Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
limpahan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset mata kuliah Fisika
Lingkungan ini dengan baik dan tepat waktu. Lewat tugas ini kami ingin memberikan
pengetahuan yang dapat menambah wawasan.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Fisika
Lingkungan atas bimbingan dan pengajaran yang diberikan sehingga kami dapat mengerjakan
tugas Mini Riset ini dengan baik. Serta kepada teman-teman yang telah membantu dan
memberikan semangat dalam proses pengerjaannya.

Dalam Mini Riset kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dan kesempurnaan Mini Riset ini kemudian.
Semoga Mini Riset ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada
umumnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan semoga Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima Kasih.

Medan, 20 November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3

1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 8

3.1 Lokasi dan waktu penelitian ....................................................................................... 8

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................................ 8

3.3 Prosedur Kerja ............................................................................................................. 8

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................... 10

4.1 Teori dan Rumus Mencari Cepat Rambat ................................................................... 10

4.2 Pembahasan Data ........................................................................................................ 11

BAB V PENUTUP....................................................................................................................... 14

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 14

5.2 Saran ............................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

DOKUMENTASI ........................................................................................................................ 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat


gelombang transversal pada tali. Melalui percobaannya Melde menemukan bahwa cepat rambat
gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik
dengan akar massa persatuan panjang dawai.

Apabila vibrator dihidupkan maka tali akan bergetar sehingga pada tali akan merambat
gelombang transversal. Kemudian vibrator digeser menjauhi atau mendekati katrol secara
perlahan-lahan sehingga pada tali timbul gelombang stasioner.

Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang gelombang yang
terjadi ( Orang yang pertama kali melakukan percobaan mengukur cepat rambat gelombang
adalah Melde, sehingga percobaan seperti di atas dikenal dengan sebutan Percobaan Melde.

Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan


memahami apa yang dimaksud dengan gelombang stasioner serta mampu mengukur panjang
gelombang dan menentukan cepat rambat gelombang pada tali.
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh
berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya, gelombang merupakan rambatan
energi(energi getaran).Gelombang dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya.Yaitu
gelombang elektromagnetik yang merambat tanpa melalui mediumatau perantara. Contoh
gelombang elektromagnetik adalah gelombang cahaya dan gelombang bunyi. Sedangkan gelombang
yang merambat melalui suatu medium atau perantara yaitu gelombang mekanik.Terdapat dua jenis
gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap arah perambatan gelombang, yaitu :

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah getaran
partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada pegas.
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus dengan arah getaran
partikelnya.Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan antara panjang tali dengan cepat rambat gelombang?


2. Apa itu hukum melde ?
3. Bagaimana pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang?

3
1.3 Tujuan

1. Mengetahui hubungan antara panjang tali dengan cepat rambat gelombang


2. Mengetahui apa itu hukum melde
3. Mengetahui pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

Gelombang merupakan getaran yang merambat. Munculnya getaran disebabkan karena gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Akan tetapi, sebenarnya dalam gelombang bukan getaran yang merambat
melainkan energi yang merambat. Contoh paling sederhananya adalah pada tali dan salah satu cara
untuk memperlihatkan gerak gelombang adalah dengan menggoyangkan, jika kita menggoyangkan tali
tersebut, maka nantinya akan terbentuk puncak yang merambat sepanjang tali tersebut dengan
kelajuan tertentu. Puncak yang terbentuk tersebut memiliki ketinggian tertentu di sepanjang
medium tali. Percobaan yang dilakukan oleh Franz Melde ini merupakan percobaan untuk melihat
terbentuknya gelombang stasioner atau dapat juga disebut dengan gelombang berdiri.
Gelombang berdiri adalah suatu pola osilasi dengan suatu bentuk stasioner yang tercipta dari
superposisi dua gelombang identic yang merambat dengan ara yang berlawanan.Kita dapat menganalisis
situasi seperti itu dengan memperhatikan fungsi-fungsi gelombang untuk dua gelombang
sinusoidal tranversal yang memiliki amplitudo, frekuensi, dan panjang gelombang yang sama, tetapi
merambat dalam arah yang berlawanan dalam medium yang sama. Pada eksperimen “Percobaan Melde”
terdapat 3 tujuan dari dilakukannya eksperimen tersebut pada eksperimen pertama agar mahasiswa dapat
memahami prinsip kerja percobaan gelombang tali, yang kedua agar mahasiswa dapat memahami hubungan
antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang pada tali, dan yang terakhir untuk memahami
hubungan antara rapat massa tali dengan cepat rambat gelombang pada tali (Syarif, 2014)
Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat.
kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar
g gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo
yang ditimbulkan oleh garpu tala konstan.

Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Dalam kawat akan
terbentuk pola gelombang stasioner. Jika diamati akan terlihat adanya simpul dan perut di antara
simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu antara lain adalah A dan K, yaitu ujung-ujung
kawat tersebut, ujung A pada garpu tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol.
Pada seluruh panjang kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai λ1 = ¼
L. Jika f adalah frekuensi getaran tersebut, maka cepat rambat gelombang dalam kawat adalah
v1 = f . λ1 = ¼ fL. Jadi, sekarang beban ditambah hingga menjadi 4 gram, maka pada seluruh

5
panjang kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi 2λ2 = L, λ2 = ½ L sehingga : v2 = f . λ2
= ½ fL

Kemudian beban dijadikan 20 gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu
gelombang, jadi : λ3 = L, maka v3 = f . λ3 = f L. Beban dijadikan 50 gram, maka pada seluruh
panjang kawat hanya terjadi 1/2 gelombang, jadi : ½ λ4 = L ; λ4 =2 L sehingga

v4 = f . λ4 = 2f . L

Jika massa persatuan panjang kawat ini dimisalkan atau dilambangkan dengan, maka
dapat dirumuskan menjadi :

𝐹
v = k õ

Dengan:

v = cepat rambat gelombang dalam kawat (tali dawai)

F = gaya tegangan kawat

m = massa persatuan panjang kawat

k = faktor pembanding, yang dalam SI harga k = 1.

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat


gelombang transversal pada tali. Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat rambat
gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik
dengan akar massa persatuan panjang dawai.

Dari hasil percobaan itu dapat diperoleh perumusan sebagai berikut.

𝑣~√𝑓

1
𝑣~
√𝜇

6
Sehingga,

𝑓 𝑚
𝑣=√ dan 𝜇=
𝜇 𝑙

Keterangan:

𝑣 = cepat rambat gelombang (m/s)

𝑓 = gaya tegang tali (N)

𝑚
𝜇= = rapat massa kawat = massa kawat per satuan panjang (kg/m) (Sutrisno, 1979)
𝑙

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu penelitian

Judul : Pengaruh Panjang Tali terhadap Cepat rambat Gelombang

Hari dan Tanggal : Senin, 19 November 2018

Lokasi : Laboratorium Fisika lantai 3 ( lab Fisika Umum)

3.2 Alat dan Bahan

A. Alat

NO Nama Alat Spesifikasi Jumlah


1 Ticker timer 1
2 Mistar Ketelitian 0,1 cm 1
3 Neraca’o’hauss 0,1 gram 1
4 Katrol 1
5 Power Supply 1
6 Penjepit Buaya Hitam dan merah 2
B. Bahan

No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah


1 Tali 2 meter 1
2 Beban 20 gram, 50 gram 2

3.3 Prosedur Kerja

1. Hitung massa dan panjang tali.


2. Rangkailah alat dan bahan
3. Ikatlah salah satu ujung benang pada batang besi dan ujung yang lainnya dikaitkan pada
piringan melalui katrol sepert gambar di bawah ini.

Sambungan
N1

220 V
. N2
8
4. Hubungkan ticker timer dengan power supply dengan penjepit buaya, dan nyalakan
power supply dengan sumber tegangan 12 V
5. Gantungkan Beban 20 gram pada ujung tali melalui katrol.
6. Catatlah panjang gelombang yang terjadi dengan mengukur jarak antara 3 simpul
berurutan.
7. Ulangi prosedur dengan memvariasikan panjang tali, yaitu pada percobaan pertama
panjang tali 100 cm, dan percobaan kedua panjang tali 5 cm tetapi bebannya tetap 20
gram

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Teori dan Rumus Mencari Cepat Rambat

Gambar di atas menunjukkan peralatan yang digunakan untuk mengukur cepat rambat
gelombang transversal pada sebuah dawai (senar). Apabila vibrator dihidupkan maka tali akan
bergetar sehingga pada tali akan merambat gelombang transversal. Kemudian vibrator digeser
menjauhi atau mendekati katrol secara perlahan-lahan sehingga pada tali timbul gelombang
stasioner. Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur panjang gelombang yang
terjadi (λ) dan jika frekuensi vibrator sama dengan f maka cepat rambat gelombang dapat dicari
dengan v = f.λ. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi cepat rambat gelombang
dapat dilakukan dengan mengubah-ubah panjang tali, massa tali, dan tegangan tali (berat beban
yang digantungkan), tetapi pada percobaan kami ini kami mevariasikan panjang tali, karean kami
ingn melihat pengaruh panjang tali terhadap cepat rambat gelombang.

Orang yang pertama kali melakukan percobaan mengukur cepat rambat gelombang adalah
Melde, sehingga percobaan seperti di atas dikenal dengan sebutan Percobaan Melde.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa kecepatan merambat gelombang transversal pada
dawai :

a. berbanding lurus dengan akar panjang dawai,


b. berbanding terbalik dengan akar massa dawai,
c. berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dawai,
d. berbanding terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai,
e. berbanding terbalik dengan akar massa jenis dawai,
f. berbanding terbalik dengan akar luas penampang dawai.

10
Pernyataan tersebut jika dinyatakan dalam persamaan adalah sebagai berikut.

dengan :

v = cepat rambat gelombang (m/s, cm/s)


F = gaya tegangan dawai (N, dyne)
l = panjang dawai (m, cm)
m = massa dawai (kg, gr)
µ = massa persatuan panjang dawai ( kg/m, gr/cm)
ρ = massa jenis dawai (kg/m3, gr/cm3)
A = luas penampang dawai (m2, cm2)

4.2 Pembahasan data


Data yang kami peroleh dari percobaan kami yaitu

NO Jarak Massa Panjang Massa


Simpul tali Tali beban
1 22 0,42 100 20

2 33,33 0,15 45 20

A. Cepat rambat gelombang saat , l = 100 cm = 1 m

m = 20 gram = 0,02 kg

𝐹
V = √𝜇

11
𝑚
𝜇 = 𝑙

0,02
= = 0,02
1

0,2
V = √0,02

= √10

= 3,16 m/s

Jadi cepat rambat gelombang saat kami menggunakan panjang tali 100 cm adalah 3,16 m/s

B. Cepat rambat saat , l = 45 cm = 0,45m

m = 20 g = 0,02 kg

𝐹
V = √𝜇

𝑚
𝜇 = 𝑙

0,02
= 0,45

= 0,04

0,2
V = √0,04

= √5 = 2,24 m/s

Jadi, cepat rambat gelombang saat kami melakukan percobaan menggunakan panjang tali 45 cm
adalah 2,24 m/s

12
Dari kedua percobaan yang kami lakukan itu, dapat kami ambil kesimpulan

A. Semakin panjang tali yang digunakan, cepat rambat gelombang pun semakin besarnya
dengan beban yang tetp yaitu 20 gram
B. Semakin pendek tali yang digunakan, cepat rambat gelombang semakin kecil dengan
beban yang tetap yaitu 20 gram

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat


gelombang transversal pada tali. Hubungan antara panjang tali dan cepat rambat gelombang,
adalah berbanding lurus, artinya semakin panjang tali yang digunakan maka cepat rambat
semakin besar, dan semakin kecil panjang tali yang digunakan cepat rambat semakin kecil.
Pengarug beban terhadap cepat rambat gelombang, adalah berbanding terbalik, semakin besar
beban, cepat rambat semakin kecil dan sebaliknya.

5.2 Saran

Saran kami kepada pembaca adalah untuk mempelajari teori hukum melde lebih banyak
sebelum melakukan percobaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2007. Fisika Dasar 1 . Bandung : ITB

Satriawan, Mirza. 2008. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga

Arifin, Zaenul. 2010. Modul Fisika. Yogyakarta : Graha Pustaka

15
DOKUMENTASI

16

Anda mungkin juga menyukai