Anda di halaman 1dari 6

BAB II

Dasar-dasar Teknik Pendingin

A. Proses Dasar Terjadinya Dingin

Dingin merupakan hasil yang diciptakan oleh mesin pendingin terutama kulkas dan
freezer. Sedangkan AC lebih ke keadaan sejuk. Proses terjadinya pendinginan yang
diciptakan oleh mesin pendingin sebenarnya merupakan tiruan terjadinya dinginyang
disebabkan oleh alam. Dan dingin sebenarnya merupakan suatu proses penguapan karena
adanya panas akan menimbulkan udara dingin disekitarnya. Dingin terjadi karena adanya
penguapan, dan penguapan berlangsung karena adanya panas.

Proses dingin di dalam mesin pendingin karena adanya pemindahan panas. Setiap
mesin pendingin mampu menghasilkan suhu dingin dengan cara menyerap panas dari udara
yang ada dalam ruang pada mesin pendingin itu sendiri. Bahan yang digunakan untuk
menghasilkan penguapan yang begitu cepat sehingga mampu menghasilkan udara dingin.
Biasanya untuk keperluan ini digunakan gas Freon. Gas ini dalam sistem pendinginan
memiliki bentuk yang berubah-ubah, yaitu dari bentuk cairan menjadi bentuk gas (uap).

Pada kompresor, gas yang telah berubah menjadi uap tadi takanan dan panasnya
dinaikkan untuk selanjutnya uap panas yan berasal dari gas itu diturunkan atau didinginkan
pada bagian kondensor sampai membentuk cairan. Kemudian sesampainya pada evaporator
cairan itu diturunkan tekanannya sehingga menguap dan menyerap panas yang ada di
sekitarnya. Kemudian dalam bentuk uap refrigerant tadi dihisap kembali oleh bagian
kompresor dan dikeluarkan lagi seperti semula. Proses seperti ini berlangsung secara
berulang. Dalam sistem mesin pendingin jumlah refrigerant yang digunakan adalah tetap,
yang berubah adalah bentuknya karena adanya proses seperti diatas.

B. KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kalor dapat diubah bentuknya menjadi energi lain. Kalor adalah energi yang berpindah jika
terdapat perbedaan temperatur. Kalor akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke
benda yang bertemperatur rendah. Kejadian ini akan terus berlangsung sampai diperoleh
keseimbangan temperatur (termal).

1
Temperatur adalah tingkatan atau derajat panas atau dingin dari suatu benda yang
umumnya diukur dalam satuan derajat Fahrenheit (˚F) atau Celcius (˚C). Jika kalor
ditambahkan pada suatu benda maka temperatur benda itu akan naik. Begitu pula sebaliknya
jika kalor dikurangi/dipindahkan dari suatu benda maka temperatur benda itu akan turun atau
menjadi rendah. Temperatur rendah itulah yang disebut dingin.

Perpindahan kalor pada suatu zat terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi
dan radiasi. Perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat
yang sama tanpa disertai perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Contoh: besi yang
dipanaskan. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui media gas atau cairan, sebagai
contoh udara di dalam lemari es dan air yang dipanaskan di dalam cerek. Radiasi adalah
perpindahan kalor dari suatu bagian yang yang lebih tinggi suhunya ke bagian lain yang lebih
rendah suhunya tanpa melalui zat perantara, contohnya: cahaya matahari, panas lampu dan
tungku api. Perpindahan kalor secara radiasi hanya dapat terjadi melalui gas, benda yang
transparan, dan ruang yang hampa udara (vacum).
Pada sistem refrigerasi dan air conditioning, satuan energi kalor dinyatakan dalam
British Thermal Unit (BTU). BTU adalah sejumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 pon air sebesar 10F. Air digunakan sebagai standar untuk menghitung jumlah
kalor.
Pada penggunaannya dikenal dua istilah kalor yaitu kalor sensibel dan kalor laten. 1.
1. Kalor sensibel adalah kalor yang dapat diukur, kalor yang menyebabkan terjadinya
kenaikkan/penurunan temperatur.

2. Kalor laten adalah kalor yang diperlukan untuk merubah phasa benda, mulai dari titik
lelehnya atau titik didihnya atau titik bekunya sampai benda itu berubah phasa secara
sempurna, tetapi temperaturnya tetap. Kalor laten terbagi atas empat yaitu:

2
a. Kalor laten fusi (latent heat of fusion) adalah kalor laten yang diperlukan untuk
merubah phasa padat ke cair.
b. Kalor laten pembekuan (latent heat of freezing) adalah kalor laten yang
diperlukan untuk merubah phasa cair ke padat.
c. Kalor laten penguapan (latent heat of vaporization) adalah kalor laten yang
diperlukan untuk merubah phasa cair ke gas (uap).
d. Kalor laten pengembunan (latent heat of condensation) adalah kalor laten yang
diperlukan untuk merubah phasa gas ke cair.

C. Zat (Benda)
Wujud (phasa) benda yang ada dipermukaan bumi terdiri atas tiga keadaan yaitu
padat, cair dan gas. Diantara ketiganya itu terdapat perbedaan sebagai berikut:
a) benda dalam keadaan padat memiliki bentuk dan isi yang tetap karena molekul-
molekulnya saling merapat satu sama lain.
b) benda dalam keadaan cair isinya tetap dan bentuknya berubah-ubah menyesuaikan
dengan tempatnya.
c) benda dalam keadaan gas bentuk dan isinya selalu berubah-ubah.

Walaupun ketiga benda tersebut memiliki phasa yang berbeda-beda, tetapi salah satu
phasa benda itu bisa berubah ke phasa benda yang lainnya. Sebagai contoh Proses perubahan
phasa suatu benda, dimana air (cair) dapat berubah menjadi uap (gas) yang bergantung pada
temperatur dan tekanan disekitarnya.
Beberapa proses perubahan phasa benda adalah sebagai berikut :
1. Membeku, yaitu perubahan dari cair ke padat
2. Mencair, yaitu perubahan dari padat ke cair
3. Menguap, yaitu perubahan dari cair ke gas (uap)
4. Mengembun, yaitu perubahan dari uap ke cair
5. Menyublim, yaitu perubahan dari padat ke uap tanpa melalui proses perubahan ke cair.

D. Tekanan
Tekanan adalah Tekanan gaya yang bekerja secara vertikal pada bidang datar luas 1
cm2, oleh benda padat, cair atau gas. Pada umumnya satuannya kg/cm2. Semua benda padat,
cair dan gas mempunyai tekanan. Benda padat memberikan tekanan kepada benda lain yang
menunjangnya. Misalnya kaki lemari es memberikan tekanan kepada lantai. Cairan di dalam

3
bejana memberikan tekanan kepada dinding dan alas bejana itu. Gas di dalam tabung
memberikan tekanan kepada tabung. Kita harus mengerti arti macam-macam tekanan.
Tekanan tersebut ada tiga macam yaitu tekanan atmosfir, tekanan manometer (pengukuran)
dan tekanan absolut (mutlak).

1. Tekanan Atmosfir
Bumi kita diselimuti udara (21% oksigen, 78% nitrogen dan 1% unsur lain) yang
disebut atmosfir, yang tebalnya diperkirakan lebih dari 600 mil (965,6 km) diukur dari
permukaan bumi. Udara itu mempunyai berat dan berat itulah yang dikenal sebagai
tekanan atmosfir. Besarnya tekanan atmosfir diukur mulai dari permukaan air laut,
besarnya kira-kira 14,7 psi, seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.7. 6

2. Tekanan Manometer (Pengukuran)


Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan uap air dalam ketel atau tekanan
gas dalam suatu tabung. Tekanan yang ditunjukkan oleh jarum manometer disebut
tekanan manometer (pengukuran). Sebagai standar tekanan manometer, tekanan atmosfir
pada permukaan air laut diambil sebagi 0, dengan satuan psig atau kg/cm2. jadi pada
permukaan air laut tekanan atmosfir 14,7 psi = 0 psig tekanan manometer, sebagaimana
ditunjukkan oleh Gambar 1.8.

3. Tekanan Absolut
Tekanan absolut adalah tekanan yang sesungguhnya. Jumlah tekanan manometer
dan tekanan atmosfir pada setiap saat disebut tekanan absolut. Titik nol (0) pada tekanan
absolut adalah vakum 100% atau tidak ada tekanan sama sekali = 0 psia. Tekanan
absolut = tekanan manometer + tekanan atmosfir.

E. Klasifikasi Mesin Pendingin


Saat ini aplikasi mesin pendingin meliputi bidang yang sangat luas, mulai dari
keperluan rumah tangga, pertanian, sampai ke industri gas, petrokimia, perminyakan dsb.
Berbagai jenis mesin pendingin yang bekerja berdasarkan berbagai proses dan siklus dapat
ditemui dalam praktek. Namun demikian mesin pendingin dapat dikelompokan berdasarkan
jenis siklusnya dan jenis pemakaiannya. Pedinginan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Berdasarkan jenis siklusnya mesin refrigerasi dapat dikelompokan menjadi:
1. Mesin pendingin siklus termodinamika.
4
2. Mesin pendingin silus termo-elektrik.
3. Mesin pendingin siklus termo-magnetik.

Pendingin termoelektrik menggunakan efek Peltier untuk membuat fluks panas di


antara juction dua jenis material. Pendingin Peltier, pemanas, atau pompa panas
termoelektrik adalah pompa panas solid-state yang memindahkan panas dari dingin ke
panas, dengan menggunakan energi listrik.. Cukup menghubungkannya ke tegangan DC
akan menyebabkan satu sisi mendingin, sementara sisi lain menghangat. Pendinginan
magnetik bisa dilakukan dengan menurunkan kuat medan magnet pada zat paramagnetik,
seperti tawas besi amonium.

Yang termasuk mesin refrigerasi siklus termodinamika antara lain:


a. Mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap.
b. Mesin refrigerasi Siklus Absorbsi.
c. Mesin refrigerasi Siklus Jet Uap.
d. Mesin refrigerasi Siklus Udara.
e. Mesin refrigerasi Tabung Vorteks.
f. Pendinginan Evaporatif.
Mesin refrigerasi absorbsi mempunyai enam buah seperti yang ditunjukan pada
Untuk menaikkan tekanan, mesin refrigerasi absorbsi menggunakan absorber, pompa dan
generator. Fluida kerja yang digunakan adalah campuran tak bereaksi seperti air (H2O) –
ammonia (NH3), atau Lithium Bromida (LiBr2) – Air (H2O). Pada sistem H2O – NH3, air
berfungsi sebagai absorben dan amonia berfungsi sebagai refrigeran. Sedangakan pada
sistem LiBr2 – H2O, LiBr2 berfungsi sebagai absorben dan H2O berfungsi sebagai
refrigeran.
Campuran refrigeran – absorben dipanaskan di dalam generator sehingga refrigeran
menguap dan terpisah dari absorben. Uap refrigeran selanjutnya dimurnikan dalam rectifier
dengan mendinginkannya sehingga uap absorben yang terbawa akan mengembun dan
mengalir kembali ke generator. Uap refrigeran murni kemudian diembunkan di kondensor;
kondensatnya kemudian diekspansikan dan menyerap panas dengan penguapan di
evaporator. Uap refrigeran yang keluar dari evaporator dicampur dengan absorben (larutan
lemah) yang keluar dari generator; melewati katup ekspansi agar tekanannya sama dengan
tekanan evaporator. Proses absorbsi refrigeran biasanya berlangsung secara eksotermal; hasil

5
dari proses ini akan menghasilkan campuran refrigeran - absorben (larutan kuat) yang
selanjutnya dipompakan ke generator.
Selain mesin refrigerasi absorbsi, mesin refrigerasi siklus udara termasuk yang
banyak digunakan. Biasanya digunakan pada pesawat terbang, dan sistem ini baru bekerja
apabila pesawat telah terbang. Udara luar dengan kecepatan tinggi ditangkap oleh difusor
sehingga kecepatannya menjadi lebih lambat ketika memasuki sistem. Proses ini akan
menyebabkan temperatur dan tekanan udara. Untuk menurunkan temperaturnya maka udara
dilewatkan pada ekspander turbo sebelum memasuki kabin pesawat dan menyerap beban
panas yang timbul di sana. Udara kemudian dialirkan ke luar pesawat dengan menggunakan
kompresor.
Mesin refrigerasi ejektor uap, air digunakan sebagai refrigeran. Air dididihkan di
boiler, uap yang terbentuk dilewatkan dalam ejektor. Seksi tekanan rendah dalam ejektor
dihubungkan dengan evaporator dengan demikian tekanan evaporator menjadi rendah dan
uap yang terbentuk tertarik oleh aliran uap berkecepatan tinggi dalam ejektor dan dibawa ke
kondensor untuk diembunkan. Kondensat yang terjadi dalam kondensor sebagian dialirkan
ke eavaporator setelah melewati katup ekspansi dan sisanya masuk ke dalam boiler untuk
diuapkan kembali.

Anda mungkin juga menyukai