Anda di halaman 1dari 12

MINI RISERT

“Praktikum Hukum Melde”


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
dalam Mata Kuliah Fisika Umum
Dosen Pengampu : Sabani, S.Pd, M.Si.

Oleh :
KELOMPOK II
DEA ESTEFANIA (4193321014)
FRANSISKA A SIMANJUNTAK (4193321013)
M. ALI HAMZAHAS (4191121016)
PUTRI AMALIYAH (4193121019)
RUTH RAMAYANI PASARIBU (4193121044)
FISIKA DIK A 2019

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami sanggup menyelesaikan Mini Riset
tentang Praktikum Hukum Melde ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud kami menyusun Mini Riset ini adalah untuk memenuhi tugas
Fisika Umum yang telah di amanahkan kepada kami. Kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak Sabani, S.Pd, M.Si. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Fisika Umum ini.
Kami menyadari bahwa Mini Riset ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya
kesalahan dan kekurangan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang kami
miliki.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat
membangun yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan kedepan. Kami berharap
Mini Riset ini bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 15 November 2019


Penyusun

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1


A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................................1

BAB II KONSEP DAN HIPOTESIS ..............................................................................2


A. Konsep .....................................................................................................................2
B. Hipotesis ..................................................................................................................2

BAB III TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................................................3

BAB IV ANALISIS DATA ...............................................................................................5

BAB V PENUTUP .............................................................................................................8


A. Kesimpulan ..............................................................................................................8
B. Saran ........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percobaan Melde adalah percobaan yang menyelidiki hubungan antara
kecepatanmerambat gelombang Transversal Stasioner pada tali terhadap tegangan tali
serta massa talitiap satuan panjang. Jenis gelombang ini tiap titik pada tali menggetar
dengan amplitudo yang berbeda-beda. Bagian tali ada yang menggetar
dengan amplitudo terbesar yang disebut perut, dan yang terkecil disebut simpul. Simpul
ini terjadi karena titik pada tali oleh gelombangdatang dan pantul masing-masing
menggetarkan titik hingga mempunyai simpang dan arahgetar yang selalu berlawanan,
maka saling menghapus akibatnya titik di daerah ini tidak menggetar. Sedang perut
terjadi karena baik gelombang datang dan pantul masing-masing menggetarkan titik
pada tali ini hingga pada suatu saat menghasilkan simpangan maksimum di pihak yang
sama hingga saling memperkuat dan membentuk perut.
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka
akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambat gelombang, gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua
ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat
menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dari Mini Riset ini, yaitu:
1. Bagaimana gelombang yang dihasilkan pada percobaan Hukum Melde?
2. Apakah massa beban mempengaruhi panjang gelombang pada Hukum Melde?
3. Apakah massa beban mempengaruhi amplitudo pada gelombang percobaan
Hukum Melde?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari Mini Riset ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui gelombang yang terbentuk pada percobaan Hukum Melde
2. Untuk mengetahui hubungan antara massa beban dengan panjang gelombang
pada Hukum Melde
3. Untuk mengetahui hubungan antara massa beban dengan amplitudo yang
dihasilkan pada percobaan Hukum Melde

1
BAB II
KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Konsep
Hukum Melde adalah tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat
gelombang stasioner pada tali. Melalui percobaan yang kami laakukan. Melde
menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada tali sebanding akar tegangan ali dan
berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang tali.
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang
transversal dalam tali, panjang gelombang, jarak perut, jarak simpul, frekuenzi, banyak
gelombang yang terjadi, dan juga amlplitudo.
Pada dasarnya Hukum Melde ini merupakan Materi Pembelajaran yang sering ada
dalam Fisika. Penerapan konsep gelombang stasioner dalam kehidupan sehari-hari
antara lain:
a) Dawai gitar, ketika kita memetik dawai gitar maka akan terjadi sebuah gelombang
dan kemudian dipantulkan pada ujung dawai yang terikat pada kedua ujungnya.
b) Permukaan kulit gendang atau drum,ketika kita memukul sebuah gendang, maka
akan timbul gelombang stasioner yang mengalami superposisi dan pemantulan
gelombang pada ujung permukaan gendang.
c) Gelombang Radio atau Telepon seluler, pada pemancar radio atau telepon seluler,
gelombang akan dikirim melalui stasiun pemancar ke stasiun pemancar lainnya,
sehingga terjadi pemantulan supeposisi gelombang.
d) Gelombang air laut, merupakan jenis gelombang tetap atau stasioner dan mengalami
pemantulan ujung bebas. Gelomang ini sekarang dimamfaatkan sebagai gelombang
pembangkit aliran listik tenaga.
B. Hipotesis
1. Gelombang yang muncul akan semakin banyak jika beban yang digantungkan
semakin kecil
2. Panjang gelombang akan semakin besar jika jumlah gelombang yang muncul
sedikit
3. Besar amplitudo akan semakin kecil jika beban yang digantungkan semakin besar

2
BAB III
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Laboratorium Fisika Universitas Negeri Medan,
Sumatera utara jalan.Willem Iskandar,Pasar V Medan Estate.
B. Waktu Penelitian
Penelitian tentang Hukum Melde Dilakukan Pada Jumat, 15 November 2019.
C. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian Kuantitatif, dimana peneliti
mengumpulkan data yang didapat kan dan menuangkan semua hasil dari penelitian
dalam sebuah makalah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data-data yang
diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka megumpulkan data yang
berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan pada hukum melde,
penelitian ini untuk mendapatkan gelombang yang dihasilkan pada percobaan ini
dimana banyak gelombang yang muncul dipengaruhi oleh berat suatu benda dan
panjang tali yang digunakan.
Dalam Observasi ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan, yaitu peneliti
mengamati secara langsung keadaan objek, dan peneliti aktif dan ikut serta secara
langsung.
2. Penelitian
Pada kali ini peneliti menggunkan alat yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian hukum melde, alat dan bahan yang digunakan adalah :
a) Alat Penggetar (Tiker Timer)
b) Power Supply
c) Tali
d) Mistar

3
e) Katrol
f) Beban
g) Probe (Merah (+) dan Hitam (-))

Dengan prosedur penelitian yaitu:


a) Rangkailah alat penggetar dengan katrol dan beban menggunkan tali dengan
panjang tali 80cm
b) Hubungan power supply dengan alat penggetar menggunkan probe hitam dan merah
c) Kemudian hubungkan power supply dengan listrik
d) Amati hasil gelombang yang muncul pada setiap beban yang digunakan
e) Hitung banyak gelombang yang muncul, jarak tiap simpul, jarak tiap perut,
amplitudo menggunakan mistar dan hitung frekuensi yang digunakan.
3. Dokumentasi
Penggunaan Dokumentasi sudah lama digunakan dalam Penelitian sebagai sumber
data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan bahkan meramalkan, adanya dokumentasi digunakan untuk
mendukung data yang dilakukan peneliti.
Hal-hal yang didokumentasikan dalam penelitian ini adalah dokumentasi kelompok
gelombang yang muncul pada percobaan.

4
BAB IV
ANALISIS DATA

Dari percobaan Hukum Melde yang telah kami lakukan ternyata gelombang yang
terbentuk adalah gelombang stasioner. Gelombang stasioner ini terbentuk karena
pemantulan suatu gelombang. Dimana saat percobaan, salah satu ujung tali diberikan
getaran dan ujung yang lain diberikan beban. Sehingga didapatkan data hasil percobaan
sebagai berikut:
1. Menggunakan beban 5 gram ± 0,005 gram dan panjang tali 80 cm ± 0,05 cm
No Jarak simpul Jarak perut Panjang Amplitudo Banyak
(cm) (cm) gelombang (cm) (cm) gelombang
(n)

1 15 ± 0,05 cm 15 ± 0,05 cm 30 ± 0,05 cm 0,5 ± 0,05 cm 3

Saat melakukan percobaan Hukum Melde dengan menggunakan tali sepanjang 80


cm ± 0,05 cm dan menggantungkan beban seberat 5 gram ± 0,005 gram ternyata
gelombang yang dihasilkan setelah diberikan getaran adalah 3 gelombang. Dimana
panjang 1 gelombang adalah 30 cm ± 0,05 cm, dan amplitudonya sebesar 0,5 cm ± 0,05
cm.
Untuk jarak simpul yang didapatkan secara praktek adalah 15 cm ± 0,05 cm,

sedangkan jarak simpul secara teori didapatkan dengan menggunakan rumus dimana
2
1.30
n = 1 sehingga = 15 cm. Sehingga % kesalahan jarak simpulnya adalah 0%.
2

Untuk jarak perut yang didapatkan secara praktek adalah 15 cm ± 0,05 cm,

sedangkan jarak perut secara teori didapatkan dengan menggunakan rumus dimana n
2
1.30
= 1 sehingga = 15 cm. Sehingga % kesalahan jarak simpulnya adalah 0%.
2

2. Menggunakan beban 10 gram ± 0,005 gram dan panjang tali 80 cm ± 0,05 cm


No Jarak simpul Jarak perut Panjang Amplitudo Banyak
(cm) (cm) gelombang (cm) (cm) gelombang
(n)

1 18 ± 0,05 cm 18 ± 0,05 cm 36 ± 0,05 cm 0,25 ± 0,05 cm 2

5
Saat melakukan percobaan Hukum Melde dengan menggunakan tali sepanjang 80
cm ± 0,05 cm dan menggantungkan beban seberat 10 gram ± 0,005 gram ternyata
gelombang yang dihasilkan setelah diberikan getaran adalah 2 gelombang. Dimana
panjang 1 gelombang adalah 36 cm ± 0,05 cm, dan amplitudonya sebesar 0,25 cm ±
0,05 cm.
Untuk jarak simpul yang didapatkan secara praktek adalah 18 cm ± 0,05 cm,

sedangkan jarak simpul secara teori didapatkan dengan menggunakan rumus dimana
2
1.36
n = 1 sehingga = 18 cm. Sehingga % kesalahan jarak simpulnya adalah 0%.
2

Untuk jarak perut yang didapatkan secara praktek adalah 18 cm ± 0,05 cm,

sedangkan jarak perut secara teori didapatkan dengan menggunakan rumus dimana n
2
1.36
= 1 sehingga = 18 cm. Sehingga % kesalahan jarak simpulnya adalah 0%.
2

3. Menggunakan beba 50 gram ± 0,005 gram dan panjang tali 80 cm ± 0,05 cm


No Jarak simpul Jarak perut Panjang Amplitudo Banyak
(cm) (cm) gelombang (cm) gelombang
(cm) (n)
1 40 ± 0,05 cm 40 ± 0,05 cm 80 ± 0,05 cm 0,15 ± 0,05 cm 1
Saat melakukan percobaan Hukum Melde dengan menggunakan tali sepanjang 80
cm ± 0,05 cm dan menggantungkan beban seberat 50 gram ± 0,005 gram ternyata
gelombang yang dihasilkan setelah diberikan getaran adalah 1 gelombang. Dimana
panjang 1 gelombang adalah 80 cm ± 0,05 cm, dan amplitudonya sebesar 0,15 cm ±
0,05 cm.
Untuk jarak simpul yang didapatkan secara praktek adalah 40 cm ± 0,05 cm,

sedangkan jarak simpul secara teori didapatkan dengan menggunakan rumus dimana
2
1.80
n = 1 sehingga = 40 cm. Sehingga % kesalahan jarak simpulnya adalah 0%.
2

Untuk jarak perut yang didapatkan secara praktek adalah 40 cm ± 0,05 cm,

sedangkan jarak perut secara teori didapatkan dengan menggunakan rumus dimana n
2
1.80
= 1 sehingga = 40 cm. Sehingga % kesalahan jarak simpulnya adalah 0%.
2

Dari data-data yang telah didapatkan pada percobaan Hukum Melde ternyata
amplitudo akan semakin kecil jika beban yang digantungkan semakin besar. Yaitu saat

6
menggunakan beban 5 gram ± 0,005 gram amplitudonya 0,5 cm ± 0,05 cm, saat
menggunakan beban 10 gram ± 0,005 gram amplitudonya 0,25 ± 0,05 cm, dan saat
menggunakan beban 50 gram ± 0,005 gram amplitudonya 0,15 cm ± 0,05 cm. Hal ini
terjadi karena semakin besar beban yang digunakan maka tali akan semakin tegang,
sehingga amplitudo semakin kecil.
Hubungan massa beban terhadap gelombang yang dihasilkan yaitu semakin berat
massanya maka gelombang yang akan dihasilkan juga lebih sedikit. Namun, jarak
simpul dan jarak perut akan semakin besar. Yaitu saat menggunakan beban 5 gram ±
0,005 gram gelombang yang terbentuk sebanyak 3 gelombang, saat menggunakan beban
10 gram ± 0,005 gram gelombang yang terbentuk sebanyak 2 gelombang, dan saat
menggunakan beban 50 gram ± 0,005 gram gelombang yang terbentuk sebanyak 1
gelombang.

7
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam percobaan Melde, dapat disimpulkan bahwa :
1. Jika seutas tali digetarkan secara terus menerus, maka akan menimbulkan
gelombang transversal pada tali. Jika kedua ujung tali tertutup, maka gelombang
transversal itu akan bersifat stasioner atau diam.
2. Semakin besar gaya ketegangan tali (F), maka semakin besar pula cepat rambat
gelombang (v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding lurus dengan akar
kuadrat gaya ketegangan tali (F).
3. Semakin besar rapat massa linier tali (µ), semakin kecil cepat rambat gelombang
(v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding terbalik dengan akar kuadrat rapat
massa linier tali (µ).
4. Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan:
v=λf
5. Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan
Melde.
6. Kesalahan yang terjadi pada praktikum ini dapat terjadi karena kesalahan
pembacaan alat dan keterbatasan kemampuan dalam menggunakan alat.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum haruslah dengan alat dan bahan yang memadai dan
dalam kondisi baik. Dimana selain mendapatkan hasil yang benar sesuai teori
(praktikum kita tidak mendapatkan persen kesalahan yang besar. Dan juga dapat
membuat praktikan dapat menggunakan waktu dengan efiseien dalam melakukan
praktikum tanpa adanya penggantian alat dan bahan yang lain saat melakukan
praktikum.
Jadi, diperlukan ketelitian setiap orang pemegang laboratorium tersebut agar setiap
alat dan bahan yang disediakan dalam laboratrium tersebut dalam kondisi baik, dan
dilakukan pengecekan yang teratur dalam setiap praktikum yang ada sehingga
mempermudah praktikan dalam melakukan praktikum.

8
DAFTAR PUSTAKA.
Prabowo, F Laksono., dan Imam Sucahyo. (2018). Pengembangan Media Hukum Melde
Berbasis Aplikasi Physics Toolbox Sensor Suite Pada Materi Gelombang
Stasioner. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisik, 7(2), 165-170.

Anda mungkin juga menyukai