DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
NAMA ANGGOTA :
KATA PENGANTAR............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Tujuan...........................................................................................................................
C. Manfaat…………………………………………………………………………....
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................................
A. Landasan Teori..............................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Desain Media Pembelajaran.........................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa Kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah Project
ini untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan. Makalah Project ini dapat digunakan sebagai
wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan
dalam belajar.
Ucapan terima kasih Kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah Project ini. Segala upaya
telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam
makalah Project ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan
dalam penyempurnaan Makalah Project. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
untuk menambah pengetahuan kita bersama.
Penulis,
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Mengetahui prinsip-prinsip pembuatan Alat Peraga Percobaan Hukum Melde.
2. Mengetahui cara pembuatan Alat Peraga Percobaan Hukum Melde
3. Mampu menganalisis Alat Peraga Percobaan Hukum Melde
C. Manfaat
1. Mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip pembuatan Alat Peraga Percobaan Hukum
Melde
2. Mampu medeskripsikan cara pembuatan Alat Peraga Percobaan Hukum Melde.
3. Mampu mendeskripsikan analisis terhadap Alat Peraga Percobaan Hukum Melde.
BAB II
LANDASAN TEORI
HUKUM MELDE
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh
berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya, gelombang merupakan rambatan
energi(energi getaran).Gelombang dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya.Yaitu
gelombang elektromagnetik yang merambat tanpa melalui mediumatau perantara. Contoh
gelombang elektromagnetik adalah gelombang cahaya dan gelombang bunyi.
Sedangkan gelombang yang merambat melalui suatu medium atau perantara yaitu gelombang
mekanik. Terdapat dua jenis gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap arah
perambatan gelombang, yaitu :
· Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah getaran
partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada pegas.
· Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus dengan arah
getaran partikelnya.Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali.
Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang tegak,gelombang berdiri atau gelombang
diam, karena terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua buah gelombang yang mempunyai
amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Amplitudo pada
gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang
tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo maksimum.Periode
gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang
penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.
Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat
gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Secara umum, cepat
rambat gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut :
v = λ f
Dimana :
v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)
Percobaan Melde bertujuan untuk mengukur cepat rambat gelombang. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhi cepat rambat gelombang dapat dilakukan dengan mengubah-
ubah panjang tali, massa tali, dan tegangan tali (berat beban yang digantungkan). Orang yang
pertama kali melakukan percobaan mengukur cepat rambat gelombang adalah Melde, sehingga
percobaan seperti di atas dikenal dengan sebutan Percobaan Melde.
Alat Percobaan Melde
Gambar di atas menunjukkan peralatan yang digunakan untuk mengukur cepat rambat
gelombang transversal pada sebuah dawai (senar). Apabila vibrator dihidupkan maka tali akan
bergetar sehingga pada tali akan merambat gelombang transversal. Kemudian vibrator digeser
menjauhi atau mendekati katrol secara perlahan-lahan sehingga pada tali timbul gelombang
stasioner. Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang gelombang yang
terjadi (λ) dan jika frekuensi vibrator sama dengan f maka cepat rambat gelombang dapat dicari
dengan v = f.λ.
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat
suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Gelombang
ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu
akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan
perut gelombang.Dari gambar di atas diketahui bahwa amplitudo adalah jarak antara perut gelombang
dengan arah cepat rambatnya. Sedangkan panjang gelombang adalah jarak satu perut dan satu
lembah yang terdiri dari tiga simpul.Melde merumuskan bahwa :
Fv = µ
Dengan :
µ = m.l
Dimana :
v = cepat rambat gelombang (m/s),
F = gaya ketegangan tali (N),
µ = rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m).
PEMBAHASAN
Percobaan Melde bertujuan untuk mengukur cepat rambat gelombang. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhi cepat rambat gelombang dapat dilakukan dengan mengubah-
ubah panjang tali, massa tali, dan tegangan tali (berat beban yang digantungkan
Gambar di atas menunjukkan peralatan yang digunakan untuk mengukur cepat rambat
gelombang transversal pada sebuah dawai (senar). Apabila vibrator dihidupkan maka tali akan
bergetar sehingga pada tali akan merambat gelombang transversal. Kemudian vibrator digeser
menjauhi atau mendekati katrol secara perlahan-lahan sehingga pada tali timbul gelombang
stasioner. Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang gelombang yang
terjadi (λ) dan jika frekuensi vibrator sama dengan f maka cepat rambat gelombang dapat dicari
dengan v = f.λ.
Gambar Rangkaian
B. Cara Membuat:
Setelah alat dan bahan tersedia langkah selanjutnya adalah proses pembuatan lampu lalu lintas
sederhana. Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam membuat lampu lalu lintas
sederhana.
a. Percobaan 1
f = 50 Hz ;
No Massa Tegangan Jumlah Panjang Panjang Kecepatan
Beban Tali Perut Tali Gelombang Gelombang
( gr ) (N) ( m) (m)
1 50 50. 10-3 x 10 5 1,45 0,29 14,5
2 100 100. 10-3 x 10 4 1,53 0,38 19
3 150 150. 10-3 x 10 3 1,59 0,53 26,5
b. Percobaan 2
f = 50 Hz ;
No Massa Tegangan Jumlah Panjang Panjang Kecepatan
Beban Tali Perut Tali Gelombang Gelombang
( gr ) (N) ( m) (m)
1 50 50. 10-3 x 10 6 1,62 0,27 13,5
2 100 100. 10-3 x 10 7 1,60 0,22 11
3 150 150. 10-3 x 10 7 1,58 0,22 11
c. Percobaan 3
f = 50 Hz ;
No Massa Tegangan Jumlah Panjang Panjang Kecepatan
Beban Tali Perut Tali Gelombang Gelombang
( gr ) (N) ( m) (m)
1 50 50. 10-3 x 10 10 1,64 0,16 8
2 100 100. 10-3 x 10 7 1,62 0,23 11,5
3 150 150. 10-3 x 10 6 1,70 0,28 14
Perbandingan hasil kecepatan gelombang secara teori dan secara hukum Melde
F = 150. 10-3 x 10
No µ λ Vmateri Vmelde
1 1 (21. 10-4) 0,53 26,5 26,72
2 2 (21. 10-4) 0,22 11 18,8
3 3 (21. 10-4) 0,28 14 15,43
Analisis Data
Percobaan I :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
1.) v1 = λ1.f1
= 0,29 m.50 Hz = 14,5 m/s
2.) v2 = λ2.f2
= 0,38 m.50 Hz = 19 m/s
3.) v3 = λ3.f3
= 0,53 m.50 Hz = 26,5 m/s
Percobaan II :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
1. v1 = λ1.f1
= 0,27 m.50 Hz = 13,5 m/s
2. v2 = λ2.f2
= 0,22 m.50 Hz = 11 m/s
3. v3 = λ3.f3
= 0,22 m.50 Hz = 11 m/s
Percobaan III :
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
1. v1 = λ1.f1
= 0,16 m.50 Hz = 8 m/s
2. v2 = λ2.f2
= 0,23 m.50 Hz = 11,5 m/s
3. v3 = λ3.f3
= 0,28 m.50 Hz = 14 m/s
Sedangkan cepat rambat dihitung dengan Hukum Melde adalah :
Pembahasan
Percobaan Melde dilakukan untuk mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang
dengan gaya ketegangan tali. Pada vibrator diikatkan tali yang panjang melalui katrol lalu
digantungkan massa beban.
Vibrator sudah memiliki frekuensi tertentu yaitu 50 Hz. Vibrator kemudian dihidupkan
dengan menghubungkan pada sumber tegangan. Pada saat itu timbul gelombang transversal yang
merambat dari vibrator ke katrol dan dipantulkan oleh katrol ke vibrator, dan akhirnya timbul
gelombang stasioner pada tali sehingga simpul dan perut dapat diamati.
Jarak antara vibrator dan katrol diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan praktikan
dalam menentukan panjang gelombang. Dalam praktikum ini praktikan menggunakan jarak 200
cm.
Panjang tali antara vibrator dan katrol, dibagi banyaknya gelombang yang terbentuk, akan
mendapatkan nilai panjang satu gelombang: Untuk gelombang yang panjangnya lebih dari 200
cm, gelombang yang tampak tidak sampai satu gelombang. Tapi hanya setengah gelombang,
seperempat gelombang, dsb.
Dalam percobaan Melde ini, praktikan melakukan percobaan dengan dua variasi yaitu
variasi massa beban dan variasi jenis tali.
Pada percobaan I (variasi massa beban), semakin besar massa beban yang digantungkan,
maka akan terjadi panjang gelombang yang semakin besar. Hal ini menyebabkan cepat rambat
semakin besar pula.
v=λf
Jika dianalisis dengan Hukum Melde, semakin besar massa beban, maka gaya ketegangan
tali semakin besar :
F = mbeban.g
Dengan bertambah besarnya gaya ketegangan tali, maka cepat rambat gelombangnyapun
semakin besar.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka