Anda di halaman 1dari 197

LAPORAN PRAKTIKUM I

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


INPUT/OUTPUT ARDUINO UNO

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 1

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan bagian dari input/output dari mikrokontroller
Arduino Uno.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan LED Berjalan.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan membaca 4 Tombol
(Push Button).
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan menampilkan tulisan
di LCD I2C.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan membaca Analog Input
(Potensio)
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai
pengendali utama rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang
dirancang untuk memudahkan pengguna dalam belajar pemrograman untuk
diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino menggunakan IC / Integrated
Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan menggunakan
Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat
purwarupa/ prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan
hardware dan software-nya yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler
pada board arduino dapat diprogram menggunakan software Arduino IDE dengan
bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan syntax dengan bahasa
pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat
disarankan untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi
yang membahas Arduino Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe
ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya, memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin
input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke komputer cukup
menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang digunakan
pada USB printer)
2.2 LCD

Gambar 2.2 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display, yaitu panel penampil yang
dibuat dari bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan
warna lengkap yang berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang
gelombang pada sudut lihat tertentu, merupakan salah satu rekayaan penting yang
menunjang kebutuhan akan peralatan elektronik serba tipis dan ringan.
Pada dasarnya, secara garis besar efek cahaya pada bahan penyusun LCD dapat
dideskripsikan sebagai berikut : operasi PDLC (polymer dispersed liquid crystal)
pada keadaan transparan (pixel kiri) dan pada keadaan hamburan (pixel kanan).
Pada keadaan transparen, tegangan dikenakan pada pixel, oleh karenanya
mengarahkan kristal cair dalam droplet /titik kecil dan menciptakan indek sesuai
kondisi dimana no sesuai np. Pada keadaan hamburan, sumbu simetris pada droplet
secara acak diorientasikan, menciptakan indek tidak sesuai n antara droplet dan
matrik pengkapsulan.
2.3 I2C

Gambar 2.3 Inter Integrated Circuit

Modul Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi
serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim
maupun menerima data. Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial
Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan
pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan mikrokontroller I2C Bus dapat
dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai
transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer
data dengan membentuk sinyalStop, dan membangkitkan sinyal clock.
2.4 LED

Gambar 2.4 LED (Light Emitting Diode)

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,
sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :
• Sebagai lampu indikator,
• Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
• Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida
(GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda.
Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan
cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau
hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya, LED mempunyai nilai besaran
terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.
2.5 Push Button

Gambar 2.5 Push Button

Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang
berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem
kerja tekan unlock (tidak mengunci)

2.6 Potensiometer

Gambar 2.6 Potensiometer


Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan angkaian elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam
kategori variable resistor. Secara struktur, potensiometer terdiri dari 3 kaki
terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.

3. Alat dan Bahan


1. Arduino Uno : 1 buah
2. LCD : 1 buah
3. I2C : 1 buah
4. LED : 1 buah
5. Push Button : 4 buah
6. Potensiometer : 1 buah
7. Kabel Jumper : secukupnya
4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian
a. Rangkaian LED Berjalan

Gambar 4.1 Rangkaian LED Berjalan


b. Rangkaian 4 Tombol (Push Button)

Gambar 4.2 Rangkaian 4 Tombol


c. Rangkaian Menampilkan Tulisan di LCD I2C

Gambar 4.3 Rangkaian Menampilkan Tulisan di LCD I2C


d. Rangkaian Membaca Analog Input

Gambar 4.4 Rangkaian Membaca Analog Input


4.2 Cara Kerja
a. Rangkaian LED Berjalan
Saat program sudah diupload ke modul arduino uno maka pin output yang
digunakan akan menghasilkan tegangan secara bergantian. Lalu LED yang
terhubung pada pin output yang aktifakan ikut menyala. Jadi LED akan menyala
secara bergantian berurutan dari arah kanan ke kiri.
b. Rangkaian 4 Tombol (Push Button)
Saat push button ditekan maka sinyal akan dikirimkan ke input arduino uno dan
akan diteruskan ke pin output yang terhubung ke LED, lalu Led akan menyala.
c. Rangkaian Menampilkan Tulisan di LCD I2C
Saat program diupload ke arduino uno maka sinyal akan dikirimkan ke LCD
melalui perantara I2C dan LCD akan menyala sesuai dengan program yang
diberikan yaitu bertuliskan kelas dan urutan kelompok mahasiswa.
d. Rangkaian Membaca Analog Input
Saat program telah diupload ke arduino uno maka sinyal hambatan yang terdapat
pada potensiometer akan tampil di LCD, ketika potensio diputar ke arah kanan
maka nilai hambatannya semakin besar dan nilainya akan tampil di LCD dan
ketika potensio diputar kekirimaka nilai hambatannya semakin kecil dan nilainya
akan tampil di LCD dengan format sesuai yang diprogram.

4.3 Langkah Percobaan


a. Percobaan Rangkaian LED Berjalan
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Sambung pin digital 0 sampai 7 arduino ke kaki led menggunakan jumper.
3. Buat program untuk menghidupkan led berjalan menggunakan aplikasi
ArduinoIDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel
USB tipe B.
5. Catat hasil percobaan.

b. Percobaan Rangkaian 4 Tombol


1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Sambung pin digital 10 sampai 13 arduino ke kaki led dan pin digital 2
sampai 5 arduino ke kaki push button menggunakan jumper.
3. Buat program untuk menghidupkan led dengan push button menggunakan
aplikasi Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel
USB tipe B.
5. Catat hasil percobaan.
c. Percobaan Rangkaian Menampilkan Tulisan di LCD I2C
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Sambung pin analog 4 arduino ke kaki SDA LCD I2C, pin analog 5 arduino
ke kaki SCL LCD I2C, pin 5V Arduino ke kaki VCC LCD I2C, dan pin GND
Arduino ke kaki GND LCDI2C menggunakan jumper.
3. Buat program untuk menampilkan kelas dan urutan kelompok menggunakan
aplikasi ArduinoIDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel
USB tipe B.
5. Catat hasil percobaan.
d. Percobaan Rangkaian Membaca Analog Input
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Sambung pin analog 4 arduino ke kaki SDA LCD I2C, pin analog 5 arduino ke
kaki SCL LCD I2C, pin 5V Arduino ke kaki VCC LCD I2C, dan pin GND
Arduino ke kaki GND LCDI2C menggunakan jumper.
3. Sambungkan kaki output potensio ke pin analog 0, input ke 5V dan ground ke
GND.
4. Buat program untuk menampilkan nilai analog input di LCD menggunakan
aplikasi ArduinoIDE.
5. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel
USB tipe B.
6. Catat hasil percobaan.
5. Hasil Percobaan
a. Percobaan Rangkaian LED Berjalan

Gambar 5.1 Hasil Percobaan Rangkaian LED Berjalan


b. Percobaan Rangkaian 4 Tombol

Gambar 5.2 Hasil Percobaan Rangkaian 4 Tombol


c. Percobaan Rangkaian Menampilkan Tulisan di LCD I2C

Gambar 5.3 Hasil Percobaan Rangkaian Menampilkan Tulisan di LCD I2C


d. Percobaan Rangkaian Membaca Analog Input

Gambar 5.4 Hasil Percobaan Rangkaian Membaca Analog Input

6. Kesimpulan
1. Arduino Uno adalah sebuah board minimum system mikrokontroller yang
mana di dalamnya terdapat mikrokontroller AVR seri ATmega 328 yang
merupakan produk dari Atmel. Umumnya Arduino memiliki 14
pin input/output yang terdiri dari : 6 pin dapat digunakan sebagai output
PWM, 6 pin sebagai analog input, Osilator Kristal 16 MHz, Sebuah koneksi
USB, Sebuah Power Jack, Sebuah ICSP Header, dan tombol reset.
2. Dalam percobaan LED Berjalan dapat dilakukan dengan menghubungkan
pin digital 0 sampai 7 pada Arduino ke kaki led menggunakan jumper.
Dengan menggunakan rangkaian aktif high. Dimana keluaran dari setiap
pin 3,3v akan mengaktifkan led secara bergilir dengan diberi delay 250
milisecond yang diatur pada program dengan mengaktifkan pin 0 sampai 7
sebagai output dengan keluaran high atau low pada setiap pin.
3. Dalam percobaan membaca 4 tombol, tombol digunakan sebagai input untuk
menyalakan led, jika tombol ditekan maka akan memberi logic 0 ke mikro.
Tombol pada rangkaian menggunakan saklar pull up yang akan memberi
perintah pada led untuk menyala aktif high sesuai urutan tombol dan led
yang telah ditentukan. Untuk memprogram tombol terhubung dengan led
diperlukan pengalamatan yang dideklarasikan secara indeks. Pendeklarasian
secara indeks akan mempersingkat perintah pada program.
4. Dalam percobaan menampilkan tulisan di lcd, kita gunakan I2C untuk
menghemat pin pada mikro, lalu kita beri perintah untuk menampilkan
karakter sesuai yang diinginkan. Pada I2C yang terhubung pada LCD
terdapat 4 pin utama daintaranya pin VCC,GND, SCL, dan SDA. Pada pin
SDA dihubungkan pada A4 dan SCL pada A5 sebagai komunikasi I2C dari
LCD ke Arduino. pada LCD yang digunakan dapat menampilkan 2 baris
dengan setiap barismemiliki 16 karakter. Dengan mengatur setCursor di
(0,0) dan (0,1) akan menampilkan awalan karakter pada kolom pertama baris
1 dan 2. Kemudian akan menampilkan tulisan karakter dengan memasukan
kalimat pada perintah lcd.print (“ ”);.
5. Dalam percobaan membaca Analog Input, kita baca nilai tegangan dari
potensio untuk mengatur tegangan pada pin analog yang terhubung dan
akan ditampilkan pada LCD, sehingga kita dapat melihat berapa besar
tegangan dari potensio tersebut.
7. Daftar Pustaka
Fransisko, P. (2019). Media Promosi Elektronik untuk Produk-Produk di
Supermarket Menggunakan Arduino Nano. Jurnal Sistem Cerdas dan Rekayasa
(JSCR), 1(1).
Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang.
Hal 43

Muis, Salaudin. 2013. PRINSIP KERJA LCD DAN PEMBUATANNYA


(LIQUID CRYSTAL DISPLAY).Yogyakarta. Hal ix

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1).
Creative Technology Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2

Susanto, A., & Pratiwi, R. W. (2021). ALAT KENDALI PERANGKAT


RUANGAN OTOMATIS DENGAN SISTEM PENGHITUNG
MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED BERBASIS ARDUINO. Jurnal
Teknologi dan Sistem Tertanam, 2(2), 1-12.

Tappi, J., Zulkifli, Z., Hadriansa, H., & Pamungkas, M. S. (2018). Rancang
Bangun Perangkat Kendali Pintu Rumah Menggunakan Fingerprint Berbasis
Arduino Leonardo. Journal of Applied Microcontroller and Autonomous
System, 4(1), 10-15.
LAMPIRAN
a. Program Rangkaian LED Berjalan
1. void setup()

2. {

3. pinMode(0, OUTPUT);

4. pinMode(1, OUTPUT);

5. pinMode(2, OUTPUT);

6. pinMode(3, OUTPUT);

7. pinMode(4, OUTPUT);

8. pinMode(5, OUTPUT);

9. pinMode(6, OUTPUT);

10. pinMode(7, OUTPUT);

11. }

12. void loop()

13. {

14. digitalWrite(0,HIGH);

15. digitalWrite(1,LOW);

16. digitalWrite(2,LOW);

17. digitalWrite(3,LOW);

18. digitalWrite(4,LOW);

19. digitalWrite(5,LOW);

20. digitalWrite(6,LOW);

21. digitalWrite(7,LOW);

22. delay(250);

23. digitalWrite(0,LOW);

24. digitalWrite(1,HIGH);

25. digitalWrite(2,LOW);

26. digitalWrite(3,LOW);

27. digitalWrite(4,LOW);

28. digitalWrite(5,LOW);

29. digitalWrite(6,LOW);

30. digitalWrite(7,LOW);

31. delay(250);
32. digitalWrite(0,LOW);

33. digitalWrite(1,LOW);

34. digitalWrite(2,HIGH);

35. digitalWrite(3,LOW);

36. digitalWrite(4,LOW);

37. digitalWrite(5,LOW);

38. digitalWrite(6,LOW);

39. digitalWrite(7,LOW);

40. delay(250);

41. digitalWrite(0,LOW);

42. digitalWrite(1,LOW);

43. digitalWrite(2,LOW);

44. digitalWrite(3,HIGH);

45. digitalWrite(4,LOW);

46. digitalWrite(5,LOW);

47. digitalWrite(6,LOW);

48. digitalWrite(7,LOW);

49. delay(250);

50. digitalWrite(0,LOW);

51. digitalWrite(1,LOW);

52. digitalWrite(2,LOW);

53. digitalWrite(3,LOW);

54. digitalWrite(4,HIGH);

55. digitalWrite(5,LOW);

56. digitalWrite(6,LOW);

57. digitalWrite(7,LOW);

58. delay(250);

59. digitalWrite(0,LOW);

60. digitalWrite(1,LOW);

61. digitalWrite(2,LOW);

62. digitalWrite(3,LOW);

63. digitalWrite(4,LOW);

64. digitalWrite(5,HIGH);
65. digitalWrite(6,LOW);

66. digitalWrite(7,LOW);

67. delay(250);

68. digitalWrite(0,LOW);

69. digitalWrite(1,LOW);

70. digitalWrite(2,LOW);

71. digitalWrite(3,LOW);

72. digitalWrite(4,LOW);

73. digitalWrite(5,LOW);

74. digitalWrite(6,HIGH);

75. digitalWrite(7,LOW);

76. delay(250);

77. digitalWrite(0,LOW);

78. digitalWrite(1,LOW);

79. digitalWrite(2,LOW);

80. digitalWrite(3,LOW);

81. digitalWrite(4,LOW);

82. digitalWrite(5,LOW);

83. digitalWrite(6,LOW);

84. digitalWrite(7,HIGH);

85. delay(250);

86. digitalWrite(0,LOW);

87. digitalWrite(1,LOW);

88. digitalWrite(2,LOW);

89. digitalWrite(3,LOW);

90. digitalWrite(4,LOW);

91. digitalWrite(5,LOW);

92. digitalWrite(6,LOW);

93. digitalWrite(7,LOW);

94. delay(250);

95. digitalWrite(0,LOW);

96. digitalWrite(1,LOW);

97. digitalWrite(2,LOW);
98. digitalWrite(3,LOW);

99. digitalWrite(4,LOW);

100. digitalWrite(5,LOW);

101. digitalWrite(6,LOW);

102. digitalWrite(7,HIGH);

103. delay(250);

104. digitalWrite(0,LOW);

105. digitalWrite(1,LOW);

106. digitalWrite(2,LOW);

107. digitalWrite(3,LOW);

108. digitalWrite(4,LOW);

109. digitalWrite(5,LOW);

110. digitalWrite(6,LOW);

111. digitalWrite(7,LOW);

112. delay(250);

113. digitalWrite(0,LOW);

114. digitalWrite(1,LOW);

115. digitalWrite(2,LOW);

116. digitalWrite(3,LOW);

117. digitalWrite(4,LOW);

118. digitalWrite(5,LOW);

119. digitalWrite(6,LOW);

120. digitalWrite(7,HIGH);

121. delay(250);

122. }

b. Program Percobaan Rangkaian 4 Tombol


1. unsigned int inputPin[] = {2,3,4,5}; // mengubah pin 2, 3, 4, 5 sebagai inputPin

2. unsigned int ledPin[] = {10,11,12,13}; // mengubah pin 10, 11, 12, 13 sebagai ledPin

3. void setup()

4. {

5. //Sebuah Variable global yang disimpan pada awal program di fungstion setup().

serta Sebuah variable ini di deklarasikan pada saat block function atau block
statement pengulangan, dan hanya dapat di gunakan pada block yang

bersangkutan.

6. for(int indeks = 0; indeks < 4; indeks++)

7. {

8. pinMode(ledPin[indeks], OUTPUT); //mengubah ledPin sebagai OUTPUT

9. pinMode(inputPin[indeks], INPUT); //mengubah inputPin sebagai INPUT

10. digitalWrite(inputPin[indeks],HIGH);

11. //membaca dan memberi status inputPin dengan indeks sesuai dengan nilainya.

12. }

13. }

14. void loop()

15. {

16. for(int indeks = 0; indeks < 4; indeks++)

17. {

18. int val = digitalRead(inputPin[indeks]); //membaca nilai dari indeks

19. if (val == LOW) // cek switch yang ditekan

20. {

21. digitalWrite(ledPin[indeks], HIGH); //bila switch ditekan maka menyala

22. }

23. else

24. {

25. digitalWrite(ledPin[indeks], LOW); //apabila tidak ada maka mati

26. }

27. }

28. }

c. Program Rangkaian Membaca Analog Input


1. #include <LCD_I2C.h>

2.

3. LCD_I2C lcd(0x27, 16, 2);

4. byte sensor= A0;

5. byte led= 9;

6.
7. int nilai;

8. int output;

9.

10. void setup(){

11. pinMode(led, OUTPUT);

12. Serial.begin(9600);

13. lcd.begin();

14. lcd.backlight();

15. }

16.

17. void loop(){

18. nilai= analogRead(sensor);

19. output= map(nilai, 0, 1023, 0, 255);

20.

21. analogWrite(led, output);

22.

23. Serial.print("sensor: ");

24. Serial.println(nilai);

25. Serial.print(" ");

26. Serial.print("output: ");

27. Serial.println(output);

28.

29. delay(500);

30. lcd.clear();

31. lcd.setCursor(0, 0);

32. lcd.print("Nilai ADC"); // You can make spaces using well... spaces

33. lcd.setCursor(0, 1); // Or setting the cursor in the desired position.

34. lcd.print(nilai);

35. }
LAPORAN PRAKTIKUM II

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


PWM LED & SENSOR ULTRASONIC

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 2

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan Fading PWM LED.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan menghidupkan LED sesuai dengan
ketentuan PWM.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan menampilkan voltage dari
potensiometer di Serial Monitor.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan Uji Sensor Ultrasonic.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer)
2.2 Sensor Ultrasonic

Gambar 2.2 Sensor Ultrasonic


Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara
dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek atau benda tertentu didepan frekuensi
kerja pada daerah diatas gelombang suara dari 20 kHz hingga 2 MHz (Arief, 2011). Sensor
ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima struktur unit
pemancar dan penerima. Sangatlah sederhana sebuah kristal piezoelectric dihubungkan dengan
mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar tegangan bolak-balik
yang memiliki frekuensi kerja 20 kHz hingga 2 MHz (Arief, 2011). Struktur atom dari Kristal
piezoelectric menyebabkan berkontraksi mengembang atau menyusut, sebuah polaritas
tegangan yang diberikan dan ini disebut dengan efek piezoelectric pada sensor ultrasonik.
Pantulan gelombang ultrasonik terjadi bila ada objek tertentu dan pantulan gelombang
ultrasonik akan diterima kembali oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor penerima
akan menyebabkan diafragma penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan
sebuah tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang sama. Untuk lebih jelas tentang prinsip
kerja dari sensor ultrasonik dapat dilihat prinsip dari sensor ultrasonik pada gambar 2.3 berikut
ini :

Gambar 2.3 Prinsip Sensor Ultrasonic


Besar amplitudo sebuah sinyal elektrik yang dihasilkan sensor penerima tergantung dari jauh
dekatnya sebuah objek yang akan dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor
penerima. Proses sensoring yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan
untuk menghitung jarak antara sensor dengan objek sasaran. Prinsip pemantulan dari sensor
ulrasonik dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini:

Gambar 2.4 Prinsip Pemantulan Ultrasonic


2.3 LCD

Gambar 2.5 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display, yaitu panel penampil yang dibuat dari
bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna lengkap yang
berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut lihat
tertentu, merupakan salah satu rekayaan penting yang menunjang kebutuhan akan peralatan
elektronik serba tipis dan ringan.
Pada dasarnya, secara garis besar efek cahaya pada bahan penyusun LCD dapat dideskripsikan
sebagai berikut : operasi PDLC (polymer dispersed liquid crystal) pada keadaan transparan
(pixel kiri) dan pada keadaan hamburan (pixel kanan). Pada keadaan transparen, tegangan
dikenakan pada pixel, oleh karenanya mengarahkan kristal cair dalam droplet /titik kecil dan
menciptakan indek sesuai kondisi dimana no sesuai np. Pada keadaan hamburan, sumbu
simetris pada droplet secara acak diorientasikan, menciptakan indek tidak sesuai n antara
droplet dan matrik pengkapsulan.
2.4 I2C

Gambar 2.6 Inter Integrated Circuit

Modul Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua
arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data.
Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan
mikrokontroller I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti
yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri
transfer data dengan membentuk sinyalStop, dan membangkitkan sinyal clock.
2.5 LED

Gambar 2.7 LED (Light Emitting Diode)

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan
pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda
lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
• Sebagai lampu indikator,
• Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
• Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs)
atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya, LED
mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.
2.6 Potensiometer

Gambar 2.8 Potensiometer

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan angkaian elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer
merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam kategori variable resistor. Secara
struktur, potensiometer terdiri dari 3 kaki terminal dengan sebuah shaft atau tuas
yang berfungsi sebagai pengaturnya.

2.7 Resistor

Gambar 2.9 Resistor


Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor termasuk komponen
pasif pada rangkaian elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan
atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Hukum Ohm menyatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.

3. Alat dan Bahan


1. Arduino Uno : 1 buah
2. Sensor Ultrasonic : 1 buah
3. LCD : 1 buah
4. I2C : 1 buah
5. LED : 1 buah
6. Resistor : 1 buah
7. Potensiometer : 1 buah
8. Kabel Jumper : secukupnya

4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian
4.1.1 Rangkaian Fading PWM LED (0-255/255-0)

Gambar 4.1 Rangkaian Fading PWM LED (0-255/255-0)


4.1.2 Rangkaian Menghidupkan LED Sesuai Dengan Ketentuan PWM

Gambar 4.2 Rangkaian Menghidupkan LED Sesuai Dengan Ketentuan PWM


4.1.3 Rangkaian Menampilkan Voltage Dari Potensiometer di Serial Monitor

Gambar 4.3 Rangkaian Menampilkan Voltage Dari Potensiometer di Serial Monitor


4.1.4 Rangkaian Uji Sensor Ultrasonic

Gambar 4.4 Rangkaian Uji Sensor Ultrasonic


4.2 Cara Kerja
4.2.1 Rangkaian Fading PWM LED (0-255/255-0)
Kondisi HIGH adalah kondisi ketika sinyal berada di atas grafik (5V) dan LOW adalah ketika
sinyal berada di bawah (0V). Duty cycle adalah persentasi panjang pulsa HIGH dalam satu
periode sinyal. Ketika duty cycle-nya 0% atau sinyal LOW penuh, maka nilai analog yang
dikeluarkan adalah 0V atau setara dengan GND. Ketika duty cycle-nya 100% atau sinyal
HIGH penuh maka sinyal yang dikeluarkan adalah 5V.
Untuk mengatur nilai duty cycle, menggunakan fungsi analogWrite([nomorPin], [nilai]).
Nilai pada parameter berkisar antara 0 hingga 255. Bila hendak mengeset duty cycle ke 0%,
maka set nilai parameter ke 0, dan untuk duty cycle 100%, maka set nilai parameter ke 255.
Jadi bila hendak mengeset duty cycle ke 50%, berarti nilai yang harus di set adalah 127 (50%
x 255).
4.2.2 Rangkaian Menghidupkan LED Sesuai Dengan Ketentuan PWM
Untuk mengatur nilai duty cycle, menggunakan fungsi analogWrite([nomorPin], [nilai]). Nilai
pada parameter berkisar antara 0 hingga 255. Bila hendak mengeset duty cycle ke 0%, maka
set nilai parameter ke 0, dan untuk duty cycle 100%, maka set nilai parameter ke 255,
sedangkan untuk mengset duty cycle 75% berarti nilai yang harus di set yaitu 191 (75% x
255), bila hendak mengeset duty cycle ke 50%, berarti nilai yang harus di set adalah 127 (50%
x 255, jika set duty cycle ke 25% maka nilai yang harus di set adalah 63 (25% x 255), dan bila
set duty cycle ke 0 maka nilai yang harus di set adalah 0.
4.2.3 Rangkaian Menampilkan Voltage Dari Potensiometer di Serial Monitor
Potensiometer merupakan jenis resistor yang hambatanya bisa dirubah. Pada percobaan ini
potensiometer dihubungkan pada input analog A0 arduino untuk mengatur tegangan masuk.
Masukan dari pin A0 dikonversikan ke nilai Bit, nilai Adc dan tegangan. Ditunjukan pada
tegangan multimeter 1,5 V didapatkan tegangan pada serial monitor 1,41 dari tegangan
kemudian dikonversikan dan menghasilkan nilai adc 213 dan bit 71 . Pada akhirnya tegangan
multimeter dan serial monitor adalah 5v menunjukkan adc 1023 serta bit 255.
4.2.4 Rangkaian Uji Sensor Ultrasonic
Cara kerja sensor ultrasonik didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara
sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi
tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang
ultrasonik (bunyi ultrasonik). Dari data percobaan ini ultrasonic mendeteksi 10cm yang mana
sebelumnya telah dikonversi dari hasil input pulsa echo pada saat high dibagi 2 dan dikali 29,1
dan didapatkan durasi 2341ms.
4.3 Langkah Percobaan
4.3.1 Percobaan Fading PWM LED (0-255/255-0)
1. Siapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan.
2. Hubungkan pin 3 ke salah satu kaki resistor, setelah itu sambungkan kaki resistor yang
lain dengan LED dan hubungkan kaki LED tersebut dengan GND pada Arduino.
3. Buat program untuk percobaan fading PWM LED menggunakan aplikasi Arduino
IDE.
4. Transfer program yang telah dibuat ke dalam Arduino dengan menggunakan kabel
USB type B.
5. Amati hasil percobaan dan catat hasilnya.
4.3.2 Percobaan Menghidupkan LED Sesuai Dengan Ketentuan PWM
1. Siapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan.
2. Hubungkan pin 3 ke salah satu kaki resistor, setelah itu sambungkan kaki resistor yang
lain dengan LED dan hubungkan kaki LED tersebut dengan GND pada Arduino.
3. Buat program untuk percobaan menghidupkan LED sesuai dengan ketentuan PWM
menggunakan aplikasi Arduino IDE.
4. Transfer program yang telah dibuat ke dalam Arduino dengan menggunakan kabel
USB type B.
5. Amati hasil percobaan dan catat hasilnya.
4.3.3 Percobaan Menampilkan Voltage Dari Potensiometer di Serial Monitor
1. Siapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan.
2. Hubungkan pin 9 ke salah satu kaki resistor, setelah itu sambungkan kaki resistor yang
lain dengan LED dan hubungkan kaki lain LED tersebut dengan GND, hubungkan kaki
output potensio ke A0, kaki VCC ke VDD dan kaki GND ke GND.
3. Buat program untuk percobaan menampilkan voltage dari potensiometer di serial
monitor menggunakan aplikasi Arduino IDE.
4. Transfer program yang telah dibuat ke dalam Arduino dengan menggunakan kabel
USB type B.
5. Amati hasil yang terlihat di serial monitor dab bandingkan hasilnya dengan pengukuran
di multimeter.
4.3.4 Percobaan Uji Sensor Ultrasonic
1. Siapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan.
2. Hubungkan sensor ultrasonic ke arduino, trigPin ke pin 2, echoPin ke pin 4, VCC ke
VCC dan GND ke GND. Hubungkan juga pin LCD seperti SDA ke pin A4 dan SCL ke
A5.
3. Buat program untuk percobaan uji sensor ultrasonic menggunakan aplikasi Arduino
IDE.
4. Transfer program yang telah dibuat ke dalam Arduino dengan menggunakan kabel
USB type B.
5. Lakukan percobaan dengan mengatur jarak antara sensor dan benda yang di uji dan
amati hasilnya pada LCD juga serial monitor.
5. Hasil Percobaan
5.1 PercobaanFading PWM LED (0-255/255-0)
BIT VOLT
0-255 0,1-5V dengan pergeseran per 5 bit
255-0 5-0,1V dengan pergeseran per 5 bit

5.2 Percobaan Menghidupkan LED Sesuai Dengan Ketentuan PWM


%PWM Nilai Bit Nilai Volt
0% 0 0V
25% 63 1,25 V
50% 127 2,5 V
75% 191 3,7
100% 255 4,9

5.3 Percobaan Menampilkan Voltage Dari Potensiometer di Serial Monitor


Tegangan (Volt)
ADC BIT
Multimeter Serial Monitor
0 0 0 0
0,5 0,5 52 12
1,0 1 120 50
1,5 1,41 213 71
2,0 1,98 405 100
2,5 2,49 509 126
3,0 3,04 621 154
3,5 3,51 718 178
4,0 4,17 853 212
4,5 4,42 904 225
5,0 5,0 1023 255

5.4 Percobaan Uji Sensor Ultrasonic


6. Pembahasan
Dari hasil keempat percobaan didapatkaan:

Untuk rangkaian PWM dapat diketahui led dapat menyala ketika tegangan 0,1V dengan bit 5
dan menyala sempurna Ketika tegangan 5V dengan bit 255. Kenaikan kecerahan pada led dapat
diatur pada nilai bit yang diset pada pin PWM.

Untuk rangkaian PWM dengan ketentuan duty cycle dapat diketahui led dapat menyala dengan
tingkat kecerahan yang berbeda sesuai dengan nilai duty cycle yang di set. Ketika duty cycle
0% dengan bit 0 led tidak menyala karena tegangan 0V, ketika duty cycle 25% dengan bit 63
led menyala dengan tegangan 1,25V, ketika duty cycle 50% dengan bit 127 led menyala dengan
tegangan 2,5V, ketika duty cycle 75% dengan bit 191 led menyala dengan tegangan 3,7V,
ketika duty cycle 100% dengan bit 255 led menyala dengan tegangan5V.

Untuk rangkaian Menampilkan Voltage Dari Potensiometer di Serial Monitor dapat diketahui
led menyala dengan tingkat kecerahan yang berbeda sesuai dengan nilai tegangan yang dibaca
dari input analog potensiometer, ketika resistansi potensiometer kecil antara input dengan
ground maka tegangan semakin kecil dan led menyala semakin redup, ketika resistansi
potensiometer kecil antara input dengan vcc maka tegangan semakin besar dan led menyala
semakin terang.

Untuk rangkaian pengukuran tinggi benda menggunakan sensor ultrasonic, dengan


pengkonversian ke cm sebagai berikut:
duration = pulseIn(echoPin, HIGH)
gape = (duration/2) / 29.1
jarak = maksrange - gape
Dengan keterangan:
Duration = nilai pulsa dari pembacaan echoPin pada saat High
Maskrange = batas ukur nilai untuk perhitungan (50 cm)
Gape = mengubah nilai pulsa echo dikonversikan kesatuan cm
Jarak = perhitungan batas ukur maksimal dikurangi nilai cm yang sudah
dikonversikan
Dari hasil nilai yang didapatkan akan ditampilkan ke lcd yang terhubung I2C. yang didapatkan
hasil pada ketinggian 31 cm didapatkan pembacaan durasi echo pin sebesar 1160 miliSecond.

7. Kesimpulan
1. Fading PWM LED bekerja dengan menggeser bit output ke LED dari 0 ke 255 dan dari
255 ke 0 yang menyebabkan LED menyala dari mati hingga terang dan terang hingga mati
2. LED menyala sesuai duty cycle yang di set, setiap nilai duty cycle mempengaruhi nilai
tegangan output
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan menampilkan voltage dari
potensiometer di Serial Monitor.
Tegangan dari potensiometer ditampilkan ke serial monitor sesuai dengan nilai yang
terbaca dari potensiometer mulai dari 0V sampai 5V
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan Uji Sensor Ultrasonic.
Untuk rangkaian ultrasonic pada pengukuran ketinggian benda didapatkan dari
mengkonversian output pulsa yang dihasilkan echopin pada saat kondisi high. Pada
pengukuran dibatasi nilainya 50 cm lebih dari 50cm maka hasilnyan tidak actual.
DAFTAR PUSTAKA

Arsada, B. (2017). Aplikasi sensor ultrasonik untuk deteksi posisi jarak pada ruang
menggunakan arduino uno. Jurnal Teknik Elektro, 6(2).

Fransisko, P. (2019). Media Promosi Elektronik untuk Produk-Produk di Supermarket


Menggunakan Arduino Nano. Jurnal Sistem Cerdas dan Rekayasa (JSCR), 1(1).
Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Muis, Salaudin. 2013. PRINSIP KERJA LCD DAN PEMBUATANNYA (LIQUID


CRYSTAL DISPLAY).Yogyakarta. Hal ix

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative
Technology Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2
LAMPIRAN

Program Yang Digunakan

a. Program Fading PWM LED (0-255/255-0)


1. int pinLed = 3; // Alamat LED yang terhubung
2. void setup() {}
3.
4. void loop() {
5. for (int nilai = 0; nilai <= 255; nilai += 5){ // Memulai angka dari 0 sampai kurang dari sama dengan
255,dengan kelipatan 5
6. analogWrite(pinLed, nilai); // Pembacaan untuk mengeluarkan tegangan analog/output yang
keluar dari int diatas
7. delay(30); // Jeda waktu setiap kenaikan tegangan
8. }
9. for (int nilai = 255; nilai >= 0; nilai -= 5){ // Keterbalikan mulai yang tadinya mulai dari dari 0-255
ke 255-0, setiap kelipatan turun dikurangi 5
10. analogWrite(pinLed, nilai); // Menampilkan tampilan nilai
11. delay(50); // Jeda waktu setiap penurunan
12. }
13.
14. }
b. Program Menghidupkan LED Sesuai Dengan Ketentuan PWM
1. int led = 3; //inisialisasi alamat led

2. void setup()

3. {

4. pinMode(led,OUTPUT); //menentukan led sebagai output

5. }

6. void loop()

7. {

8. analogWrite(led,0); //DC=0% [0% * 255 = 0%]

9. delay(5000);

10. analogWrite(led,63); //DC=25% [0% * 255 = 63%]

11. delay(5000);

12. analogWrite(led,127); //DC=50% [0% * 255 = 127%]

13. delay(5000);

14. analogWrite(led,191); //DC=75% [0% * 255 = 191%]

15. delay(5000);

16. analogWrite(led,255); //DC=100% [0% * 255 = 255%]

17. delay(5000);

18. }
c. Program Menampilkan Voltage Dari Potensiometer di Serial Monitor
1. #include <LCD_I2C.h>
2. LCD_I2C lcd(0x27, 16, 2);
3. byte sensor= A0;
4. byte led= 9;
5.
6. int nilai;
7. int output;
8. float tegangan;
9.
10. void setup(){
11. pinMode(led, OUTPUT);
12. Serial.begin(9600);
13. lcd.begin();
14. lcd.backlight();
15. }
16. void loop(){
17. nilai= analogRead(sensor);
18. tegangan = nilai*(5.0/1023.0);
19. output= map(nilai, 0, 1023, 0, 255);
20. analogWrite(led, output);
21. Serial.print("Sensor: ");
22. Serial.println(nilai);
23. Serial.print("Tegangan: ");
24. Serial.print(tegangan);
25. Serial.println("V");
26. Serial.print("Bit: ");
27. Serial.println(output);
28. delay(500);
29.
30. lcd.clear();
31. lcd.setCursor(0, 0);
32. lcd.print("Nilai ADC");
33. lcd.setCursor(0, 0);
34. lcd.print(nilai);
35.
36. lcd.setCursor(1, 0);
37. lcd.print("Nilai V");
38. lcd.setCursor(1, 0);
39. lcd.print(tegangan);
40.
41. }
d. Program Uji Sensor Ultrasonic
1. #include <Wire.h>
2. #include <LCD_I2C.h>
3.
4. #define trigPin 2
5. #define echoPin 4
6. LCD_I2C lcd(0x27, 16, 2);
7.
8. int maksrange = 50;
9. float jarak;
10. int duration;
11. int gape;
12. void setup()
13. {
14. pinMode(trigPin, OUTPUT);
15. pinMode(echoPin, INPUT);
16. Serial.begin(9600);
17. lcd.begin();
18. lcd.backlight();
19. }
20. void loop(){
21. digitalWrite(trigPin,OUTPUT);
22. delayMicroseconds(10);
23. digitalWrite(trigPin,LOW);
24. duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
25. gape = (duration/2) / 29.1;
26. jarak = maksrange - gape ;
27.
28. Serial.print("Jarak : ");
29. Serial.print(jarak);
30. Serial.println(" CM ");
31. Serial.print("Durasi : ");
32. Serial.print(duration);
33. Serial.println(" mS ");
34.
35. delay(500);
36. lcd.clear();
37. delay(1);
38. lcd.setCursor(0,0);
39. lcd.print("TBenda:");
40. lcd.setCursor(0,1);
41. lcd.print("DURASI:");
42.
43. lcd.setCursor(8,0);
44. lcd.print(jarak );
45. lcd.print(" ");
46. lcd.print("CM");
47. lcd.print(" ");
48. lcd.setCursor(8,1);
49. lcd.print(duration );
50. lcd.print(" ");
51. lcd.print("mS");
52. }
LAPORAN PRAKTIKUM III

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


POTENSIOMETER SEBAGAI SENSOR SUDUT DAN JARAK

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 3

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dan karakteristik dari potensiometer.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan pembacaan sudut dengan
Potensiometer.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan pembacaan jarak dengan
Potensiometer.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer).
2.2 Potensiometer

(a) (b)
Gambar 2.2 (a) Potensiometer Rotary (b) Potensiometer Slider
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan angkaian elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer
merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam kategori variable resistor. Secara
struktur, potensiometer terdiri dari 3 kaki terminal dengan sebuah shaft atau tuas
yang berfungsi sebagai pengaturnya.

2.3 LCD

Gambar 2.3 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display, yaitu panel penampil yang dibuat dari
bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna lengkap yang
berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut lihat
tertentu, merupakan salah satu rekayaan penting yang menunjang kebutuhan akan peralatan
elektronik serba tipis dan ringan.
Pada dasarnya, secara garis besar efek cahaya pada bahan penyusun LCD dapat dideskripsikan
sebagai berikut : operasi PDLC (polymer dispersed liquid crystal) pada keadaan transparan
(pixel kiri) dan pada keadaan hamburan (pixel kanan). Pada keadaan transparen, tegangan
dikenakan pada pixel, oleh karenanya mengarahkan kristal cair dalam droplet /titik kecil dan
menciptakan indek sesuai kondisi dimana no sesuai np. Pada keadaan hamburan, sumbu
simetris pada droplet secara acak diorientasikan, menciptakan indek tidak sesuai n antara
droplet dan matrik pengkapsulan.
2.4 I2C

Gambar 2.4 Inter Integrated Circuit

Modul Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua
arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data.
Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan
mikrokontroller I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti
yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer
data dengan membentuk sinyalStop, dan membangkitkan sinyal clock.
3. Alat dan Bahan
1. Arduino Uno : 1 buah
2. LCD : 1 buah
3. I2C : 1 buah
4. Potensiometer Slider : 1 buah
5. Potensiometer Rotary : 1 buah
6. Kabel Jumper : secukupnya
4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian
4.1.1 Rangkaian Pembacaan Sudut Dengan Potensiometer Rotary Dan Slider

Gambar 4.1 Rangkaian Pembacaan Sudut Dengan Potensiometer Rotary Dan Slider
4.2 Cara Kerja
4.2.1 Rangkaian Pembacaan Sudut Dengan Potensiometer Rotary
Potensiometer putar adalah jenis potensiometer yang memiliki konfigurasi elemen resistif yang
dipasang secara melingkar, sehingga wiper digerakkan dengan cara diputar. Potensiometer
putar umumnya dapat berputar hingga 270 derajat, ada juga jenis potensiometer putar yang
dapat berputar beberapa kali putaran. Potensiometer ini biasa digunakan misalnya pada sound
system untuk mengatur volume, bass, treble, dll. Pada percobaan ini potensio rotary
dihubungkan pada pin analog A1 arduino dan ditampilkan hasil pembacaan menggunakan LCD
16X2 I2C. Potensio Rotary digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan nilai adc, nilai bit
dan tegangan analogread arduino. Dalam pengambilan data dilakukan berulang dengan
mengubah selisih posisi sudut potensio rotary sebesar 20 derajat setiap percobaan.

4.2.2 Rangkaian Pembacaan Sudut Dengan Potensiometer Slider


Potensiometer slider memiliki elemen resistif yang terpasang secara linear sehingga
pergerakan wiper antara maju dan mundur atau ke kiri dan ke kanan. Potensiometer ini
umumnya kita temui pada sound mixer. Terdapat juga jenis potensiometer slider yang
dilengkapi dengan motor sehingga posisi dari potensiometer tersebut dapat diatur secara
otomatis sesuai dengan pengaturan yang tersimpan. Pada percobaan ini potensio rotary
dihubungkan pada pin analog A0 arduino dan ditampilkan hasil pembacaan menggunakan LCD
16X2 I2C. Potensio Slider digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan nilai adc, nilai bit
dan tegangan analogread arduino. Dalam pengambilan data dilakukan berulang dengan
mengubah selisih jarak pada potensio slider sebesar 0,5 cm setiap percobaan.

4.3 Langkah Percobaan


4.3.1 Percobaan Pembacaan Sudut Dengan Potensiometer Rotary
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Hubungkan pin analog A1 Arduino ke potensiometer, hubungkan juga GND dan
VCC-nya. Setelah itu hubungkan pin analog A4 arduino ke kaki SDA LCD I2C, pin
analog A5 arduino ke kaki SCL LCD I2C, pin 5V Arduino ke kaki VCC LCD I2C,
dan pin GND Arduino ke kaki GND LCD I2C menggunakan jumper.
3. Buat program untuk pembacaan sudut dengan potensiometer rotary dengan software
Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B.
5. Lakukan percobaan dengan memutar potensio sesuai dengan data sudut yang telah
ditentukan.
6. Amati dan catat hasil percobaan, bandingkan hasil pengukuran sudut yang tampak
pada LCD dan sudut aktual.
4.3.2 Percobaan Pembacaan Sudut Dengan Potensiometer Slider
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Hubungkan pin analog A0 Arduino ke potensiometer, hubungkan juga GND dan
VCC-nya. Setelah itu hubungkan pin analog A4 arduino ke kaki SDA LCD I2C, pin
analog A5 arduino ke kaki SCL LCD I2C, pin 5V Arduino ke kaki VCC LCD I2C,
dan pin GND Arduino ke kaki GND LCD I2C menggunakan jumper.
3. Buat program untuk pembacaan sudut dengan potensiometer slider dengan software
Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B.
5. Lakukan percobaan dengan menggeser potensio sesuai dengan interval jarak yang
telah ditentukan.
6. Amati dan catat hasil percobaan, bandingkan hasil pengukuran jarak yang tampak
LCD dan jarak aktual.

5. Hasil Percobaan
5.1 Percobaan Pembacaan Jarak Dengan Potensiometer Rotary
Tabel 5.1 Hasil Pembacaan Jarak Dengan Potensiometer Rotary
SUDUT SUDUT
ADC VOLT(V) BIT
AKTUAL PENGUKURAN
0° 0° 0 0 0
20° 12° 44 0.22 10
40° 59° 204 1.00 50
60° 107° 370 1.81 92
80° 145° 507 2.54 129
100° 191° 656 3.19 162
120° 207° 712 3.47 176
140° 220° 743 3.66 186
160° 230° 788 3.81 194
180° 239° 811 3.97 202
200° 250° 855 4.18 213
220° 259° 884 4.33 221
240° 275° 941 4.6 234
260° 281° 960 4.69 240
280° 283° 961 4.71 241
300° 299° 1020 4.99 254

SUDUT PENGUKURAN
320
300
280
260
240
SUDUT AKTUAL(°)

220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 12 24 36 48 60 72 84 96 108120132144156168180192204216228240252264276288300312324
SUDUT PENGUKURAN(°)

Gambar 5.1 Grafik Hasil Pembacaan Jarak Dengan Potensiometer Rotary

Gambar 5.2 Data Hasil Pembacaan Jarak Dengan Potensiometer Rotary


Gambar 5.3 Hasil Pembacaan Jarak Dengan Potensiometer Rotary
5.2 Percobaan Pembacaan Jarak Dengan Potensiometer Slider
Tabel 5.2 Hasil Pembacaan Jarak Dengan Potensiometer Slider
JARAK JARAK
AKTUAL PENGUKURAN ADC VOLT (V) BIT
(CM) (CM)
0 0 0 0 0
0.5 0.5 85 0.42 21
1 1 171 0.84 42
1.5 1.5 255 1.25 63
2 2 340 1.66 84
2.5 2.5 427 2.09 106
3 3 511 2.49 127
3.5 3.5 596 2.91 148
4 4.03 683 3.36 170
4.5 4.52 796 3.75 191
5 5 853 4.16 212
5.5 5.51 938 4.59 233
6 5.81 990 4.85 246

GRAFIK JARAK
6.5
6
5.5
5
JARAK AKTUAL (Cm)

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5
JARAK PENGUKURAN (Cm)

Gambar 5.4 Grafik Hasil Pembacaan Jarak Dengan Potensiomet Slider


Gambar 5.5 Data Hasil Pembacaan Jarak Dengan Potensiomet Slider

Gambar 5.6 Hasil Pembacaan Jarak Dengan Potensiomet Slider


6. Kesimpulan
1. Potensiometer putar umumnya dapat berputar hingga 270 derajat, Potensio Rotary
digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan nilai adc, nilai bit dan tegangan analog
read arduino. Dalam pengambilan data dilakukan berulang dengan mengubah selisih
posisi sudut potensio rotary sebesar 20 derajat setiap percobaan.
2. Potensio Slider digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan nilai adc, nilai bit dan
tegangan analog read arduino. Dalam pengambilan data dilakukan berulang dengan
mengubah selisih jarak pada potensio slider sebesar 0,5 cm setiap percobaan.
3. Potensio dapat digunakan sebagai pengganti sensor karena potensio memiliki resistansi
yang dapat berubah ubah seperti sensor yang juga memiliki tahanan dalam yang dapat
berubah juga sesuai dengan pembacaan sensor.
4. Dalam percobaan ini hasil pembacaan kedua jenis potensio memiliki perbedaan dengan
nilai aktual karena mendapat pengaruh dari nilai resistansi potensio yang kurang besar
sehingga mengakibatkan pembacaan kurang presisi.
DAFTAR PUSTAKA

Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Muis, Salaudin. 2013. PRINSIP KERJA LCD DAN PEMBUATANNYA (LIQUID


CRYSTAL DISPLAY).Yogyakarta. Hal ix

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative Technology
Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2
LAMPIRAN

Program Arduino
a. Program Pembacaan Sudut Dengan Potensiometer Rotary
1. #include <LCD_I2C.h>
2. LCD_I2C lcd(0x27, 16, 2);
3. byte sensor= A1;
4. int nilai;
5. int output,sudut;
6. float tegangan;
7.
8. void setup(){
9. Serial.begin(9600);
10. lcd.begin();
11. lcd.backlight();
12. }
13. void loop(){
14. nilai = analogRead(sensor);
15. sudut = nilai*(300.0/1023.0);
16. output = map(nilai, 0, 1023, 0, 255);
17. tegangan = nilai*(5.0/1023.0);
18.
19. Serial.print("Sudut : ");
20. Serial.println(sudut);
21. Serial.print("ADC : ");
22. Serial.println(nilai);
23. Serial.print("Bit : ");
24. Serial.println(output);
25. Serial.print("Tegangan : ");
26. Serial.println(tegangan);
27. delay(200);
28.
29. lcd.clear();
30. lcd.setCursor(0, 0);
31. lcd.print("Sdt:");
32. lcd.print(sudut);
33. lcd.setCursor(7, 0);
34. lcd.print(" ADC:");
35. lcd.print(nilai);
36. lcd.setCursor(0, 1);
37. lcd.print("Bit:");
38. lcd.print(output);
39. lcd.setCursor(7, 1);
40. lcd.print(" V :");
41. lcd.print(tegangan);
42. lcd.print("V");
43. }
b. Program Pembacaan Sudut Dengan Potensiometer Slider
1. #include <LCD_I2C.h>
2. LCD_I2C lcd(0x27, 16, 2);
3. byte sensor= A0;
4. byte led= 9;
5. int sensorValue,output;
6. float tegangan, jarak;
7.
8. void setup(){
9. pinMode(led, OUTPUT);
10. Serial.begin(9600);
11. lcd.begin();
12. lcd.backlight();
13. }
14. void loop(){
15. sensorValue = analogRead(sensor);
16. tegangan = sensorValue*(5.0/1023.0);
17. output= map(sensorValue, 0, 1023, 0, 255);
18. jarak= sensorValue*(6.0/1023.0);
19. analogWrite(led, output);
20.
21. Serial.print("Sensor: ");
22. Serial.println(sensorValue);
23. Serial.print("Tegangan: ");
24. Serial.print(tegangan);
25. Serial.println("V");
26. Serial.print("Bit: ");
27. Serial.println(output);
28. Serial.print("Jarak: ");
29. Serial.print (jarak);
30. Serial.println("CM");
31. Serial.println("-----------");
32. delay(200);
33.
34. lcd.clear();
35. lcd.setCursor(0, 0);
36. lcd.print("ADC:");
37. lcd.print(sensorValue);
38. lcd.print("-");
39. lcd.print("J:");
40. lcd.print(jarak);
41. lcd.print("CM");
42. lcd.setCursor(0, 1);
43. lcd.print("V:");
44. lcd.print(tegangan);
45. lcd.print("V");
46. lcd.print("-");
47. lcd.print("BIT:");
48. lcd.print(output);
49. }
LAPORAN PRAKTIKUM IV

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


SENSOR KELEMBABAN TANAH

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 4

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari sensor kelembaban tanah
YL-69.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan dengan sensor kelembaban tanah
YL-69.
3. Mahasiswa dapat membuat alat ukur kelembaban tanah menggunkan Arduino Uno.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer).
2.2 LCD

Gambar 2.2 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display, yaitu panel penampil yang dibuat dari
bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna lengkap yang
berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut lihat
tertentu, merupakan salah satu rekayaan penting yang menunjang kebutuhan akan peralatan
elektronik serba tipis dan ringan.
Pada dasarnya, secara garis besar efek cahaya pada bahan penyusun LCD dapat dideskripsikan
sebagai berikut : operasi PDLC (polymer dispersed liquid crystal) pada keadaan transparan
(pixel kiri) dan pada keadaan hamburan (pixel kanan). Pada keadaan transparen, tegangan
dikenakan pada pixel, oleh karenanya mengarahkan kristal cair dalam droplet /titik kecil dan
menciptakan indek sesuai kondisi dimana no sesuai np. Pada keadaan hamburan, sumbu
simetris pada droplet secara acak diorientasikan, menciptakan indek tidak sesuai n antara
droplet dan matrik pengkapsulan.
2.3 I2C

Gambar 2.3 Inter Integrated Circuit

Modul Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua
arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data.
Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan
mikrokontroller I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti
yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer
data dengan membentuk sinyalStop, dan membangkitkan sinyal clock.
2.4 Sensor YL-69

Gambar 2.4 Sensor YL-69


Sensor kelembaban tanah YL-69 mengimplementasikan prinsip kerja sensor resistif. Sensor ini
terdiri dari dua elektrode (probe) yang nantinya akan membaca kadar air didaerah sekitarnya,
sehingga arus melewati dari satu elektrode ke elektrode yang lain. Arus dilewatkan pada
elektroda didalam tanah sehingga pengukuran nilai resistansi tanah menentukan
kelembabannya. Jika tanah memiliki kadar air yang lebih banyak, output sensor akan berkurang
dan dengan demikian arus akan lebih mudah melewati probes sensor. Semakin dalam probe
sensor YL-69 ditancapkan ke tanah maka nilai ADC yang terukur semakin menurun, artinya
bahwa semakin banyak kontak antara tanah atau air dengan kedua elektroda sensor, maka
semakin sensitif sensor tersebut digunakan. Nilai resistansi probe sekitar 0,02 ohm. Ketika
diubah panjang satu segmen dalam probenya, nilai perubahan resistansinya tidak terukur oleh
ohm meter. Hal ini di karenakan probe ini bersifat konduktif, sehingga hubungan nilai resistansi
dengan perubahan panjang probe hampir tidak terlihat perbedaanya. Alat ini mempunyai
hambatan yang sangat kecil sekali, bertujuan supaya nilai resistansi yang terukur oleh sensor
YL-69 diasumsikan nilai resistansi objek yang kita ukur, nilai hambatan YL-69 diabaikan.
3. Alat dan Bahan
1. Arduino Uno : 1 buah
2. LCD : 1 buah
3. I2C : 1 buah
4. Sensor YL-69 : 1 buah
5. Kabel Jumper : secukupnya
4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Rangkain Percobaan Sensor YL-69


4.2 Cara Kerja
Sensor terdiri dari dua elektroda dan prinsip kerjanya berbasis resistansi. Sensor kelembaban
tanah membaca kelembaban tanah di sekitar elektrodanya. Arus listrik yang mengalir di kedua
elektroda melalui tanah dan resistansi pada tanah akan menentukan nilai kelembaban tanah.
Apabila kadar air dalam tanah atau kelembaban tinggi, ion dalam air akan mempermudah arus
listrik mengalir melalui tanah sehingga resistansi kecil. Demikian juga sebaliknya apabila
kadar air dalam tanah atau kelembaban rendah maka resistansi besar. Hubungan antara
resistansi dengan arus dinyatakan oleh Hukum Ohm,
𝑉
R= 𝐼

dengan
V = tegangan,
I = arus, dan
R = resistansi
Pada percobaan sensor YL-69 dihubungkan pada pin analog A0 arduino dan ditampilkan hasil
pembacaan menggunakan LCD 16X2 I2C. Sensor YL-69 digunakan untuk menampilkan hasil
pembacaan nilai adc sensor, perhitungan nilai kelembapan dan tegangan yang dihasilkan oleh
sensor tersebut. Dalam pengambilan data dilakukan secara berulang pada 3 jenis media tanah
diantaranya tanah basah, lembab dan kering. Dari ketiga jenis media tersebut dihasilkan data
pembacaan sensor yang sesuai dengan karakteristik dari tanah yang diuji.
4.3 Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Hubungkan pin analog A0 pada modul ke Arduino, lalu hubungkan juga pin VCC ke pin
6 Arduino, ini dilakukan karena jika memberikan tegangan terus-menerus pada probe
akan mempercepat rusaknya probe setelah itu hubungkan juga GND-nya. Kemudian
hubungkan pin analog A4 arduino ke kaki SDA LCD I2C, pin analog A5 arduino ke kaki
SCL LCD I2C, pin 5V Arduino ke kaki VCC LCD I2C, dan pin GND Arduino ke kaki
GND LCD I2C menggunakan jumper.
3. Buat program untuk dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B.
5. Lakukan percobaan dengan memasukkan probe sensor YL-69 ke media yang telah
disediakan (tanah kering/pasir) sesuai dengan tingkatan yang ada pada probe sensor.
6. Amati dan catat hasil percobaan.
7. Ulangi langkah 5-6 dengan menggunakan media yang berbeda (tanah lembab dan tanah
basah).
5. Hasil Percobaan
5.1 Percobaan Pembacaan Sensor YL-69 Dengan Media Tanah Kering (Pasir)
Tabel 5.1 Hasil Pembacaan Sensor YL-69 Dengan Media Tanah Kering (Pasir)
Level Probe Tegangan (V) Resistansi (Ω) ADC
1 4.89 999 23
2 4.83 989 34
3 4.78 977 46
4 4.70 961 62
5 4.67 955 68
6 4.65 952 71
7 4.47 915 108
Grafik Hubungan Keluaran Tegangan Dengan
Level Probe
5
Nilai keluaran Tegangan (Volt)

4.9
4.8
4.7
4.6
4.5
4.4
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Level Probe
(a)

Grafik Nilai Resistansi Dengan Level Probe


1010
1000
Nilai Resistansi (Ohm)

990
980
970
960
950
940
930
920
910
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Level Probe
(b)
Gambar 5.1 (a) Grafik Hubungan Keluaran Tegang Dengan Level Probe Pada Tanah
Kering (b) Grafik Nilai Resistansi Dengan Level Probe Pada Tanah Kering

5.2 Percobaan Pembacaan Sensor YL-69 Dengan Media Tanah Lembab


Tabel 5.2 Hasil Pembacaan Sensor YL-69 Dengan Media Tanah Lembab
Level Probe Tegangan (V) Resistansi (Ω) ADC
1 3.82 781 242
2 3.25 664 359
3 2.87 587 436
4 2.56 523 500
5 2.40 492 531
6 2.19 448 575
7 2.01 411 602
Grafik Hubungan Keluaran Tegangan Dengan Level
Probe
4.5
Nilai Keluaran Tegangan (Volt)

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Level Probe
(a)

Grafik Nilai Resistansi Dengan Level Probe


900
800
Nilai Resistansi (Ohm)

700
600
500
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Level Probe
(b)
Gambar 5.2 (a) Grafik Hubungan Keluaran Tegang Dengan Level Probe Pada Tanah
Lembab (b) Grafik Nilai Resistansi Dengan Level Probe Pada Tanah Lembab

5.3 Percobaan Pembacaan Sensor YL-69 Dengan Media Tanah Basah


Tabel 5.3 Hasil Pembacaan Sensor YL-69 Dengan Media Tanah Basah
Level Probe Tegangan (V) Resistansi (Ω) ADC
1 3.62 589 289
2 2.53 515 505
3 2.36 478 541
4 2.25 453 570
5 2.16 438 582
6 2.12 433 590
7 2.02 413 609
Grafik Hubungan Keluaran Tegangan Dengan Level
Nilai Keluaran Tegangan (Volt)
4
Probe
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Level Probe
(a)

Grafik Nilai Resistansi Dengan Level Probe


700
600
Nilai Resistansi (Ohm)

500
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Level Probe
(b)
Gambar 5.3 (a) Grafik Hubungan Keluaran Tegang Dengan Level Probe Pada Tanah
Basah (b) Grafik Nilai Resistansi Dengan Level Probe Pada Tanah Basah
6. Kesimpulan
1. Karakteristik sensor YL-69 yaitu ketika elektroda yang satu dihubungkan ke Vcc dan satu
lagi ke ground, hal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai resistansi objek yang
diukur dengan nilai output tegangan dan membuktikan bahwa sensor kelembaban YL-69
merupakan dua buah elektroda yang mengimplementasikan prinsip kerja sensor resistif,
yang dapat membaca kelembaban didaerah sekitarnya. Kemampuan suatu bahan untuk
menghambat arus listrik dinamakan resistansi. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai
resistansi pada tanah adalah kandungan airnya. Air akan membantu menghantarkan arus.
Semakin besar kandungan air pada tanah, maka nilai resistansinya semakin kecil dan
kelembaban tanahnya semakin besar. Begitupun sebaliknya.
2. Dari percobaan yang dilakukan pada sensor YL-69 diatas dapat disimpulkan yaitu ketika
sensor YL-69 di tancapkan pada pasir yang kering output dari sensor tersebut akan
menyalakan led berwarna merah dan berbarengan dengan nyala buzzer sebagai pertanda
bahwa tanah kering, selain output dari led dan buzzer lcd juga menampilkan tampilan
bahwa pasir tersebut kering. Selanjutnya percobaan kedua yaitu menancapkan sensor YL-
69 pada tanah yang lembab output dari percobaan tersebut yaitu led kuning menyala dan
lcd akan menampilkan karakter menyatakan tanah lembab. Dan percobaan terakhir yaitu
ketika sensor YL-69 ditancapkan pada tanah yang sangat basah output dari percobaan
tersebut yaitu led akan menyala berwarna hijau dan lcd akan menampilkan karakter bahwa
tanah tersebut dalam keadaan basah.
DAFTAR PUSTAKA
Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Muis, Salaudin. 2013. PRINSIP KERJA LCD DAN PEMBUATANNYA (LIQUID


CRYSTAL DISPLAY).Yogyakarta. Hal ix

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative Technology
Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2

Rahmawati, D., Herawati, F., & Saputra, G. Hendro “Karakterisasi Sensor Kelembaban Tanah
(YL-69) Untuk Otomatisasi Penyiraman tanaman Berbasis Arduino Uno” 2017. Prosiding
SKF, ISBN, 978-602.
LAMPIRAN
a. Program Arduino
1. #include <LCD_I2C.h>

2. int sensorPin = A0; // pin sensor

3. int powerPin = 6; // untuk pengganti VCC

4. float tegangan;

5. int nilaiSensor, sensorValue;

6. LCD_I2C lcd(0x27, 20,4);

7. void setup() {

8. // jadikan pin power sebagai output

9. pinMode(powerPin, OUTPUT);

10. // default bernilai LOW

11. digitalWrite(powerPin, LOW);

12. // mulai komunikasi serial

13. Serial.begin(9600);

14. lcd.begin();

15. lcd.backlight();

16. }

17.

18. void loop() {

19. Serial.print("Nilai Resistansi: ");

20. Serial.println(bacaSensor());

21. Serial.print("Nilai Tegangan: ");

22. Serial.println(tegangan);

23. Serial.print("Nilai ADC: ");

24. Serial.println(sensorValue);

25. Serial.println("-----------");

26. Serial.println("-----------");

27.

28. lcd.clear();

29. lcd.setCursor(0, 0);

30. lcd.print("Nilai Resistansi:");

31. lcd.print(bacaSensor());

32. lcd.setCursor(0, 1);


33. lcd.print("Nilai Tegangan:");

34. lcd.print(tegangan);

35. lcd.print("V");

36. lcd.setCursor(0, 2);

37. lcd.print("Nilai ADC:");

38. lcd.print(sensorValue);

39. delay(2000);

40. }

41. int bacaSensor() {

42. // hidupkan power

43. digitalWrite(powerPin, HIGH);

44. // sensorValue = analogRead(sensorPin);

45. delay(500);

46. // baca nilai analog dari sensor

47. int nilaiSensor = analogRead(sensorPin);

48. tegangan = nilaiSensor*(5.00/1023.00);

49. sensorValue = analogRead(sensorPin);

50. digitalWrite(powerPin, LOW);

51. // makin lembab maka makin tinggi nilai outputnya

52. return 1023 - nilaiSensor;

53. }
b. Monitoring Kelembaban Dengan Keluaran LED
LAPORAN PRAKTIKUM V

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


SENSOR DHT11 DAN DHT22

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 5

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari sensor suhu dan kelembaban
DHT11 dan DHT22.
2. Mahasiswa dapat membuat alat ukur Suhu dan Kelembaban Udara berbasis Arduino.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat percobaan simulasi penyiranm tanaman
otomatis menggunakan sensor suhu dan kelembaban DHT11 dan DHT22.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer).
2.2 LCD

Gambar 2.2 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display, yaitu panel penampil yang dibuat dari
bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna lengkap yang
berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut lihat
tertentu, merupakan salah satu rekayaan penting yang menunjang kebutuhan akan peralatan
elektronik serba tipis dan ringan.
Pada dasarnya, secara garis besar efek cahaya pada bahan penyusun LCD dapat dideskripsikan
sebagai berikut : operasi PDLC (polymer dispersed liquid crystal) pada keadaan transparan
(pixel kiri) dan pada keadaan hamburan (pixel kanan). Pada keadaan transparen, tegangan
dikenakan pada pixel, oleh karenanya mengarahkan kristal cair dalam droplet /titik kecil dan
menciptakan indek sesuai kondisi dimana no sesuai np. Pada keadaan hamburan, sumbu
simetris pada droplet secara acak diorientasikan, menciptakan indek tidak sesuai n antara
droplet dan matrik pengkapsulan.
2.3 I2C

Gambar 2.3 Inter Integrated Circuit

Modul Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua
arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data.
Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan
mikrokontroller I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti
yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer
data dengan membentuk sinyalStop, dan membangkitkan sinyal clock.
2.4 DHT11

Gambar 2.4 Sensor DHT11


Sensor DHT11 adalah sensor dengan kalibrasi sinyal digital yang mampu memberikan
informasi suhu dan kelembaban udara. Sensor ini tergolong komponen yang memiliki
tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien
kalibrasi disimpan dalam one time-programable(OTP) program memory, sehingga ketika
internal sensor mendeteksi sesuatu, maka module ini menyertakan koefisien tersebut
dalam kalkulasinya dengan transimisi sinyal hingga 20 meter, dengan spesifikasi Supply
Voltage: +5 V, Temperature range : 0-50 °C error of ± 2 °C, Humidity : 20-90% RH
± 5% RH error. Prinsip kerjanya adalahmemanfaatkan perubahan kapasitif perubahan posisi
bahan dielektrik diantara kedua keping, pergeseran posisi salah satu keping dan luas
keping yang berhadapan langsung.
2.5 DHT22

Gambar 2.5 Sensor DHT22


DHT22 merupakan sensor pengukur suhu dan kelembaban relatif dengan keluaran
berupa sinyal digital serta memiliki 4 pin yang terdiri dari power supply, data signal,
null, dan ground. DHT22 memiliki akurasi yang lebih baik daripada DHT11 dengan galat
relatif pengukuran suhu 4% dan kelembaban 18%.
2.6 LED

Gambar 2.6 LED (Light Emitting Diode)

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan
pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda
lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
• Sebagai lampu indikator,
• Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
• Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs)
atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya, LED
mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.
2.7 Resistor

Gambar 2.7 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor termasuk komponen
pasif pada rangkaian elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan
atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Hukum Ohm menyatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.

3. Alat dan Bahan


1. Arduino Uno : 1 buah
2. LCD : 1 buah
3. I2C : 1 buah
4. Sensor DHT11 : 1 buah
5. Sensor DHT22 : 1 buah
6. LED : 3 buah
7. Resistor : 3 buah
8. Pemanas : 1 buah
9. Tisu basah : secukupnya
10. Kabel Jumper : secukupnya
4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian
4.1.1 DHT11

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Dengan DHT11


4.1.2 DHT22

Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan Dengan DHT22


4.2 Cara Kerja
4.2.1 DHT11
Sensor DHT11 adalah sebuah modul yang isinya terdapat komponen sensor dan IC controller.
Sensor ini memiliki 4 buah pin, berbentuk kotak persegi panjang, dan permukaan depan yang
berongga, serta umumnya sensor berwarna biru. Di dalam modul sensor terdapat sebuah
resistor bertipe NTC atau Negative Temperature Coefficient. Resistor NTC memiliki
karakteristik yang mana nilai resistansinya berbanding terbalik dengan kenaikan suhu. Di
mana jika suhu yang terdeteksi oleh sensor semakin tinggi, maka nilai resistansi NTC akan
semakin kecil. Sebaliknya jika suhu yang terdeteksi oleh sensor semakin rendah, maka nilai
resistansinya akan semakin membesar. Selain mendeteksi perubahan suhu, di dalam sensor
DHT11 terdapat sebuah sensor kelembapan berkarakteristik resistif terhadap perubahan kadar
air di udara. Data dari kedua sensor ini akan diproses oleh IC controller yang ada di dalam
modul sensor menghasilkan data keluaran berbentuk single wire bi-directional.
Pada percobaan sensor DHT 11 dihubungkan pada pin digital 6 arduino dan ditampilkan hasil
pembacaan menggunakan LCD 16X2 I2C. Sensor DHT 11 digunakan untuk menampilkan
hasil pembacaan suhu, dan pembacaan kelembapan pada tiga kondisi. Dalam pengambilan
data dilakukan selama 10 menit dan didapatkan 20 pembacaan secara berulang-ulang. Dari
ketiga jenis media tersebut dihasilkan data pembacaan sensor yang sesuai dengan media yang
digunakan.
4.2.2 DHT22
Cara kerja dari sensor DHT 22 memiliki kesamaan dengan sensor DHT 11 pada umumnya.
DHT 22 memiliki range suhu, pengukuran kelembapan akurasi kelembapan ,akurasi suhu
yang lebih tinggi dan akurat dibandingkan DHT 11. Namun DHT 22 memiliki kecepatan
update data lambat dengan selisih 1 detik dari DHT 11.
Pada percobaan sensor DHT 11 dihubungkan pada pin digital 2 arduino dan ditampilkan hasil
pembacaan menggunakan Serial monitor pada arduino IDE. Pada percobaan ini sensor DHT
22 digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan suhu, dan pembacaan kelembapan pada
suhu ruangan. Dalam pengambilan data dilakukan selama 10 menit dan didapatkan 20
pembacaan secara berulang-ulang.
4.3 Langkah Percobaan
4.3.1 DHT11
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Hubungkan pin data pada DHT11 ke pin 6 digital Arduino, lalu hubungkan pin VCC
dan GND dari DHT11 ke Arduino. Kemudian hubungkan pin analog A4 arduino ke
kaki SDA LCD I2C, pin analog A5 arduino ke kaki SCL LCD I2C, pin 5V Arduino
ke kaki VCC LCD I2C, dan pin GND Arduino ke kaki GND LCD I2C menggunakan
jumper.
3. Hubungkan juga LED warna merah, kuning, dan hijau ke resistor lalu dihubungkan ke
pin analog Arduino A8, A9, dan A10.
4. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
5. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B.
6. Lakukan percobaan dengan kondisi pertama yaitu kondisi ruangan, yaitu dengan
membiarkan rangkaian bekerja dan membaca suhu juga kelembaban suatu ruangan.
Baca dan catat nilai pengukurannya.
7. Setelah itu lanjut dengan kondisi kedua yaitu kondisi basah. Pada kondisi ini siapkan
tisu basah dan tempelkan tisu tersebut ke permukaan sensor. Lalu baca dan catat nilai
pengukurannya.
8. Dan kondisi ketiga yaitu kondisi kering, pada kondisi ini siapkan pemanas dan
panaskan pemanas tersebut di dekat sensor. Setelah itu baca dan catat nilai
pengukurannya.
4.3.2 DHT22
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Hubungkan pin data pada DHT22 ke pin digital Arduino, lalu hubungkan pin VCC
dan GND dari DHT11 ke Arduino. Kemudian hubungkan pin analog A4 arduino ke
kaki SDA LCD I2C, pin analog A5 arduino ke kaki SCL LCD I2C, pin 5V Arduino
ke kaki VCC LCD I2C, dan pin GND Arduino ke kaki GND LCD I2C menggunakan
jumper.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B.
5. Lakukan percobaan dengan dengan membiarkan rangkaian bekerja dan membaca suhu
juga kelembaban suatu ruangan.
6. Baca dan catat nilai pengukurannya.
5. Data Hasil Percobaan
5.1 DHT11
Tabel 5.1 Data Hasil Percobaan Dengan DHT11
KONDISI KONDISI
KONDISI RUANG
T (menit) BASAH KERING
℃ %RH ℃ %RH ℃ %RH
0.5 31.60 42 28.60 86 31.30 41
1 31.40 43 28.40 90 33.00 45
1.5 31.00 44 28.00 91 34.40 47
2 30.80 45 27.60 92 36.90 38
2.5 30.60 45 27.10 92 38.50 33
3 30.40 46 26.80 93 39.50 28
3.5 30.20 47 26.40 93 41.30 23
4 30.00 47 26.20 93 42.40 21
4.5 29.80 47 25.90 94 43.00 20
5 29.60 47 25.60 94 43.50 17
5.5 29.40 49 25.40 94 44.10 18
6 29.30 49 25.30 94 44.60 14
6.5 29.10 50 25.10 95 44.80 17
7 29.00 50 25.00 95 45.30 16
7.5 28.90 51 24.90 96 45.60 16
8 28.80 50 24.80 96 45.80 13
8.5 28.70 51 24.60 96 45.60 12
9 28.50 51 24.30 96 46.20 15
9.5 28.40 52 24.00 96 46.90 12
10 28.30 52 23.70 96 47.30 10
GRAFIK NILAI ℃ PADA KONDISI RUANG
32
31.5
31
NILAI SUHU (℃)

30.5
30
29.5
29
28.5
28
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
WAKTU (MENIT)

(a)

GRAFIK NILAI %RH PADA KONDISI RUANG


54
52
NILAI KELEMBABAN (%)

50
48
46
44
42
40
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
WAKTU (MENIT)

(b)
Gambar 5.1 (a) Grafik Nilai ℃ Pada Kondisi Ruang (b) Grafik Nilai %RH Pada
Kondisi Ruang
GRAFIK NILAI ℃ PADA KONDISI BASAH
29
28.5
28
27.5
NILAI SUHU (℃)

27
26.5
26
25.5
25
24.5
24
23.5
23
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
WAKTU (MENIT)

(a)

GRAFIK NILAI %RH PADA KONDISI BASAH


97
NILAI KELEMBABAN (%)

95

93

91

89

87

85
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
WAKTU (MENIT)

(b)
Gambar 5.2 (a) Grafik Nilai ℃ Pada Kondisi Basah (b) Grafik Nilai %RH Pada
Kondisi Basah
GRAFIK NILAI ℃ PADA KONDISI KERING
50
48
NILAI SUHU (℃) 46
44
42
40
38
36
34
32
30
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
WAKTU (MENIT)

(a)

GRAFIK NILAI %RH PADA KONDISI KERING


50
45
NILAI KELEMBABAN (%)

40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
WAKTU (MENIT)

(b)
Gambar 5.3 (a) Grafik Nilai ℃ Pada Kondisi Kering (b) Grafik Nilai %RH Pada
Kondisi Kering
5.2 DHT22
Tabel 5.2 Data Hasil Percobaan Dengan DHT22
KONDISI RUANG
T(waktu)
℃ %RH
0.5 27.60 80
1 27.60 80
1.5 27.60 80.1
2 27.70 79.8
2.5 27.60 79.8
3 27.50 79.8
3.5 27.60 79.9
4 27.50 79.7
4.5 27.50 79.8
5 27.50 79.9
5.5 27.50 79.9
6 27.50 79.9
6.5 27.50 80
7 27.50 80
7.5 27.50 80
8 27.50 80.1
8.5 27.50 80.1
9 27.50 80.3
9.5 27.50 80.2
10 27.50 80.2
GRAFIK NILAI ℃ PADA KONDISI RUANG DHT22
27.75

27.7

27.65
Nilai Suhu (℃)

27.6

27.55

27.5

27.45
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
Waktu (Menit)

(a)

GRAFIK NILAI %RH PADA KONDISI RUANG


DHT22
80.4

80.3
Nilai Kelembaban (%)

80.2

80.1

80

79.9

79.8

79.7

79.6
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
Waktu (Menit)

(b)
Gambar 5.4 (a) Grafik Nilai ℃ Pembacaan Sensor DHT22 (b) Grafik Nilai %RH
Pembacaan Sensor DHT22
6. Kesimpulan
1. DHT 11 merupakan sensor yang mampu mendeteksi suhu (temperature) dan
kelembapan (humidty) pada area sekitar sensor. Dalam sensor ini terdiri dari termistor
untuk mengecek suhu dan kapasitif sensor untuk mengecek kelembapan. Biasanya
sensor ini langsung dikemas dengan modul sehingga dalam modul tersebut sudah
terdapat sensor dan chip untuk mengubah tegangan analog menjadi sinyal digital.
Modul tersebut terdiri dari 3 pin yaitu : VCC, GND, dan Output. Sensor DHT11 terdiri
dari elemen penginderaan kelembaban kapasitif dan termistor untuk penginderaan
suhu. Kapasitor penginderaan kelembaban memiliki dua elektroda dengan substrat
penahan kelembapan sebagai dielektrik di antara keduanya. Perubahan nilai
kapasitansi terjadi dengan perubahan tingkat kelembaban. IC mengukur, memproses
nilai resistansi yang diubah ini dan mengubahnya menjadi bentuk digital.
2. DHT22 merupakan sensor yang dapat mengukur suhu dan juga kelembaban, sensor
ini mempunyai keluaran berwujud sinyal digital. Sensor DHT22 ini mempunyai
pengukuran yang sangat akurat. Dan juga sensor DHT22 memiliki jangkauan
pembacaan suhu dan kelembaban yang luas, selain dapat membaca suhu dan
kelembapan ruangan sensor ini juga dapat mengukur suhu dan kelembapan udara di
luar ruangan.
3. Dari beberapa percobaan diatas dapat diketahui dimana sensor DHT 11 dan DHT 22
digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi kelembaban udara dimana pada rangkaian
percobaan tersebut bekerja untuk mendeteksi kelembaban dan berapa deerajat suhu
dalam ruangan, dalam percobaan tersebut juga terdapat 3 kondisi yaitu keadaan
ruangan normal, kering dan basah. Hasil dari percobaan dapat diketahui jika semakin
kering ruangan maka semakin kecil juga kelembaban yang ada pada ruangan tersebut
sedangkan jika ruangan tersebut basah maka kelembaban ruangan tersebut juga akan
semakin basah. Jeda dari pembacaan setiap suhu selama 30 detik membuat pembacaan
dari sensor semakin jelas.
4. Perbedaan antara sensor DHT 11 dan DHT 22 dimana pembacaan dari sensor DHT 11
lebih cepat dibanding pembacaan sensor DHT 22, namun hasil pembacaan sensor
lebih akurat sensor DHT 22 daripada DHT 11.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, K. S., & Pramudya, Y. (2017, October). Pengembangan Sistem Akuisisi Data
Kelembaban dan Suhu Dengan Menggunakan SENSOR DHT11 dan Arduino Berbasis
IOT. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) (Vol. 6, pp. SNF2017-CIP).

Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Muis, Salaudin. 2013. PRINSIP KERJA LCD DAN PEMBUATANNYA (LIQUID


CRYSTAL DISPLAY).Yogyakarta. Hal ix

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative Technology
Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2

Satya, T. P., Oktiawati, U. Y., Fahrurrozi, I., & Prisyanti, H. (2020). Analisis Akurasi Sistem
sensor DHT22 berbasis Arduino terhadap Thermohygrometer Standar. Jurnal Fisika Dan
Aplikasinya, 16(1), 40-45.
LAMPIRAN

Program Arduino
1. #include "Adafruit_Sensor_Calibration.h"

2. #include <DHT.h> //library DHT

3. #include <LCD_I2C.h>

4. #define DHTPIN 4 //pin DATA konek ke pin 4 Arduino

5. #define DHTTYPE DHT11 //tipe sensor DHT11

6. DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE); //set sensor + koneksi pin

7. #define ledm 8 //kering merah

8. #define ledk 9 //ruang kuning

9. #define ledh 10 //basah hijau

10.

11. float humi, temp;//deklarasi variabel

12. LCD_I2C lcd(0x27, 20,4);

13. void setup()

14. {

15. pinMode(ledm,OUTPUT);

16. pinMode(ledk,OUTPUT);

17. pinMode(ledh,OUTPUT);

18.

19. Serial.begin(9600);//baud 9600

20. dht.begin();

21. lcd.begin();

22. lcd.backlight();

23. lcd.setCursor(0, 0);

24. lcd.print(" Kelompok 2 ");

25. lcd.setCursor(0, 1);

26. lcd.print(" EK3C ");

27. delay(3000);

28. lcd.clear();

29. }

30.

31. void loop()

32. {
33. humi = dht.readHumidity();//baca kelembaban

34. temp = dht.readTemperature();//baca suhu

35. if (isnan(humi) || isnan(temp)) { //jika tidak ada hasil

36. Serial.println("DHT11 tidak terbaca... !");

37. return;

38. }

39. // else{//jika ada hasilnya

40. // Serial.print("Suhu=");

41. // Serial.print(temp);

42. // Serial.println("C"); //kirim serial "C" Celcius

43. // Serial.print("Humi="); //kirim serial "Humi"

44. // Serial.print(humi); //kirim serial nilai kelembaban

45. // Serial.println("%RH"); //kirim serial "%RH"

46. // }

47.

48. if (temp >=28 && temp <35)

49. {

50. digitalWrite(ledk, HIGH);

51. digitalWrite(ledm, LOW);

52. digitalWrite(ledh, LOW);

53. Serial.print("Kondisi Ruang = ");//kirim serial "Suhu"

54. Serial.print(temp);//kirim serial nilai suhu

55. Serial.println("C"); //kirim serial "C" Celcius

56. Serial.print("Humi="); //kirim serial "Humi"

57. Serial.print(humi); //kirim serial nilai kelembaban

58. Serial.println("%RH"); //kirim serial "%RH"

59. lcd.clear();

60. lcd.setCursor(0, 0);

61. lcd.print("Humi:");

62. lcd.print(humi);

63. lcd.print("%RH");

64.

65. lcd.setCursor(0, 1);

66. lcd.print("Temp:");
67. lcd.print(temp);

68. lcd.print("C");

69. lcd.print("---");

70. lcd.print("Ruang");

71. }

72. if (temp >=36 )

73. {

74. digitalWrite(ledm, HIGH);

75. digitalWrite(ledk, LOW);

76. digitalWrite(ledh, LOW);

77. Serial.print("Kondisi Kering = ");//kirim serial "Suhu"

78. Serial.print(temp);//kirim serial nilai suhu

79. Serial.println("C"); //kirim serial "C" Celcius

80. Serial.print("Humi="); //kirim serial "Humi"

81. Serial.print(humi); //kirim serial nilai kelembaban

82. Serial.println("%RH"); //kirim serial "%RH"

83.

84. lcd.clear();

85. lcd.setCursor(0, 0);

86. lcd.print("Humi:");

87. lcd.print(humi);

88. lcd.print("%RH");

89.

90. lcd.setCursor(0, 1);

91. lcd.print("Temp:");

92. lcd.print(temp);

93. lcd.print("C");

94. lcd.print("---");

95. lcd.print("Kering");

96. }

97. if (temp <=27)

98. {

99. digitalWrite(ledh, HIGH);

100. digitalWrite(ledk, LOW);


101. digitalWrite(ledm, LOW);

102. Serial.print("Kondisi Basah = ");//kirim serial "Suhu"

103. Serial.print(temp);//kirim serial nilai suhu

104. Serial.println("C"); //kirim serial "C" Celcius

105. Serial.print("Humi="); //kirim serial "Humi"

106. Serial.print(humi); //kirim serial nilai kelembaban

107. Serial.println("%RH"); //kirim serial "%RH"

108.

109. lcd.clear();

110. lcd.setCursor(0, 0);

111. lcd.print("Humi=:");

112. lcd.print(humi);

113. lcd.print("%RH");

114.

115. lcd.setCursor(0, 1);

116. lcd.print("Temp:");

117. lcd.print(temp);

118. lcd.print("C");

119. lcd.print("---");

120. lcd.print("Basah");

121. }

122. delay(30000); //tunda 30 detik untuk pembacaan berikutnya

123. }

Dokumentasi
LAPORAN PRAKTIKUM VI

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


SENSOR LDR DAN SENSOR IR KY-026

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 6

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari LDR dan Modul IR KY-
026.
2. Mahasiswa dapat membuat aplikasi LDR sebagai peraalatan kendali maupun pemantau
berbasis Arduino.
3. Mahasiswa dapat membuat peralatan pendeteksi api menggunakan modul IR KY-026.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer).
2.2 LCD

Gambar 2.2 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display, yaitu panel penampil yang dibuat dari
bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna lengkap yang
berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut lihat
tertentu, merupakan salah satu rekayaan penting yang menunjang kebutuhan akan peralatan
elektronik serba tipis dan ringan.
Pada dasarnya, secara garis besar efek cahaya pada bahan penyusun LCD dapat dideskripsikan
sebagai berikut : operasi PDLC (polymer dispersed liquid crystal) pada keadaan transparan
(pixel kiri) dan pada keadaan hamburan (pixel kanan). Pada keadaan transparen, tegangan
dikenakan pada pixel, oleh karenanya mengarahkan kristal cair dalam droplet /titik kecil dan
menciptakan indek sesuai kondisi dimana no sesuai np. Pada keadaan hamburan, sumbu
simetris pada droplet secara acak diorientasikan, menciptakan indek tidak sesuai n antara
droplet dan matrik pengkapsulan.
2.3 I2C

Gambar 2.3 Inter Integrated Circuit

Modul Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua
arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data.
Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan
mikrokontroller I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti
yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer
data dengan membentuk sinyalStop, dan membangkitkan sinyal clock.
2.4 LDR

Gambar 2.4 LDR


Light Dependent Resistor (LDR) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah
ubah tergantung pada intensitas cahaya yang meneganinya. Jika intensitas cahaya semakin
besar maka resistansi LDR semakin kecil, jika intensitas cahaya semakin kecil maka resistansi
LDR semakin besar LDR memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik listriknya
berubah - ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. Bahan yang digunakan adalah Kadmium
Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe).
Karakteristik LDR
a. Laju Recovery
Laju recovery merupakan suatu ukuaran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam
waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR type arus harganya lebih besar dari
200 K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut
akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang
memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level
cahaya 400 lux.
b. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang
jatuh padanya (yaitu warna). LDR memiliki nilai resistansi yang besar (sekitar beberapa Mega
ohm) pada kondisi gelap dan nilai resistansinya ini akan semakin kecil jika cahaya yang jatuh
ke permukaannya semakin terang. Pada keadaan terang benderang (siang hari) nilai
resistansinya dapat mengecil, R biasa digunakan sebagai sensor cahaya.
2.5 Modul Sensor Api KY-026

Gambar 2.5 Modul Api KY-026


Modul Sensor Api KY-026 untuk Arduino adalah sensor untuk mendeteksi cahaya inframerah
yang dipancarkan oleh api. Modul ini memiliki keluaran digital dan analog dan potensiometer
untuk menyesuaikan sensitivitas. Sensor ini biasa digunakan dalam sistem deteksi kebakaran.
Selain itu sensor ini sering juga digunakan untuk mendeteksi api pada ruangan di perkantoran,
apartemen, maupun di perhotelan. Suhu normal pembacaan normal sensor ini yaitu pada 25
85°C dengan besar sudut pembacaan pada 60°. Dengan memperhatikan jarak sensing antara
objek yang akan disensing dengan sensor tidak boleh terlalu dekat, yang berakibat lifetime
sensor yang cepat rusak.
Adapun spesifikasi sensor IR KY-026 adalah sebagai berikut :
Operating Voltage : 3.3V to 5.5V
Infrared Wavelength Detection : 760 nm to 1100 nm
Sensor Detection Angle : 60°
Board Dimensions : 1.5cm x 3.6cm [0.6in x 1.4in]
2.6 LED

Gambar 2.6 LED (Light Emitting Diode)

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan
pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda
lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
• Sebagai lampu indikator,
• Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
• Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs)
atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya, LED
mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.
2.7 Resistor

Gambar 2.7 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor termasuk komponen
pasif pada rangkaian elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan
atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Hukum Ohm menyatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.

3. Alat dan Bahan


1. Arduino Uno : 1 buah
2. LCD : 1 buah
3. I2C : 1 buah
4. Sensor LDR : 1 buah
5. Sensor IR KY-026 : 1 buah
6. LED : 3 buah
7. Resistor : 3 buah
8. Pemanas : 1 buah
9. Lilin : 1 buah
10. Pematik : 1 buah
11. Tisu basah : secukupnya
12. Kabel Jumper : secukupnya

4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian
4.1.1 LDR

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan LDR


4.1.2 Sensor IR KY-026

Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan Modul Sensor


4.2 Cara Kerja
4.2.1 LDR
Pada dasarnya, cara kerja LDR untuk dapat menghantarkan arus listrik dengan baik maka LDR
itu sendiri harus diberikan cahaya dengan intensitas yang tinggi. Ketika LDR (Light Dependent
Resistor) diberikan intensitas cahaya yang tinggi maka nilai resistansi atau hambatannya akan
menjadi kecil sehingga mengakibatkan arus dapat mengalir melalui LDR atau Light Dependent
Resistor.tersebut. Secara teori bahan semikonduktor dari cakram tersebut apabila pada saat
kondisi gelap atau intensitas cahaya yang diterima rendah maka akan menghasilkan elektron
bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut
muatan listrik. Artinya pada saat intensitas cahaya rendah (kondisi gelap), LDR menjadi
konduktor yang buruk atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat
kondisi gelap atau intensitas.cahaya.rendah.Sedangkan pada saat intensitas cahaya tinggi
(kondisi terang), ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut.
Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan listrik. Artinya pada saat
intensitas cahaya tinggi (kondisi terang), LDR menjadi konduktor yang baik atau bisa disebut
juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat kondisi terang (intensitas cahaya tinggi).

Pada percobaan sensor LDR dihubungkan pada pin analog A0 Arduino kemudian ditampilkan
hasil pembacaan menggunakan LCD I2C dan sebagai tambahan diberikan indikator berupa 2
led dan 1 buzzer. Dengan menampilkan pembacaann data dari sensor berupa nilai adc sensor
dan nilai tegangan yang dihasilkan. Dari hasil data pengukuran yang didapat meliputi beberapa
kondisi pengujian diantaranya, pada saat LDR dihalangi oleh penghalang dengan jarak yang
sudah ditentukan, LDR ditutupi oleh penghalang, LDR dikenakan flash lampu dengan jarak
yang ditentukan, LDR dihalangi oleh air jernih dan air keruh. Dalam pengambilan data
dilakukan secara bertahap meliputi 4 kondisi terhadap LDR tersebut.

4.2.2 Flame Sensor


Flame sensor merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai pendeteksi nyala api yang
dimana api tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100nm. Sensor ini
menggunakan infrared sebagai tranduser dalam mensensing kondisi nyala api. Cara kerja
sensor ini yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi nyala api dengan menggunakan
metode optik. Pada sensor ini menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai
sensing sensor. Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada
panjang gelombang tertentu.Yang dimana memungkinkan alat ini untuk membedakan antara
spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya lainnya seperti spectrum cahaya lampu.
Pada percobaan sensor Flame dihubungkan pada pin A1 Arduino kemudian ditampilkan hasil
pembacaan menggunakan LCD I2C dan sebagai tambahan diberikan indikator berupa 2 led
dan 1 buzzer. Dengan menampilkan pembacaan data dari sensor berupa nilai adc sensor dan
nilai tegangan yang dihasilkan. Dari hasil data pengukuran yang didapat dari rentan jarak
sensor secara sejajar dan secara sudut dengan sumber api yang menyala pada lilin. Dalam
pengambilan data dilakukan hingga hasil pembacaan sensor tidak mengidentifikasi adanya api.

4.3 Langkah Percobaan


4.3.1 LDR
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.1.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B dan jalankan programnya.
5. Lakukan percobaan dengan kondisi pertama yaitu tanpa halangan.
6. Amati dan catat hasil pengukurannya.
7. Ulangi langkah 5 – 6 dengan kondisi kedua yaitu LDR ditutupi oleh penutup dengan
jarak tertentu, kondisi ketiga LDR tertutup sepenuhnya, dan kondisi keempat LDR
disinari oleh flash dengan jarak terrtentu.
4.3.2 Sensor
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.2.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B dan jalankan programnya.
5. Lakukan percobaan dengan mengatur jarak lilin dengan sensor (cari kondisi
maksimum dan minimum api).
6. Amati dan catat hasil pengukurannya.
7. Ulangi langkah 5 – 6 dengan mengatur sudut antara sensor dan lilin dengan sudut yang
berbeda, yaitu 45° dan 90°.
5. Data Hasil Percobaan
5.1 LDR
Tabel 5.1 Data Hasil Percobaan Sensor LDR
JARAK Resistansi (Ω) ADC Vout (V)
Tanpa Halangan 1.785K 922 4.51
8 cm 2.285K 826 4.04
7 cm 2.524K 816 3.99
6 cm 3.256K 765 3.74
5 cm 3.937K 770 3,76
4 cm 4.48K 734 3,69
3 cm 5.6K 687 3.33
2 cm 7.8K 609 2.89
1 cm 7,9K 600 2.93
Tertutup 27,26K 303 1.48
Flash 5 cm 220.6 1003 4.90
Flash 4 cm 181 1006 4.92
Flash 3 cm 157.7 1007 4.92
Flash 2 cm 147.2 806 3.99
Flash 1 cm 92.8 783 3.83
5.2 Modul Sensor KY-026
Tabel 5.2 Data Hasil Pembacaan Sensor KY-026
Di depan sensor Sudut 45 Sudut 90
Jarak Jarak Jarak
ADC V ADC V ADC V
(cm) (cm) (cm)
20 50 0.24 4 27 0.14 5 25 0.12
40 53 0.26 8 32 0.16 10 30 0.15
60 58 0.28 12 34 0.17 15 36 0.18
80 61 0.30 16 36 0.18 20 43 0.21
100 64 0.31 20 39 0.19 25 47 0.22
120 70 0.34 24 43 0.21 30 60 0.29
Tidak
140 71 0.35 28 44 0.22 31
Terbaca
160 73 0.36 32 45 0.22
180 82 0.40 36 48 0.23
200 99 0.48 40 50 0.24
Tidak
201 44 51 0.24
Terbaca
48 52 0.25
52 54 0.27
56 62 0.29
Tidak
67
Terbaca
Grafik Hubungan ADC Dengan Jarak Pada Kondisi Di Depan Sensor
105
100
95
90
85
80
ADC

75
70
65
60
55
50
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
JARAK (Cm)

(a)

Grafik Hubungan Vout Dengan Jarak Pada Kondisi Di Depan Sensor


0.55
0.5
0.45
0.4
0.35
VOUT (Volt)

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
JARAK (Cm)

(b)

Gambar 5.1 (a) Grafik Hubungan ADC Dengan Jarak Pada Kondisi Di Depan
Sensor, (b) Grafik Hubungan Vout Dengan Jarak Pada Kondisi Di Depan Sensor
Grafik Hubungan ADC Dengan Jarak Pada Kondisi 45° Dari Sensor
65
60
55
50
ADC

45
40
35
30
25
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
JARAK (CM)

(a)

Grafik Hubungan Vout Dengan Jarak Pada Kondisi 45° Dari Sensor
0.3
0.28
0.26
0.24
VOUT (Volt)

0.22
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
JARAK (CM)

(b)

Gambar 5.2 (a) Grafik Hubungan ADC Dengan Jarak Pada Kondisi 45 Dari
Sensor, (b) Grafik Hubungan Vout Dengan Jarak Pada Kondisi 45° Dari Sensor
Grafik Hubungan ADC Dengan Jarak Pada Kondisi 90° Dari Sensor
65
60
55
50
ADC

45
40
35
30
25
0 5 10 15 20 25 30 35
JARAK (CM)

(a)

Grafik Hubungan VOUT Dengan Jarak Pada Kondisi 90° Dari Sensor
0.3
0.28
0.26
0.24
VOUT (Volt)

0.22
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0 5 10 15 20 25 30 35
JARAK (CM)

(b)

Gambar 5.3 (a) Grafik Hubungan ADC Dengan Jarak Pada Kondisi 90° Dari
Sensor, (b) Grafik Hubungan Vout Dengan Jarak Pada Kondisi 90° Dari Sensor

6. Kesimpulan
1. LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya
berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya.Jika intensitas cahaya semakin besar
maka resistansi LDR semakin kecil, jika intensitas cahaya semakin kecil maka
resistansi LDR semakin besar.LDR sering juga disebut dengan sensor cahaya.
Modul sensor api ini memiliki karakteristik tegangan keluaran saat tidak ada api dan
keluaran rendah saat ada api dengan panjang gelombang rendah . Sensor ini dapat
mendeteksi gelombang infra merah yang dipancarkan oleh api, sehingga sensor tersebut
dapat digunakan sebagai pendeteksi kebakaran.
Modul sensor ini memiliki jarak pembacaan (kurang lebih) 100 Cm dengan pembacaan
secara garis lurus dari titik api ke sensor. Lampu indikator LED mati atau logika Low
(0) jika tidak medeteksi api, sedangkan lampu indikator LED menyala atau logika High
(1).

2. Dari percobaan yang telah dilakukan LDR digunakan sebagai sensor cahaya yang
digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya yang terdapat di dalam sebuah ruangan,
terdapat beberapa kondisi dalam percobaan mulai tanpa halangan(terbuka), terhalang
dari jarak 8 cm sampai LDR tertutup semua dengan kertas berwarna merah, dan
keadaan yang sama namun diberi cahaya tambahan menggunakan flash handphone,
sebagai output terdapat 2 buah led hijau dan merah, jika keadaan terang led hijau
menyala sedangkan dalam keadaan terhalang atau gelap maka led merah akan menyala.

3. Dari percobaan yang telah dilakukan sensor api digunakan sebagai pendeteksi adanya
api dalam jangkauan beberapa cm, dari percobaan yang telah dilakukan sensor api dapat
mendeteksi api sejauh 200 cm dalam keadaan lurus sejajar dengan api, sedangkan dalam
keadaan jarak 45 derajat dari letak sensor, sensor hanya dapat mendeteksi api sampai
56 cm saja, dan dalam keadaan jarak sensor sejajar atau sudut 90 derajat sensor hanya
dapat mendeteksi jarak sejauh 30 cm saja. Dalam percobaan ini digunakan led dan
buzzer sebagai output dan sebagai penanda adanya api disekitar sensor.
DAFTAR PUSTAKA
Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Muis, Salaudin. 2013. PRINSIP KERJA LCD DAN PEMBUATANNYA (LIQUID


CRYSTAL DISPLAY).Yogyakarta. Hal ix

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative Technology
Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2

Sur Hidayatullah, F., Juliasari, N., & Ariyani, P. F. (2022). PROTOTIPE SISTEM RUMAH
PINTAR DETEKSI DINI KEBAKARAN BERBASIS ANDROID. JIKI (Jurnal llmu
Komputer & lnformatika), 3(1), 234-241.
Utama, S., & Putri, N. U. (2018). Implementasi Sensor Light Dependent Resistor (LDR) Dan
LM35 Pada Prototipe Atap Otomatis Berbasis Arduino. CIRCUIT: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro, 2(2).
LAMPIRAN
a. SENSOR LDR
1. //PERCOBAAN LDR SEBAGAI PENDETEKSI CAHAYA

2. #include <Wire.h>

3. #include <LiquidCrystal_I2C.h>

4. LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4);

5. int sensorLDR = A0, sensorNilai = 0, LEDm = 2, buzz = 3,

6. LEDh = 4, air = 700;

7. void setup() {

8. Serial.begin(9600);

9. pinMode(LEDm, OUTPUT);

10. pinMode(buzz, OUTPUT);

11. pinMode(LEDh, OUTPUT);

12. lcd.init();

13. lcd.backlight();

14. }

15. void loop() {

16. sensorNilai = analogRead(sensorLDR);

17. Serial.println(sensorNilai);

18. lcd.clear();

19. lcd.setCursor(0,0);

20. lcd.print("Sensor : ");

21. lcd.print(sensorNilai);

22. float Tegangan = sensorNilai*(5.0/1023.0);

23. lcd.setCursor(0,1);

24. lcd.print("Tegangan : ");

25. lcd.print(Tegangan);

26. lcd.setCursor(16,1);

27. lcd.print("V");

28.

29. if(sensorNilai <= air){

30. digitalWrite(LEDm,HIGH);

31. digitalWrite(LEDh, LOW);

32. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);


33. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

34. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

35. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

36. }

37. else{

38. digitalWrite(LEDh, HIGH);

39. digitalWrite(LEDm, LOW);

40. delay(500);

41. }

42. delay(500);

43. }

Dokumentasi
b. SENSOR IR KY-026
1. //PERCOBAAN IR KY-026 SEBAGAI DETEKTOR API

2. #include <Wire.h>

3. #include <LiquidCrystal_I2C.h>

4. LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

5. int LED = 2;

6. int buzz = 3;

7. int FlamePin = A1;

8. int FLAME = 0;

9. void setup() {

10. Serial.begin(9600);

11. pinMode(LED, OUTPUT);

12. pinMode(buzz, OUTPUT);

13. pinMode(FlamePin, INPUT);

14. lcd.init();

15. lcd.backlight();

16. }

17.

18. void loop() {

19. FLAME = analogRead(FlamePin);

20. lcd.clear();

21. lcd.setCursor(0,0);

22. lcd.print("Sensor : ");

23. lcd.print(FLAME);

24. float Tegangan = FLAME*(5.0/1023.0);

25. lcd.setCursor(0,1);

26. lcd.print("Tegangan : ");

27. lcd.print(Tegangan);

28. Serial.println(FLAME);

29. if(FLAME<=100){

30. Serial.println("FLAME DETECTED");

31. digitalWrite(LED, HIGH);

32. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

33. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);


34. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

35. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);}

36. else{

37. Serial.println("NO FLAME DETECTED");

38. digitalWrite(buzz, LOW);

39. digitalWrite(LED, LOW);

40. delay(500);

41. }

42. delay(500);

43. }

Dokukmentasi
LAPORAN PRAKTIKUM VII

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


SENSOR DS18B20

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 7

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari sensor DS18B20.
2. Mahasiswa dapat membuat program dan mensimulasikan sensor DS18B20.
3. Mahasiswa dapat membandingkan 2 sensor DS18B20.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer).
2.2 Sensor Suhu

Gambar 2.2 Sensor Suhu DS18B20


Sensor DS18B20 adalah jenis sensor suhu yang waterproof (tahan air). Sensor suhu
DS18B20 beroperasi dalam kisaran -55 °C sampai 125 °C. Meskipun sensor ini dapat
membaca hingga 125 °C, namun dengan penutup kabel dari PVC disarankan tidak melebihi
100 °C. Sensor suhu adalah komponen yang biasanya digunnakan untuk mengubah energi
panas menjadi listrik. Ada dua jenis sensor suhu yang biasa dipakai, yaitu yang berbahan
dasar logam dan berbahan dasar semikonduktor. Pada sensor suhu yan berbahan
dasar logam, semakin tinggi suhu maka nilai resistansi akan semakin besar. Pada
sensor suhu berbahan dasar semik.
DS18B20 adalah sensor suhu digital yang dikeluarkan oleh Dallas Semiconductor.
DS18B20 telah memiki keluaran digital sehingga tidak diperlukan rangkaian ADC,
dengannilai suhuyang akuratonduktor, semakin tingi suhu maka nilai resistensinya akan
semakin kecil.
2.3 Resistor

Gambar 2.3 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor termasuk komponen
pasif pada rangkaian elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan
atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Hukum Ohm menyatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.

3. Alat dan Bahan


1. Arduino Uno : 1 buah
2. Sensor DS18B20 : 1 buah
3. Resistor : 1 buah
4. Pemanas : 1 buah
5. Kabel Jumper : secukupnya

4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian
a. Rangkaian Percobaan Kondisi Ruang dan Dengan Pemanas

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Kondisi Ruang dan Dengan Pemanas


b. Rangkaian Percobaan Dengan 2 Sensor DS18B20

Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan Dengan 2 Sensor DS18B20


4.2 Cara Kerja

Sensor DS18B20 akan membaca suhu pada rentang pengukuran suhu dari mulai -55 derajat
Celcius sampai dengan +125 derajat Celcius dengan akurasi kurang lebih 0,5 derajat celcius
dari -10 derajat celcius sampai +85 derajat celcius. Ketika sensor mendeteksi adanya perubahan
panas pada solder maka ada juga perubahan tegangan lalu setelah itu suhu akan ditampilkan
pada serial monitor. Sensor ini menggunakan 9,10,11 dan 12 bit. DS18B20 juga merupakan
sebuah sensor suhu digital one wire atau hanya membutuhkan 1 pin jalur data komunikasi.
Dalam percobaan one wire diperlukan 2 sensor atau lebih dengan data pin dihubungkan pada
pin Arduino yang sama namun bias menghasilkan data suhu sesuai dengan jumlah sensor yang
digunakan. Pada percobaan one wire menggunakan 2 sensor DS18B20 yang masing masing
sensor dipegang oleh teman kami cewek dan cowok kemudian menghasilkan hasil pembacaan
yang tertera pada tabel percobaan.

4.3 Langkah Percobaan


a. Percobaan 1 Kondisi Ruang
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.1.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B dan jalankan programnya.
5. Amati dan catat hasil pengukurannya.
b. Percobaan 2 Dengan Pemanas
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.1.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE dengan nilai resolusi 9 bit.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B dan jalankan programnya.
5. Amati percobaan dengan keadaan suhu panas dari solder dan catat hasil percobaannya.
6. Ulangi langkah 3 – 5 dengan mengubah nilai resolusi menjadi 10, 11, dan 12.
7. Pada nilai resolusi 12 bandingkan hasilnya dengan menggunakan thermogun.
c. Percobaan 3 Dengan 2 Sensor DS18B20
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.2.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B dan jalankan programnya.
5. Amati dan catat hasil pengukurannya.
5. Hasil Percobaan
a. Percobaan 1 Kondisi Ruang
Tabel 5.1. Data Hasil Percobaan 1 Kondisi Ruang
No Suhu Ruang (℃)
1 28.56
2 28.56
3 28.56
4 28.56
5 28.56
6 28.56
7 28.56
8 28.56
9 28.5
10 28.5
11 28.5
12 28.5
13 28.5
14 28.5
15 28.5
16 28.5
17 28.5
18 28.5
19 28.5
20 28.5

Grafik Hasil Pengukuran Suhu Ruang


28.57
28.56
28.55
Suhu Ruang (℃)

28.54
28.53
28.52
28.51
28.5
28.49
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data (n)

Gambar 5.1. Grafik Hasil Pengukuran Suhu Ruang


b. Percobaan 2 Dengan Pemanas
Tabel 2. Data Hasil Percobaan 2 Dengan Pemanas Resolusi 9, 10, dan 11 Bit.
Resolusi
No.
9 Bit 10 Bit 11 Bit
1 26.5 ℃ 45.00 ℃ 27.250 ℃
2 33.5 ℃ 52.50 ℃ 27.350 ℃
3 36.5 ℃ 52.50 ℃ 27.875 ℃
4 40.0 ℃ 57.00 ℃ 28.750 ℃
5 44.0 ℃ 61.75 ℃ 30.250 ℃
6 44.0 ℃ 66.50 ℃ 32.250 ℃
7 48.0 ℃ 76.75 ℃ 34.500 ℃
8 52.5 ℃ 82.50 ℃ 37.250 ℃
9 57.0 ℃ 87.50 ℃ 40.625 ℃
10 62.0 ℃ 93.00 ℃ 40.625 ℃
11 72.5 ℃ 98.50 ℃ 44.375 ℃
12 77.5 ℃ 104.00 ℃ 48.250 ℃
13 83.0 ℃ 109.25 ℃ 52.500 ℃
14 88.5 ℃ 114.50 ℃ 56.875 ℃
15 93.5 ℃ 119.75 ℃ 61.625 ℃
16 98.5 ℃ 125.00 ℃ 66.625 ℃
17 103.5 ℃ 125.75 ℃ 76.750 ℃
18 107.5 ℃ 125.75 ℃ 82.250 ℃
19 112.5 ℃ 125.75 ℃ 87.625 ℃
20 117.5 ℃ 125.75 ℃ 93.250 ℃

Tabel 3. Data Hasil Percobaan 2 Dengan Pemanas Resolusi 12 Bit


Suhu Suhu Thermogun
No %Error
Ruang (℃) (℃)
1 24.9375 26.6 0.066
2 25.1250 26.8 0.066
3 25.7500 27.7 0.075
4 26.8750 27.9 0.038
5 28.6250 28.1 0.018
6 30.8750 29 0.060
7 33.7500 29 0.140
8 37.0625 30.3 0.182
9 40.8750 31.4 0.231
10 40.8750 32.4 0.207
11 45.1875 33.7 0.254
12 49.2500 35.1 0.287
13 53.6250 35.5 0.337
14 58.0000 36.6 0.368
15 62.1875 38.1 0.387
16 66.5000 39.1 0.412
17 76.1250 40 0.474
18 82.0625 41.3 0.496
19 87.8125 42.4 0.517
20 93.6250 43.3 0.537

Grafik Pengukuran Suhu Dengan Solder (Resolusi 12 Bit)


100
90
80
70
60
Nilai

50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data (n)

Sensor Suhu Thermogun Error

Gambar 5.2 Grafik Pengukuran Suhu Dengan Solder (Resolusi 12 Bit)


c. Percobaan 3 Dengan 2 Sensor DS18B20
Tabel 4. Data hasil Percobaan 3
Suhu Tubuh (℃) Suhu Ruang (℃)
No.
Sensor 1 (F) Sensor 2 (M) Sensor 1 (F) Sensor 2 (M)
1 25.81 25.62 28.94 27.75
2 25.69 25.62 28.87 27.75
3 25.62 25.50 28.87 27.69
4 25.87 25.87 28.81 27.62
5 27.06 26.87 28.81 27.62
6 27.50 27.31 28.75 27.62
7 27.94 27.69 28.75 27.62
8 28.25 28.00 28.75 27.56
9 28.56 28.25 28.75 27.56
10 28.81 28.44 28.69 27.56
Keterangan :
F = Female, M = Male
Grafik Perbandingan Suhu Tubuh
29
28.5
28
Suhu Tubuh (℃)

27.5
27
26.5
26
25.5
25
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Data (n)

Sensor 1 (F) Sensor 2 (M)

Gambar 5.4 Grafik Perbandingan Suhu Tubuh

Grafik Perbandingan Suhu Ruang


29.2
29
28.8
Suhu Ruang (℃)

28.6
28.4
28.2
28
27.8
27.6
27.4
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Data(n)

Sensor 1 (F) Sensor 2 (M)

Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Suhu Ruang


6. Kesimpulan
1. Sensor DS18B20 adalah sensor yang berfungsi sebagai pengubah besaran fisik yang
berupa suhu menjadi besaran tegangan.
2. Sensor ini bekerja dengan cara mengubah nilai resistansi tergantung dengan suhu yang
diterima.
3. Hasil pengukuran suhu dengan menggunakan sensor dan alat ukur mendapatkan hasil
pengukuran yang tidak jauh berbeda dengan pembandingnya. Dan jika kedua sensor
DS18B20 digunakan secara bersamaan, maka akan didapatkan hasil dari pembacaan
kedua sensor yang berbeda antara sensor satu dan sensor dua, pembacaan tersebut
dipengaruhi oleh jarak antara sensor satu dan sensor dua.
DAFTAR PUSTAKA

Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative Technology
Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2

Utama, Y. A. K. (2016). Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu dengan Menggunakan


Arduino Pro Mini. e-NARODROID: Jurnal Berkala Program Studi Sistem Komputer,
2(2), 145-150.
LAMPIRAN

a. Percobaan 1 Kondisi Ruang


1. #include <OneWire.h>

2. #include <DallasTemperature.h>

3. #define ONE_WIRE_BUS 2 // sensor diletakkan di pin 2

4. OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS); // setup sensor

5. DallasTemperature sensorSuhu(&oneWire);// berikan nama variabel,masukkan ke pustaka Dallas

6. float suhuSekarang;

7. void setup(void)

8. { Serial.begin(9600);

9. sensorSuhu.begin(); }

10. void loop(void)

11. {

12. suhuSekarang = ambilSuhu();

13. Serial.print("suhu :");

14. Serial.print(suhuSekarang);

15. Serial.println("C");

16. delay(2000);

17. }

18. float ambilSuhu()

19. {

20. sensorSuhu.requestTemperatures();

21. float suhu = sensorSuhu.getTempCByIndex(0);

22. return suhu;

23. }
b. Percobaan 2 Dengan Pemanas
1. #include <OneWire.h>

2. #include <DallasTemperature.h>

3. #define ONE_WIRE_BUS 2 // sensor diletakkan di pin 2

4. OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS); // setup sensor

5. DallasTemperature sensor(&oneWire);// berikan nama variabel,masukkan ke pustaka Dallas

6. float suhuDS18B20;

7. void setup(void)

8. {

9. Serial.begin(9600);

10. sensor.begin();

11. delay(2000);

12. }

13. void loop(void)

14. {

15. sensor.setResolution(12);

16. sensor.requestTemperatures();

17. suhuDS18B20 = sensor.getTempCByIndex(0);

18. Serial.println(suhuDS18B20, 4);

19. delay(5000);

20. }

Dokumentasi
c. Percobaan 3 Dengan 2 Sensor DS18B20
1. #include <OneWire.h>

2. #include <DallasTemperature.h>

3. #define ONE_WIRE_BUS 2 // Data wire is plugged into digital pin 2 on the Arduino

4. OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS); // Setup a oneWire instance to communicate with any OneWire

device

5. DallasTemperature sensors(&oneWire); / Pass oneWire reference to DallasTemperature library

6. int deviceCount = 0;

7. float tempC;

8. void setup(void)

9. { sensors.begin(); // Start up the library

10. Serial.begin(9600);

11. Serial.print("Locating devices..."); // locate devices on the bus

12. Serial.print("Found ");

13. deviceCount = sensors.getDeviceCount();

14. Serial.print(deviceCount, DEC);

15. Serial.println(" devices.");

16. Serial.println(""); }

17. void loop(void)

18. {

19. sensors.requestTemperatures(); // Send command to all the sensors for temperature conversion

20. for (int i = 0; i < deviceCount; i++)// Display temperature from each sensor

21. {

22. Serial.print("Sensor ");

23. Serial.print(i+1);

24. Serial.print(" : ");

25. tempC = sensors.getTempCByIndex(i);

26. Serial.print(tempC);

27. Serial.print((char)176);//shows degrees character

28. Serial.print("C | ");

29. }

30. Serial.println("");

31. delay(1000);

32. }
LAPORAN PRAKTIKUM VIII

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


SENSOR WARNA TCS3200

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 8

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari sensor warna TCS3200.
2. Mahasiswa dapat membuat program dan mensimulasikan sensor warna TCS3200.
3. Mahasiswa dapat membuat alat pendeteksi warna menggunakan sensor warna TCS3200.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer).
2.2 Sensor Warna TCS3200

Gambar 2.2 Sensor Warna TCS3200


Sensor warna TCS3200 adalah sensor warna untuk pendeteksian suatu objek benda atau warna
sari objek yang dimonitor. Sensor warna TCS3200juga dapat digunakan sebagai sensor gerak,
dimana sensor mendeteksi gerakan suatu object berdasarkan perubahan warna yang diterima
oleh sensor. Keluaran dari sensor ini adalah gelombang kotak (duty cycle 50%) dengan
frekuensi yang berbanding lurus dengan intensitas cahaya (irradiance). Keluaran frekuensi
skala penuh dapat diskalakan oleh satu dari tiga nilai-nilai yang ditetapkan via dua kontrol pin
input. Masukan digital dan keluaran digital memungkinkan antarmuka langsung ke
mikrokontroler atau sirkuit logika lainnya. Tempat output enable (OE) output dalam keadaan
impedansi tinggi untuk beberapa unit dapat berbagi jalur masukan mikrokontroler, di dalam
TCS3200, konverter cahaya ke frekuensi membaca sebuah array 8x8 dari photodioda, 16
photodioda mempunyai penyaring warna biru, 16 photodioda mempunyai penyaring warna
merah, 16 photodioda mempunyai penyaring warna hijau, dan 16 photodioda untuk warna
terang tanpa penyaring. Dalam TCS3200, converter cahaya ke frekuensi membaca sebuah
array 4x6 dari photodiode, 6 photodioda mempunyai penyaring warna biru, 6 photodioda
mempunyai penyaring warna hijau, 6 photodioda mempunyai penyaring warna merah, dan 6
photodioda untuk warna terang tanpa penyaring. 4 tipe warna dari photodiode telah
diintegrasikan untuk meminimalkan efek ketidak seragaman dari insiden irradiance. Semua
photodiode dari warna yang sama telah terhubung secara parallel. Pin S2 dan S3 digunakan
untuk memilih grup dari photodiode (merah, hijau, biru, jernih) yang telah aktif.
2.3 Modul LED RGB

Gambar 2.3 Modul LED RGB


LED (Light Emiting Diode) adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketika diberi tegangan maju , LED juga dikategorikan dioda yang terbuat dari
bahan semikonduktor, LED juga ada berbagai macam jenis salah satunya LED superbright
atau RGB. LED RGB adalah sebuah LED yang dapat mengeluarkan perpaduan warna
red(merah), green(hijau) dan blue(biru). LED ini seperti biasanya memiliki anoda dan katoda
hanya saja terdapat 3 warna anoda dan 1 katoda, pada LED ini mewakili warna LED Red,
Green dan Blue. Tegangan yang dikeluarkan pada anoda-anoda yang mempengaruhi warna
nyala dari LED rgb.
3. Alat dan Bahan
1. Arduino Uno : 1 buah
2. Sensor Warna TCS3200 : 1 buah
3. Modul LED RGB : 1 buah
4. Kertas/Objek Bewarna : secukupnya
5. Kabel Jumper : secukupnya
4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Sensor Warna TCS3200


4.1 Cara Kerja Rangkaian
Cara kerja sensor warna TCS3200 yaitu dengan membaca nilai intensitas cahaya yang
dipancarkan oleh led RGB terhadap objek. Sebelum dilaksanakan percobaan, sensor tersebut
harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan warna hitam dan putih. Pada percobaan kali ini objek
yang digunakan yaitu kertas warna. Setelah mengkalibrasi warna hitam dan putih selanjutnya
kita mengkalibrasi warna merah, hijau, dan biru dengan mendapatkan nilai RGB pada sensor.
Jika menggunkana kertas warna merah maka nilai R mendekati 255 dan GB lebih rendah.
Begitupun dengan kertas warna hijau dan biru. Kemudian digunakan pada sensor adalah warna
merah maka led RGB akan memancarkan warna merah, begitupun untuk warna hijau dan biru.
Pada percobaan ini diukur jarak terdeteksinya warna pada sensor tersebut hingga jarak yang
tidak terdeteksi. Percobaan dilaksanakan secara berulang ulang dengan menggunakan kertas
warna yang berbeda.

4.2 Langkah Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.1.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type B
dan jalankan programnya.
5. Lakukan percobaan dengan menempelkan kertas atau objek bewarna ke sensor TCS3200.
6. Amati warna yang dihasilkan oleh modul LED RGB dan data yang ditampilkan pada serial
monitor, lalu catat datanya.
7. Lakukan percobaan dengan menggunakan kertas atau objek dengan warna yang berbeda.
5. Hasil Percobaan
Tabel 5.1 Data Pembacaan Sensor Untuk Warna Merah
R(Red) G(Green) B(Blue) Warna Aktual

255 0 20

255 0 0

255 0 60

255 0 70

255 0 91

Gambar 5.1 Hasil Pembacaan Sensor Untuk Warna Merah


Tabel 5.2 Data Pembacaan Sensor Untuk Warna Hijau
R(Red) G(Green) B(Blue) Warna Aktual

33 255 83

0 255 22

0 255 15

0 255 11

0 255 0
Gambar 5.2 Hasil Pembacaan Sensor Untuk Warna Hijau
Tabel 5.3 Data Pembacaan Sensor Untuk Warna Biru
R(Red) G(Green) B(Blue) Warna Aktual

26 92 255

59 97 255

51 47 255

28 64 255

20 0 255

Gambar 5.3 Hasil Pembacaan Sensor Untuk Warna Biru


Tabel 5.4 Data Pembacaan Sensor Warna Untuk Warna Kuning
R(Red) G(Green) B(Blue) Warna Aktual

244 255 0

255 255 25

244 255 81

255 255 56

250 255 69

Gambar 5.4 Hasil Pembacaan Sensor Untuk Warna Kuning


Tabel 5.5 Data Pembacaan Sensor Untuk Warna Putih
R(Red) G(Green) B(Blue) Warna Aktual

255 253 253

255 252 253

253 255 255

255 254 254

255 255 255


Gambar 5.5 Hasil Pembacaan Sensor Untuk Warna Putih
6. Kesimpulan
1. Sensor warna yang digunakan untuk mendeteki suatu warna dari benda atau objek yang
akan itampilkan pada serial monitor.
2. Simulasi dan program yang dilakukan seperti pada percobaan diatas dimana simulasi
tersebut menentukan berapa nilai RGB saat sensor mendeteksi warna yang terdeteksi pada
sensor warna.
3. Percobaan pada sensor warna selanjutnya yaitu dimana sensor warna mendeteksi warna
yang terdeteksi pada sensor warna hasil dari pembacaan tersebut akan ditampilkan lewat
LED RGB dimana setiap pembacaan warna pada sensor warna maka warna LED akan
mengikuti warna yang terdeteksi pada sensor.
DAFTAR PUSTAKA

Aruan, N. M., Andjani, D., & Yuliora, E. (2016, October). Pembuatan album warna dengan
menggunakan sensor warna jenis TCS3200. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL
FISIKA (E-JOURNAL) (Vol. 5, pp. SNF2016-CIP).
Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative Technology
Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2

Supegina, F., & Imam, I. (2014). Pengaturan Lampu Taman LED RGB Berbasis Arduino yang
Dilengkapi Solar Cell. Sinergi: Jurnal Teknik Mercu Buana, 18(1), 9-14.

Utama, Y. A. K. (2016). Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu dengan Menggunakan


Arduino Pro Mini. e-NARODROID: Jurnal Berkala Program Studi Sistem Komputer,
2(2), 145-150.
LAMPIRAN
Program pada Arduino:
1. #define S0 3
2. #define S1 4
3. #define S2 5
4. #define S3 6
5.
6. #define sensorOut 7
7. #define redLED 9
8. #define greenLED 10
9. #define blueLED 11
10.
11. //Output from the sensor:
12. int redFrequency = 0;
13. int greenFrequency = 0;
14. int blueFrequency = 0;
15.
16. //Formatted color values:
17. int redColor = 0;
18. int greenColor = 0;
19. int blueColor = 0;
20.
21. //Values used for calibration
22. int redMin;
23. int redMax;
24. int greenMin;
25. int greenMax;
26. int blueMin;
27. int blueMax;
28. int color = 0;
29.
30. void setup() {
31. //Declarations:
32. pinMode(S0, OUTPUT);
33. pinMode(S1, OUTPUT);
34. pinMode(S2, OUTPUT);
35. pinMode(S3, OUTPUT);
36. pinMode(redLED, OUTPUT);
37. pinMode(greenLED, OUTPUT);
38. pinMode(blueLED, OUTPUT);
39. pinMode(13, OUTPUT); //indikator sensor mendeteksi warna objek
40. pinMode(sensorOut, INPUT);
41.
42. // Set frequency scaling to 20%:
43. digitalWrite(S0, HIGH);
44. digitalWrite(S1, LOW);
45. Serial.begin(9600);//begin serial communication
46. calibrate();//calibrate sensor (look at serial monitor)
47. }
48.
49. void loop() {
50. readColor();//read sensor
51. decideColor();//format color values
52. printColor();//print values
53. }
54.
55. void decideColor() {//format color values
56. //Limit possible values:
57. redColor = constrain(redColor, 0, 255);
58. greenColor = constrain(greenColor, 0, 255);
59. blueColor = constrain(blueColor, 0, 255);
60.
61. //find brightest color:
62. int maxVal = max(redColor, blueColor);
63. maxVal = max(maxVal, greenColor);
64.
65. //map new values
66. redColor = map(redColor, 0, maxVal, 0, 255);
67. greenColor = map(greenColor, 0, maxVal, 0, 255);
68. blueColor = map(blueColor, 0, maxVal, 0, 255);
69. redColor = constrain(redColor, 0, 255);
70. greenColor = constrain(greenColor, 0, 255);
71. blueColor = constrain(blueColor, 0, 255);
72.
73. //light led
74. analogWrite(redLED, redColor);
75. analogWrite(greenLED, greenColor);
76. analogWrite(blueLED, blueColor);
77.
78. //decide which color is present (you may need to change some values here):
79. if (redColor > 220 && greenColor > 220 && blueColor > 220) {
80. color = 1;//white
81. }
82. else if (redColor < 25 && greenColor < 25 && blueColor < 25) {
83. color = 2;//black
84. }
85. else if (redColor > 200 && greenColor > 200 && blueColor < 100) {
86. color = 4;//yellow
87. }
88. else if (redColor > 200 && greenColor > 25 && blueColor < 100) {
89. color = 3;//orange
90. }
91. else if (redColor > 200 && greenColor < 100 && blueColor > 200) {
92. color = 5;//purple
93. }
94. else if (redColor > 250 && greenColor < 200 && blueColor < 200) {
95. color = 6;//red
96. }
97. else if (redColor < 200 && greenColor > 250 && blueColor < 200) {
98. color = 7;//green
99. }
100. else if (redColor < 200 && greenColor < 200 && blueColor > 250) {
101. color = 8;//blue
102. }
103. else {
104. color = 0;//unknown
105. }
106. }
107.
108. void calibrate() {
109. Serial.println("Calibrating...");
110. Serial.println("White");//aim sensor at something white
111.
112. //set calibration values:
113. digitalWrite(13, HIGH);
114. delay(2000);
115. digitalWrite(S2, LOW);
116. digitalWrite(S3, LOW);
117. redMin = pulseIn(sensorOut, LOW);
118. delay(100);
119. digitalWrite(S2, HIGH);
120. digitalWrite(S3, HIGH);
121. greenMin = pulseIn(sensorOut, LOW);
122. delay(100);
123. digitalWrite(S2, LOW);
124. digitalWrite(S3, HIGH);
125. blueMin = pulseIn(sensorOut, LOW);
126. delay(100);
127. Serial.println("next...");//aim sensor at something black
128. digitalWrite(13, LOW);
129. delay(2000);
130. Serial.println("Black");
131.
132. //set calibration values:
133. digitalWrite(13, HIGH);
134. delay(2000);
135. digitalWrite(S2, LOW);
136. digitalWrite(S3, LOW);
137. redMax = pulseIn(sensorOut, LOW);
138. delay(100);
139. digitalWrite(S2, HIGH);
140. digitalWrite(S3, HIGH);
141. greenMax = pulseIn(sensorOut, LOW);
142. delay(100);
143. digitalWrite(S2, LOW);
144. digitalWrite(S3, HIGH);
145. blueMax = pulseIn(sensorOut, LOW);
146. delay(100);
147. Serial.println("Done calibrating.");
148. digitalWrite(13, LOW);
149. }
150.
151. void printColor() {//print data
152. Serial.print("R = ");
153. Serial.print(redColor);
154. Serial.print(" G = ");
155. Serial.print(greenColor);
156. Serial.print(" B = ");
157. Serial.print(blueColor);
158. Serial.print(" Color: ");
159. switch (color) {
160. case 1: Serial.println("WHITE"); break;
161. case 2: Serial.println("BLACK"); break;
162. case 3: Serial.println("ORANGE"); break;
163. case 4: Serial.println("YELLOW"); break;
164. case 5: Serial.println("PURPLE"); break;
165. case 6: Serial.println("RED"); break;
166. case 7: Serial.println("GREEN"); break;
167. case 8: Serial.println("BLUE"); break;
168. default: Serial.println("unknown"); break;
169. }
170. }
171.
172. void readColor() {//get data from sensor
173. //red:
174. digitalWrite(S2, LOW);
175. digitalWrite(S3, LOW);
176. redFrequency = pulseIn(sensorOut, LOW);
177. redColor = map(redFrequency, redMin, redMax, 255, 0);
178. delay(100);
179.
180. //green:
181. digitalWrite(S2, HIGH);
182. digitalWrite(S3, HIGH);
183. greenFrequency = pulseIn(sensorOut, LOW);
184. greenColor = map(greenFrequency, greenMin, greenMax, 255, 0);
185. delay(100);
186.
187. //blue:
188. digitalWrite(S2, LOW);
189. digitalWrite(S3, HIGH);
190. blueFrequency = pulseIn(sensorOut, LOW);
191. blueColor = map(blueFrequency, blueMin, blueMax, 255, 0);
192. delay(100);
193. }

Data Pada Serial Monitor


LAPORAN PRAKTIKUM IX

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


SENSOR PIR

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 9

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari sensor PIR.
2. Mahasiswa dapat membuat program dan mensimulasikan sensor PIR.
3. Mahasiswa dapat membuat alat pendeteksi gerak dengan sensor PIR.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali
utama rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk
memudahkan pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai
bidang. Arduino menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak
/ processornya dan menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya.
Arduino juga merupakan platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja
yang ingin membuat purwarupa/ prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino
terkenal dengan hardware dan software-nya yang fleksibel dan mudah digunakan.
Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram menggunakan software Arduino
IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan syntax dengan bahasa
pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat
disarankan untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang
membahas Arduino Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai
Microcontrollernya, memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk
menghubungkan Arduino uno ke komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type
A to type B (sama seperti yang digunakan pada USB printer).
2.2 Sensor PIR

Gambar 2.2 Sensor PIR


Sensor PIR adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran sinyal infra merah yang
dikeluarkan oleh tubuh manusia. Sensor PIR dapat merespon perubahan pancaran sinyal
infra merah yang dipancarkan oleh tubuh manusia. Sensor PIR terbuat dari bahan kristal
yang akan menimbulkan beban listrik ketika terkena panas dan pancaran sinyal infra
merah. Perubahan intensitas pancaran dari sinyal infra merah juga menyebabkan
perubahan beban listrik pada sensor. Modul ini hanya memiliki tiga pin, Ground dan VCC
untuk memberi daya pada modul dan pin output yang memberikan tingkat logika tinggi
jika suatu objek terdeteksi. Juga memiliki dua potensiometer. Satu untuk menyesuaikan
sensitivitas sensor dan lainnya untuk mengatur waktu sinyal output tetap tinggi ketika
objek terdeteksi. Waktu ini dapat disesuaikan dari 0,3 detik hingga 5 menit.
2.3 LCD

Gambar 2.3 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display, yaitu panel penampil yang dibuat
dari bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna lengkap
yang berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut
lihat tertentu, merupakan salah satu rekayaan penting yang menunjang kebutuhan akan
peralatan elektronik serba tipis dan ringan. Pada dasarnya, secara garis besar efek cahaya
pada bahan penyusun LCD dapat dideskripsikan sebagai berikut : operasi PDLC (polymer
dispersed liquid crystal) pada keadaan transparan (pixel kiri) dan pada keadaan hamburan
(pixel kanan). Pada keadaan transparen, tegangan dikenakan pada pixel, oleh karenanya
mengarahkan kristal cair dalam droplet /titik kecil dan menciptakan indek sesuai kondisi
dimana no sesuai np. Pada keadaan hamburan, sumbu simetris pada droplet secara acak
diorientasikan, menciptakan indek tidak sesuai n antara droplet dan matrik pengkapsulan.
2.4 I2C

Gambar 2.4 Inter Integrated Circuit


Modul Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial
dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun
menerima data. Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA
(Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti
yang dihubungkan dengan mikrokontroller I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master
dan Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan
membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyalStop, dan
membangkitkan sinyal clock.
2.5 Buzzer

Gambar 2.5 Buzzer


Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghasilkan getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
electromagnet.
3. Alat dan Bahan
1. Arduino Uno : 1 buah
2. Sensor PIR : 1 buah
3. LCD : 1 buah
4. Buzzer : 1 buah
5. Kabel Jumper : secukupnya

4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Sensor PIR


4.2 Cara Kerja Rangkaian
Sensor PIR bekerja dengan cara menangkap pancaran infra merah, kemudian pancaran
infra merah yang tertangkap akan masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, sinar infra merah mengandung energi panas membuat sensor pyroelektrik
dapat menghasilkan arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan
dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian komperator akan membandingkan sinyal
yang sudah diterima dengan tegangan referensi tertentu yang berupa keluaran sinyal 1-
bit. Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1. 0 saat sensor tidak mendeteksi
adanya perubahan pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor
PIR hanya dapat mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14
mikrometer. Manusia memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra
merah dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer, panjang gelombang tersebut
dapat terdeteksi oleh sensor PIR membuat sensor ini sangat efektif digunakan sebagai
human detektor. Sensor PIR hanya akan mendeteksi jika object bergerak atau secara
teknis saat terjadi adanya perubahan pancaran infra merah.

Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter, namun
sensor PIR memiliki jangkauan jarak dan sudut pembacaan yang bervariasi, tergantung
karakteristik sensor. Pada percobaan kali ini kami mencari data hasil pembacaan sensor
dengan jarak yang bervariasi. Didapatkan hasil pembacaan sensor dengan jarak maksimal
pembacaan sensor dengan sudut yang sudah ditentukan. Dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel data hasil percobaan.

4.3 Langkah Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.1.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB
type B dan jalankan programnya.
5. Amati hasil pembacaan oleh sensor PIR pada monitor untuk mendeteksi adanya
gerakan.
6. Lakukan percobaan dengan mengubah posisi pembacaan sensor (lurus di depan
sensor, 90°, dan 45°).
5. Hasil Percobaan
Tabel 5.1 Hasil Pembacaan Kondisi Lurus Di Depan Sensor

No. Jarak (cm) Keterangan


1. 25 ADA GERAKAN
2. 50 ADA GERAKAN
3. 75 ADA GERAKAN
4. 100 ADA GERAKAN
5. 125 ADA GERAKAN
6. 150 ADA GERAKAN
7. 175 ADA GERAKAN
8. 200 ADA GERAKAN
9. 225 ADA GERAKAN
10. 250 ADA GERAKAN
11. 275 ADA GERAKAN
12. 300 ADA GERAKAN
13. 325 ADA GERAKAN
14. 326 TAK ADA GERAKAN

Tabel 5.2 Hasil Pembacaan Kondisi 90° Dari Sensor


No. Jarak (cm) Keterangan
1. 15 ADA GERAKAN
2. 30 ADA GERAKAN
3. 45 ADA GERAKAN
4. 60 ADA GERAKAN
5. 75 ADA GERAKAN
6. 90 ADA GERAKAN
7. 105 ADA GERAKAN
8. 120 ADA GERAKAN
9. 135 ADA GERAKAN
10. 150 ADA GERAKAN
11. 151 TAK ADA GERAKAN

Tabel 5.3 Hasil Pembacaan Kondisi 45° Dari Sensor


No. Jarak (cm) Keterangan
1. 25 ADA GERAKAN
2. 50 ADA GERAKAN
3. 75 ADA GERAKAN
4. 100 ADA GERAKAN
5. 125 ADA GERAKAN
6. 150 ADA GERAKAN
7. 175 ADA GERAKAN
8. 200 ADA GERAKAN
9. 225 ADA GERAKAN
10. 250 ADA GERAKAN
11. 275 ADA GERAKAN
12. 300 ADA GERAKAN
13. 301 TAK ADA GERAKAN

6. Kesimpulan
1. Sensor PIR atau Passive Infra-Red bersifat seperti namanya yaitu pasif dimana
sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya menerima
radiasi sinar infra merah yang terdapat pada sekitar area sensor tersebut.
2. Pada percobaan yang telah dilakukan dimana percobaan tersebut untuk
mengetahui batasan jarak maksimal sensor yang bisa dideteksi, seperti pada data
diatas untuk batasan pada jarak vertical yaitu 325 cm, untuk jarak 45° terbaca
sampai 300 cm, dan untuk jarak 90° yaitu 150 cm.
3. Pada percobaan diatas juga dilakukan sensor PIR sebagai sensor pendeteksi
gerakan dimana setiap sensor mendeteksi adanya gerakan maka LED dan buzzer
sebagai output akan menyala.
DAFTAR PUSTAKA

Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Muis, Salaudin. 2013. PRINSIP KERJA LCD DAN PEMBUATANNYA (LIQUID


CRYSTAL DISPLAY).Yogyakarta. Hal ix

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative
Technology Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2

Tempongbuka, H., Allo, E. K., & Sompie, S. R. (2015). Rancang Bangun Sistem
Keamanan Rumah Menggunakan Sensor PIR (Passive Infrared) Dan SMS Sebagai
Notifikasi. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 4(6), 10-15.
LAMPIRAN

Program Arduino:
1. #include <LiquidCrystal_I2C.h>

2. LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

3.

4. #define PIR_PIN 2

5. #define buzz 3

6. #define led 13

7. int statusPin = 0;

8. long int

9. // jeda waktu indikator hidup ketika sensor PIR mendeteksi

10. // gerakan dalam milidetik

11. ledOn = 2000,

12. lastTime = -ledOn; // penghitung waktu (default led mati)

13.

14. void setup(){

15. Serial.begin(9600);

16. lcd.init();

17. pinMode(buzz, OUTPUT); // Atur pin 13 menjadi mode Output

18. pinMode(PIR_PIN, INPUT); // Atur pin 2 menjadi mode input

19. pinMode (led, OUTPUT);

20. digitalWrite(buzz, LOW); // matikan led indikator

21. lcd.setCursor(0,0);

22. lcd.print("EK-3C KELOMPOK 2 ");

23.

24. delay(100); // Jeda sebentar

25. }

26.

27. void loop(){

28. lcd.clear();

29. statusPin = digitalRead(PIR_PIN);

30. if(statusPin == HIGH){

31. lastTime = millis();

32. lcd.setCursor(0,0);
33. lcd.print("EK-3c KELOMPOK 2");

34. lcd.setCursor(0,1);

35. lcd.print("Ada Gerakan");

36. Serial.println ("ada gerakan");

37. digitalWrite(led, HIGH);

38. //delay(100);

39. }

40. else{

41. lcd.setCursor(0,0);

42. lcd.print("EK-3c KELOMPOK 2 ");

43. lcd.setCursor(0,1);

44. lcd.print("Tak Ada Gerakan");

45. Serial.println ("tidak ada gerakan");

46. digitalWrite(led, LOW);

47. //delay(100);

48. }

49. if ((millis() - lastTime) < ledOn){

50. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

51. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

52. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

53. digitalWrite(buzz,HIGH); delay(62.5); digitalWrite(buzz,LOW); delay(62.5);

54. }

55. else{

56. digitalWrite(buzz, LOW);

57. }

58. delay(500);

59. }
Dokumentasi :
LAPORAN PRAKTIKUM X

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


SENSOR LOAD CELL HX711

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 10

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari sensor Load Cell
HX711.
2. Mahasiswa dapat membuat program dan mensimulasikan sensor Load Cell HX711.
3. Mahasiswa dapat membuat alat pengukuran berat dengan sensor Load Cell HX711.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali
utama rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk
memudahkan pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai
bidang. Arduino menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak
/ processornya dan menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya.
Arduino juga merupakan platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja
yang ingin membuat purwarupa/ prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino
terkenal dengan hardware dan software-nya yang fleksibel dan mudah digunakan.
Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram menggunakan software Arduino
IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan syntax dengan bahasa
pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat
disarankan untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang
membahas Arduino Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai
Microcontrollernya, memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk
menghubungkan Arduino uno ke komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type
A to type B (sama seperti yang digunakan pada USB printer).
2.2 Load Cell

Gambar 2.2 Load Cell


Load cell adalah suatu alat transducer yang menghasilkan output yang proporsional
dengan beban atau gaya yang diberikan. Load cell dapat memberikan pengukuran yang
akurat dari gaya dan beban. Load cell digunakan untuk mengkonversikan regangan pada
logam ke tahanan variable.
2.3 HX711

Gambar 2.3 HX711


HX711 merupakan sebuah komponen terintegrasi dari “AVIA SEMICONDUCTOR”
dengan kepresisian 24-bit analog to digital converter (ADC) yang didesain untuk sensor
timbangan digital dan aplikasi industrial control yang terkoneksi dengan sensor jembatan
atau sensor model jembatan wheatstone. HX711 adalah modul timbangan, yang memiliki
prinsip kerja mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi dan
mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. HX711 terdiri
dari beberapa komponen yang terintegrasi didalam rangkaiannya. Antara lain kapasitor,
resistor, transistor dan IC HX711 yang didalamnya berfungsi sebagai regulator, penguat,
osilator dan pada akhirnya akan mengeluarkan data output digital.
3. Alat dan Bahan
1. Arduino Uno : 1 buah
2. Load Cell : 1 buah
3. HX711 : 1 buah
4. Wadah Akrilik : 1 buah
5. Kabel Jumper : secukupnya

4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Sensor Load Cell HX711


4.2 Cara Kerja Rangkaian
Prinsip kerja load cell ketika mendapat tekanan beban yaitu, ketika bagian lain yang lebih
elastic mendapat tekanan, maka pada sisi lain akan mengalami perubahan regangan yang
sesuai dengan yang dihasilkan oleh straingauge, hal ini terjadi karena ada gaya yang
seakan melawan pada sisi lainnya. Perubahan nilai resistansi yang diakibatkan oleh
perubahan gaya diubah menjadi nilai tegangan oleh rangkaian pengukuran yang ada.
Kemudian resistansi yang dihasilkan dari load cell dikuatkan dengan modul HX711.
Prinsip kerja dari HX711 adalah mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan
resistansi dan mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada.
Proses komunikasi dengan mikrokontroler dilakukan melalui TTL232. Kelebihan dari
HX711 yaitu Struktur yang sederhana, mudah dalam penggunaan, hasil yang stabil dan
reliable, memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan dengan cepat.
Pada percobaan kali ini diambil data dengan menimbang 5 sample barang secara
bergantian kemudian didapatkan hasilnya sesuai dengan tabel data hasil percobaan.
4.3 Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.1.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB
type B dan jalankan programnya.
5. Lakukan percobaan dengan menempatkan beban pada wadah akrilik.
6. Amati hasil pembacaan berat dan catat datanya.
7. Ulangi percobaan dengan menggunakan benda dengan berat yang berbeda.
5. Hasil Percobaan
Tabel 5.1 Hasil Pembacaan Berat
Laptop ASUS Laptop ASUS Botol Minum Botol Minum
3 Handphone
No. 1 2 Biru Hijau
Hasil Pembacaan Berat (gram)
1. 1490.59 2387.16 724.19 1184.00 629.78
2. 1465.94 2407.36 723.26 1183.87 629.16
3. 1565.73 2393.64 723.57 1183.39 629.64
4. 1598.38 2473.10 724.06 1183.39 629.69
5. 1595.83 2462.16 723.17 1184.74 629.62
6. 1563.01 2434.07 723.23 1184.43 629.12
7. 1547.04 2430.37 723.54 1184.02 629.03
8. 1538.48 2415.67 723.11 1183.96 629.20
9. 1508.61 2436.69 723.02 1183.54 628.77
10. 1538.57 2475.66 722.79 1183.83 629.52
6. Kesimpulan
1. Sensor load cell merupakan jenis sensor beban yang digunakan untuk mengubah
beban atau gaya menjadi perubahan tegangan listrik. Perubahan tegangan listrik
tergantung dari tekanan yang berasal dari pembebanan. Pada sensor load cell
terdapat strain gauge yaitu komponen elektronika yang digunakan untuk
mengukur tekanan. Strain gauge dikonfigurasikan menjadi rangkaian jembatan
wheatstone. Jembatan wheatstone terdiri dari empat buah resistor yang dirangkai
seri dan paralel.
2. Pada pembuatan program dan simulasi yang dilakukan dimana program tersebut
dibuat agar sensor load cell dapat bekerja untuk mengukur berat pada suatu
barang, dan hasil pengukuran pada sensor tersebut dibuat sedemikian mirip
seperti pengukuran pada timbangan.
3. Pada percobaan diatas juga dilaksanakan percobaan dimana sensor load cell
digunakan untuk mengukur berat dari sebuah barang yang diletakan diatas sensor
tersebut, hasil dari pengukuran tersebut kemudian ditampilkan pada serial
monitor.
DAFTAR PUSTAKA

Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative
Technology Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2.

Suhendra, I., & Pambudi, W. S. (2015). Aplikasi load cell untuk otomasi pada depot air
minum isi ulang. Jurnal Sains dan Informatika, 1(1), 11-19.
LAMPIRAN

Program Arduino:
1. #include "HX711.h"

2. #define DOUT A0

3. #define CLK A1

4. HX711 scale;

5. float calibration_factor = -100; //Hasil Kalibrasi

6. float units;

7. void setup() {

8. Serial.begin(9600);

9. scale.begin(DOUT, CLK);

10. scale.set_scale();

11. scale.tare(); //Reset the scale to 0

12. long zero_factor = scale.read_average(); //Get a baseline reading

13. Serial.print("Zero factor: "); //This can be used to remove the need to tare the scale. Useful in permanent
scale projects.

14. Serial.println(zero_factor); }

15. void loop()

16. {

17. scale.set_scale(calibration_factor); //Adjust to this calbbibration factor

18. Serial.print("Reading: ");

19. units = scale.get_units(), 1;

20. float berat = units-10;

21. if (berat < 0)

22. {

23. berat = 0.00;

24. }

25. Serial.print("Berat: ");

26. Serial.print(berat);

27. Serial.print(" gram");

28. Serial.println();

29. Serial.println(units);

30. delay(1000);

31. }
Dokumentasi :
Laptop ASUS 1 Laptop ASUS 2 Botol Minum Biru Botol Minum Hijau

3 Handphone
LAPORAN PRAKTIKUM XI

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


SENSOR ARUS DAN TEGANGAN INA 219

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 11

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari modul sensor INA 219
sebagai pendeteksi nilai tegangan dan arus.
2. Mahasiswa dapat membuat mengimplementasikan sensor menggunakan perangkat
mikrokontroller Arduino.
3. Mahasiswa dapat mengukur dan membandingkan hasil pembacaan sensor dengan alat ukur
multimeter.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer).
2.2 Sensor INA 219

Gambar 2.2 Sensor INA 219


Sensor INA219 adalah alternatif sensor untuk modul sensor ACS712 guna mengukur arus DC.
Modul sensor ini merupakan modul yang didukung dengan kemampuan ukur yang mampu
mengukur sumber beban yang sampai 26 Vdc dan arus 3,2 Ampere. Ini merupakan modul
sensor yang berukuran kecil tapi keren dikarenakan tidak hanya mengukur arus, tapi juga
tegangan lewat komunikasi I2C dengan tingkat presisi 1%. Dengan memanfaatkan perkalian
hukum ohm, dapat juga menghitung daya watt-nya juga. Besaran daya yang mampu diukur
menggunakan modul ini yaitu dapat mencapai lebih dari 75 watt daya.
2.3 Solenoid

Gambar 2.3 Solenoid


Selenoid Valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik melalui kumparan
selenoida. Selenoid Valve ini merupakan elemen kontrol yang paling sering digunakan
pada sistim fluida contohnya pada sistem pneumatic sistim hidrolik. Selenoid Valve
bertugas untuk mengontrol saluran udara yang bertekanan menuju aktuator pneumatic
(cylinder) dan juga pada tandon air yang membutuhkan selenoid valve sebagai
pengaturpengisian air.
2.4 LED

Gambar 2.4 LED (Light Emitting Diode)


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan
pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda
lainnya, yaitu anoda (+) dan katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
• Sebagai lampu indikator,
• Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
• Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs)
atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya, LED
mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.
2.5 Resistor

Gambar 2.5 Resistor


Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor termasuk komponen
pasif pada rangkaian elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan
atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Hukum Ohm menyatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.

3. Alat dan Bahan


1. Arduino Uno : 1 buah
2. Sensor INA 219 : 1 buah
3. Power Supply : 1 buah
4. Solenoid : 1 buah
5. LED : 1 buah
6. Resistor : 1 buah
7. Multimeter : 2 buah
8. Kabel Jumper : secukupnya
4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Sensor Arus Dan Tegangan


4.2 Cara Kerja Rangkaian
Cara kerja sensor INA 219 yaitu mengukur nilai tegangan dan arus pada suatu rangkaian
percobaan. Misal motor DC, lampu, maupun beban DC lainnya namun memiliki pembatasan
nilai pengukuran seperti pada spesifikasi diatas. Sensor ini mengukur suatu rangkaian dengan
menggunakan rangkaian seri, karena sensor lebih tepatnya membaca arus beban pada
rangkaian yang diukur dengan komunikasi data antara sensor dengan mikrokontroller Arduino
menggunakan SDA dan SCA.
4.3 Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.1.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B dan jalankan programnya.
5. Lakukan percobaan dengan mengatur tegangan pada output power supply.
6. Amati hasil pembacaan arus dan tegangan yang ada pada serial monitor dan bandingkan
hasilnya pada pembacaaan multimeter.
7. Catat hasilnya.
8. Ulangi percobaan dengan menggunakan tegangan yang berbeda dan gunakan solenoid
sebagai beban.
5. Hasil Percobaan
Tabel 5.1 Data Hasil Percobaan Sensor Arus Dan Tegangan
No. Vps V(sensor) V(ukur) A(sensor) A(ukur)
P (watt)
(Volt) Volt Volt mA mA
1. 3.3 3.34 3.350 5.8 6 0.02 Arduino
2. 4 4.46 4.48 10.6 11 0.05
3. 5 4.49 4.49 12.7 13 0.06 Arduino
4. 6 6.21 6.23 18 18 0.11
5. 7 7.05 7.06 21.9 22 0.16
6. 8 8.02 8.04 26 26 0.21
7. 9 9.02 9.03 30 30 0.27
8. 10 10.05 10.06 34.8 35 0.35
9. 11 11.08 11.09 39 39 0.43
10. 12 12.06 12.07 43 50 0.52
11. 12 12.09 11.93 428 428 5.21 Solenoid
6. Kesimpulan
1. Sensor INA219 merupakan modul sensor yang digunakan untuk mengukur arus, tegangan
dan daya pada suatu rangkaian dengan tingkat akurasi yang tinggi. Modul ini mampu
mengukur arus hingga 3.2A dan tegangan 26 VDC dengan hanya menggunakan VCC 5
atau 3V saja.
2. Pada percobaan yang dilakukan pada sensor INA219 diatas yaitu untuk mengetahui berapa
nilai aktual tegangan dan arus yang dibaca oleh sensor INA219. Sebagai contoh pada
tegangan 3.3 V pada pin Arduino sensor INA219 mampu membaca tegangan sebesar 3.34
V dan arus sebesar 5.8 mA, sedangkan dalam pembacaan alat ukur dapat terbaca tegangan
3.35 V dan arus sebesar 6 mV.
3. Perbandingan pembacaan antara sensor INA219 dan alat ukur jika pada tegangan 3.3 V
maka :
𝐇𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐧𝐬𝐨𝐫−𝐀𝐥𝐚𝐭 𝐔𝐤𝐮𝐫
Persen Error = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝐀𝐥𝐚𝐭 𝐔𝐤𝐮𝐫

3.34−3.350
= 𝑥 100 %
3.350

= 0,0234 %
DAFTAR PUSTAKA
Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative Technology
Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2

Triafandy, Y., Pulungan, A. B., & Hamdani, H. (2020). Kendali Solar Tracker Menggunakan
Selenoid Valve sebagai Pengendali Aliran fluida. JTEIN: Jurnal Teknik Elektro
Indonesia, 1(2), 174-178.
LAMPIRAN
Program Ardino:
1. #include <Wire.h>

2. #include <Adafruit_INA219.h>

3. Adafruit_INA219 ina219;

4. void setup(void) {

5. Serial.begin(9600);

6. while (!Serial) {// will pause Zero, Leonardo, etc until serial console opens

7. delay(1);

8. }

9. uint32_t currentFrequency;

10. ina219.begin();

11. Serial.println("Measuring voltage and current with INA219 ..."); }

12. void loop(void) {

13. float tegangan = 0;

14. float arus = 0; // diukur menggunakan MiliAmpere

15. float daya = 0;

16. tegangan = ina219.getBusVoltage_V();//+(ina219.getShuntVoltage_mV() / 1000); //command untuk

pembacaan tegangan

17. arus = ina219.getCurrent_mA(); //command untuk pembacaan arus

18. daya = tegangan * (arus/1000); //rumus untuk mendapatkan nilai watt

19. Serial.print("Tegangan : ");

20. Serial.print(tegangan);

21. Serial.println(" Volt");

22. Serial.print("Arus : ");

23. Serial.print(arus);

24. Serial.println(" mAmp");

25. Serial.print("Daya : ");

26. Serial.print(daya);

27. Serial.println(" Watt");

28. Serial.println("");

29. delay(2000); //waktu tunda pembacaan selama 2 detik

30. }
Dokumentasi
LAPORAN PRAKTIKUM XII

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER II


ROTARY ENCODER

Dosen Pengampu :

Muhamad Cahyo Ardi Prabowo, S.T., M.Tr.T.

Disusun Oleh :

Diva Augusta Dewi EK3C 3.32.20.2.07

Khaerul Umam EK3C 3.32.20.2.12

Muhammad Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.15

Roshid Ardiansyah EK3C 3.32.20.2.21

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
FOTO NAMA

Diva Augusta Dewi

Khaerul Umam

Muhammad Ardiansyah

Roshid Ardiansyah
PERCOBAAN 12

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan kegunaan dari modul sensor KY 040
sebagai pendeteksi nilai tegangan dan arus.
2. Mahasiswa dapat membuat mengimplementasikan sensor menggunakan perangkat
mikrokontroller Arduino.
3. Mahasiswa dapat mengukur dan membandingkan hasil pembacaan sensor dengan alat
ukur.
2. Dasar Teori
2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Spesifikasi Pin I/O Arduino Uno


Arduino adalah sebuah rangkaian yang memakai IC microcontroller sebagai pengendali utama
rangkaian. Arduino bersifat open-source (tanpa hak cipta) yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam belajar pemrograman untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Arduino
menggunakan IC / Integrated Circuit keluaran Atmel AVR sebagai otak / processornya dan
menggunakan Arduino IDE sebagai software pemrogramannya. Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa/
prototype peralatan elektronik interaktif. Arduino terkenal dengan hardware dan software-nya
yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler pada board arduino dapat diprogram
menggunakan software Arduino IDE dengan bahasa pemrograman yang memiliki kemiripan
syntax dengan bahasa pemrograman C.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan
untuk menggunakan Arduino Uno. Mengingat banyaknya referensi yang membahas Arduino
Uno. Arduino uno menggunakan IC AVR tipe ATMEGA328 sebagai Microcontrollernya,
memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk menghubungkan Arduino uno ke
komputer cukup menggunakan koneksi kabel USB type A to type B (sama seperti yang
digunakan pada USB printer).
2.2 Modul Sensor KY 040

Gambar 2. Sensor KY 040


Modul KY-040 merupakan sebuah rotary encoder yang dapat berfungsi sebagai alat input
putaran. Jika diputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam. Modul ini dapat
membedakannya serta mampu menghitung jumlah putaran yang sudah dilakukan. Modul ini
memiliki 30 cycle dalam satu putaran penuh (Cycles Per Revolution - CPR). Rotary encoder
dapat diputar 360 derajat secara terus menerus tanpa ada batasan (unlimited). Modul ini dapat
diaplikasikan sebagai kontrol putaran terhadap motor servo maupun motor stepper. Bisa juga
digunakan sebagai potensiometer digital.
2.3 Motor Servo

Gambar 3. Motor Servo


Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback dimana posisi dari motor
akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini
terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol.
Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan
sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki
sinyal dari kabel motor.
2.4 LED

Gambar 2.4 LED (Light Emitting Diode)


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan
pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda
lainnya, yaitu anoda (+) dan katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
• Sebagai lampu indikator,
• Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
• Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs)
atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya, LED
mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.
2.5 Resistor

Gambar 2.5 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor termasuk komponen
pasif pada rangkaian elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan
atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Hukum Ohm menyatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.

2.6 LCD

Gambar 2.6 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah singkatan dari kata liquid crystal display, yaitu panel penampil yang dibuat dari
bahan kristal cair. Kristal dengan sifat-sifat khusus yang menampilkan warna lengkap yang
berasal dari efek pantulan/transmisi cahaya dengan panjang gelombang pada sudut lihat
tertentu, merupakan salah satu rekayaan penting yang menunjang kebutuhan akan peralatan
elektronik serba tipis dan ringan.
Pada dasarnya, secara garis besar efek cahaya pada bahan penyusun LCD dapat dideskripsikan
sebagai berikut : operasi PDLC (polymer dispersed liquid crystal) pada keadaan transparan
(pixel kiri) dan pada keadaan hamburan (pixel kanan). Pada keadaan transparen, tegangan
dikenakan pada pixel, oleh karenanya mengarahkan kristal cair dalam droplet /titik kecil dan
menciptakan indek sesuai kondisi dimana no sesuai np. Pada keadaan hamburan, sumbu
simetris pada droplet secara acak diorientasikan, menciptakan indek tidak sesuai n antara
droplet dan matrik pengkapsulan.
2.7 I2C

Gambar 2.7 Inter Integrated Circuit


Modul Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua
arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data.
Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan
mikrokontroller I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti
yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer
data dengan membentuk sinyalStop, dan membangkitkan sinyal clock.

3. Alat dan Bahan


1. Arduino Uno : 1 buah
2. Sensor KY 040 : 1 buah
3. Motor Servo : 1 buah
4. LCD : 1 buah
5. I2C : 1 buah
6. LED : 1 buah
7. Resistor : 1 buah
8. Multimeter : 2 buah
9. Kabel Jumper : secukupnya
4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder


Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder Dengan
Servo
4.2 Cara Kerja Rangkaian
Cara Kerja Sensor Rotary Encoder KY-040 yaitu mengkonversi suatu data agar data tersebut
dapat diterima oleh receiver dalam keadaan utuh. Dimana pada bagian penerima terdapat
decoder yang dapat mengambil data yang telah dikonversi oleh encoder. Pada percobaan
pertama sensor tersebut jika diputar ke kanan atau searah jarum jam (clockwise) mendapatkan
hasil nilai derajatnya semakin kecil dan led hijau menyala, sedangkan jika diputar ke kiri atau
berlawanan arah jarum jam (counter clockwise) mendapatkan hasil nilai derajatnya semakin
besar dan led merah menyala. Pada percobaan kedua sensor tersebut menampilkan hasil nilai
sudut dari motor servo yang nilainya akan muncul pada serial monitor dan LCD.
4.3 Langkah Percobaan
A. Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.1.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B dan jalankan programnya.
5. Lakukan percobaan dengan mengatur putaran pada sensor.
6. Amati hasil tegangan yang ada pada serial monitor.
7. Catat hasilnya.
8. Ulangi percobaan dengan menggunakan perputaran sudut yang berbeda.
B. Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder Dengan Servo
1. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.2.
3. Buat program untuk percobaan dengan software Arduino IDE.
4. Masukkan program yang telah dibuat ke dalam Arduino menggunakan kabel USB type
B dan jalankan programnya.
5. Lakukan percobaan dengan mengatur putaran pada sensor.
6. Amati perputaran sudut sensor dan motor servo yang terlihat pada serial monitor, dan
bandingkan hasilnya dengan mengukurnya dengan busur.
7. Catat hasilnya.
8. Ulangi percobaan dengan menggunakan perputaran sudut yang berbeda.

5. Hasil Percobaan
A. Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder
Tabel 5.1 Hasil Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder Putaran Clockwise
GENAP GANJIL
Derajat (°) Clock (mV) Derajat (°) Clock (V)
0 2.7 1 4.8
10 2.9 11 4.8
20 2.9 21 4.84
30 3.0 31 4.84
40 2.9 41 4.84
50 2.9 51 4.90
60 3.0 61 4.91
70 2.2 71 4.85
80 2.3 81 4.78
90 2.0 91 4.88

Tabel 5.2 Hasil Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder Putaran Counter
Clockwise
GENAP GANJIL
Derajat (°) Clock (mV) Derajat (°) Clock (V)
-0 1.9 -1 4.8
-10 2.1 -11 4.8
-20 2.1 -21 4.76
-30 2.1 -31 4.76
-40 2.1 -41 4.88
-50 2.1 -51 4.88
-60 2.1 -61 4.88
-70 1.9 -71 4.88
-80 2.1 -81 4.88
-90 2.1 -91 4.88

B. Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder Dengan Servo


Tabel 5.3 Hasil Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder Dengan Servo
Derajat Encoder (°) Derajat Servo (°) Derajat Aktual (°)
0 0 0
15 15 16
30 30 27
45 45 42
60 60 54
75 75 68
90 90 87
105 105 98.5
120 120 113
135 135 125.7
150 150 141
165 165 155.4
180 180 173.7

6. Kesimpulan
1. KY-040 rotary encoder adalah alat yang menghasilkan sinyal listrik berdasarkan
seberapa besar perangkat input putar (kenop) diputar dan arah putarannya. Ini adalah
sensor posisi dengan kenop yang dapat digunakan untuk mengontrol motor stepper atau
servo dengan presisi.
2. Pada percobaan diatas yaitu dapat diketahui dimana percobaan tersebut untuk
menggerakan atau mengontrol motor servo sesuai dengan sudut pembacaan rotary
encoder.
3. Sudut servo setelah diukur menggunakan alat ukur memiliki selisih dari hasil
pembacaan sudut encoder dimana sudut servo yang terukur (sudut aktual) < sudut
encoder.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, I., Ismail, N., & Rachmilda, T. D. (2021, January). Rancang Bangun Pendeteksi Posisi
Sudut dan Kecepatan Sesaat Dengan Menggunakan Rotary Encoder KY-040. In
Prosiding-Seminar Nasional Teknik Elektro UIN Sunan Gunung Djati Bandung (pp. 287-
293).

Hilal, A., & Manan, S. (2015). Pemanfaatan Motor Servo Sebagai Penggerak Cctv Untuk
Melihat Alat-Alat Monitor Dan Kondisi Pasien Di Ruang Icu. Gema Teknologi, 17(2).

Leksono dkk. 2019. Modul Belajar Arduino Uno. LPPM UNHASYI. Jombang. Hal 43

Muis, Salaudin. 2013. PRINSIP KERJA LCD DAN PEMBUATANNYA (LIQUID


CRYSTAL DISPLAY).Yogyakarta. Hal ix

Pambudi, Giri Wahyu. 2020. Belajar Arduino from Zero to Hero (Jilid 1). Creative Technology
Indonesia. Wonogiri. Hal 1-2
LAMPIRAN

Program Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder


1. int CLK = 9; // Pin 9 to clk on encoder

2. int DT = 8; // Pin 8 to DT on encoder

3. int RedLed = 4; // You do not need to use the leds.

4. int GreenLed = 5;

5. int RotPosition = 0;

6. int rotation;

7. int value;

8. boolean LeftRight;

9. void setup() {

10. Serial.begin (9600);

11. pinMode (CLK, INPUT);

12. pinMode (DT, INPUT);

13. pinMode (RedLed, OUTPUT);

14. pinMode (GreenLed, OUTPUT);

15. rotation = digitalRead(CLK);

16. }

17. void loop() {

18. value = digitalRead(CLK);

19. if (value != rotation) { // we use the DT pin to find out which way we turning.

20. if (digitalRead(DT) != value) { // Clockwise

21. RotPosition ++;

22. LeftRight = true;

23. } else { //Counterclockwise

24. LeftRight = false;

25. RotPosition--;

26. }

27. if (LeftRight) { // turning right will turn on red led.

28. Serial.println ("clockwise");

29. digitalWrite (RedLed, HIGH);

30. digitalWrite (GreenLed, LOW);

31. } else { // turning left will turn on green led.


32. Serial.println("counterclockwise");

33. digitalWrite (RedLed, LOW);

34. digitalWrite (GreenLed, HIGH);

35. }

36. Serial.print("Encoder RotPosition: ");

37. Serial.println(RotPosition);

38. // this will print in the serial monitor.

39. }

40. rotation = value;

41. }

Program Percobaan Perubahan Sudut Rotary Encoder Dengan Servo

1. #include <Servo.h>

2. #include <Wire.h>

3. #include <LiquidCrystal_I2C.h>

4. #define inputCLK 9

5. #define inputDT 8

6. Servo myservo;

7. int counter = 0;

8. int currentStateCLK;

9. int previousStateCLK;

10. LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);

11.

12. void setup() {

13. lcd.init(); // initialize the lcd

14. lcd.backlight();

15. pinMode (inputCLK, INPUT);

16. pinMode (inputDT, INPUT);

17. Serial.begin (9600);

18. myservo.attach(7);

19. previousStateCLK = digitalRead(inputCLK);

20. }

21. void loop() {


22. currentStateCLK = digitalRead(inputCLK);

23. if (currentStateCLK != previousStateCLK) {

24. if (digitalRead(inputDT) != currentStateCLK) {

25. counter --;

26. if (counter < 0) {

27. counter = 0;

28. }

29. } else {

30. // Encoder is rotating clockwise

31. counter ++;

32. if (counter > 180) {

33. counter = 180;

34. }

35. }

36. myservo.write(counter);

37. Serial.print("Position: ");

38. Serial.println(counter);

39. lcd.setCursor(0,0);

40. lcd.print("Posisi:");lcd.print(counter);

41. }

42. // Update previousStateCLK with the current state

43. previousStateCLK = currentStateCLK;

44. }
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai