Anda di halaman 1dari 53

FISIKA 1

2 SKS
KMTE1031

Dosen :
Ir. Usaha Situmeang. MT

Prodi Elektro Fakultas Teknik


Universitas Lancang Kuning
Pekanbaru
2021
FISIKA 1
2 SKS
Kode : KMTE1031

Prodi Elektro Fakultas Teknik


Universitas Lancang Kuning
Semester Ganjil
2021/2022
Sistem Penilaian

Absen 5%
Tugas 30 %
UTS 30 %
UAS 35 %

A= < 80
B= 70 - 79
C= 60 - 69
D= 50 - 59
E= 0 - 50
Contoh Penilaian :

1. Absen 5 % 14/16 x 100% x 0,05 = 4,37

2. Tugas 30 % 70  0 , 3  21

3. UTS 30 % 75  0 , 3  22,5

4. UAS 35 % 80  0 , 35  28

NAS = 4,37 + 21 + 22,5 + 28 = 75,87 = B


Deskripsi

Mata Kuliah ini adalah Mata Kuliah Keahlian Elektro (PTE)


yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Prodi Elektro.

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan


menguasai pengetahuan fisika umum secara komprehensip, serta
dapat mengembangkan dan mengaplikasikannya untuk
mempelajari pengetahuan Rumpun Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.

Materi Perkuliahan meliputi : Pengukuran, mekanika, sifat - sifat


materi, panas, bunyi, kelistrikan dan kemagnetan, optik, fisika atom
dan nuklir dan relativitas.
Tujuan

Selesai mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa


diharapkan menguasai pengetahuan fisika umum
secara komprehensip, serta dapat mengembangkan
dan mengaplikasikannya untuk mempelajari
pengetahuan Rumpun Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Deskripsi Isi

Dalam perkuliahan ini dibahas mengenai : Pengukuran


meliputi sistem satuan, konversi satuan, dimensi besaran-besaran
fisika, notasi ilmiah, angka signifikan dan orde magnitudo.

Mekanika meliputi kinematika (besaran skalar dan vektor,


kerangka acuan dan sistem koordinat, posisi, jarak, perpindahan,
kelajuan, kecepatan, perlajuan, percepatan, gerak lurus, gerak
melingkar, dan gerak parabola).dan dinamika (hukum I, II, III
Newton, momen gaya, momentum, enegi, daya, hukum gravitasi
umum Newton, gerak rotasi dan kesetimbangan).
Referensi :

1. Kanginan, Marthen. 2011. PHYSICS for Senior High School


Bilingual. Jakarta : Erlangga.

1. Alfatah, Arif. 2009. Bahas Tuntas 1001 Soal Fisika. Yogyakarta :


Pustaka Widyatama.

2. Suryatin, Budi. 2011. Fisika Untuk Kelas VII. Grasindo.

3. Setiono, Budi. 2011. Bahas Total. Jakarta Selatan :


KAWAHmedia.
Skalar dan Vektor
1. Skalar
Suatu kuantitas skalar hanya mengukur besarnya. Skalar dikhususkan
dgn suatu bilangan tunggal yg mempunyai satuan khusus, skalar bisa positif
atau negatif dan bisa ditambah bersama-sama dgn menggunakan ilmu
hitung yg sederhana.
Contoh umum kuantitas skalar meliputi massa, jarak, volume, waktu,
kerja dan daya.
2. Vektor
Suatu kuantitas vektor mengukur besar maupun arah. Kuantitas ini
biasanya disajikan melalui grafik dgn anak panah, kepala anak panah
menunjukkan arah kuantitas dan panjang anak panah melambangkan
besarnya kuantitas. Besarnya vektor selalu merupakan sebuah bilangan
positif.
Contoh umum kuantitas vektor meliputi perpindahan, gaya, kecepatan,
percepatan, momentum, gravitasi, medan listrik (medan-E) dan medan
magnet (medan-B).
Dua vektor adalah sama apabila keduanya mempunyai besar dan arah yang
sama.
Kedua vektor harus menunjuk dalam arah yang sama dan mempunyai
panjang anak panah yg sama.
Grafik 1. Grafik penambahan vektor

a  b  a
b

C (vektor resultante)

Grafik 1. menunjukkan penjumlahan vektor a dan vektor b, memberikan resultante vektor c.


Perhatikan bahwa utk menghasilakan vektor c, ekor vektor b diletakkan pada kepala vektor
a dgn mempertahankan besar dan arah.
2 2 1/ 2
FR   F  F 
x y

Untuk menjumlahkan lebih dari dua vektor. Untuk mendapatkan gaya resultante dari
beberapa vektor, jumlahkan komponen x vektor gaya dan jumlahkan komponen y vektor
gaya, kemudian gunakan rumus sbb :

Sekali anda mendapatkan besar resultante tsb, anda dapat mendapatkan arah vektor
resultante dgn menggunakan rumus berikut, yg mana 0 adalah bilangan derajat dari sumbu
x.

Tg 0 = (komponen y) / (komponen x)
Contoh Soal.
Carilah besar dan arah dari jumlah vektor A dan B
y

2N

A
1N

1N 2N
x

- 2N
B
Penyelesaian.
Pada gambar perhatikan bahwa vektor A mempunyai komponen x
sebesar 2N dan komponen y sebesar 1N. Vektor B mempunyai komponen x
sebesar 2N dan komponen y sebesar -2N. Jumlah pada komponen x adalah 4N
dan jumlah pada komponen y adalah -1N.

Dengan menggunakan Dalil Phitagoras utk mencari resultante.

F  { 4 N  2   1N  2 }1 / 2  4,1 N

tg θ = komponen y / komponen x = -1N / 4N = - 0,250


θ = arctg (0,250) = -140 (nilai Arctg akan diberikan pada suatu tes)
Jadi vektor resultante mempunyai besaran 4,1 N dengan arah -140 dibawah
sumbu x
Fisika berasal dari kata Yunani yang berarti “Alam” karena
itu Fisika adalah Ilmu Pengetahuan yang mempelajari benda-benda
di alam, gejala-gejala di alam, kejadian-kejadian di alam serta
interaksi dari benda-benda di alam tersebut.
Gejala ini pertama yang dialami oleh panca indera kita
seperti, penglihatan, pendengaran dan perasaan. Benda-benda di
alam terbagi 2 yaitu : Alam Makro dan Alam Mikro.
Menurut sejarah Fisika adalah bidang ilmu yang tertua,
karena dimulai dari pengamatan-pengamatan dari gerakan benda
langit bagaimana lintasannya, periodenya dan usianya dan lain-lain.
Ilmu yang mempelajari gerak benda ini disebut MEKANIKA.
Mekanika berkembangnya pada zaman Galileo dan Newton.

Bidang Ilmu ini kira - kira dimulai berabad-abad yang lalu


dari Galileo merumuskan benda-benda jatuh sedangkan Newton
mempelajari gerak benda pd umumnya termasuk planet-planet pd
sistem tatasurya. Hukum Newton adalah dasar dari Mekanika.
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat.

Gelombang berdasarkan mediumnya dibedakan menjadi 2 yaitu :


1. Gelombang mekanik yaitu gelombang yang perambatannya
membutuhkan medium.
Contoh : Gelombang mekanik adalah gelombang bunyi.

2. Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang perambatannya tidak


membutuhkan medium.
Contoh : Gelombang elekromagnetik adalah gelombang cahaya.

Gelombang berdasarkan arah rambatnya dibedakan menjadi 2 jenis :


a. Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar
dengan arah getarnya.
Contohnya : gelombang bunyi.

b. Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak


lurus dengan arah getarnya.
Contohnya : gelombang cahaya.
Besaran dalam gelombang hampir sama dengan besaran dalam
getaran. Besarannya adalah sebagai berikut :

1. Periode (T) = banyaknya waktu yang diperlukan untuk satu


gelombang.

2. Frekuensi (f) = banyaknya gelombang yang terjadi dlm waktu


1 sekon.

3. Amplitudo (A) = simpangan maksimum suatu gelombang.

4. Cepat rambat (v) = besarnya jarak yg ditempuh gelombang tiap


satuan waktu.

5. Panjang gelombang (λ) = jarak yang ditempuh gelombang dalam


1periode. Atau besarnya jarak satu
bukit satu lembah.
Persamaan yang digunakan dalam gelombang adalah :
T = t/n
f = n/t
dan
T = 1/f
f = 1/T
Dimana :
T = periode (s)
t = waktu (s)
n = banyaknya gelombang (kali)
f = frekuensi (Hz)

Untuk menentukan cepat rambat gelombang digunakan persamaan:


v = λ.f
atau,
v = λ/T
Dimana :
λ = panjang gelombang (m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
Berdasarkan arah getar :

1. Gelombang transversal arah getarnya tegak lurus arah


rambatnya.
2. Gelombang longitudinal arah getarnya searah dengan
arah rambatnya

Berdasarkan cara rambat dan medium yg dilalui :

1. Gelombang mekanik yg dirambatkan adalah gelombang


mekanik dan untuk perambatannya
diperlukan medium.

2. Celombang elektromagnetik yg dirambatkan adalah medan


listrik magnet, dan tidak
diperlukan medium.
Berdasarkan amplitudonya:

1. Gelombang berjalan gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yg


dilewatinya.
2. Gelombang stasioner gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada ttk
yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi
dua buah gelombang datang dan pantul yang
masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo
sama tetapi fasenya berlawanan.

Persamaan Gelombang Berjalan y = A sin (aωt - kx)

y = A sin 2π / T (t - x/v )

y = A sin 2π (t/T - x/ λ)

Tanda (-) menyatakan gelombang merambat dari kiri ke kanan


A = amplitudo gelombang (m)
λ = v.T = panjang gelombang (m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
k = 2p/l = bilangan gelombang (m')
x = jarak suatu titik terhadap titik asal (m)
Sudut Fase Fase Beda Fase
Gelombang (θ) Gelombang (Φ) Gelombang (AΦ)

θ = 2π [(t/T) - (x/λ) Φ = (t/T) - (x/λ) ∆Φ= ∆x/λ = ( X2-X1)/λ

Contoh :
Sebuah sumber bunyi A menghasilkan gelombang berjalan
dengan cepat rambat 80 m/det, frekuensi 20 Hz dan
amplitudo 10 cm.
Hitunglah fase dan simpangan titik B yg berjarak 9 m dari
titik A, pada saat titik A sudah bergetar 16 kali ?
Jawab:

f = 20 Hz perioda gelombang : T = 1/20 = 0,05 detik


panjang gelombang : λ = v/f = 80/20 = 4 m

titik A bergetar 16 kali waktu getar : t = 16/20 = 0,8 detik

fase titik B: simpangan titik B:

ΦB = t/T - x/λ YB = A sin 2p (t/T - x/λ)


= 0,8/0,05 - 9/4 = 10 sin 2π (¾)
= 13 ¾ = 10 sin 270 = -10 cm
= ¾ (ambil pecahaanya)

Tanda (-) menyatakan arah gerak ttk B berlawanan dengan arah


gerak awal ttk A
YB = A sin 2p (t/T - x/λ)
= 10 sin 2π (¾)
= 10 sin (2 × 180 × 13,750)
= 10 (-1)
= 10 sin 270 = -10 cm
Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang dalam semua medium(umum) :
Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai/tali :

V = √F / µ V= λ.f

F = gaya tegang tali = m.g λ = panjang gelombang (m)


gaya beban f = frekuensi gelombang (Hz)
m = massa tali / panjang tali = m / l

Cepat rambat gelombang bunyi(longitudinal) dalam : Cepat rambat gelombang bunyi (longitudinal)dalam gas :

zat padat v = √ E / ρ v= √ g P/ ρ

zat cair v = √ B / ρ P = tekanan gas (N / m2)


Jika perambatan bunyi dalam gas dianggap sebagai
E = modulus elastis zat padat
proses adiabatik maka :
B = modulus Bulk zat cair
ρ = kerapatan medium perambat v = √γ RT / M
γ = Cp / Cv = kons. Laplace.
ρ = kerapatan gas
T = suhu mutlak
M = massa satu mol gas(BM)
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai