Disusun Oleh:
1112016300007
Iin Sanita
Pendidikan Fisika 7A
Madrasah
: MAN Bayah
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/ Semester
: XII/1
Peminatan : MIA
Sub Materi Pokok : Persamaan Gelombang Berjalan
dan Gelombang Tegak
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan ke-
:1
KI 2
KI 3
: Mengolah,
3.2.5 Menentukan letak simpul dan perut tertentu suatu gelombang tegak
3.2.6 Memformulasikan persoalan gelombang berjalan dan gelombang tegak
4.1.1 Menyelidiki bentuk gelombang tegak menggunakan peralatan percobaan melde
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat memahami
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang persamaan gelombang
berjalan dan gelombang tegak serta mampu membangun sikap ilmiah dan keterampilan
prosedural melalui proses mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikannya dalam
presentasi dan laporan tertulis. Setelah Proses pembelajaran diharapkan:
1. Siswa dapat mengidentifikasi besaran-besaran fisis gelombang
berjalan
dan
gelombang tegak.
2. Siswa dapat menganalisis perbedaan persamaan gelombang berjalan fungsi sinus
3.
4.
5.
6.
Gelombang
Gelombang
Ujung
Ujung
Simpul
Perut
Simpul
Perut
Uraian Materi
Berdasarkan karakteristiknya gelombang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kategori, diantaranya:
1. Berdasarkan Arah getar dan arah rambatnya
Klasifikasi gelombang berdasarkan arah getar dan arah perambatannya, gelombang
di kelompokkan menjadi dua, yaitu: gelombang transversal dan longitudinal.
a. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getaran dan arah
perambatannya saling tegak lurus terdiri dari lembah dan bukit. Contoh: gelombang tali,
gelombang riak air, dan gelombang cahaya.
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan
arah getarannya terdiri dari rapatan dan renggangan. Contoh gelombang ini: gelombang
slinki, geombang bunyi dan lain-lain. gelombang slinki bisa berubah menjadi gelombang
transversal jika digerakan turun naik ke atas dan ke bawah seperti pada gelombang tali),
getaran sinar gitar yang dipetik, gelombang bunyi, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Mediumnya
Klasifikasi gelombang berdasarkan
diperlukan
dan
tidaknya
medium
dalam
gelombang
yang
memerlukan
medium
untuk
yaitu
gelombang
yang
(amplitude) nya berubah/ amplitudonya tidak tetap pada titik yang dilewatinya.
amplitudo
y= A sin t
Kita ketahui bahwa gelombang adalah getaran yang merambat, maka persamaan
getaran tersbut tidak akan diam di tempat tapi akan bergerak sejauh x. Dan waktu yang
diperlukan untuk sampai di x adalah x/v, dengan demikian persamaan akan berubah
menjadi persamaan gelombang:
y= A sin (t x / v)
Kita ketahui v adalah kecepatan gelombang yang besarnya sebanding (v=.f). Jika k
adalah bilangan gelombang dengan harga k=2/, maka persamaan gelombang di atas
akan berubah. Persamaan dasar untuk gelombang berjalan adalah:
y= A sin( t kx)
Persamaan gelombang di atas memiliki bentuk persamaan lainnya yaitu :
y= A sin 2 (t /T x / )
y= A sin (t x / )
y= A sin 2 f (t x / )
Berdasarkan keadaan awal simpangan gelombang, gelombang berjalan memiliki dua
bentuk persamaan, yaitu persamaan dalam bentuk sinus, dan persamaan cosinus.
Gelombang pada saat t=0s, tidak memiliki simpangan (Y =0). Gambar tersebut
menunjukkan gelombang transversal pada seutas tali ab (cukup panjang). Pada ujung a
kita getarkan sehingga terjadi rambatan gelombang. Titik p adalah suatu titik yang
berjarak x dari a. Jika a digetarkan pertama kali ke atas, maka persamaan gelombangnya
adalah:
y= A sin( t kx)
Getaran merambat dengan kecepatan v, getaran akan sampai di p setelah selang
waktu x/v. Berdasarkan asumsi getaran terjadi konstan, persamaan gelombang di titik p
adalah:
Yp= A sin(t kx )
Keterangan :
Yp : simpangan (m)
A : amplitudo (m)
k : bilangan gelombang = 2/
v : cepat rambat gelombang (m/s)
: panjang gelombang (m)
t : waktu (s)
x : jarak (m)
Arah getaran dan posisi simpangan pada saat awal menentukan bentuk persamaan
gelombang yang harus digunakan (dipakai). Ada beberapa keadaan yang bisa
menunjukkan bentuk persamaan yang berbedabeda, diantaranya:
1) Jika gelombang pada saat t=0s tidak memiliki simpangan dan digetarkan pertama
kali ke atas, dan gelombang bergerak ke kanan, maka persamaannya akan menjadi:
Pergerakan gelombang periodik memiliki bentuk sinusoidal. Jika pertama kali tali
digetarkan ke arah atas, maka pada saat t = 0 dan x = 0, tali telah memiliki simpangan
(displacement) y sebesar A. Besarnya simpangan (displacement) setiap saat dengan
keadaan awal x = 0 adalah:
Yp= A cos( tp kx )
Getaran merambat dengan kecepatan v, getaran akan sampai di p setelah selang
waktu x/v. tp adalah selang waktu perjalanan gelombang dari a ke p (x/v). Oleh karena
itu, ada beberapa persamaan yang dapat digunakan untuk menyatakan persamaan
tersebut:
Yp= A cos (t kx )
3) Jika gelombang pada saat t=0s sudah memiliki simpangan sebesar A dan digetarkan
pertama kali ke atas, dan gelombang bergerak ke kiri, maka persamaannya akan
menjadi:
yang bergerak dengan kecepatan dan frekuensi yang sama, namun fasenya berbeda
(bergerak berlawanan arah) diantara dua titik tetap (biasanya ujungujung dari kawat
atau tali yang dihentakkan).
Berulangnya papasan dua gelombang itu menghasilkan interferensi. Jika interferensi
kedua gelombang itu sefase maka akan mengakibatkan resultan amplitudo gelombang
yang besar (lebih tinggi). Jika keduan gelombang tak sefase, maka resultan amplitudonya
akan kecil atau nol. Pada titiktitik tertentu yang disebut simpul amplitudonya akan nol.
Amplitudo dan frekuensi gelombang stasioner dalam tali atau kawat menentukan
amplitudo dan frekuensi gelombang stasioner dalam tali atau kawat menentukan
amplitudo dan frekuensi gelombang bunyi yang dihasilkan di udara. Panjang dan
tegangan tali atau kawat menentukan rentang dari frekuensi sehingga suara yang
dihasilkan akan tinggi. Contoh gelombang stasioner adalah gelombang pada senar gitar
yang dipetik. Ada dua jenis gelombang stasioner, yaitu gelombang stasioner ujung
terbuka dan ujung tertutup.
Ambilah seutas tali yang cukup panjang kemudian ujung tali lainnya diikat pada
sebuah pohon/tiang, hentakan/getarkan tali tersebut turun naik, maka gelombang
sinusoidal akan merambat sepanjang tali. Namun, apa yang akan terjadi jika gelombang
tali tersebut telah sampai pada ujung tali lainnya?
Gelombang akan dipantulkan kembali dan akan bertemu dengan gelombang datang.
Gelombang yang dipantulkan akan memiliki amplitudo dan frekuensi yang sama dengan
gelombang datang. Kedua gelombang ini berinterferensi menghasilkan gelombang
stasioner atau gelombang berdiri. Gelombang stasioner terjadi karena interferensi terus
menerus antara gelombang datang dan gelombang pantul, yang berjalan dengan arah
berlawanan dan memiliki amplitudo dan frekuensi yang sama. Gelombang stasioner bisa
terbentuk oleh dua keadaan:
a. gelombang stasioner yang terbentuk oleh ujung tali yang terikat (tetap)
b. gelombang stasioner yang terbentuk oleh ujung tali yang bebas (terbuka)
Ciri gelombang stasioner adalah terdiri dari simpul dan perut. Simpul yaitu tempat
kedudukan titik yang mempunyai amplitudo nol. Perut yaitu tempat kedudukan titik-titik
yang mempunyai amplitudo maksimum.
Keterangan :
S = Simpul
P = Perut
Yc=Yd+Yp
Yc=A sin(t kx )+ A sin (t + kx)
Y = A sin wt
Y = A sin wt
Pada persamaan tersebut Amplitudo A tergantung pada jarak suatu titik terhadap ujung
pemantul (x).
A =2 A cos kx
Keterangan:
x = jarak simpul dari ujung bebas
n = 1, 2, 3,... dan seterusnya (orde simpul ke...)
= panjang gelombang stasioner
Perut kedua:
k x 2= x 2= /k=0
x 2=1/2
Perut ketiga:
k x 3=2 x3 =2 /k =0
x 3=
Perut gelombang stasioner dari ujung bebas dapat dinyatakan dalam
persamaan:
1
x=( n1 )
2
Keterangan:
x = jarak perut gelombang dari ujung bebas
n = 1, 2, 3, dan seterusnya (orde perut)
b. Persamaan Gelombang stasioner ujung tetap (terikat)
Persamaan gelombang stasioner ujung terikat dapat dapat terlihat pada
gambar di bawah ini:
2 A cos t sin kx
Yc = 2A sin kx cos t
Sebagaimana kita ketahui, persamaan gelombang sederhana adalah: Y = A sin t ,
sedangkan
persamaan
gelombang
stasioner
untuk
ujung
terikat
adalah:
Yc=2 A sin kx cos t . Kedua persamaan tersebut dapat kita bandingkan sebagai berikut:
Y = A sin t
Y = A cos t
Pada persamaan tersebut Amplitudo A tergantung pada jarak suatu titik terhadap
ujung pemantul (x).
A = 2A sin kx
Simpul pada gelombang stasioner ujung terikat dapat dinyatakan polanya sebagai
berikut:
1
x=( n1 )
2
Keterangan :
x = jarak simpul dari ujung terikat
n = 1, 2, 3,... dan seterusnya (orde simpul ke...)
= Panjang gelombang stasioner
2) Perut Pada Gelombang Stasioner Ujung Terikat
Perut gelombang stasioner ujung terikat akan terjadi jika besar A = 1. A = 1 jika sin
kx = 1, sin kx akan berharga 1 jika : kx = /2, 3/2, 5/2,...
Perut pertama,
k x 1= /2 x 1=( /2)/k
x 1=1/4
Perut kedua,
Perut gelombang stasioner dari ujung terikat dapat dinyatakan dalam persamaan:
x=( 2n1)
Keterangan :
x = jarak perut gelombang dari ujung terikat
n = 1, 2, 3,..... dan seterusnya (orde perut)
Sama seperti gelombang transversal, gelombang longitudinal pun dapat mengalami
superposisi. Ketika gelombang bunyi menjalar di dalam pipa tertutup, ujung pipa tertutup
akan mematulkan gelombang yang datang pada ujung tersebut. Gelombang bunyi akan
bergabung dengan gelombang datang, sehingga terbentuk gelombang berdiri (mode
normal) di dalam pipa. Prinsip ini dimanfaatkan untuk dasar pembuatan alat musik, yaitu
pipa organa, alat musik tiup, dan lain-lain.
Penurunan Persamaan Gelombang
Persamaan umum untuk sebuah gelombang, merupakan fungsi dari jarak (x) dan
waktu (t) adalah sebagai berikut:
t kx
y (x ,t )=A sin )
y (x ,t )=A sin (t x /v )
y (x ,t )=A sin 2 (t /T x / )
Persamaan gelombang dapat diturunkan menjadi beberapa persamaan turunan,
diantaranya: kecepatan, dan percepatan. Kecepatan sebuah gelombang
diturunkan dari persamaan simpangan(displacement) di y(x,t) terhadap t.
v y ( x , t )=
y ( x , t)
=A sin(kxt )
t
v y (x,t) dapat
vy
atau turunan kedua dari persamaan gelombang y (x,t). Persamaan percepatan ay(x,t)
setiap saat adalah:
2
a y ( x , t )=
y( x,t)
=2 A cos ( kxt )=2 y (x , t)
2
t
2 y ( x , t)
=k 2 A cos ( kxt )=k 2 y (x , t)
2
x
Dengan membagi persamaan 15.9 dengan 15.10 dan dihubungkan dengan w = vk
akan di dapat:
2 y (x , t)/ t 2 2 y( x , t) 2
=
=v
2 y (x , t)/ x 2 k 2 y ( x ,t )
2
y ( x , t) 1 y ( x , t)
= 2
x2
v
t2
()
()
()
()
222
2
222
,,
,,
yxttyxt
v
yxtxkyxt
-w
==
2()2()
222
y x, t 1 y x,t
xvt
1. Fenomena
a.
b.
1. Konsep
-
: Pendekatan Proses
: Saintifik
: Diskusi Kelompok, Demonstrasi dan Tanya Jawab
KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN
AK
Guru
Persiapan
Situasi
Kelas
Kegiatan Awal
Apersepsi
Siswa
TU
Siswa
mendengarkan
10
me
nit
Siswa bersiap-siap
mengikuti pelajaran
dan membaca doa
Bertanya tentang
Menjawab pertanyaan
macam-macam alat
guru
optik yang berfungsi
memperbesar benda
Motivasi
Menunjukkan alat-alat
optik pada siswa
Mengamati hipotesis
yang dibuat siswa
Orientasi
(Tujuan dan
Kegiatan)
Menyampaikan tujuan
dan kegiatan
pembelajaran
Siswa
mendengarkan
motivasi
mengenai
kejadian-kejadian
yang
berhubungan
dengan
persamaan
gelombang
berjalan dan
gelombang tegak
Siswa
mendengarkan
tujuan
pembelajaran
yang disampaikan
oleh guru
Siswa mengidentifikasi
besaran fisis gelombang
berjalan dan gelombang
tegak dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa mengidentifikasi
komponen-komponen
70
me
nit
Komputer/Laptop
Tali
Sumber Belajar
I. PENILAIAN
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik
Bentuk Instrumen
Pengamatan sikap
Lembar Pengamatan
Tes untuk kerja
Tes Uji Petik Kerja
Tugas
Tertulis (konsep
Tes Tertulis
Tes
3. Soal
: Terlampir
4. Kunci Jawaban
: Terlampir
Nilai diperoleh dari hasil pengamatan guru terhadap kinerja kelompok selama
proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat melakukan percobaan. Unsur-unsur
yang dinilai meliputi:
Kelompok : ............................
N
o
Ni
la
i
to
ta
l
Skor
1
2
3
4
Jumlah Nilai
Keterangan Indikator Keterampilan Proses Sains:
1. Siswa dapat mencari konsep yang mendasari prinsip pembentukan bayangan
pada mata, lup, dan kamera.
2. Siswa menyadari bahwa suatu penjelasan perlu dibuktikan kebenarannya
dengan berdiskusi melalui gambar pembentukan bayangan pada prinsip kerja
alat-alat optik
3. Siswa dapat menggunakan konsep dan prinsip yang telah diberikan kasus lain
tentang alat-alat optik
4. Siswa dapat memakai alat optik dengan baik
Kriteria Penilaian:
Skor 5 bila anggap cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat;
Skor 4 bila tepat;
Skor 3 bila agak tepat;
Skor 2 bila tidak tepat; dan
Skor 1 bila sangat tidak tepat;
Rekapitulasi penilaian dari 10 indikator KPS:
N=
Drs. Nurrahim
NIP. -
NIP.-
Lampiran:
1. Penilaian Kognitif
a. Teknik penilaian
b. Bentuk penilaian
No
1.
Indikator
pencapaian
kompetensi
Mengenal
bagianbagian mata dan
fungsinya
Teknik
penilaian
Tes tulis
Bentuk
penilaia
Instrumen
n
Isian/PG
1. Jelaskanlah pengertian mata
2. Sebutkanlah
bagian-bagian
mata
3. Jelaskanlah
fungsi
bagianbagian mata
Isian/PG
4. Sebutkanlah
macam-macam
cacat mata
5. Jelaskanlah
letak
jatuhnya
bayangan benda pada mata
6. Sebutkanlah
masing-masing
jenis
kaca
mata
untuk
membantu penderita cacat
mata
Isian/PG
7. Identifiksilah
perbesaran
anguler lup baik mata tidak
berakomodasi
maupun
berakomodasi
2.
Mengidentifikasi
berbagai
macam
cacat mata
Tes tulis
3.
Menentukan
perbesaran anguler
lup baik mata tidak
berakomodasi
maupun
berakomodasi
Mengenal bagianbagian dan cara
kerja kamera
Tes tulis
Tes tulis
Isian/PG
Menentukan
bayangan pada
kamera
Tes tulis
Isian/PG
4.
5.
c. Soal
d. Kunci Jawaban
N
Indikator
o.
1.
Soal
Mengenal
1. Alat optik yang
bagian-bagian
mempunyai cara
mata
dan
kerja seperti kamera
fungsinya
adalah....
a. Lup
b. Mata
c. Mikroskop
d. Teropong
8. Sebutkanlah
bagian-bagian
kamera
9. Jelaskanlah fungsi masingmasing bagian kamera
10.Jelaskanlah cara kerja kamera
11.Identifikasilah bayangan pada
kamera
Jawaban
Skor
Ranah
Kognit
if
C1
2.
3.
4.
5.
Mengidentifikas 2. Seseorang
i
berbagai
mempunyai titik jauh
macam
cacat
2 meter. Tentukanlah
mata
kekuatan lensa
kacamata dan jenis
kacamata yang harus
digunakan orang
tersebut.
a. 2 dioptri
b. -2 dioptri
c. dioptri
d. - dioptri
Menentukan
3. Sebuah lup
perbesaran
mempunyai jarak
anguler lup baik
fokus 5 cm,
mata tidak
digunakan untuk
berakomodasi
melihat benda kecil
maupun
yang berjarak 5 cm
berakomodasi
dari lup. Perbesaran
anguler lup itu
adalah....
a. 2 kali
b. 3 kali
c. 4 kali
d. 5 kali
Mengenal
4. Cara kerja kamera
bagian-bagian
sama dengan cara
dan cara kerja
kerja....
a. Teropong
kamera
b. Mata
c. Mikroskop
d. Lup
Menentukan
5. Gambarkan
cara
jarak bayangan
kerja pembentukan
pada kamera
bayangan
pada
kamera
dengan
menggunakan
prinsip
sinar
istimewa
Jumlah
5 Soal
N
o.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C2
C3
C1
20
C4
(4x10) + 20 = 100
Nilai
7.
8.
9.
10
.
ds
t.
Penilaian Afektif
Nilai diperoleh dari hasil pengamatan guru terhadap sikap siswa selama proses
pembelajaran berlangsung yaitu pada saat melakukan pembelajaran.
Insrumen Penilaian Afektif
N
o
Skor Penilaian
1
10
11
12
13
14
15
Jumlah Skor
*) Kriteria Penilaian:
skor 5 bila anggap aspek afektif sangat baik, skor 4 bila baik, 3 bila cukup, 2 bila tidak
baik, dan skor 1 bila sangat tidak baik
Penilaian keterampilan
FORMAT PENILAIAN PERCOBAAN
Mata pelajaran
:
Kelas/peminatan
:
Materi pokok
:
Aspek Penilaian
No
Nama
Siswa
Ketepatan
Menggunakan
Alat
Kerj
a
Sam
a
Tanggu
ng
Jawab
Disipl
in
Kejujura
n
Keaktifa
n
Ketelitia
n
Kebersih
an
Lapora
n Awal
Skor
RataRata
Nila
i
1.
2.
3.
Ds
t
Penilaian sikap
Observasi (sikap yang diamati jujur, kerjasama, disiplin, tanggung jawab)
Lembar observasi
Sikap Pribadi
No
Sikap Ilmiah
Nama Kelas
Jujur
1.
2.
3.
Ds
t
Jumla
h
Skor
Disipli
n
Tanggung
Jawab
Peduli
Lingkungan
Kritis
Toleransi
Objek
Rasa Ingin
Tahu
Nila
i
Selalu
Sering
Kadangkadang
Tidak pernah
Jumlah skor
Tidak pernah
Jumlah skor
Aspek
Penilaian sejawat
Selalu
Sering
Kadangkadang