Mata Kuliah
TEKNIK PENDINGIN
Dosen Pengampu : Dr. H. Ruslan, M.Pd
KELOMPOK 1
1
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Dasar- dasar Teknik
Pendingin”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik
Pendingin.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan
demi penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca maupun pihak-pihak yang
membtuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem refrigerasi telah memainkan peranan yang sangat penting
saat ini. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya penggunaan sistem
inibaik di industry maupun rumah tangga. Sebagai contoh adalah
padapemrosesan maupun pengawetan makanan, penyerapan kalor dari
bahan-bahan kimia, pengkondisian udara dan sebagainya. Sistem
refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.
Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari
perkembangan sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem
refrigerasi. Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi
yang paling banyak digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan
pendingin suhu, misalnya lemasi es gambar 1 freezer, cold strorage,
air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil. Dengan
perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di
pasarkan dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis
lainnya yang diperlukan. Apapun refrigeran yang dipakai, semua
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing oleh karena itu,
diperlukan kebijakan dalam memilih refrigerant yang paling aman
berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan datang. Pada sistem
refrigerasi terdapat beberapa komponen utama yaitu kompresor untuk
menaikkan tekanan refrigeran, kondenser untuk membuang
panas dari refrigeran, alat ekspansi untuk menurunkantekanan
refrigeran, dan evaporator untuk menyerap panas dari luarkedalam
refrigeran.Pada makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai sistem
refrigerasi, baik itu siklus –siklus pada refrigerasi, macam –macam
refrigerant yang digunakan dalam proses refrigerasi, dll.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud teknik pendingin?
2. Apa saja yang menjadi dasar- dasar teknik pendingin?
C. TUJUAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Energi Mekanik
Apa yang dimaksud energy mekanik ? Energy mekanik
merupakan hasil penjumlahan energy potensial dan energy
kinetic .
energy potensial
apa yang dimaksud energy potensial ? energy potensial
adalah energy yang dimiliki benda karena kedudukannya .
Contoh dari energy potensial adalah energi potensial pegas
dan energy potensial gravitasi. Pembahasan secara
matematis di smp dibatasi pada energy potensial gravitasi.
Energy potensial gravitasi yaitu : energy yang dimiliki oleh
benda karena posisinya atau kedudukannya terhadap bumi
Energy Kinetic
Apa yang dimaksud energy kinetic ? . Energy kinetic adalah
energy yang dimiliki benda karena gerakanya
Hukum Kekekalan Energy Mekanik
Adalah Energy mekanik awal sama dengan energy mekanik
akhir ( selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada
system)
2. Kalor (Heat)
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan. Kalor dapat diubah bentuknya menjadi energi lain.
Kalor adalah energi yang berpindah jika terdapat perbedaan temperatur.
Kalor akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
bertemperatur rendah. Kejadian ini akan terus berlangsung sampai
diperoleh keseimbangan temperatur (termal).
Temperatur adalah tingkatan atau derajat panas atau dingin dari
suatu benda yang umumnya diukur dalam satuan derajat Fahrenheit (˚F)
atau Celcius (˚C). Jika kalor ditambahkan pada suatu benda maka
temperatur benda itu akan naik. Begitu pula sebaliknya jika kalor
dikurangi/dipindahkan dari suatu benda maka temperatur benda itu akan
turun atau menjadi rendah. Temperatur rendah itulah yang disebut
dingin.
Perpindahan kalor pada suatu zat terjadi dengan tiga cara yaitu
konduksi, konveksi dan radiasi. Perpindahan kalor secara konduksi
adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang sama tanpa disertai
perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Contoh: besi yang dipanaskan.
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui media gas atau cairan,
sebagai contoh udara di dalam lemari es dan air yang dipanaskan di
dalam cerek. Radiasi adalah perpindahan kalor dari suatu bagian yang
yang lebih tinggi suhunya ke bagian lain yang lebih rendah suhunya
tanpa melalui zat perantara, contohnya: cahaya matahari, panas lampu
dan tungku api. Perpindahan kalor secara radiasi hanya dapat terjadi
melalui gas, benda yang transparan, dan ruang yang hampa udara
(vacum).
Pada sistem refrigerasi dan air conditioning, satuan energi kalor
dinyatakan dalam British Thermal Unit (BTU). BTU adalah sejumlah
kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 pon air sebesar
10F. Air digunakan sebagai standar untuk menghitung jumlah kalor.
Pada penggunaannya dikenal dua istilah kalor yaitu kalor sensibel
dan kalor laten. 1.
1. Kalor sensibel adalah kalor yang dapat diukur, kalor yang
menyebabkan terjadinya kenaikkan/penurunan temperatur.
2. Kalor laten adalah kalor yang diperlukan untuk merubah phasa
benda, mulai dari titik lelehnya atau titik didihnya atau titik bekunya
sampai benda itu berubah phasa secara sempurna, tetapi
temperaturnya tetap.
a. Kalor laten yang diperlukan untuk merubah phasa padat ke
cair disebut kalor laten fusi (latent heat of fusion).
b. Kalor laten yang diperlukan untuk merubah phasa cair ke
padat disebut kalor laten pembekuan (latent heat of
freezing).
c. Kalor laten yang diperlukan untuk merubah phasa cair ke
gas (uap) disebut kalor laten penguapan (latent heat of
vaporization)
d. kalor laten yang diperlukan untuk merubah phasa gas ke
cair disebut kalor laten pengembunan (latent heat of
condensation).
3. Perubahan Wujud Zat
Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari
satu fase benda ke keadaan wujud zat yang lain.zat ini bisa terjadi
karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor.Perubahan wujud zat
terjadi ketika titik tertentu tercapai oleh atam/senyawa zat tersebut yang
biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi
padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai
titik didihnya.
Perubahan wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu
fase benda ke keadaan wujud zat yang lain. Wujud zat sendiri
merupakan bentuk-bentuk berbeda yang didapatkan dari berbagai fase
materi berlainan. Sejarahnya, pembedaan ini didasari oleh perbedaan
kualitatif dalam sifat bulk dengan keadaan padatan zat mempertahankan
bentuk dan volume, dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume
tetapi menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut; dan sedangkan gas
mengembang untuk menempati volume apa pun yang tersedia.
Perubahan wujud zat dapat terjadi karena peristiwa pelepasan
dan penyerapan kalor. Wujud zat merubah ketika titik tertentu tercapai
oleh atam/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam
angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus mencapai titik
bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya.
Selain itu, wujud zat juga dapat didefinisikan menggunakan
konsep transisi fase. Sebuah transisi fase menandakan perubahan
struktur dan dapat dikenali dari perubahan drastis dari sifat-sifatnya.
Perbedaan wujud zat yang berbeda adalah tiap keadaan termodinamika
yang dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah transisi fase. Air dapat
dikatakan memiliki beberapa wujud padat yang berbeda. Adapun
contoh perubahan wujud benda, yaitu:
Mencair
Mencair merupakan peristiwa perubahan zat padat menjadi cair, hal ini
karena adanya kenaikan suhu (panas). Contoh perubahan Zat Padat
Menjadi Zat Cair misalnya es dalam sirup lama-lama berubah menjadi
air. Juga mentega yang dipanaskan di wajan berubah menjadi minyak.
Peristiwa mencair yang lain yaitu pada batu es yang berubah menjadi
air, lilin yang dipanaskan, dan lain-lain.
Mengkristal
Mengkristal dalam peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi
padat ataupun sebaliknya. Untuk membedakannya, kamu bisa
menggunakan istilah melenyap dan mengkristal. Melenyap adalah
peristiwa perubahan wujud padat menjadi gas. Mengkristal adalah
peristiwa perubahan wujud gas menjadi padat.Contohnya adalah kapur
barus atau pada peristiwa berubahnya uap menjadi salju.
Mengembun
Mengembun suatu peristiwa perubahan benda gas menjadi air yang
merupakan kebalikan dari menguap. Secara sederhana, dapat kita lihat
minuman dingin seperti es teh. Kalau kita amati dengan seksama,
permukaan luar dari wadah minuan es tersebut menjadi basah.
Mengapa? Karena uap air dalam udara yang menyentuh gelas
mengembun. Hal ini disebabkan suhu gelas lebih rendah dari pada suhu
uap air di sekitar gelas. Contoh mengembun yang lain adalah ketika kita
menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan
basah, atau rumput di lapangan pada pagi hari menjadi basah walaupun
malam harinya tidak hujan.
Menyublim
Menyublim merupakan suatu peristiwa perubahan wujud zat padat
menjadi gas atau sebaliknya.Contoh menyublim yaitu pada kapur barus
(kamper) yang disimpan pada lemari pakaian lama-lama akan habis.
Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini
zat melepaskan energi panas. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa
berubahnya uap menjadi salju.
4. Perpindahan Kalor
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya
energi dari suatu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu
antara daerah-daerah tersebut. Karena beda suhu terdapat di seluruh alam
semesta, maka aliran panas bersifat seuniversal yang berkaitan dengan
tarikan gravitasi. Tetapi tidak sebagaimana halnya gravitasi, aliran panas
tidak di kendalikan oleh sebuah hubungan yang unik, namun oleh
kombinasi dari berbagai hukum fisika yang tidak saling bergantungan.
Kepustakaan perpindahan panas pada umumnya mengenal tiga cara
perpindahan panas yaitu, konduksi (conduction, juga dikenal dengan
istilah hantaran), konveksi (convection, juga dikenal dengan istilah
aliran), radiasi (radiartion). Jenis-jenis perpindahan panas, yaitu:
1) Perpindahan panas dengan cara konduksi
Yang dimaksud dengan konduksi ialah pengangkutankalor melalui
satu jenis zat. Sehingga perpindahan kalor secara hantaran/konduksi
merupakan satu proses pendalaman karena proses perpindahan
kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor,
adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah. Perpindahan
panas konduksi dan difusi energi akibat aktivitas molekul Sudah
diketahui bahwa tidak semua bahan dapat menghantar kalor
sama sempurnanya. Dengan demikian, umpamanya seorang tukang
hembus kaca dapat memegang suatu barang kaca, yang beberapa
cm lebih jauh dari tempat pegangan itu adalah demikian panasnya,
sehingga bentuknya dapat berubah. Akan tetapi seorang pandai tempa
harus memegang benda yang akan ditempa dengan sebuah tang.
Bahan yang dapat menghantar kalor dengan baik dinamakan
konduktor. Penghantar yang buruk disebut isolator. Sifat bahan
yang digunakan untuk menyatakan bahwa bahan tersebut
merupakan suatu isolator atau konduktor ialah koefisien
konduksi terma. Apabila nilai koefisien ini tinggi, maka bahan
mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk
bahanisolator, koefisien ini bernilai kecil.
2) Perpindahan panas dengan cara konveksi
Yang dimaksud dengan konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh
gerak dari zat yang dipanaskan. Proses perpindahan ka1or
secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan.
Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam
proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan
permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan
permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan
keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi,
suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya.
3) Perpindahan panas dengan cara radiasi
Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ialah perpindahan
kalor melalui gelombang dari suatu zat ke zat yang lain. Semua benda
memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti setelah suhu
meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan kalor radiasi terjadi
dengan perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet.
Terdapat dua teori yang berbeda untuk menerangkan bagaimana
proses radiasi itu terjadi. Semua bahan pada suhu mutlak tertentu akan
menyinari sejumlah energi kalor tertentu. Semakin tinggi suhu bahan
tadi maka semakin tinggi pula energi kalor yang disinarkan. Proses
radiasi adalah fenomena permukaan. Proses radiasi tidak terjadi pada
bagian dalam suatu bahan. Tetapi suatu bahan apabila menerima sinar,
maka banyak hal yang boleh terjadi. Apabila sejumlah energi
kalor menimpa suatupermukaan, sebagian akan dipantulkan,
sebagian akan diserap ke dalam bahan, dan sebagian akan
menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi dalam mempelajari
perpindahan kalor radiasi akan dilibatkan suatu fisik
permukaan.
5. Tekanan
Tekanan adalah Tekanan gaya yang bekerja secara vertikal pada
bidang datar luas 1 cm2, oleh benda padat, cair atau gas. Pada
umumnya satuannya kg/cm2. Semua benda padat, cair dan gas
mempunyai tekanan. Benda padat memberikan tekanan kepada benda
lain yang menunjangnya. Misalnya kaki lemari es memberikan tekanan
kepada lantai. Cairan di dalam bejana memberikan tekanan kepada
dinding dan alas bejana itu. Gas di dalam tabung memberikan tekanan
kepada tabung. Kita harus mengerti arti macam-macam tekanan.
Tekanan tersebut ada tiga macam yaitu tekanan atmosfir, tekanan
manometer (pengukuran) dan tekanan absolut (mutlak).
1. Tekanan Atmosfir
Bumi kita diselimuti udara (21% oksigen, 78% nitrogen dan
1% unsur lain) yang disebut atmosfir, yang tebalnya diperkirakan
lebih dari 600 mil (965,6 km) diukur dari permukaan bumi. Udara
itu mempunyai berat dan berat itulah yang dikenal sebagai tekanan
atmosfir. Besarnya tekanan atmosfir diukur mulai dari permukaan
air laut, besarnya kira-kira 14,7 psi, seperti ditunjukkan oleh
Gambar 1.7. 6
2. Tekanan Manometer (Pengukuran)
Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan uap air
dalam ketel atau tekanan gas dalam suatu tabung. Tekanan yang
ditunjukkan oleh jarum manometer disebut tekanan manometer
(pengukuran). Sebagai standar tekanan manometer, tekanan
atmosfir pada permukaan air laut diambil sebagi 0, dengan satuan
psig atau kg/cm2. jadi pada permukaan air laut tekanan atmosfir
14,7 psi = 0 psig tekanan manometer, sebagaimana ditunjukkan oleh
Gambar 1.8.
3. Tekanan Absolut
Tekanan absolut adalah tekanan yang sesungguhnya. Jumlah tekanan
manometer dan tekanan atmosfir pada setiap saat disebut tekanan
absolut. Titik nol (0) pada tekanan absolut adalah vakum 100% atau tidak
ada tekanan sama sekali = 0 psia. Tekanan absolut = tekanan manometer
+ tekanan atmosfir.
6. Dasar-dasar Magnet Dan listrik
Energi listrik adalah energi yang terjadi karena adanya arus listrik. Gejala
kelistrikan dapat kita amati dari gaya listrik yang ditimbulkan. Misalnya
lampu dirumah menyala karena adanya arus listrik. Begitu juga dengan
televise, radio, computer, lemari es, dan sebaganya. Sumber energi listrik
diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Aki (accumulator) terdiri atas dua buah lempeng timbal yang
tercelup oleh larutan asam sulfat. Agar dapat digunakan, aki harus
dialiri listrik terlebih dahulu. Akibatnya, timbale yang satu menjadi
timbale peroksida atau timbale positif, sedangkan timbale yang
satunya tetap timbale atautimbal negative.
2) Baterai merupakan sumber energi listrik yang paling praktis. Alat
alat seperti lampu senter dan mainan banyak yang menggunakan
baterai. Baterai disebut juga elemen kering. Baterai terdiri atas
bejana seng, batang arang, campuran salmiak, serbuk arang, dan batu
kawi. Kutub positifnya berupa batang arang. Sedangkan kutub
negatifnya berupa lempengan seng di bawah.
Dinamo terdiri atas magnet bentuk U dan kumparan. Saat
kepala dynamo berputar, kumparan di tengah magnet ikut berputar sehingga
terjadi arus listrik.
Elemen volta di temukan Alessandro Volta. Elemen volta terdiri atas
lempeng seng dan lempeng tembaga yang dicelup dalam larutan asam sulfat.
Lempeng seng dan asam sulfat akan bereaksidan menghasilkan muatan
negative, sedangkan reaksi antara asam sulfat encer dan tembaga
menghasilkan muatan positif. Akan tetapi, listrik hanya bertahan sebentar
karena akhirnya terjadi gelembung gas pada lempeng tembaga sehingga arus
listrik terhalangi.
Generator mempunyai prinsip kerja yang sama dengan
dynamo. Generator berfungsi untuk mengubah energi gerak menjadi energi
listrik. Generator dipakai pada pembangkit listrik.
1. Pembentukan Magnet.
Menurut asal-usul terjadinya, magnet dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Magnet alam, yaitu magnet yang telah terbentuk secara alami. Contohnya
adalah planet bumi yang telah memiliki dua kutub magnet atau bebatuan
magnet yang tersebar ditempat-tempat tertentu.
Magnet buatan, yaitu magnet yang sengaja dibuat oleh manusia.
Contohnya magnet U, magnet ladam, magnet batang, magnet jarum
kompas dan magnet lingkaran. Magnet-magnet tersebut dibuat untuk
tujuan tertentu, misalnya magnet lingkaran sengaja dibuat untuk dynamo
dan magnet pengumpul logam yang digunakan di tempat pembuangan
mobil bekas.
Keterangan :
1. Magnet berfungsi untuk menghasilkan medan magnetik. Semakin
besar kekuatan magnet yang digunakan, putaran yang dihasilkan dapat
semakin besar.
2. Baterai digunakan untuk menghasilkan arus listrik I, semakin
besar arus listrik yang mengalir, makin besar putaran motornya.
3. Sikat berfungsi untuk menghubungkan arus dari baterai ke
komutator dari kumparan.
4. Komutator berfungsi untuk mengubah arah arus yang mengalir
pada kumparan agar putaran motor dapat terjadi. (Tidak bergerak bolak-
balik).
Motor listrik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
pada alat-alat berikut: kipas angin, bor listrik, pompa air, blender ,
gerinda listrik, mobil-mobilan, dan lain sebagainya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 9
B. Saran ………………………………………………………..……………… 9
DAFTAR PUSTAKA