(03 2 3 MIK P)
MODUL PRAKTEK
DAFTAR ISI
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari
Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu
kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction
P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk
menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga
menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau
bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type
material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang
bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan
photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini
juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi Energi
Cahaya.
Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED. Kita dapat
melihatnya secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED adalah
kaki yang lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri Terminal
Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar serta terletak di sisi yang
Flat.
Warna-warna LED (Light Emitting Diode)
Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah,
kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED tersebut
tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang
dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk
menghasilkan variasi warna pada LED :
Masing-masing Warna LED (Light Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward
Bias) untuk dapat menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong rendah
sehingga memerlukan sebuah Resistor untuk membatasi Arus dan Tegangannya agar tidak
merusak LED yang bersangkutan. Tegangan Maju biasanya dilambangkan dengan tanda VF.
Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan panas, tahan lama,
tidak mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, dan hemat listrik serta bentuknya yang
kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi pencahayaan. Berbagai produk yang
memerlukan cahaya pun mengadopsi teknologi Light Emitting Diode (LED) ini. Berikut ini
beberapa pengaplikasiannya LED dalam kehidupan sehari-hari.
c. Klik link “ Windows Installer” untuk men-download file master IDE arduino
sehingga muncul seperti gambar dibawah :
d. Setelah proses download selesai , buka folder dimana file tersebut disimpan
n. Perhatikan gambar icon arduino pada desktop, seperti terlihat pada gambar
dibawah :
o. “Double klik” icon arduino sehingga tampil IDE arduino yang juga disebut “
sketch” .
Sketch:
void setup()
void loop()
a. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja traffic light
2. Mahasiswa dapat memahami mengoperasikan arduino untuk mengatur traffic light
b. Teori dasar
Traffigh Light (lampu lalu lintas) ditemukan pada tahun 1868 oleh seorang insinyur kereta
api bernama John Peake Knight. Namun bukan lampu lalu lintas yang kita tahu sekarang, tetapi
adalah lentera gas-powered revolving dengan merah dan lampu hijau. penemuan Knight adalah
serupa dengan sinyal kereta api saat itu. Lampu lalu lintas awalnya ditempatkan di dekat
London'sHouse of Commons, di persimpangan Jalan George dan Jembatan.
Pada tahun 1910, Earnest Sirrine Chicago, menggunakan kata-kata STOP (berhenti) dan
MOVE (melanjutkan) untuk digunakan pada lampu lalu lintas tanpa adanya cahaya. Lalu pada
tahun 1912, Lester Wire dari Salt Lake City, telah menemukan lampu lalu lintas listrik yang
menggunakan lampu merah dan hijau. Tahun berikutnya, James Hoge membuat sistem lampu
lalu lintas menggunakan lampu listrik secara manual. Itu dipasang di Cleveland, Ohio pada
tahun 1914. Lampu lalu lintas tersebut selain menggunakan lampu listrik, juga menampilkan
kata-kata STOP dan MOVE. Kemudian William Ghiglieri dari San Francisco, California pada
tahun 1917 menemukan rancangan lampu lalu lintas yang dapat dioperasikan secara manual
atau otomatis.
Lampu kuning ditambahkan pada tahun 1920 oleh William Potts, seorang polisi Detroit.
Dia benar-benar menemukan beberapa sistem lampu lalu lintas, termasuk cara menggantung
empat sistem. Semua hasil temuan tersebut tidak dipatenkan. Hingga pada akhirnya orang
pertama yang mengajukan permohonan paten untuk memproduksi lampu lalu lintas yang
murah, adalah Garrett Morgan, yang menerima paten pada tahun 1923.
Seperti kita ketahui bahwa lampu lalu lintas yang sering kita jumpai sehari-hari memiliki
3 warna utama yaitu merah, kuning dan hijau. Warna-warna ini tentunya tidak diambil dan
digunakan dengan sembarang. Dengan kata lain, warna ini diambil karena memiliki arti-arti
tertentu di dalamnya. Dan berikut arti warna pada lampu lalu lintas dan sejarah singkat tentang
bagaimana warna tersebut digunakan sebagai simbol untuk lampu lalu lintas.
Warna Merah
Warna merah artinya larangan atau stop atau bahaya. Warna merah identik dengan
warna darah, sejak jaman dahulu manusia sering berperang untuk memperebutkan sesuatu
dan Berbagai hal lainnya. Berperang berarti saling membunuh, saling melukai dan saling
menumpahkan darah. Banyak para korban perang tersebut yang terluka bahkan ada yang
tewas. Baik korban terluka maupun tewas pasti tubuhnya akan mengeluarkan darah. Seperti
kita ketahui bahwa semua manusia memiliki darah yang berwarna merah (jika darahnya bukan
merah, pastinya bukan manusia. Lalu apa? “IH SEREM”). Dan jika manusia terluka pasti akan
mengeluarkan darah dan terasa sakit. Dengan perkembangan jaman, ada suatu kelompok
manusia yang anti dengan peperangan, dan menyatakan bahwa perang itu membahayakan,
maka disepakati dan dibuatlah aturan untuk tidak saling berperang, melukai dan saling
membunuh sesama manusia karena sangat membahayakan. Dengan tahapan aturan tersebut,
yaitu awas bisa melukai, awas bahaya, dilarang melukai atau bahaya membuat warna merah
dijadikan simbol untuk hal yang membahayakan atau larangan hingga sekarang ini.
Warna Kuning
Warna Kuning artinya hati-hati, waspada atau pelan-pelan. Warna kuning identik dengan
warna api, dimana api memiliki sifat antara dua pilihan, yaitu api kecil yang bisa di kendalikan,
dan api besar yang sulit dikendalikan dan bisa membahayakan. Pengertian warna kuning
memiliki resiko bisa aman dan bisa tidak aman atau berbahaya. Begitu juga api, baik api kecil
maupun api besar memiliki sifat panas, dan manusia akan selalu hati-hati dengan api. Jaman
dulu di dalam peperangan manusia selalu menggunakan api, baik untuk senjata, sinyal
komunikasi, simbol dan penerangan. Dalam situasi berperang, prajurit selalu dituntut untuk
waspada dan hati-hati terhadap gerakan musuhnya, apalagi di malam hari. Mereka akan
menggunakan api untuk segala sesuatunya, mereka akan mengamati pergerakan musuhnya
dengan melihat api yang digunakan, sehingga bila ada gerakan api atau obor musuhnya mereka
akan bersiap-siap dan waspada untuk menghadapi serangan musuhnya. Sehingga sampai
sekarang warna kuning telah disepakati sebagai simbol untuk hati-hati, waspada atau siap-
siap. Warna kuning bisa juga diidentikkan warna daun yang sudah tua yang sebentar lagi daun
tersebut akan gugur. Jadi, warna kuning diartikan sebagai warna transisi atau peralihan.
Warna Hijau
Warna Hijau artinya bebas atau boleh berjalan atau aman. Warna hijau identik dengan
warna alam, yaitu hutan terutama warna daun pada tumbuh-tumbuhan. Hampir semua warna
daun tumbuh-tumbuhan memiliki warna yang sama yaitu hijau, meskipun sebagian kecil
tumbuh-tumbuhan memiliki daun yang berwarna lain. Lantas kenapa warna hijau diidentikan
dengan kebebasan? Banyak tumbuh-tumbuhan di dunia ini berbeda jenisnya, sifatnya,
ragamnya, corak dan bentuknya, golongannya serta macam-macam yang lainnya. Tetapi
hampir semua daunnya memiliki warna hijau, arti kata semua bebas untuk berwarna hijau, dan
tak satu pun ada yang melarangnya, baik dari tumbuh-tumbuhan itu sendiri dan yang berasal
dari jenis yang berbeda. Jadi warna hijau memiliki arti suatu kebebasan. Warna hijau juga
memiliki sifat sensitif terhadap penglihatan kita, memiliki warna yang menyegarkan mata
terutama untuk terapi warna. Sehingga warna hijau tersebut sangat aman bagi mata kita. Dan
akhirnya warna hijau disepakati sebagai simbol untuk kebebasan dan aman atau boleh dan
diperbolehkan.
Sketch:
void setup()
pinMode(redPin, OUTPUT);
pinMode(yellowPin, OUTPUT);
pinMode(greenPin, OUTPUT);
}
void loop()
digitalWrite(yellowPin, LOW);
digitalWrite(greenPin, LOW);
digitalWrite(yellowPin, HIGH);
digitalWrite(greenPin, LOW);
digitalWrite(yellowPin, LOW);
digitalWrite(greenPin, HIGH);
Catatan:
- Buatlah lampu lalu lintas dengan urutan: Merah - Kuning (berkedip 3x) - Hijau
Petunjuk:
digitalWrite(yellowPin, HIGH);
digitalWrite(greenPin, LOW);
diganti:
digitalWrite(yellowPin, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(yellowPin, LOW);
delay(1000);
Counter
a. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja counter
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja seven segment
3. Mahasiswa dapat membangun counter dengan arduino
b. Teori dasar
Counter
Rangkaian Counter adalah rangkaian yang dapat berfungsi sebagai penghitung angka
secara cepat, baik itu penghitungan maju maupun mundur. Penghitungan maju adalah
hitungan yang di mulai dari angka yang kecil ke angka yang lebih besar, sedangkan
penghitungan mundur adalah hitungan yang dilakukan dari angka yang besar ke angka yang
kecil. Dalam penghitungan bisa mecapai jumlah yang tidak terbatas tergantung dari rangkaian
yang kita buat dan juga kebutuhan.
Counter biasanya disebut sebagai pencacah yang tersusun dari sederet flip flop dan
kemudian diperbarui sedemikian rupa dengan menggunakan karnough, sehingga angka yang
masuk nantinya dapat dihitung sesuai rangcangan yang kita buat. Dalam penyusunan rangkaian
counter terdiri atas semua jenis flip flop, tergantung model dari masing-masing flip flop itu
sendiri.
Jenis dari rangkaian pencacah (counter) dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian
pencacah naik (up counter) dan rangkaian pencacah turun (down counter). Yang dimaksud
pencacah naik atau up counter adalah cacahan dari kecil ke besar kemudian kembali ke cacahan
awal secara otomatis. Sedangkan pencacah turun atau down counter adalah pencacah dari
besar ke arah yang kecil kemudian kembali ke cacahan yang awal.
Contoh dari rangkaian counter diatas hanya menggunakan IC decade counter dan satu
buah seven segmen sehingga hanya mewakili angka satuan. Apabila anda ingin membuat fungsi
yang lebih banyak, anda hanya tinggal menambahkan IC dan seven segmennya sesuai dengan
kebutuhan yang anda inginkan. IC yang digunakan sebagai pencacah merupakan IC 4026.
Di dunia ini ada banyak sekali IC pencacah yang dapat anda gunakan untuk membuat
rangkaian counter, baik itu IC dari keluarga TTL maupun CMOS. Perbedaan dari kedua IC yaitu
dari angka awal dimana untuk keluarga IC TTL mempunyai awal seri 74 sedangkan untuk
keluarga IC CMOS adalah 40. IC yang paling sering digunakan pada setiap rangkaian adalah IC
dari jenis TTL.
Pada gambar skema di atas, IC yang digunakan adalah jenis CMOS. Karena IC jenis CMOS
bisa menggunakan tegangan maksimal 15 volt, sedangkan pada jenis TTL hanya mensupplay
tegangan maksimal 5 volt. Keuntungan lain dari penggunakan IC 4026 anda tidak perlu lagi
menggunakan IC decorder sebagai interface seven segmen. Karena output yang dihasilkan
sudah sesuai dengan kondisi dan fungsi dari seven segmen.
Skema rangkaian counter diatas sengaja menggunakan gerbang penyulut schmiit trigger
karena berfungsi sebagai peredam bounching dari hentakan saklar mekanik. Anda juga bisa
menggunakan gerbang schmitt trigger dan menghubungkan langsung saklar input ke pin clock
IC 4026.
Seven Segment
Pengertian Seven Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam
bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang
dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment
Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital,
Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun
Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada
tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya
pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON
dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9
(Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 –
9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F.
Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8”
yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada
beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan
angka koma decimal. Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah
Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting
Diode (LED).
Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi
Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai
penerangnya. LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen
titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED
sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen
tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit yang
diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode”
dan “LED 7 Segmen common Anode”.
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen
LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-
masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal
Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada
masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED
adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-
masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan
Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda
Segmen LED.
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :
Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8 jalur
yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen sehingga
menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b,
dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”. Jika Sinyal Input adalah berbentuk
Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog
menjadi Digital sebelum masuk ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal
Digital, maka Dekoder akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada
Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat
mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok
Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah
terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.
Catatan :
1 = ON (High)
0 = OFF (Low)
{ 1,0,0,1,1,1,1 },// = 1
{ 0,0,1,0,0,1,0 },// = 2
{ 0,0,0,0,1,1,0 },// = 3
{ 1,0,0,1,1,0,0 },// = 4
{ 0,1,0,0,1,0,0 },// = 5
{ 0,1,0,0,0,0,0 },// = 6
{ 0,0,0,1,1,1,1 },// = 7
{ 0,0,0,0,0,0,0 },// = 8
{ 0,0,0,0,1,0,0 } // = 9
};
void setup() {
pinMode(2, OUTPUT);
pinMode(3, OUTPUT);
pinMode(4, OUTPUT);
pinMode(5, OUTPUT);
pinMode(6, OUTPUT);
pinMode(7, OUTPUT);
pinMode(8, OUTPUT);
pinMode(9, OUTPUT);
digitalWrite(9,HIGH);
nilai=10;
byte pin = 2;
digitalWrite(pin, seven_seg_digits[segment][segCount]);
++pin;
void loop() {
nilai--;
sevenSegWrite(nilai);
if(nilai==0) nilai=10;
delay(1000);
Pin LCD nomor 4 (RS) merupakan Register Selector yang berfungsi untuk memilih Register
Kontrol atau Register Data. Register kontrol digunakan untuk mengkonfigurasi LCD. Register
Data digunakan untuk menulis data karakter ke memori display LCD.
Pin LCD nomor 5 (R/W) digunakan untuk memilih aliran data apakah READ ataukah WRITE.
Karena kebanyakan fungsi hanya untuk membaca data dari LCD dan hanya perlu menulis data
saja ke LCD, maka kaki ini dihubungkan ke GND (WRITE).
Pin LCD nomor 6 (ENABLE) digunakan untuk mengaktifkan LCD pada proses penulisan data
ke Register Kontrol dan Register Data LCD.
c. Alat dan bahan :
1. Board Arduino + Kabel
2. Breadboard
3. LCD 16 x 2
4. Kabel jumper
d. Prosedur percobaan :
1. Hubungkan LCD dengan Arduino seperti langkah berikut :
#include <LiquidCrystal.h>
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("NIM SAYA"); // change this text to whatever you like. keep it clean.
lcd.print("Nama Saya");
void loop()
#include <LiquidCrystal.h>
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("NIM SAYA"); // change this text to whatever you like. keep it clean.
lcd.print("Nama Saya");
void loop() {
lcd.noDisplay();
delay(500);
lcd.display();
delay(500);
#include <LiquidCrystal.h>
void setup() {
// set up the LCD's number of columns and rows:
lcd.begin(16,2);
void loop() {
lcd.setCursor(0, 0);
// print from 0 to 9:
lcd.print(thisChar);
delay(500);
lcd.setCursor(16,1);
lcd.autoscroll();
// print from 0 to 9:
lcd.print(thisChar);
delay(500);
lcd.noAutoscroll();
lcd.clear();
#include <LiquidCrystal.h>
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
delay(1000);
void loop() {
lcd.scrollDisplayLeft();
// wait a bit:
delay(300);
lcd.scrollDisplayRight();
// wait a bit:
delay(300);
// wait a bit:
delay(300);
delay(1000);
BAB II
OPERASI INPUT DAN OUTPUT
Termometer digital
a. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja sensor LM 35
2. Mahasiswa dapat membangun thermometer digital
b. Teori dasar
Termometer
Pengertian Termometer dan Jenis Termometer | Termometer adalah alat untuk
mengukur panas atau suhu. Pada umumnya, termometer terbuat dari tabung kaca yang diisi
zat cair termometrik. Termometer berasal dari bahasa Latin thermo, yang artinya panas, dan
meter, yang artinya untuk mengukur. Zat cair termometrik adalah zat cair yang mudah
mengalami perubahan fisis jika dipanaskan atau didinginkan, misalnya air raksa dan alkohol.
Termometer mempunyai banyak jenis, antara lain termometer klinis, termometer dinding,
termometer bimetal, dan termometer maksimum-minimum. Termometer yang paling sering
kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah termometer air raksa.
Termometer Air Raksa: Termometer air raksa adalah termometer cairan yang menggunakan
air raksa sebagai pengisinya. Termometer air raksa merupakan thermometer yang banyak
digunakan dibandingkan dengan termometer alkohol. Termometer air raksa sering disebut
termometer maksimum karena dapat mengukur suhu yang sangat tinggi. Jika suhu panas, air
raksa akan memuai sehingga kita akan melihat air raksa pada tabung kaca naik. Ketika suhu
turun, air raksa akan tetap berada pada posisi ketika suhu panas. Hal itu disebabkan adanya
konstraksi yang menghambat air raksa untuk kembali ke keadaan semula. OIeh karena itu,
untuk mengembalikan air raksa ke posisi dasar, kita harus mengibas-ngibaskan termometer ini
dengan kuat.
Termometer Klinis: Termometer klinis adalah termometer yang digunakan untuk mengukur
suhu badan yang banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran. Suhu badan dapat diukur dengan
termometer klinis melalui rongga mulut, ketiak, atau di antara lekukan tubuh lainnya. Suhu
manusia normal berkisar pada 37°C dan tidak pernah lebih rendah dan 35°C dan tidak pernah
lebih dari 42°C. Termometer klinis bisa dibedakan menjadi dua, yaitu termometer klinis analog
dan termometer klinis digital. Perbedaan keduanya terletak pada penampilan nilai suhu. Pada
termometer klinis analog, nilai suhu ditampilkan oleh naiknya air raksa dan kita mengetahui
nilainya dengan melihat angka yang dicapai oleh air raksa pada pipa kapiler. Sementara itu,
pada termometer klinis digital, nilai suhu ditampilkan langsung dalam bentuk angka yang
tertera pada layar kecil termometer.
Lm35
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya memiliki 3
pin yang berfungsi sebagai sumber supply tegangan DC +5 volt, sebagai pin output hasil
penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk Ground.
Karakteristik Sensor suhu IC LM35 adalah : Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala
linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC . Memiliki jangkauan
maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-
heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam. Memiliki impedansi keluaran yang rendah
yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC. Sensor suhu IC
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika dibandingkan dengan
sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan
linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kontrol
khusus serta tidak memerlukan seting tambahan karena output dari sensor suhu LM35 memiliki
karakter yang linier dengan perubahan 10mV/°C. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan
pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC.
Tegangan output sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut : Vout LM35 =
Temperature º x 10 mV Sensor suhu IC LM 35 terdapat dalam beberapa varian sebagai berikut
: LM35, LM35A memiliki range pengukuran temperature -55ºC hingga +150ºC. LM35C, LM35CA
memiliki range pengukuran temperature -40ºC hingga +110ºC. LM35D memiliki range
pengukuran temperature 0ºC hingga +100ºC. LM35 Kelebihan dari sensor suhu IC LM35 antara
lain : Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150ºC Low self-heating, sebesar 0.08 ºC
Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V Rangkaian menjadi sederhana Tidak memerlukan
pengkondisian sinyal
Sketch:
long val = 0; // tyle long = int, hanya range nilainya lebih besar
void setup()
Serial.begin(9600);
void loop()
delay(1000);
float temperature = 0;
long val = 0;
void setup()
void loop()
{
lcd.print(" deg.C");
delay(1000);
Tambahkan pengukur suhu ini dengan fitur lampu indikator (rangkaian traffict light) yang
menyala bergantian pada suhu tertentu. Gunakan logika IF-ELSE atau SWITCH-CASE.
float temperature = 0;
int suhu;
long val = 0;
int redLight = 7;
int yellowLight = 6;
int greenLight = 4;
void setup()
Serial.begin(9600);
pinMode(redLight, OUTPUT);
pinMode(yellowLight, OUTPUT);
pinMode(greenLight, OUTPUT);
void loop()
{
suhu = temperature;
Serial.println((long)temperature);
digitalWrite(redLight,HIGH);
digitalWrite(yellowLight,LOW);
digitalWrite(greenLight,LOW);
if (suhu >=27 || suhu <= 30) { // Jika suhunya antara 27-30 derajat
digitalWrite(yellowLight,HIGH);
digitalWrite(greenLight,LOW);
digitalWrite(redLight,LOW);
digitalWrite(greenLight,HIGH);
digitalWrite(redLight,LOW);
digitalWrite(yellowLight,LOW);
delay(5000);
Catatan:
if (suhu == 26) // ‘sama dengan’ ditulis dengan simbul == . Tidak sama dengan, simbulnya
!=
if (suhu != 24 || suhu !=26) // simbul || artinya OR, sedangkan simbul && artinya AND
switch (suhu)
……….
break;
……….
break;
……….
Switch on/off
a. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat memahami analog input arduino
2. Mahasiswa dapat membangun switch on/off dengan arduino
b. Teori dasar
Switch Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau
memisahkan bagian – bagian dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu sistem saklar tekan
push button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dan saklar tekan untuk emergency. Push
button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open).
Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan maka
kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai stop
(memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan) biasanya
digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan
motor pada industri – industri. Push button dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan
dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan
menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila ditekan
dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga
arus listrik akan terputus.
(c)Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan maka
sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka kontak tertutup
akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup
Sketch :
a. Program push button Switch untuk tombol Bell pintu
void setup() {
void loop() {
else
void setup() {
pinMode(buttonPin, INPUT);
pinMode(ledPin, OUTPUT);
void loop() {
if (buttonState != lastButtonState) { // jika nilai sekarang tidak sama dengan nilai terakhir
if (buttonState == HIGH) {
buttonPushCounter++;
lastButtonState = buttonState;
if (buttonPushCounter % 2 == 0) {
digitalWrite(ledPin, HIGH);
else {
digitalWrite(ledPin, LOW);
Sensor Cahaya
a. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja LDR (light dependent Resistor)
2. Mahasiswa dapat membangun switch dengan LDR
b. Teori dasar
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat/berfungsi mengubah suatu
besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Sensor cahaya berdasarkan perubahan
elektrik yang dihasilkan dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
Photovoltaic : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran optik
(cahaya) menjadi perubahan tegangan. Salah satu sensor cahaya jenis photovoltaic
adalah solar cell.
Photoconductive : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran optik
(cahay) menjadi perubahan nilai konduktansi (dalam hal ini nilai resistansi). Contoh
sensor cahaya jenis photoconductive adalah LDR, Photo Diode,Photo Transistor.
Solar Cell
Solar cell merupakan jenis sensor cahaya photovoltaic, solar cell dapat mengubah cahaya yang
diterima menjadi tegangan. Apabiola solar cell menerima pancaran cahaya maka pada kedua
kaki solar cell akan muncul tegangan DC sebesar 0,5 Vdc sampai 0,6 Vdc untuk tiap cell. Aplikasi
solar cell yang paling sering kita jumpai adalah pada calculator.
LDR (Light Dependent Resistor)
LDR (Light Dependent Resistor) adalah sensor cahaya yang dapat mengubah besaran cahaya
yang diterima menjadi besaran konduktansi. Apabila LDR (Light Dependent Resistor) menerima
cahaya maka nilai konduktansi antara kedua kakinya akan meningkat (resistansi turun).
Semakin besar cahaya yang diterima maka semakin tinggi nilai konduktansinya (nilai
resistansinya semakin rendah). Aplikasi LDR salah satunya pada lampu penerangan jalan yang
akan menyala otomatis pada saat cahaya matahari mulai redup.
Photo Diode
Photo diode adalah sensor cahaya yang mengadopsi prinsip dioda, yaotu hanya akan
mengalirkan arus listrik satu arah saja. Sama seperti LDR, photo diode juaga akan mengubah
besaran cahaya yang diterima menjadi perubahan konduktansi pada kedua kakinya, semakin
besar cahaya yang diterima semakin tinggi juga nilai konduktansinya dan sebaliknya. Pada
photo diode walaupun nilai konduktansi tinggi (resistansi rendah) tetapi arus listrik hanya dapat
dialirkan satu arah saja dari kaki Anoda ke kaki Katoda.
Photo Transistor
Photo transistor adalah sensor cahaya yang dapat mengubah besaran cahaya menjadi besaran
konduktansi. Photo transistor prinsip kerjanya sama halnya dengan transistor pada umum,
fungsi bias tegangan basis pada transistor biasa digantikan dengan besaran cahaya yang
diterima photo transistor. Pada saat photo transistor menerima cahaya maka nilai konduktansi
kaki kolektor dan emitor akan naik (resistansi kaki kolektor-emitor turun).
c. Alat dan bahan :
1. Board Arduino + Kabel
2. Breadboard
3. LDR
4. Resirtor 10 kΩ ½ watt
c. Prosedur percobaan :
1. Dengan sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor), Lampu akan otomatis menyala (On)
jika sensor tidak terkena cahaya (gelap). Sebaliknya, lampu akan mati (Off ) apabila sensor
terkena cahaya terang. Hubungkan LDR ke pin analog 0 dan LED di pin digital 13 seperti
gambar berikut.
2. Upload program berikut :
Sketch:
void setup()
pinMode(ledPin, OUTPUT);
Serial.begin(9600); // untuk membaca data pada serial port di layar monitor
void loop()
else
Catatan: Pin signal modul LDR (juga keluarga resistor yg lain, misalnya Potensiometer,
Thermistor) dihubungkan dengan port Analog Arduino, bukan port digital
Control relay
a. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja relay
2. Mahasiswa dapat membangun control relay dengan arduino
b. Teori dasar
Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara elektronik
(elektro magnetik). Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat
diberikan energi elektro magnetik pada armatur relay tersebut. Relay pada dasarnya terdiri
dari 2 bagian utama yaitu saklar mekanik dan sistem pembangkit elektromagnetik (induktor
inti besi). saklar atau kontaktor relay dikendalikan menggunakan tegangan listrik yang
diberikan ke induktor pembangkit magnet untuk menrik armatur tuas saklar atau kontaktor
relay. Relay yang ada dipasaran terdapat berbagai bentuk dan ukuran dengan tegangan kerja
dan jumalh saklar yang berfariasi, berikut adalah salah satu bentuk relay yang ada dipasaran.
Contoh Relay Elektro Mekanik
Kumparan electromagnet
Saklar atau kontaktor
Swing Armatur
Spring (Pegas)
Dari konstruksi relai elektro mekanik diatas dapat diuraikan sistem kerja atau proses
relay bekerja. Pada saat elektromagnet tidak diberikan sumber tegangan maka tidak ada
medan magnet yang menarik armature, sehingga skalar relay tetap terhubung ke terminal NC
(Normally Close) seperti terlihat pada gambar konstruksi diatas. Kemudian pada saat
elektromagnet diberikan sumber tegangan maka terdapat medan magnet yang menarik
armature, sehingga saklar relay terhubung ke terminal NO (Normally Open) seperti terlihat
pada gambar dibawah.
Posisi Normally Open (NO), yaitu posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NO
(Normally Open). Kondisi ini akan terjadi pada saat relay mendapat tegangan sumber
pada elektromagnetnya.
Posisi Normally Colse (NC), yaitu posisi saklaar relay yang terhubung ke terminal NC
(Normally Close). Kondisi ini terjadi pada saat relay tidak mendapat tegangan sumber
pada elektromagnetnya.
Posisi Change Over (CO), yaitu kondisi perubahan armatur sakalr relay yang berubah
dari posisi NC ke NO atau sebaliknya dari NO ke NC. Kondisi ini terjadi saat sumber
tegangan diberikan ke elektromagnet atau saat sumber tegangan diputus dari
elektromagnet relay.
Relay yang ada dipasaran terdapat bebarapa jenis sesuai dengan desain yang
ditentukan oleh produsen relay. Dilihat dari desai saklar relay maka relay dibedakan menjadi :
Single Pole Single Throw (SPST), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk
input kumaparan elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi
NO (Normally Open) saja.
Single Pole Double Throw (SPDT), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2
terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. relay jenis ini
memiliki 2 kondisi NO dan NC.
Double Pole Single Throw (DPST), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari
2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar
yang masing-masing saklar hanya memilki kondisi NO saja.
Double Pole Double Throw (DPDT), relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari
2 terminal untuk kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2
kondisi NC dan NO untuk masing-masing saklarnya.
Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau
beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan
tegangan beban. Diantara aplikasi relay yang dapat ditemui diantaranya adalah :
Sketch:
int relay1 = 3; // pin 3 Arduino dihubungkan dengan pin SIGNAL modul Relay
void setup()
void loop()
{
Pulse Width Modulation (PWM) merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan signal
analog dari sebuah piranti digital. Sebenarnya Sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak
cara, dapat menggunakan metode analog dengan menggunakan rankaian op-amp atau dengan
menggunakan metode digital. Dengan metode analog setiap perubahan PWM-nya sangat
halus, sedangkan menggunakan metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh
resolusi dari PWM itu sendiri. Resolusi adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM
tersebut. Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit berarti PWM ini memiliki variasi
perubahan nilai sebanyak 28 = 256 variasi mulai dari 0 – 255 perubahan nilai yang mewakili
duty cycle 0 – 100% dari keluaran PWM tersebut.
Dengan cara mengatur lebar pulsa “on” dan “off” dalam satu perioda gelombang melalui
pemberian besar sinyal referensi output dari suatu PWM akan didapat duty cycle yang
diinginkan. Duty cycle dari PWM dapat dinyatakan sebagai:
DutyCycle=tON/(tON+tOFF)x100%
Duty cycle 100% berarti sinyal tegangan pengatur motor dilewatkan seluruhnya. Jika
tegangan catu 100V, maka motor akan mendapat tegangan 100V. pada duty cycle 50%,
tegangan pada motor hanya akan diberikan 50% dari total tegangan yang ada, begitu
seterusnya.
Untuk melakukan perhitungan pengontrolan tegangan output motor dengan metode
PWM cukup sederhana sebagaimana dapat dilihat pada ilustrasi gambar di bawah ini.
Dengan menghitung duty cycle yang diberikan, akan didapat tegangan output yang
dihasilkan. Sesuai dengan rumus yang telah dijelaskan pada gambar.
Average voltage merupakan tegangan output pada motor yang dikontrol oleh sinyal
PWM. a adalah nilai duty cycle saat kondisi sinyal “on”. b adalah nilai duty cycle saat kondisi
sinyal “off”. Vfull adalah tegangan maksimum pada motor. Dengan menggunakan rumus diatas,
maka akan didapatkan tegangan output sesuai dengan sinyal kontrol PWM yang dibangkitkan.
Sketch:
void loop() {
for (int i=0; i<=255; i++) // ascending value for i
Catatan:
// dual fade
void setup() {
void loop() {
analogWrite(redPin, fadeValue);
analogWrite(redPin, fadeValue);
delay(30);
BAB III
KONTROL MOTOR DC
H – Bridge motor driver
a. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja motor DC
2. Mahasiswa dapat mengontrol motor DC dengan arduino
b. Teori dasar
Motor DC
1. Overview Motor DC
Salah satu kesulitan dari motor DC adalah hampir seluruh peralatan elektronik
bekerja dengan arus AC. Jika hanya terdapat arus AC sementara kita perlu menjalankan
motor DC, kita harus menggunakan converter yang akan merubah arus AC menjadi arus DC.
Gambar diatas menggambarkan aliran daya dari sumber listrik tiga fasa melalui
sebuah motor induksi ke beban mekanik seperti pompa. Pada hal ini terjadi kehilangan
energi yang terkonversi menjadi panas yang disebabkan oleh tahanan lilitan, histeresis, dan
eddy current. Daya yang hilang juga bisa diakibatkan oleh gesekan dan pengaruh angin dalam
motor.
Daya input yang disediakan oleh sumber listrik tiga fasa dihitung berdasarkan persamaan
Dimana Vrms adalah nilai rata-rata dari tegangan, Irms adalah nilai rata-rata dari arus dan
cos θ adalah power factor.
Dimana Tout adalah torque putput dan ωm adalah kecepatan sudut dari beban (rad/s)
Motor listrik yang didesain dengan baik mempunyai efisiensi sekitar 85 – 95%.
Torque-Speed Characteristics
Misalkan sebuah sistem dengan motor induksi tiga fasa membawa beban sebuah
pompa. Momen yang dibutuhkan untuk membawa beban tersbut juga diketahui. Anggap
sistem tersebut pada awalnya mati kemudian saklar ditutup, akan terjadi hubungan antara
sumber listrik dengan motor. Pada kecepatan yang rendah, momen yang dihasilkan oleh
motor lebih besar dari yang dibutuhkan oleh beban. Kelebihan momen ini menyebabkan
sistem berakselerasi. Pada akhirnya, kecepatan tersebut membuat stabil kelebihan ini
sehingga momen yang dihasilkan oleh motor besarnya sama dengan momen yang
dibutuhkan untuk membawa beban.
Pengatur Kecepatan
Kecepatan operasi pada sebuah synchronous motor adalah konstan dan dihitung dengan
rumus
dimana ω adalah sudut dari sumber AC dan P adalah jumlah kutub magnet yang dimiliki oleh
mesin tersebut. Dalam satuan rpm, rumusnya menjadi
Motor induksi memiliki momen awal yang cukup baik. Pada keadaan normal,
kecepatan dari motor induksi hanya kurang sedikit daripada motor synchronous speed.
Sebagai contoh, pada keadaan dengan beban, motor induksi dengan 4 kutub magnet bekerja
pada 1750 rpm, dan pada saat tidak ada beban kecepatannya melebihi 1800 rpm.
Pada proses penyalaan, arus yang diambil dari motor induksi dapat lebih besar
beberapa kali dari arus pada keadaan full beban. Untuk mencegah kelebihan arus, motor
induksi biasanya dinyalakan dengan tegangan yang diperkecil. Seperti yang diharapkan,
momen yang dihasilkan oleh sebuah motor bergantung pada tegangan yang dipakai. Pada
kecepatan tertentu, momen dari sebuah motor induksi sebanding dengan kuadrat dari besar
tegangan yang diberikan pada dinamo. Ketika menyalakan motor pada kondisi setengah
tegangan seharusnya, momen yang dihasilkan hanya sekitar seperempat dari nilai yang
sebenarnya.
Motor DC terdiri dari medan lilitan pada stator dan lilitan kumparan dinamo pada
rotor. Karakteristik kecepatan-momen cukup berbeda pada saat dihubungkan secara paralel
(shunt). Karakteristik kecepatan-momen pada Motor DC yang terhubung paralel memiliki
momen awal yang sangat besar dan membutuhkan arus awal yang sangat besar pula.
Biasanya, sebuah tahanan dipasangkan secara seri dengan kumparan dinamo pada saat
penyalaan untuk membatasi arus yang timbul berada pada batas yang wajar.
Untuk supply tegangan yang tetap dan arus yang tetap, mesin DC yang terhubung
paralel hanya menunjukkan variasi kecepatan yang kecil disekitar jangkauan kerja
normalnya.
Motor DC yang terhubung seri memiliki momen dan arus awal yang cukup rumit.
Kecepatannya secara otomatis menyesuaikan terhadap jangkauan yang besar ketika momen
beban nilainya berubah-ubah. Karena motor ini memperlambat beban yang lebih besar,
daya output yang dihasilkan cenderung konstan daripada motor tipe lainnya. Hal ini
merupakan kelebihan dari motor ini karena motor ini dapat beroperasi disekitar power
rating maksimum untuk variasi yang besar dari momen beban.
Pada beberapa kasus, kecepatan pada saat tidak ada beban dari motor DC seri dapat
berlebih hingga mencapai titik yang berbahaya. Sebuah sistem kontrol yang memutuskan
motor dari sumber listrik dibutuhkan jika terdapat kemungkinan kehilangan beban mekanik
(beban rusak).
Misalkan batang tersebut tidak bergerak ketika saklar ditutup pada t=0. Sesaat
setelah saklar ditutup, timbul arus iA yang mengalir searah jarum jam mengelilingi rangkaian.
Gaya listrik yang dihasilkan pada batang adalah
Rangkaian ekivalen untuk sistem ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Perlu diperhatikan bahwa tegangan induksi eA berlawanan arah dengan
tegangan VT. Arus yang dihasilkan akibat pengaruh tegangan induksi ini adalah
Misalkan beban mekanik yang melawan gaya ke arah kiri dihubungkan dengan
batang tersebut. Batang ini akan melambat perlahan-lahan menghasilkan penurunan
tegangan induksi. Arus yang mengalir searah karum jam menghasilkan gaya induksi magnetik
yang mengarah ke kanan. Pada saat batang melambat sehingga gaya magnetik yang timbul
bernilai sama dengan gaya dari beban, sistem motor tersebut bekerja pada kecepatan yang
konstan. Pada keadaan ini, daya yang diberikan oleh tegangan VT sebagian dikonversi
menjadi panas pada resistansi RA dan sebagian lagi menjadi daya mekanik.
3. Jenis-Jenis Motor DC
Motor DC Shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan
arus medan dan arus dinamo. Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan
komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).
Motor DC Seri
Motor DC Tipe Seri Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan
secara seri dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus
dinamo. Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.
Motor DC Gabungan/Kombinasi
Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin
tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
Driver motor
Driver motor DC dalam artikel ini adalah driver motor DC tipe H-Bridge menggunakan
power driver berupa transistor. Rangkaian driver motor DC H-Bridge transistor ini dapat
mengendalikan arah putaran motor DC dalam 2 arah dan dapat dikontrol dengan metode
PWM (pulse Width Modulation) maupun metode sinyal logika dasar TTL (High) dan (Low).
Untuk pengendalian motor DC dengan metode PWM maka dengan rangkaian driver motor
DC ini kecepatan putaran motor DC dapat dikendalikan dengan baik. Apabila menggunakan
metode logika TTL 0 dan 1 maka rangkaian ini hanya dapat mengendalikan arah putaran
motor DC saja dengan kecepatan putaran motor DC maksimum. Rangkaian driver motor DC
H-Bridge ini menggunakan rangkaian jembatan transistor 4 unit dengan protesi impuls
tegangan induksi motor DC berupa dioda yang dipasang paralel dengan masing-masing
transistor secara reverse bias. Rangkaian driver motor DC secara detil dapat dilihat pada
gambar berikut.
Driver Motor DC dengan metode logika TTL (0 dan 1) atau High dan Low hanya dapat
mengendalikan arah putar motor DC dalam 2 arah tanpa pengendalian kecepatan putaran
(kepatan maksimum). untuk mengendalikan motor DC dalam 2 arah dengan rangkaian driver
motor dc h-bridge diatas konfiguarasi kontrol pada jalur input adalah dengan memberikan
input berupa logika TTL ke jalur input A dan B.
Untuk mengendalikan arah putar searah jarum jam adalah dengan memberikan logika
TTL 1 (high) pada jalur input A dan logika TTL 0 (low) pada jalur input B.
Untuk mengendalikan arah putar berlawanan arah jarum jam adalah dengan
memberikan logika TTL 1 (high) pada jalur input B dan logika TTL 0 (low) pada jalur input
A.
Driver motor DC dengan metode PWM (Pulse Width Modulation) dapat
mengendalikan arah putaran motor DC dan kecepatan motor DC menggunakan pulsa PWM
yang diberikan ke jalur input A dan B, dimana konfigurasi sinyal kontrol sebagai berikut.
Untuk mengendalikan arah putar motor DC searah jarum jam dengan kecepatan
dikendalikan pulsa PWM maka jalur input B selalu diberikan logikan TTL 0 (Low) dan
jalur input A diberikan pulsa PWM.
Untuk mengendalikan arah putar motor DC berlawanan arah jarum jam dengan
kecepatan dikendalikan pulsa PWM maka jalur input A selalu diberikan logikan TTL 0
(Low) dan jalur input B diberikan pulsa PWM.
Motor Servo
a. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja motor servo
2. Mahasiswa dapat mengontrol motor servo dengan arduino
b. Teori dasar
Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem
closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran
sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam
motor servo.
Contoh Motor Servo Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel
resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk
menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis) motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu
motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo.
Servo Operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms, dimana
lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila
motor servo diberikan pulsa dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90°, maka bila kita berikan
pulsa kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan bila kita berikan pulsa lebih dari 1.5 ms
maka posisi mendekati 180°.
Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akan
berputar ke berlawanan arah jarum jam (Counter Clock wise, CCW) dengan membentuk sudut
yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut.
Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan
berputar searah jarum jam (Clock Wise, CW) dengan membentuk sudut yang linier pula
terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut.
#include <Servo.h>
Servo servo1;
int val;
void setup() {
servo1.attach(2); }
void loop()
val = analogRead(0);
servo1.write(val);
delay(15);
Motor Stepper adalah suatu motor listrik yang dapat mengubah pulsa listrik yang
diberikan menjadi gerakan motor discret (terputus) yang disebut step (langkah). Satu putaran
motor memerlukan 360° dengan jumlah langkah yang tertentu perderajatnya. Ukuran kerja
dari motor stepper biasanya diberikan dalam jumlah langkah per-putaran per-detik.
Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada motor. Karena
itu, untuk menggerakkan motor stepper diperlukan pengendali motor stepper yang
membangkitkan pulsa-pulsa periodik. Pada dasar-nya terdapat 3 tipe motor stepper yaitu:
Motor stepper jenis ini telah lama ada dan merupakan jenis motor yang secara struktural
paling mudah untuk dipahami. Motor ini terdiri atas sebuah rotor besi lunak dengan beberapa
gerigi dan sebuah lilitan stator. Ketika lilitan stator diberi energi dengan arus DC, kutub-
kutubnya menjadi termagnetasi. Perputaran terjadi ketika gigi-gigi rotor tertarik oleh kutub-
kutub stator. Berikut ini adalah penampang melintang dari motor stepper tipe variable
reluctance (VR):
Motor stepper jenis ini memiliki rotor yang berbentuk seperti kaleng bundar (tin can) yang
terdiri atas lapisan magnet permanen yang diselang-seling dengan kutub yang berlawanan.
Dengan adanya magnet permanen, maka intensitas fluks magnet dalam motor ini akan
meningkat sehingga dapat menghasilkan torsi yang lebih besar. Motor jenis ini biasanya
memiliki resolusi langkah (step) yang rendah yaitu antara 7,5° hingga 15° per langkah atau 48
hingga 24 langkah setiap putarannya. Berikut ini adalah ilustrasi sederhana dari motor stepper
tipe permanent magnet:
Motor stepper tipe hibrid memiliki struktur yang merupakan kombinasi dari kedua tipe motor
stepper sebelumnya. Motor stepper tipe hibrid memiliki gerigi seperti pada motor tipe VR dan
juga memiliki magnet permanen yang tersusun secara aksial pada batang porosnya seperti
motor tipe PM. Motor tipe ini paling banyak digunkan dalam berbagai aplikasi karena kinerja
lebih baik. Motor tipe hibrid dapat menghasilkan resolusi langkah yang tinggi yaitu antara 3,6°
hingga 0,9° per langkah atau 100-400 langkah setiap putarannya. Berikut ini adalah
penampang melintang dari motor stepper tipe hibrid:
Gambar penampang melintang
motor stepper hibrid Berdasarkan metode perancangan rangkain pengendali motor stepper,
motor stepper dapat dibagi menjadi jenis unipolar dan bipolar.
Rangkaian pengendali motor stepper unipolar lebih mudah dirancang karena hanya
memerlukan satu switch / transistor setiap lilitannya. Untuk menjalankan dan menghentikan
motor ini cukup dengan menerapkan pulsa digital yang hanya terdiri atas tegangan positif dan
nol (ground) pada salah satu terminal lilitan (wound) motor sementara terminal lainnya dicatu
dengan tegangan positif konstan (VM) pada bagian tengah (center tap) dari lilitan.
Untuk motor stepper dengan lilitan bipolar, diperlukan sinyal pulsa yang berubah-ubah dari
positif ke negatif dan sebaliknya. Jadi pada setiap terminal lilitan (A & B) harus dihubungkan
dengan sinyal yang mengayun dari positif ke negatif dan sebaliknya. Karena itu dibutuhkan
rangkaian pengendali yang agak lebih kompleks daripada rangkaian pengendali untuk motor
unipolar. Motor stepper bipolar memiliki keunggulan dibandingkan dengan motor stepper
unipolar dalam hal torsi yang lebih besar untuk ukuran yang sama.
Motor stepper memiliki karakter yang lebih dibanding motor DC seperti berikut :
Sudut rotasi motor proporsional dengan pulsa input sehingga lebih mudah diatur.
Motor dapat langsung memberikan torsi penuh pada saat mulai bergerak
Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi
Memiliki respon yang sangat baik terhadap start, stop dan berbalik perputaran
Sangat realibel karena tidak adanya brush yang bersentuhan dengan rotor seperti pada
motor DC
Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat dikopel langsung ke
porosnya
Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada range yang luas.
IC Driver motor
IC L293D adalah IC yang didesain khusus sebagai driver motor DC dan dapat
dikendalikan dengan rangkaian TTL maupun mikrokontroler. Motor DC yang dikontrol dengan
driver IC L293D dapat dihubungkan ke ground maupun ke sumber tegangan positif karena di
dalam driver L293D sistem driver yang digunakan adalah totem pool. Dalam 1 unit chip IC
L293D terdiri dari 4 buah driver motor DC yang berdiri sendiri sendiri dengan kemampuan
mengalirkan arus 1 Ampere tiap drivernya. Sehingga dapat digunakan untuk membuat driver
H-bridge untuk 2 buah motor DC. Konstruksi pin driver motor DC IC l293D adalah sebagai
berikut.
Konstruksi Pin Driver Motor DC IC L293D
Pin EN (Enable, EN1.2, EN3.4) berfungsi untuk mengijinkan driver menerima perintah
untuk menggerakan motor DC.
Pin In (Input, 1A, 2A, 3A, 4A) adalah pin input sinyal kendali motor DC
Pin Out (Output, 1Y, 2Y, 3Y, 4Y) adalah jalur output masing-masing driver yang
dihubungkan ke motor DC
Pin VCC (VCC1, VCC2) adalah jalur input tegangan sumber driver motor DC, dimana
VCC1 adalah jalur input sumber tegangan rangkaian kontrol dirver dan VCC2 adalah
jalur input sumber tegangan untuk motor DC yang dikendalikan.
Pin GND (Ground) adalah jalu yang harus dihubungkan ke ground, pin GND ini ada 4
buah yang berdekatan dan dapat dihubungkan ke sebuah pendingin kecil.
Driver motor DC IC L293D memiliki feature yang lengkap untuk sebuah driver motor DC
sehingga dapat diaplikasikan dalam beberapa teknik driver motor DC dan dapat digunakan
untuk mengendalikan beberapa jenis motor DC. Feature yang dimiliki driver motor DC IC
L293D sesuai dengan datasheet adlah sebagai berikut :
Pada gambar driver IC L293D diatas adalah contoh aplikasi dari keempat unit driver
motor DC yang dihubungkan secar berbeda sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
void setup(){
pinMode(8,OUTPUT);
pinMode(9, OUTPUT);
pinMode(10, OUTPUT);
pinMode(11, OUTPUT);
void loop(){
digitalWrite(8,1);
digitalWrite(9,0);
digitalWrite(10,0);
digitalWrite(11,0);
delay(50);
digitalWrite(8,1);
digitalWrite(9,1);
digitalWrite(10,0);
digitalWrite(11,0);
delay(50);
digitalWrite(8,0);
digitalWrite(9,1);
digitalWrite(10,0);
digitalWrite(11,0);
delay(50);
digitalWrite(8,0);
digitalWrite(9,1);
digitalWrite(10,1);
digitalWrite(11,0);
delay(50);
digitalWrite(8,0);
digitalWrite(9,0);
digitalWrite(10,1);
digitalWrite(11,0);
delay(50);
digitalWrite(8,0);
digitalWrite(9,0);
digitalWrite(10,1);
digitalWrite(11,1);
delay(50);
digitalWrite(8,0);
digitalWrite(9,0);
digitalWrite(10,0);
digitalWrite(11,1);
delay(50);
digitalWrite(8,1);
digitalWrite(9,0);
digitalWrite(10,0);
digitalWrite(11,1);
delay(50);
void setup(){
pinMode(8,OUTPUT);
pinMode(9, OUTPUT);
pinMode(10, OUTPUT);
pinMode(11, OUTPUT);
}
void loop(){
digitalWrite(8,1);
digitalWrite(9,0);
digitalWrite(10,0);
digitalWrite(11,0);
delay(50);
digitalWrite(8,0);
digitalWrite(9,1);
digitalWrite(10,0);
digitalWrite(11,0);
delay(50);
digitalWrite(8,0);
digitalWrite(9,0);
digitalWrite(10,1);
digitalWrite(11,0);
delay(50);
digitalWrite(8,0);
digitalWrite(9,0);
digitalWrite(10,0);
digitalWrite(11,1);
delay(50);