Dosen Pengampu :
Rizki Zakwandi S.Pd,M.Pd.
Dra.Heni Rusnayati,M.Si
Disusun Oleh :
Puji Syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat, Hidayah, serta Karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan laporan Praktikum Eksperimen Fisika Dasar yang berjudul “GELOMBANG
BERDIRI (HUKUM MELDE)” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum yang kami selesaikan ini masih jauh dari
sempurna. Seperti halnya pepatah “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan laporan praktikum kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan praktikum ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
1
MELDE
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali menemukan fenomena fisika.
Salah satunya mengenai gelombang ataupun getaran. Apabila senar gitar\biola diberi
getaran, maka akan timbul gelombang. Gelombang ini bisa terjadi apabila pada suatu
benda diberikan gangguan. Gelombang yang timbul akan mempunyai cepat rambat.
Orang yang pertama kali melakukan sebuah percobaan cepat rambat gelombang adalah
Franz Emil Melde, seorang fisikawan asal Jerman.
Getaran merupakan suatu gerakan bolak-balik suatu benda dalam selang waktu
tertentu melalui titik keseimbangannya. Keseimbangan adalah keadaan dimana suatu
benda dalam posisi diam jika tidak ada gaya yang diberikan/bekerja pada benda
tersebut. Suatu benda dikatakan bergetar dalam satu kali getaran penuh apabila benda
bergerak dari titik awal dan Kembali lagi ke titik awal tersebut. Satu getaran penuh
adalah saat benda bergerak dari titik A-B-C-B-A atau dari titik B-C-A-C-B atau dari
titik C-B-A-B-C. Bandul tidak pernah melewati lebih dari titik A atau C karena titik
tersebut adalah simpangan terjauh yang disebut dengan amplitude. Dimana pada titik
A atau C benda akan berhenti sesaat, sebelum Kembali bergerak.
Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dapat dibedakan dua
jenis yaitu gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya searah dengan arah getarnya.
Misalnya pada gelombang bunyi, gelombang Cahaya, dan gelombang air. Ciri dari
gelombang longitudinal antara lain, dapat merambat melalui benda padat, cair, dan gas,
memiliki rapatan dan renggangan yang merambat, Panjang satu gelombang diukur
diukur dari jarak antara pusat renggangan terhadap pusat renggangan berikutnya,
2
kompresi dan rarefaksi. Sedangkan Gelombang transversal adalah gelombang yang
arah rambatnya tegak lurus terhadap arah getarnya. Contohnya pada gelombang tali.
Ciri dari gelombang transversal antara lain memiliki sebuah puncak dan Lembah,
Panjang satu gelombang terdiri atas satu puncak dan satu Lembah, arah energinya tegak
lurus terhadap gerak partikel, biasanya merambat melalui bendat padat dan permukaan
zat cair.
Hukum melde adalah hukum yang mempelajari tentang beberapa besaran fisika
yang memengaruhi cepat rambat gelombang transversal pada tali, percobaan melde
menyelidiki hubungan antara antara kecepatan merambat gelombang transversal
stasioner pada tali terhadap berbagai faktor seperti massa beban,tegangan tali,massa
tali,dan panjang tali, melalui percobaan ini dapat diketahui panjang gelombang
stasioner hubungan antara cepat rambat gelombang dengan berbagai faktor, serta
faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan gelombang pada tali. Eksperimen Melde
bertujuan untuk mendapatkan nilai kecepatan rambat gelombang pada dawai,
sedangkan eksperimen resonansi untuk mendapatkan nilai kecepatan rambat
gelombang di udara. Penentuan nilai kecepatan ini diperoleh menggunakan konsep
gelombang berdiri. Terkait dengan kecepatan rambat gelombang pada dawai dapat
diturunkan sebagai berikut:
3
F tan. Dengan menerapkan hukum II Newton gaya merupakan perkalian massa
(µ.x) dan percepatan (2y/t2), maka F (tan )= µ.x(2y/t2), sehingga F. y/x
=µ.x (2y/t2) sehingga untuk lim x→0, berlaku :
∆. y/x 𝜕 2 𝑦
lim = 2
∆𝑥→0 ∆𝑥 𝜕𝑥
𝜕2𝑦 𝜇 𝜕2 𝑦
= 𝐹 𝜕𝑡 2 ……………………(*)
𝜕𝑥 2
𝜕2𝑦 𝜕2𝑦
Diberikan sembarang fungsi gelombang y = f( x- vt), maka = 𝑣 2 𝑦 ′′ 𝑑𝑎𝑛 = 𝑦 ′′
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2
𝜕2𝑦 1 𝜕2𝑦
= 𝑣2 𝜕𝑡 2 ……………………… (**)
𝜕𝑥 2
Persamaan (*) identik dengan (**), maka kecepatan rambat gelombang pada dawai
dapat dinyatakan dengan
𝐹
𝑣=√
𝜇
Selaian itu pada gelombang berdiri, nilai kecepatan rambat gelombang dapat
dinyatakan dengan v = f ..
4
II. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan cepat rambat gelombang pada tali,
membuktikan hubungan antara rapat massa tali dengan cepat rambat gelombang pada
tali dan membuktikan hubungan gaya tegangan pada tali dengan cepat rambat
gelombang pada tali.
III. METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan melde yaitu satu set alat
praktikum hukum melde yaitu audio generator untuk mengatur frekuensi gelombang
pada tali, vibrator untuk memberikan getaran pada gelombang, katrol berfungsi sebagai
tempat menggantungkan beban, tongkat statif untuk tempat menggantungkan katrol,
tali sebagai medium percobaan dimana kita menggunakan 3 buah tali dengan massa
jenis tali yang berbeda, mistar untuk mengukur panjang gelombang, dan beban dengan
massa yang bervariasi.
Adapun langkah percobaan yang kami lakukan untuk percobaan yang pertama
yaitu membuktikan hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang
pada tali yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pilih satu jenis
tali.yang akan digunakan selama percobaan ini. Hitung rapat massa tali nya. Pasang tali
yang telah dihitung rapat massa talinya pada rangkaian alat eksperimen Hk. Melde
(gambar 2). Pilih satu beban dengan massa tertentu sampai tali tegang. Tetukan nilai
frekuensi getar sumber pada function generator, bila anda ragu diskusikan dengan
asisten/dosen. Nyalakan function generator, amati sampai terbentuk gelombang yang
dapat diamati. Tinjau satu Panjang gelombang yang terbentuk dari 3 simpul berdekatan.
Ukur Panjang gelombang yang terbentuk. Ulangi langkah 3 hingga 7 sebanyak 5 kali
untuk massa yang berbeda-beda. Tentukan cepat rambat gelombang pada tali untuk
setiap massa beban yang menggantung yang berbeda. Catat data yang terkumpul dan
tali yang digunakan. Pada percobaan ini, dengan menggunakan jenis tali yang sama,
tentukan hubungan antara cepat rambat gelombang pada tali dengan gaya tegangan tali.
Percobaan kedua Membuktikan hubungan antara rapat massa tali dengan cepat
rambat gelombang dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pilih satu jenis tali. Ambil
sampel tali sepanjang 1 meter, dan timbang sampel tersebut. Hitung rapat masssa tali.
Pasang tali yang telah dihitung rapat massa talinya pada rangkaian alat eksperimen Hk.
Melde (gambar 2). Tetukan nilai frekuensi getar sumber pada function generator, bila
anda ragu diskusikan dengan asisten/dosen. Nyalakan function generator, amati sampai
terbentuk gelombang yang dapat diamati. Tinjau satu Panjang gelombang yang
5
terbentuk dari 3 simpul berdekatan. Ukur Panjang gelombang yang terbentuk. Ulangi
langkah 2 hingga 6 sebanyak 3-5 kali untuk tali yang berbeda. Tentukan cepat rambat
gelombang pada tali untuk setiap tali yang berbeda. Catat data yang terkumpul dan tali
yang digunakan. Pada percobaan ini, dengan menggunakan massa beban yang
menggantung yang tetap, tentukan hubungan antara cepat rambat gelombang pada tali
dengan jenis tali yang berbeda
Adapun rumus yang kami gunakan untuk praktikum kali ini yaitu:
𝐹
𝑣=√
𝜇
𝐹 = 𝑚. 𝑔
1 𝐹 𝑚𝑏 𝑔
𝑓= √ = √
2𝑙 𝜇 𝑚𝑡 𝑙
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10
m (gr)
6
Dari percobaan 1 di peroleh grafik seperti pada gambar diatas yang dimana percobaan
ini bertujuan mengetahui apabila massa ditambah cepat rambat gelombang akan
berkurang atau bertambah setelah melakukan percobaan ternyata semakin besar massa
beban maka cepat rambat gelombang semakin cepat. Pada percobaann 1 dapat kita lihat
bahwa frekuensi dan tali tetap tidak berubah hanya massanya yang di ubah dan
menghasilkan gelombang yang besar
f m µ v
20
15
v (m/s)
10
0
5,6×10-5 6,3×10-5 8,56×10-5
rapat massa (kg/m)
Grafik pada gambar diatas menunjukkan hasil percobaan jika massa jenis
talinya di ubah-ubah maka di dpat kan pula cepat rambat gelombangnya berbeda-beda
pula di lihat dari data jika panjang tali di buat tetap dan massa beban dibuat tetap maka
satu-satunya variabel yang di ubah adalah massa tali semakin besar massa tali maka
cepat rambat gelombang semakin kecil disini juga dapat kita ihat jenis talinya juga
berpengaruh terhadap kecepatan gelombangnya.
Percobaan 3
7
Tabel hasil percobaan
v(m/s) Frekuensi (hz)
20,045 10,0225
26,868 13,434
29,643 14,8215
34,624 17,312
37,609 18,8045
Tabel hasil percobaan 3
40
cepat rambat (v)
30
y = 2x
20
10
0
0 5 10 (f)
frekuensi 15 20
Dari grafik diatas kita tahu bahwa, Ketika kecepatan ditambah maka frekuensi akan
meningkat. frekuensi berbanding lurus dengan akar massa beban di kali gravitasi. Maka
semakin besar massa beban maka akan semakin besar pula frekuensinya, begitu pula
sebaliknya jika massa beban semakin kecil maka frekuensi juga akan semakin kecil.
b. Perhitungan
1. Mencari ketidakpastian massa beban, massa jenis tali dan panjang tali.
• Massa beban
1
𝑛𝑠𝑡
2
1
𝑚(2,46) = × 0,01 = 0,005
2
1
𝑚(4,42) = × 0,01 = 0,005
2
1
𝑚(5,38) = × 0,01 = 0,005
2
1
𝑚(7,34) = × 0,01 = 0,005
2
8
1
𝑚(8,66) = × 0,01 = 0,005
2
• Massa tali
1
𝑚(0,06) = × 0,01 = 0,005
2
1
𝑚(0,08) = × 0,01 = 0,005
2
• Panjang tali
1
𝑙(1 𝑚) = × 0,1 = 0,05
2
• Panjang gelombang
1
𝜆(0,84𝑚) = × 0,1 = 0,05
2
1
𝜆(0,85𝑚) = × 0,1 = 0,05
2
1
𝜆(1,36𝑚) = × 0,1 = 0,05
2
1
𝜆(1,42𝑚) = × 0,1 = 0,05
2
1
𝜆(1,44𝑚) = × 0,1 = 0,05
2
1
𝜆(1,70𝑚) = × 0,1 = 0,05
2
1
𝜆(1,70𝑚) = × 0,1 = 0,05
2
• ketidakpastian frekuensi
𝑓 ± ∆𝑓 = 20 ± 0,25
Percobaan 1
Massa beban diubah-ubah
Menentukan cepat rambat (v)
f = 20 hz
ketidakpastian frekuensi
𝑓 ± ∆𝑓 = 20 ± 0,25
9
tabel 1
No Massa Panjang Cepat
beban gelombang rambat
(gr) (m) (m/s)
1. 2,46 85 cm 20,045
2. 4,42 136 cm 26,868
3. 5,38 144 cm 29,643
4. 7,34 170 cm 34,624
5. 8,66 170 cm 37,609
Kita menghitung cepat rambat (v) dengan rumus :
𝐹 𝑚𝑏 𝑔
𝑣=√ = √
𝜇 𝑚𝑡 𝑙
Dimana:
v = cepat rambat gelombang dengan satuan (m/s)
F = gaya tegang tali dengan satuan (N)
µ = rapat massa tali (kg/m)
𝑚𝑏 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝑚𝑡 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑙𝑖 (𝑘𝑔)
𝑙 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑙𝑖 (𝑚)
Kita masukkan data ke dalam rumus tersebut, lalu kita akan memperoleh hasil yang ada
di tabel.
Kita hitung juga nilai ketidakpastian dari cepat rambat gelombang (v) pada tabel 1.
𝜕𝑣 𝜕𝑣
∆𝑣 = ∆𝜆 + ∆𝑓
𝜕𝜆 𝜕𝑓
∆𝑣 ∆𝜆 ∆𝑓
= +
𝑣 𝜆 𝑓
10
2,46 85 ± 0,05 20 ± 0,25 20,045 0,013
4,42 136 ± 0,05 20 ± 0,25 26,868 0,012
5,38 144 ± 0,05 20 ± 0,25 29,643 0,012
7,34 170 ± 0,05 20 ± 0,25 34,624 0,012
8,66 170 ± 0,05 20 ± 0,25 37,609 0,012
Table ketidakpastian v.
𝜕𝑣 𝜕𝑣
∆𝑣 = ∆𝜆 + ∆𝑓
𝜕𝜆 𝜕𝑓
∆𝑣 ∆𝜆 ∆𝑓
= +
𝑣 𝜆 𝑓
∆𝑣
Kita masukkan data pada table diatas kedalam rumus 𝑣
untuk massa beban sebesar 2,46 gr memiliki v sebesar 20,045 m/s ketidakpastiannya v
sebesar 0,013.
untuk massa beban sebesar 4,42 gr memiliki v sebesar 26,868 m/s ketidakpastiannya v
sebesar 0,012.
untuk massa beban sebesar 5,38 gr memiliki v sebesar 29,643 m/s ketidakpastiannya v
sebesar 0,012.
untuk massa beban sebesar 7,34 gr memiliki v sebesar 34,624 m/s ketidakpastiannya v
sebesar 0,012.
untuk massa beban sebesar 8,66 gr memiliki v sebesar 37,609 m/s ketidakpastiannya v
sebesar 0,012.
11
Percobaan 2
𝐹 𝑚𝑏 𝑔
𝑣=√ = √
𝜇 𝑚𝑡 𝑙
Dimana:
v = cepat rambat gelombang dengan satuan (m/s)
F = gaya tegang tali dengan satuan (N)
µ = rapat massa tali (kg/m)
𝑚𝑏 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝑚𝑡 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑙𝑖 (𝑘𝑔)
𝑙 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑙𝑖 (𝑚)
Kita masukkan data ke dalam rumus tersebut, lalu kita akan memperoleh hasil yang ada
di tabel.
Kita hitung juga nilai ketidakpastian dari cepat rambat gelombang (v) pada tabel 2.
𝜕𝑣 𝜕𝑣
∆𝑣 = ∆𝜆 + ∆𝑓
𝜕𝜆 𝜕𝑓
∆𝑣 ∆𝜆 ∆𝑓
= +
𝑣 𝜆 𝑓
12
𝑚𝑏 (𝑔𝑟) 𝜆 ± ∆𝜆 𝑓 ± ∆𝑓 v (m/s) Ketidakpastian
v
2,46 85 ± 0,05 20 ± 0,25 20,74 0,013
2,46 142 ± 0,05 20 ± 0,25 19,56 0,012
2,46 84 ± 0,05 20 ± 0,25 16,78 0,013
Table ketidakpastian v percobaan 2
𝜕𝑣 𝜕𝑣
∆𝑣 = ∆𝜆 + ∆𝑓
𝜕𝜆 𝜕𝑓
∆𝑣 ∆𝜆 ∆𝑓
= +
𝑣 𝜆 𝑓
untuk massa beban sebesar 2,46 gr memiliki v sebesar 20,74 m/s ketidakpastiannya v
sebesar 0,013.
untuk massa beban sebesar 2,46 gr memiliki v sebesar 19,56 m/s ketidakpastiannya v
sebesar 0,012.
untuk massa beban sebesar 2,46 gr memiliki v sebesar 16,78 m/s ketidakpastiannya v
sebesar 0,013.
𝜕µ 𝜕µ
∆µ = ∆𝑚𝑡 + ∆𝑙
𝜕𝑚𝑡 𝜕𝑙𝑡 𝑡
∆µ ∆𝑚𝑡 ∆𝑙𝑡
= +
µ 𝑚 𝑙
13
Untuk hasilnya tertera pada table µ dibawah
Table µ
∆µ ∆𝑚𝑡 ∆𝑙𝑡
= +
µ 𝑚 𝑙
untuk massa beban sebesar 2,46 gr memiliki µ sebesar 5,6x10-5 kg/m ketidakpastiannya
µ sebesar 0,13.
untuk massa beban sebesar 2,46 gr memiliki µ sebesar 6,3x10-5 kg/m ketidakpastiannya
µ sebesar 0,13..
14
Tabel 3.
𝑣
𝑓=
2𝑙
Dimana:
v = cepat rambat gelombang dengan satuan (m/s)
F = gaya tegang tali dengan satuan (N)
µ = rapat massa tali (kg/m)
𝑚𝑏 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝑚𝑡 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑙𝑖 (𝑘𝑔)
𝑙 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑙𝑖 (𝑚)
Kita masukkan data ke dalam rumus tersebut, lalu kita akan memperoleh hasil
yang ada di tabel 3.
Kita hitung juga nilai ketidakpastian dari frekuensi (f) pada tabel 3.
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
∆𝑓 = ∆𝑙 + ∆𝑚𝑏 + ∆𝑚𝑡
𝜕𝑙 𝜕𝑚𝑏 𝜕𝑚𝑡
∆𝑓 ∆𝑙 ∆𝑚𝑏 ∆𝑚𝑡
= + +
𝑓 𝑙 𝑚𝑏 𝑚𝑡
15
𝑚𝑏 (𝑔𝑟) 𝑙 ± ∆𝑙 𝑚𝑏 ± ∆𝑚𝑏 𝑚𝑡 ± ∆𝑚𝑡 Ketidakpastian
f
2,46 1 ± 0,05 2,46 ± 0,005 0,06 ± 0,005 0,13
4,42 1 ± 0,05 4,42 ± 0,005 0,06 ± 0,005 0,13
5,38 1 ± 0,05 5,38 ± 0,005 0,06 ± 0,005 0,13
7,34 1 ± 0,05 7,34 ± 0,005 0,06 ± 0,005 0,13
8,66 1 ± 0,05 8,66 ± 0,005 0,06 ± 0,005 0,13
Table ketidakpastian frekuensi.
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
∆𝑓 = ∆𝑙 + ∆𝑚𝑏 + ∆𝑚𝑡
𝜕𝑙 𝜕𝑚𝑏 𝜕𝑚𝑡
∆𝑓 ∆𝑙 ∆𝑚𝑏 ∆𝑚𝑡
= + +
𝑓 𝑙 𝑚𝑏 𝑚𝑡
∆𝑓 ∆𝑙 ∆𝑚𝑏 ∆𝑚𝑡
= + +
𝑓 𝑙 𝑚𝑏 𝑚𝑡
16
V. Kesimpulan
Dari percobaan Hukum Melde, dapat disimpulkan bahwa semakin besar gaya
tegangan tali (F), maka semakin besar pula cepat rambat gelombang, gelombang
stasioner terbentuk ketika terjadi superposisi dua gelombang berjalan dengan
amplitudo, frekuensi, dan arah yang berlawanan, faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan gelombang pada tali adalah jenis tali, massa per satuan panjang tali, dan
massa beban, percobaan Melde bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang
stasioner, hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan gaya tegangan tali (F),
serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan gelombang pada tali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tipler, P.A. & Mosca, G. 2004. Physics for Scientist and Engineers- 5th edition.
W.H. Freeman and Company, New York.
2. Halliday & Resnick, 1978. Fisika, Edisi ketiga, jilid 1 (Terjemahan Pantur Silaban
Ph.D), Erlangga, Jakarta.
3. Tipler, Paul A, 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik, Edisi ketiga, Jilid 1
(Terjemahan Dra. Lea P M.Sc dan Rahmat W Adi, Ph.D), Erlangga, Jakarta.
4. M. Nelkon & P. Parker, 1975, Advanced Level Physics, Thrid Edition, Heinemann
Educational Books, London.
5. Aningrum, D. (2022). TBLA (TRANSCRIPT BASED LESSON ANALYSIS) UNTUK
MENGIDENTIFIKASI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
PEMBELAJARAN LESSON STUDY MATERI GELOMBANG (Doctoral
dissertation, Universitas Jambi).
6. Shavira, R. A., Melyusari, M., & Nadiyyah, K. HUKUM MELDE.
7. Hari, B. S. (2019). Mengenal Cahaya sebagai Gelombang. Penerbit Duta.
8. HIDAYATULAH, A. H. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Gambar Proses Untuk
Higher Order Thinking Skills Dalam Pembelajaran Gelomabang Siswa di
Sma (Doctoral dissertation).
9. HAMID, M. (2017). Pengaruh pemberian gelombang bunyi terhadap laju
perkembangan benih ikan mas (Cyprinus carpio Linn.).
10. Nasukha Z, N. Z. (2020). Modul pembelajaran SMA fisika Kelas X: getaran
17
LAMPIRAN
18
gelombang berdiri pada tali. Waktu tempuh dapat diukur dengan mengamati
waktu yang dibutuhkan untuk gelombang bergerak dari satu simpul ke simpul
berikutnya.
Metode frekuensi dan Panjang gelombang, dalam metode ini frekuensi dan
Panjang gelombang dari gelombang pada tali yang diukur. Kecepatan rambat
gelombang dapat dihitung dengan rumus 𝑣 = 𝑓𝜆. Frekuensi dapat diukur
dengan menghitung jumlah gelombang yang melewati titik tertentu dalam satu
detik. Panjang gelombang dapat diukur dengan mengukur jarak antara dua
simpul atau dua perut pada gelombang berdiri pada tali.
Metode tegangan dan massa jenjang, dalam metode ini, tegangan pada tali dan
massa per unit satuan Panjang dari tali diukur. Kecepatan rambat gelombang
𝑇
dapat dihitung dengan rumus 𝑣 = √µ Tegangan dapat diukur dengan
menggunakan alat pengukur tegangan seperti tensiometer. Massa per unit
Panjang dapat dihitung dengan membagi massa total tali dengan panjangnya.
✓ Apa itu gelombang berjalan?
Gelombang berjalan dalah gelombang yang amplitudonya tetap, pada setiap
titik yang dilalui gelombang amplitudonya sama besar. Contoh gelombang
berjalan adalah gelombang tali dan gelombang air.
✓ Apa itu gelombang berdiri? jelaskan dan sebutkan contohnya
gelombang stasioner adalah gelombang yang terbentuk dari perpaduan dua buah
gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama tetapi arah rambatnya
berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan karena bertabraknya
dua gelombang, akibatnya amplitudo pada titik-titik tertentu bervariasi. Pada titik-titik
yang disebut simpul, amplitude gelombang stasioner akan menjadi nol, sedangkan pada
titik-titik yang disebut perut, amplitudo gelombang stasioner akan mencapai nilai
maksimum.
Salah satu contoh gelombang berdiri adalah gelombang suara dalam tabung organa atau
alat music tiup seperti seruling atau terompet. Ketika udara di dalam tabung bergetar,
gelombang suara yang bergerak maju dan gelombang suara yang bergerak mundur
bertemu dan membentuk simpul dan perut di dalam tabung.
Gelombang berdiri juga dapat ditemukan pada permukaan air, seperti pada kolam
renang atau gelombang di laut. Pada permukaan air, simpul-simpul yang tetap, dan
frekuensi harmonikyang terbentuk oleh simpul tersebut.
19