Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLER

“DIGITAL OUTPUT LED”

GUSTI MADE PURUS HOTAMA

321 18 035

IIB D3 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2019
A. Tujuan Percobaan

Setelah membaca mahasiswa diharapkan dapat:

1. Membuat layout simulasi rangkaian LED di proteus menggunakan Arduino


kuno.

2. Membuat program sketch di IDE Arduino dengan menyalakan simulasi lampu


LED di protes.

3. Mengaplikasikan hasil simulasi di proteus ke Board Modul Arduino Uno.

B. Teori Dasar

1. Arduino Uno
Arduino Uno merupakan salah satu jenis produk dari keluarga arduino
yang dimana pada papan elektroniknya tersebut memiliki mikrokontroler ATMega
328. IC mikrokontroler merupakan ic yang bertindak seperti layaknya sebuah
komputer dikarenakan memiliki CPU, RAM, mapun ROM. Ilustrasi seperti
gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Struktur Arduino Uno


Arduino Uno ini berbeda dengan semua jenis arduino uno sebelumnya.
Perbedaannya dalam hal antarmuka koneksi USB to serial yaitu menggunakan
fitur ic Atmega8U2, yang dimana diprogram sebagai converter yang berbeda
dengan board sebelumnya yang menggunakan chip FTDI driver USB to serial.
Nama “Uno” diambil dalam bahasa Italia yang artinya satu, untuk menandai
peluncuran Arduino 1.0. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB
Arduino. Fungsinya yaitu sebagai model referensi untuk platform Arduino
sebagai perbandingan dengan versi sebelumnya.

Gambar 2.2 Papan Elektronik Arduino Uno

Adapun spesifikasi yang dimiliki oleh Arduino Uno adalah sebagai berikut:

 Mikrokontroler : ATMega32P
 Tegangan operasional pada 5 Vdc
 Tegangan masukan (rekomendasi) pada 7 – 12 Vdc
 Jumlah Digital I/O > 14 pin
 Jumlah analog Input > 6 pin
 Flash Memory 32 KB
 SRAM 2 KB
 eepROM 1 KB
 Clocking speed > 16 MHz
 Panjang papan elektronik > 68.6 mm
 Lebar papan elektronik > 53.4 mm
 Berat modul : 25 gr

Untuk saat ini Arduino Uno yang dijual dipasaran yaitu Arduino R3 (Revisi
3). Dari Arduino revisi terbaru itu memiliki fitur-fitur baru antara lain :

 Pinout : ditambah dengan pin khusus SDA dan SCL yang dekat dengan
pin AREF dan 2 pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin
RESET, IOREF. Untuk ke depannya, module shield kompatibel dengan
board yang beroperasi dengan tegangan 5V.
 Rangkaian RESET yang lebih efektif
 Penggunaan Atmega 16U2 menggantikan Atmega 8U2
 Daya (Power)

Arduino UNO dapat disuplai melalui koneksi USB atau dengan sebuah
power suplai eksternal.Sumber daya dipilih secara otomatis.
Suplai tegangan eksternal (non-USB) diperoleh dari tegangan masukan adaptor
DC dengan range minimal 6 – 20Vdc ataupun baterai. Adaptor dihubungkan
dengan mencolokkan sebuah jack plug DC yang panjangnya 2,1 mm ke power
jack dari board. Sedangkan untuk baterai dapat dihubungkan menggunakan
kabel jumper.

Pin daya yang terdapat pada Arduino Uno antara lain:


a. VIN : Tegangan supply masuk sebesar 5V, sebagai pengganti daya
dari USB maupun dari power supply jack DC.
b. 5V : merupakan tegangan keluaran yang difungsikan catu daya
untuk module, sensor, maupun shield
c. 3V3 : tegangan keluaran khusus dengan output 3.3 v, yang
difungsikan sebagai catu daya
d. GND : pin ground baik untuk VIn, 5V, maupun 3V3

2. LED (Light Emitting Diode)


LED (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. Simbol
dan betul LED dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Bentuk dan simbol LED

LED mempunyai 2 kaki yang disebut dengan noda (+) dan katoda (-
).Apabila dihubungkan dengan sumber tegangan maka kaki-kaki tersebut
harus disesuaikan dengan polaritas dari sumber tegangan tersebut. Untuk
membedakan kaki anoda dan katoda, dapat memperhatikan gambar berikut :
Gambar 2.2 Katoda dan Anoda LED

3. Alat dan Bahan


a. Tools Proteus (software)
b. Tools IDE Arduino Uno
c. Board Modul Arduino Uno : 1 set

d. Kabel USB : 1 buah

e. Kabel jumper male-female, male-male, female-female


4. Rangkaian Percobaan
a. Rangkaian percobaan dengan menggunakan satu LED

Gambar 4.1 Rangkain Percobaan pertama

b. Rangkaian percobaan dengan menggunakan banyak LED (lampu


lalulintas)

Gambar 4.2 Rangkain Percobaan kedua


5. Langkah Percobaan
A. Menyalakan LED
Sebelum kita merangkai pada Board Arduino telebih dahulu kita
melakukan simulasi pada Proteus. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Ikuti langkah a – h pada “Membuat Rangkaian dan Simulasi” yang
terdapat dalam ARDUINO DAN SOFTWARE PROTEUS
2. Pada kolom “Keyword” ketiklah kata “Arduino” akan muncul jendela
seperti ini:

3. Pilih “Arduino Uno R3” kemudian klik “Ok”, setelah itu klik pada area
kerja, hasilnya akan seperti berikut:
4. Dengan cara yang sama pada nomor 9 untuk mencari LED dan resistor

5. Hubungkanlah LED dengan Pin 13 Arduino melalui Resistor ke Ground,


sehingga gambarnya rangkaiannya menjadi seperti ini
6. Cara menghubungkan antar komponen satu dengan lainnya adalah
mengarahkan kursor pada Port yang akan dihubungkan dengan Port
komponen lainnya hingga ada warna merah, kemudian diklik dan di drag
ke komponen lain yang akan dihubungkan dan klik sekali pada Port
komponen yang dituju.

7. Untuk mengubah nilai tahanan dari Resistor adalah dengan mengklik


2x Resistor pada area kerja, pada kolom “Resistance” ubahlah nilainya
sesuai nilai Resistor yang digunakan, sehingga muncul jendela seperti
berikut:
8. Setelah selesai membuat rangkaian, langkah selanjutnya adalah
membuat source code untuk dimasukkan ke dalam Arduino pada Sketch.

a. Arduino dengan satu LED

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

pinMode(2,OUTPUT);

}
void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

digitalWrite(2,HIGH);

b. Arduino dengan 12 LED (Lampu Lalulintas)

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

pinMode (2, OUTPUT);

pinMode (3, OUTPUT);

pinMode (4, OUTPUT);

pinMode (5, OUTPUT);

pinMode (6, OUTPUT);

pinMode (7, OUTPUT);

pinMode (8, OUTPUT);

pinMode (9, OUTPUT);

pinMode (10, OUTPUT);

pinMode (11, OUTPUT);

pinMode (12, OUTPUT);


pinMode (13, OUTPUT);

void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

digitalWrite (2,HIGH);

digitalWrite (3,LOW);

digitalWrite (4,LOW);

digitalWrite (5,LOW);

digitalWrite (6,LOW);

digitalWrite (7,HIGH);

digitalWrite (8,LOW);

digitalWrite (9,LOW);

digitalWrite (10,HIGH);

digitalWrite (11,LOW);

digitalWrite (12,LOW);

digitalWrite (13,HIGH);

delay (3000);

digitalWrite (2,LOW);
digitalWrite (3,HIGH);

digitalWrite (4,LOW);

digitalWrite (5,LOW);

digitalWrite (6,LOW);

digitalWrite (7,HIGH);

digitalWrite (8,LOW);

digitalWrite (9,LOW);

digitalWrite (10,HIGH);

digitalWrite (11,LOW);

digitalWrite (12,LOW);

digitalWrite (13,HIGH);

delay(2000);

digitalWrite (2,LOW);

digitalWrite (3,LOW);

digitalWrite(4,HIGH);

digitalWrite (5,HIGH);

digitalWrite (6,LOW);

digitalWrite (7,LOW);
digitalWrite (8,LOW);

digitalWrite (9,LOW);

digitalWrite (10,HIGH);

digitalWrite (11,LOW);

digitalWrite (12,LOW);

digitalWrite (13,HIGH);

delay (3000);

digitalWrite (2,LOW);

digitalWrite (3,LOW);

digitalWrite(4,HIGH);

digitalWrite (5,LOW);

digitalWrite (6,HIGH);

digitalWrite (7,LOW);

digitalWrite (8,LOW);

digitalWrite (9,LOW);

digitalWrite (10,HIGH);

digitalWrite (11,LOW);

digitalWrite (12,LOW);
digitalWrite (13,HIGH);

delay(2000);

digitalWrite (2,LOW);

digitalWrite (3,LOW);

digitalWrite(4,HIGH);

digitalWrite (5,LOW);

digitalWrite (6,LOW);

digitalWrite (7,HIGH);

digitalWrite (8,HIGH);

digitalWrite (9,LOW);

digitalWrite (10,LOW);

digitalWrite (11,LOW);

digitalWrite (12,LOW);

digitalWrite (13,HIGH);

delay (3000);

digitalWrite (2,LOW);

digitalWrite (3,LOW);
digitalWrite(4,HIGH);

digitalWrite (5,LOW);

digitalWrite (6,LOW);

digitalWrite (7,HIGH);

digitalWrite (8,LOW);

digitalWrite (9,HIGH);

digitalWrite (10,LOW);

digitalWrite (11,LOW);

digitalWrite (12,LOW);

digitalWrite (13,HIGH);

delay(2000);

digitalWrite (2,LOW);

digitalWrite (3,LOW);

digitalWrite(4,HIGH);

digitalWrite (5,LOW);

digitalWrite (6,LOW);

digitalWrite (7,HIGH);

digitalWrite (8,LOW);
digitalWrite (9,LOW);

digitalWrite (10,HIGH);

digitalWrite (11,HIGH);

digitalWrite (12,LOW);

digitalWrite (13,LOW);

delay (3000);

digitalWrite (2,LOW);

digitalWrite (3,LOW);

digitalWrite(4,HIGH);

digitalWrite (5,LOW);

digitalWrite (6,LOW);

digitalWrite (7,HIGH);

digitalWrite (8,LOW);

digitalWrite (9,LOW);

digitalWrite (10,HIGH);

digitalWrite (11,LOW);

digitalWrite (12,HIGH);

digitalWrite (13,LOW);
delay(2000);

9. Selanjutnya klik “Verify” pada toolbar, fungsinya untuk mengecek


coding yang kita buat sudah benar atau masih ada yang salah

10. Jika coding kita telah benar pada bagian kiri bawah akan terlihat
seperti ini

11. Kemudian carilah hasil kompailer tersebut yang berekstensi *.hex


12. Setelah itu salin alamat lokasi tersimpannya tanpa tanda
“C:\\Users\\oesman\\AppData\\Local\\Temp\\arduino_build_671963/LED.in
o.hex” kemudian buka kembali Proteus lalu klik 2x arduino hingga muncul
jendela seperti ini
13. Kemudian tempel pada kotak “Program File”, kemudian klik “Ok”

14. Sekarang rangkaian kita siap untuk disimulasikan, dengan mengklik


simbol “Play” pada bagian kiri bawah jendela Proteus
15. Setelah itu LED pada rangkaian akan berubah warna, artinya simulasi
telah berhasil (LED telah menyala)

a. Arduino dengan satu LED

b. Arduino dengan menggunakan 12 LED (Lampu Lalulintas).


16. Simulasi selesai.

B. Menyalakan Lampu LED BLINK tiap satu detik.


1. Rangkaian yang digunakan sama dengan rangkaian percobaan A di
atas.
2. Ulangi langkah pada percobaan A di atas, akan tetapi Masukanlah
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode(2,OUTPUT);
}

void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
digitalWrite(2,HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(2,LOW);
delay(1000);
}
3. Ulangi langkah 10 – selesai pada “Percobaan A” di atas!

6. Analisi Percobaan

1. Analisis percobaan pertama

a. Arduino dengan satu LED

Gambar 6.1 Gambar percobaan pertama

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, terdapat sebuah Arduino


yang menggunakan pin 2 sebagai output lampu LED sehingga digunakan
satu lampu dan satu resistor yang dipasang seri kemudian dihubungkan
dengan mikrokontroler arduino menggunakan kabel pada pin 2 serta satu
kabel dihubungkan ke ground. Lampu LED akan menyla ketika bernilai
HIGH dan akan mati ketika bernilai LOW. Adapun gambar rangkaiannya
sebagai berikut.
Gambar 6.2 Rangkaian percoban pertama

Untuk menjalankan perintah menyalakan lampu, terlebih dahulu


membuat program (source code) di software Arduino.Adapun source code
percobaan pertama sebagai berikut.

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

pinMode(2,OUTPUT);

void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

digitalWrite(2,HIGH);

Setelah membuat sketch seperti diatas, maka selanjutnya


mengcompiler agar menjadi kode biner yang bisa terbaca oleh
mikrokontroler. Kemudian mengupload sketch yang memuat kode biner
dari komputer atau laptop ke memory yang terletak didalam mikrokontroler
sehingga LED pada papan arduino menyala.

b. Arduino dengan LED BLINK

Seperti percobaan pertama, digunakan pin 2 sebagai output lampu


LED sehingga menggunakan satu lampu dan satu resistor yang dipasang
seri kemudian dihubungkan dengan mikrokontroler arduino menggunakan
kabel pada pin 2 serta satu kabel dihubungkan ke ground. Adapun gambar
rangkaian dan sketck pada percobaan ini sama dengan percobaan
pertama, yang menjadi pembeda adalah adanya delay. Jeda waktu yang
digunakan adalah delay(1000) saat lampu nyala dan delay(1000) saat
lampu mati. Adapun source code percobaan ini sebagai berikut.

void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode(2,OUTPUT);
}

void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
digitalWrite(2,HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(2,LOW);
delay(1000);
}

2. Analisi percobaan kedua (Lampu lalulintas)


Gambar 6.3 Gambar percobaan pertama

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, terdapat sebuah Arduino


yang menggunakan pin 2 sampai dengan pin 13 sebagai output lampu
LED sehingga digunakan 12 buah lampu dan 12 buah resistor yang
dipasang seri kemudian dihubungkan dengan mikrokontroler arduino
menggunakan kabel pada pin 2 sampai dengan pin 13 serta satu kabel
dihubungkan ke ground. Lampu LED akan menyla ketika bernilai HIGH dan
akan mati ketika bernilai LOW. Adapun gambar rangkaiannya sebagai
berikut.
Gambar 6.4 Rangkaian percoban kedua (Lampu lalulintas)

Dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 8 kondisi yaitu,


kondisi pertama, lampu H1, M2, M3, dan M4 menyala atau dalam keadaan
HIGH sedangkan lampu lainnya dalam keadaan mati atau LOW. Waktu
yang digunakan dalam menyalakan dan mematikan lampu pada percobaan
pertama sebanyak 3000 sekon.

Pada kondisi kedua, lampu K1 menyala atau dalam keadaan HIGH


dan lampu M2, M3, M4 tetap menyala atau tidak ada perubahan dari
kondisi pertama ke kondisi kedua, sedangkan lampu lainnya dalam
keadaan mati atau LOW. Waktu yang digunakan pada percobaan kedua
untuk menyalakan dan mematikan lampu sebanyak 2000 sekon.

Pada kondisi ketiga, lampu M1 dan H2 menyala atau dalam


keadaan HIGH dan lampu M3, M4 tetap menyala atau tidak ada
perubahan dari kondisi pertama sampai dengan kondisi ketiga, sedangkan
lampu lainnya dalam keadaan mati atau LOW. Waktu yang digunakan
untuk menyalakan dan mematikan lampu pada percobaan ini sebanyak
3000 sekon.
Pada kondisi keempat, lampu K2 menyala atau dalam keadaan
HIGH dan lampu M1, M3, M4 tetap menyala, sedangkan lampu lainnya
dalam keadaan mati atau LOW.Waktu yang digunakan untuk menyalakan
dan mematikan lampu pada percobaan ini sebanyak 2000 sekon.

Pada kondisi kelima, lampu M2 dan H3 menyala atau dalam


keadaan HIGH dan lampu M1, M4 tetap menyala, sedangkan lampu
lainnya dalam keadaan mati atau LOW.Waktu yang digunakan untuk
menyalakan dan mematikan lampu pada percobaan ini sebanyak 3000
sekon.

Pada kondisi keenam, lampu K2 menyala atau dalam keadaan


HIGH dan lampu M1, M2, M4 tetap menyala, sedangkan lampu lainnya
dalam keadaan mati atau LOW.Waktu yang digunakan untuk menyalakan
dan mematikan lampu pada percobaan ini sebanyak 2000 sekon.

Pada kondisi ketujuh, lampu M3 dan H4 menyala atau dalam


keadaan HIGH dan lampu M1, M2 tetap menyala, sedangkan lampu
lainnya dalam kedaan mati atau LOW.Waktu yang digunakan untuk
menyalakan dan mematikan lampu pada percobaan ini sebanyak 3000
sekon.

Pada kondisi terakhir atau kondisi kedelapan, lampu K2 menyala


atau dalam keadaan HIGH dan lampu M1, M2 dan M3 tetap menyala,
sedangkan untuk lampu lainnya akan mati atau dalam keadaan LOW.
Waktu yang digunakan untuk menyalakan dan mematikan lampu pada
percobaan ini sebanyak 2000 sekon.

7. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa
1. Pada saat membuat sketch pada software Arduino uno wajid
mengcompiler source code agar menjadi kode biner yang bisa terbaca
oleh mikrokontroler. Kemudian mengupload sketch yang memuat kode
biner dari komputer atau laptop ke memory yang terletak didalam
mikrokontroler sehingga LED pada papan arduino menyala.
2. Dengan membuat sebuah simulasi proteus terlebih dahulu sebelum
merangkai pada board modul arduino uno dapat mempermudah dalam
proses merangkai dan pembuatan source code pada software arduino.
8. Daftar Pustaka
 http://electricityofdream.blogspot.com/2016/09/kegunaan-dan-fungsi-
arduino.html
 http://dialogsimponi.blogspot.com/2014/11/normal-0-false-false-false-
in-x-none-x.html
 https://www.wikikomponen.com/pengertian-fungsi-cara-kerja-dan-hal-
berkaitan-dengan-arduino/

Anda mungkin juga menyukai