Anda di halaman 1dari 39

Nama : Puji Arianti Ramadani

Nim : 858410472
Jurusan : PGSD/Semester4

Modul 1

Kegiatan Belajar 1
Hakikat, Fungsi, dan Tujuan PKn di SD
Mata pelajaran PKn di SD menurut Standar Isi 2006, merupakan perkembangan terbaru
dari mata pelajaran yang sama dalam label yang berbeda sejak kurikulum SD 1968. Dalam
kurikulum SD 1968 terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) yang di
dalamnya mencakup materi geografis dan sejarah Indonesia serta Civics atau kewargaan negara.
Dalam kurikulum SD 1975 dan kurikulum SD 1984 mata pelajaran PKN tersebut namanya
berubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Menurut kurikulum Dikdas 1994 mata pelajaran itu diberi label Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (kemudian dipakai singkatan PPKn). Isi mata pelajaran ini pada dasarnya
mencakup konsep dan nilai Pancasila sebagai materi yang harus dipahami, dihayati dan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai usia dan lingkungannya.
Konsep Kewargaan Negara yang semula secara khusus membahas masalah hak dan
kewajiban warga negara, dan konsep kewarganegaraan yang semula secara khusus membahas
masalah status politik warga negara, telah berkembang menjadi konsep kewarganegaraan dalam
arti luas yang mencakup baik mengenai hak dan kewajiban maupun status warga negara. Kedua
konsep tersebut kini digunakan untuk kedua-duanya dengan istilah kewarganegaraan yang secara
konseptual diadopsi dari konsep citizenship, yang secara umum diartikan sebagai hal-hal yang
terkait pada status hukum (legal standing)dan karakter warga negara.
Tujuan dan isi PPKn SD 1994 berkenaan dengan konsep nilai, moral dan norma yang
terkandung dalam Pancasila dan UUD 45 serta penjabarannya dalam sumber hukum di bawah
UUD 45. Untuk tingkat sekolah dasar, kurikulum PPKn SD 1994 menjabarkan konsep, nilai,
moral dan norma Pancasila dan UUD 45 itu secara "Berjenjang berkelanjutan semakin meluas"
mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI.
Patut digaris bawahi isi Pasal 3 UU Sisdiknas 20/2003 yang menyatakan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pasal 6 ayat (1) PP N0.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa Kurikulum SD/MI/
SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/ MAK atau
bentuk lain yang sederajat terdiri dari:
a. kelompok mata pelajaran keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Pentingnya peran PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran maka melalui PKn sekolah perlu
dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan
berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi. Pendidikan
persekolahan seyogianya dikembangkan sebagai wahana sosial kultural untuk membangun
kehidupan yang demokratis. Dengan cara itu akan memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi
dalam situasi yang demokratis dan untuk tujuan melatih diri sebagai warga negara yang
demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis.

Kegiatan Belajar 2
Ruang Lingkup PKn di SD
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Secara umum PKn di SD
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan (1)Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif
dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab,
dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
antikorupsi; (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya; (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur
kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Struktur kurikulum SD/MI meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai
Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
 Muatan materi tentang Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara,
Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan
keadilan.
 Muatan materi tentang Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan
daerah, Normanorma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
 Muatan materi tentang Hak asasi manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
 Muatan materi tentang Kebutuhan warga negara, meliputi: Hidup gotong-royong, Harga
diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga
negara.
 Muatan materi tentang Konstitusi Negara, meliputi Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
 Muatan materi tentang Kekuasan dan Politik, meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik,
Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokrasi.
 Muatan materi tentang Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
 Muatan materi tentang Globalisasi, meliputi Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.”

Kegiatan Belajar 3
Tuntutan Pedagogis PKn di SD
Setiap substansi PKn memiliki tuntunan pedagogis berupa pengalaman belajar (learning
experiences) yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan, dalam
pengertian ketuntasan penguasaan kompetensi kewarganegaraan yang tersurat dan tersirat dalam
lingkup isi dan kompetensi dasar. Implikasi dari lingkup isi PKn SD/MI perlu dikaitkan dengan
esensi kualitas warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, guru
perlu merumuskan berbagai implikasi dari tuntutan isi PKn terhadap wawasan demokrasi, sikap
demokratis dan tanggung jawab, serta perilaku demokratis.
Pada dasarnya PKn menuntut terwujudkannya pengalaman belajar yang bersifat utuh
memuat belajar kognitif, belajar nilai dan sikap, dan belajar perilaku. Oleh karena itu, PKn
seharusnya tidak lagi memisah-misahkan domain-domain perilaku dalam belajar. Proses
pendidikan yang dituntut dan menjadi kepedulian PKn adalah proses pendidikan yang terpadu
utuh, yang juga disebut sebagai bentuk confluent education.
Tuntutan pedagogis memerlukan persiapan mental, profesionalitas, dan hubungan sosial
guru-murid yang kohesif. Guru seyogianya siap memberi contoh dan menjadi contoh. Dalam
PKn berlaku pada postulat bahwa Value is neither tought now cought, it is learned. Postulat
tersebut mengandung makna bahwa nilai tidak bisa diajarkan atau pun ditangkap sendiri tetapi
dicerna melalui proses belajar. Oleh karena itu, nilai harus termuat dalam materi pelajaran PKn.
Untuk Standar Kompetensi Mengenal “Sistem pemerintahan tingkat pusat” yang
diturunkan menjadi Kompetensi dasar “Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan
pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK. Dapat dijabarkan
Pengalaman Belajar “Siswa mempelajari dokumen tentang pemerintahan desanya dan
kecamatannya dan beraudiensi dengan Lurah dan Camat di sekolah atau di kantornya untuk
mendapatkan informasi mengenai jalannya pemerintahan desa dan kecamatan dan “Siswa
berdiskusi tentang (1) kedudukan dan fungsi lembaga pemerintahan desa dan kecamatan dengan
menggunakan dokumen dan hasil audiensi dengan Lurah dan Camat; (2) hubungan timbal balik
antara warga desa/kecamatan dengan pemerintahan desa/ kecamatan; (3) Hubungan struktural
dan fungsional pemerintahan desa dan kecamatan.”
PKn merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang
bersifat multidimensional karena merupakan pendidikan nilai demokrasi, pendidikan moral,
pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Namun, yang paling menonjol adalah sebagai
pendidikan nilai dan pendidikan moral. Oleh karena itu, secara singkat PKn dinilai sebagai mata
pelajaran yang mengusung misi pendidikan nilai dan moral.
PKn merupakan program pembelajaran nilai dan moral Pancasila dan UUD 45 yang
bermuara pada terbentuknya watak Pancasila dan UUD 45 dalam diri peserta didik. Watak ini
pembentukannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi keterpaduan konsep moral,
sikap moral dan perilaku moral demokrasi yang bersumber dari Pancasila dan UUD 45. Dengan
demikian pula kita dapat menegaskan kembali bahwa PKn merupakan suatu bentuk mata
pelajaran yang mencerminkan konsep, strategi, dan nuansa confluent education yang
memusatkan perhatian pada pengembangan manusia Indonesia seutuhnya.

Modul 2

Kegiatan Belajar 1
Karakteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral
Herman ( 1972 ) mengemukakan suatu prinsip yang sangat mendasar ,
yakni bahwa”...value is neither taugh nor cought, it learned”, yang artinya bahwa substansi nilai,
tidak semata -mata ditangkap , diinternalisasi , dan dibakukan sebagai bagian melekat dalam
kualitas pribadi seseorang melalui proses belajar. Proses pendidikan pada dasarnya
merupakan proses pembudayaan atau enkulturasi untuk menghasilkan manusia yang
berkeadaban, termasuk didalamnya yang berbudaya.
Dalam latar belakang kehidupan masyarakat, proses pendidikan nilai sudah
barlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi. Contohnya tradisi
dongengdan sejenisnya yang dulu dilakukan oleh orang tua terhadap anak dan cucunya
semakin lama semakin tergeser oleh film kartun atau sinetron dalam media massa
tersebut. Disitulah pendidikan nilai menghadapi tantangan konseptual, instrumen, dan
operasional.
Dalam Konteks Pendidikan Nasional Indonesia telah ditegaskan dalam Pasal 3 UU
Sidikan 20/2003 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkan
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi perserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi,
serta bertanggung jawab. Oleh karena itu maka proses pendidikan seyogyanya bukan hanya
sebagai proses pendidikan berfikir tetapi pendidikan berwatak seperti nilai dan perilaku.
Di lingkungan masyarakat barat sendiri yang secara ekonomi termasuk masyarakat
modern terdapat berbagai persoalan moral yang dirasa perlu mendapat perhatian
pendidikan nilai. Melihat keadaan seperti itu dirasakan perlunya upaya pendidikan nilai
moral yang dilakukan secara menyeluruh dengan pertimbangan sebagai berikut :
1.Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosiokulturai yang jelas dan mendesak bagi
kelangsungan kehidupan yang berkeadaban.
2.Pewarisan nilai antar generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana
sosiopsikologis dan selalu menjaditugas dari proses peradaban.
3.Peranan sekolah sebaagai wahana psikopedagogis dan sosiopedagogik yang berfungsi
sebagai pendidik moral menjadi semakin penting, pada saat dimana hanya sebagian kecil anak
yang mendapat pendidikan moral dari orang tuanya dan peranan lembaga keagamaan
semakin kecil.
4.Dalam setiap masyarakat sebagai terdapat landasan etika umum, yang bersifat universal
melintasi batas ruang dan waktu, sekalipun dalam masyarakat pluralistik yang
mengandung banyak potensi terjadinya konflik nilai.
5.Demokrasi mempunyai kebutuhan khusus akan pendidikan moral karena inti dari
demokrasi adalah pemerintahan yang berakar dari rakyat dilakukan oleh wakil pembawa amanah
rakyat, dan mengusung komitmen mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
6.Pertanyaan yang selalu dihadapi baik individu maupun masyarakat adalah pertanyaan
moral.
7.Terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai sekolah.
8.Komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan
membina guru-guru yang berkeadaban dan profesional.
9.Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai suatu
keniscayaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat global.
Dilihat dari substansi dan prosesnya , menurut Lickona ( 1992 : 53-63 ) yang
perlu dikembangkan dalam rangka pendidikan nilai tersebut adalah nilai karakter yang
baik ( good character ) yang di dalamnya mengandung tiga dimensi nilai moral yaitu
dimensi wawasan moral, dimensi wawasan nilai moral, dimensi perasaan moral dan dimensi
perilaku moral.
Pendidikan nilai moral secara formal –kurikuler terdapat dalam mata pelajaran
PPKn (Kurikulum 1994) atau PKn (UU RI No.20 Thn.2003) dan Pendidikan Agama dan Bahasa.
Pkn mengandung unsur pokok sebagai pendidikan nilai moral-sosial/etis, Pend.Agama
mengandung nilai religius, dan Bahasa mengandung nilai estetis dan etis.
Dari kajian dan bahasan terhadap konsep , isi dan strategi pendidikan nilai di dunia Barat
yang lebih cenderung bersifat bersifat sekuler dan berpijak serta bermuara pada
pengembangan moral kognitif , kiranya terdapat beberapa hal yang dapat bisa diaptasikan
bagi kepentingan pendidikan nilai di Indonesia dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
Secara konstitusional demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang Theistis atau
demokrasi yang ber Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu pendidikan nilai bagi Indonesia
seyogyanya berpijak pada nilai –nilai keagamaan , nilai –nilai demokrasi yang ber
Bhinneka Tunggal Ika . Dalam konteks itu maka teori perkembangan moral dari Piaget dan
Kohlberg yang dapat diadaptasikan adalah terhadap nilai moral sosial-kultural selain nilai yang
berkenaan atau boleh dirasionalkan.
Konsep pendidikan nilai moral Piaget yang menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah moral dalam
kehidupan dapat diadaptasikan dalam pendidikan nilai di Indonesia dalam konteks
demokrasi konstitusional Indonesia dan konteks sosialkultural masyarakat Indonesia yang
ber Bhinneka Tunggal Ika termasuk dalam keyakinan agama.
Konsepsi pendidikan nilai moral Kholberg yang menitikberatkan pada penalaran
moral melalui pendekatan klarifikasi nilai yang memberikan kebebasan kepada individu
peserta didik untuk memilih posisi moral, dapat digunakan dalam konteks pembahasan
nilai selain aqidah sesuai dengan keyakinan masing-masing . Sedangkan teori tingkatan dan
tahapan perkembanganmoral Kohlberg secara konseptual dapat digunakan sebagai salah
satu landasan bagi pengembangan paradigma penelitian perkembangan moral bagi orang
Indonesia.
Kerangka konseptual komponen Good Character dari Lickona yang membagi
karakter menjadi wawasan moral, perasaan moral , dan perilaku moral dapat dipakai
untuk mengklasifikasikan nilai moral dalam pendidikan nilai di Indonesia dengan
menambahkan ke dalam masing-masing dimensi itu aspek nilai yang berkenaan dengan konteks
keagamaan seperti wawasan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam dimensi Wawasan Moral ,
perasaan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam dimensi Perasaan Moral, dan perilaku
moral kekhalifahan dalam dimensi Perilaku Moral.

Kegiatan Belajar 2
Pendididkan Nilai dan Moral dalam standar Isi PKn di SD
Muatan isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamankan olehPancasila dan UUD 1945.
Secara umum PKn diSD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan:
1.Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2.Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.
3.Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri
berdasarkan karakterkarakter masyarakat Indoensia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
4.Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Struktur kurikulum di SD meliputi susbtansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1 sampai dengan Kelas VI.
Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran.
Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah,
menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 secara umum meliputi substansi kurikuler yang
didalamnya mengandung nilai dan moral sebagai beriku :
1.Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi; Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta Lingkungan, kebanggaan, sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara,
Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2.Norma, hukum dan peraturan, meliputi; Tata tertib dalam kehidupan keluarga, Tata
tertib disekolah, norma yang berlaku dimasyarakat, Peraturan-peraturan daerah, norma-
norma dalam dalam kehidupan berbangsa, sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum
dan peradilan internasional.
3.Hak asasi manusia meliputi; hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional Ham, Pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM.
4.Kebutuhan warga negara meliputi; hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai
keputusan bersama, prestasi kedudukan warga negara,.
5.Konstitusi Negara meliputi; Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusikonstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan agar negara
dengan konstitusi.
6.Kekuasaan danPolitik meliputi; Pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan
daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik,
budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan pers dalam masyarakat
demokrasi.
7.Pancasila meliputi; kedudukan Pancasila sebagai dasaar negara dan ideologi
negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan seharihari Pancasila sebagai ideologi terbuka.
8.Globalisasi meliputi; globalisasi di lingkungannya, poloitik luar negeri Indonesia
di era globalisasi dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi globaalisasi.

Kegiatan Belajar 3
Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam PKn
Konsep “values eduation, moral education, education for vitues” sebagai program dan
proses pendidikan yang tujuannya selain mengembangkan pikiran, juga mengembangkan
nilai dan sikap. Lickona (1992:6-7) “pendidikan moral merupakan aspek yang esensial
bagipekembangan dan berhasilnya kehidupan demokrasi” Yakni: Menghormati hak orang
lain Mematuhi hukum yang belaku, Partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan Peduli
terhadap perlunya kebaikan bagi umat.
Secara teoritik nilai dan moral berkembang secara psikologis dalam diri individu
mengikuti perkembangan usia dan konteks social. Piaget merumuskan perkembangan kesadaran
dan pelaksanaan aturan yang dibagi menjadi dua domain yaitu sebagai berikut :
1.TahapanDomain Kesadaran Mengenai Aturan Terdiri dari usia, 0-2 tahun, aturan
dirasakan sebagai susatu hal yang bersifa tidak memaksa, usia 2-8 tahun, aturan disikapi
dengan hal yang bersifat sacral dan diterima tanpa pemikiran, usia 8-12 tahun
aturan diterima sebagai hasil kesepakatan.
2.Tahapan Domain Pelaksanaan Aturan Terdiri dari usia, 0-2 tahun, aturan
dilakukan sebagai susatu hal yang bersifa monorik saja, usia 2-6 tahun, aturan
dilakukan sebagai perilaku yang lebih berorientasi diri sendiri, usia 6-10
tahunditerima sebagai hasil kesepakatan.
Piaget menyimpulkan bahwa pendidikan sekolah seyogyanya menitik beratkan pada
pengembangan kemampuan mengambil keputusan (decision making skills) dan
memecahkan masalah (problem solving) dan membina pengembangan moral yang dilakukan
dengan cara menutut peserta didik untuk mengembangkan aturan berdasarkan keadilan
(fairness).
Sedangkan Koherlberg merumuskan adanya tiga tingkat / level yang terdiri atas
enam tahap/stage yaitu sebagai berikut :
1.Tingkat I : Prakonvensional(Preconventional)
a.Tahap 1, Orientasi hukuman dan kepatuhan.
b.Tahap 2, Orientasi instrumental nisbi.
2.Tingkat II : Konvensioanal (Conventional)
a.Tahap 3, Orientasi kesepakatan timbal balik.
b.Tahap 4, Orientasi hokum dan ketertiban.
3.Tingkat III : Poskonvensional (Postconventional)
a.Tahap 5, Orientasi kontrak social lagalistik
b.Tahap 6, Orientasi prinsip etika universal
Pendekatan pendidikan nilai yang ditawarkan Kohlberg sama dengan yang
ditawarkan Piaget dalam hal fokusnya terhadap perilaku moral yang dilandasi oleh penalaran
moral, namun berbeda dalam hal titik berat pembelaarannya dimana Piaget
menitikberatkan pada pengembangan kemampuan mengambil keputusan dan
memecahkan masalah, sedangkan Kohlberg menitikberatkan pada pemilihan nilai yang
dipegang terkait dengan alternative pemecahan terhadap suatu dilemma moral melalui proses
klarifikasi bernalar.

Modul 3

Kegiatan Belajar 1
Gambaran Umum dan Karakteristik Pendidikan
Kewarganegaraan serta Mata Pelajaran IPS dan
Mata Pelajaran Lainnya di SD
A. Gambaran Umum, Hakikat, dan Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
1. Latar Belakang
Sejak diberlakukannya kurikulum sekolah tahun 1975, Pendidikan menjadi mata kuliah
yang berdiri sendiri yang tujuaan umumnya adalah membentuk warga negara yang baik.
Kemudian dalam perkembangannya. Kemudian dalam perkembangannya menjadi PMP
(Pendidikan Moral Pancasila) yang sekarang dikenal dengan Pendidikan Kewarganegaraan.
Kemudian berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) didasarkan UU
RI no 2 tahun 1989.
PKn merupakan mata pelajaran yang sangat cepat perubahannya dikarenakan PKn rentan
terhadap perubahan politik. Namun secara umum isi (hafalan), pendekatan (politis dan
kekuasaan), dan penyampaiannya (satu arah/verbal) tidak banyak berubah.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Di antara tujuan PKn adalah untuk mengembangkan kemampuankemampuan sebagai
berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif terhadap isu kewarganegaraan
b. Aktif, bertanggungjawab, dan cerdas dalam tindakan bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara
c. Berkembang secara positif dan demokratis.
d. Berinteraksi dengan negara lain dengan memanfaatkan IPTEK
B. Hakikat dan KarakteristikBidangStudiPendidikan
1. Hakikat Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasai Pancasila UUD 1945.
Oleh karena itu Bidang studi Pendidikan kewargenegaraan diajarkan kepada mahasiswa
agar kelak nanti ketika menjadi guru dan mengajarkannya ke siswa SD, diharapkan agar siswa
tersebut bukan hanya mengetahui dan menghayati tentang nilai-nilai moral Pancasila, namun
dapat mengamalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tersebut sesuai dengan tingkat kematangan
siswa SD.
2. Karakterististik Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menuntut lahirnya warga negara dan warga
masyarakat yang Pancasila, yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
mengetahui hak dan kewajibannya, menyadari pentingnya melaksanakan kewajiban-
kewajibannya yang didasari oleh ksadaran dan tanggungjawabnya sebagai warga negara, tidak
mencemari air dan tidak merusak lingkungan.
Hal tersebut berhubungan dengan landasan konsep yang mendasari Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan insan sosial politik yang
terorganisasi dengan tujuan agar manusia Indonesia memiliki kemauan dan kemampuan untuk:
a. Sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum)
b. Sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (melek politik)
c. Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional
d. Cinta bangsa dan tanah air.
Karakteristik Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu sebagai suatu bidang
kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan dapat diterima sebagai wahana utama serta
esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui :
a. Civic intelligence atau kecerdasan dan daya nalar warga.
b. Civic responsibility atau kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga Negara
c. Civic participation atau kemampuan berpatisipasi baik indiividu, maupun sosial,
Ada 3 kompetensi yang hendak diwujudkan melalui mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
a. Kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan Tentang pemerintahan,
konstitusi, dan hubungan luar negeri
b. Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan Tentang sikap dan pemecahan
masalah
c. Kompetensi untuk menguasai karakter kewarganegaraan Tentang penerapan nilai budi pekerti,
demokrasi, ham, dan nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
C. Bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum S1 PGSD
3. Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran SD
Landasan konsep yang mendasari pendidikan Kewarganegaran yaitu manusia adalah
mahkluk ciptaan Tuhan dan sebagai insan sosial dan politik yang terorganisasi melahirkan fungsi
dan peran serta tujuan pendidikan Kewarganegaraan.
Berdasarkan landasan konsep PKn tersebut, maka fungsi serta tujuan PKn secara umum
adalah: a. Sebagai Pendidikan nilai dan moral Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam hal ini siswa diajarkan tentang nilai moral yang diperlukan seorang warga negara dalam
kehidupan sebagai warga negara dan warga masyarakat.
b. Sebagai Pendidikan Politik Siswa diajarkan bagaimana seharusnya mereka berpartisipasi dan
berpikir positif terhadap pembangunan nasional. Selain itu siswa diharapkan memiliki
kemampuan berpikir kreatif, dan inovatif terhadap berbagai permasalahan sosial, politik,
ekonomi, dan budaya serta memeiliki rasa tanggung jawab, menghormati, dan menghargai aparat
pemerintah.
c. Sebagai Pendidikan Kewarganegaraan Siswa diharapkan bisa mengerti dan memahami hak
dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara,
d. Sebagai Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan Siswa diharapkan melek terhadap hukum,
yaitu sadar bahwa setiap tindakannya ada hukum dan peraturan yang mengaturnya.

Kegiatan Belajar 2
Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS
Keterkaitan Antara Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS serta Bagaimana Keterkaitan
itu Terjadi PKn dan IPS secara historis memiliki keterkaitan yang kuat. Bidang studi PKn
menurut Kurikulum tahun 1994 diberi nama bidang studi Pendidikan Pancasila dan
Kewaganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS. Bidang studi PKn pengajarannya erat
kaitannya dengan Pancasila dan UUD 1945 dan hal-hal yang menyangkut warga negara serta
pemerintahan. Adapun disiplin Geografi, Ekonomi, dan Sejarah menjadi bidang studi IPS.
Konsep Pembelajaran Terpadu Konsep pembelajaran terpadu dikenal dalam bentuk
sederhana pada kurikulum 1968 disebut dengan pendekatan korelasi. Pendekatan korelasi yaitu
menghubungkan dua atau lebih mata pelajaran saat menjelaskan suatu mata pelajaran. Misalnya
saat menjelaskan konsep geografi, maka pada saat itu pula penjelasan konsep geografi tersebut
dihubungkan.dengan konsep mata pelajaran lainnya, misalnya dihubungkan dengan wilayah
kekuasaan dan lokasi ketika perang Diponegoro.
Tujuan dari pendekatan ini tidak lain adalah agar pengajaran yang disampaikan dapat
lebih menarik bagi siswa menumbuhkan kreativitas mengajar guru, bahkan dapat menumbuhkan
kerjasama antar siswa, juga antara guru dengan siswa, agar kegiatan lebih utuh dan terasa lebih
nyata dan konkret. Ada beberapa karakteristik dari pembelajaran terpadu:
1. Berpusat pada anak
2. Memberikan pengalaman langsung kepada anak
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu pembelajaran
5. Bersifat luwes
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak
Ada beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak
2. Kegiatan yang dipilih lebih bermakna buat anak
3. Menumbuhkembangkan keterampilan anak
4. Meningkatkan keterampilan sosial anak
5. Membahas permasalahan kekinian yang sering ditemui anak.
Oleh karena itu, guru diharapkan lebih professional yakni mampu dalam
memadukan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam sebuah pembelajaran, juga lebih
kreatif dalam menampilkan konsep yang akan diajarkan.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pendidikan Terpadu Bidang studi
Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya sudah menerapkan pembelajaran terpadu,
karena dilihat dari historisnya yang memiliki hubungan dengan bidang studi IPS. Ada
beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan pembelajaran Terpadu:
1. Karakterististik anak sd
2. Konsep disiplin ilmu
3. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
4. Lingkungan Belajar Anak

Kegiatan Belajar 3
Hubungan Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan dengan Mata Pelajaran Lainnya
Bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan selain dapat dihubungkan dengan mata
pelajaran IPS, dapat juga dihubungan dengan bidang studi lainnya seperti Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, dan Kesenian. Agar dapat terhubung, maka guru dapat menerapkan dengan
menggunakan berbagai model pembelajaran seperti model connected, web, dan integrated.
Untuk model connectedbiasanya digunakan hanya yang berkaitan dengan mata pelajaran
itu sendiri (hubungan intra). Sedangkan web dan integrated dapat digunakan untuk
menghubungkan berbagai beberapa mata pelajaran dalam 1 kegiatan pembelajaran.
Contoh model Connected guru menghubungkan konsep antara pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan Daerah dan Kabupaten, dengan Pemerintahan Provinsi. Ketiganya
berada di pembahasan yang berbeda, namun dapat digabungkan dalam satu konsep pembahasan.
Model Connected mengharuskan guru mempelajari konsep-konsep dari berbagai
pembahasan/materi dari mata pelajaran tertentu sehingga bias menghubungkan dalam satu
kegiatan pembelajaran.
Webbed Model Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-
laba sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan tema utama dan sub-tema yang telah dipilih dari beberapa standar
kompetensi lintas mata pelajaran/ bidang Studi.
2. Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema
dan sub-tema. PKn Mengenal Pemerintahan Desa dan Kecamatan Mengenal Pemerintahan
Daerah dan Kabupaten Mengenal Pemerintahan Provinsi.
3. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas.
4. Guru memilih konsep, kegiatan atau informasi yang bisa mendorong belajar siswa.
Contoh: Dari model webbeddi atas, dengan menggunakan Tema Lingkungan, dapat
menghubungkan berbagai matapelajaran di antaranya IPA yang membahas Bentuk Energi dan
Manfaatnya yang ada di sebuah lingkungan, Bahasa Indonesia yang membahas tentang membuat
ringkasan tentang lingkungan, PKn membahas tentang tenggang rasa dalam sebuah lingkungan,
dan Matematika yang membahas tentang benda-benda di sekitar yang berbentuk bangun datar.
Sehingga memudahkan anak memahami konsep dari berbagai mata pelajaran dalam sebuah
pembelajaran. Masing-masing model punya kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu guru
diharapkan bias memilih model yang tepat dalam pembelajarannya disertai dengan
membuatinovasi baik itu media pembelajarannya sehingga mampu menggugah motivasi belajar
siswa.

Modul 4

Kegiatan Belajar 1
Konsep dan Prinsip Kepribadian Nasional
Bangsa Indonesia memiliki kehidupan sosial budaya yang berdasarkan kepribadian
bangsa yang dapat menerima pengaruh budaya lain dan tidak mengubah jati diri bangsa.
 Keanekaragaman bangsa Indonesia sebagai Kepribadian Nasional
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dapat di lihat dari 2 sudut pandang yaitu
secara horizontal dan secara vertikal. Sudut pandang harizontal tidak menunjukkan tingkatan
yaitu antara lain :
1. Perbedaan fisik dan ras
2. Perbedaan suku bangsa
3. Perbedaan agama animisme dan dinamisme
4. Perbedaan jenis kelamin
 Latar belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia
Secara geografis, kondisi kepulauan bangsa Indonesia berbeda seperti perbedaan
iklim, curah hujan, suhu, kelembapan udara, jenis tanah, morfologi, tata air, flora dan
faunanya.terdapat pula daerah daratan yaitu sawah, ladang, pegunungan, rawa-rawa dan
sungai.
Secara sosiologis dan kultural, dampak teknologi manusia yang berkembang
secara berabad-abad menghasilkan peradaban yang berbeda. Walaupun demikian terdapat
beberapa kesamaan yang merujuk ke arah persatuandan kesatuan.
Ideologi pancasila memiliki karakteristik manusiawi karena memungkinkan untuk
dilaksanakan oleh setiap manusia, dengan kelebihan dan keterbatasannyamasing-masing.
Sikap dan pribadi Pancasila adalah individu yang sesuai dengan mentalitas
pembangunan.
 Keanekaragaman kebuyaan yang merupakan unsur kebangsaan dan kepribadian
nasional
1. Kebudayaan daerah sebagai unsur kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional harus merupakan pencerminan dari kebuadayaandaerah
karena kebudayaan daerah memilki unsur-unsur antara lain bahasa, kesenian,
kepercayaan dan adat istiadat. Agar kebudayaan nasional tetap dinamis maka
kebudayaan nasional harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
2. Pengenalan keanekaragaman budaya di Indonesia
Kebudayaan artinya semua hasil karya manusia yang berdasarkan cipta,rasa, karsa
dan karya. Yang tercantum dalam “ Bhineka Tunggal Ika” yang artinya walaupun
berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Makna semboyan Bhineka Tunggal Ika, yaitu
Indonesia terdiri dari bermacammacam suku bangsa dan memiliki adat istiadat yang
berbeda.
Arti dari kebuyaan nasional sebagai jati diri bangsa bahwa kebudayaan nasional
merupakan alat penghubung antardaerah dan antarbudaya, alat lambang identitas
nasional, lambang kebanggan nasional, pemersatu berbagai suku bangsa dengan suku
bangsa lainnya.
3. Suku-suku bangsa Indonesia
4. Budaya daerah
5. Membina dan melestarikan budaya daerah dan nasional
Manfaat adanya pembinaan dan pelestarian budaya daerah dan nasional, yaitu
supaya supaya bangsa Indonesia lebih mengenal dan mencintai budaya sendiri.
 Bhineka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional
Konsepsi Bhineka Tunggal Ika lahir di lahir dilatar belakangi oleh
keanekaragaman suku bangsa Indonesia dalam wadah negara kesatuan RI. Untuk
mewujudkan suatu kesatuan nasional maka dibentuklah Integrasi Nasional. Integrasi
Nasional yaitu suatu proses dan hasil kehidupan sosial yang di capai melalui beberapa
tahap.
Integrasi nasional memberikan dampak positif dalam proses pembangunanantara
lain terpeliharanya stabilitas nasional.
 Landasan Hukum Bhineka Tunggal Ika
1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945
3. Batang tubuh UUD 1945
4. Pembinaan kebudayaan
 Misi bangsa Indonesia di era global
1. Pengamalan pancasila
2. Penegakan kedaulatan rakyat
3. Peningkatan pengalaman ajaran agama
4. Ketentraman masyarakat
5. Perwujudan sistem hukum nasional
6. Perwujudan kehidupan sosial budaya
7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional
8. Perwujudan otonomi daerah
9. Perwujudan kesejahteraan rakyat
10. Perwujudan aparat negara
11. Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis
12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat.

Kegiatan Belajar 2
Konsep dan Prinsip Semangat Kebangsaan

Pengertian dan unsur terbentuknya bangsa Makna nasionalisme secara politis


merupakan manivestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong
bagi suatu bangsa. Nasionalisme dapat di pandang sebagai suatu paham rasa kebangsaan
atau kesadaran sebagai bangsa yang didasarkan pada adanya rasa cinta kepada tanah air
untuk mencapai, mempertahankan, mengabdikan identitas dan integrasi kekuatan
bangsanya.
Dalam perkembangnnya terdapat dua pengertian nasionalisme yaitu yang pertama
paham nasional yang didasarkan pada perpaduan politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Kedua paham nasionalisme yang didasarkan pada faktor kemanusiaan.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia antara lain :


1. Persamaan asal keturunan bangsa
2. Persamaan pola kebudayaan
3. Persamaan tempat tinggal
4. Persamaan nasib kesejarahannya
5. Persamaan cita-cita
Menunjukkan semangat kebangsaan (Nasionalisme dan Patriotisme)
1. Bangsa Indonesia Berpandangan
a. Monodualistik adalah hakikat sesuatu merupakan 2 unsur yang terikat.
b. Monopluraris adalah bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur yangberaneka
macam.
c. Integralistik adalah kebersamaan, dan kekeluargaan.
2. Bhineka Tunggal Ika Setiap Suku bangsa mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda.
Kita sebagai bangsa Indonesia membina persatuan dan kesatuan dalam suasana
kebinekaan merupakan tugas kita bersama.
Paham yang bertentangan dengan nasionalisme
1. Suknisme, yaitu paham kecintaan yang berlebihan terhadap suku bangsa sertaberusaha
memisahkan diri dari kehidupan suku-suku lain.
2. Chauvinisme yaitu rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagung agungkan
bangsa sendiri, dan merendahkan bangsa lain
3. Ekstremisme, yaitu tindakan suatu golongan atau kelompok yang berusaha
menggulingkan pemerintah yang sah melalui cara-cara yang tidak konstitusional.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa :
1. Menempatkan persatuan dan kesatuan,
2. Menunjukan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia.
4. Mengakui persamaan derajat dan persamaan hak.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
7. Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Patriotisme sebagai wujud sikap dan perilaku kebangsaan. Patriotisme diartikan sebagai
pecinta/pembela tanah air, seorang pejuang sejati, pembela bangsa yang mempunyai semangat,
sikap, dan cinta tanah air, dimana dia mengorbankan jiwanya demi kemakmuran tanah air.
Tujuan dipahaminya makna patriotisme sesuai dengan tujuan pendidikan Pendahuluan
Bela Negara adalah “Untuk mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki tekat, sikap dan
tindakan yang teratur, menyeluruh dan terpadu yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”.
Fungsi konsep patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dapat
menajdi dasar moral dalam mempertahankan eksistensi bangsa dan negara serta dalam mengisi
kemerdekaan.
Nilai-nilai semangat kebangsaan Sebagai bangsa pejuang bangsa Indonesia telah
menunjukkan kegigihannya dan nilai-nilai kejuangannya terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Dari perjuangan bangsa Indonesia, sebagai generasi muda harus mampu menggali nilai-nilai
kepahlawanan yang terdapat di di dalamnya. Adapun nilai-nilai yang terdapat di dalam
perjuangan bangsa Indonesia dapt di simpulkan menjadi nilai persatuan, nilai kecintaan, nilai
kebangsaan dan nilai pengorbanan.
Sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
1. Kondisi yang dibutuhkan untuk sikap terbuka dalam kehidupan berbangsadan
bernegara.
2. Arah kebijakan nasional yang transparan.

Kegiatan Belajar 3
Konsep serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara
Konsep dan prinsip cinta tanah air Sikap sadar dan bertanggungjawab atas nilai-nilai
Pancasila adalah pencerminan kepribadian warga negara yang setia kepada dasar negara
Pancasila dan UUD 1945 serta memiliki kecintaan terhadap tanah air dan bangsa. Sebagai
generasi muda pahamilah bahwa kita berkewajiban untuk memelihara dan melestarikan hasil
kerja keras dan pengorbanan dilandasi oleh semangat kebangsaaan dan rasa cinta tanah air.
Sumpah pemuda dinyatakan mengandung makna psikologis karena para pemuda sangat
menyadari pentingnya rasa persatuan sebagai bangsa.
1. Mengamalkan nilai-nilai yang berkaitan dengan rasa cinta tanah air
a. Cinta tanah air dan hubungan dengan sila-sila pancasila
1). Cinta tanah air
2). Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
3). Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4). Nilai persatuan Indonesia
5).Nilai kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan
perwakilan
6). Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Tinjauan beberapa aspek tuntunan tingkah laku).
a). Aspek sosial b).
Aspek budaya dan adat istiadat
c). Aspek hankamnas
c. Pengamalan dan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa
d. Cara menanamkan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa
1). Keteladanan (sistematis, terarah, dan berkesinambungan)
2). Pembianaan (menanamkan cinta tanah air dan bnagsa)
2. Nilai budi pekerti cinta tanah air
Ungkapan yang mencerminkan kecintaan mendalam kepada tumpahdarah, rakyat, bangsa dan
negara.
Konsep dan prinsip bela negara Upaya untuk pembelaan negara kesatuan RI
a. Kewajiban warga negara dalam membela negara
b. Peraturan perundang-undangan tentang wajib bela Negara
c. Tindakan yang menunjukan upaya membela negara
d. Partisipasi dalam usaha pembelaan negara di lingkungannya

Modul 5

Kegiatan Belajar 1
Pengertian HAM
A.    PENGERTIAN HAM
Deklarasi Universal HAM (universal  Declaration of Human Right) pada tanggal 10
Desember 1948, pengertian HAM yaitu pengakuan harkat dan martabat manusia yang menyatu
dalam diri manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia.
UU RI No.39 Tahun 1999 pasal 1 ayat(1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Mha Esa dan
anugerahNya wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, dan
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan pperlindungan dan martabat manusia.
·          HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang telah diperoleh dan
dibawa bersamaan dengan kelahirannya di masyarakat.

Ciri khas HAM


a.    Kodrat, artinya Ham adalah pemberian Tuhan kepada setiap manusia agar hidupnya tetap
terhormat.
b.   Hakikki,artinya HAM melekat di setiap manusia tanpa melihat latar belakang kehidupan dan
status sosialnya.
c.    Universar, artinya HAM berlaku umum, tidak membeda-bedakan manusia satu dengan yang
lainnya.
d.   Tidak dapat dicabut, artinya dalam keaadaan apapun hak asasi setiap orang pasti ada.
e.    Tidak dapat di bagi, artinya HAM tidak dapat diwakilkan atau dialihkan kepada orang lain.

B.    NILAI-NILAI DASAR HAM  


a.    Kebebasan/kemerdekaan
b.   Kemnusiaan/perdamaian
c.    Keadilan/kesederajatan/persamaan

Kegiatan Belajar 2
HAM dalam Undang-Undang Dasar 1945
HAM Dalam Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedanggkan aturan operasional dibentuk:
1.   TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM
2.   UU RI No.39 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM
3.   Kepres No.50 Tahun 1993 tentang komisi nasional HAM
Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk menjamin dalam upaya
penegakan HAM dapat berjalan secara efisien dan efektif yang di dukung oleh penyelenggara
Negara, pemimpin pemerintahan dan semua lapisan masyarakat umumm bersama menekakkan
HAM.
Pasal-Pasal mengenai HAM
1.   Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (28 A s/d 28 J)
2.   Pasal 29 UUD 1945
Hak memeluk agama
3.   Pasal 30 UUD 1945
Hak usaha pertahanan dan keamanan Negara
4.   Pasal 31 UUD 1945
Hak mendapat pendidikan
5.   Pasal 32 UUD 1945
Negara menjamin kebebasan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
6.   Pasal 33 UUD 1945
Perekonomian disusun sebagai usaha bersma atas dasr asas kekeluargaan
7.   Pasal 34 UUD 1945
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.

HAM dalam UUD 1945


a.    Alinea pertama
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oeh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan.
b.   Alinea 4
Tertuang dalam rumusan dasar Negara pancasila
1.   Hak memeluk agama/kepercayaan.
2.   Hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur agar
dilaksanakan berlandaskan moralitas adil dan beradap.
3.   Sikap toleransi dalam perbadaan di lingkungan sekitar.
4.   Demokrasi berdasarkan pancasila dan mengedepankan keputusan musyawarah.
5.   Kebersamaan dalam upaya mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur.
HAM dalam UU RI No.39 tahun 1999
1.   Hak untuk hidup
2.   Hak berkeluarga
3.   Hak mengembangkan diri
4.   Hak memperoleh keadilan
5.   Hak kebebasan pribadi
6.   Hak atas rasa aman
7.   Hak atas kesejahteraan
8.   Hak turut serta dalam pemerintahan
9.   Hak wanita
10. Hak anak

 UU RI No.7 1984 tentang retifikasi Konvensi PBB tentang penghapusan segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan.
 Kepres No.36 Tahun 1990 tentang pengesahan konvensi tentang Hak-hak anak.
 Majelis Umum PBB siding ke-44 Desember 1989 tentang penegakan factor umum setiap
orang di bawah 18 tahun.
 Deklarasi PBB tahun 1959 tentang Hak-hak anak
 UU RI No.8 Tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.

Kegiatan Belajar 3
Kasus-kasus yang Berkaitan dengan HAM
Kasus-Kasus yang berkaitan dengan HAM
Pembangunan telah melaksanakan Ham apabila menunjukkan ciri-ciri:
   a. Politik
Berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui pluralism pendapat dan
kepentingan dalam masyarakat.
   b. Social
Ditandai adanya perlakuan yang sama dimata hokum terhhadap siapa saja dan adanya toleransi
dalam masyarakat terhadap perbedaan agama dan ras warga Indonesia
   c. Ekonomi
Tidak adanya monopoli dalam system ekoonomi yang berlaku

Penegakan HAM dalam Negara Hukum Republik Indonesia


UU RI No.39 Tahun 1999 tentang HAM
1.   Pasal 2 ayat (2)
Setiap manusia sama derajatnya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
semangat persaudaraan.
2.   Pasal 2 ayat (20)
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,perlakuan dan perlindungan hokum.
3.   Pasal 6 ayat (1)
Hokum adat dipertahankan dan dilindungi oleh hokum masyarakat dan pemerintah.
4.   Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM terutama menjadi tanggung jawab
pemerintah.

Komisi Nasional HAM


Dibentuk melalui Kepres No.50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993. Tujuan Komnas HAM dimuat
dalam UU RI No. 93 Tahun 1993, yaitu:
1.   Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan pancasila,
UUD 1945, dan piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM
2.   Meningkatkan perlindungan dn penegakan HAM guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya. 

Modul 6

Kegiatan Belajar 1
Pengertian Hukum
Kegiatan Belajar 1
      Pengertian hukum
 Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan
suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan
maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.
 Hukum adalah peraturan-peraturan hidup=peraturan-peraturan yang mengadakan tata
tertib dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat.
      Konsep Negara Hukum
 Negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.
 Ciri-ciri negara hukum
1. Terdapat pembatasan kekuatan terhadap perorangan
2. Asas legalitas
3. Pemisahan kekuasaan
      Ciri-ciri Dan Macam-macam Pembagian Hukum
 Ciri-ciri hukum
          a. Adanya perintah dan/atau larangan
          b. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati semua orang

      Golongan hukum menurut asas pembagian


1.      Hukum menurut sumbernya
1. Hukum undang-undang
2. Hukum kebiasaan
3. Hukum traktat
4. Hukum yurisprodensi
2.      Hukum menurut bentuknya
a.       Hukum tertulis
b.      Hukum tak tertulis
3.   Hukum menurut tempat berlakunya
a.       Hukum nasional
b.      Hukum internasional
c.       Hukum asing
d.      Hukum gereja
4.    Hukum menurut berlakunya
a.       Ius constitum (hukum positif)
b.      Ius constituendum(hukum berlaku pada waktu yang datang)
c.       Hukum asasi(hukum alam)
5.   Hukum cara mempertahankannya, menurut fungsinya
a.       Hukum material
b.      Hukum formil
6.   Hukum menurut sifat atau daya kerjanya atau sanksinya
a.       Hukum yang memaksa
b.      Hukum mengatur=hukum pelengkap=hukum penambah
      7.   Hukum menurut isinya
a.       Hukum publik(publik law)
b.      Hukum privat(private law)
 Hukum Normatif-hukum Ideal-hukum Wajar
 Hukum normatif adalah hukum yang nampak dalam peraturan perundangan serta juga
hukum yang tidak tertulis dalam perundangan, tetapi ditaati oleh masyarakat
 Hukum ideal adalah hukum yang dapat memenuhi perasaan keadilan semua bangsa di
seluruh dunia
 Hukum wajar adalah hukum seperti yang terjadi dan nampak sehari-hari.
      Negara hukum menurut F.J Stahl adalah “negara Kesejahteraan”
 Elemen negara hukum menurut F.J Stahl
      Ø  Adanya elemen dan hak dasar manusia
      Ø  Adanya pembagian kekuasaan
      Ø  Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan hukum
      Ø  Adanya peradilan administrasi negara

      Menurut A.V Dicey yang menganut sistem Anglo Saxon, yaitu “Rule of law”, konsep negara
hukum mengandug 3 unsur, yaitu:
      Ø  Supermacy of law
      Ø  Equality before the law
      Ø  Human right

Kegiatan Belajar 2
Penegakan Hukum di Indonesia
Konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum
      a)    Norma
      b)   Sanksi
      c)    Delik (tindak pidana)
      d)   Kewajiban dan hak hukum
      e)    Tanggung jawab

      Dua jenis hukuman


      1.  Hukuman pokok
a.    Hukuman mati
b.   Hukuman penjara
c.    Hukuman kurungan
d.   Hukuman denda
2. Hukuman-hukuman tambahan
a.       Pencabutan dari hak-hak tertentu
b.      Pensitaan dari benda-benda tertentu
c.       Pengumuman dari putusan hakim

        Lembaga penegak hukum


a.    Kepolisian  berfungsi sebagai penyelidik dan penyidik
b.   Kejaksaan berfungsi sebagai lembaga penuntut
c.    Kehakiman berfungsi sebagai lembaga pemutus keadilan dan lembaga penasihat atau
bantuan hukum
     
 Empat badan pengadilan
1. Peradilan umum
2. Peradilan agama
3. Peradilan militer
4. Peradilan tata usaha Negara

Kegiatan Belajar 3
      Kasus-kasus yang berkaitan dengan Hukum

1. Kasus Pencurian Uang melalui ATM


Pasal yang mengatur tentang pencurian uang adalah pasal 362 KUHP, yang menyatakan bahwa
barang siapa mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan
maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, denda pidana penjara atau denda
2.   kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan pembunuhan serta pembakaran
rumah korban yang bernama nyonya sylvia, tujuan dari pada pelaku dalam pembakaran rumah
korban adalah untuk menghilangkan jejak, terhadap pelaku dalam kejahatan di rumah Nyonya
Sylvia tersebut dijatuhi ancaman pidana perampokan disertai penganiayaan yang menyebabkan
matinya korban.Pelaku dapat dikenai ancaman pidana atas dasar ketentuan pasal 339, 354, 368
Jo.365 KUHP

Modul 7

Kegiatan Belajar 1
Konsep Demokrasi
Demokratis berasal dari kata democracy yang di serap dari bahasa yunani demos dan
kratos atau kratein yang berarti rakyat yang berkuasa. Demokratis adalah negara dengan prinsip
pemerintahannya yang di tandai oleh adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut
berpartisipasi dalam pemerintahan dalam wakilnya yang di pilih negara dengan pemerintahannya
menjamin kemerdekaan berbicara, berpendapat, berserikat dan menegakkanrule of law (hukum ).
Atau bisa di artikan juga sebagai pemerinthan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dinamika perkembangan demokrasi di indonesia sejak proklamasi kemerdekaan
indonesia 17agustus 1945 dengan merujuk kepada konstitusi yang pernah dan berlaku, yaitu
UUD 1945, konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950. Tumbuh kembangnya demokrasi di indonesia
yang pernah pula berlaku adalah demokrasi terpimpin (orde lama), dan demokrasi pancasila
(orde baru). kemudian muncul era reformasi yang di tandai dengan keterbukaan dalam
kehidupan berdemokrasi seolah olah bebas segala-galanya .
Demokrasi di samping sebagai sistim pemerintahan, juga di perlukan proses demokrasi
yang meliputi 4 hal , yaitu :
1) Mengutamakan kepentingan khalayak ( pasar).
2) Manusia sebagai makhluk memiliki potensi untuk mengembangkan kekuasaan
dankemampuan.
3) Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme (tidak memandang apapun).
4) Untuk mencapai partisipasi perlu ada perubahan terlebih dahulu.

Kegiatan Belajar 2
Pendidikan Demokrasi sebagai Esensi PKn
Suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi di manapun berada, pada dasarnya
untuk melindungi hak–hak warga negaranya, dan secara tidak langsung menginginkan warga
negaranya memiliki wawasan, menyadari akan keharusannya serta menampakkan partisipasinya
sesuai dengan status dan perannya dalam masyarakat. Sebaliknya jika sistem praktika sisem
politik dalam negara demokrasi mengabaikan nilai nilai demokrasi maka terjadilah konflik,
krisis dan lemahnya pemahaman politik.
Salah satu solusi strategis secara konseptual adalah dengan cara memperkuat demokrasi
dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan. Dari berbagai pandangan seperti gandal dan
finn(1992), thomas jefferson, winataputra, memberikan implikasi bahwa pendidikan demokrasi
sangat di perlukan, agar warga negaranya mengerti, menghargai kesempatan, dan tanggung
jawab sebagai warga negarayang demokratis.

Kegiatan Belajar 3
Sekolah sebagai Laboratorium Demokrasi
Sekolah merupakan sebuah komunitas sebagai bagian dari integral dari masyarakat.
Sekolah dalam Undang – undang RI No 20 tahun 2003 di sebut satuan pendidikan sekolah dasar
( SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity ( sauan utuh ) wahana pendidikan
nasional yang mencapai tujuan pendidikan nasional. Untuk itu maka proses pendidikan di
sekolah perludi wujudkan dalam dan oleh satuan pendidikan dalam bentuk proses pembelajaran
yang di kembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik dalam lingkungan belajar
yang demokratis.
Dalam konteks pendidikan formal khususnya pada jenjang pendidikan dasar, sekolah
seyogianya di kembangkan sebagai tatanan sosial pedagogis yang kondusif atau memberi
suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik. Oleh karena itu,
sekolah sebagai sebagian integral dari masyarakat perlu di kembangkan sebagai bagian integral
dari masyarakat perlu di kembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sepanjang hayat, yang mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.
Modul 8

Kegiatan Belajar 1
Konsep, Nilai, Moral, dan Norma (KNMN) dalam
Hubungan Warga Negara dengan Negara
Konsep : pengertian yang menunjukan kepada sesuatu.
Pengertian tersebut dapat di nyatakan dalam bentuk kata – kata, nama atau pernyataan.
Nilai : sesuatu yang merujuk pada tuntunan perilaku yang membedakan perbuatan yang baik atau
buruk.
Moral : keharusan perilaku yang di bawakan oleh nilai.
Norma : sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, perilaku, dan moral
serta perilaku yang di lakukan.

No Konsep Hal yang di tanamkan


Kompetensi Dasar Material Esensial Nilai Moral Norma
1.
2.

Agar dapat menguasai materi dengan baik langkah – langkah apa saja yang perlu anda
ketahui :
1. Pahami secara mantap konsep nilai, moral dan norma
2. Lakukan kajian nilai, moral dan norma dalam kurikulum PKn 2006, termasuk cermati standaar
kompetensi dan kompetensi dasar serta tentukan materi atau indikator yang dapat meletakkan
dari ketiga unsur tersebut ,
3. Kaitkan dengan perilaku yang di harapkan dari rumusan nilai atau kompetensi dasar dan
indikator tersebut

Kegiatan Belajar 2
Konsep, Nilai, Moral, dan Norma (KNMN) dalam
Hubungannya dengan Sesama Warga Neagara
Menurut Rustandi (1988:60 ) warga negara ialah mereka yang berdasarkan hukum
merupakan anggota dari suatu negara.
“Mereka yang tidak termasuk warga negara di sebut orang asing ( bukan warga negara).
Pasal 26 ayat (1)”menyatakan bahwa yang menjadi warga negara indonesia adalah ialah orang
orang bangsa indonesia asli dan orang orang banga lain yang di sahkan dengan undang – undang
sebagai warga negara.
Ada legalisasi bagi orang yang menjadi warga dari suatu negara membawa konsekuensi
logis bahwa orang yang menjadi warga negara setelah di sahkan dengan undang – undang akan
memiliki hak – hak dan kewajiban – kewajiban sebgai warga negaranya.
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dari manusia – manusia indonesia secara pribadi –
pribadi yang memiiki nilai – nilai tersebut , landasan utamanya adalah sebagai berikut :
1. Landasan idiil pancasila
2. Landasan struktural
3. Landaasan operasional

Kegiatan Belajar 3
Konsep, Nilai, Moral, dan Norma (KNMN) dalam
Pengembangan Komitmen Bela Negara
Wawasan nusantara ialah cara pandang bangsa indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan ide nasionalnya, yaitu pancasila dan undang – undang dasar 1945 sebgai aspirsi
suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah tengah lingkungannya, dan
yang menyimpang dalam tindak kebijaksanaannya, dalam mencapai tujuan persoalan
nasional(GBHN 1978).
Hal tersebut mengingat letak geografis indonesia terletak di posisi silang dalam
pencaturan lalu lintas dunia internasional. Bagaimana upaya pemerintah untuk menggalang dan
mempertahanan baik dari aspek alamiyah maupun aspek sosial dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam usahanya mewujudkan tujuan negara melalui pembengunan nasional. Upaya –
upaya tersebut antara lain menciptakan ketahanan nasional , yang meliputi berikut ini
1. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan naasional
2. Ketahanan nasional
3. HANKAMNAS

Modul 9

Kegiatan Belajar 1
Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas I,II,III SD/MI
Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu
sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang
harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Untuk kelas-kelas rendah (I,
II, dan III) kegiatan kurikuler diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis.
Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan tema
atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antarmata pelajaran pada suatu
kurikulum sekolah. Keterkaitan ini dapat terbentuk keterkaitan materi dan kompetensi dasar
dalam suatu atau beberapa mata pelajaran dengan kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan
sosial anak. Karakteristik pembelajaran terpadu, yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
(Poerwadarminta, 1983)
Menurut Wolfinger (1994) secara definitif kurikulum tematis adalah kurikulum yang
menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap.
Pappas dan Kiefer (1995) melaporkan bahwa model pembelajaran tematik sangat cocok
diberikan kepada anak didik pada kelas rendah.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran tematik, yaitu:
a. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan utuh.
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu
setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
c. Usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak.
d. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema (Alunan, dkk., 2004)
Kekuatan/keunggulan pembelajaran tematik:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
b. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permasalahannya yang dihadapi.
e. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap
terhadap gagasan orang lain.
Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik antarmata pelajaran sbb:
a. Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran.
b. Membuat memilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk
setiap kelas dan semester.
c. Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik.
d. Membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik/jaringan tema.
e. Menyusun silabus berdasarkan matrik/ jaringan tema pembelajaran tematik.
f. Menyusun rencana pembelajaran tematik.
5 langkah pembelajaran tematik menurut Dyah Sriwilujeng (2006), yaitu:
a. Membuat/memilih tema.
b. Melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan tema dan
membagi alokasi waktu.
c. Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema (yang telah dibuat).
d. Membuat pengelompokan jaringan indikator.
e. Melakukan penyusunan silabus

Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran PKn Tematis di SD

Dilihat dari cara memadukan konsep/materi, ketrampilan, topik, dan unit tematiknya, terdapat 10
model atau cara merencanakan pembelajaran terpadu, yaitu :
1. fragmented
2. connected
3. nested
4. seguented
5. shared
6. webbing
7. theated
8. integrated
9. immersed
10. networked(Robin Fogarty. 1991)
Yang sering digunakan di SD yaitu webbed, connected, dan integrated. Contoh kelas 3
SD Webbed tema Bangga Bertanah Air Indonesia.

Modul 10
Kegiatan Belajar 1
Langkah-langkah Model Pembelajaran
PKn SD Berbasis Portofolio
Konsep dan Hakikat Pembelajaran Portofolio
Pembelajaran portofolio adalah sebua inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai wujud
nyata dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio mengandalkan keaktifan siswa
untuk terjun ke lapangan guna menghubungkan antara tekstual dengan kontekstual di bawah
bimbingan guru guna memperoleh sebuah pengalaman langsung yang hasilnya harus disajikan di
kelas oleh masing- masing kelompok siswa dengan masalah yang dipilihnya.
Langkah- langkah yang harus ditempuh oleh siswa maupun guru :
1. Mengidentifikasi masalah - masalah kebijakan Publik di Masyarakat
2. Memilih masalah untuk kajian kelas
3. Mengumpulkan informasi tentang
4. masalah yang akan dikaji kelas
5. Membuat portofolio kelas
6. Menyajikan portofolio
7. Merefleksi pada pengalaman belajar
8. Mengidentifikasi masalah- masalah kebijakan public dalam masyarakat
9. Memilih masalah untuk kajian kelas
10. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji kelas
11. Membuat portofolio kelas
12. Menyajikan portofolio
13. Merefleksi pada pengalaman belajar
Portofolio adalah kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan
rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang telah diputuskan untuk dikaji,
baik dalam kelompok kecil maupun kelas (antar kelompok dalam kelas atau antar kelas dan
bahkan antar sekolah. Portofolio kelas akan berisi pernyataan- pernyataan tertulis, peta, grafik,
photography, dan karya seni asli.
Langkah -langkah Model Pembelajaran Portofolio
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Center for Civic Education
(2002:55 -7b) sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah yang ada dalam masyarakat. Dalam tahap ini terdapat 3 kegiatan
utama yang dilakukan oleh siswa yaitu diskusi kelas, diskusi kelompok, dan tugas pekerjaan
rumah.
2. Memilih masalah untuk kajian kelasLangkah-langkah yang dilakukan adalah mengkaji
informasi yang dikumpulkan yang dianggap paling penting dan mengadakan pemilihan secara
demokratis tentang masalah yang akan mereka kaji dengan cara memilih satu masalah.
3. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas Langkah-langkahnya
yaitu mengidentifikasi sumber-sumber informasi, tinjau ulang pedoman untuk memperoleh dan
mendokumentasi informasi, dan pengumpulan informasi
4. Mengembangkan portofolio kelas Langkah -langkah pada tahap ini menurut buku panduan
guru “Kami Bangsa Indoneisa ... .” Proyek Kewarganegaraan (2000:12).

Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran PKn SD Berbasis
Portofolio di Kelas IV,V, dan VI
Model pembelajaran portofolio siswa dituntut untuk aktif, kreatif, berpartisipasi, juga
dapat bekerjasama dengan siswa lainnya. Adapun seksi/tahapan dalam sebuah portofolio adalah ;
1. Seksi penayangan, bagian ini memuatrangkuman masalah secara tertulis, penyajian
masalah dengan grafik, dan identifikasi sumber -sumber informasi.
2. Seksi dokumentasi, bertugas mengkoordinir bahan -bahan yang paling baik untuk
didokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya.
Dalam menyelenggarakan show case, guru sebagai pihak penyelenggara hendaknya melakukan
hal -hal sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan

Refleksi Pengalaman Belajar


Merefleksi maknanya adalah bercermin pada pengalaman belajar yang baru saja
dilakukan siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam kegiatan refleksi ini siswa
diajak untuk melakukan evaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar. Tujuan dari refleksi
ini yaitu untuk belajar menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan meningkatkan
kinerja siswa. Panduan untuk merefleksi pengalaman siswa dengan beberapa pertanyaan -
pertanyaan berikut:
a. Melalui kerja sama dengan teman - teman sekelas, apakah yang telah saya pelajari secara
pribadi tentang cara-cara membuat suatu kebijakan untuk mengatasi masalah?
b. Apakah yang telah kelas kami pelajari tentang cara- cara membuat suatu kebijakan untuk
mengatasi masalah melalui pembuatan portofolio?
c. Keterampilan apa yang telah saya pelajari melalui kegiatan ini?
d. Apa keuntungan bekerja dalam tim?
e. Apakah kerugian bekerja dalam tim?
f. Apakah yang telah kami lakukan dengan baik?
g. Bagaimanakah saya dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah?
h. Bagaimanakah kami dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah?
i. Apakah yang kami ingin lakukan secara berbeda, seandainya kami membuat portofolio lain
pada masa yang akan datang?
Hasil refleksi pengalaman belajar tersebut dimasukkan sebagai bab kelima pada
portofolio seksi dokumentasi. Oleh karena hasil refleksi tersebut didasarkan atas refleksi
individual dan refleksi kelas maka hasil refleksi diletakkan secara terpisah. Dengan demikian,
refleksi hasil pembelajaran praktik belajar Pendidikan Kewarganegaraan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Mengembangkan sifat pembawa atau karakter siswa berupa tanggung jawab individu;
disiplin diri; sopan dan jujur serta berani; menghormati hak-hak orang lain dan hukum;
berpikir terbuka dan kritis; negoisasi dan kompromi;ketekunan;dan berpikir
kemasyarakatan
b. Temuan kunci yang bisa didiskusikan lebih lanjut, yaitu siswa yakin bahwa mereka
bisa berbuat sesuatu di masyarakat yang berbeda dengan kebiasaan yang selama ini
mereka jalani di kelas; siswa belajar bagaimana pemerintah bekerja untuk kepentingan
masyarakat; siswa mengembangkan komitmen untuk menjadi warga masyarakat yang
baik; siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan- kegiatan kemasyarakatan; siswa
dapat mempelajari masalah - masalah yang dihadapi masyarakat sekitarnya; siswa dapat
bekerja secara kelompok.
Modul 11
Kegiatan Belajar 1
Warga Negara yang Cerdas

A. KONSEP WARGA NEGARA


Dilihat dari asal kata Warga negara dalam Bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa
Yunani Civics (asal katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil (Citizen). Citizen
melaksanakan kegiatan demokrasi secara langsung dalam suatu negara kota atau Polis (suatu
organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik).

B. KARAKTERISTIK WARGA NEGARA YANG CERDAS


Warga negara yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga negara, sebab warga
negara yang cerdas harus memiliki dan melaksanakan kompetensi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.

C. DIMENSI-DIMENSI KECERDASAN WARGA NEGARA


Warga negara yang cerdas merupakan warga negara yang mampu memberdayakan segala
potensi yang dimilikinya serta diaktualisasikan dalam kehidupan riil.

Kegiatan Belajar 2
Warga Negara yang Partisipatif
A. PENGERTIAN PARTISIPASI
Partisipasi lazim dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam
berbagai kegiatan kehidupan bangsa dan negara.

B. PARTISIPASI POLITIK
Berdasarkan beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik adalah
keterlibatan warga negara dalam kehidupan sistem politik, yang mana disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki masing-masing warga negara. Sikap yang harus dihindari dalam
berpartisipasi politik :apatisme, sinisme, alienasi, anomie

C. PARTISIPASI SOSIAL
Partisipasi sosial warga negara erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas warga
negara sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan.

D. PARTISIPASI DALAM BIDANG EKONOMI


Contoh partisipasi dalam bidang ekonomi yang dapat dilakukan masyarakat antara lain :
Membayar pajak, Hemat dan cermat, Mensosialisasikan gerakan gemar menabung,
Menyisihakan sebagian harta bagi pejabat, Menghimpun modal dan Mengembangkan jiwa
kewirausahaan ( entrepreneurship )

E. PARTISIPASI DALAM BIDANG BUDAYA


Beberapa contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan partisipasi dalam bidang
budaya, yaitu: 1. Menghilangkan etnosentrisme dan chauvinisme
2. Mencintai budaya lokal dan nasional
3. Melakukan berbagai inovasi kreaatif untuk menyokong pengembangan budaya daerah.

Kegiatan Belajar 3
Warga Negara yang Bertanggung Jawab
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Pengertian tanggung jawab menurut :
 Ridwan Halim ( 1998 ) tanggung jawab sebagai suatu akibat lebih lanjut daripelaksanaan
peranan,baik perananitu merupakan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan
B. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Perwujudan tanggung jawab warga negara terhadap Tuhan YME dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakan Nya kepada kita semua.
2. Beribadah kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan kkepercayaan masing-masing.
3. Melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganNya
4. Menuntut ilmu dan menggunakannya dalam kebaikan
5. Menjalin silatur rahim (persaudaraan) demi terwujudnya masyarakat yang
aman,tentram,damai dan sejahtera.
C. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP MASYARAKAT
Sebagai anggota masyarakat setiap individu mempunyai tanggung jawab ,antara lain
dapat dilakukan dengan sikap sebagai berikut :
1. Memeliharkan ketertiban dan keamanan hidup bermasyarakat.
2. Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan masyarakat.
3. Meningkatkan rasa solidaritas sosial dengan sesama.
4. Menghapus bentuk-bentuk tindakan diskriminatif dalam kehidupan di masyarakat.
D. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP LINGKUNGAN
Tanggung jawab warga masyarakat terhadap lingkungan dapat di wujudkan dengan
contoh sikap atau perilaku sebagai berikut : Memelihara kebersihan lingkungan,seperti tidak
membuang sampah sembarangan, Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan,mengingat
keterbatasan sumber daya alam yang ada, Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan,agar
kebersihan dan keasrian lingkungan tetap terjaga dengan baik.
E. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Bentuk-bentuk sikap dan perilaku warga negara yang mencerminkan perwujudan
tanggung jawab terhadap negara dan bangsa,yaitu sebagai berikut :
1. Memahami dan mengamalkan ideologi nasional kita ,yaitu pancasila dalam kehidupan
seharihari
2. Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan negara di mata dunia internasional sebagai
bangsa dan negara yang merdeka,berdaulat,berperadapan dan bermartabat
3. Menjaga persatuan bangsa dengan menghindari sikap perilaku yang diskriminatif.
4. Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga negara Indonesia
5. Meningkatkan wawasan kebangsaan agar senantiasa terbaina rasa kebangsaan,paham
kebangsaan,dan semangat kebangsaan pada setiap diri warga Negara.

Kegiatan Belajar 4
Warga Negara yang Religius dan Penuh Toleransi

A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK RELIGIUS


Manusia adalah homo religius artinya makhluk yang beragama,makhluk yang
mempunyai keyakinan akan kekuasaan Tuhan YME yang menguasai alam jagad raya besarta
seluruh makhluk hadup lainya di dunia.
B. PENGERTIAN WARGA NEGARA RELIGIUS
Warga negara religius adalah warga negara yang senantiasa memahami serta
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran agama yang dipeluk dan di yakininya dalam konteks
kehidupan sehari-hari
C. PENTINGNYA SUATU TOLERANSI
Prinsip atau pendirian orang lain.Secara umum toleransi di bagi menjadi 2 yaitu;
Toleransi Agama dan toleransi social.

Modul 12

Kegiatan Belajar 1
Konsep dan Prinsip Penilaian PKn SD/MI
KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN PKn SD/MI
Penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek. Penilaian lebih
bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran dan tes merupakan salah satu alat bentuk dari
pengukuran.

Kegiatan Belajar 2
Berbagai Alat Penilaian dalam PKn SD/MI
BERBAGAI ALAT PENILAIAN DALAM PKn SD/MI
A. Tes Tertulis
Penilaian bentuk tertulis dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kompleks.
Ada 2 jenis tes tertulis, yaitu tes tertulis uraian dan tes tertulis Objektif
B. Tes Perbuatan (Performance Treat)
Penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan
muncul dalam diri siswa (keterampilan).
C. Tes Lisan
Digunakan untuk menilai hasil belajar dalam bentuk kemampuan mengungkapkan ide-ide
dan pendapat secara lisan.
D. Penilaian Non-Tes
1. Observasi, 2. Kuesioner, 3. Wawancara, 4. Daftar Cek, 5. Skala Pilihan, 6. Studi Kasus, 7.
Portofolio

Kegiatan Belajar 3
Model-Model Alat Penilaian PKn SD/MI
A. Pengembangan Alat Penilaian Kelas Dalam PKn
Langkah-langkah mengembangkan berbagai alat penilaian, meliputi:
1. Menyusun spesifik tes,
2. Menulis tes,
3. Menulis soal tes,
4.Menelaah tes,
5. Melakukan uji coba tes,
6. Menganalisis butir soal,
7. Memperbaiki soal tes,
8. Merakit tes,
9. Melaksanakan tes,
10. Menganalisis hasil tes
B. Model-Model Alat Penilaian PKn SD/MI
Test dan Non-test
C. Model Penilaian Catatan Anekdot
Yaitu penialan berupa catatan-catatan kejadian khusus yang dapat dipergunakan untuk
melihat perkembangan individu atau kelompok siswa.
D. Model Penilaian Cocok
Yaitu suatu daftar yang berisi pokok penilaian singkat, tetapi jelas.
E. Model Penilaian Skala Bertingkat (Numerical Rating Scale)
Yaitu alat penilaian non-test untuk mengukur karakteristik tertentu sebagaimana
diharapkan muncul dalam diri siswa.
F. Model Penilaian Sosiometri
Yaitu suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang struktur hubungan sosial
anggota kelompok dalam suatu kelompok formal atau non-formal.
G. Model Penilaian Pedoman Wawancara (Interview)
Yaitu teknik penilian dengan cara mengumpulkan data akan kemajuan belajar siswa yang
akan dilakukan secara lisan.
H. Model Penilaian Daftar Baik Buruk
Yaitu penilaian terhadap suatu sikap dengan memberikan tanggapan baik atau buruk.
I. Model Penilaian Daftar Tingkat Urutan
Yaitu penilaian penialaian terhadap poin-poin yang akan diberi nilai tertentu dengan
mengurutkan pertanyaan terlebih dahulu kemudian menyertai alasan.

Kegiatan Belajar 4
Penggunaan Model Alat Penilaian
PKn SD/MI Berbasis Portofolio
Portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa yang bersifat
individual yang menggambarkan taraf pencapaian. Kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan
terbaik siswa tersebut. Ciri dari koleksi ini dinamis, selalu bertumbuh dan berubah. Perbedaan tes
dan portofolio adalah :
N TEST PORTOFOLIO
O
1. Menilai siswa berdasarkan sejumlah Menilai siswa berdasarkan seluruh tugas dan
tugas yang terbatas. hasil karya yang berkaitan dengan kinerja
2. yang dinilai
Yang menilai hanya guru berdasarkan
masukan yang terbatas. Siswa turut serta dalam menilai kemajuan
yang dicapai dalam penyelesaian berbagai
3. tugas dan perkembangan yang berlangsung
selama proses pembelajaran.
Menilai semua siswa dengan
4. menggunakan satu kriteria. Menilai setiap sisswa berdasarkan pencapaian
masingmasing.
5. Proses penilaian tidak kolaboratif.
Proses penilaian kolaboratif.
6.
Penilaian diri oleh siswa bukan
merupakan sesuatu tujuan. Siswa menilai dirinya sendiri menjadi satu
7. tujuan.
Yang dijadikan perhatian hanya
pencapaian (produk).
Yang dijadikan perhatian meliputi proses
Terpisah antara kegiatan pembelajaran, dalam bentuk usaha, kemajuan dan
testing, dan pengajaran. pencapaian.

Terkait erat kegiatan penilaian, pengajaran


dan pembelajaran.

1. Format penilaian portofolio


Format penilaian meliputi aspek-aspek apa saja yang dinilai serta beberapa persen bobot
nilai yang diberikan kepada setiap aspek.
2. Pengamatan dan penilaian portofolio
Pengamatan atau observasi dilakukan kepada siswa, terutama saat proses penyusunan
portofolio berlangsung, misalnya pada:
a. Proses penyeleksian
b. Proses penyususnan
1) Koleksi
2) Organisasi
3) Refleksi
c. Proses akuntabilitas
d. Proses refleksi

Anda mungkin juga menyukai