini siswa dilatih untuk mengemukakan
argumentasi, sekaligus mempertahankan bahkan melakukan debat dengan dewan
guru. Inilah proses pembelajaran portofolio yang penuh dengan nuansa
demokratis.

Anda mungkin juga menyukai