Anda di halaman 1dari 35

MINI RISET

Pengembangan Instrumen Test Hasil Belajar


Fisika Aspek Kognitif Peserta Didik pada Materi
Usaha dan Energi di Kelas XI IPA 3 Semester I
SMA Negeri 1 Secanggang

Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Fisika
Dosen Pengampu : Dr. Wawan Bunawan, M.Pd., M.Si

Oleh :
KELOMPOK 9

Nur Setiana 4152121033


Maghfirah Widyanti Nasution 4151121036

JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

1
1. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun
2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Penilaian adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusankeputusan berdasarkan kriteria pertimbangan tertentu. Keputusan yang
dimaksud adalah keputusan tentang peserta didik, seperti nilai yang akan
diberikan atau juga keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan.
Instrumen merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
ketercapaian kompetensi. Selain itu, instrumen juga diartikan sebagai alat bantu
yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran mengumpulkan agar
kegiatan pembelajaran tersebut, menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Berdasarkan defenisi tersebut suatu instrumen berfungsi untuk menjaring hasil
pembelajaran. Instrumen juga diartikan sebagai alat bantu, merupakan saran yang
dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar cocok
(check list), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), soal
tes (test), inventori (inventory), dan skala (scale).
Ada keterkaitan antara metode dan instrumen penilaian, dimana instrumen
penilaian merupakan alat bantu bagi guru dalam menggunakan metode evaluasi
(penilaian) proses dan produk pembelajaran. Pemilihan satu jenis metode kadang-
kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen dapat digunakan untuk
berbagai jenis metode. Misalnya apabila penilaian menggunakan tes tertulis
uraian, tes unjuk kerja dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik
penilaian.

1
Secara umum tes sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten atau materi tertentu. Tes
merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan
kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan,
atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana
perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat
dicapai oleh para siswa. Dalam mengukur hasil belajar, siswa didorong untuk
menunjukkan penampilan maksimalnya. Dari penampilan maksimal yang
ditunjukkan dalam jawaban atas tes hasil belajar dapat diketahui penguasaan
siswa terhadap materi yang diajarkan dan dipelajari.
Pembelajaran fisika menuntut peserta didik untuk menyatakan kembali
konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan
berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran atau yang menurut Bloom merupakan
segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan, mulai dari
tingkatan yang rendah sampai tingkatan yang tinggi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan meneliti lebih lanjut
mengenai pengembangan instrumen tes hasil belajar kognitif mata pelajaran fisika
pada pokok bahasan “Usaha dan Energi” Kelas XI IPA 3 Semester I SMA Negeri
1 Secanggang, dimana penelitian ini akan mengembangkan instrumen tes hasil
belajar kedalam beberapa bentuk jenis instrumen tes hasil belajar berdasarkan
kompetensi dasar dan indikator pencapaian pembelajaran.

2
2. Tujuan
Tujuan dilakukan mini riset ini adalah untuk mengetahui pengembangan
instrumen test hasil belajar fisika aspek kognitif peserta didik pada materi Usaha
dan Energi di Kelas IPA 3 Semester 1 SMA Negeri 1 Secanggang serta
mengetahui sejauh mana materi fisika yang dipelajarin..

3. Manfaat
Hasil mini riset diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan Ilmiah Untuk Menambah ilmu pengetahuan dan memperluas
wawasan bagi penulis khususnya dan bagi siswa umumnya mengenai tes.
2. Kegunaan hasil mini riset ini dapat bermanfaat bagi peneliti yaitu
memberikan wawasan dan pengalaman pada peneliti sebagai calon
pendidik mengenai perangkat tes yang dapat diterapkan nantinya ketika
menjadi guru.

3
4. Masalah yang terjadi
Pendidikan merupakan suatu proses dalam mempengaruhi siswa untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga diharapkan siswa dapat
berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah berusaha memperbaiki mutu
pendidikan melalui pengembangan sistem pendidikan, diantaranya pada
kurikulum 2013 dan Undang-undang tentang sistem pendidikan.
Penyiapan SDM yang berkualitas menjadi sebuah kebutuhan mutlak bagi
suatu negara dan pendidikan merupakan senjata jitu untuk menciptakan SDM
yang berkualitas (Mulyasa, 2004). Namun saat ini, masalah utama yang dihadapi
dunia pendidikan adalah menyangkut mutu pendidikan, terutama kualitas
keterampilan proses sains yang masih sangat rendah (Nurhadi & Senduk, 2004).
Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa dalam mempelajari sains, siswa
cenderung lebih menghafal konsep, teori, dan prinsip tanpa memaknai proses
perolehannya (Depdiknas, 2003). Pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk
keberhasilan menempuh tes ujian yang hakikatnya lebih banyak menekankan pada
dimensi proses kognitif yang rendah seperti menghafal konsep, memahami dan
mengaplikasikan rumus-rumus, sedangkan proses kognitif yang lebih tinggi
(menganalisis, mengevaluasi dan mencipta) jarang tersentuh. Selain itu aspek
proses dari hakikat sains itu sendiri telah terabaikan, begitu pula dengan aspek
sikap dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya siswa menjadi
kurang terlatih untuk berpikir dan menggunakan daya nalarnya dalam memahami
fenomena alam yang terjadi ataupun ketika menghadapi masalah. Pada saat diberi
permasalahan baru, mereka hanya bisa memindahkan kalimat-kalimat dari buku
teks ke kertas kosong.
Proses penilaian pembelajaran sains sementara ini hanya difokuskan pada
ranah kognitif saja (Maryam, 2006; Rapi, 2005). Pernyataan tersebut didukung
oleh hasil penelitian (Suastra, 2006) yang menunjukkan bahwa penilaian yang
digunakan untuk menilai keterampilan proses sains siswa 100% hanya mengukur
aspek kognitif yakni menggunakan kuis, ulangan akhir pokok bahasan, ulangan
umum, dan tugas rumah tanpa menilai unjuk kerja siswa. Hal ini menyebabkan
evaluasi pada aspek keterampilan dan sikap yang juga menjadi tuntutan kurikulum
dalam penilaian proses pembelajaran di kelas belum dilakukan secara optimal.

4
Sementara penilaian terhadap kinerja siswa dalam bentuk penugasan jarang
dilakukan sebagai suatu model penilaian alternatif yang lebih bermakna. Kinerja
siswa perlu dinilai pada saat kegiatannya sedang berlangsung (Suastra, 2007).
Salah satu cara untuk mengemas masalah yaitu melalui kerja proyek.
Metode ini cukup menantang dan dianggap sebagai suatu alat yang efektif untuk
membelajarkan siswa secara aktif karena mereka didorong untuk tidak tergantung
sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar lebih mandiri. Metode
pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang mengacu
pada filosofis konstruktivisme, yaitu pengetahuan merupakan hasil konstruksi
kognitif melalui suatu aktivitas siswa yang meliputi keterampilan maupun sikap
ilmiah siswa sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan
bermakna melalui pengalaman yang nyata. Kerja proyek memuat tugas-tugas
yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang
sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.
Untuk itu perlu melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran
berbasis proyek dalam pembelajaran fisika materi usaha, energi dan daya terhadap
keterampilan proses sains ditinjau dari gaya kognitif siswa.

5
5. Deskripsi Data Temuan
1. Deskripsi Tahap Pengembangan
a. Tahap Pendefenisian (Define)
Tahap pedefenisian terdiri dari 5 tahap yaitu sebagai berikut:
1) Analisis awal-akhir.
Analisis awal dilakukan untuk mencari alternatif pemecahan masalah
tersebut dilakukan dengan memisahkan dan menyusun tingkat sebaran soal
siswa mulai pada tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis.
Berdasarkan analisis awal akhir pada Kelas XI IPA 3 Semester I SMA
Negeri 1 Secanggang maka diperoleh bahwa pengetahuan siswa pada
sekolah tersebut rata-rata memiliki pengetahuan yang sedang.
2) Analisis Siswa.
Berdasarkan analisis siswa yang dilakukan di Kelas XI IPA 3 Semester I
SMA Negeri 1 Secanggang melakukan tes kemampuan siswa tersebut. Hasil
telaah tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengembangkan instrumen tes hasil belajar kognitif pada mata pelajaran
fisika Kelas XI IPA 3 Semester I SMA Negeri 1 Secanggang khususnya
pada pokok bahasan Usaha dan Energi.
3) Analisis Materi.
Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasikan bagian-bagian utama
Usaha dan Energi yang akan dipelajari di Kelas XI IPA 3 Semester I SMA
Negeri 1 Secanggang. Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan telaah
terhadap tingkatan soal buatan guru dan berdasarkan indikator dari bahan
ajar fisika terkhusus pada pokok bahasan Usaha dan Energi yang mengacu
pada taksonomi bloom mulai dari tingkat pengetahuan, pemahaman,
penerapan, dan analisis.
4) Hasil analisis tugas.
Kegiatan analisis tugas merupakan kegiatan pengidentifikasi keterampilan-
keterampilan utama yang diperlukan dalam pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum yang digunakan saat ini. Kegiatan ini ditujukan untuk
mengidentifikasi keterampilan akademis utama yang akan dikembangkan
dalam pembelajaran.

6
5) Analisis tujuan pembelajaran.
Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat
sebaran soal pada materi usaha dan energi di Kelas XI IPA 3 Semester I
SMA Negeri 1 Secanggang mulai pada tingkatan pengetahuan, pemahaman,
penerapan, dan analisis. Dan juga untuk memperoleh proses instrumen hasil
belajar kognitif yang memenuhi kriteria kevalidan dan keefektifan siswa
dalam menyelesaikan soal pada tingkatan soal tersebut.

b. Deskripsi hasil tahap perancangan (Design)


Tahap perancangan terdiri dari 3 tahap yaitu sebagai berikut:
1) Penyusunan Tes.
Penyusunan tes dengan beberapa variasi soal dilakukan dengan tujuan
agar siswa lebih tertarik dan senang mengerjakan soal fisika saat
melakukan tes. .
2) Pemilihan Format.
Pemilihan format dalam pengembangan instrumen ini meliputi beberapa
tes hasil belajar yang dibuat semenarik mungkin agar siswa tertarik dan
termotivasi untuk belajar.
3) Rancangan Awal.
Pada tahap ini dihasilkan instrumen tes hasil belajar kognitif pada pokok
bahasan Usaha dan Energi.

c. Deskripsi Hasil Pengembangan (Develop)


Tahap pengembangan terdiri dari 3 tahap yaitu sebagai berikut:
1) Validasi Ahli.
Hasil rancangan awal instrumen tes hasil belajar kognitif merupakan
prototype I yang merupakan draf pertama yang dihasilkan, kemudian
instrumen yang telah dihasilkan selanjutnya di validasi oleh dua validator
yaitu Magfirah Widyanti Nasution dan Nur Setiana. Kegiatan menilai
instrumen hasil belajar kognitif diawali dengan memberikan perangkat
instrumen tes beserta lembar penilaian.

7
2) Simulasi.
Simulasi diperlukan untuk membiasakan subjek (siswa) dengan variasi
soal yang berbeda. Pada tahap simulasi ini juga sangat penting karena
dengan ini peneliti dapat meminimalisir permasalahan yang mungkin
dapat terjadi selama proses pembelajaran pada tahap uji coba.
3) Uji coba terbatas.
Kegiatan uji coba yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan beberapa
kali untuk memperoleh hasil uji coba produk yang lebih baik dan
memberikan hasil yang meyakinkan. Setiap melakukan uji coba,
instrumen kemudian dianalisis dan direvisi kembali berdasarkan dari
respon, reaksi atau komentar dari siswa terhadap instrumen tes hasil
belajar kognitif yang digunakan sehingga akan diperoleh prototype akhir
atau draf akhir yang lebih efektif.

6. Analisis Akar Masalah


Pendidikan kita selama ini masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan adalah seperangkat fakta-fakta yang harus dihafalkan oleh peserta
didik. Akibatnya peserta didik masih menunjukkan cara-cara menghafal untuk
menguasai pelajaran. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, sampai saat ini hasilnya belum
menggembirakan. Usaha-usaha tersebut antara lain terjadinya perkembangan
terhadap kurikulum yang digunakan di sekolah. Sund dan Trowbribge (1973)
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Stone
(1969) menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara
untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan
produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains sebagai proses merujuk
langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan
dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut
meliputi merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Hal ini
menunjukkan bahwa karakteristik yang mendasar dari sains ialah kuantifikasi,
artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

8
Berdasarkan kurikulum 2013 mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah
Atas (SMA) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan:
1) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep,
dan prinsip sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari,
2) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat,
3) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan berpikir sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, dan
4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.

Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk
menciptakan pembelajaran yang empirik dan factual, dan proses diwujudkan
dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana
cara produk sains ditemukan.
Asy’ari (2006) menyatakan bahwa keterampilan proses yang perlu dilatih
dalam pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar misalnya mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang
dan waktu, serta keterampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan
melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variabel,
menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis
data. Poedjiati (2005) menyebutkan bahwa keterampilan dasar dalam pendekatan
proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat
hipotesis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA di sekolah meliputi keterampilan dasar dan dalam pendekatan
proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat
hipotesis, sehingga keterampilan proses dapat meliputi keterampilan dasar dan
keterampilan terintegrasi. Kedua keterampilan ini dapat melatih siswa untuk
menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan
produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru.

9
Model pembelajaran berbasis proyek diterapkan Susanti (2013)
pembelajaran berbasis proyek secara signifikan lebih berpengaruh dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa dibandingkan
pembelajaran berbasis praktikum. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran
berbasis proyek umumnya sangat baik sehingga pembelajaran ini perlu diterapkan
pada materi yang lain, lebih memotivasi, menyenangkan dalam belajar, bisa
mengubah sikap dan persepsi serta meningkatkan kreativitas mereka.
Kelemahannya meliputi biaya yang cukup memberatkan, waktu yang relatif lama,
serta kesulitan dalam mengerjakan proyek.
Penguasaan konsep ilmu fisika sangat diperlukan siswa dalam menjelaskan
fenomena-fenomena alam dan menyelesaikan masalah teknologi disekitar mereka.
Ilmu fisika juga mendidik memiliki sikap intelektual dan religius dalam sehari-
hari (Yance, 2013). Fisika adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan alam yang
harus dikuasai siswa yang memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas
hidup manusia dalam bidang teknologi khususnya (Chodijah, 2012). Menurut
Purworini (2006), permasalahan pada pembelajaran fisika yaitu siswa sangat
bergantung pada guru sehingga tidak terbiasa melihat alternatif lain yang mungkin
dapat digunakan dalam menyelesainkan masalah secara efektif.
Pembelajaran fisika melalui model pembelajaran berbasis proyek akan
mendapatkan hasil yang maksimal jika dinilai menggunakan penilaian yang sesuai
dengan model pembelajaran tersebut. Salah satu sistem penilaian yang sesuai
yaitu penilaian portofolio. Birgin (2007) mengatakan bahwa penilaian portofolio
merupakan bagian integral dari siklus belajar, penilaian tersebut dapat digunakan
baik selama dan juga pada akhir pembelajaran berbasis proyek. Chen (2000)
menyebutkan bahwa portofolio dapat didefinisikan sebagai karya yang
dikumpulkan dan refleksi siswa yang menunjukkan pertumbuhan mereka di
sepanjang proses pembelajaaran. Berdasarkan uraian di atas, dengan berpijak pada
sumber permasalahan yang dialami oleh siswa, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa melalui penerapan
model pembelajaran berbasis proyek dan penilaian portofolio pada materi usaha,
energi dan daya.

10
Keterampilan proses sains merupakan sejumlah keterampilan yang harus
dimiliki siswa untuk memahami IPA. Karamustafaoglu (2011) mengatakan bahwa
keterampilan proses sains dapat membangun kerangka aplikasi laboratorium
berbasis penelitian. Penelitian melalui pengembangan keterampilan proses sains,
siswa dapat belajar bermakna dan membangun pengetahuannya sendiri melalui
kegiatan percobaan.

11
7. Solusi Alternatif
Teknis Penyusunan Perangkat Test Kognitif di SMA

KISI – KISI SOAL PILIHAN GANDA


FISIKA SMA KELAS XI MATERI USAHA DAN ENERGI
Satuan Pendidkan : SMA Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Fisika Alokasi Waktu : 60 Menit
Program : Matematika dan Sains Jumlah Soal : 15 Nomor

12
Kompetensi Dasar Tujuan Materi Indikator Jenjang T. Bloom NO Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5 Soal pengetahuam
3.3 Menganalisis Siswa mampu Usaha dan Energi Menganalisis energi potensial √ 1 konseptual
konsep energi, menerapkan konsep  Energi Potensial gravitasi pada benda yang
usaha, hubungan energi, usaha, dan Energi jatuh.
usaha dan perubahan hubungan usaha dan Kinetik Mampu menghitung energi √ 7 konseptual
energi, dan hukum perubahan energi, kinetik pada benda.
kekekalan energi dan hukum kekekalan Menentukan faktor – faktor √ 11 Prosedural
untuk energi untuk yang mempengaruhi energi
menyelesaikan menyelesaikan potensial pegas.
permasalahan gerak permasalahan gerak Menghitung energi potensial √ 6 Prosedural
dalam kejadian dalam kejadian gravitasi dan energi kinetik
sehari-hari. sehari-hari. pada bidang miring.
 Hubungan Mampu mendefinisikan √ 5, 14 faktual
Usaha dan Pengertian usaha.
Energi. Menjelaskan konsep usaha √ 4, 13 konseptual
Menunjukkan hubungan √ 8, 15 Prosedural
antara usaha dan energi
potensial.
 Hukum Menunjukkan hubungan √ 3, 12 faktual
antara usaha dan energi

13
Kekekalan kinetik.
Energi Menjelaskan hukum √ 2 konseptual
kekekalan energi mekanik
Menjelaskan penerapan √ 9 konseptual
hukum kekekalan energi
mekanik
 Daya Mampu menghitung daya √ 10
yang dikeluarkan

14
15
CONTOH INSTRUMEN TES OBJEKTIF
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada pilihan A, B, C, D, E !
Catatan : bila diperlukan gunakan g = 10 m.s – 2 , kecuali telah diketahui pada soal.
1. Di antara kasus yang berikut ini:
i. Air yang berada di tempat yang tinggi.
ii. Busur panah yang teregang.
iii. Bola yang menggelinding di lantai.
Benda yang memiliki potensial adalah benda pada kasus nomor……….
A. (i) saja
B. (i) dan (ii)
C. (ii) saja
D. (ii) dan (iii)
E. (iii) saja
2. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 20 m. jika kecepatan gravitasi bumi 10 m/s2 ,
kecepatan benda pada saat berada 15 m di atas tanah
adalah……………. m/s.
A. 2
B. 5
C. 10
D. 15
E. 20
3. Sebuah benda dengan massa 2 kg bergerak dengan kecepatan 2
m/s. Beberapa saat kemudian benda itu bergerak dengan kecepatan 5 m/s. usaha total
yang dikerjakan pada benda selama beberapa saat tersebut adalah…………. Joule.
A. 4
B. 9
C. 15
D. 21
E. 25
4. Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah menurut
ŕ = (4i + aj) m dan vektor I dan j berturut – turut adalah vektor satuan yang searah dengan
sumbu x dan y pada koordinaat kartesian. Bila usaha itu bernilai 26 J, maka nilai a
adalah…………
16
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 12
5. Sebuah benda beratnya 10 N berada pada bidang datar, pada benda tersebut bekerja
sebuah gaya mendatar sebesar 50 N, sehingga benda berpindah sejauh 5 m. Berapakah
usaha yang dilakukan?

A. 200 J
B. 250 J
C. 300 J
D. 350 J
E. 400 J
6. Sebuah balok bermassa m kg, dilepaskan dari puncak bidang miring yang licin seperti
pada gambar. Perbandingan energi potensial dan energi kinetik balok ketika berada pada
ketinggian h adalah…
A. 1 : 3
B. 1 : 2
C. 2 : 1
D. 2 : 3
E. 3 : 2
7. Sebuah benda bermassa m bergerak
dengan kecepatan 20 m/s sehingga
memiliki energi kinetik sebesar 250 joule. Berapakah energi benda tersebut jika
kecepatannya menjadi 40 m/s?
A. 1000 Joule
B. 250 Joule
C. 25 Joule
D. 100 Joule

17
E. 2500 Joule
8. Sebuah benda massanya 2 kg jatuh bebas dari ketinggian 20 m dari tanah. Berapakah
usaha yang dilakukan oleh gaya berat saat ketinggian berada pada 15 m?
A. 300 Joule
B. 250 Joule
C. 200 Joule
D. 150 Joule
E. 100 Joule
9. Seorang siswa menerjunkan diri dari papan kolam renang setinggi 8 meter dari
permukaan air tanpa kecepatan awal. Jika massa siswa 40 kg dan g = 10 m/s2 , maka
kecepatan siswa tersebut saat membentur permukaan air adalah ………………….
A. 80 m/s
B. 16 m/s
C. 4√10 m/s
D. 4√5 m/s
E. 4√2 m/s
10. Seorang siswa massanya 60 kg menaiki tangga yang tingginya 10 m dalam waktu 2
menit, maka daya yang dikeluarkan oleh siswa tersebut adalah………….
A. 50 Watt
B. 100 Watt
C. 150 Watt
D. 200 Watt
E. 250 Watt
11. Sebuah pegas panjangnya 20 cm. jika salah satu ujungnya ditarik dnegan gaya 1 N,
panjangnya menjadi 22 cm. Berapa usaha yang diperlukan untuk menarik pegas itu
supaya menjadi 25 cm?
A. 5 x 10 – 5 J
B. 5,25 x 10 – 2 J
C. 6 x 10 – 5 J
D. 6,25 x 10 – 2 J
E. 5 x 10 – 3 J
12. Dua buah kapal layar A dan B yang mempunyai layar sama besar akan mengadakan
lomba. Massa kapal A = m dan massa kapal B = 2m, sedangkan gaya gesekan pada
lintasannya beruoa garis lurus. Pada saat berangkat (start) sampai garis finis, kedua kapal
18
layar memperoleh gaya angin sebesar F. Jika energi kinetik kapal A dan kapal B pada saat
digaris finis berturut – turut besarnya EKA dan EKB, maka pernyataan di bawah ini yang
benar adalah……………….
A. EKA = EKB
B. EKA > EKB
C. EKA = 2EKB
D. EKA < EKB
E. EKA = 0,5EKB
13. Sebuah balok yang massanya 50 g bergerak pada lintasan lurus pada permukaan datar
akibat pengaruh gaya yang berubah – ubah terhadap kedudukan seperti pada gambar.
Maka usaha yang dilakukan gaya tersebut untuk memindahkan balok dari titik awal ke
titik x = 12 cm adalah…….

A. 38 J
B. 40 J
C. 41 J
D. 42 J
E. 43 J
14. Sebuah benda m = 4 kg ditarik dengan gaya 60 N (lihat gambar). Usaha yang dilakukan
gaya tersebut untuk memindahkan benda sejauh 5 m adalah………………… F

19
A. 40 Joule
B. 75 Joule
C. 150 Joule
D. 200 Joule
E. 300 Joule
15. Bola kasti yang massanya 200 g jatuh bebas dari ketinggian 100 m dari puncak sebuah
gedung. Maka besar energi potensial benda setelah bergerak 2 detik
adalah…………………..
A. 160 J
B. 400 J
C. 40 J
D. 200 J
E. 350 J

20
8. Hasil dan Pembahasan
Fisika adalah salah satu ilmu pasti yang dalam kajiannya terbatas pada fisik
benda. Salah satu kajian dalam fisika ialah mengenai gerak benda yang istilah
fisikanya disebut mekanika. Dalam bahasan mekanika, gerak suatu benda
dispesifikasi menjadi dua ranting bahasan yakni kinematika dan dinamika.
Kinematika menjabarkan mengenai gerakan benda tanpa mengaitkan apa
penyebab benda tersebut bergerak. Sedang dinamika mengulas mengenai gerakan
benda dengan menghubungkan apa menyebabkan benda tersebut bergerak. Jadi
dalam mengulas tentang gerakan suatu benda, dapat dilakukan dengan dua
pendekatan yakni pendekatan kinematika atau dinamika.
Gerak jatuh jatuh bebas adalah gerak yang mengakibatkan benda melewati
lintasan berbentuk lurus karena pengaru gaya gravitasi bumi. Gerak jatuh bebas
mengakibatkan gesekan dan perubahan kecil percepatan terhadap ketinggian.
Percepatan gerak jatuh bebas disebabkan oleh gaya gravitasi bumi yang besarnya
9,8 m/s2 dan berarah menuju kepusat bumi. Gesekan yang dimaksud disini adalah
gsekan antara benda dan udara. Suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian
tertentu dalam ruang terbuka akan diperlambat akibat gaya gesekan dan laju
udara, pada percepatan gerak jatuh bebas seiring ditemukan bahwa haasil
percepatan yang dialami benda tidak seuai dengan hasil percepatan gravitasi bumi,
hal tersebut terjadi karena sesungguhnya benda tersebut telah mengalami
pelambatan oleh gaya gesek udara. Percepatan yang dialami benda pada gerak
jatuh bebas akan sama dengan percepatan gravitasi bila benda tersebut dijatuhkan
pada ruang hampa udara.
Suatu peristiwa alam menunjukkan bahwa setiap benda yang dilepas dari
suatu ketinggian atau dilempar keatas akan jatuh menujuh pusat bumi.ini
disebabkan karena adanya gaya tarik bumi. Suatu benda yang bergerak, maka
gerakanny dapat dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu gerak lurus
atau gerak translasi dan gerak melingkar atau gerak rotasi. Gerak translasi dibagi
menjadi dua yaitu gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beratura. Gerak
lurus berubah beraturan dibagi menjadi dua yaitu gerak vertical atas, gerak
vertical bawah dan gerak jatuh bebas. Untuk ketiga jenis gerak ini mempunyai ara
gerak sejajar sumber pertikal dan besar percepatan gravitasi.

21
Jadi gerak benda hanya dipengaruhi oleh gravitasi bumi sebesar g.

y = h = 1/2 gt2
yt = gt = √2gh
t = √2h/g

Usaha memiliki satuan yang sama dengan energi, yaitu joule. Dengan
ketentuan bahwa 1 joule sama dengan besar usaha yang dilakukan oleh gaya
sebesar 1 N dengan perpindahan 1 m.
Kamu sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah
benda ke arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan
untuk memindahkan sebuah benda ke arah vertikal? Memindahkan benda secara
vertikal memerlukan gaya minimal untuk mengatasi gaya gravitasi bumi yang
besarnya sama dengan berat suatu benda. Secara matematis gaya tersebut dapat
ditulis sebagai berikut: F = m g
Karena perpindahan benda ke arah vertikal sama dengan ketinggian benda (h),
usaha yang dilakukan terhadap benda tersebut sebagai berikut.

W=mgh
dengan:
W = usaha (J)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
h = perpindahan atau ketinggian (m)

Dari persamaan rumus usaha, dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh
suatu gaya:
a. Berbanding lurus dengan besarnya gaya,
b. Berbanding lurus dengan perpindahan benda,
c. Bergantung pada sudut antara arah gaya dan perpindahan benda.
Jadi, usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga
benda tersebut mengalami perpindahan.

22
Daya adalah kemampuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi
suatu bentuk energi lain. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah lampu 100 watt
yang efisiensinya 100 %, maka tiap detik lampu tersebut akan mengubah 100
joule energi listrik yang memasuki lampu menjadi 100 joule energi cahaya.
Semakin besar daya suatu alat, maka semakin besar kemampuan alat itu
mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lain.
Jika seluruh energi yang masuk diubah menjadi energi dalam bentuk lain,
maka dikatakan efisiensi alat tersebut adalah 100 % dan besar daya dirumuskan:
P=W/t

P = daya (watt)
W = usaha (joule)
t = waktu (s)

Untuk mengetahui aspek kognitif siswa dalam memahami mengenai konsep


fisika pada usaha, energi dan daya, maka penulis melakukan penelitian kepada
siswa-siswi SMA Negeri 1 Secanggang kelas XI. penelitian dilakukan dengan
memberikan tes pilihan berganda berisikan 15 pertanyaan.
Hasil dari tes yang diberikan tersebut diperoleh :

No Nama Siswa Singkat Soal yang benar Nilai


1 Ade 7 46
2 Ajeng 8 53
3 Alvira 7 46
4 Bella 7 46
5 Dwi 12 80
6 Esa 13 86
7 Evri 7 46
8 Feby 13 86
9 Fitri 7 46
10 Hasanatul 8 53
11 Putra 9 60

23
12 Irma 14 93
13 Jayanti 11 73
14 Julia 7 46
15 Lusi 11 73
16 Maghfira 12 80
17 Melati 11 73
18 Bayu 12 80
19 Rafi 11 73
20 Mirza 11 73
21 Fitri 10 66
22 Nurul 14 93
23 Sarah 13 86
24 Putri 7 46
25 Ria 10 66
26 Nda 12 80
27 Ridho 12 80
28 Rika 8 53
29 Risma 8 53
30 Rizky 8 53
Jumlah 300 2000
Rata-rata 66.67
Standar Deviasi 16.046
Varians 257.47

 Hitungan

∑ Xi = 2000 ∑ X i 2 =4000000 N = 30

 Rata – rata

__ ∑ Xi 2000
X = N = 30 = 66,67

24
 Standar Deviasi

Sx = √ N ( ∑ X 2 )−( ∑ X i )2
i
N ( N −1)

Sx = √ 30(4000000 )−(2000 )2
30(30−1 )

Sx √
116000000
= 870

Sx = 16,046

 Varians

S2 = 257,47

25
Distribusi Hasil Angket SMA Negeri 1 Secanggang

No Nama Nomor soal Jumlah


siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 benar
1 Ade 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7
2 Ajeng 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 8
3 Alvira 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7
4 Bella 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7
5 Dwi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
6 Esa 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
7 Evri 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7
8 Feby 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13
9 Fitri 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7
10 Hasanatul 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
11 Putra 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
12 Irma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14
13 Jayanti 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 Julia 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7

26
15 Lusi 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11
16 Maghfira 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12
17 Melati 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11
18 Bayu 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12
19 Rafi 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11
20 Mirza 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11
21 Fitri 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10
22 Nurul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
23 Sarah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
24 Putri 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7
25 Ria 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10
26 Nda 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 12
27 Ridho 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 12
28 Rika 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 8
29 Risma 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 8
30 Rizky 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8
Jumlah siswa 30 25 22 20 22 9 15 25 20 18 22 19 23 24 12
yang bisa

27
menjawab soal

No soal Tingkat Kesulitan Keterangan


1 1 Mudah
2 0.833333 Mudah
3 0.733333 Sedang
4 0.666667 Sedang
5 0.733333 Sedang
6 0.3 Sukar
7 0.5 Sukar
8 0.833333 Mudah
9 0.666667 Sedang
10 0.6 Sukar
11 0.733333 Sedang
12 0.633333 Sukar
13 0.766667 Sedang
14 0.8 Mudah
15 0.4 Sukar

28
Adapun kategori nilai adalah sebagai berikut :

1. Nilai 90-100 (sangat mampu)


2. Nilai 80-90 (sudah mampu)
3. Nilai 70-80 (cukup mampu)
4. Nilai < 70 (belum mampu )

Kriteria hasil dari tes yang diberikan tersebut diperoleh :


Kriteria nilai Nilai Frekuensi Persentase
Sangat paham 90-100 2 7%
Sudah paham 80-90 3 10%
Cukup paham 70-80 12 40%
Kurang paham ≤ 70 13 43%

Bedasarkan hasil penelitian aspek kognitif siswa dalam memahami


mengenai konsep fisika pada usaha dan energi sebagian besar siswa tidak
memahami konsep dari usaha dan energi. Mereka hanya menerapkan rumus-
rumus yang mereka ketahui. Dari penelitian terlihat siswa hanya mampu
memindahkan nilai kedalam sebuah rumus tidak benar benar memahani konsep
yang ada pada usaha, energy, dan daya.

9. Simpulan
Bedasarkan hasil penelitian aspek kognitif siswa dalam memahami
mengenai konsep fisika pada usaha, energi dan daya, sebagian besar siswa tidak
memahami konsep dari usaha, energy, dan daya. 7% siswa SMA Negeri 1
Secanggang sangat paham dari materi usaha, energi dan daya, 10% siswa SMA
Negeri 1 Secanggang sudah paham dari materi usaha, energi dan daya, 40% siswa
SMA Negeri 1 Secanggang cukup paham dari materi usaha, energi dan daya, dan
43% siswa SMA Negeri 1 Secanggang kurang paham dari materi usaha, energi
dan daya.
Dari hasil perhitungan persentase yang telah dilakukan, hasil belajar siswa
SMA Negeri 1 Secanggang, dengan jumlah responden yang diteliti adalah 30
siswa cenderung dikatakan siswa cukup mampu memahami konsep dari usaha,

29
energy dan daya. Tetapi kebanyakan dari mereka lebih cenderung untuk
menghapal rumus dan memasukkan suatu nilai kedalam rumus, tidak dengan
pemahaman konsep materi usaha, energy dan daya.

30
LAMPIRAN DAFTAR SISWA

Daftar siswa-siswi SMA Negeri 1 Secanggang kelas XI

No. Nama Siswa Nama Singkat

1. Ade Chrislia Nasari Ade

2. Ajeng Muktamara Ajeng

3. Alvira Damayanti Alvira

4. Bella Fitria Bella

5. Dwi Ardiansyah Dwi

6. Esa Febriansayah P Esa

7. Evrilia Evri

8. Feby Sarehan A Feby

9. Fitri Nurhaliza Fitri

10. Hasanatul Amaliyah Hasanatul

11. Hermanda Saputra Putra

12. Irma Wahyuni Tarigan Irma

13. Jayanti Syahfitri Jayanti

14. Julia Fanny Julia

15. Lusiani Lusi

16. Maghfira Khanli Maghfira

17. Melati Melati

18. Mhd Bayu Pramania Bayu

19. Mhad Rafi Rafi

20. Mirza Ardiansyah Mirza

21. Nurranissyafitri Fitri

22. Nurul Oktavia N Nurul

23. Putri Sarah Putri

24. Rahma Nias Putri

31
Daftar siswa-siswi SMA Negeri 1 Secanggang kelas XI

No. Nama Siswa Nama Singkat

25. Ria Pratiwi Ria

26. Rianda Syahputra Nda

27. Ridho Ramadhani Ridho

28. Rika Rika

29. Risma Yanti Risma

30. Rizky Sulistio Rizky

32
LAMPIRAN FOTO

33
1

Anda mungkin juga menyukai