Anda di halaman 1dari 18

PAPER PEMBELAJARAN KELOMPOK 4

KARAKTERISTIK GELOMBANG

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Gelombang dan Optik

Dosen Pengampu: Eli Trisnowati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Sabilla Safa Annisa Qurrota (2110303013)

Amanda Sakinah (2110303015)

Rizky Ameia Putri (2120303048)

Nidham Khaerizakia (2120303086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2022
A. Pengertian Gelombang
Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat melalui medium,
berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk
ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide yang berbentuk osilasi
halus berulang. Selain radiasi elektromagnetik, gelombang juga terdapat pada medium
di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat
kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu
tidak ada perpindahan secara masal.
Suatu hal disebut medium jika: Linear jika gelombang yang berbeda di
semua titik tertentu di medium bisa dijumlahkan. Terbatas jika terbatas, selain itu
disebut tak terbatas. Seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda.
Isotropik jika ciri fisiknya “sama” pada arah yang berbeda. Secara umum, gelombang
dapat ditulis secara matematis dengan persamaan:

γ p= A sin ( ωt ± kx )

Jika sumber gelombang telah bergetar sebanyak satu kali, gelombang tersebut telah
memiliki jarak dalam merambat. Karena terdapat frekuensi getaran setiap sekon, maka
persamaan kecepatan rambat gelombang adalah:
v=λf

Sedangkan persamaan frekuensi gelombang adalah sebagai berikut:


1
f=
T
Maka kecepatan rambat gelombang dapat ditulis dengan persamaan:

λ
v=
T
Sudut fase gelombang adalah sudut yang telah ditempuh benda mencapai titik P.
Persamaan sudut fase gelombang ditulis sebagai berikut.

θ p =( ωt−kx )=2 π ( Tt − xλ )
B. Jenis Gelombang

Dalam kenyataannya pengklasifikasian gelombang sangat beragam, ada yang menurut arah
rambatnya, medium perambatannya, menurut dimensi penyebaran rambatannya dan lain-lain.
Namun yang akan dibahas pada kali ini hanya dua pengklasifikasiaan gelombang yaitu
menurut arah perambatannya dan kebutuhan medium perambatannya.

1. Gelombang menurut arah perambataanya


 Gelombang longitudinal

Gelombang dengan arah gangguan sejajar dengan arah penjalarannya. Contoh


gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi, gelombang bunyi ini analog dengan pulsa
longitudinal dalam suatu pegas vertikal di bawah tegangan dibuat berosilasi ke atas dan ke
bawah disebuah ujung, maka sebuah gelombang longitudinal berjalan sepanjang pegas
tersebut, koil-koil pada pegas tersebut bergetar bolak-balik di dalam arah di dalam mana
gangguan berjalan sepanjang pegas.

 Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang dengan gangguan yang tegak lurus arah
penjalaran. Misalnya gelombang cahaya dimana gelombang listrik dan gelombang medan
magnetnya tegak lurus kepada arah penjalarannya.

C. Gelombang menurut kebutuhan medium dalam perambatannya


 Gelombang mekanik

Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium tempat merambat.


Contoh gelombang mekanik gelombang pada tali, gelombang bunyi.

 Gelombang elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang energi dan momentumnya


dibawa oleh medan listrik (E) dan medan magnet (B) yang dapat menjalar melalui vakum
atau tanpa membutuhkan medium dalam perambatan gelombangnya.
Sumber gelombang elektromagnetik :

 Osilasi listrik.
 Sinar matahari menghasilkan sinar infra merah.
 Lampu merkuri menghasilkan ultra violet.
 Inti atom yang tidak stabil menghasilkan sinar gamma.
 Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam menghasilkan
sinar X (digunakan untuk rontgen).

Keterkaitan antara medan listrik (E) dan medan magnet (B) diungkapkan dengan persamaan
Maxwell. Persamaan Maxwell merupakan hukum yang mendasari teori medan
elektromagnetik. Contoh dari gelombang elektromagnetik adalah gelombang cahaya,
gelombang radio.

D. Berdasarkan Amplitudonya

Berdasarkan amplitudonya, gelombang dibagi menjadi dua, yaitu gelombang berjalan


dan stasioner.

1. Gelombang berjalan

Gelombang berjalan adalah gelombang yang memiliki amplitudo tetap. Artinya,


setiap titik yang dilalui gelombang amplitudonya selalu sama besar. Contoh gelombang
berjalan adalah gelombang air.

2. Gelombang stasioner

Gelombang stasioner adalah perpaduan antara gelombang datang dan gelombang


pantul yang amplitudo dan frekuensinya sama tetapi arah rambatnya berlawanan. Titik yang
bergetar dengan amplitudo maksimum disebut perut, sedangkan titik yang bergetar dengan
amplitudo minimum disebut simpul.
E. Besaran-Besaran dalam Gelombang
a Panjang gelombang ( λ )
Panjang satu gelombang yaitu jarak antarpuncak yang berdekatan atau panjang antara
satu bukit dan satu lembah

b Periode dan frekuensi


 Periode merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu panjang
gelombang
t
T=
n
Keterangan :
T = periode (s)
t = waktu tempuh gelombang (s)
n = banyaknya gelombang
 Frekuensi merupakan banyaknya gelombang yang terbentuk dalam waktu satu
sekon
n 1
f= =
t T
Keterangan :
f = frekuensi (Hz)
n = banyaknya gelombang
t = waktu tempuh gelombang (s)
T = periode (s)

c Cepat rambat gelombang


 Cepat rambat gelombang merupakan jarak tempuh gelombang tiap sekon
λ
v=λf =
T
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
d Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan merupakan gelombang yang memiliki amplitudo tetap yaitu titik-
titik yang dilalui gelombang mengalami getaran harmonik dengan amplitudo tetap.
Persamaan dalam gelombang berjalan :
 Persamaan simpangan
2π 2π
y= Asin ( ω ± kx ) , dengan ω= dan k =
T λ

= Asin ( 2Tπ t ± 2λπ x)


= Asin ( ± )
t x
T λ
Keterangan:
y = simpangan (m)
A = amplitudo gelombang (m)
𝜔 = kecepatan sudut gelombang (rad/s)
t = lamanya gelombang beretar (s)
T = periode gelombang (s)
k = bilangan gelombang
x = jarak titik ke sumber getar (m)
λ = panjang gelombang (m). 

 Persamaan kecepatan
Keepatan adalah turunan pertama dari jarak atau simpangan, maka persamaan
kecepatan gelombang berjalan merupakan persamaan yang diturunkan dari
persamaan simpangan :
dy
v= =Aω . cos ⁡(ωt ±kx )
dt
Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
y = simpangan gelombang (m)
 Persamaan percepatan
Persamaan percepatan adalah turunan pertama dari kecepatan dan turunan kedua
dari simpangan, maka :
2
d y dv
a= = =− A ω 2 sin ( ωt ± kx )
dt
2
dt
Keterangan:
a = percepatan (m/s2);
v = kecepatan gelombang (m/s)
y = simpangan (m)
 Sudut fase gelombang
Sudut fase gelombang merupakan sudut yang ditempuh oleh benda bergetar,
sudut fase dinyatakan dalam fungsi sinus dari persamaan umum gelombang

θ P=( ωT ± kx )=2 ( Tt + xλ )
 Fase gelombang
Fase gelombang berkaitan dengan simpangan dan arah gerak gelombang

( Tt ± xλ )= 2 π
θp
φ p=

 Beda fase
Beda fase merupakan perbedaan fase gelombang atau tahapan gelombang
∆ x ∆t
∆ φ= =
λ T

Dua buah titik bisa memiliki fase sama dengan syarat :


θ P=2 n atau ∆ φ=n dengan n=0,1,2,3 , …

Dua buah titik bisa memiliki fase berlawanan dengan syarat :


1
θ P=(2 n+1)atau ∆ φ= (2 n+1) dengan n=0,1,2,3 , …
2

F. Sifat-sifat Gelombang
1. Pembiasan (refraksi)
Pembiasan merupakan peristiwa pembelokan arah lintasan gelombang karena melalui
dua medium yang berbeda. Jika medium yang dilalui berbeda, maka indeks bias
medium juga berbeda. Perbedaan indeks biasa inilah yang menyebabkan cepat rambat
cahaya berbeda, sehingga seolah-olah ada pembelokan arah lintasan cahaya. Secara
matematis, pembiasan dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
n = indeks biasa;
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (m/s); dan
v = cepat rambat cahaya di dalam medium tertentu (m/s).

Gejala pembiasan ini pertama kali diteliti oleh Snellius. Dengan demikian, hukum
yang berlaku pada peristiwa pembiasan selalu mengikuti hukum Snellius. Untuk lebih
jelasnya, simak gambar berikut.

Secara matematis, Snellius bisa dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

i = sudut datang;

r = sudut bias;

n1 = indeks bias medium pertama;


n2 = indeks bias medium kedua;

v1 = cepat rambat cahaya di medium pertama (m/s); dan

v2 = cepat rambat cahaya di medium kedua (m/s).

2. Difraksi (pelenturan)
Difraksi adalah pelenturan atau penyebaran gelombang saat melalui celah sempit.
Contoh difraksi pada gelombang cahaya adalah terbentuknya rumbai (garis) gelap dan
terang pada layar. Contoh difraksi pada gelombang bunyi adalah saat kamu berada di
gang sempit, kamu masih bisa mendengar suara mobil atau kendaraan lain.
3. Refleksi (pemantulan)
Refleksi adalah perubahan arah rambat gelombang saat bertemu dengan bidang batas
dua medium. Pemantulan ini ternyata mengacu pada suatu hukum yang disebut
hukum pemantulan. Adapun pernyataan hukum pemantulan adalah sebagai berikut.
 Besarnya sudut datang dan sudut pantul adalah sama.
 Gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal berada pada satu
bidang datar.

4. Dispersi
Pernahkah kamu melihat pelangi? Peristiwa yang terjadi pada pembentukan pelangi
adalah dispersi. Dispersi adalah penguraian warna polikromatik (putih) menjadi
monokromatik saat seberkas cahaya dilewatkan melalui prisma. Cahaya polikromatik
yang awalnya berwarna putih akan terurai menjadi merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu. Berikut ini contoh ilustrasinya.
Sinar yang datang dan keluar dari prisma akan membentuk suatu sudut yang disebut
sudut deviasi. Besarnya sudut deviasi antara warna merah dan ungu dirumuskan
sebagai berikut.

5. Interferensi
Interferensi adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya. Interferensi bisa diamati
dengan jelas jika berkas kedua gelombang bersifat koheren (amplitudo dan
frekuensinya sama dengan fase tetap). Interferensi dibagi menjadi dua, yaitu
interferensi konstruktif (menguatkan) dan destruktif (melemahkan). Ilustrasi keduanya
bisa lihat di gambar berikut.
6. Efek Doppler
Efek Doppler adalah efek berubahnya frekuensi bunyi akibat adanya kecepatan relatif
antara sumber dan pengamat. Secara matematis, efek Doppler dirumuskan sebagai
berikut.

7. Polarisasi
Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar gelombang. Hal itu menyebabkan
gelombang keluaran hanya memiliki satu arah saja. Gejala polarisasi ini hanya bisa
terjadi pada gelombang transversal. Perhatikan contoh polarisasi berikut ini.
G. Gelombang diam

Gelombang diam diaebut juga gelombang stasioner atau gelombang berdiri, merupakan jenis
gelombang yang terbentuk dari dua gelombang yang memiliki frekuensi dan amplitudo sama
besar tetapi arah rambatnya berlawanan. Gelombang stasioner memiliki bentuk gelombang
tidak bergerak melalui medium namun tetap diam, dan akan terbentuk jika suatu gelombang
berjalan dipantulkan kembali sepanjang lintasan sendiri. Contohnya yaitu pada saat
memainkan gitar, saat senar dipetik maka akan muncul gelombang sepanjang lintasan senar
gitar.

Sumber :Rumah Belajar

Pada gambar gelombang sasioner di atas, dapat partikel yang dilewati gelombang bergerak
naik turu dengan besar amplitude berbeda, bergantung pada posisinya. Gelombang stasioner
terdiri dari simpul (s) dan perut (p). Simpul adalah kedudukan titik ketika amplitudonya
minimum, sedangkan perut kedudukan titik ketika amplitudonya maksimum. Titik – titik
pada kedua gelombang tersebut ada kalanya sefase dan ada juga berlawanan fase. Dimana
jika kedua gelombang sefase akan menghasilkan titik perut dan amplitude sebesar 2A (A=
amplitude gelombang datang), dan saat kedua gelombang berada pada fase berlawanan maka
akan menghasilkan titik simpul dan amplitudo nol.

Gelombang stasiones dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang stasiones ujung tetap
dan gelombang stasioner ujung bebas.

1. Ujung tetap
Gelombang tetap memiliki fase gelombang datang dan gelombang pantul berbeda
besar radiannya. Ujung pemantul tidak dapat bergerak bebas mengikuti arah
gelombang datang.
2. Ujung bebas
Gelombang ujung bebas memiliki fase gelombang datang sama dengan gelombang
pantul, dan ujung pemantul dapat bergerak naik turun mengikuti gelombang datang.

Persamaan umum gelombang stasioner

2n
y 1= A sin ¿¿
T

2n
y 2= A sin ¿¿
T

Untuk gelombang stasioner ujung terikat

y = 2 A sin kx cos ωt

keterangan

y = persamaan gelombang (m)

A = amplitude (m)

ω=2 πf (rad/s) f= frekuensi (Hz)

L = panjang tali (m)

X = jarak titik p dari ujung pantul (m)

Contoh soal

Suatu gelombang stasiones dinyatakan dalam

Ys = 0,2 cos 10 πt sin 20 πt , dengan x dan y dalam meter, t dalam sekon. Tentukan
kedudukan perut ke 2 dan simpul ke 4 dari titik pantul.

Penyelesaian

Diketahui : Ys = 0,2 cos 10 πt sin 20 πt ,

Ditanya: P2 dan S4

Dijawab

- Menentukan panjang gelombang


- Mencari P2

- Mencari S4

Jadi kedudukan perut ke 2 gelombang tersebut 0,1 m dan kedudukan simpul 0,4 m.

H. Gelombang berjalan

Gelombang berjalan adalah gelombang dengan amplitude dan fasenya tetap pada setiap titik
yang dilaluinya. Sifat gelombang berjalan

1. Refraksi /dibiaskan
2. Difraksi / dibelokkan
3. Refleksi/ dibantulkan
4. Disperse/ perubahan sudut
5. Interferensi/ digabungkan
6. Polarisasi

Persamaan gelombang berjalan

Y = ±A sin 2 π ¿)

Y = ±A sin (ωt ± kx ¿

keterangan

y = simpangan (m)

A = Amplitudo (m)
ω=frekuensi sufut

k = bilangan gelombang

x = jarak titik ke sumber (m)

t = waktu

I. Aplikasi konsep perambatan gelombang pada tali ujung terikat


Contoh gelombang stasioner ujung bebas adalah superposisi gelombang pada
sutas tali dimana salah satu ujungnya di kaitkan dengan sebuah cincin yangdapat
bergerak bebas. Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul tidak mengalami
pembalikan fase

Gambar Rambatan gelombang pada tali ujung bebas

Jika ujung lain tali tersebut kita getarkan terus menerus, maka gambar di atas akan
terjadi pola superposisi gelombang seperti gambar berikut:
Jadi, sebuah gelombang tegak yang terjadi di dalam sebuah tali, maka akan
terdapat titik simpul di ujung tetap, dan titik perut di ujung bebas. Hasil
superposisi gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas adalah : y
= y1 + y2

Posisi perut pertama adalah nol, sehingga x p1 = 0 meter


Posisi perut kedua adalah 2/4 (setengah) gelombang dari ujung bebas, sehingga x
P2 = (2/4)(0,04) meter
Posisi perut ketiga adalah 4/4 (satu) gelombang dari ujung bebas, sehingga x P3 =
(4/4)(0,04) meter dan seterusnya.

J. Aplikasi konsep perambatan gelombang pada tali ujung bebas


Contoh gelombang stasioner ujung tetap adalah superposisi gelombang padaseutas
tali dimana salah satu ujungnya di ikatkan pada tiang sehingga tidak dapat
bergerak bebas. Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul mengalami
pembalikan fase sebesar ½ . Perhatikan gambar berikut ini!
Rumus letak simpul dan perut untuk gelombang stasioner pada ujung tetap Letak
simpul

“letak simpul dari ujung tetap merupakan kelipatan genap dari seperempat
panjang gelombang”.

Letak perut

“letak perut dari ujung tetap merupakan kelipatan ganjil dari seperempat panjang
gelombang”.

Pada gambar tersebut menunjukkan rambatan pada gelombang tali yang salah satu
ujungnay diikatkan pada tiang sehingga tidak dapat bergerak bebas.Pola superposisi
gelombang datang dan gelombang pantul tampak seperti animasi berikut ini:

Anda mungkin juga menyukai